Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

KULTUR PASIR

Disusun Oleh:
Tesa Aghnes Maudiny (4401412005)
Alif Tini Ginty

(4401412018)

Putri Mei Wahyuni

(4401412034)

Ros Setiani

(4401412040)

Futikhatul Fitriana

(4401412043)

Ahmad Sufi Awaludin (4450408028)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014

KULTUR PASIR
A. Tujuan
1. Untuk membuat larutan nutrisi dengan dasar prescription Hoagland
2. Untuk mengamati gejala defisiensi pada tumbuhan jagung karena
kekurangan nutrisi tertentu
B. Dasar Teori
Tanaman memerlukan unsur

hara

untuk

hidup,

tumbuh,

dan

menyelesaikan siklus hidupnya. Kekurangan salah satu dari unsur hara itu akan
menyebabkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dimana
gejala kekurangan unsur hara tersebut dapat dilihat secara visual pada bagianbagian

tanaman

seperti

daun, batang,

bunga, dan buah.

Para ahli

mengelompokkan hara tumbuhan berdasarkan esensinya sebagai berikut:


1. Hara esensial
Yaitu kelompok hara yang kehadirannya merupakan keharusan, jika tidak
maka tumbuhan akan menunjukkan gejala defisiensi yang spesifik. Hara esensial
dibagi menjadi 2 yaitu: a) hara makro: adalah hara yang dibutuhkan tumbuhan
dalam jumlah yang banyak ( C,H,O,N,S,P,K,Ca,Mg,Rb dan b) hara mikro:
adalah hara yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah yang sedikit (Fe, Mo, B,
Cu, Zn,Mn,dan Cl).
2. Hara Benefisial
Yaitu kelompok hara yang kehadirannya bukan merupakan keharusan,
diperlukan tumbuhan hanya untuk memperbaiki kualitas pertumbuhan, yaitu Co,
Na, Se, Al, Ga dan Va.
Jika ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan
tanaman, maka tanaman akan terganggu metabolismenya yang secara visual
dapat terlihat dari penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya. Gejala
kekurangan unsur hara ini dapat berupa pertumbuhan akar, batang atau daun
yang terhambat (kerdil) dan klorosis pada berbagai organ tumbuhan.
Gejala yang ditampakkan tanaman karena kekurangan suatu unsur hara
dapat menjadi petunjuk kasar dari fungsi unsur hara yang bersangkutan.
Pengetahuan tentang gejala kekurangan masing-masing unsur hara dapat
digunakan oleh petani dalam menentukan jenis pupuk yang harus digunakan dan
merupakan peringatan bagi petani untuk segera melakukan pemupukan agar
tanaman dapat tumbuh normal kembali.

Gejala kekurangan suatu unsur hara yang ditampakkan tanaman tidak


selalu sama. Gejala tersebut dapat berbeda, tergantung spesies tanaman, tingkat
keseriusan masalah, dan fase pertumbuhan tanaman. Di samping itu, tanaman
dapat mengalami kekurangan dua unsur hara atau lebih pada saat yang
bersamaan, sehingga gejala yang ditampakkan oleh tanaman menjadi lebih
kompleks.
Pada dasarnya gejala kekurangan unsur hara tergantung pada dua hal
utama, yakni: [1] fungsi dari unsur hara tersebut dan [2] kemudahan unsur hara
tersebut untuk ditranslokasikan dari daun tua ke daun muda. Kemudahan suatu
unsur hara untuk ditranslokasikan tergantung pada solubilitas (kelarutan) dari
bentuk kimia dari unsur tersebut di dalam jaringan tanaman dan kemudahannya
untuk dapat masuk ke dalam pembuluh floem.
Fungsi unsur hara dan gejala umum kekurangan unsur hara adalah sebegai
berikut:
1. Nitrogen (N)
Nitrogen dibutuhkan untuk menyusun 1-4 % bahan kering (bagian keras)
tanaman, seperti batang, kulit, dan biji. Nitrogen diambil dari tanah dalam
bentuk nitrat (NO3-) atau amonium (NH4+), atau kombinasi dengan senyawa
metabolisme karbohidrat di dalam tanaman dalam bentuk asam amino dan
protein. Diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif
tanaman, seperti daun, batang dan akar, berperan penting dalam hal
pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses fotosintesis,
membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik, meningkatkan
mutu tanaman penghasil daun-daunan, meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme di dalam tanah.
Nitirogen merupakan unsur mobil didalam tanaman, oleh karena itu gejala
kekurangannya akan dimulai pada daun-daun yang lebih tua. Gejalanya berupa
menguningnya daun. Kadang-kadang disertai dengan berubahnya warna daun
menjadi kemerahan sebagai akibat terbentuknya anthocyanin. Selain itu,
kekurangan nitrogen pada tanaman menunjukkan gejala sebagai berikut:

Kondisi tanaman buruk dan menjadi sangat kerdil

Daun tanaman kecil, berwarna pucat, dan berwarna hijau


kekuningan

Daun pada bagian paling bawah seperti terbakar dan mati sebelum
masanya, sementara daun pada tajuk atas tanaman masih hijau

Produksi tanaman rendah

2. Fosfor (P)
Fosfor dibutuhkan untuk menyusun 0,1- 0,4 % bahan kering tanaman.
Unsur ini sangat penting di dalam proses fotosintesis dan fisiologi kimiawi
tanaman. Fosfor juga dibutuhkan di dalam pembelahan sel, pengembangan
jaringan dan titik tumbuh tanaman, serta memiliki peranan penting di dalam
proses transfer energi, merangsang pertumbuhan akar (khususnya akar
benih/tanaman muda), mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman
muda menjadi tanaman dewasa dan menaikkan prosentase bunga menjadi
buah/biji, membantu

asimilasi

dan pernafasan sekaligus

mempercepat

pembungaan dan pemasakan buah, sebagai bahan mentah untuk pembentukan


sejumlah protein tertentu.
Kekurangan fosfor akan memicu rontoknya daun. Sebelumnya daun
menunjukkan gejala muculnya warna kemerahan atau keunguan sebagai akibat
pembentukan anthocyanin. Kekurangan nitrogen pada tanaman menunjukkan
gejala sebagai berikut:

Pertumbuhan kerdil

Daun berwarna hijau pucat, ungu, atau merah tua, terutama di ujung
dan tepi daun

Beberapa daun berwarna hijau tua kebiruan, terutama bila tanaman


tidak memiliki kandungan nitrogen sama sekali

Tanaman selalu terlihat hijau dan terhambat untuk tua, kadangkadang meninggi dan kurus

Buah tidak terbentuk atau tidak tumbuh normal

Proses pembuahan terhambat dan produksi tanaman rendah

3. Kalium (K)

Kalium dibutuhkan untuk menyusun 1 - 4 % bahan kering tanaman.


Proses ini terjadi di dalam larutan sel. Kalium memiliki banyak fungsi,
diantaranya mengaktifkan 60 enzim tanaman dan berperan penting dalam
sintesis karbohidrat dan protein. Kalium juga meningkatkan kadar air pada
tanaman, sehingga meningkatkan ketahanan dan kemampuan tanaman terhadap
stres dan kekeringan, cuaca dingin, dan tingginya salinitas (kadar garam),
membantu pembentukan protein dan karbohidrat, berperan memperkuat tubuh
tanaman, mengeraskan jerami dan bagian kayu tanaman, agar daun, bunga dan
buah tidak mudah gugur, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap
kekeringan dan penyakit, meningkatkan mutu dari biji/buah.
Tanaman yang kekurangan kalium akan rentan terhadap penyakit, selain
itu menyebabkan daun menjadi kecil, rebah, memutih, kekuningan, atau
kemerahan yang biasanya bermula dari munculnya bercak-bercak kuning pada
daun, diikuti dengan mati/mengeringnya ujung dan pinggiran daun ( kejadian
ini dimulai dari bagian tanaman yang lebih tua), buah kecil dan terdapat bercak
luka.
4. Kalsium (Ca)
Kandungan kalsium dalam bahan kering tanaman sebanyak 0,5-3%.
Kekurangan kalsium pada tanaman jarang terjadi karena tersedia cukup dalam
tanah. Pemberian kalsium lebih dimaksudkan untuk mengatur keasaman tanah,
daripada meningkatkan tersedianya kalsium sebagai unsur hara bagi tanaman.
Unsur ini penting untuk merangsang pertumbuhan akar dan sebagai
penyusun dinding sel, merangsang pembentukan bulu-bulu akar, berperan dalam
pembuatan protein atau bagian yang aktif dari tanaman, memperkeras batang
tanaman dan sekaligus merangsang pembentukan biji, menetralisir asam-asam
organik yang dihasilkan pada saat metabolisme, kalsium yang terdapat dalam
batang dan daun dapat menetralisirkan senyawa atau suasana keasaman tanah
Kekurangan kalsium menyebabkan terjadinya kerusakan sel-sel apikal
pada tunas dan daun. Hal ini menyebabkan tunas dan daun mati. Keadaan ini
sering diawali dengan matinya (mengeringnya) pinggiran daun muda. Selain
itu gejala yang dapat diamati karena kekurangan kalsium adalah daun pada
bagian bawah tajuk berwarna hijau pucat, daun muda berwarna kekuningan,

menghitam, dan mati, kemudian tanaman terlihat layu, perakaran tumbuh tidak
beraturan dan tidak normal.
5. Magnesium (Mg)
Magnesium adalah bagian dari klorofil tanaman dan merupakan salah
satu bagian enzim yang disebut Organic pyrophosphatse dan Carboxy peptisida
sehingga berperan dalam reaksi enzim, untuk proses transfer energi pada
tanaman.
Unsur ini terdaat lebih dari 15-20% di dalam klorofil. Kekurangan
magnesium pada tanaman menunjukkan gejala sebagai berikut .

Daun berwarna hijau atau kuning pucat

Terjadi klorosis atau warna kekuningan di antara jaringan daun,


kemudian menbal (terkonsentrasi) dengan jelas, akhirnya terjadi
nekrosis atau matinya jaringan tanaman

Terhambatnya pertumbuhan tanaman, karena terhambatnya proses


fotosintesis. Hal ini terjadi karena fungsi magnesium yang penting di
dalam klorofil.

Muculnya bercak-bercak berwarna kuning pada daun dimulai pada


daun-daun yang lebih tua kemudian diikuti pada daun-daun lebih
muda

6. Sulfur (S)
Sulfur, seperti fosfor dan magnesium, sangat berperan dalam
petumbuhan tanaman. Merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis
protein dalam bentuk cystein, methionin serta thiamine. Sulfur penting untuk
menyusun protein dan membentuk klorofil. Selain itu juga berperan di dalam
pembentukan bintil-bintil akar, membantu pertumbuhan anakan produktif, dan
membantu pembentukan butir hijau daun.
Kekurangan belerang ditandai dengan menguningnya daun. Diawali
dengan daun-daun muda terlebih dahulu. Kada-kadang disertai juga dengan
memerahnya daun. Selain itu kekurangan sulfur pada tanaman menujukkan
gejala sebagai berikut.

Pertumbuhan tanaman kerdil dan kurus meninggi

Menunjukkan gejala kekurangan nitrogen, tetapi seluruh bagian


tanaman berwarna kuning

Daun menguning, termasuk daun yang baru muncul

Terlambat dalam proses pematangan

7. Besi (Fe)
Zat besi penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak , protein, dan
klorofil yang terdapat dalam enzim Catalase, Peroksidase, Prinodic hidroginase
dan Cytohrom oxidase.
Kekurangan besi ditunjukkan oleh menguningnya daun yang dimulai
dari ujung daun. Daun menjadi sangat mudah patah dan transparan sebelum
terlepas. Hygrophylla sp, dan tanaman air lain dengan pertumbuhan cepat, pada
kondisi kekuerangan Fe, akan menunjukkan gejala ini terlebih dahulu
dibandingkan tanaman lain.
8. Mangan (Mn)
Mangan diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan
vitamin terutama vitamin C, berperan penting dalam mempertahankan kondisi
hijau daun pada daun yang tua, sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator
macam-macam enzim, sebagai komponen penting untuk lancarnya proses
asimilasi
Kekurangan mangan ditandai dengan menguningnya bagian daun
diantara tulang-tulang daun. Sedangkan tulang daun itu sendiri tetap berwarna
hijau. Bagian yang menguning tersebut akan mati dan meninggalkan lubanglubang berbentuk memanjang. Kekurangan Mn sering terjadi sebagai akibat
pemupukan Fe berlebihan sehingga menyebabkan Mn menjadi tidak tersedia.
9. Tembaga (Cu)
Tembaga diperlukan dalam pembentukan enzim seperti: Ascorbic acid
oxydase, Lacosa, Butirid Coenzim A. dehidrosenam dan berperan penting dalam
pembentukan khlorofil. Kekurangan tembaga ditandai dengan nekrosis pada
ujung daun, layu dan tampak lebih gelap.

10. Seng (Zn)


Seng dalam jumlah yang sangat sedikit dapat berperan dalam mendorong
perkembangan pertumbuhan. Diperkirakan persenyawaan Zn berfungsi dalam
pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting bagi keseimbangan fisiologis,
Selain itu juga berpean dalam pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji/buah.
Kekurangan seng ditandai dengan menguningnya bagian daun diantara
tulang-tulang daun, pada pinggiran dan pada ujung daun tua.
11. Molibdenum (Mo)
Peran molibdenum pada proses pengikatan nitrogen oleh mikroba pada
leguminosa adalah sebagai katalisator dalam mereduksi N. Kekurangan Mo
ditandai dengan bintik-bintik kuning diantara tulang daur pada daun lebih tua
terlebih dahulu. Diikuiti dengan terbentuknya warna coklat pada pinggiran daun.
12. Boron (Bo)
Boron bertugas dalam transportasi karbohidrat pada tubuh tanaman,
meningkatkan mutu tanaman sayuran dan buah-buahan, berperan dalam
pembentukan/pembiakan sel terutama dalam titik tumbuh pucuk, juga berperan
dalam pembentukan tepung sari, bunga dan akar.
Boron berhubungan erat dengan metabolisme Kalium (K) dan Kalsium
(Ca). Unsur hara Bo dapat memperbanyak cabang-cabang nodule untuk
memberikan banyak bakteri dan mencegah bakteri parasit. Kekurangan Bo
ditandai dengan titik tumbuh mati. Tanaman selanjutnya akan membentuk tunas
samping, yang kemudian akan mati pula dengan cepat.
13. Khlor (Cl)
Khlor berfungsi memperbaiki dan meninggikan hasil kering dari tanaman
seperti: tembakau, kapas, kentang dan tanaman sayuran. Kekurangan Cl
menyebabkan tanaman menjadi layu, akar menjadi putih, dan pembentukan buah
berkurang

C. Alat dan Bahan


Alat
Gelas ukur
Gelas plastik
Pot plastik
Plastik bening
Penggaris
Alat tulis
Bahan
Benih jagung
Pasir
Air
Larutan hara:

Ca(NO3)2,

KNO3,

MgSO4,

KH2PO4,

FeEDTA,

Micronutrient, NaNO3, MgCl2, Na2SO4, NaH2PO4, CaCl2, dan KCl


D. Cara Kerja
1. Menyiapkan pot sejumlah sembilan buah.
2. Pada masing-masing pot diberi pasir steril sampai berjarak kurang lebih 3
3.
4.

cm dari batas atas pot.


Pada masing-masing pot disiram dengan air sampai pasir memadat.
Sebanyak 6 biji jagung yang sudah direndam selama 24 jam ditanam pada

5.

masing-masing pot.
Setiap tanaman diletakkan pada tempat yang terkena matahari dan disiaram

6.

dengan air isi ulang setiap hari.


Pada satu hari sebelum minggu kedua, dipilih tiga tanaman terbaik yang
tumbuh pada masing-masing pot. Tanaman terbaik ini yang akan digunakan

7.

pada pengamatan selanjutnya.


Tanaman yang sudah dipilih diukur panjang daunnya, lebar daun, tinggi

8.

tanaman, lebar batang, dan jumlah daunnya.


Pada minggu kedua setiap pot disiram dengan larutan nutrisi sesuai dengan

kekurangan unsur hara yang tertera di pot.


9. Pengukuran dan penyiraman dilakukan sampai minggu ketujuh.
10. Grafik pertumbuhan digambar sesuai dengan parameter yang telah
ditentukan
E. Data Pengamatan
Tabel 1. Data pengamatan terhadap setiap parameter
Parameter

Perlakuan

Tinggi Tanaman

Complete

Waktu (Minggu Ke-)


1

7,9

16,85

34,2

53,12

58,72

60,1

61,37

Jumlah Daun

Panjang Daun

Min Ca

8,22

18,31

31,25

45,5

48,7

50,11

52,31

Min S

9,36

20,3

31,12

49,7

54,5

56,5

58,12

Min Mg

8,95

20,12

33,31

50,12

54,5

57,25

59,48

Min K

8,9

20,7

32,9

50,78

52,15

53,72

58,5

Min N

10,9

16,5

22,7

30,1

32,53

35,12

36,7

Min P

6,02

16,7

29

45,18

47,21

48,5

49,6

Min Fe

8,32

19,25

32,1

46,5

51,3

54,25

55,71

Min Mikro

7,56

19,7

31,5

48,71

53,9

56,75

57,72

Complete

Min Ca

Min S

Min Mg

Min K

Min N

Min P

Min Fe

Min Mikro

Complete

6,07

12,35

25,18

38,1

44,2

46,3

47,83

Min Ca

6,65

10,71

18,2

29,75

34,3

36,1

37,23

Min S

7,48

12,2

21,35

33,7

37,7

41,1

42,21

Min Mg

6,92

13,25

25,1

37,7

42,1

44,3

45,52

Min K

6,72

13,1

23,30

34,12

38,9

40,9

43,23

Min N

9,2

12,3

16,55

21,62

23,11

25,4

26,65

Min P

3,85

10,7

18,47

29,05

32,7

34,5

35,7

Min Fe

6,62

12,5

19,27

29,3

34,8

37,12

39,35

Lebar Daun

Min Mikro

5,08

11,6

20,1

30,25

35,9

38,11

40,12

Complete

1,18

1,95

2,6

3,2

4,1

4,7

5,2

Min Ca

1,48

1,5

1,7

2,4

2,7

3,1

Min S

1,25

1,7

2,3

2,7

3,5

4,3

Min Mg

1,4

1,7

2,2

2,6

3,1

3,45

4,2

Min K

1,2

1,7

2,2

2,8

3,1

3,3

3,6

Min N

1,3

1,41

1,5

1,65

1,73

1,82

1,9

Min P

1,42

1,48

1,51

1,60

1,91

2,32

2,4

Min Fe

1,42

1,5

1,71

1,9

2,5

3,1

3,5

Min Mikro

1,55

1,7

2,4

3,55

3,9

tumbuhan
tinggi

subur

Tabel 2. Data ciri morfologi untuk akibat setiap perlakuan dari minggu ke1-7
C
I
R
I
M
O
R
F
O
L
O
G
I

Complete

hijau
sehat

hijau sehat

daun lebar

daun
hijau

daun
rimbun

Min Ca

hijau
muda

hijau
muda

kerdil

klorosis
daun
muda

klorosis

titik tumbuh
mati

kerdil

Min S

hijau

daun
sempit

daun
sempit

klorosis

klorosis

klorosis

klorosis

Min Mg

klorosis

klorosis

daun
nekrotik

muncul
bintik

bintik
nekrotik

klorosis

bintik
nekrotik

Min K

daun
hijau

keriting

daun
keriting

klorosis

tidak tahan
hama

daun
keriting

daun
keriting

Min N

daun
kekuning
an

batang
kurus

kerdil

kerdil

daun
kekuninga
n

tepi merah

rontok

Min P

kerdil

daun

daun

kerdil

muncul

ada

kerdil

kuning

kuning

Min Fe

klorosis

klorosis

klorosis

timbul
antosia
nin

Min
Mikro

daun
gelap

daun gelap

klorosis

klorosis

antosianin

antosianin

timbul
antosianin

bercak
merah

daun kuning

daun tebal

daun gelap

klorosis

Tabel 3. Data observasi akhir berupa rata-rata akibat setiap perlakuan dalam 7 minggu
Panjang Lebar
Berat
Tinggi
Jumlah
Jumlah
Perlakuan
Daun
Daun
Tanaman
Tanaman(cm) Daun
Akar
(cm)
(cm)
(gram)
Complete
41,79
7
15
31,43
3,28
314
Min Ca
36,34
6
18,75
24,71
2,12
138,3
Min S
39,94
6
18,75
27,96
2,7
173
Min Mg
40,53
6
15,75
30,7
2,7
207
Min K
39,66
5
12,25
28,61
2,56
205
Min N
26,36
5
12
19,26
1,62
20,7
Min P
34,6
5
15
23,57
1,81
38,8
Min Fe
38,2
5
21
25,56
2,23
209,7
Min Mikro
39,41
6
13,6
25,88
2,59
249,4
Grafik Hubungan Antara Perlakuan Dengan Rata-Rata Parameter

F. Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk mengamati gejala defisiensi nutrisi pada
tanaman jagung yang dilakukan dengan menggunakan 9 macam perlakuan yaitu

Diameter
Batang
(cm)
2
1,7
1,3
1,3
1,5
0,8
1
1,3
1,8

dengan pemberian nutrisi yang memiliki komposisi berbeda untuk masing-masing


perlakuan. Perlakuan yang diberikan antara lain dengan memberi nutrisi yang
memiliki komposisi nutrisi lengkap, minus Ca, minus S, minus Mg, minus K,
minus N, minus P, minus Fe, minus mikro.
Awalnya media pasir yang digunakan harus disterilkan atau dibersihkan dari
unsur hara tertentu yang mungkin ada pada pasir dengan cara membilasnya
berulang kali menggunakan air keran sampai warna air hasil cucian bening. Setelah
bersih, jagung yang telah direndam segera ditanam untuk menghindari kebusukan.
Penyiraman dilakukan dengan intensitas penyiraman tidak menentu disesuaikan
dengan kondisi pasir setiap hari. Jika kondisi pasir mengering maka dilakukan
penyiraman dan jika masih basah maka tidak. Air yang digunakan untuk
penyiraman sampai minggu ketujuh adalah air galon aqua. Alasan digunakan air
galon aqua bukan air keran atau yang lain karena pada air galon sudah steril
sehingga akibat perlakuan yang diberikan terhadap setiap pot dapat teramati.
Penyiraman dengan komposisi unsur hara/nutrisi yang berbeda untuk setiap
pot baru dilakukan pada minggu ke 2 setelah penanaman. Kemudian mengukur
panjang batang tumbuhan, diameter batang, panjang daun, lebar daun, jumlah daun
dan mengamati ciri-ciri morfologi untuk masing-masing tanaman jagung yang
diberi perlakuan. Penyiraman larutan unsur hara, pengamatan, dan pengukuran ini
dilakukan setiap 1 minggu sekali selama 7 minggu.
Pada penyiraman pertama diperoleh data untuk masing-masing tanaman
dengan komposisi nutrisi lengkap, minus Ca, minus S, minus Mg, minus K, minus
N, minus P, minus Fe, minus mikro secara berturut-turut yaitu untuk tinggi batang
dalam cm secara berurutan adalah 7,9; 9,36; 8,95; 8,9; 10,9; 6,02; 8,32; 7,56. Untuk
jumlah daun tiap tanamannya secara berurutan adalah 3, 3, 3, 3, 3, 3, 3, 3, 3. Untuk
panjang daun dalam cm secara berurutan adalah 6,07; 6,65; 7,48; 6,92; 6,72; 9,2;
3,85; 6,62; 5,08. Sedangkan untuk lebar daun dalam cm secara berurutan adalah
1,18; 1,48; 1,25; 1,4; 1,2; 1,3; 1,42; 1,42; 1,55. Berdasarkan data tersebut
pertumbuhan untuk masing-masing tanaman relative belum terdapat perbedaan
yang signifikan.
Pada minggu kedua setelah penyiraman ini sudah mulai tampak perbedaan
secara fisik atau ciri morfologi dan telah menunjukkan sedikit gejala defisiensi pada

tanaman yang disiram dengan komposisi nutrisi minus Ca, minus S, minus Mg,
minus K, minus N, minus P, minus Fe, minus mikro sedangkan untuk tanaman yang
disiram dengan nutrisi dengan komposisi yang komplit tumbuh dengan subur,
paling tinggi dan daunnya hijau. Untuk ciri morfologi tanaman secara rinci adalah
sebagai berikut: untuk tanaman dengan komposisi minus Ca ciri morfologinya yaitu
daun berwarna hijau muda, klorosis pada tepi daun muda, mulai terlihat antosianin
pada pangkal batang. Untuk tanaman dengan komposisi minus S ciri morfologinya
yaitu daun sempit. Untuk tanaman dengan komposisi minus Mg ciri morfologinya
yaitu klorosis pada ujung daun dan tepi daun, kemudian untuk tanaman dengan
komposisi minus K ciri morfologinya yaitu daun mulai mengkriting. Untuk
tanaman dengan komposisi minus N ciri morfologinya yaitu batang kurus, tidak
menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, lebih kecil dibanding yang lain.
Tanaman dengan komposisi minus P ciri morfologinya yaitu daun berwarna kuning.
Untuk tanaman dengan komposisi minus Fe ciri morfologinya yaitu klorosis pada
tepi ujung daun tua, untuk tanaman dengan komposisi minus mikro ciri
morfologinya yaitu daun berwarna gelap.
Pada minggu terakhir diperoleh hasil untuk masing-masing tanaman dengan
komposisi nutrisi lengkap, minus Ca, minus S, minus Mg, minus K, minus N,
minus P, minus Fe, minus mikro secara berturut-turut yaitu untuk tinggi batang
dalam cm secara berurutan adalah 41,79; 36,34; 39,94; 40,53; 39,66; 26,36; 34,6;
38,2; 39,41. Dan untuk jumlah daun tiap tanamannya secara berurutan adalah 7, 6,
6, 6, 5, 5, 5, 5, 6. Untuk jumlah akar secara berurutan adalah 15; 18,75; 18,75;
15,75; 12,25; 12; 15; 21; 13,6. Panjang daun dalam cm secara berurutan adalah
31,43; 24,71; 27,96; 30,7; 28,61; 19,26; 23,57; 25,56; 25,88. Untuk lebar daun
dalam cm secara berurutan adalah 3,28; 2,12; 2,7; 2,7; 2,56; 1,62; 1,81; 2,23; 2,59.
Untuk berat tanaman dalam gram secara berurutan adalah 314; 138,3; 173; 207;
205; 20,7; 38,8; 209,7; 249,4. Kemudian untuk diameter batang dalam cm secara
berurutan adalah 2; 1,7; 1,3; 1,3; 1,5; 0,8; 1; 1,3; 1,8.
Ciri morfologinya untuk tanaman komplit pada minggu terakhir adalah
tumbuh sehat, daun hijau segar, panjang dan lebar dan batangnya paling tinggi hal
ini terjadi karena pada tanaman ini semua nutrisi yang dibutuhkan terpenuhi. Untuk
tanaman yang minus Ca memiliki ciri morfologi klorosis dimulai dari tepi daun

daun muda, tumbuhan pendek, hampir mati. Defisiensi unsur Ca yang berfungsi
untuk sintesis pectin pada lamella tengah, terlibat dalam metabolisme sintesis
nukleus dan mitokondria, mendetoksifikasi asam oksalat dengan membentuk
kalsium oksalat dan berperan dalam fungsi katalitik yaitu sebagai aktifator beberapa
enzim. Untuk tanaman minus S memiliki ciri morfologi klorosis pada daun tua dan
batang kecil hal ini terjadi karena defisiensi unsure S yang berperan dalam
membentuk gugus (SH-) yang membentuk bagian aktif dari agen redoks dan
merupakan bagian dari beberapa senyawa aktif sehingga tanaman yang minus unsur
ini mengalami klorosis karena tanaman tidak dapat mensintesis . Untuk tanaman
minus Mg memiliki ciri morfologi klorosis pada tepi daun dan sepanjang tulang
daun. Defisiensi unsure Mg yang berperan dalam menjaga stabilitas partikelpartikel ribosom dan terlibat dalam reaksi enzimatik sehingga tanaman yang minus
unsure Mg akan mengalami klorosis dan timbul bintik nikrotik. Untuk tanaman
dengan minus unsure K memiliki ciri morfologi daun keriting, klorosis sepanjang
tulang daun hal ini terjadi karena unsure K berperan dalam menjaga keseimbangan
ion didalam sel dan berperan penting sebagai katalisator enzim serta mengaktifkan
enzim-enzim bebas sehingga terjadi defisiensi tersebut. Untuk tumbuhan yang
minus N terjadi kerontokan pada daun tua yang sudah kering. Untuk tanaman yang
minus P memiliki ciri morfologi batang kecil hal ini terjadi karena unsure ini
merupakan bagian dari senyawa yang membangun tumbuhan sehingga defisiensi
unsure P akan mengganggu semua metabolisme dan pertumbuhan tanaman. Untuk
tumbuhan dengan penyiraman minus Fe memiliki ciri morfologi klorosis pada tepi
daun muda, hal ini terjadi karena Fe berperan dalam berbagai proses katalitis dan
merupakan bagian dari flavoprotein dan feredoksin sehingga defisiensinya akan
terjadi klorosis pada daun muda. Untuk tanaman dengan penyiraman minus
mikronutrien memiliki ciri daun lebih gelap, hal ini terjadi karena unsure mikro
hanya dibutuhkan sedikit olah tumbuhan sehingga tumbuhan dengan penyiraman
minus mikro tidak memberikan defisiensi yang terlalu mengganggu pertumbuhan
tanaman.
G. Kesimpulan
1. Dari berbagai macam treatment yang telah dilakukan terhadap tanaman jagung
selama 7 minggu didapatkan hasil berupa, berbagai macam penampakan
morfologi yang berbeda beda, yaitu:

a. Complete : Tumbuhan tumbuh subur dengan daun hijau segar, lebar, batang
besar, dan perakaran kokoh
b. Min Ca : Daun muda klorosis, ujungnya membengkok, perakaran tidak
kokoh, daun berarna hijau muda, kerdil, dan titik tumbuh mati.
c. Min S : Daun muda kuning, klorosis, tepi tidak rata dan merah, perakaran
kurang kokoh
d. Min Mg : Klrosis pada tulang daun, muncul warna cerah dari pigmen merah,
jingga, kuning, merah-ungu, dan pada kondisi yang parah muncul bintik
nekrotik.
e. Min K : Muncul bintik nekrotik pada daun dewasa, daun keriting, batang
lebih kecil, resistensi terhadap patogen menurun
f. Min N : Daun sempit, klorosis, berwarna kuning,rontok, tepi daun merah,
batang kurus, berwarna merah, tanaman kerdil, dan perakaran kurang kokoh
g. Min P : Batang dan tulang daun merah akibat terbentuknya antosianin, daun
sempit, tanaman kerdil, gugurnya daun yang lebih tua, dan perakaran yang
kurang kokoh
h. Min Fe : Klorosis spesifik pada daun muda, timbul antosianin yang
membentuk bercak berwarna merah pada daun
i. Min Micro : Daun sempit, tebal, warna daun paling gelap, klorosis pada daun
dan diantara tulang daun, perakaran kurang kokoh.
2. Kurangnya nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan menyebabkan terjadinya
defisiensi yang tampak pada morfologi tanaman, diantaranya yaitu: terjadi
klorosis, terbentuk antosianin pada daun dan batang, kekerdilan, terbentuk
bintik nekrotik, dan daun mengeriting.
H. Daftar Pustaka
Arie, Awake. 2012. Laporan Akhir Nutrisi Tanaman. [ http://www.arie.Blog.com]
diakses pada 10 januari 2013
Anonim. 2010. Fungsi Unsur Hara dalam Proses Pertumbuhan dan
Perkembangan

Tanaman.

[http://www.gerbangpertanian.

Blogtemplates.com] diakses pada 10 januari 2013.


Anonim. 2011. Gejala Umum Kekurangan Unsur Hara. . [ http://www.tanaman
dan unsur hara.Blog.com] diakses pada 10 januari 2013
Kedati, Krispinus Pukan dan Lina Herlina. 2008. Buku Ajar E Learning Fisiologi
tumbuhan. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Semarang.

Min Mg

Min mikro

Komplit

Anda mungkin juga menyukai