Anda di halaman 1dari 37

Sirosis hepatis

Dokter Pembimbing : Dr.Toton .S. , Sp PD

Wening rarasati
2009730170
fkk umj

Definisi
Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang
menggambarkan stadium akhir fibrosis
hepatik yang berlangsung progresif yang
ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar
dan pembentukan nodulus regeneratif.
Gambaran ini terjadi akibat nekrosis
hepatoseluler. Jaringan retikulin kolaps
disertai deposit jaringan ikat, distorsi jaringan
vaskular, dan regenerasi nodularis parenkim
hati.

LATAR BELAKANG
Di negara maju, sirosis hati merupakan
penyebab kematian terbesar ketiga pada
pasien yang berusia 45 46 tahun (setelah

penyakit kardiovaskuler dan kanker).


Diseluruh dunia sirosis menempati urutan ke

tujuh penyebab kematian.

Klasifikasi
Sirosis secara konvensional:
makronodular (besar nodul lebih dari 3 mm)
mikronodular (besar nodul kurang dari 3 mm)
campuran mikro dan makronodular

Etiologis dan morfologis :


Alkoholik
Kriptogenik dan Post hepatitis (pasca nekrosis)
Biliaris
Kardiak
Metabolik, keturunan, dan terkait obat

ETIOLOGI
Penyakit Infeksi :
Obat dan Toksin :
Bruselosis
Alkohol
Ekinokokus
Amiodaron
Skistomiasis
Arsenik
Toksoplasmosis
Obstruksi bilier
Hepatitis virus (hepatitis B, hepatitis Penyakit perlemakan hati non
C, hepatitis D, sitomegalovirus)
alkoholik
Sirosis bilier primer
Penyakit Keturunan dan Metabolik :
Kolangitis sklerosis primer
Defisiensi 1-antitripsin
Sindrom Fanconi
Penyebab Lain atau Tidak Terbukti :
Galaktosemia
Penyakit usus inflamasi kronik
Penyakit Gaucher
Fibrosis kistik
Penyakit simpanan glikogen
Pintas jejunoileal
Hemokromatosis
Sarkoidosis
Intoleransi fluktosa herediter
Tirosinemia Herediter
Penyakit Wilson

Kriteria Diagnosis
Gejala klinis
Stadium awal sering tanpa gejala, sehingga kadang ditemukan pada
waktu pasien melakukan pemeriksaan kesehatan rutin atau karena
kelainan penyakit lain.
Gejala awal sirosis (kompensata):

Anoreksia (selera makan berkurang)


Berat badan menurun
Nausea, vomitus
Perasaan perut kembung
Diare
Fatigue
Mudah lelah, lemah/ lemas
Demam
Jaundice/ ikterus
Amenorrhea, impotensi, infertilitas

Kuku Muehrckes lines


Pita putih horisontal di kuku dipisahkan dengan

warna normal kuku.


Mekanisme belum diketahui, diperkirakan akibat
hipoalbumin.
Juga ditemukan pada keadaan hipoalbumin yang lain
seperti sindroma nefrotik.

Clubbing finger
Lebih sering ditemukan pada sirosis bilier

Osteoartropati hipertrofi (periostitis proliferatif

kronik)
Menimbulkan nyeri.

Kontraktur Dupuytren
Akibat fibrosis fasia palmaris menimbulkan

kontraktur fleksi jari-jari.


Berkaitan dengan alkoholisme, tidak secara spesifik
berkaitan dengan sirosis.
Dapat ditemukan pada penderita diabetes melitus,
distrofi reflek simpatetik dan perokok yang
mengkonsumsi alkohol.

Ginekomastia
Secara histologis berupa proliferasi benigna jaringan

glandula mammae laki-laki.


Kemungkinan akibat peningkatan androstenedion.
Juga ditemukan hilangnya rambut dada dan aksila
pada laki-laki sehingga laki-laki mengalami
perubahan kearah feminisme.
Pada perempuan ditemukan menstruasi cepat
berhenti sehingga dikira fase menopause.

Atrofi testis
Atrofi testis hipogonadisme menyebabkan impotensi

dan infertil. Tanda ini menonjol pada alkoholik sirosis


dan hemokromatosis.

Hepatomegali / Irregular / Nodular


Ukuran hati yang sirotik bisa membesar, normal atau

mengecil.
Bila teraba biasanya didapatkan permukaan keras
dan nodular.

Splenomegali
Sering ditemukan terutama pada sirosis yang

penyebabnya non-alkoholik.
Pembesaran akibat kongesti pulpa merah lien karena
hipertensi porta.

Ascites
Penimbunan cairan dalam rongga peritoneum akibat

hipertensi porta dan hipoalbuminemia.


Dapat disertai caput medusa, kongesti vena akibat
hipertensi porta.

Ikterus
Akibat hiperbilirubinemia pada kulit dan membran

mukosa.
Warna urin terlihat seperti warna teh.

Asterixis
Berupa gerakan mengepak (flapping) dari tangan,

dorsofleksi tangan.
Ditemukan pada kedua tangan tapi tidak sinkron.

Fetor hepatikum
Bau napas yang khas pada penderita sirosis akibat

peningkatan kosentrasi dimetil-sulfid pada pintasan


porto-sistemik yang berat.

Pemeriksaan penunjang (1)


Laboratorium
Peningkatan AST (SGOT) dan ALT (SGPT), tidak terlalu

tinggi, AST > ALT, dapat pula ditemukan normal.


Alkali fosfatase meningkat kurang dari 2-3 x nilai normal.
Kadar yang tinggi ditemukan pada kolangitis sklerosis
primer dan sirosis bilier primer.
Gamma-glutamil transpeptidase (GGT) dapat ditemukan
meningkat. Kadar yang lebih tinggi ditemukan pada
penyakit hati alkoholik kronik.
Bilirubin ditemukan meningkat pada dekompensata,
dapat normal pada sirosis kompensata.

Pemeriksaan penunjang (2)


Laboratorium
Albumin kadar menurun sesuai progresivitas penyakit.
Globulin dapat ditemukan meningkat sekunder akibat

pintasan antigen (bakteri) dari sistem porta ke jaringan


limfoid yang dapat menginduksi produksi imunoglobulin.
Waktu protrombin (PT) ditemukan memanjang akibat
gangguan sintesis faktor koagulasi yang berkaitan vitamin
K.
Penurunan kadar natrium akibat hipervolemik dilusional.

Pemeriksaan penunjang (3)


Laboratorium
Kelainan hematologi (anemia, leukopenia dan/atau

trombositopenia) akibat hipersplenisme atau anemia


pada penyakit kronik atau defisiensi besi.

Pemeriksaan penunjang lain :


USG Abdomen
CT Scan Abdomen

Diagnosis
Stadium kompensasi sempurna sangat

sulit menegakkan diagnosis


Anamnesis cermat riwayat faktor resiko,
gejala-gejala minimal, riwayat penyakit
sebelumnya
Diagnosis pemeriksaan fisis, laboratorium
dan USG
Biopsi hati atau Fibroscan atau
peritoneoskopi membedakan hepatitis
kronik stadium lanjut dengan awal sirosis hati
Stadium dekompensata tidak sulit krn
telah terjadi komplikasi

Komplikasi (1)
Peritonitis bakterial spontan
Infeksi cairan asites oleh bakteri tanpa bukti

infeksi sekunder intraabdominal


Dapat tanpa gejala, bisa demam, nyeri abdomen

Sindrom hepatorenal
Oliguri, peningkatan ureum dan kreatinin

Tanpa kelainan organik ginjal


Kerusakan hati lanjut menurunnya perfusi

ginjal

Komplikasi (2)
Varises esofagus
20 40% varises pecah hematemesis, melena
Mortalitas tinggi 2/3 dapat meninggal dlm 1

tahun

Ensefalo hepatikum
Kelainan neuropsikiatrik

Awal : gangguan tidur (insomnia atau hiprsomnia)


Lanjut : gangguan kesadaran sampai koma

Sindrom hepatopulmonal
Hidrotoraks, hipertensi portopulmonal

Penatalaksanaan
Pengobatan sirosis hati pada prinsipnya berupa :
Simptomatis
Suportif, yaitu :

a. Istirahat yang cukup


b. Pengaturan makanan yang cukup dan
seimbang (protein 1 g/kgBB & kalori 2000-3000
kkal/hari)
c. Pengobatan berdasarkan etiologi :
Misal : sirosis hati akibat infeksi virus C
dengan interferon

Pengobatan Spesifik Jika Terjadi


Komplikasi
1. Asites

istirahat

diet rendah garam Untuk asites ringan

Diuretik bagi penderita yang telah menjalani diet rendah garam

dan pembatasan cairan namun penurunan berat badannya kurang dari 1 kg


setelah
4 hari. Pilihan utama diuretik spironolacton (Dimulai dengan dosis
rendah, dinaikkan tiap 3-4 hari)

Parasintesis gagal pengobatan konservatif

2.Ensefalopati Hepatik

Laktulosa

Neomisin

Diet protein dikurangi sampai 0,5 gr/kgBB

3. Varises esofagus
Propanolol
Somatostatin atau oktreotid
Skleroterapi atau ligasi endoskopi
4. Peritonitis bakterial spontan

Antibiotik :Cefotaxim intravena,


amoksisilin,aminoglikosida

5.Sindrom Hepatorenal
Retriksi cairan,garam, potassium dan protein.
menghentikan obat-obatan yang Nefrotoxic.

Pilihan terbaik adalah transplantasi hati yang diikuti

dengan perbaikan dan fungsi ginjal.

Prognosis
Dipengaruhi :
Etiologi
beratnya kerusakan hati
komplikasi dan penyakit lain

NSTEMI
(Non ST elevasi
miokard infark)

Definisi --------- nstemi


Penyakit arteri koroner terjadi ketika suatu
substansi yang disebut plaque menumpuk di
arteri yang memasok darah ke jantung
(arteri koroner). Plaque terdiri dari deposit
kolesterol, yang dapat terakumulasi di
dalam arteri. Lama-lama arteri dapat
menyempit.

Aterosklerosis

Atherosclerosis

High blood
pressure

Smoking

Insulin
resistance or
diabetes
Overweight
atau Obes

Dislipidemia

Riwayat
keluarga

epidimiologi
Di Indonesia penyakit ini adalah pembunuh
nomor satu dan jumlah kejadiannya terus
meningkat dari tahun ke tahun. Data statistik
menunjukkan bahwa pada tahun 1992
persentase penderita PJK di Indonesia adalah
16,5%, dan pada tahun 2000 melonjak
menjadi 26,4%.
Pada laki-laki, risiko CAD meningkat pada
usia > 45 tahun.
Pada perempuan, risiko CAD meningkat
pada usia > 55 tahun.

ACS : STEMI & NSTEMI

Angina Stable

Angina unstable

Dicetuskan oleh aktivitas fisik, membaik


dengan istirahat atau dengan obat
nitroglycerin.

Tidak membaik dengan istirahat, dan


dengan pemberian obat nitroglycerin
tidak membaik.

Nyeri bersifat episodik sekitar 5-15 menit. Nyeri timbul kapan saja, bisa pada saat
istirahat.
Meningkatkan risiko serangan jantung

Tanda & gejala


Asymptomatis
Symptomatis :
Upper body discomfort (angina) pada satu

atau kedua lengan, punggung, leher,


rahang, atau epigastrium.
Shortness of breath terjadi bersamaan
atau sebelum angina.
Mual dan muntah
Pusing
Berkeringat

Pem. lab

Penatalaksanaan medikamentosa :
Anticoagulants

Aspirin, clopidogrel, atau warfarin


ACE inhibitors
Beta blockers
Calcium Channel blockers
Nitroglycerin
Glycoprotein IIb-IIIa
Statins (lovastatin, simvastatin, dll), Fish oil
dan supplements yang tinggi asam lemak
omega-3

Cardiac Rehabilitation :
Exercise training
Belajar untuk dapat melakukan latihan fisik yang
aman, menguatkan otot, dan meningkatkan
stamina. Latihan fisik tergantung kemampuan
personal, dan kebutuhan.
Education, counseling, and training
Membantu pasien untuk memahami kondisi
jantungnya, dan menemukan cara mengurangi
risiko timbulnya peny. Jantung dikemudian hari.

Terapi pembedahan :

Coronary Artery Bypass Grafting (CABG)


Percutaneous Coronary Intervention (PCI)

DD

komplikasi

Myocarditis
Intercostal neuritis

Heart Attack
Heart Failure
Sudden Death

pencegahan

Therapeutic Lifestyle Changes (TLC)


Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH)
Physical Activity
Berhenti merokok

tergantung dari tindakan segera saat serangan, serta pencegahan timbulnya


serangan lanjut.

Prognosis

Anda mungkin juga menyukai