Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ca Hepar adalah tumor ganas hati yang disebabkan oleh metastosis tumor ganas dari
tempat lain, CA hepar bisa bersifat benigna atau maligna, penyebab dari CA Hepar adalah
adanya infeksi hepatis B kronis yang terjadi dalam jangka waktu lama (misalnya vinil
klorida, arsen) hal ini di perparah oleh meminum-minuman keras. Sedangkan tanda dan
gejalanya nyeri perut/distensi perut, rasa lelah, penurunan berat badan, anoreksia ikterus
gawat abdomen, nyeri tulang dispnea hematemesis atau melena, pembesaran hati, dan lainlain.

B. Rumusan masalah
1. Apakah pengertian CA hepar?
2. Bagaimana etiologi CA hepar?
3. Bagaimana patofisiologi CA hepar?
4. Apakah faktor kerusakan hati?
5. Bagaimana asuhan keperawatan CA hepar?

C. Tujuan penulisan
1. Agar Mahasiswa/i dapat mengetahui definisi CA Hepar
2. Agar Mahasiswa/i dapat mengetahui etiologi dan patofisiologi CA hepar
3. Agar Mahasiswa/I dapat mengetahui kerusakan hati
4. Agar Mahasiswa/i dapat melakukan proses asuhan keperawatan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kanker hati adalah penyakit kronis pada hepar dengan inflamasi dan fibrosis hepar yang
mengakibatkan distorsi struktur hepar dan hilangnya sebagian besar fungsi hepar. (Gips
&Willson :1989 )
Kanker hati adalah penyakit gangguan pada hati yang disebabkan karena hepatis kronik
dalam jangka panjang yang menyebabkan gangguan pada fungsi hati.( Ghofar , Abdul : 2009)
Kanker hati berasal dari satu sel yang mengalami perubahan mekanisme kontrol dalam sel
yang mengakibatkan pembelahan sel yang tidak terkontrol. Sel abnormal tersebut akan
membentuk jutaan copy, yang disebut klon. Mereka tidak dapat melakukan fungsi normal sel
hati dan sel terus menerus memperbanyak diri. Sel-sel tidak normal ini akan membentuk
tumor (Anonim, 2004).
B. Etiologi
Kanker hati ( karsinoma hepatoseluler ) disebabkan adanya infeksi hepatis B kronis yang
terjadi dalam jangka waktu lama. ( ghofar, Abdul : 2009 )
Penyebab kanker hepar secara umum adalah infeksi virus hepatitis B dan C, cemaran
aflatoksin B1, sirosis hati, infeksi parasit, alkohol serta faktor keturunan.(Fong, 2002).
Infeksi virus hepatitis B dan C merupakan penyebab kanker hepar yang utama didunia,
terutama pasien dengan antigenemia dan juga mempunyai penyakit kronik hepatitis.Pasien
laki-laki dengan umur lebih dari 50 tahun yang menderita penyakit hepatitis B dan C
mempunyai kemungkinan besar terkena kanker hepar.(Tsukuma dkk., 1993; Mor dkk., 1998).
Orang yang didiagnosis menderita kanker hati berusia diatas enam puluh tahun. Dari sebuah
survei di Kanada,setiap tahun sekitar 1800 orang didiagnosis menderita kanker hati, dan
separuh lebih adalah lelaki.
Faktor faktor yang dapat merusak hati dan penyebab kanker hati :

1. Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang


2. Tidak buang air di pagi hari
3. Pola makan yang terlalu berlebihan
4. Tidak makan pagi
5. Terlalu banyak mengkonsumsi obat obatan
6. Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat tambahan, zat pewarna, pemanis
buatan.
7. Minyak goreng yang tidak sehat. Sedapat mungkin kurangi penggunaan minyak
goreng saat menggoreng makanan. Jangan mengkonsumsi makanan yang di goreng
bila kita dalam kondisi penat, kecuali dalam kondisi tubuh yang fit.
8. Mengkonsumsi makanan mentah ( sangat matang ) juga menambah beban hati. Sayur
yang digoreng harus dimakan habis saat itu juga, jangan disimpan.
9. Alkohol
10. Keturunan
11. Hepatis B, C
C. Patofisiologi
Kanker hati terjadi akibat kerusakan pada sel sel parenkim hati yang biasa secara langsung
disebabkan oleh primer penyakit hati atau secara tidak langsung oleh obstruksi aliran empedu
atau gangguan sirkulasi hepatik yang menyebabkan disfungsi hati. Sel parenkim hati akan
bereaksi tehadap unsur unsur yang paling toksik melalui penggantian glikogen dengan lipid
sehingga terjadi infiltrasi lemak dengan atau tanpa nekrosis atau kematian sel. Keadaan ini
sering disertai dengan infiltrasi sel radang dan pertumbuhan jaringan fibrosis. Regenerasi sel
dapat terjadi jika proses perjalanan penyakit tidak terlampau toksik bagi sel sel hati.
Sehingga terjadi pengecilan dan fibrosis selanjutnya akan menjadi kanker hati.
D. Manifestasi klinik
Manifestasi klinik dari Carcinoma Hepatoseluler berupa tanda dan gejala yang meliputi :
Kulit menjadi berwarna kuning, Deman, Menggigil, Merasa lelah yang luar biasa, Nausea,
Nyeri pada perut, Kehilangan nafsu makan, Berat badan yang turun drastis, Nyeri pada
punggung dan bahu, Urin yang berwarna gelap, Terjadi pendarahan di bagian dalam tubuh.

E. Penatalaksanaan
A. Non Bedah .
1.

Terapi Radiasi

Tujuan : Mengurangi nyeri dan gangguan rasa nyaman, gejala anoreksia, panas dan
kelemahan.
Pelaksanaan metode radiasi meliputi :

Penyuntikan anti bodi berlabel isotop radio aktif secara intravena yang secara spesifik
akan menyerang antigen yang berkaitan dengan tumor.

2.

Penempatan sumber radiasi perkutan intensitas tinggi untuk terapi radiasi interstisil.
Kemoterapi

Tujuan : Untuk memperbaiki kualitas hidup pasien dan memperpanjang kelangsungan


hidupnya.
Bentuk terapi ini juga dapat dilakukan sebagai terapi ajuan setelah dilakukan reseksi tumor
hati.Kemoterapi sistemik dan kemoterapi infus regional merupakan dua metode yang
digunakan untuk memberikan preparat antineoplastik kepada pasien tumor primer dan
metastasis hati.
Untuk memberikan kemoterapi dengan kosentrasi yang tinggi kedalam hati melalui arteri
hepatika dipasang pompa yang dapat ditanam. Metode ini menghasilkan pemberian obat
dengan cara infus yang kontinyu, dapat di andalkan dan terkontrol yang dapat dilaksanakan
sendiri dirumah.
3.

Pendidikan Pasien dan Pertimbangan Perawatan di rumah

Tujuan :

Membantu pasien dan kulurganya untuk mengatasi gejala yang dapat terjadi serta
prognosis penyakit tersebut

Untuk mengidentifikasi dan mengimplementasikan strategi penanganan rasa nyeri


serta pendekatan terhadap penanganan masalah yang dapat terjadi.

Kepada pasien dan keluarganya diberitahukan tentang strategi penatalaksanaan dan peranan
mereka dalam kemoterapi. Mereka diminta untuk mengkaji sendiri dan melaporkan komlikasi
serta efek samping kemoterapi yang akan digunakan. Oleh karena itu, mereka harus
mendapatkan informasi yang benar tentang kerja kemoterapi dan efek yang di kehendaki
serta yang tidak di kehendaki.Perawat harus menekankan pentingnya kunjungan tindak lanjut
untuk memungkinkan pengkajian yang sering terhadap respon pasien dan tumor yang diderita
setelah dilakukan kemoterapi, kondisi tempat pompa di pasang dan terjadinya efek yang
bersifat toksik.Pasien didorong untuk melanjutkan kembali semua aktivitas rutinya untuk
menghindari aktivitas yang dapat merusak pompa tersebut.
4. Drainase Bilier Perkutan
Digunakan untuk melakukan pintasan saluran empedu yang tersumbat oleh tumor hati,
pankreas atau saluran empedu pada pasien tumor yang dianggap beresiko.Dengan bantuan
fluroskopi, sebuah kateter dimasukan melalui dinding abdomen dengan melewati lokasi
obstruksi kedalam deudenum.Sebagai hasil prosedur ini pasiem merasa lebih nyaman, dan
kualitas hidup hidup serta kelangsungan hidupnya meningkat.Selama beberapa hari setelah
dipasang kateter tersebut dibuka untuk drainase eksternal. Cairan empedu yang mengalir
keluar di observasi dengan ketat untuk mengetahui jumlah , warna dan adanya darah serta
debris.
B. Penatalaksanaan Pembedahan
Lobektomi hepatik dapat dilakukan jika tumor hepatik primer adalah setempet atau jika
tempat primer dapat dieksisi secara keseluruhan dan metastasis dapat di batasi.Dengan
kemampuan kapasitas pada regenerasi sel-sel hepar, 90% hepar telah dapat diangkat dengan
berhasil.Adanya sirosis menyebabkan keterbatasan kemampuan hepar untuk beregenerasi.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN NEOPLASMA


CA HEPAR

F.

Pengkajian
a. Anamnesa
Keluhan Utama

: nyeri pada abdomen, gejala lain yang terjadi seperti anoreksia,

disponea, rasa lelah.


Riwayat Penyakit Sekarang : adanya pembengkakan dan nyeri dibagian abdomen.
Riwayat Penyakit Dahulu

: adanya infeksi virus hepatitis B, pernah mengalami

hepatitis B, C dan pernah mengalami rearosis hati.

b.

Pemeriksaan Fisik

Infeksi

: adanya benjolan pada area abdomen

Palpasi dan Auskultasi

: adanya nyeri tekan pada area abdomen menunjukan

perabaan dan suara gesekan yang disebabkan oleh permukaan pentonium yang kasar
karena rangsang dan infiltrasi, infiltrasi tumor permukaan hepar dan dinding. Auskultasi
di atas benjolan kadang menemukan suara bising aliran darah karena hepar
vaskularisasi tumor.
c.

Pemerikasaan penunjang

HASIL :
1. Laboratorium:
500 mg/dl, HbsAg positf dalam serum, Kalium, Kalsium. Darah lengkap ; SGOT,
SGPT, LDH, CPK, Alkali Fostatase.

AST / SGOT meningkat Nn ( 10 40 unit (4,8 -19 U/L)


ALT / SGPT meningkat Nn ( 5 35 unit (2,4 17 U/L)
LDH meningkat Nn (165 400 unit (80 192 U/L)
Alkali Fostatase meningkat Nn ( 2 -5 unit (20 90 IU/L)
Albumin menurun Nn ( 3,5 5,5 g/dl (35-55 g/L)
Globulin meningkat Nn ( 1,5 3,0 g/dl (15-30g/L)
2. Pemeriksaan radiologi

Pemeriksaan barium esofagus : Menunjukkan peningkatan tekanan portal.


Foto rongent abdomen : Pada penderita kanker hati akan terlihat perubahan ukuran
hati.
Arteriografi pembuluh darah seliaka : Untuk melihat hati dan pankreas.

G.

Laparoskopi : Melihat perbedaan permukaan hati antara lobus kanan dengan kiri
sehingga jika ada kelainan akan terlihat jelas.
Biobsi hati : Menentukan perubahan anatomis pada jaringan hati
Ultrasonografi : Memperlihatkan ukuran ukuran organ abdomen.

Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul


a. Inefektif pola nafas berhubungan dengan penurunan compliance paru.
b. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan serabut saraf.
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia.
d. Anxietas/berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit pembesaran
hati.

H.

Perencanaan Tindakan keperawatan


a. Infektif pola napas berhubungan dengan penurunan compliance paru
kriteria hasil
Mempertahankan pola pernafasan efektif
Bebas dispense dan sianosis Dengan GDA dan kapasitas vital dalam rentang normal

Intervensi

Rasional

- Awasi frekuensi, kedalaman

Pernafasan dangkal cepat /

dan upaya pernafasan

dispnea mungkin ada sehubungan


dengan hipoksia dan / akumulasi
cairan dalam abdomen

Auskultasi bunyi nafas, catat

Menunjukan terjadinya

kreleks, mengi, ronki

komplikasi, contoh adanya bunyi


tambahan menunjukan akumulasi
cairan (sekresi; tak ada /
menurunkan bunyi atelektosis)
meningkatkan resiko infeksi

Pertahankan kepala tempat

Memudahkan pernafasan dengan

tidur tinggi, posisi miring.

menurunkan tekanan pada


diafgrama dan meminimalkan
7

ukuran aspirasi secret


Ubah posisi dengan sering,

Membantu ekspansi paru dan

dorong napas dalam, latihan dan

mobilisasi secret

buruk
Berikan tambahan O2 sesuai

Mungkin perlu untuk mengobati /

indikasi

mencegah hipoksia, bila pernafasan


/ oksigenasi tidak adekuat, ventlac,
mekanik sesuai kebutuhan.

b. Gangguan rasa nyaman dan nyeri berhubungan dengan penekanan serabut syaraf.
Kriteria hasil
Mengatakan nyeri hilang/terkontrol
Mengikuti program terupetik
Menunjukan penggunaan metode yang menghilangkan nyeri

Intervensi

Rasional

Selidiki keluhan verbal nyeri,

Nyeri sering menyebar, berat

lihat alokasi dan intensitas khusus

dan tidak berhubungan pada

(skala 0-10). Catat faktor-faktor

pankrealistis

yang

pendarahan. nyeri berat sering

meningkatkan

dan

menghilangkan nyeri.

akut

atau

merupakan gejala utama pada


pasien

dengan

pancreatitis

kronis. nyeri tersembunyi pada


kuadran kanan atas menunjukan
keterlibatan

kepala

pancreas.

nyeri pada kuadran kiri atas


diduga atas keterlibatan ekor
pancreas.

Nyeri

terlokalisir

Pertahankan tirah baring selama

menunjukan

serangan akut berikan lingkungan

Pseugokista atau abses

terjadinya

Menurunkan laju metabolic

tenang.

dan rangsangan atau sekresi G1,


berikan analgesic pada waktu

sehingga menurunkan aktifitas

yang tepat (lebih kecil, dosis lebih

pancreas.

sering).

Nyeri berat atau lama dapat


meningkatkan syok dan lebih
sulit hilang, memerlukan dosis
obat yang lebih besar, yang
dapat mendasari masalah atau
komplikasi

dan

dapat

mempertebal depresi penapasan.

c. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia.


Kriteria hasil
Menunjukan peningkatan berat badan progresif mencapai tujuan dengan nilai
laboratorium normal.
Tidak mengalami tanda malnutrisi lebih lanjut

Intervensi

Rasional

Bantu dan dorong pasien untuk

Diet yang tepat penting untuk

makan, jelaskan alasan tipe diet.

penyembuhan. Pasien mungkin

Beri pasien makan bila mudah lelah

makan lebih baik bila keluarga

atau

terlibat

biarkan

orang

terdekat

membantu pasien. Pertimbangkan

dan

makanan

yang

disukai sebanyak mungkin

pilihan makanan yang sesuai.


Berikan makanan sedikit dan

Buruknya toleransi terhadap

sering

makanan

banyak

berhubungan

mungkin
dengan

peningkatan intra abdomen atau


asites.
Awasi pemeriksaan laboratorium,

Glukosa

contoh glukosa serum, albumin,

ganguan

menurun

karena

glikogenesis,

rotal protein ammonia

penurunan simpanan glikogen,


atau

masukan

protein

tak

adekuat,

menurun

karena

gangguan

metabolisme,

penurunan sintesis hepotik, atau


kehilangan ke rongga peritoneal
(asetis).
ammonia
masukan

Peningkatan
perlu

kadar

pembatasan

protein

untuk

mencegah komplikasi serius.

d. Anxietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit.


Kriteria hasil
Menyatakan pemahaman proses penyakit/prognosis
Menghubungkan gejala dengan faktor penyebab
Melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam keperawatan.

Intervensi
Tekankan
mengevaluasi

Rasional
perlunya
kesehatan

dan

mentaati program terapeutik.

Sifat penyakit kronis mempunyai


potensial

untuk

mengancam

hidup.

kesempatan

komplikasi
Memberikan

untuk

evaluasi

keefektifan program termasuk potensi


Anjurkan menghindari infeksi,

pirau yang digunakan.

khususnya ISK.

Penurunan pertahanan, gangguan


status nutrisi dan respons imun
(contoh leucopenia, dapat terjadi pada
spienomegalil)

potensial

resiko

infeksi.

10

BAB III
PENUTUP

A.

Kesimpulan

Ca hepar merupakan Tumor ganas primer pada hati yang berasal dari sel parenkim atau
epitel saluran empedu atau metastase dari tumor jaringan lainnya. Sel-sel pada hati akan
memperbanyak diri untuk menggantikan sel-sel yang rusak karena luka atau karena
sudah tua. Seperti proses pembentukan sel lain di dalam tubuh, proses ini juga dikontrol
oleh gen-gen tertentu dalam sel. Kanker hati berasal dari satu sel yang mengalami
perubahan mekanisme kontrol dalam sel yang mengakibatkan pembelahan sel yang
tidak terkontrol. Sel abnormal tersebut akan membentuk jutaan kopi, yang disebut klon.
Mereka tidak dapat melakukan fungsi normal sel hati dan terus menerus memperbanyak
diri. Sel-sel tidak normal ini akan membentuk tumor.

B.

Saran
Dengan dibuatnya makalah ini penulis dan pembaca dapat memahami tentang asuhan
keperawatan tentang kanker hati.Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
semua.Bila ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini kami mohon maaf.

11

Anda mungkin juga menyukai