Definisi Pengajaran Dan Pembelajaran
Definisi Pengajaran Dan Pembelajaran
PENDAHULUAN
I.1 PENGERTIAN BELAJAR
I.1.A Pengertian belajar menurut kamus bahasa Indonesia :
Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau
tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
I.1.B Pengertian belajar menurut beberapa ahli :
1. Menurut james O. Whittaker (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar
adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
2. Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan,
nilai dan sikap.
3. Cronchbach (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah suatu
aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
4. Howard L. Kingskey (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah
proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
5. Drs. Slameto (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.
3. Mengutip dari istilah Abraham Maslow bahwa segala aktivitas manusia didasari atas kebutuhan yang
harus dipenuhi dari kebutuhan biologis sampai aktualisasi diri.
4. Untuk melakukan penyempurnaan dari apa yang telah diketahuinya.
5. Agar mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya.
6. Untuk meningkatkan intelektualitas dan mengembangkan potensi diri.
7. Untuk mencapai cita-cita yang diinginkan.
8. Untuk mengisi waktu luang.
I.3 JENIS-JENIS BELAJAR
I.3.A Menurut Robert M. Gagne
Manusia memilki beragam potensi, karakter, dan kebutuhan dalam belajar. Karena itu banyak tipre-tipe
belajar yang dilakukan manusia. Gagne mencatat ada delapan tipe belajar :
1. Belajar isyarat (signal learning). Menurut Gagne, ternyata tidak semua reaksi sepontan manusia
terhadap stimulus sebenarnya tidak menimbulkan respon.dalam konteks inilah signal learning terjadi.
Contohnya yaitu seorang guru yang memberikan isyarat kepada muridnya yang gaduh dengan bahasa
tubuh tangan diangkat kemudian diturunkan.
2. Belajar stimulus respon. Belajar tipe ini memberikan respon yang tepat terhadap stimulus yang
diberikan. Reaksi yang tepat diberikan penguatan (reinforcement) sehingga terbentuk perilaku tertentu
(shaping). Contohnya yaitu seorang guru memberikan suatu bentuk pertanyaan atau gambaran tentang
sesuatu yang kemudian ditanggapi oleh muridnya. Guru member pertanyaan kemudian murid
menjawab.
3. Belajar merantaikan (chaining). Tipe ini merupakan belajar dengan membuat gerakan-gerakan
motorik sehingga akhirnya membentuk rangkaian gerak dalam urutan tertentu. Contohnya yaitu
pengajaran tari atau senam yang dari awal membutuhkan proses-proses dan tahapan untuk mencapai
tujuannya.
4. Belajar asosiasi verbal (verbal Association). Tipe ini merupakan belajar menghubungkan suatu kata
dengan suatu obyek yang berupa benda, orang atau kejadian dan merangkaikan sejumlah kata dalam
urutan yang tepat. Contohnya yaitu Membuat langkah kerja dari suatu praktek dengan bntuan alat atau
objek tertentu. Membuat prosedur dari praktek kayu.
5. Belajar membedakan (discrimination). Tipe belajar ini memberikan reaksi yang berbedabeda pada
stimulus yang mempunyai kesamaan. Contohnya yaitu seorang guru memberikan sebuah bentuk
pertanyaan dalam berupa kata-kata atau benda yang mempunyai jawaban yang mempunyai banyak
versi tetapi masih dalam satu bagian dalam jawaban yang benar. Guru memberikan sebuah bentuk
(kubus) siswa menerka ada yang bilang berbentuk kotak, seperti kotak kardus, kubus, dsb.
6. Belajar konsep (concept learning). Belajar mengklsifikasikan stimulus, atau menempatkan obyekobyek dalam kelompok tertentu yang membentuk suatu konsep. (konsep : satuan arti yang mewakili
kesamaan ciri). Contohnya yaitu memahami sebuah prosedur dalam suatu praktek atau juga teori.
Memahami prosedur praktek uji bahan sebelum praktek, atau konsep dalam kuliah mekanika teknik.
7. Belajar dalil (rule learning). Tipe ini meruoakan tipe belajar untuk menghasilkan aturan atau kaidah
yang terdiri dari penggabungan beberapa konsep. Hubungan antara konsep biasanya dituangkan dalam
bentuk kalimat. Contohnya yaitu seorang guru memberikan hukuman kepada siswa yang tidak
mengerjakan tugas yang merupakan kewajiban siswa, dalam hal itu hukuman diberikan supaya siswa
tidak mengulangi kesalahannya.
8. Belajar memecahkan masalah (problem solving). Tipe ini merupakan tipe belajar yang
menggabungkan beberapa kaidah untuk memecahkan masalah, sehingga terbentuk kaedah yang lebih
tinggi (higher order rule). Contohnya yaitu seorang guru memberikan kasus atau permasalahan kepada
siswa-siswanya untuk memancing otak mereka mencari jawaban atau penyelesaian dari masalah
tersebut.
Selain delapan jenis belajar, Gagne juga membuat semacam sistematika jenis belajar. Menurutnya
sistematika tersebut mengelompokkan hasil-hasil belajar yang mempunyai ciri-ciri sama dalam satu
katagori. Kelima hal tersebut adalah :
1. keterampilan intelektual : kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya dengan
menggunakan symbol huruf, angka, kata atau gambar.
2. informasi verbal : seseorang belajar menyatakan atau menceritakan suatu fakta atau suatu peristiwa
secara lisan atau tertulis, termasuk dengan cara menggambar.
3. strategi kognitif : kemampuan seseorang untuk mengatur proses belajarnya sendiri, mengingat dan
berfikir.
4. keterampilan motorik : seseorang belajar melakukan gerakan secara teratur dalam urutan tertentu
(organized motor act). Ciri khasnya adalah otomatisme yaitu gerakan berlangsung secara teratur dan
berjalan dengan lancar dan luwes.
5. sikap keadaan mental yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan pilihan-pilihan dalam
bertindak.
I.3.B Menurut Bloom
Benyamin S. Bloom (1956) adalah ahli pendidikan yang terkenal sebagai pencetus konseptaksonomi
belajar. Taksonomi belajar adalah pengelompokkan tujuan berdasarkan domain atau kawasan belajar.
Menurut Bloom ada tiga dmain belajar yaitu :
1. Cognitive Domain (Kawasan Kognitif). Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek intelektual
atau secara logis yang bias diukur dengan pikiran atau nalar. Kawasan ini tediri dari:
Pengetahuan (Knowledge).
Pemahaman (Comprehension).
Penerapan (Aplication)
Penguraian (Analysis).
Memadukan (Synthesis).
Penilaian (Evaluation).
2. Affective Domain (Kawasan afektif). Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek emosional,
seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya. Kawasan ini terdiri dari:
Penerimaan (receiving/attending).
Sambutan (responding).
Penilaian (valuing).
Pengorganisasian (organization).
Karakterisasi (characterization)
3. Psychomotor Domain (Kawasan psikomotorik). Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek
keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis.
Kawasan ini terdiri dari:
Kesiapan (set)
Meniru (imitation)
Membiasakan (habitual)
Adaptasi (adaption)
I.3.C Penggabungan Dari Tiga Ahli (A. De Block, Robert M. Gagne, C. Van Parreren)
1. Belajar arti kata-kata. Belajar arti kata-kata maksudnya adalah orang mulai menangkap arti yang
terkandung dalam kata-kata yang digunakan.
2. Belajar Kognitif. Tak dapat disangkal bahwa belajar kognitif bersentuhan dengan masalah mental.
Objek-objek yang diamati dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan, atau lambang
yang merupakan sesuatu bersifat mental.
3. Belajar Menghafal. Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal dalam ingatan,
sehingga nantinya dapat diproduksikan {diingat} kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli,
dan menyimpan kesan-kesan yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat diingat kembali kealam
dasar.
4. Belajar Teoritis. Bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta
{pengetahuan} dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat difahami dan digunakan untuk
memecahkan problem, seperti terjadi dalam bidang-bidang studi ilmiah.
5. Belajar Konsep. Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang
mempunyai ciri-ciri yang sama, orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap
objek-objek yang dihadapinya, sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu.
6. Belajar Kaidah. Belajar kaidah {rule} termasuk dari jenis belajar kemahiran intelektual {intellectual
skill}, yang dikemukakan oleh Gagne. Belajar kaidah adalah bila dua konsep atau lebih dihubungkan satu
sama lain, terbentuk suatu ketentuan yang mereprensikan suatu keteraturan.
7. Belajar Berpikir. Dalam belajar ini, orang dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan,
tetapi tanpa melalui pengamatan dan reorganisasi dalam pengamatan.masalah harus dipecahkan
melalui operasi mental, khususnya menggunakan konsep dan kaidah serta metode-metode bekerja
tertentu.
Konsep Dewey tentang berpikir menjadi dasar untuk pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
Adanya kesulitan yang dirasakan dan kesadaran akan adanya masalah.
Masalah itu diperjelas dan dibatasi.
Mencari informasi atau data dan kemudian data itu diorganisasikan.
Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan hipotesis-hipotesis, kemudian hipotesis-hipotesis
itu dinilai, diuji, agar dapat ditentukan untuk diterima atau ditolak.
Penerapan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi sekaligus berlaku sabagai pengujian
kebenaran pemecahan tersebut untuk dapat sampai pada kesimpulan.
Menurut Dewey, langkah-langkah dalam pemecahan masalah adalah sebagai berikut.
Kesadaran akan adanya masalah.
Merumuskan masalah.
Mencari data dan merumuskan hipotesis-hipotesis.
Menguji hipotesis-hipotesis itu.
Menerima hipotesis yang benar.
1.3.D Menurut UNESCO
UNESCO telah mengeluarkan kategori jenis belajar yang dikenal sebagai empat pilar dalam kegiatan
belajar ( A. Suhaenah Suparno, 2000 ) :
1. Learning to know. Pada Learning to know ini terkandung makna bagaimana belajar, dalam hal ini ada
tiga aspek : apa yang dipelajari, bagaimana caranya dan siapa yang belajar.
2. Learning to do. Hal ini dikaitkan dengan dunia kerja, membantu seseorang mampu mempersiapkan
diri untuk bekerja atau mencari nafkah. Jadi dalam hal ini menekankan perkembangan ketrampilan
untuk yang berhubungan dengan dunia kerja.
3. Learning to live together. Belajar ini ditekankan seseorang/pihak yang belajar mampu hidup bersama,
dengan memahami orang lain, sejarahnya, budayanya, dan mampu berinteraksi dengan orang lain
secara harmonis.
4. Learning to be. Belajar ini ditekankan pada pengembangan potensi insani secara maksimal. Setiap
individu didorong untuk berkembang dan mengaktualisasikan diri. Dengan learning to be seseorang
akan mengenal jati diri, memahami kemampuan dan kelemahanya dengan kompetensi-kompetensinya
akan membangun pribadi secara utuh.
I.4 PENGERTIAN PEMBELAJARAN
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar dan
pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan
pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas.
1.4.A Pengertian pembelajaran menurut kamus bahasa Indonesia :
Pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
1.4.B Pengertian pembelajaran menurut beberapa ahli :
1. Duffy dan Roehler (1989). Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan
menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.
2. Gagne dan Briggs (1979:3). Mengartikan instruction atau pembelajaran ini adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang,
disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang
bersifat internal.
I.5 CIRI-CIRI PEMBELAJARAN
Ciri-ciri pembelajaran sebagai berikut :
1. merupakan upaya sadar dan disengaja
2. pembelajaran harus membuat siswa belajar
Pembelajaran
3. Perilaku yang timbul oleh tanda-tanda tertentu akan hilang atau berkurang frekuensinya bila tidak
diperkuat dengan akibat yang menyenangkan.
4. Belajar yang berbentuk respon terhadap tanda-tanda yang terbatas akan ditransfer kepada situasi lain
yang terbatas pula.
5. Belajar menggeneralisasikan dan membedakan adalah dasar untuk belajar sesuatu yang kompleks
seperti yang berkenaan dengan pemecahan masalah.
6. Situasi mental siswa untuk menghadapi pelajaran akan mempengaruhi perhatian dan ketekunan
siswa selama proses siswa belajar.
7. Kegiatan belajar yang dibagi menjadi langkah-langkah kecil dan disertai umpan balik menyelesaikan
tiap langkah, akan membantu siswa.
8. Kebutuhan memecah materi kompleks menjadi kegiatan-kegiatan kecil dapat dikurangi dengan
mewujudkan dalam suatu model.
9. Keterampilan tingkat tinggi (kompleks) terbentuk dari keterampilan dasar yang lebih sederhana.
10. Belajar akan lebih cepat, efisien, dan menyenangkan bila siswa diberi informasi tentang kualitas
penampilannya dan cara meningkatkannya.
11. Perkembangan dan kecepatan belajar siswa sangat bervariasi, ada yang maju dengan cepat ada yang
lebih lambat.
12. Dengan persiapan, siswa dapat mengembangkan kemampuan mengorganisasikan kegiatan
belajarnya sendiri dan menimbulkan umpan balik bagi dirinya untuk membuat respon yang benar.
Dalam buku Condition of Learning, Gagne (1997) mengemukakan sembilan prinsip yang dapat dilakukan
guru dalam melaksanakan pembelajaran, sebagai berikut:
1. Menarik perhatian (gaining attention) : hal yang menimbulkan minat siswa dengan mengemukakan
sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi, atau kompleks.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the objectives) : memberitahukan
kemampuan yang harus dikuasai siswa setelah selesai mengikuti pelajaran.
3. Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall or prior learning) : merangsang
ingatan tentang pengetahuan yang telah dipelajari yang menjadi prasyarat untuk mempelajari materi
yang baru.
4. Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus) : menyampaikan materi-materi
pembelajaran yang telah direncanakan.
5. Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance) : memberikan pertanyaan-pertanyaan
yamng membimbing proses/alur berpikir siswa agar memiliki pemahaman yang lebih baik.
adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.
Pada dasarnya Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun
mempunyai konotasiyang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik
dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek
kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek
psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak,
yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru
dengan peserta didik. Di dalam pembelajaran dapat berlangsung dengan atau tanpa hadirnya guru.
Dalam proses belajar terdapat komponen pendukung yang dapat mendorong tercapainya tujuan utama
dari proses pembelajaran yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku. Proses belajar dapat terjadi
baik secara alamiah maupun direkayasa. Proses balajar secara alamiah biasanya terjadi pada kegiatan
yang umumya dilakukan oleh setiap orang dan kegiatan belajar ini tidak direncanakan. Sedangkan
proses belajar yang direkayasa merupakan proses belajar yang memiliki sistematika yang jelas dan telah
direncanakan sebelumnya guna mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam proses ini metode yang
digunakan disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam hal ini proses belajar yang direkayasa
yang lebih memungkinkan tercapainya perubahan perilaku karena ada rancangan yang berisi metode
dan alat pendukung.
Dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran harus dirancang untuk
memberikan pengalaman belajar pada peserta didik. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud
melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Oleh
karena itu kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada pengajar, khususnya
siswa agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara professional. Kegiatan pembelajaran
memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa secara berurutan untuk mencapai
kompetensi dasar. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan kirarki konsep materi
pembelajaran, dan rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsure
penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa yaitu kegiatan siswa dan materi.
II.4 PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
Dalam melaksanakan pembelajaran, agar dicapai hasil yang lebih optimal perlu diperhatikan beberapa
prinsip pembelajaran. Prinsip pembelajaran dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang ditarik dari teori
psikologi terutama teori belajar dan hasil-hasil penelitian dalam pembelajaran. Prinsip pembelajaran bila
diterapkan dalam proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran akan diperoleh
hasil yang lebih optimal. Oleh karena itu untuk mencapai kegiatan pembelajaran yang efektif dan
efisien, guru harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran yang dikemukakan oleh Gagne dan
Atwi Suparman.
Pembelajaran yang efektif dan bermakna dapat dilakukan dengan prosedur pemanasan dan apersepsi,
eksplorasi, konsolidaesi pembelajaran, pembentukan kompetensi; sikap dan perilaku, penilaian formatif.
Pada dasarnya prinsip-prinsip belajar adalah perhatian, motivasi, keaktifan siswa, keterlibatan langsung,
pengulangan belajar, materi belajar yang merangsang dan menantang, penguatan kepada siswa dan
aspek psikologi lain.
Perhatian, dalam pembelajaran guru hendaknya tidak mengabaikan masalah perhatian. Sebelum
pembelajaran dimulai guru hendaknya menarik perhatian siswa agar siswa berkonsentrasi dan tertarik
pada materi pelajaran yang sedang diajarkan.
Motivasi, Jika perhatian siswa sudah terpusat maka langkah guru selanjutnya memotivasi siswa.
Walaupun siswa udah termotivasi dengan kegiatan awal saat guru mengkondisikan agar perhatian siswa
terpusat pada materi pelajaran yang sedang berlangsung. Namun guru wajib membangun motivasi
sepanjang proses belajar dan pembelajaran berlangsung agar siswa dapa mengikuti pelajaran dengan
baik.
Keaktifan siswa, Pembelajaran yang bermakna apabila siswa aktif dalam proses belajar dan
pembelajaran. Siswa tidak sekedar menerima dan menelan konsep-konsep yang disampaikan guru,
tetapi siswa beraktivitas langsung. Dalam hal ini guru perlu menciptakan situasi yang menimbulkan
aktivitas siswa.
Keterlibatan langsung, pelibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran adalah penting. Siswalah
yang melakukan kegiatan belajar bukan guru. Supaya siswa banyak terlibat dalam proses pembelajaran,
guru hendaknya memilih dan mempersiapkan kegiatan-kegiatan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Pengulangan belajar, Penguasaan meteri oleh siswa tidak bisa berlangsung secara singkat. Siswa perlu
melakukan pengulangan-pengulangan supaya meteri yang dipelajari tetap ingat. Oleh karena itu guru
harus melakukan sesuatu yang membuat siswa melakukan pengulangan belajar.
Materi pelajaran yang merangsang dan menantang, kadang siswa merasa bosan dan tidak tertarik
dengan materi yang sedang diajarkan. Untuk menghindari gejala yang seperti ini guru harus memilih dan
mengorganisir materi sedemikikan rupa sehingga merangsang dan menantang siswa untuk
mempelajarinya.
Balikan atau penguatan kepada siswa, penguatan atau reinforcement mempunyai efek yang besar jika
sering diberikan kepada siswa. Setiap keberhasilan siswa sekecil apapun, hendaknya ditanggapi dengan
memberikan penghargaan.
Aspek-aspek psikologi lain, setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan individu baik
secara fisik maupun secara psikis akan mempengaruhi cara belajar siswa tersebut, sehingga guru perlu
memperhatikan cara pembelajaran yang diberikan kepada siswa tersebut misalnya, mengatur tempat
duduk, mengatur jadwal pelajaran , dll.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah lakunya baik
melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk
memperoleh tujuan tertentu. Adapun Ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut :
1. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif),
keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).
2. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.
3. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat
interaksi dengan lingkungan.
4. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak karena
kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.
Pembelajaran adalah kegiatan yang dirancang untuk mendukung proses belajar yang ditandai dengan
adanya perubahan perilaku yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Jenis-jenis belajar menurut Robert M. Gagne :
1. Belajar isyarat (signal learning).
2. Belajar stimulus respon.
3. Belajar merantaikan (chaining).
4. Belajar asosiasi verbal (verbal Association).
5. Belajar membedakan (discrimination
6. Belajar konsep (concept learning).
7. Belajar dalil (rule learning).
8. Belajar memecahkan masalah (problem solving).
Jenis-jenis belajar menurut Benyamin S. Bloom :
1. Cognitive Domain (Kawasan Kognitif).
2. Affective Domain (Kawasan afektif).
3. Psychomotor Domain (Kawasan psikomotorik).
Jenis-jenis belajar penggabungan dari tiga ahli (A. De Block, Robert M. Gagne, C. Van Parreren) :
1. Belajar Arti Kata-kata.
2. Belajar Kognitif.
3. Belajar Menghafal.
4. Belajar Teoritis.
5. Belajar Konsep.
6. Belajar Kaidah
7. Belajar Berpikir
Prinsip-prinsip belajar menurut Gagne :
1. Menarik perhatian (gaining attention)
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the objectives)
3. Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall or prior learning)
4. Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus)
5. Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance)
6. memperoleh kinerja/penampilan siswa (eliciting performance)
7. memberikan balikan (providing feedback)
8. Menilai hasil belajar (assessing performance)
9. Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing retention and transfer)
Teori pembelajaran dan pengajaran
Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.
Lompat ke: pandu arah, cari
Tugas utama seorang pengajar atau guru adalah untuk memudahkan pembelajaran para pelajar. Untuk
memenuhi tugas ini, pengajar atau guru bukan sahaja harus dapat menyediakan suasana pembelajaran
yang menarik dan harmonis, tetapi mereka juga menciptakan pengajaran yang berkesan. Ini bermakna
guru perlu mewujudkan suasana pembelajaran yang dapat meransangkan minat pelajar di samping
sentiasa memikirkan kebajikan dan keperluan pelajar.
Dalam sesi pembelajaran, guru kerap berhadapan dengan pelajar yang berbeza dari segi kebolehan
mereka. Hal ini memerlukan kepakaran guru dalam menentukan strategi pengajaran dan pembelajaran.
Ini bermakna, guru boleh menentukan pendekatan, memilih kaedah dan menetapkan teknik-teknik
tertentu yang sesuai dengan perkembangan dan kebolehan pelajar. Strategi yang dipilih itu, selain
berpotensi memeransangkan pelajar belajar secara aktif, ia juga harus mampu membantu menganalisis
konsep atau idea dan berupaya menarik hati pelajar serta dapat menghasilkan pembelajaran yang
bermakna.
Perlunya guru menarik perhatian pelajar dalam sesuatu pengajaran, aktiviti-aktiviti yang dipilih
hendaklah yang menarik dan mempunyai potensi yang tinggi untuk membolehkan isi pelajaran dan
konsep-konsep yang diterjemahkan secara jelas. Aktiviti harus boleh mempengaruhi intelek, emosi dan
minat pelajar secara berkesan.
Dalam merancang persediaan mengajar, aktiviti-aktiviti yang dipilih perlu mempunyai urutan yang baik.
Ia perlu diselaraskan dengan isi kemahiran dan objektif pengajaran. Lazimnya aktiviti yang dipilih itu
adalah gerak kerja yang mampu memberi sepenuh pengaruh terhadap perhatian, berupaya
meningkatkan kesan terhadap intelek, ingatan, emosi, minat dan kecenderungan serta mampu
membantu guru untuk menjelaskan pengajarannya.
Dalam merancang aktiviti mengajar yang berkesan dan bermakna kepada para pelajar, guru haruslah
memikirkan terlebih dahulu tentang kaedah dan teknik yang akan digunakan. Pemilihan strategi secara
bijaksana mampu menjamin kelicinan serta keberkesanan penyampaian sesuatu subjek atau modul.
Di antara kaedah dan teknik yang boleh digunakan oleh guru ialah :
Kaedah sumbang saran
Kaedah tunjuk cara (demonstrasi)
Simulasi atau kaedah pengajaran kumpulan
Kaedah perbincangan atau kaedah penyelesaian masalah
Kaedah oudioligual
Kaedah kodkognetif
Kaedah projek
Penggunaan kaedah dan teknik yang pelbagai akan menjadikan sesuatu pengajaran itu menarik dan
akan memberi ruang untuk membolehkan pelajar terlibat secara aktif dan bergiat sepanjang sesi
pengajaran tanpa merasa jemu dan bosan. Dalam pengajaran dan pembelajaran, terdapat beberapa
kaedah dan teknik yang berkesan boleh digunakan oleh guru. Oleh yang demikian pemilihan terhap
kaedah dan teknik pelulah dilakukan secara berhati-hati supaya cara-cara ini tidak menghalang guru
melaksanakan proses pembentukan konsep-konsep secara mudah dan berkesan. Kaedah projek yang
diasaskan oelh John Deney misalnya, menggalakkan pelajar mempelajari sesuatu melalui pengalaman,
permerhatian dan percubaan. Pelajar merasa seronok menjalankan ujikaji aktiviti lain yang dilakukan
dalam situasi sebenar dan bermakna. Biasanya kaedah ini memberi peluang kepada pelajar
menggunakan kemudahan alat deria mereka untuk membuat pengamatan dan penanggapan secara
berkesan. Dari segi penggunaan teknik pula, guru boleh menggunakan apa sahaja teknik yang difikirkan
sesuai sama ada teknik menerang, teknik mengkaji, teknik penyelesaian mudah, teknik bercerita dan
teknik perbincangan. Penggunaan contoh-contoh adalah asas dalam pengajaran dan pembelajaran. Hal
ini kerana ia dapat melahirkan pemikiran yang jelas dan berkesan. Biasanya seorang guru menerangkan
idea-idea yang komplek kepada sekumpulan pelajar, guru itu dikehendaki memberi contoh-contoh dan
iluktrasi. Idea yang abstrak, konsep-konsep yang baru dan susah, lebih mudah difahami apabila guru
menggunakan contoh-contoh dengan ilutrasi yang mudah dan konkrit. Misalnya, dalam bentuk lisan
iaitu dengan mengemukakan analogi, bercerita, mengemukakan metafora dan sebagainya. Contohcontoh boleh juga boleh ditunjukkan dalam bentuk visual, lakaran, ilustrasi dan lain-lain.
3. Memory
Address three pressing problem you have faced in your class and solve these problem based on what
you now know about Memory.
Kesediaan belajar antara seorang individu dengan seorang individu yang lain biasnya tidak setara. Ini
kerana tahap atau proses pertumbuhan atau perkembangan mereka tidak sama dan searah. Walaupun
terdapat semacam satu kecenderungan yang sama dalam pertumbuhan mereka tetapi fizikal, mental,
emosi dan social mereka tetap berbeza. Biasanya hal-hal seperti inilah yang banyak menimbulkan
masalah kepada guru, sama ada pada peringkat kesediaan perancangan atau pada peringkat
melaksanakan pelajaran mereka. Masalah perbezaan kesediaan belajar boleh dikaitkan daripada tiga
sudut pandangan dari segi kematangan a. kematangan fizikal b. kematangan intelek c. kematangan
emosi
a. Kematangan fizikal Pekembangan pada fizikal manusia pada amnya, menunjukkan kecekalan yang
tinggi. Namun begitu, perbezaan yang besar antara mereka. Guru-guru perlu berhati-hati terhadap
perbezaan yang wujud di kalangan pelajar. Dalam konteks kesediaan belajar, perhatian terhadap corak
pertumbuhan dan perkembangan fizikal seperti ini adalah amat penting. Pengetahuan tentang apa yang
dijangkakan akan berlaku dalam pertumbuhan perkembangan normal berupaya membantu guru
menyediakan asas pembelajaran. Perkembangan teknik dan kaedah pengajaran dan penggunaan alat
Bantu mengajar. Jika berlaku penyimpangan terhadap cirri-ciri yang normal di kalangan pelajar, guru
harus mampu menghadapinya. Guru sepatutnya boleh membuat apa sahaja penyesuaian yang
berfaedah. Tindakan berhati-hati daripada guru ini boleh memajukan lagi perkembangan potensi semula
jadi pelajar.
b. Kematangan intelek (mentel) Kebolehan mental ditakrifkan sebagai kebolehan mentafsir deria
(persepsi), kebolehan membina bahan-bahan yang tidak ada pada deria (imagenasi), kobolehan untuk
mengingati kembali apa yang telah dialami (ingatan) dan kebolehan meneruskan kesimpulan tentang
hal-hal yang diprolehi daripada pengalaman ataupun yang abstrak. Kematangan intelek tidak
mempunyai hadnya. Biasanya, ia menunjukkan kemajuan, iaitu bermula daripada kegiatan mental yang
paling mudah bergerak kepada proses mental yang lebih kompleks. Pertumbuhan inteleks seseorang itu
dapat ditentukan pada tahapsejauh manakah kemajuan itu berada. Dalam hubungannya dengan
kesediaan belajar, perubahan-perubahan perkembangan dalam keupayaan intelek seperti ini patutlah
diberi perhatian. Walaupun perkembangan intelek itu merupakan proses yang berlaku secara
berperingkat-peringkat dan berterusan, namun proses ini tidak sama bagi semua pelajar. Memang
terdapat kecenderungan am yang sama dalam kalangan mereka yang sedang menjelani proses
kematangan tetapi kadar pertumbuhan adalah berbeza-beza. Oleh yang demikian, mereka yang
bertanggungjawabdengan pembelajaran dan pengajaran perlulah mengambil kira perbezaan-perbezaan
ini dan memikirkan dengan teliti fakta ini sebelum merancang dan seterusnya melaksanakan tugas
mereka dalam kelas.
c. Kematangan Emosi Emosi menggambarkan satu kaedaan yang dikaitkan oleh dorangan-dorongan
melalui satu cara tertentu. Ia melibatkan gangguan dalaman yang meluas dan mengandungi nada
perbezaan atau berbagai-bagai darjah kepuasan dan gangguan . Ahli-ahli psikologi dan fisiologi
sependapat bahawa emosi melibatkan perasaan, gerak hati dan tindak balas fisiologi. GGGerak hati atau
desakan dalaman yang mengarahkan sesuatu jenis pelakuan mungkin terjadi dalam perbagai gabungan
dan peringkat, secara umum, emosi dapat diertikan sebagai suatu pengalaman yang penuh perasaan,
yang melibatkan penyalarasan dalaman secara am dengan keadaan mental dan fisiologi yang bergerak
dalam diri individu dan kemudiannya diperlihatkan dalam bentuk tingkah laku yang nyata. 4.
Metacognition - What is your reaction to the video on metacognition? - Explain in your own words three
or more benefits of applying metacognition in your classes AND - How would you apply metagnition in
your classes?
Metacognition dapatlah ditafsir sebagai elemen yang mempunyai kaitan rapat dengan kesedaran
tentang proses yang dilaksnankan secara berfikir. Menurut Bronw (1980) metacognition adalah
merupakan ilmu pengetahuan atau kesedaran yang terdapat kepada seseorang yang membolehkannya.
Gadner (1992) berpendapat kebolehan mengawal proses berfikir ini adalah dipengaruhi oleh umur dan
pengalaman seseorang. Seorang pelajar lebih tua dari segi umur dan tinggi dari aspek persekolahan
boleh menyedari, mengawal dan mengamalkan starategi berfikir berhubung dengan satu-satu masalah
lebih baik daripada pelajar yang muda dan rendah tahap persekolahannya. Boyer dalam model
Functional Thinking nya menyatakan lebih jelas bahawa Metacognition adalah merangkumi kebolehan
seseorang, merancang (planning), memantau (monitoring). Dan menilai (assessing) satu-satunya
keputusan atau idea yang hendak diutarakan Boyer menjelaskan bahawa metacognatinion terletak di
luar kebolehan berfikir (cognition) itu sendiri. Menurutnya Metacognative operations are applied to
the strategies and skill used to produce meaning rather then diretctly to data and experience.
Metacognation seeks to control these meaning-making aperations by which one seeks to make
meaning. Dengan ini ini metacognition dapatlah disimpulkan sebagai kebolehan seseorang dalam
mengaplikasikan startegi yang betul dalam proses melahirkan idea tetapi bukannya buah fikiran yang
dilahirkan atau bukan hasil sebenar berfikit itu sendiri. Seseorang yang ingin menyelesaikan satu
masalah ekonominya terpaksa mengalami proses merancang , memantau, menilai keputusan yang akan
dibuat. Proses merancang, memantau dan menilai ini ada kaitan langsung dengan keputusan yang akan
dibuat atau diambil dalam penyelasaian masalah tersebut.
Terdapat kebaikkan dalam mengaplikasikan Matacognitive: 1. Kaedah perbincangan Dalam aktiviti
pengajaran dan pembelajaran di dalam kelas terdapat banyak topic sesuai disampaikan melalui sesi
perbincangan khasnya bagi kursus bahasa. Di antara topik-topik yang sesuai dibincangkan topic isu
semasa, program pelajar dan sebagainya. Kaedah ini melibatkan aktiviti perbualan di antara guru dan
pelajar-pelajar dalam kelas atau satu jenis aktiviti pembelajaran secara bertukar-tukar fikiran atau idea
serta berkongsi maklumat tentang sesuatu perkara. Para pelajar harus diberitahu cara-cara dan
peraturan-peraturan perbincangan terlebih dahulu. Ini bertujuaan agar aktiviti perbincangan lancer,
teratur dan tidak terpesong daripada tujuan. Pada akhir perbincangan, idea-idea haruslah dirumuskan.
Rumusan ini kan digunakan untuk membuat ulasan perbincangan.
2. Proses pembelajaran melalui proses pemerhatian dan pemodelan Bandura (1986) mengenal pasti
empat unsure utama dalam proses pembelajaran melalui pemerhatian atau pemodelan, iaitu
pemerhatian (attention), mengingati (retention), re,produksi (reproduction), dan penangguhan (re
inforcement) motivasi (motivion). Implikasi daripada kaedah ini keberkesanan pembelajaran dan
pengajaran dapat dicapai melalui beberapa cara yang berikut: Penyampaian harus cekap dan menarik
Demonstasi guru hendaklah jelas, menarik, mudah dan tepat Hasilan guru atau contoh-contoh
seperti ditunjukkan hendaklah mempunyai mutu yang tinggi
3. Pembelajaran, ingatan, dan lupaan Pembelajaran merupakan sesuatu proses psikologikal dalaman.
Sama ada ia belaku tidak akan dapat diperhatikan atau diukur secara langsung. Apa yang kita ukur ialah
ingatan selepas pembelajaran sahaja. Oleh itu, ingatan hanya boleh dianggap gambaran atau praktikal
pembelajaran. Walaupun, ingatan boleh mewakili pembelajaran, kualiti ingatan dan lupaan ialah tiga
proses yang saling berkaitan serta saling berpengaruhi antara satu sama lain. Berikut mengilustrasikan
secara ringkas peringkat-peringkat perkaitan pembelajaran, ingatan dan lupaan. Rajah 1: peringkatperingkat perkaitan pembelajaran, ingatan dan lupaan.
Berdasarkan huraian-huraian pengertian ingatan di atas maka bolehlah dirumuskan bahawa ingatan
merupakan proses kebolehan manusia untuk menerima maklumat, memproses dan menyimpanya
dalam otak, kemudian mengeluarkannya ketika perlu.
Berdasarkan daripada tiga kaedah penyampaian yang digunakan tadi, proses pembelajaran dan
pengajaran yang dilaksanakan akan lebih terancang dan berkesan.
Apabila guru menggunakan kaedah ini untuk proses pengajaran dan pembelajaran secara tidak lansung
akan meningkatkan kemahiran pelajar dalam pangajaran dan pembelajaran.
Dalam suasana pengajaran dan pembelajaran, kemahiran-kemahiran bermaksud seseorang itu terlatih
dan mempunyai pengalaman yang tinggi serta mendalam. Dalam proses pengajaran dan pembelajaran
kebolehan menguasai kemahiran tertentu harus ditegaskan oleh guru, terutama kemahiran asas seperti
menyelesaikan masalah, kemahiran berfikir secara kritis dan kreatif, kemahiran mendengar, bertutur,
kemahiran membaca dan menulis dan sebagainya. Apabila pelajar menguasai kemahiran asas ini akan
dapat membantu pelajar tersebut menguasai bidang-bidang ilmu yang lain dengan lebih mudah.
1. Pengertian Pembelajaran
Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada
di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai
pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari.
dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena
adanya usaha.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan
beberapa komponen :
1. Siswa
Seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan.
2. Guru
Seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran lainnya yang memungkinkan
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
3. Tujuan
Pernyataan tentang perubahan perilaku (kognitif, psikomotorik, afektif) yang diinginkan terjadi pada
siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
4. Isi Pelajaran
Segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
5. Metode
Cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang
dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.
6. Media
Bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada
siswa.
7. Evaluasi
Cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.
2. Teori-Teori Pembelajaran
A. Berhavioristik
Pembelajaran selalu memberi stimulus kepada siswa agar menimbulkan respon yang tepat seperti yang
kita inginkan. Hubunagn stimulus dan respons ini bila diulang kan menjadi sebuah
kebiasaan.selanjutnya, bila siswa menemukan kesulitan atau msalah, guru menyuruhnya untuk
mencoba dan mencoba lagi (trial and error) sehingga akhirnya diperoleh hasil.
B. Kognitivisme
Pembelajaran adalah dengan mengaktifkan indera siswa agar memeperoleh pemahaman sedangkan
pengaktifan indera dapat dilaksanakan dengan jalan menggunakan media/alat Bantu. Disamping itu
penyampaian pengajaran dengan berbagai variasi artinya menggunakan banyak metode.
C. Humanistic
Dalam pembelajran ini guru sebagai pembimbing memberi pengarahan agar siswa dapat
mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai manusia yang unik untuk mewujudkan potensi-potensi yang
ada dalam dirinya sendiri. Dan siswa perlu melakukan sendiri berdasarkan inisisatif sendiri yang
melibatkan pribadinya secara utuh (perasaan maupun intelektual) dalam proses belajar, agar dapat
memperoleh hasil.
D. Sosial/Pemerhatian/permodelan
Proses pembelajaran melalui proses pemerhatian dan pemodelan Bandura (1986) mengenal pasti empat
unsure utama dalam proses pembelajaran melalui pemerhatian atau pemodelan, iaitu pemerhatian
(attention), mengingat (retention), reproduksi (reproduction), dan penangguhan (reinforcement)
motivasi (motivion). Implikasi daripada kaedah ini berpendapat pembelajaran dan pengajaran dapat
dicapai melalui beberapa cara yang berikut:
Penyampaian harus interktif dan menarik
Demonstasi guru hendaklah jelas, menarik, mudah dan tepat
Hasilan guru atau contoh-contoh seperti ditunjukkan hendaklah mempunyai mutu yang tinggi.
3. Ciri-ciri Pembelajaran
Menurut Eggen & Kauchak (1998) Menjelaskan bahwa ada enam ciri pembelajaran yang efektif, yaitu:
(1) siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan,
menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi
berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan,
(2) guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran,
(3) aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian,
(4) guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam menganalisis
informasi,
(5) orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir, serta
(6) guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru.
Adapun ciri-ciri pembelajaran yang menganut unsur-unsur dinamis dalam proses belajar siswa sebagai
berikut :
Motivasi belajar
Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaina usaha untuk menyediakan kondisi kondisi tertentu,
sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatau, dan bila ia tidak suka, maka ia akan berusaha
mengelakkan perasaan tidak suka itu.Jadi, motivasi dapat dirangsang dari luar, tetapi motivasi itu
tumbuh di dalam diri seseorang. Adalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang/siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjalin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dihendaki
dapat dicapai oleh siswa (Sardiman, A.M. 1992)
Bahan belajar
Yakni segala informasi yang berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Selain bahan yang berupa informasi, maka perlu diusahakan isi pengajaran dapat
merangsang daya cipta agar menumbuhkan dorongan pada diri siswa untuk memecahkannya sehingga
kelas menjadi hidup.
Alat Bantu belajar
Semua alat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, dengan maksud untuk menyampaikan pesan
(informasi)) dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (siswa). Inforamsi yang
disampaikan melalui media harus dapat diterima oleh siswa, dengan menggunakan salah satu ataupun
gabungan beberaapa alat indera mereka. Sehingga, apabila pengajaran disampaikan dengan bantuan
gambar-gambar, foto, grafik, dan sebagainya, dan siswa diberi kesempatan untuk melihat, memegang,
meraba, atau mengerjakan sendiri maka memudahkan siswa untuk mengerti pengajaran tersebut.
Suasana belajar
Suasana yang dapat menimbulkan aktivitas atau gairah pada siswa adalah apabila terjadi :
a. Adanya komunikasi dua arah (antara guru-siswa maupun sebaliknya) yang intim dan hangat, sehingga
hubungan guru-siswa yang secara hakiki setara dan dapat berbuat bersama.
b.Adanya kegairahan dan kegembiraan belajar. Hal ini dapat terjadi apabila isi pelajaran yang disediakan
berkesusaian dengan karakteristik siswa.
Kegairahan dan kegembiraan belajar jug adapat ditimbulkan dari media, selain isis pelajaran yang
disesuaiakan dengan karakteristik siswa, juga didukung oleh factor intern siswa yang belajar yaitu sehat
jasmani, ada minat, perhatian, motivasi, dan lain sebagainya.
Kondisi siswa yang belajar
Mengenai kondisi siswa, adapat dikemukakan di sini sebagai berikut :
a. Siswa memilki sifat yang unik, artinya anatara anak yang satu dengan yang lainnya berbeda.
b. Kesamaan siwa, yaitu memiliki langkah-langkah perkenbangan, dan memiliki potensi yang perlu
diaktualisasikan melalui pembelajaran.
Kondisi siswa sendiri sangat dipengaruhi oleh factor intern dan juga factor luar, yaitu segala sesuatau
yang ada di luar diri siswa, termasuk situasi pembelajaran yang diciptakan guru. Oleh Karena itu kegiatan
pembelajaran lebih menekankan pada peranan dan partisipasi siswa, bukan peran guru yang dominant,
tetapi lebih berperan sebagai fasilitaor, motivator, dan pembimbing.