Oleh
Anton,
Alumni Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro
kekuatan yang besar dalam membangun bangsa. Tidak berlebihan kiranya ungkapan
Laksamana Hang Tuah, bahasa menunjukan bangsa.
Perkuat Kontrol Sosial
Selama ini upaya pemberantasan korupsi terlihat begitu formal dan ekslusif.
Masyarakat seakan-akan hanya menjadi penonton dalam upaya pemberantasan korupsi oleh
segelintir penegak hukum. Memang masyarakat dihimbau agar bersama-sama memberantas
korupsi namun baru sekadar formalitas belum sampai ke jantung masyarakat. Bahasa
Indonesia terbukti mampu mempersatukan masyarakat Indonesia yang beragam. Politik
Bahasa yang dilakukan para pendiri bangsa juga terbukti mampu membawa bangsa ini
menuju kemerdekaan. Korupsi merupakan penyakit bangsa yang harus disembuhkan, dan
sudah saatnya Bahasa Indonesia ada di garda terdepan
Mengikut sertakan masyarakat luas dalam memberantas korupsi yang sistemik tidak
cukup hanya formal yuridis yang bersifat jangka pendek semata, namun juga harus
menggunakan strategi kultural yang berjangka panjang. Tidak semua masyarakat ahli hukum
dan memahami detail-detail proses hukum bagi tersangka korupsi. Istilah-istilah seperti
Maling, Pencuri, Perampok, Pencopet merupakan kata-kata yang menunjukan
tindakan seseorang yang mengambil sesuatu yang bukan haknya. Kata-kata tersebut berasal
dari serapan bahasa-bahasa daerah. Tekanannya memberikan stigma lebih negatif ketimbang
penyebutan dengan bahasa Inggris (Korupsi/koruptor). Stigma negatif itu amat berguna untuk
menumbuhkan budaya malu atas perilaku yang tercela yang kian biasa dalam masyarakat
kita.
are encouraged to work together to eradicate corruption but only a formality not get to the
heart of the community. Indonesian Indonesian proved able to unite diverse
communities. "Political language" that made the founding fathers also proved capable of
bringing this nation to independence. Corruption is a disease that must be cured nation, and it
is time for Indonesian there on the frontline
To involve the wider community in combating systemic corruption is not enough just
to formal juridical short-term only, but it must use the long-term cultural strategy. Not all
public and legal experts to understand the details of the legal process for corruption
suspects. Terms such as "Maling", "Pencuri", "Perampok", "Pencopet" is a word that shows
action someone takes something that is not right. The words are derived from the uptake local
languages. Pressure gives a more negative stigma than the mention of the English language
(corruption / corrupt). Negative stigma that is very useful to grow a culture of shame over the
deplorable behavior that is increasingly common in our society.