Anda di halaman 1dari 3

Tema : Eksistensi KPK Dalam Upaya Pemberantasan Korupsi Di Indonesia

KPK: Reformasi Hukum dan Amanat Konstitusi

oleh: Dendi Ahmad Patryayuda


Sesungguhnya reformasi hukum sudah dimulai sejak masa kepemimpinan mantan
presiden Indonesia, B.J Habibie yang melalui Menteri Kehakimannya mengamanahkan
untuk melaksanakan dan bertanggung jawab atas program reformasi di bidang hukum.1
Salah satu program tersebut mengenai pembentukan undang-undang Tindak Pidana
Korupsi (TPK). Atas dasar itu maka terbukalah jalan bagi aparat penegak hukum untuk
mencegah dan menegakan hukum pada tindak pidana korupsi.
Reformasi hukum menghendaki adanya perbaikan kondisi suatu sistem hukum agar
menjadi lebih baik. Pengaturan yang sebelumnya tidak ada mengenai tindak pidana
korupsi, diharapkan dapat dibentuk oleh aparatur negara atas dasar reformasi hukum.
Kemudian menjadikan hukum sebagai bagian dari keutamaan penegakan hukum. Hukum
diposisikan sebagai aturan yang menaungi kehidupan bermasyarakat. Dengan begitu
menempatkan hukum sebagai suatu yang ”supreme” dalam kehidupan bernegara.2
Situasi moral bangsa Indonesia yang terlanjur carut marut memungkinkan timbulnya
keinginan untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain dengan melawan hukum.
Kondisi ini yang menjadikan para pelaku korupsi dapat terus melenggakan diri, tanpa
takut perbuatannya dapat di pidana yang hingga akhirnya Indonesia di kenal sebagai
salah satu negara terkorup. Kemudian penulis mengutip KPK Annual Report tahun 2007:
Corruption does not happen merely, because we have bad people, but also because we
have a bad system.3 Penulis sangat setuju pernyataan tersebut, dikarenakan suatu negara
seharusnya memiliki keseimbangan moral yang baik antara pejabat atau penegak hukum
dan sistem peraturannya itu sendiri demi terciptanya negara yang bebas dari korupsi.
Artinya, kedua peranan tersebut harus berjalan secara simultan dan saling mendukung di
dalam pelaksanaannya.
Penegakan Hukum
1
Chaerudin, dkk, Strategi Pencegahan dan Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi, Bandung, 2008,
hlm. 42.
2
Ibid, hlm. 38.
3
Di download dari situs http://www.kpk.go.id.
Masih berhubungan dengan KPK Annual Report tahun 2007, sesungguhnya
keberadaan suatu sistem hukum atau peraturan hukum, tidak akan terwujud tanpa adanya
dukungan dari para penegak hukumnya. Dalam hal ini Komisi Pemberantasan Korupsi
menjadi salah satu bagian dari pada penegak hukum yang sudah diamanahkan oleh
Konstitusi Negara Republik Indonesia untuk mewujudkan Indonesia yang bebas dari
korupsi (Creating an Indonesia Free from Corruption).
Eksistensi KPK didasari oleh UU 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi (KPK). Pada dasarnya Undang-undang ini bermuara pada amanah
Pembukaan Konstitusi Negara Republik Indonesia (UUD 1945). Apalagi baru-baru ini
Rancangan UU Pengadilan Tipikor sudah di sahkan (29/9/9). Dengan begitu sudah
sangat cukup jaminan secara yuridis bagi para penegak hukum di KPK untuk
memberantas korupsi di Indonesia. Kelahiran KPK seperti mata air di tengah padang
pasir bagi pencari keadilan dan sistem hukum yang tidak pandang bulu.4 Perlu diketahui
bahwa keanggotaan Komisi Pemberantasan Korupsi terdiri dari unsur Pemerintah dan
unsur masyarakat. Menurut (Darwan Prinst: 2002)5, kedua unsur itu dapat dibagi lagi
menjadi:
1. Unsur Pemerintah terdiri dari:
a. Unsur Kejaksaan dan Kepolisian;
b. Badan Pemeriksa Keuangan;
c. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP);
d. Inspektorat;
2. Unsur Masyarakat terdiri dari:
a. Pengacara;
b. Lembaga Swadaya Masyarakat;
c. Tokoh-tokoh masyarakat lainnya;
Pembagian ini menurut penulis ingin menggambarkan peranan atau keikutsertaan
masyarakat dan pemerintah secara lebih khusus.

4
Deni Setyawati, KPK Pemburu Koruptor: Kiprah Komisi Pemberantasan Korupsi Dalam Memberangus
Korupsi, 2008, hlm. 17.
5
Darwan Prinst, Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Bandung, 2002, hlm. 126.
Bukankah menurut Mochtar Kusumaatmadja: ”Hukum itu merupakan seluruh asas-
asas dan kaidah mencakup pula lembaga-lembaga dan proses yang diperlukan untuk
mewujudkan hukum dalam kenyataan”. Komisi Pemberantasan Korupsi merupakan
lembaga berasaskan yang jelas serta memiliki kaidah kongkrit yang berjalan secara
berproses demi terwujudnya negara yang bebas dari korupsi.
Dengan begitu keberadaan KPK akan menjamin penegakkan hukum atas tindak
pidana korupsi yang sesungguhnya merupakan kejahatan luar biasa (extra ordinary
crime). Dan sangat jelas, bahwa tindakan tersebut bertentangan dengan ketentuan-
ketentuan pada Konstitusi Negara ini. Mudah-mudahan KPK akan terus konsisten
membangun negeri ini dengan memberantas koruptor di Negeri ini.

Anda mungkin juga menyukai