Analisis Strategi Komunikasi Pembangunan
Analisis Strategi Komunikasi Pembangunan
Field Work
Oleh:
I Gusti Ngurah Bagus M.P
F1C009002
pemerintah ataupun masyarakat, pesan pembangunan yang berisi ide-ide atau pun programprogram pembangunan, dan komunikan pembangunan, yaitu masyarakat luas, baik penduduk
desa atau kota yang menjadi sasaran pembangunan.
Kabupaten Badung merupakan Kabupaten dengan APBD yang tidak diragukan lagi
besarnya, karena wilayahnya yang mencakup tempat pariwisata internasional yang terkenal salah
satunya daerah Kuta.
Namun kali ini saya akan melakukan Observasi strategi komunikasi pembangunan di Kecamatan
Mengwi dengan struktur masyarakat lebih tradisional dengan perbedaan yang signifikan
pembangunannya dengan Kecamatan Kuta karena memang disanalah tujuan wisata internasional
dan domestik dengan pembangunan daerahnya yang sudah modern.
Berdasarkan pengamatan terhadap perkembangan konsep komunikasi pembangunan, maka
nantinya dapat dilihat dalam arti luas dan terbatas. Dalam arti luas, komunikasi pembangunan
meliputi peran dan fungsi komunikasi sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal
balik di antara masyarakat dengan pemerintah, dimulai dari proses perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi pembangunan. Sedangkan dalam arti terbatas, komunikasi pembangunan
merupakan segala upaya dan cara serta teknik penyampaian gagasan dan ketrampilan
pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan dan diwujudkan pada
masyarakat yang menjadi sasaran dapat memahami, menerima dan berpartisipasi dalam
pembangunan.
B. RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan judul artikel ini strategi komunikasi pembangunan, maka rumusan
masalah pada artikel ini adalah:
-
C. TUJUAN
Artikel ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui peran komunikasi pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan
2. Memahami pola strategi komunikasi yang ada di daerah Mengwi
D. PEMBAHASAN
Strategi komunikasi pembangunan yang akan saya bahas adalah mengenai investor
(Pihak Bisnis) yang berusaha masuk atau membuka usahanya di Kecamatan mengwi dan
bagaimana komunikasi yang dilakukan antara pemerintah, masyarakat dengan pihak investor.
Serta apa keuntungan masyarakat atau pemerintah dengan masuknya perusahaan dagang
tersebut.
Awalnya pihak Perusahaan dagang ternama yang telah berhasil membangun puluhan tempat
usahanya di sekitar kuta melirik Kecamatan mengwi sebagai target usahanya memberikan
informasi bahwa perusahaan tersebut berniat untuk membuka swalayan kepada KPPI ( Kantor
Pelayanan Perijinan dan Investasi ) Kabupaten Badung Bali.
Pihak KPPI dengan cepat menginformasikan kepada Kecamatan Mengwi tentang ketertarikan
perusahaan dagang tersebut untuk membuka usahanya di daerah Mengwi. Agar segera di tindak
lanjuti tentang persetujuan masyarakatnya dan menganalisis dampaknya bagi masyarakat
mengwi.
Langkah selanjutnya yang di ambil oleh Kecamatan mengwi adalah mengumpulkan tokoh
tokoh masyarakat dari tiap tiap banjar, setelah menyampaikan informasi tersebut ternyata
muncul sambutan yang baik dari tokoh masyarakat tentang akan adanya perusahaan dagang yang
mungkin akan segera masuk ke desa mereka dan tokoh masyarakat tersebut di himbau untuk
segera mengadakan pertemuan untuk menyampaikan informasi tersebut dengan warganya di tiap
banjar (Desa).
Pertemuan demi pertemuan menghasilkan keputusan bahwa warga masyarakat setuju akan
masuknya investor tersebut di tiap banjar, karena di sadari kurangnya pedagang kebutuhan sehari
hari (Warung Sembako) di tiap banjarnya, karena di Kecamatan mengwi pedagang pedagang
secara tidak langsung terpusat di pasar dan ruko pasar, sehingga tergolong jauh dari jangkauan
warga yang memang memiliki jarak tempuh cukup jauh dari pasar.
Setelah adanya kesepakatan dari warga untuk mempersilahkan pihak investor masuk ke
Kecamatan Mengwi justru malah sempat mengalami kebuntuan untuk masalah tempat. Pihak
perusahaan dagang sempat kebingungan karena tidak adanya penyewaan ruko dan hanya ada
ruko dipasar, sedangkan jika membeli tanah dan membangunnya, pihak investor tidak
menyanggupi karena mahalnya harga tanah di Bali khususnya Mengwi.
Sempat tertunda lama proses masuknya perusahaan dagang tersebut, akhirnya pada suatu saat
bale banjar alangkajeng di daerah mengwi akan di lakukan renovasi, munculah ide dari para
tokoh masyarakat banjar setempat untuk membangun bale banjar dua lantai, lantai dasar di
kontrakan pada perusahaan dagang dan lantai keduanya tetap di fungsikan sebagai balai
pertemuan banjar alangkajeng.
Sampailah ide tersebut pada pihak Kecamatan dan langsung menjembatani pihak investor
dengan warga banjar alangkajeng untuk melakukan negosiasi tempat usaha, pembangunan serta
kontraknya.
Sampailah pada kesepakatan bahwa pihak investor berminat untuk menempati lantai dasar balai
pertemuan banjar alangkajeng karena letaknya juga strategis, berada persis di pinggiran jalan
raya ngurah rai dan tergolong luas. Perusahaan dagang di bebani 70% dan 30% sisanya di
tanggung oleh swadaya masyarakat banjar untuk biaya pembangunan lokasi tersebut. Sedangkan
uang pembayaran kontrak akan masuk kas banjar / desa.
Banjar alangkajeng tentunya menjadi pelopor tentang pembangunan ruko di lantai dasar balai
pertemuan banjar, setelah itu di ikuti oleh banjar delod dengan konsep yang sama mencontoh
banjar alangkajeng dan mungkin akan di ikuti oleh banjar banjar lainnya.
E. KESIMPULAN
Menurut analisis saya, pembangunan tersebut menggunakan prinsip to do with people
karena memang semua prosesnya di kembalikan lagi pada masyarakat dan pemerintah hanya
berperan sebagai penjembatan atau fasilitator. Terrealisasinya kerjasama investor dengan
masyarakat untuk pembangunan tersebut juga menguntungkan masyarakat. Selain karena
renovasi balai pertemuan banjar menjadi semakin ringan, warga banjar kini tidak di pungut biaya
iuran kas, yang sebelumnya ada iuran wajib bulanan yang tergolong besar untuk upacara adat,
dll. Menjadi ditiadakan karena uang kontrak dari pihak swalayan tersebut dianggap cukup.
Sekarang warga juga tidak perlu khawatir akan kehabisan kebutuhan sehari hari karena harus
jauh ke pasar dan membeli langsung dan banyak kebutuhan harian mereka. Dengan adanya
indomart (Perusahaan dagang) di banjar, warga akan lebih mudah membeli kelengkapan dengan
tempat yang lebih nyaman dari pada di pasar, karena indomart memiliki standart pelayanan yang
bagus dan fasilitas seperti AC yang membuat warga pasti akan nyaman berbelanja. Adanya
Indomart tersebut juga tidak merugikan masyarakat contohnya para pedagang, karena di tiap
banjar belum tentu ada pedagang yang menjual sembako, sehingga disini tidak ada warga yang
merasa di rugikan.
DAFTAR PUSTAKA
Berger, Charles R, dkk, 1987, Handbook of Communication Science, The Publisher of
Professional Social Science.