01 Apr 2012 15:30:12| Ekonomi | Penulis : Musyawir
Pasuruan - Harga apel di tingkat petani di Nongkojajar, Pasuruan, Jatim, beranjak naik menjadi Rp4.000 per kilogram, dari yang sebelmunya sempat turun mencapai Rp2.500 per kilogram. Basori, seorang petani apel dari Desa Andonosari, Kecamatan Tutur (Nongkojajar), Minggu mengungkapkan, kenaikkan harga apel dipicu oleh produksi yang kini kurang melimpah. Selain itu, lanjut Basori, jika beberapa waktu lalu di pasar dibanjiri buah mangga, kini sedang tidak ada buah yang melimpah. Dijelaskan, buah mangga yang saat panen selalu melimpah sering berdampak "menjatuhkan" harga buah-buahan lainnya, diantaranya apel. Sehingga pada saat-saat musim buah apel yang bersamaan dengan musim buah mangga dipastikan harganya selalu jatuh. Namun kenaikkan harga buah apel di tingkat petani di Nongkojajar saat ini juga dipengaruhi penurunan produksi apel pada musim hujan ini. Saat musim hujan yang lembab, pohon apel banyak yang terserang penyakit kutu batok (sisik). Kutu batok, lanjut Basori, menyerang batang apel, sehingga daunnya kering dan berdampak pertumbuhan buahnya tidak maksimal. Warna buahnya juga kurang menarik, karena kulit buah terdapat bercak merah dan bahkan ada yang busuk. Basori menyebutkan, kutu batok juga menyerang tanaman apel di Batu. Namun warga Batu menyebutnya kutu sisik. Akibat penurunan produksi apel tersebut kini pengepul buah apel di Batu lebih banyak mengambil apel dari Nongkojajar. "Apel-apel Nongkojajar kemudian dikemas dengan merk Apel Batu," kata Basori. (*)