KULTUR PASIR
Disusun Oleh:
Tesa Aghnes Maudiny (4401412005)
Alif Tini Ginty
(4401412018)
(4401412034)
Ros Setiani
(4401412040)
Futikhatul Fitriana
(4401412043)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
KULTUR PASIR
A. Tujuan
1. Untuk membuat larutan nutrisi dengan dasar prescription Hoagland
2. Untuk mengamati gejala defisiensi pada tumbuhan jagung karena
kekurangan nutrisi tertentu
B. Dasar Teori
Tanaman memerlukan unsur
hara
untuk
hidup,
tumbuh,
dan
menyelesaikan siklus hidupnya. Kekurangan salah satu dari unsur hara itu akan
menyebabkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dimana
gejala kekurangan unsur hara tersebut dapat dilihat secara visual pada bagianbagian
tanaman
seperti
daun, batang,
Para ahli
Daun pada bagian paling bawah seperti terbakar dan mati sebelum
masanya, sementara daun pada tajuk atas tanaman masih hijau
2. Fosfor (P)
Fosfor dibutuhkan untuk menyusun 0,1- 0,4 % bahan kering tanaman.
Unsur ini sangat penting di dalam proses fotosintesis dan fisiologi kimiawi
tanaman. Fosfor juga dibutuhkan di dalam pembelahan sel, pengembangan
jaringan dan titik tumbuh tanaman, serta memiliki peranan penting di dalam
proses transfer energi, merangsang pertumbuhan akar (khususnya akar
benih/tanaman muda), mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman
muda menjadi tanaman dewasa dan menaikkan prosentase bunga menjadi
buah/biji, membantu
asimilasi
mempercepat
Pertumbuhan kerdil
Daun berwarna hijau pucat, ungu, atau merah tua, terutama di ujung
dan tepi daun
Tanaman selalu terlihat hijau dan terhambat untuk tua, kadangkadang meninggi dan kurus
3. Kalium (K)
menghitam, dan mati, kemudian tanaman terlihat layu, perakaran tumbuh tidak
beraturan dan tidak normal.
5. Magnesium (Mg)
Magnesium adalah bagian dari klorofil tanaman dan merupakan salah
satu bagian enzim yang disebut Organic pyrophosphatse dan Carboxy peptisida
sehingga berperan dalam reaksi enzim, untuk proses transfer energi pada
tanaman.
Unsur ini terdaat lebih dari 15-20% di dalam klorofil. Kekurangan
magnesium pada tanaman menunjukkan gejala sebagai berikut .
6. Sulfur (S)
Sulfur, seperti fosfor dan magnesium, sangat berperan dalam
petumbuhan tanaman. Merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis
protein dalam bentuk cystein, methionin serta thiamine. Sulfur penting untuk
menyusun protein dan membentuk klorofil. Selain itu juga berperan di dalam
pembentukan bintil-bintil akar, membantu pertumbuhan anakan produktif, dan
membantu pembentukan butir hijau daun.
Kekurangan belerang ditandai dengan menguningnya daun. Diawali
dengan daun-daun muda terlebih dahulu. Kada-kadang disertai juga dengan
memerahnya daun. Selain itu kekurangan sulfur pada tanaman menujukkan
gejala sebagai berikut.
7. Besi (Fe)
Zat besi penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak , protein, dan
klorofil yang terdapat dalam enzim Catalase, Peroksidase, Prinodic hidroginase
dan Cytohrom oxidase.
Kekurangan besi ditunjukkan oleh menguningnya daun yang dimulai
dari ujung daun. Daun menjadi sangat mudah patah dan transparan sebelum
terlepas. Hygrophylla sp, dan tanaman air lain dengan pertumbuhan cepat, pada
kondisi kekuerangan Fe, akan menunjukkan gejala ini terlebih dahulu
dibandingkan tanaman lain.
8. Mangan (Mn)
Mangan diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan
vitamin terutama vitamin C, berperan penting dalam mempertahankan kondisi
hijau daun pada daun yang tua, sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator
macam-macam enzim, sebagai komponen penting untuk lancarnya proses
asimilasi
Kekurangan mangan ditandai dengan menguningnya bagian daun
diantara tulang-tulang daun. Sedangkan tulang daun itu sendiri tetap berwarna
hijau. Bagian yang menguning tersebut akan mati dan meninggalkan lubanglubang berbentuk memanjang. Kekurangan Mn sering terjadi sebagai akibat
pemupukan Fe berlebihan sehingga menyebabkan Mn menjadi tidak tersedia.
9. Tembaga (Cu)
Tembaga diperlukan dalam pembentukan enzim seperti: Ascorbic acid
oxydase, Lacosa, Butirid Coenzim A. dehidrosenam dan berperan penting dalam
pembentukan khlorofil. Kekurangan tembaga ditandai dengan nekrosis pada
ujung daun, layu dan tampak lebih gelap.
Ca(NO3)2,
KNO3,
MgSO4,
KH2PO4,
FeEDTA,
5.
masing-masing pot.
Setiap tanaman diletakkan pada tempat yang terkena matahari dan disiaram
6.
7.
8.
Perlakuan
Tinggi Tanaman
Complete
7,9
16,85
34,2
53,12
58,72
60,1
61,37
Jumlah Daun
Panjang Daun
Min Ca
8,22
18,31
31,25
45,5
48,7
50,11
52,31
Min S
9,36
20,3
31,12
49,7
54,5
56,5
58,12
Min Mg
8,95
20,12
33,31
50,12
54,5
57,25
59,48
Min K
8,9
20,7
32,9
50,78
52,15
53,72
58,5
Min N
10,9
16,5
22,7
30,1
32,53
35,12
36,7
Min P
6,02
16,7
29
45,18
47,21
48,5
49,6
Min Fe
8,32
19,25
32,1
46,5
51,3
54,25
55,71
Min Mikro
7,56
19,7
31,5
48,71
53,9
56,75
57,72
Complete
Min Ca
Min S
Min Mg
Min K
Min N
Min P
Min Fe
Min Mikro
Complete
6,07
12,35
25,18
38,1
44,2
46,3
47,83
Min Ca
6,65
10,71
18,2
29,75
34,3
36,1
37,23
Min S
7,48
12,2
21,35
33,7
37,7
41,1
42,21
Min Mg
6,92
13,25
25,1
37,7
42,1
44,3
45,52
Min K
6,72
13,1
23,30
34,12
38,9
40,9
43,23
Min N
9,2
12,3
16,55
21,62
23,11
25,4
26,65
Min P
3,85
10,7
18,47
29,05
32,7
34,5
35,7
Min Fe
6,62
12,5
19,27
29,3
34,8
37,12
39,35
Lebar Daun
Min Mikro
5,08
11,6
20,1
30,25
35,9
38,11
40,12
Complete
1,18
1,95
2,6
3,2
4,1
4,7
5,2
Min Ca
1,48
1,5
1,7
2,4
2,7
3,1
Min S
1,25
1,7
2,3
2,7
3,5
4,3
Min Mg
1,4
1,7
2,2
2,6
3,1
3,45
4,2
Min K
1,2
1,7
2,2
2,8
3,1
3,3
3,6
Min N
1,3
1,41
1,5
1,65
1,73
1,82
1,9
Min P
1,42
1,48
1,51
1,60
1,91
2,32
2,4
Min Fe
1,42
1,5
1,71
1,9
2,5
3,1
3,5
Min Mikro
1,55
1,7
2,4
3,55
3,9
tumbuhan
tinggi
subur
Tabel 2. Data ciri morfologi untuk akibat setiap perlakuan dari minggu ke1-7
C
I
R
I
M
O
R
F
O
L
O
G
I
Complete
hijau
sehat
hijau sehat
daun lebar
daun
hijau
daun
rimbun
Min Ca
hijau
muda
hijau
muda
kerdil
klorosis
daun
muda
klorosis
titik tumbuh
mati
kerdil
Min S
hijau
daun
sempit
daun
sempit
klorosis
klorosis
klorosis
klorosis
Min Mg
klorosis
klorosis
daun
nekrotik
muncul
bintik
bintik
nekrotik
klorosis
bintik
nekrotik
Min K
daun
hijau
keriting
daun
keriting
klorosis
tidak tahan
hama
daun
keriting
daun
keriting
Min N
daun
kekuning
an
batang
kurus
kerdil
kerdil
daun
kekuninga
n
tepi merah
rontok
Min P
kerdil
daun
daun
kerdil
muncul
ada
kerdil
kuning
kuning
Min Fe
klorosis
klorosis
klorosis
timbul
antosia
nin
Min
Mikro
daun
gelap
daun gelap
klorosis
klorosis
antosianin
antosianin
timbul
antosianin
bercak
merah
daun kuning
daun tebal
daun gelap
klorosis
Tabel 3. Data observasi akhir berupa rata-rata akibat setiap perlakuan dalam 7 minggu
Panjang Lebar
Berat
Tinggi
Jumlah
Jumlah
Perlakuan
Daun
Daun
Tanaman
Tanaman(cm) Daun
Akar
(cm)
(cm)
(gram)
Complete
41,79
7
15
31,43
3,28
314
Min Ca
36,34
6
18,75
24,71
2,12
138,3
Min S
39,94
6
18,75
27,96
2,7
173
Min Mg
40,53
6
15,75
30,7
2,7
207
Min K
39,66
5
12,25
28,61
2,56
205
Min N
26,36
5
12
19,26
1,62
20,7
Min P
34,6
5
15
23,57
1,81
38,8
Min Fe
38,2
5
21
25,56
2,23
209,7
Min Mikro
39,41
6
13,6
25,88
2,59
249,4
Grafik Hubungan Antara Perlakuan Dengan Rata-Rata Parameter
F. Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk mengamati gejala defisiensi nutrisi pada
tanaman jagung yang dilakukan dengan menggunakan 9 macam perlakuan yaitu
Diameter
Batang
(cm)
2
1,7
1,3
1,3
1,5
0,8
1
1,3
1,8
tanaman yang disiram dengan komposisi nutrisi minus Ca, minus S, minus Mg,
minus K, minus N, minus P, minus Fe, minus mikro sedangkan untuk tanaman yang
disiram dengan nutrisi dengan komposisi yang komplit tumbuh dengan subur,
paling tinggi dan daunnya hijau. Untuk ciri morfologi tanaman secara rinci adalah
sebagai berikut: untuk tanaman dengan komposisi minus Ca ciri morfologinya yaitu
daun berwarna hijau muda, klorosis pada tepi daun muda, mulai terlihat antosianin
pada pangkal batang. Untuk tanaman dengan komposisi minus S ciri morfologinya
yaitu daun sempit. Untuk tanaman dengan komposisi minus Mg ciri morfologinya
yaitu klorosis pada ujung daun dan tepi daun, kemudian untuk tanaman dengan
komposisi minus K ciri morfologinya yaitu daun mulai mengkriting. Untuk
tanaman dengan komposisi minus N ciri morfologinya yaitu batang kurus, tidak
menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, lebih kecil dibanding yang lain.
Tanaman dengan komposisi minus P ciri morfologinya yaitu daun berwarna kuning.
Untuk tanaman dengan komposisi minus Fe ciri morfologinya yaitu klorosis pada
tepi ujung daun tua, untuk tanaman dengan komposisi minus mikro ciri
morfologinya yaitu daun berwarna gelap.
Pada minggu terakhir diperoleh hasil untuk masing-masing tanaman dengan
komposisi nutrisi lengkap, minus Ca, minus S, minus Mg, minus K, minus N,
minus P, minus Fe, minus mikro secara berturut-turut yaitu untuk tinggi batang
dalam cm secara berurutan adalah 41,79; 36,34; 39,94; 40,53; 39,66; 26,36; 34,6;
38,2; 39,41. Dan untuk jumlah daun tiap tanamannya secara berurutan adalah 7, 6,
6, 6, 5, 5, 5, 5, 6. Untuk jumlah akar secara berurutan adalah 15; 18,75; 18,75;
15,75; 12,25; 12; 15; 21; 13,6. Panjang daun dalam cm secara berurutan adalah
31,43; 24,71; 27,96; 30,7; 28,61; 19,26; 23,57; 25,56; 25,88. Untuk lebar daun
dalam cm secara berurutan adalah 3,28; 2,12; 2,7; 2,7; 2,56; 1,62; 1,81; 2,23; 2,59.
Untuk berat tanaman dalam gram secara berurutan adalah 314; 138,3; 173; 207;
205; 20,7; 38,8; 209,7; 249,4. Kemudian untuk diameter batang dalam cm secara
berurutan adalah 2; 1,7; 1,3; 1,3; 1,5; 0,8; 1; 1,3; 1,8.
Ciri morfologinya untuk tanaman komplit pada minggu terakhir adalah
tumbuh sehat, daun hijau segar, panjang dan lebar dan batangnya paling tinggi hal
ini terjadi karena pada tanaman ini semua nutrisi yang dibutuhkan terpenuhi. Untuk
tanaman yang minus Ca memiliki ciri morfologi klorosis dimulai dari tepi daun
daun muda, tumbuhan pendek, hampir mati. Defisiensi unsur Ca yang berfungsi
untuk sintesis pectin pada lamella tengah, terlibat dalam metabolisme sintesis
nukleus dan mitokondria, mendetoksifikasi asam oksalat dengan membentuk
kalsium oksalat dan berperan dalam fungsi katalitik yaitu sebagai aktifator beberapa
enzim. Untuk tanaman minus S memiliki ciri morfologi klorosis pada daun tua dan
batang kecil hal ini terjadi karena defisiensi unsure S yang berperan dalam
membentuk gugus (SH-) yang membentuk bagian aktif dari agen redoks dan
merupakan bagian dari beberapa senyawa aktif sehingga tanaman yang minus unsur
ini mengalami klorosis karena tanaman tidak dapat mensintesis . Untuk tanaman
minus Mg memiliki ciri morfologi klorosis pada tepi daun dan sepanjang tulang
daun. Defisiensi unsure Mg yang berperan dalam menjaga stabilitas partikelpartikel ribosom dan terlibat dalam reaksi enzimatik sehingga tanaman yang minus
unsure Mg akan mengalami klorosis dan timbul bintik nikrotik. Untuk tanaman
dengan minus unsure K memiliki ciri morfologi daun keriting, klorosis sepanjang
tulang daun hal ini terjadi karena unsure K berperan dalam menjaga keseimbangan
ion didalam sel dan berperan penting sebagai katalisator enzim serta mengaktifkan
enzim-enzim bebas sehingga terjadi defisiensi tersebut. Untuk tumbuhan yang
minus N terjadi kerontokan pada daun tua yang sudah kering. Untuk tanaman yang
minus P memiliki ciri morfologi batang kecil hal ini terjadi karena unsure ini
merupakan bagian dari senyawa yang membangun tumbuhan sehingga defisiensi
unsure P akan mengganggu semua metabolisme dan pertumbuhan tanaman. Untuk
tumbuhan dengan penyiraman minus Fe memiliki ciri morfologi klorosis pada tepi
daun muda, hal ini terjadi karena Fe berperan dalam berbagai proses katalitis dan
merupakan bagian dari flavoprotein dan feredoksin sehingga defisiensinya akan
terjadi klorosis pada daun muda. Untuk tanaman dengan penyiraman minus
mikronutrien memiliki ciri daun lebih gelap, hal ini terjadi karena unsure mikro
hanya dibutuhkan sedikit olah tumbuhan sehingga tumbuhan dengan penyiraman
minus mikro tidak memberikan defisiensi yang terlalu mengganggu pertumbuhan
tanaman.
G. Kesimpulan
1. Dari berbagai macam treatment yang telah dilakukan terhadap tanaman jagung
selama 7 minggu didapatkan hasil berupa, berbagai macam penampakan
morfologi yang berbeda beda, yaitu:
a. Complete : Tumbuhan tumbuh subur dengan daun hijau segar, lebar, batang
besar, dan perakaran kokoh
b. Min Ca : Daun muda klorosis, ujungnya membengkok, perakaran tidak
kokoh, daun berarna hijau muda, kerdil, dan titik tumbuh mati.
c. Min S : Daun muda kuning, klorosis, tepi tidak rata dan merah, perakaran
kurang kokoh
d. Min Mg : Klrosis pada tulang daun, muncul warna cerah dari pigmen merah,
jingga, kuning, merah-ungu, dan pada kondisi yang parah muncul bintik
nekrotik.
e. Min K : Muncul bintik nekrotik pada daun dewasa, daun keriting, batang
lebih kecil, resistensi terhadap patogen menurun
f. Min N : Daun sempit, klorosis, berwarna kuning,rontok, tepi daun merah,
batang kurus, berwarna merah, tanaman kerdil, dan perakaran kurang kokoh
g. Min P : Batang dan tulang daun merah akibat terbentuknya antosianin, daun
sempit, tanaman kerdil, gugurnya daun yang lebih tua, dan perakaran yang
kurang kokoh
h. Min Fe : Klorosis spesifik pada daun muda, timbul antosianin yang
membentuk bercak berwarna merah pada daun
i. Min Micro : Daun sempit, tebal, warna daun paling gelap, klorosis pada daun
dan diantara tulang daun, perakaran kurang kokoh.
2. Kurangnya nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan menyebabkan terjadinya
defisiensi yang tampak pada morfologi tanaman, diantaranya yaitu: terjadi
klorosis, terbentuk antosianin pada daun dan batang, kekerdilan, terbentuk
bintik nekrotik, dan daun mengeriting.
H. Daftar Pustaka
Arie, Awake. 2012. Laporan Akhir Nutrisi Tanaman. [ http://www.arie.Blog.com]
diakses pada 10 januari 2013
Anonim. 2010. Fungsi Unsur Hara dalam Proses Pertumbuhan dan
Perkembangan
Tanaman.
[http://www.gerbangpertanian.
Min Mg
Min mikro
Komplit