Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai analisis masing-masing tahapan yang telah dilakukan pada
Praktik Keperawatan Komunitas di RT 03 RW 18 Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya.
Analisa yang akan ditampilkan mencakup kelebihan dan kekurangan serta faktor-faktor
pendukung dan penghambat dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka implementasi
komunitas.
A. Tahap Persiapan
Praktik keperawatan komunitas bertujuan membantu pelayanan kesehatan di komunitas
untuk mendirikan masyarakat menyelesaikan masalah kesehatannya dengan menekankan pada
pelayanan kesehatan utama melalui strategi promosi kesehatan, proses kelompok,
pemberdayaan masyarakat dan kemitraan pada kelompok masyarakat sehat maupun sakit.
Tahap persiapan yang dilalui mahasiswa meliputi penyusunan angket, pengkajian
komunitas, pengolahan serta analisa data hasil pengkajian, penemuan masalah serta diagnosa
keperawatan komunitas dan ditutup dengan presentasi hasil pengkajian komunitasserta
penetapan rencana intervensi pada LKMM I. Pada tahap persiapan ini mahasiswa juga
melibatkan peran perwakilan masyarakat di samping ketua RT dalam merumuskan
permasalahan yang akan diangkat untuk didiskusikan jalan keluarnya. Adapun melalui diskusi
ini merupakan wadah bagi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah
kesehatan

yang

ada

di

lingkungan

masyarakat

itu

sendiri.

Diharapkan

dengan

dilaksanakannya diskusi ini dapat menjadi pembelajaran dan pengalaman untuk mulai aktif
memikirkan, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program-program kesehatan
masyarakatnya. Setiap anggota masyarakat dituntut untuk berkontribusi yang tidak hanya
terbatas pada dana dan finansial saja tetapi dapat berbentuk daya (tenaga) dan ide.
Seluruh kegiatan dapat dilaksanakan oleh mahasiswa karena adanya beberapa faktor
pendukung yaitu:
1. Kemampuan mahasiswa dalam mempromoikan beberapa program terutama pendidikan
kesehatan yang akan dilaksanakan kepada ketua RT 03 RW 18 Kelurahan Rejosari
Kecamatan Tenayan Raya.

91

2. Peran yang kooperatif dan terbuka dari ketua RT dalam menyambut mahasiswa serta
mendiskusikan ketercapaian keterlaksanaan program.
3. Semangat dan antusias warga untuk mengikuti program kegiatan tersebut.
Namun di samping itu mahasiswa juga menemukan beberapa kendala, di antaranya:
1. Masih adanya beberapa warga yang belum termotivasi untuk mengikuti kegiatan.
2. Keterbatasan waktu masyarakat sehingga tidak dapat berpartisipasi dalam kegiatan yang
direncanakan.
B. Tahap Pengkajian
Hasil pengkajian di wilayah RT 03 RW 18 Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan
Raya didapatkan dengan menggunakan beberapa metode di antaranya dengan menggunakan
data sekunder, winshield survey (community on foot), wawancara, observasi keluarga, serta
penyebaran angket. Metode-metode ini dilaksanakan mahasiswa dengan menjadikan
masyarakat sebagai inti pengkajian yang dipengaruhi oleh subsistem. Metode ini juga
dilaksanakan mahasiswa sebagai bentuk usaha untuk melakukan engkajian secara sistematis
dan ilmiah. Hal ini sesuai dengan teori Neuman yang dimodifikasi oleh Mc Farlene dan
Anderson (2000) yaitu model community as partner dimana melihat masyarakat dalam suatu
wilayah sebagai core atau inti dan pengkajian harus dilakukan pada masyarakat tersebut
secara sistematis dan ilmiah. Masyarakat (core) akan dipengaruhi oleh delapan subsistem
komunitas yaitu lingkungan fisik,pelayanan kesehatan dan sosial, ekonomi, transportasi dan
keamanan, politik dan pemerintahan.
Data sekunder yang digunakan selama tahap pengkajian mencakup jumlah kepala
keluarga dalam lingkungan RT 03, Winshield survey dilkukan pada tanggal 05 Maret 2013
dengan mengelilingi dan menginspeksi wilayah target pengkajian. Metode wawancara
ditujukan pada beberapa orang key person di antaranya beberapa orang kepala keluarga,
Ketua RT, serta Kepala Sekolah SDN 104 Rejosari

pada tanggal 05-06 Maret 2013.

Observasi keluarga dan target penyebaran angket dilakukan pada 75 kepala keluarga. Namun
dikarenakan keterbatasan waktu dari mahasiswa dan saran dari Dosen Pembimbing, angket
hanya dibagikan pada 30 Kepala Keluarga, pada tanggal 05 Maret 2013.
Kegiatan pengkajian dapat diselesaikan oleh mahasiswa karena beberapa faktor
pendukung, di antaranya:
1. Kemampuan mahasiswa dalam menyampaikan maksud dan tujuan dilakukannya
pendataan (pengkajian) kepada masyarakat.
92

2. Dukungan dari Ketua RT serta tokoh masyarakat dalam bentuk memberikan


keterangan saat mahasiswa melakukan wawancara.
3. Adanya instrument pengkajian yang telah diususun oleh mahasiswa dan
dikonsultasikan dengan pembimbing.
Selama pelaksanaan kegiatan pengkajian mahasiswa juga menemukan beberapa
kendala, di antaranya:
1. Terdapat beberapa keluarga yang saat dilakukan pengkajian tidak berada di tempat.
2. Keterbatasan waktu yang dimiliki mahasiswa dikarenakan kondisi mahasiswa yang
juga sedang menjalankan teori perkuliahan.
C. Tahap Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis terhadap respon individu, keluarga dan
masyarakat terhadap masalah kesehatan dan proses kehidupan actual atau potensial (NANDA
dalam Potter dan Perry, 2005). Diagnosa keperawatan komunitas terdiri dari tiga bagian, yaitu
gambaran masalah yang merupakan respon atau kondisi masyarakat, factor penyebab yang
berhubungan dengan masalah, serta tanda dan gejala yang mendukung (Anderson & Mc
Farlane, 2000). Stanhope dan Lancaster (2004) menjelaskan terdapat tiga komponen format
diagnosa keperawatan komunitas yang bersifat risiko, aktual dan potensial.
Diagnosa aktual adalah diagnosa keperawatan yang masalahnya benar-benar terjadi.
Diagnosa risiko adalah diagnosa keperawatan yang masalahnya belum terjadi tetapi setelah
ditemukan data-data yang mendukung untuk timbulnya masalah, sedangkan diagnosa
potensial adalah diagnosa keperawatan yang mengacu kepada peningkatan derajat kesehatan.
Diagnosa keperawatan yang ditemui di RT 03 RW 18 Kelurahan Rejosari Kecamatan
Tenayan Raya yaitu sebagai berikut:
1. Resiko meningkatnya angka penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat: ISPA, DBD di

RT.03 RW.18 Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya berhubungan dengan


kurangnya motivasi masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang sehat.
2. Kebutuhan pembelajaran mengatasi efek penggunaan KB di RT.03 RW.18 Kelurahan

Rejosari Kecamatan Tenayan Raya berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga


PUS terhadap efek samping penggunaan KB.
3. Resiko terjadinya penurunan derajat kesehatan akibat penyakit kronis pada lansia

(Hipertensi) di RT.03 RW.18 Kelurahan Rejosari Kecamatan tenayan Raya berhubungan


dengan kurangnya informasi mengenai kesehatan dan pola hidup sehat.
93

Dari diagnosa keperawatan yang ditemukan diatas yang dilakukan intervensi yaitu dua
diagnosa keperawatan berdasarkan urutan prioritas:
1. Resiko meningkatnya angka penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat: ISPA, DBD di
RT.03 RW.18 Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya berhubungan dengan
2.

kurangnya motivasi masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang sehat.


Resiko terjadinya penurunan derajat kesehatan akibat penyakit kronis pada lansia
(Hipertensi) di RT.03 RW.18 Kelurahan Rejosari Kecamatan tenayan Raya berhubungan
dengan kurangnya informasi mengenai kesehatan dan pola hidup sehat.

1.

Faktor Pendukung
Faktor pendukung dalam merumuskan diagnose keperawatan komunitas yaitu
adanya keberadaan sumber kesehatan dan dukungan dari ketua

RT.03 RW.18 dan

masyarakat setempat. Mahasiswa telah melakukan rapat koordinasi dengan perangkat RT


dan pengurus Pokjakes yang telah terbentuk untuk menetapkan satu prioritas masalah
2.

utama dan disepakati kembali dengan dukungan masyarakat pada pelaksanaan LKMM I.
Faktor Penghambat
Secara keseluruhan tidak ditemui hambatan yang berarti dalam proses perumusan
diagnose keperawatan, hal ini dikarenakan adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa
dengan Ketua RT.03 RW 18 dan pengurus Pokjakes serta masyarakat.

3.

Rencana Tindak Lanjut


Diharapkan bagi pengembang kesehatan untuk dapat lebih meningkatkan
kemampuan menganalisa data sehingga dapat mengidentifikasi masalah dan etiologi
dengan lebih tepat lagi.

D. Tahap Intervensi Keperawatan

Setelah ditemukan diagnose keperawatan komunitas pada masyarakat di wilayah RT.03


RW.18 Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, maka langkah berikutnya yang dilakukan
mahasiswa adalah merumuskan perencanaan atau Planning of Action (POA) untuk mengatasi
masalah kesehatan komunitas tersebut. POA dipaparkan melalui pengadaan acara Lokakarya
Mini Masyarakat I (LKMM I) yang dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2013.
Menurut Mc. Farley & Anderson (2002), strategi intervensi terdiri dari promosi kesehatan,
pelayanan kesehatan, kegiatan kelompok dan pemberdayaan masyarakat. Pelaksanaan rencana
kegiatan difokuskan pada kegiatan promosi kesehatan, pencegahan penyakit tanpa mengabaikan
94

aspek kuratif dan rehabilitatof. Penyusunan rencana ini sesuai dengan model keperawatan
komunitas yang digunakan dengan pendekatan intervensi primer, sekunder dan rehrehabilitative.
Factor pendukung dalam pelaksanaan intervensi keperawatan komunitas adalah masyarakat
menyadari bahwa masalah kesehatan yang ditemukan serta dirumuskan oleh mahasiswa adalah
hal yang nyata dirasakan oleh masyarakat. Factor penghambat yang ditemukan mahasiswa dalam
pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan adalah sulitnya mengumpulkan masyarakat karena
kesibukan masyarakat dalam bekerja.
Adapun rencana intervensi keperawatan komunitas pada masing-masing diagnose yang
diangkat adalah sebagai berikut:
1. Resiko meningkatnya angka penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat : ISPA, DBD di
RT 03 RW 18 Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya berhubungan dengan
kurangnya motivasi masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang sehat.
Intervensi keperawatan komunitas:
a. Penyuluhan kesehatan tentang: konsep kesehatan lingkungan. Penyakit ISPA,
pencegahan dan perawatannya. penyakit DBD , pencegahan dan perawatannya,
penyuluhan mengenai pentingnya melakukan kegiatan gotong royong yang rutin.
b. Penyuluhan mengenai pentingnya melakukan kegiatan gotong royong yang rutin.
c. Penyuluhan mengenai pentingnya menjaga kebersihan diri di sekolah. Praktik
mencuci tangan yang benar dan tepat di sekolah.
d. Penyebaran media informasi (Leaflet, Poster) tentang konsep lingkungan sehat dan
pentingnya tindakan preventif terhadap penyakit ISPA dan DBD
2. Resiko terjadinya penurunan derajat kesehatan akibat penyakit kronis pada lansia
(Hipertensi) pada lansia di RT.03 RW.18 Kelurahan Rejosari Kecamatan tenayan Raya
berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai kesehatan dan pola hidup sehat.
Intervensi keperawatan komunitas:
a. Penyuluhan kesehatan bagi lansia tentang: hipertensi dan cara perawatannya.
b. Penyuluhan kesehatan mengenai: Pentingnya pembentukan POSBINDU untuk lansia,
pentingnya diadakan kegiatan senam lansia rutin minimal seminggu sekali.
Mahasiswa dapat menetapkan rencana intervensi yang telah dipaparkan di atas karena
adanya beberapa factor pendukung, diantaranya:
a. Wawasan mahasiswa dalam menyusun rencana keperawatan dan POA sehingga
b.

kegiatan yang direncanakan lebih terjadwal.


Terbinanya kerja sama yang baik antara mahasiswa dan pengurus RT setempat serta
masyarakat RT.03 RW.18 Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya.
95

c.

Terbinanya kerja sama yang baik antara mahasiswa dan pengurus tempat intervensi
yaitu Kepala sekolah 104 Rejosari dan pengurus Mesjid Al-Huda (ketua
perkumpulan majlis talim Annisa).

Selama menyusun rencana intervensi mahasiswa juga menemukan beberapa kendala,


diantaranya:
1. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat dan anggota pengurus RT setempat
mengenai pengadaan seminar penyuluhan.
2. Kurangnya dana dan prasarana yang dimiliki mahasiswa dan masyarakat sehingga
menghambat kelancaran kegiatan.
3. Sulitnya mengumpulkan masyarakat dalam waktu dan tempat yang bersamaan
karena pekerjaan dan kesibukan masing-masing masyarakat.
E. Tahap Implementasi
Setelah disusun perencanaan (POA) yang telah disepakati bersama masyarakat, maka
akan dilakukan pelaksanaan dari rencana tersebut. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan
dengan partisipasi masyarakat. Menurut teori Mc. Farley dan Anderson (2002), dijelaskan
bahwa dalam melakukan suatu tindakan perlu adanya perumusan strategi untuk kegiatan
serta bagaimana agar tindakan yang dilakukan mencapai suatu tujuan. Strategi yang
digunakan yaitu promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan.
Berikut pembahasan kegiatan implementasi yang telah dilakukan di RT 13 RW 18
Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya yang disusun berdasarkan diganosa prioritas:
1. Implementasi untuk diagnosa resiko meningkatnya angka penyakit akibat lingkungan
yang tidak sehat: ISPA, DBD di RT 03 RW 18 Kelurahan Rejosari Kecematan Tenayan
Raya berhubungan dengan kurangnya motivasi masayarakat dalam menciptakan
lingkungan yang sehat :
a. Penyuluhan dan penyebaran leaflet tentang kesehatan lingkungan dan penyakitpenyakit akibat lingkungan yang tidak sehat (ISPA, DBD)
Penyuluhan kesehatan tentang DBD dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 06
April 2013 di rumah warga RW 18 tepatnya di RT 03 pada pukul 16.00 WIB-17.30
WIB dengan menggunakan strategi pendidikan kesehatan. Peserta yang hadir
sebanyak 14 orang.
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini yaitu untuk mencegah terjadinya penyebaran
dan penularan dari penyakit demam berdarah dengue (DBD) di RW 18 Kelurahan
96

Rejosari Kecamatan Tenayan Raya. Kondisi daerah yang terdiri dari dataran rendah
dan tidak adanya sanitasi pembuangan sampah rumah tangga yang baik, sehingga
menjadi salah satu faktor resiko perkembangan nyamuk aedes aegipty di wilayah RW
18.
1) Faktor Pendukung
Ibu-ibu aktif dalam kegiatan penyuluhan dan tampak antusias dalam kegiatan
penyuluhan yang dilaksanakan. Adanya feedback dari ibu-ibu yang menghadiri
penyuluhan dengan dibuktikan oleh pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh ibu-ibu
dan antusiasme dalam menjawab pertanyaan yang diberikan.
2) Faktor Penghambat
Tidak ditemukan kendala yang berarti dalam kegiatan penyuluhan. Penyuluhan
berjalan lancar sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Hanya saja, antara fasilitator
dengan warga tidak dapat membimbing dikarenakan ruangan yang kurang lebar.
3) Rencana Tindak Lanjut
Pemberian informasi kesehatan secara berkala tentang penyakit DBD oleh ihak
puskesmas.
b. Melakukan kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah: Personal hygiene
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari sabtu, 06 April 2013 pukul 07.30 WIB s/d 09.00
WIB di SDN 104 Rejosari RT 03 RW 18 Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya.
Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan dan mewujudkan kemandirian dari siswa
untuk hidup sehat yang memungkinkan terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.
Siswa yang hadir sebanyak 35 orang yang terdiri dari siswa kelas I dan materi yang
disampaikan mengenai Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) yaitu mencuci tangan.
Dengan strategi pendidikan kesehatan dan mempraktekkan cara mencuci tangan yang
benar.
1) Faktor Pendukung
a. Tersedianya sarana untuk pelaksanaan kegiatan usaha kesehatan sekolah (personal
hygiene) di SDN.
b. Adanya dukungan dari Kepala Sekolah SDN dan majelis guru untuk berpartisipasi
dalam mengikuti acara penyuluhan berlangsung.
c. Adanya antusiasme dari siswa SDN dalam mengikuti acara penyuluhan.

97

2) Faktor Penghambat
a. Waktu kegiatan dilaksanakan terlambat dari waktu yang ditentukan karena murid
mempunyai kegiatan belajar mengajar untuk yang kelas I.
b. Tidak semua murid yang dapat mengikuti acara penyuluhan dikarenakan murid yang
lainnya sedang melakukan gotong royong untuk persiapan UN pada siswa kelas VI.
3) Rencana Tindak Lanjut
Kegiatan yang telah dilaksanakan dapat dilakukan ketika sebelum makan, sebelum
bermain atau setelah buang air oleh siswa, adanya pembentukan dokter kecil dengan
bantuan dan bimbingan dari pihak sekolah.
2. Implementasi untuk diagnosa resiko terjadinya penurunan derajat kesehatan akibat
hipertensi pada lansia RT 03 RW 18 Kelurahan Rejosari Kecmatan Tenayan Raya
berhubungan dengan kebiasaan hidup yang tidak sehat.
Implementasi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah berdasarkan diagnosa yaitu :
a. Penyuluhan dan penyebaran leaflet tentang hipertensi yang disebabkan oleh pola
hidup yang tidak sehat.
Kegiatan penyuluhan dan penyebaran leaflet tentang hipertensi dilakukan pada hari
tanggal 05 April 2013 di Mesjid Al-Huda RT 03 Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan
Raya. Peserta yang hadir sebanyak 42 orang. Adapun tujuan dari penyuluhan adalah
untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan dari masayarakat mengenai penyakit
hipertensi.
1) Faktor Pendukung
Adanya antusiasme dari masayarakat dalam mengikuti acar penyuluhan yang
diberikan. Hal ini tampak dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan terhadap
penyampaian materi dan menjawab ketika diberikan pertanyaan. Selain itu adanya
dukungan dari ibu RT 03 dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan.
2) Faktor Penghambat
a. Kendala yang ditemukan saat melaksanakan kegiatan penyuluhan yaitu waktu
kegiatan dilaksanakan terlambat dari waktu yang ditentukan karena ibu-ibu pada
jam 16.00 WIB banyak yang belum datang.
b. Kurangnya tempat untuk menggunakan media yang telah disediakan seperti
tempat untuk menggunakan infokus.
c. Jadwal yang bersamaan dengan jadwal ceramah dari ustadz, sehingga diperlukan
waktu yang singkat untuk menyampaikan materi mengenai hipertensi.
3) Rencana Tindak Lanjut
Kegiatan yang telah dilakukan mungkin dapat dilanjutkan oleh warga masyarakat
dengan bantuan kader yang ada di RT 03 dan bantuan dari pihak puskesmas.
98

F. Tahap Evaluasi
1. Diagnosa Pertama: Resiko meningkatnya angka penyakit akibat lingkungan yang tidak
sehat: ISPA, DBD di RT 03 RW 18 Kelurahan Rejosari Kecematan Tenayan Raya
berhubungan dengan kurangnya motivasi masayarakat dalam menciptakan lingkungan
yang sehat
a. Evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan:
1) Kegiatan yang dilakukan diikuti hampir 80% dari jumlah masyarakat, dimana
masyarakat telah memahami tentang penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang
tidak sehat, seperti Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), Demam Berdarah
Dengue (DBD) yang meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala, akibat lanjut,
cara pencegahan, serta perawatan penyakit tersebut.
b. Rencana Tindak Lanjut
1) Pokjakes unit kesehatan lingkungan diharapkan memotivasi masyarakt untuk
melaksanakan gotong royong yang akan dilaksanakan setiap satu bulan sekali.
2) Adanya pemantauan berkala dari pihak Kelurahan dan pihak Puskesmas dalam
pelaksanaan kegiatan mencipakan lingkungan yang sehat dari RT 03.
2. Diagnosa Kedua: Resiko terjadinya penurunan derajat kesehatan akibat hipertensi pada
lansia RT 03 RW 18 Kelurahan Rejosari Kecmatan Tenayan Raya berhubungan dengan
kebiasaan hidup yang tidak sehat.
a. Evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan:
Dari seluruh hasil kegiatan sebanyak 85% masyarakat yang menghadiri kegiatan
penyuluhan memahami tentang penyakit hipertensi pada lansia yang meliputi definisi,
klasifikasi, penyebab, tanda dan gejala, akibat, pencegahan, makanan yang perlu
dihindari serta makanan yang diperbolehkan.
b. Rencana Tindak Lanjut
1) Pihak Puskesmas Tenayan Raya dan Pokjakes Unit PHBS diharapkan mampu
berperan aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan lansia di RT 03 RW 18
Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya

99

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian untuk memperoleh data kesehatan masyarakat yang ada di wilayah RT 03
sampai RW 18 Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya dilakukan melalui beberapa
metode pengumpulan data diantaranya menggunakan winshield survey, kuesioner,
observasi dan metode wawancara dengan masyarakat setempat. Melalui

metode

pengumpulan data whinshield survey di dapat ruang lingkup pengkajian untuk memperoleh
data kesehatan masyarakat di wilayah RW 18. Pengkajian menggunakan kuesioner
dilakukan dengan metode door to door (rumah ke rumah) dengn teknik pengambilan
sampel proporsional cluster sampling yaitu pengambilan sampel dengan mengambil
beberapa perwakilan kepada keluarga disetiap RT yang ada di RW 18 Kelurahan
Sidomulyo. Pengambilan sampel dilakukan pada 30 KK. Pengakajian yang dilakukan
meliputi data umum yaitu data keluarga, data perumahan, data kesehatan lingkungan, dan
sebagainya. perungumpulan data melalui observasi dilakukan untuk memperoleh data
tentang perumahan dan kesehatan lingkungan. Selain itu, pengumpulan data juga diperoleh
melalui wawancara dengan Ketua RT 03, Kepala Sekolah SDN 104 Rejosari, tokoh
masyarakat, lansia, serta ibu yang mempunyai bayi dan balita.
2. Berdasarkan hasil pengkajian telah dilakukan dapat diangkat 1 diagnosa prioritas
keperawatan komunitas dan 1 diagnosa prioritas keperawatan gerontik di RW 18
Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya sebagai berikut :
a. Resiko meningkatnya angka penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat : ISPA, DBD
di RT 03 RW 18 Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya berhubungan dengan
kurangnya motivasi masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang sehat.
b. Resiko terjadinya penurunan derajat kesehatan akibat penyakit kronis pada lansia
(Hipertensi) pada lansia di RT.03 RW.18 Kelurahan Rejosari Kecamatan tenayan Raya
berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai kesehatan dan pola hidup sehat.
Berdasarkan rencana kegiatan atau Planning Of Action yang telah disepakati dengan
masyarakat RW 18, selanjutnya dilakukan implementasi keperawatan yang meliputi :
a. Penyuluhan kesehatan
1) Penyuluhan kesehatan tentang Penyakit DBD, pencegahan dan perawatannya.
2) Penyuluhan kesehatan tentang pentingnya menjaga kebersihan diri di sekolah.
100

3) Penyuluhan kesehatan tentang hipertensi dan cara perawatannya.


b. Penyebaran leaflet dan poster
Setiap kegiatan yang telah dilakukan implementasi bersama mahasiswa, ketua RT,
majelis taklim, pengurus mesjid Al-Huda dan masyarakat, akan dilakukan evaluasi hasil
dari setiap kegiatan yang telah dilakukan tersebut.
3. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1. Masyarakat yng hadir pada pelaksanaan kegiatan yang telah ditentukan, ada yang
datang tepat waktu dan ada yang datang terlambat bebrapa menit (15-30 menit) dan
dalam bebrapa kegiatan kedatangan yang tidak tepat waktu biasanya dipengaruhi
oleh kesibukan warga.
2. Tempat pelaksanaan kegiatan penyuluhan sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
3. Peralatan atau perlengkapan serta media yang digunakan untuk melakukan setiap
kegiatan tersedia sesuai rencana seperti : infocus, leaflet, layar dan laptop.
4. Peran dari setiap mahasiswa telah dilakukan dengan baik sesuai dengan pembagian
tugas masing-masing.
b. Evaluasi Proses
1. Masyarakat mendukung setiap kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dengan ratarata masyarakat yang hadir 70%-80%.
2. Masyarakat yang hadir terlihat antusias dan berperan aktif selama kegiatan
berlangsung.
c. Evaluasi Akhir
Masyarakat terlihat aktif dalam mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dan
mampu mengulang kembali apa yang telah dijelaskan oleh mahasiswa. Rencana
keperawatan komunitas dapat dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
melalui kerja sama antar mahasiswa, masyarakat RW 18, tokoh masyarakat, sehingga
pelaksanaan semua rencana kegiatan (Planning Of Action) dapat terlaksana dengan baik.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dapat diajukan beberapa saran guna mengadakan perbaikan
dikemudian hari:
1. Bagi kecamatan dan kelurahan
101

Bagi pihak kelurahan dan kecamatan diharapkan untuk selalu mendukung dan
berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang dilakukan dinas kesehatan, puskesmas dan
masyarakat dalam pelaksanaan program-program yang dapat meningkatkan derajat kesehatan.
2. Bagi Puskesmas
Bagi puskesmas sebagai penanggung jawab wilayah RW 18 dibidang kesehatan diharapkan
dapat melakukan pengembangan program dan membantu RW 18 sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kecamatan tenayan Raya, khususnya RW 18
Kelurahan Rejosari. Selain itu, puskesmas diharapkan dapat lebih aktif dalam menjalankan
program promotif dan preventif pada masyarakat dari pada kuratif sehingga fungsi dasar
puskesmas terpenuhi.
3. Masyarakat RW 18 kelurahan Rojosari Kecamatan Tenayan Raya
Kepada masyarakat diharapkan untuk dapat lebih berperan aktif dalam setiap kegiatan
yang akan diadakan oleh RW 18 guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
4. Mahasiswa PSIK UR
Kepada mahasiswa yang akan menjalani praktik keperawatan komunitas agar dapat lebih
meningkatkan kerjasama dalam kelompok, antar kelompok dan kelompok dengan pihak-pihak
terkait agar kegiatan dapat terlaksana dengan lancer.
5. Institusi pendidikan
Kepada institusi pendidikan agar dapat lebih meningkatkan fasilitas-fasilitas penunjang
kegiatan praktik keperawatan komunitas seperti buku-buku penunjang, alat-alat praktik yang
dapat menunjang kegiatan mahasiswa dilapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, E.T., and McFarlane, J.(2006). Community as partner: Theory and practice in nursing,
3rd.ed, Philadelpia: Lippincott
Hidayat Aziz Halimul. (2004). Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Salemba Medika :Jakarta.
Notoatmodjo, S.(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

102

Mubarak, I.W. (2006). Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1. Cv Sagung Seto :
Jakarta.
Mubarak, I.W. (2009). Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1. Cv Sagung Seto :
Jakarta.
Stanhope, M & Lancester, J.(2000). Community & Public health nursing. Missouri: Mosby.
Sumijatun, dkk. (2006). Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC

103

Anda mungkin juga menyukai