Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Penjadwalan
Diajukan sebagai Tugas Mata Kuliah Manajemen Operasional
Disusun oleh:
Sevina Yanti
201110170311307
Tri Kusmiati
201310170311293
Ririn Okatia
201310170311299
Ghaida Afra
201310170311306
Karina Ismurossa
201310170311312
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
1
2
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi Penjadwalan
2.1.1 Penjadwalan Maju dan Mundur
3
3
ATURAN JOHNSON
2.7. PENJADWALAN KAPASITAS TERBATAS
2.8.1. Bottleneck
9
9
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
10
11
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan karunia
akal budi serta hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudulPENJADWALAN JANGKA PENDEKdengan baik dan terselesaikan
tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk pengajuan tugas mata kuliah
Manajemen Operasi di jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Muhammadiyah Malang. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak sekali bantuan
yang di terima baik berupa bimbingan, maupun dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya
kepada :
1. Allah SWT.
2. Ibu DraTriningsih Sri Supriati MP.
3. Orang tua kami selakupemberimotivasi.
4. Teman-temanAkuntansi III-F selakupemberisemangat.
Dalam pembuatan makalah ini kami banyak menemukan kendala. Salah satunya saat
mencari literature yang sesuai. Selain itu, mengatur waktu saat mengerjakan makalah
bersama. Kami menyadari bahwa makalah ini belum pada tingkat kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan yang perlu di benahi. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Kami juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wacana baru bagi pembaca dan bermanfaat bagi
tugas kami selanjutnya.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih atas dukungan dan arahan dari semua
pihak.
Penyusun
BAB I
PEMBUKAAN
1.1. Pendahuluan
Dalam pengelolaan proses bisnis, proses yang sudah baik, sumber daya yang
tepat, input yang baik, tujuan yang jelas tidak serta merata menghasilkan apa yang
diharapkan. Proses bisnis yang baik akan menentukan proses apa saja yang harus
dilakukan oleh unit tertentu. Katakanlah sumber daya dalam unit tersebut pun sudah
memenuhi kualifikasi yang sesuai. Mungkin saja terjadi bahwa suatu waktu tertentu
pekerjaan yang dibebankan kepada unit-unt tidak merata atau unit tidak memiliki
kemampuan mengatur prioritas pekerjaannya sehingga bisa jadi ada pekerjaan yang
terlambat diselesaikan, atau ada keluhan soal waktu menunggu yang cukup banyak.
Situasi seperti inilah yang menyebabkan kita perlu untuk mempelajari penjadwalan.
Penjadwalan pada prinsipnya terjadi baik untuk periode yang panjang (misalnya
tahunan) ataupun periode yang lebih pendek (misalnya harian atau periode jam).
Penjadwalan yang dimaksudkan disini adalah penjadwalan jangka pendek. Karena
penjadwalan jangka panjang biasanya dibahasbdengan pendekatan lain seperti
manajemen projek. Kalaupun penjadwalajangka panjang tadi bukan bersifat projek,
yaitu seperti kegiatan rutin tahunan, maka pendekatan penjadwalan jangka pendek ini
pun dapat kita terapkan pada kasus tersebut.
1.3. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
FCFS (first come, first served): yang pertama datang, yang pertama dilayani. Pekerjaan
pertama yang datang disebuah pusat kerja diproses terlebih dahulu.
SPT (shortest processing time): waktu pemrosesan terpendek. Pekerjaan yang memiliki
waktu pemrosesan terpendek ditangani dan diselesaikan terlebih dahulu.
EDD (earliest due date): batas waktu paling awal. Pekerjaan dengan batas waktu paling
awal dikerjakan terlebih dahulu.
LPT (longest processing time): waktu pemrosesan terpanjang. Pekerjaan yang memiliki
waktu pemrosesan lebih panjang, lebih besar biasanya sangat penting dan diutamakan
terlebih dahulu.
2.5.2. Rasio Kritis
Rasio Kritis (critical ratio-CR) merupakan sebuah angka indeks yang dihitung dengan
membagi waktu yang tersisa hingga batas waktu pekerjaan dengan waktu pekerjaan yang tersisa.
Berlawanan dengan aturan prioritas, rasio kritis sangat dinamis dan mudah diperbarui. Rasio
kritis memberikan prioritas pada pekerjaan yang harus dilakukan agar tetap menepati jadwal.
2.6. MENGURUTKAN SEJUMLAH N PEKERJAAN PADA DUA MESIN: ATURAN
JOHNSON
Aturan Johnson dapat digunakan untuk meminimalkan waktu pemrosesan untuk
mengurutkan sekelompok pekerjaan melalui dua pusat kerja. Aturan ini juga meminimalkan
waktu luang total pada mesin.
Keterbatasan Sistem Pembagian Kerja Berbasis Aturan
Teknik penjadwalan yang baru dibahas adalah teknik yang berdasarkan pada aturan tertentu,
tetapi system yang berdasarkan aturan memiliki sejumlah keterbatasan berikut.
Penjadwalan bersifat dinamis; karena itu aturan perlu direvisi kembali menyesuaikan
terhadap perubahan yang terjadi pada pesanan, proses, peralatan, bauran produk, dan
lain-lain.
Aturan tidak melihat ke hulu atau ke hilir: adanya sumber daya yang luang dan bottleneck
pada departemen lain mungkin tidak dikenali.
Terlepas dari keterbatasan ini, penjadwalan sering menggunakan aturan pengurutan, seperti
SPT, EDD, atau CR. Mereka menetapkan metode ini pada setiap pusat kerja, kemudian
10
memodifikasi urutan untuk mengatasi variable dunia nyata yang sangat banyak. Mereka dapat
melakukan hal ini secara manual atau dengan peranti lunak penjadwalan kapasitas terbatas.
2.7. PENJADWALAN KAPASITAS TERBATAS
Penjadwalan jangka pendek juga disebut penjadwalan kapasitas terbatas. Penjadwalan
kapasitas terbatas (finite capacity scheduling-FCS) mengatasi kelemahan dari system yang
hanya berdasarkan aturan dengan menyajikan proses perhitungan yang interaktif secara grafis
kepada penjadwal. Dalam lingkungan penjadwalan dinamis, seperti bengkel kerja (dengan
keragaman sumber daya yang besar, volume yang kecil, dan saling berbagi), perubahan
diharapkan. Namun, perubahan dapat mengganggu jadwal. Oleh karena itu, manajer operasi
beralih ke sistem FCS yang memungkinkan perubahan cepat secara maya yang dilakukan oleh
operator.
Data awal system penjadwalan terbatas biasanya merupakan output dari system MRP.
Penjawalan kapasitas terbatas membolehkan persyaratan pengiriman yang berdasarkan kondisi
hari ini dan pesanan hari ini, bukan berdasarkan pada aturan tertentu. Penjadwalan menentukan
apa yang menjaikan sebuah jadwal yang baik.
2.8. TEORI BATASAN
Teori batasan (theory of constraints-TOC) adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan segala
sesuatu yang membatasi kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya. Batasan dapat
berupa batasan fisik (seperti ketersediaan proses atau karyawan, bahan baku, atau persediaan)
atau nonfisik (seperti prosedur, moral, dan pelatihan).
2.8.1. Bottleneck
Bottleneck menghambat laju volume. Bottleneck adalah sebuah kejadian umum karena
system yang dirancang dengan baik sekalipun jarang seimbang dalam waktu lama. Perubahan
produk, bauran produk, dan volume sering menciptakan sejumlah bottleneck dan menggeser
bottleneck.sebagai konsekuensi, pusat kerja bottleneck terjadi pada hampir semua fasilitas yang
berfokus pada proses, mulai dari rumah sakit dan rumah makan hingga ke pabrik. Para manajer
operasi yang sukses menghadapi sejumlah bottleneck dengan memepertahankan bottleneck
11
dalam keadaan sibuk, meningkatkan kapasitas bottleneck, mengubah rute pekerjaan, mengubah
ukuran lot, menubah urutan pekerjaan, atau membolehkan waktu luang pada stasiun kerja lain.
2.8.2. Drum, Buffer, Rope
Drum, penyangga (buffer), tali (rope) adalah pemikiran lain dari teori batasan. Dalam
konteks ini, drum adalah denyut dari suatu system. Drum memberikan jadwal-kecepatan dari
proses produksi. Penyangga (buffer) adalah suatu sumber daya biasanya berupa persediaan yang
dibutuhkan untuk mempertahankan batasan-batasan tetap beroperasi pada kapasitas tertentu. Tali
(rope) memberikan keselarasan yang dibutuhkan untuk menarik unit-unit diseluruh system. Tali
juga dapat disebut sinyal kanban.
2.9. PENJADWALAN PRODUKSI BERULANG
Produsen berulang ingin memenuhi permintaan pelanggan, mengurangi investasi persediaan,
mengurangi ukuran lot dengan peralatan dan proses yang ada. Sebuah teknik untuk mencapai
tujuan ini adalah menggunakan sebuah jadwal penggunaan material bertingkat. Penggunaan
material bertingkat (level material use) berarti penggunaan lot yang lebih sering, berkualitas
tinggi dan berukuran kecil yang berperan untuk produksi just-in-time. Berikut kelebihan
penggunaan material secara bertingkat.
1. Mengurangi tingkat persediaan yang memebebaskan modal untuk penggunaan yang lain
2. Mempercepat volume produksi (yaitu: waktu tunggu yang lebih pendek)
3. Memperbaiki kualitas komponen sehingga meningkatkan kualitas produk
4. Mengurangi kebutuhan luas lantai
5. Memperbaiki komunikasi pekerja sebab mereka menjadi semakin berdekatan (yang dapat
menghasilkan perbaikan kerja sama kelompok dan esprit de corps)
6. Melancarkan proses produksi karena lot yang besar tiak menyembunyikan
permasalahan.
Salah satu cara membuat jadwal penggunaan material bertingkat, pertama, menentukan ukuran
lot minimal yang akan mempertahankan proses produksi tetap berjalan.
12
Penekanan penjadwalan pada system manufaktur adalah mesin dan material, sedangkan
pada jasa adalah susunan kepegawaian.
System jasa adalah padat karya, dan permintaan tenaga kerja sangat bervariasi.
Pertimbangan hukum-seperti peraturan upah, jam kerja, dan kontrak serikat pekerja yang
membatasi jam kerja per giliran kerja, minggu, atau bulan-membatasi keputusan
penjawalan.
sering menjadi suatu kasus dalam perusahaan jasa, seperti restoran dan pekerjaan polisi. Disini,
tujuannya terfokus pada penetapan penjadwalan dengan jumlah pekerja yang minimal. Pada
kasus-kasus seperti ini, setiap pegawai ditugaskan pada sebuah giliran kerja dan mendapatkan
waktu libur.
Teknik penjadwalan berkala lain mungkin dikembangkan untuk membantu penjadwalan
system jasa. Beberapa pendekatan menggunakan pemrograman linier. Dalam penjadwalan, ada
suatu bias alamiah dalam penjadwalan yang cenderung menggunakan peralatan yang dapat
dipahami dan menghasilkan solusi yang dapat diterima.
13
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Penjadwalan berkaitan dengan pemilihan waktu operasi untuk mencapai pergerakan unit
yang efisien melalui sebuah system. Makalah ini membahas masalah penjadwalan jangka pendek
dalam fasilitas yang berfokus pada proses, produksi berulang dan sektor jasa. Dapat terlihat
bahwa fasilitas yang berfokus pada proses merupakan system produksi dimana produk dibuat
menurut pesanan dan tugas penjadwalannya yang sangat kompleks. Beberapa aspek dan
pendekatan penjadwalan, pembebanan, dan pengurutan pekerjaan telah diperkenalkan.
Pendekatan ini beragam, mulai dari penggunaan metode diagram Gantt dan metode penugasan
penjadwalan hingga serangkaian aturan prioritas, aturan rasio kritis, aturan Johnson untuk
pengurutan, dan penjadwalan kapasitas terbatas serta teori batasan dan konsep bottleneck.
System jasa biasanya berbeda dari system manufaktur. Dengan demikian, system yang
digunakan umumnya adalah system first come, first served (FCFS) serta system penunjukkan
dan pemesanan, seperti halnya pendekatan heuristic dan pemograman linier untuk mencocokkan
kapasitas dengan permintaan dalam lingkungan jasa.
14
DAFTAR PUSTAKA
Render, Barry and Jay Heizer.2011. Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi Edisi 9 Buku 2. Jakarta:
Salemba Empat.
15