ABSTRAK
Pada pertumbuhan padi dapat ditemukan alumunium pada tanah asam
yang dapat menjadi racun dan menghasilkan radikal bebas berlebihan. Radikal
bebas yang berlebihan dapat membahayakan tanaman. Oleh karena itu,
diperlukan varietas padi yang tahan terhadap alumunium pada lahan asam.
Teknik rekayasa genetik memberikan peluang untuk menyelesaikan
permasalahan ini.
Strategi pertama yang dilakukan adalah mengisolasi,
mengkarakterisasi dan menguji ekspresi cDNA MmCuZn-SOD yang menyandi
copper/zinc superokside dismutase (CuZn-SOD) dari M. malabathricum.
Kemudian RNA total diisolasi dan dijadikan sebagai cetakan untuk sintesis cDNA
total melalui transkripsi balik. Fragmen cDNA yang menyandi CuZn-SOD dari M.
Malabathricum diisolasi. Gen utuh MmCuZn-SOD diisolasi dengan metode RACE
terdiri dari open reading frame (ORF). Untuk mengetahui ekspresi gen SOD
adalah dengan mengintroduksikannya ke tanaman. Kemudian dilakukan
konstruksi vektor over ekspresi gen CuZn-SOD dari Melastoma malabathricum
(MmCuZn-SOD) dan mengintroduksikannya ke tanaman padi (Oryza sativa L).
Vektor ekspresi yang dikonstruksi yaitu pMSH-MmCuZn-SOD dan
diintroduksikan ke Agrobacterium tumefaciens LBA 4044 melalui metode
triparental mating (TPM). Tanaman transgenik Oryza sativa L yang mengandung
gen MmCuZn-SOD diperoleh melalui A. tumefaciens.
Kata kunci: MmCuZn-SOD, Oryza sativa L, Agrobacterium tumefaciens
Pendahuluan
Padi (Oryza Sativa L.) merupakan tanaman pangan yang sangat penting
karena hingga saat ini beras dikonsumsi sebagai makanan pokok bagi sebagian
besar masyarakat dunia terutama Asia. Di Indonesia beras masih dipandang
sebagai produk kunci bagi kestabilan perekonomian dan politik Indonesia
(Baharsjah, 1988). Namun, pada pertumbuhan padi dapat ditemukan logam pada
tanah asam yang dapat menjadi racun pada tanaman padi, yaitu alumunium. Foy
(1988) menjelaskan bahwa kemasaman tanah adalah faktor cekaman terbesar
yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dengan keberadaan Al merupakan
faktor pembatas pertumbuhan pada tanah asam. Pada pH dibawah 5, Al menjadi
terionisasi yang sangat beracun bagi tanaman (Kinraide & Parker 1990; Kochian
et al. 2004; Meriga et al. 2010 ). Aluminium telah bersifat racun bagi tanaman
meskipun konsentrasinya masih sangat rendah. Walaupun demikian Al yang
membentuk ikatan dengan ligand adalah tidak beracun bagi tanaman seperti
aluminium silikat. Bentuk Al yang bersifat toksik bagi tanaman adalah ion Al3+
yang dominan pada kondisi asam (Matsumoto 2000; Kochian et al. 2004).
Kelarutan Al yang tinggi di dalam tanah sangat merugikan tanaman karena dapat
menghambat pertumbuhan akar (Delhaize & Ryan 1995; Rout et al. 2001;
Kochian et al. 2005).
Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan varietas padi yang tahan
terhadap alumunium pada lahan asam. Enzim superoksida dismutase dapat
menetralisir radikal oksigen yang dihasilkan karena stress yang diakibatkan oleh
faktor abiotik. Diperkirakan bahwa over ekspresi dari gen superoksida dismutase
(SOD) jenis MmCu/Zn SOD dapat meningkatkan tingkat toleransi tanaman pada
stress yang diakibatkan oleh keberadaan alumunium. Oleh karena itu,
penyelesaian permasalahan tersebut dalam prosesnnya dapat diseselasaikan
dengan teknik-teknik rekayasa genetika. Lembar tugas mandiri ini ditulis
berdasarkan penelitian dari Saleha Hannum, 2012 dan Maya Firdausi, 1998.
Isolasi mRNA total dari Melastoma malabathricum L.
Melastoma malabathricum L. merupakan tanaman asli Asia Tenggara
yang toleran terhadap cekaman aluminium (Al) pada tanah asam. Gen-gen yang
ekspresinya diinduksi oleh Al diduga terlibat dalam sistem toleransi terhadap Al.
Gen superokside dismutase (SOD) merupakan salah satu gen yang ekspresinya
diinduksi Al. SOD diduga memiliki peran dalam ketahanan M. malabathricum.
Penelitian ini bertujuan mengisolasi, mengkarakterisasi dan menguji ekspresi
cDNA MmCuZn-SOD yang menyandi copper/zinc superokside dismutase (CuZnSOD) dari M. malabathricum. RNA total akan diisolasi dan dijadikan sebagai
cetakan untuk sintesis cDNA total melalui transkripsi balik. Fragmen cDNA yang
menyandi CuZn-SOD dari M. malabathricum tang selanjutnya diisolasi.
Isolasi RNA mengikuti metode CTAB (Suharsono et al. 2008) yang
dimodifikasi. Daun Melastoma malabathricum L sebanyak 0,1 g digerus dengan
bantuan nitrogen cair di dalam mortar sampai menjadi tepung. Hasil gerusan
dimasukkan ke tabung 1,5 ml yang telah berisi 500 l buffer ekstraksi (2% CTAB,
2% PVP 40000, 100 mM Tris-HCl pH 8, 20 mM EDTA, 1,4 M NaCl dan 1% mercapto ethanol), kemudian divortex dan diinkubasikan pada suhu 65C selama
10 menit. Sebelum ditambahkan 1 x volume kloroform: isoamil alkohol (24:1),
suspensi didinginkan terlebih dahulu. Campuran kemudian divortex dan
disentrifugasi pada kecepatan 18000 g (TOMY MX-205) pada suhu 4C selama
10 menit. Cairan bagian atas dipindahkan ke tabung 1,5 ml yang baru,
ditambahkan 0,25 volume 10 M LiCl dan diinkubasi pada suhu -30C selama 2,5
jam. Campuran disentrifugasi pada 18000 g pada suhu 4C selama 15 menit.
Cairan dibuang, dan endapan RNA total disuspensikan dalam 500 l TE (10 mM
Tris pH 7.4, 1 mM EDTA) dan ditambahkan 1 x volume phenol pH 9, divortek dan
disentrifugasi pada 18000 x g pada suhu 20oC selama 10 menit. Cairan bagian
atas yang mengandung RNA total diambil, dimasukkan ke dalam tabung 1,5 ml
dan diekstraksi kembali dengan 1 x volume fenol:kloroform: isoamilalkohol
(25:24:1), divortek dan disentrifugasi pada kecepatan 18000 x g suhu 4C selama
10 menit. Cairan bagian atas diambil, dipindahkan ke tabung 1.5 ml yang baru,
kemudian ditambah dengan 0,25 volume 10 M LiCl dan diinkubasi pada suhu
30oC selama 2,5 jam. Cairan disentrifugasi pada kecepatan 18000 g, suhu 4C
selama 15 menit. Endapan RNA total dibilas dengan 500 l alkohol 70% dan
disentrifugasi pada 18000 g suhu 4C selama 5 menit. Endapan RNA total
dikeringkan dengan vaccum dryer, dan disuspensikan di dalam dH2O. Kualitas
dan kuantitas RNA ditentukan dengan spektrometer UV pada panjang
gelombang 260 nm dan 280 nm. Keutuhan RNA total dianalisis dengan
elektroforesis pada gel agarose 1% di dalam larutan penyangga TAE 1x.
Visualisasi RNA total dilakukan di atas UV transiluminator GelDoc (Labquip)
setelah diwarnai dengan EtBr (0.5 g/ml) selama 15 menit dan dibilas dengan
air.
Sintesis cDNA Total
cDNA total disintesis menggunakan Superscript III Reverse Transcriptase
(Invitrogen). Komposisi sintesis cDNA total adalah 1g RNA total, 1x RT Buffer,
20 pmol oligodT, 4 mM dNTP, 10mM DTT, 40 U enzim SuperScript TMIII RTase
dan air DEPC dengan volume reaksi 20 l. Sintesis cDNA dilakukan pada suhu
42C selama 50 menit.
Isolasi gen CuZn-SOD
Fragmen cDNA CuZn-SOD diisolasi dengan PCR menggunakan
sepasang primer degenerate (primer forward SODF3; 5-ATG GTG AAG GCT
GTG GCW GTT YTK A- 3, dan primer reverse SODR4; 5-ADG GCT GCA RRC
CAA TRA TAC CAC A-3) yang didesain berdasarkan cDNA copper/zinc
superoxide dismutase (CuZn-SOD) dari beberapa tumbuhan dikotiledon. Hasil
PCR dielektroforesis pada gel agarose 1% (w/v) dengan larutan penyangga 1x
TAE (0,9 mM Tris-HCl dan 2 mM EDTA pH 7.6). Visualisasi hasil elektroforesis
dilakukan di atas transluminator UV (Hoever) dan difoto menggunakan kamera
digital yang dihubungkan ke komputer dengan menggunakan program Digidoc.
Selanjutnya fragmen cDNA disisipkan ke dalam vektor pGEM-T-Easy
(Promega, Madison, WI, USA) mengikuti prosedur Promega. Klon putih
diverifikasi dengan PCR, kemudian diisolasi plasmidnya. Plasmid diverifikasi lagi
menggunakan enzim EcoR1. Plasmid diurutkan menggunakan DNA sequencer
(ABI Prism 3700 squencer, Perkin Elmer, Massachusetts, USA). ABI Prism
Model 3100 Versi 3.7
Ujung 5- dan 3- dari cDNA CuZn-SOD diisolasi dengan metode 5-RACE
dan 3-RACE (Rapid Amplification of cDNA Ends) System ( Invitrogen, California,
USA) mengikuti prosedur Invitrogen. Primer-primer yang digunakan telah
didesain dari urutan cDNA fragmen MmCuZn-SOD. Fragmen cDNA hasil
amplifikasi dengan 3- dan 5- RACE disisipkan ke pGEM-T Easy vektor
(Promega, Madison, WI, USA) dan ditransformasi ke E. coli strain DH5. Klon
target diurutkan dengan DNA sequencer (ABI Prism 3700 squencer, Perkin
Elmer, Massachusetts, USA).
Analisis urutan cDNA CuZn-SOD
Urutan basa nukleotida dan deduksi asam amino CuZn-SOD dianalisis
homologinya dengan database gen di GenBank menggunakan program NCBI
BLAST (Basic Local Alignment Search Tool) (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/
Gambar 1. Peta plasmid pGEM-MmCuZn-SOD (3839 pb) yang terdiri dari vektor pGEM-T
Easy (3015 pb) dan cDNA MmCuZn-SOD (824pb).
Sumber: Saleha Hannum, 2012
TTGGTGAAGG
CTGTGGCTG TCTTGGCAAC
AGCGAGGGTG TGAGCGGCAC TGTCTACTTC
ACTCAAGAAG GAGATGGACC CACTACTGTG
ACTGGGAGTC TTTCAGGCTT GAAGCCTGGA
CTCCACGGTT TCCATGTCCA TGCTCTTGGG
GACACTACCA ACGGCTGCAT GTCTACTGGA
CCTCACTTCA ATCCTGCCGG AAAGGAGCAT
GGTGCCCCTG AAGATGAGAA CCGGCATGCA
GGTGACTTGG GCAATGTCAC CGTTGGAGAT
GACGGTACTG CTACATTCAC CATCACAGAC
AAGCAGATTC CTCTCTTTGG ACCTAACTCT
ATTATTGGAA GGGCTGTTGT TGTCCATGCT
GATCCTGATG ATCTCGGAAA GGGTGGCCAT
GAACTCAGCA AGTCGACTGG CAATGCTGGT
GGAAGGATTG CTTGTGGTAT CATTGGTCTG
CAGCCTT
Gambar 2. Urutan basa fragmen MmCuZn-SOD
Sumber: Saleha Hannum, 2012
coli yang membawa plasmid helper ditumbuhkan pada media LB padat dengan
penambahan antibiotik kanamisin 50 mg/L. Bakteri A. tumefaciens ditumbuhkan
dalam media LB padat yang mengandung antibiotik 50 mg/L streptomisin dan
diinkubasi pada suhu 28C selama 32 jam. Penambahan antibiotik pada media
LB dimaksudkan agar koloni yang tumbuh pada media adalah koloni yang sudah
membawa plasmid pMSH1, karena plasmid pMSH1 membawa gen antibiotik
kanamisin dan higromisin. Biakan diambil satu gores dan dilarutkan didalam 1 ml
media LB cair. Biakan dicampur di media LB padat dengan memasukkan 20 l
secara berurutan E.coli yang membawa pMSH1 rekombinan, E. coli yang
membawa helper pRK 2013 dan A. tumefaciens. Biakan diinkubasi pada suhu
28C selama 32 jam. Biakan yang tumbuh diambil satu gores dan dilarutkan
dalam 500 l media LB cair dan 5 l biakan ini dicampur dengan 495 l LB cair.
Sebanyak 10 l dari hasil pengenceran disebarkan dalam media seleksi LB + 50
mg/L kanamisin + 50 mg/L higromisin + 50 mg/L streptomisin, dan diinkubasi
pada suhu 28C selama 32 jam. A. tumefaciens transforman diverifikasi dengan
PCR koloni menggunakan primer spesifik (MmSOD-F1 : 5-ATG GTG AAG GCT
GTG GTT GT-3 dan MmSOD-R1: 5-CCG TTG GAG ATG ACG GTA CT-3).
Koloni hasil TPM yang tumbuh pada media seleksi selanjutnya yang
dianalisis dengan PCR untuk membuktikan adanya plasmid biner pMSHMmCuZn-SOD di dalam A. tumefaciens. PCR dengan primer spesifik MmSODF1 dan MmSOD-R1 terhadap koloni A. tumefaciens menghasilkan produk PCR
yang berukuran sesuai dengan ukuran gen MmCuZn-SOD yang telah disisipkan
di plasmid pMSH. Hal ini menunjukkan bahwa proses TPM telah berhasil dan
menghasilkan A. tumefaciens yang mengandung plasmid biner pMSH-MmCuZnSOD.
Perbanyakan Benih dan Tanaman secara In Vitro
Eksplan tanaman yang digunakan adalah embrio padi matang. Untuk
pembentukan kalus, gabah padi dikupas menggunakan 0,05% HgCl2 dan dibilas
dengan aquades streril kemudian ditumbuhkan pada media penginduksi kalus
yaitu media LS (Linsmaier dan Skoog, 1965) yang ditambah dengan 2,5 mg/l 2,4D serta pH 5,8 sebelum disterilisasi (diautoklaf) dan dipadatkan dengan 0,2%
phytagel (Slamet-Loedin et al., 1997). Kultur kemudian dipeliharan dalam ruang
gelap dengan suhu 28 C selama kurang lebih satu minggu untuk diambil
endospermanya kemudian ditumbuhkan pada media yang sama selama 2
minggu sampai terbentuk kalus.
Perbanyakan Biakan Agrobacterium tumefaciens
A. tumefaciens LBA 4044 yang telah membawa gen MmCu/Zn-SOD
diperbanyak dengan menumbuhkan koloni tunggal di dalam 10 mL Luria broth
(LB) cair yang mengandung 50 mg/L higromisin, 50 mg/L kanamisin dan 50 mg/L
streptomisin, digoyang pada 160 rpm, suhu 28C selama 30 jam. Sebanyak 1.5
ml biakan diendapkan menggunakan alat mikrosentrifus pada 5000 rpm selama 5
menit. Endapan Agrobacterium diresuspensi menggunakan larutan media cair
yang mengandung garam-garam MS (Caisson), 0,1 mg/L naphthalene acetic
acid (NAA), 1 mg/L N6-benzyl adenine purin (BAP) (Ma et al. 2007) dan 40 mg/L
asetosiringon hingga OD600 mencapai 0,5 0,8.
Transformasi, Seleksi, dan Regenerasi Tanaman
Sebelum melakukan transformasi, harus dilakukan tahapan kokultivasi
terlebih dahulu. Kalus dicelupkan pada suspensi bakteri A. selama beberapa
menit (20-30 menit) dan kemudian dipindah tanpa pembilasan pada media LSAS dan diinkubasi pada suhu 25C di ruang gelap selama 3 hari. Setelah
kokultivasi, kalus dicuci (dekontaminasi) dengan 400 mg/l klaforan (cefotaxime)
dalam aquades steril dan ditumbuhkan pada media seleksi LSK-CH yang
mengandung 50 mg/l higromisin dan 400 mg/l klarofan selama 2 minggu. Setelah
berpoliferasi pada medai seleksi pertama tersebut, kalus dikulturkan kembali
pada media yang sama selama 2 minggu dan kemudian ditumbuhkan pada
media regenerasi R3B (media sama dengan media inisiasi kalus ditambahk 0,5
mg/l IAA dan 0,3 mg/l BAP tetapi tidak digunakan 2,4-D) yang dipadatkan
dengan 0,5% phytagel (Slamet-Loedin et al.., 1997) pada suhu 25C di bawah
iluminasi (200 lux). Setelah tumbuh tunas hijau, kultur dipindahkan ke media MS
(Murashige & Skoog, 1962) tanpa hormon.
Konfirmasi Tanaman Transgenik Oryza Sativa L.
Tanaman transgenik diidentifikasi menggunakan koloni PCR dengan
primer spesifik MmSOD-F1 : 5- ATG GTG AAG GCT GTG GTT GT-3 dan
MmSOD-R2 : 5-CAT CTC CAA CGG TGA CAT TG-3 untuk Oryza sativa L dan
primer spesifik primer spesifik 35S-F : 5-AAA CCT CCT CGG ATT CCA TT-3
dan MmSOD-R2 : 5-CAT CTC CAA CGG TGA CAT TG-3 untuk Oryza sativa L.
DNA tanaman diisolasi dari planlet daun dan dianalisis berdasarkan metode
Zheng et.al (1995). Potongan daun (2 cm) ditambah dengan l buffer
pengekstrak DNA (50 mM Tris pH 8, 25 mM EDTA pH 8,3 mM 1% SDS) dan
digerus smapai berwarna hijau kemudian ditambah lagi dengan 100 mikrol buffer
yang sama. 400 l kloroform larutan dari suspensi ini diambil, ditambah 400 l
kloroform dan di sentrifuge selama 30 detik 13000 rpm. Lapisan paling atas
diambil dan ditambah 800 l etanol 100%, disentrifuge selama 3 menit 13000
rpm, endapan dicuci dengan etanol 70% lalu dikering anginkan dan kemudian
dilarutkan dalam 50 l TE (10 mM Tris pH 8 dan 1 mM EDTA), disimpan dalam
suhu -20C.
Komposisi PCR yang digunakan adalah 100 ng DNA, 0,5 M MmSODF1, 0,5 M MmSOD-R2, 1x buffer Taq, 0.2 mM dNTP mix, 1.25 U Taq DNA
polymerase (RBC Bioscience) dan ddH2O hingga volume akhir 20 l. PCR
dilakukan sebanyak 30 siklus dengan kondisi pra-PCR 94C, 5 menit; denaturasi
94C, 1 menit; penempelan primer 55C, 30 detik; pemanjangan 72C, 1 menit,
dan pasca PCR 72C, 5 menit. PCR terhadap DNA tanaman Oryza sativa L.
transgenik akan menghasilkan DNA yang sama dengan gen MmCuZn-SOD,
sedangkan terhadap DNA tanaman non transgenik tidak akan menghasilkan pita
KESIMPULAN
mRNA total dari M. malabathricum diisolasi, kemudian disintesis
cDNAnya. Dengan menggunakan PCR didapatkan fragmen MmCuZn-SOD,
kemudian dilakukan RACE untuk mendapatkan MmCuZn-SOD full length.
Setelah Vekktor untuk rekayasa ekspresi berlebih gen MmCuZn-SOD
dikonstruksi dan disisipkan ke genom tanaman Oryza sativa L.Sehinggan
didapatkan varietas padi yang tahan terhadap alumunium pada lahan asam.
DAFTAR PUSTAKA
Firdausi, Maya. 1998. Transformasi Genetika pada Padi (Oryza sativa L.) Kultivar
Rajalele (Javanica) melalui Agrobacterium tumefaceins. Institut Pertanian
Bogor: Bogor.
Hannum, Saleha. 2012. ISOLASI, PENGKLONAN, DAN ANALISIS EKSPRESI
GEN PENYANDI COPPER/ZINC SUPEROXIDE DISMUTASE (CuZnSOD) DARI Melastom malabathricum L.Disertasi Institut Pertanian Bogor:
Bogor.