Asumsi KK 4 Orang
Asumsi KK 4 Orang
A.
(1.1)
Kondisi Geografis
PASURUAN termasuk kategori kota kecil dengan luas sekitar 36,58 km2, yang
secara geografis terletak diantara 735 sampai 745 Lintang Selatan dan 11245
sampai 11255 Bujur Timur. Batas administrasi kewilayahan Kota Pasuruan, di
sebelah Utara dengan Selat Madura, sebelah Timur dengan Kec Rejoso Kabupaten
Pasuruan, sebelah Selatan dengan Kec Gondangwetan Kabupaten Pasuruan, dan
sebelah Barat dengan Kec Kraton Kabupaten Pasuruan.
Topografis kota Pasuruan berada pada ketinggian antara 0,0 10,0 meter dpl
dengan rata-rata ketinggian pada 4,0 meter dpl dan kemiringan 0% - 1% melandai
dari Selatan ke Utara, dan pada sebagian wilayah Utara terdapat cekungan yang
sering menjadi penyebab terhambatnya aliran buangan air.
Secara geologis, sebagian besar jenis batuan yang ada terdiri dari jenis alluvium
dari campuran bahan endapan yang berasal dari daerah vulkanis intermedier
pegunungan Tengger di sebelah Bukit Lipatan, dan batuan endapan berkapur raci
di sebelah Barat dan Timur. Jenis tanah didominasi tanah batuan yang bersifat
intermedier sampai dengan agak basis. Kondisi tanah bertekstur liat yang dalam
keadaan basah cenderung mengembang dan melekat, sedangkan dalam keadaan
kering akan cenderung mengkerut serta membentuk celak dan bersifat agak
keras. Kadar Natrium dan Chlor yang tinggi sesuai untuk pengembangan budidaya
tambak dan produksi garam, terutama sepanjang garis pantai di bagian timur
yang memang lebih luas dari bagian barat.
Sebagaimana daerah tropis lainnya, Pasuruan mengenal 2 musim yaitu musim
hujan dan kemarau, namun tergolong agak kering (tipe-D2). Curah hujan rata-rata
1.337 mm per-tahun, dengan kecenderungan selama musim kemarau rata-rata
100 mm per-bulan (Mei Nopember) dan selama musim penghujan rata-rata 200
mm per-bulan (Januari Maret).
Kota Pasuruan secara administratif pemerintahan terdiri dari 3 Kecamatan (Kec
Gadingrejo, Kec Purworejo, Kec Bugul Kidul) yang terbagi menjadi 34 Kelurahan,
yang membawahkan sejumlah 210 RW yang terbagi atas 916 RT.
Populasi penduduk Kota Pasuruan sampai tahun 2008 tercatat mencapai 172.892
jiwa, yang terdiri dari penduduk lakilaki sejumlah 84.999 jiwa dan perempuan
sejumlah 87.893 jiwa, serta tingkat kepadatan rata-rata 4.726 jiwa / km2.
PT Indomas Mulia
(1.2)
Perekonomian Daerah
Kondisi ekonomi daerah secara umum dapat ditunjukkan oleh angka Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB), Investasi, Inflasi, pajak dan retribusi, pinjaman
dan pelayanan bidang ekonomi. Besaran nilai Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) ini secara nyata mampu memberikan gambaran mengenai nilai tambah
bruto yang dihasilkan unit-unit produksi pada suatu daerah dalam periode
tertentu. Lebih jauh, perkembangan besaran nilai PDRB merupakan salah satu
indikator yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai keberhasilan pembangunan
suatu daerah, atau dengan kata lain pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat
tercermin melalui pertumbuhan nilai PDRB.
Pada Tabel-1 disajikan trend perkembangan perekonomian kota Pasuruan selama
periode 2003-2008, yang menunjukkan pertumbuhan moderat sampai periode
2004 dan mengalami lonjakan pertumbuhan signifikan pada dua tahun berikutnya
(2005 dan 2006 pada perhitungan atas dasar harga konstan) untuk kemudian
kembali stabil pada 2007 dan 2008.
Tabel 1
Trend Pertumbuhan Ekonomi Kota Pasuruan Tahun 2003 s/d 2008
2003
PDRB (Rp. 000)
- ADHB
Trend Pertumbuhan (%)
- ADHK
Trend Pertumbuhan (%)
- ADHK
Trend Pertumbuhan (%)
2004
2005
2006
2007
2008
997,519
1,124,352
1,196,525
1,592,083
1,826,051
2,130,919
11.98%
12.71%
6.42%
33.06%
14.70%
16.70%
309,989
326,102
542,348
905,174
954,629
1,004,399
4.13%
5.20%
66.31%
66.90%
5.46%
5.21%
5,119
5,706
6,011
7,918
8,993
10,392
10.73%
11.47%
5.35%
31.74%
13.57%
15.56%
1,590
1,652
2,725
4,494
4,693
4,890
3.11%
3.92%
64.93%
64.96%
4.43%
4.19%
4.13%
5.20%
66.31%
66.90%
5.46%
5.21%
Sumber : Diolah kembali dari RPJMD Kota Pasuruan Tahun 2006-2010, PJM Pronangkis
Kota Pasuruan 2007-2009, dan Kota Pasuruan Dalam Angka 2009
Pertumbuhan ekonomi yang mengalami lonjakan signifikan pada 2005 dan 2006,
masing-masing sebesar 66,31% dan 66,90% dari tahun sebelumnya. Meski pada
tahun berikutnya angka pertumbuhan mengalami penurunan drastis (lebih dari
50%), namun pada prinsipnya tetap menunjukkan adanya pertumbuhan. Pada
tahun 2007 menunjukkan pertumbuhan sebesar 5,46% dan pada tahun 2008
masih terjadi pertumbuhan sebesar 5,21%.
Fluktuasi pertumbuhan yang sedemikian besar pada dasarnya dipengaruhi oleh
trend kontribusi potensi ekonomi sektoral, yang pada periode 2005 dan 2006
mengalami kenaikan nilai secara signifikan. Potensi tersebut antara lain dari
sektor perdagangan hotel dan restoran, sektor industri pengolahan, dan sektor
transportasi. Namun demikian, pertumbuhan yang sangat tinggi dalam dua tahun
menunjukkan percepatan capaian titik jenuh, sehingga meskipun pada tahun
Kajian Perencanaan Partisipatif (PJM Pronangkis) PNPM P2KP
PT Indomas Mulia
a.
a.1.
a.2.
Kependudukan
Jumlah penduduk Kelurahan Kepel pada tahun 2008 tercatat sebanyak 3.155 jiwa
yang terdiri dari 1.595 jiwa laki-laki dan 1.560 jiwa perempuan dengan 716 KK.
Dari perbandingan jumlah penduduk dengan KK ini menunjukkan jumlah anggota
keluarga per-KK rata-rata adalah 4 jiwa/KK.
Jumlah warga miskin di Kelurahan Kepel tidak dapat dicatat berdasarkan satu
pengertian atau definisi yang sama. Berdasarkan data BPS 2008 tidak tercatat
adanya warga masyarakat di Kelurahan kepel yang tergolong fakir miskin (dalam
definisi BPS). Namun demikian, dari hasil refleksi kemiskinan dan pemetaan sosial
pada proses penyusunan PJM Pronangkis, tercatat bahwa jumlah warga miskin
(berdasarkan indikator permasalahan tertentu) adalah sebagai berikut:
1 tidak mampu memenuhi gizi keluarga
257 KK
2 menempati rumah tidak layak huni
31 KK
3 berpenghasilan rendah (kurang 500-ribu per-bulan).
224 KK
a.3.
Permasalahan
Berdasarkan klasifikasi diatas, kemiskinan yang ada antara lain disebabkan oleh
faktor-faktor sebagai berikut:
Kegiatan pada sektor pertanian pangan maupun kegiatan berbasis pertanian
(tani padi, berkebun, tanam ikan, dll) mengalami stagnasi perkembangan pada
Kajian Perencanaan Partisipatif (PJM Pronangkis) PNPM P2KP
PT Indomas Mulia
b.
b.1.
b.2.
Kependudukan
Jumlah penduduk Kelurahan Panggung Rejo pada tahun 2008 (BPS) tercatat
sebanyak 2.916 jiwa, terdiri dari 1.446 jiwa laki-laki dan 1.470 jiwa perempuan
yang terbagi menjadi sekitar 1.104 KK. Dari perbandingan jumlah penduduk
dengan KK ini menunjukkan jumlah anggota keluarga per-KK rata-rata 3 jiwa/KK.
Kelurahan Panggung Rejo tergolong kawasan padat penghuni, dan merupakan
daerah yang penduduk pendatangnya relatif lebih banyak dibandingkan dengan
penduduk asli.
Jumlah warga miskin di Kelurahan Panggung Rejo dapat dicatat berdasarkan satu
pengertian atau definisi yang sama. Berdasarkan data BPS 2008 tidak tercatat
adanya warga masyarakat di Kelurahan Panggung Rejo yang tergolong fakir miskin
(dalam definisi BPS). Namun demikian, dari hasil pelaksanaan refleksi kemiskinan
Kajian Perencanaan Partisipatif (PJM Pronangkis) PNPM P2KP
PT Indomas Mulia
dan pemetaan sosial pada proses penyusunan PJM Pronangkis, tercatat 214 KK /
565 jiwa yang tergolong miskin. Selanjutnya, dari indikator yang digunakan dalam
pemetaan swadaya (ps), diperoleh indikasi warga miskin (berdasarkan indikator
permasalahan tertentu) antara lain sebagai berikut:
1 tidak mampu memenuhi gizi keluarga
226 KK
2 berpenghasilan rendah (kurang 500-ribu per-bulan)
a. kurang / tidak memiliki ketrampilan
20 KK
b. tidak punya akses sumber daya keuangan
98 KK
c. memerlukan dukungan modal usaha
51 KK
b.3.
Permasalahan
Berdasarkan klasifikasi diatas, kemiskinan yang ada antara lain disebabkan oleh
faktor-faktor sebagai berikut:
Gambar 1
Lingkungan Permukiman di Kelurahan Panggung Rejo Kecamatan Bugul kidul
PT Indomas Mulia
(2)
Kesadaran Masyarakat
Sejauh mana masyarakat peduli pada tujuan PJM Pronangkis?
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
PT Indomas Mulia
Pengaruh Elite
Sejauh mana rencana PJM Pronangkis dipengaruhi oleh elit lokal, berdasarkan
tingkat keterlibatannya?
(1)
(2)
(3)
Lurah berperan dalam penentuan prioritas kegiatan, khususnya kegiatankegiatan yang pelaksanaannya dijadwalkan pada tahun pertama untuk
menghindari terjadinya tumpang tindih rencana kegiatan dalam PJM
Pronangkis P2KP dengan renccana kegiatan yang diusulkan kelurahan dalam
musrenbang.
PT Indomas Mulia
(2)
(3)
(4)
(2)
PT Indomas Mulia
(1)
(2)
Selain itu, sebagian besar warga di Kelurahan Kepel adalah nelayan, buruh
tambak dan buruh tani yang juga sangat menokohkan guru, PNS dan
TNI/Polri yang mendominasi BKM. Di kelurahan ini, sebagian besar warga
tidak terlalu akrab dengan istilah PNPM Mandiri dan tidak peduli dengan
mekanisme program. Yang mereka kenal adalah anggota BKM, khususnya
koordinator BKM, yang identik dengan pemberi BLM untuk kegiatan fisik,
sosial dan ekonomi.
(3)
(4)
(5)
Strategi Advokasi
Apakah strategi advokasi yang tepat yang harus dijalankan P2KP untuk
mengurangi tantangan-tantangan tersebut?
(1)
PT Indomas Mulia
(2)
(3)
Kunci dari proses integrasi PJM Pronangkis dengan PJM Kota Pasuruan
terletak pada kesamaan pandang/persepsi dari semua stakeholder mulai
dari tingkat pusat sampai dengan tingkat kelurahan. Oleh karenanya
langkah pertama yang harus dilakukan adalah sosialisasi secara
terstruktur;
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
10
PT Indomas Mulia
(9)
(2)
(3)
(4)
(5)
11
PT Indomas Mulia
B.
agar
dapat
C.
KOMENTAR LAIN-LAIN
1.
Keterlambatan pencairan Dana BLM2 yang bersumber dari APBD Kota Pasuruan
disebabkan proses pembahasan / penetapan anggaran secara umum mengalami
keterlambatan. Anggaran pembiayaan (dana sharing) PNPM untuk TA 2009 dapat
dialokasikan, namun sampai saat ini belum dapat direalisasikan karena berkaitan
dengan proses pengalihan tanggung jawab pengelolaan PNPM dari BAPPEDA ke
BAPEMAS;
2.
12