PERATURAN
MENTERI PERTANIAN
NOMOR 34/Permentan/OT.140/6/2011
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH
BAGI PEJABAT FUNGSIONAL RUMPUN ILMU HAYAT LINGKUP PERTANIAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERTANIAN,
Menimbang
: a.
b.
Mengingat
: 1.
(Lembaran
Negara
Tahun
1974
Nomor
55,
3.
4.
5.
Keputusan
Presiden
Nomor
84/P
Tahun
2009
tentang
7.
Keputusan
Menko
Wasbangpan
Nomor
Keputusan
Menko
60/KEP/MK.WASPAN/9/1999
Wasbangpan
tentang
Jabatan
Nomor
Fungsional
KEP/31/MENPAN/3/2004
tentang Jabatan
Fungsional
Nomor
Nomor
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
: PERATURAN
PENYUSUNAN
MENTERI
KARYA
PERTANIAN
TULIS
TENTANG
ILMIAH
BAGI
PEDOMAN
PEJABAT
Pasal 1
Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah bagi Pejabat Fungsional
Rumpun Ilmu Hayat lingkup Pertanian seperti tercantum pada Lampiran
merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan ini.
Pasal 2
Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bagi Pejabat Fungsional
Rumpun Ilmu Hayat Lingkup Pertanian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1 sebagai acuan bagu Pejabat Fungsional Rumpun Ilmu Hayat
Lingkup Pertanian dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah.
Pasal 3
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
: 34/Permentan/OT.140/6/2011
Tanggal
: 20 Juni 2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam Pedoman jabatan fungsional yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Karya Tulis
Ilmiah (KTI) merupakan salah satu unsur pengembangan profesi yang memperoleh
apresiasi cukup tinggi. Apresiasi tersebut ditunjukkan dengan adanya klausul
bahwa kenaikan pangkat pejabat fungsional jenjang Madya dan Utama wajib
mengumpulkan minimal 12 Angka Kredit yang berasal dari Karya Tulis Ilmiah
sebagai syarat untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi (Anonim, 2010).
Tujuan dari ketentuan tersebut adalah untuk mengembangkan pola pikir pejabat
fungsional agar tidak terjebak dalam rutinitas tugas pokok, dan senantiasa
berinovasi serta terus berupaya untuk mengembangkan keilmuannya sesuai bidang
tugas masing-masing.
Kondisi yang terjadi saat ini, sub unsur pengembangan profesi khususnya penulisan
karya tulis ilmiah merupakan bidang yang belum banyak diminati. Sebagian besar
pejabat
fungsional
rumpun
ilmu
hayat
lingkup
pertanian
belum
mampu
fungsional akan termotivasi untuk menghasilkan karya tulis ilmiah yang berkualitas
dan sebagai panduan bagi pejabat fungsional serta tim penilai dalam mengapresiasi
ilmunya di bidang tugas pokok masing-masing sesuai standar yang telah
ditetapkan.
Maksud
Pedoman penyusunan karya tulis ilmiah dimaksudkan sebagai panduan
bagi pejabat fungsional rumpun ilmu hayat lingkup pertanian dalam
penyusunan karya tulis ilmiah sesuai standar, dan sebagai pedoman bagi
tim penilai, dalam memberikan penilaian yang obyektif.
2. Tujuan
Tujuan Pedoman penyusunan karya tulis ilmiah agar para pejabat
fungsional rumpun ilmu hayat lingkup pertanian termotivasi untuk
menyusun karya tulis ilmiah, sesuai standar yang ditetapkan.
C. PENGERTIAN
1. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam satuan
organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian
dan/atau ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri.
2. Rumpun Ilmu Hayat adalah rumpun jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil
yang tugasnya adalah melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
penelitian, pengembangan teori dan metode operasional, penerapan ilmu
pengetahuan di bidang biologi, mikrobiologi, botani, ilmu hewan, ekologi,
anatomi, bakteorologi, biokimia, fisiologi, citologi, genetika, agronomi,
fatologi, atau farmakologi, serta melaksanakan kegiatan teknis yang
berhubungan dengan pelaksanaan penelitian, penerapan konsep prinsip
dan metode operasional di bidang biologi, ilmu hewan, agronomi, dan
kehutanan.
3. Jabatan
Fungsional
Rumpun
Ilmu
Hayat
Lingkup
Pertanian
yang
analisis
permasalahan,
kesimpulan
dan
saran-saran
pemecahannya.
5. Penelitian atau pengkajian adalah proses kegiatan yang dilakukan secara
sistematis mengikuti kaidah, prosedur dan metode ilmiah untuk memperoleh
data dan atau informasi (keterangan) tertentu yang diperlukan dalam
penguraian, pembahasan dan pembuktian asumsi atau pengujian hipotesis,
serta
menarik
kesimpulan
bagi
kepentingan
pengembangan
ilmu
kuantitatif,
survei
lebih
merupakan
pertanyaan
tertutup,
tema,
maksud
dan
kesimpulan
artikel
asli.
(Sumber
lokakarya,
konferensi,
menyangkut persoalan
ilmiah
atau
pertemuan
sejenisnya
yang
adalah
ilmu-ilmu
yang
digunakan
untuk
memperoleh
menemukan
kebenaran,
tergantung
dari
realitas
yang
sedang
dikaji.(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Metodologi)
14. Tinjauan merupakan pandangan/pendapat/apresiasi/pantauan (sesudah
menyelidiki, mempelajari, membaca, dsb) terhadap suatu masalah.
BAB II
JENIS DAN BENTUK KARYA TULIS ILMIAH
BAB III
KAIDAH, TATA CARA, SISTEMATIKA PENULISAN, DAN
FORMAT PENYAJIAN KARYA TULIS ILMIAH
Pada umumnya hal-hal yang berkenaan dengan prosedur, metoda (tata cara) dan
sistematika penyusunan karya tulis ilmiah ditetapkan oleh lembaga penyelenggara
atau
pengelola
kegiatan
tersebut.
Namun
pada
dasarnya
terdapat
dua
aturan/ketentuan yang wajib dipatuhi dalam penyusunan karya tulis ilmiah, yaitu
ketentuan umum dan khusus. Ketentuan umum adalah kaidah-kaidah yang berlaku
dan digunakan secara umum di kalangan komunitas ilmiah dalam penyusunan
karya tulis ilmiah. Ketentuan khusus adalah kaidah-kaidah yang dibuat atau
ditetapkan oleh dan hanya berlaku pada suatu instansi atau lembaga tertentu.
Dalam kaitan dengan karya tulis ilmiah yang disusun oleh pejabat fungsional RIHP,
kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi dalam menyusun karya tulis ilmiah ditetapkan
oleh Kementerian Pertanian selaku instansi pembina jabatan fungsional RIHP
sebagaimana termuat dalam Pedoman ini.
A. Kaidah Penulisan
Dalam penyusunan KTI harus memperhatikan kaidah sebagai berikut:
1. Asli, yaitu karya tulis ilmiah merupakan hasil pemikiran penulis sendiri bukan
plagiasi, jiplakan atau disusun dengan tidak jujur.
2. Manfaat, yaitu karya tulis ilmiah memiliki urgensi karena diperlukan, dan
mempunyai nilai manfaat pada masing-masing bidang sesuai jenis jabatan
fungsionalnya.
3. Substansi, yaitu materi karya tulis ilmiah yang disajikan harus merupakan bagian
dari tugas utama masing-masing pejabat fungsional RIHP.
4. llmiah, yaitu karya tulis ilmiah didasari oleh kaidah keilmuan yang memiliki
struktur logika dan terbuka terhadap pengujian kebenaran.
5. Konsisten, yaitu karya tulis ilmiah relevan dengan lingkup tugas utama masingmasing pejabat fungsional RIHP.
6. Objektif, yaitu penulis tidak boleh:
a. mengganti fakta dengan dugaan;
b. menyembunyikan
kebenaran
dengan
menggunakan
makna
ganda
(ambiguitas);
7
C. Sistematika Penulisan
Karya tulis ilmiah dibangun oleh kesatuan gagasan yang dapat diidentifikasi
berdasarkan pemaknaan tautan antar gagasan yang tertuang dalam setiap bagian
karangan. Sistematika atau kerangka karya tulis ilmiah umumnya terdiri atas 3 (tiga)
bagian utama yaitu bagian awal atau pembuka, bagian batang tubuh/isi tulisan, dan
bagian akhir.
1. Bagian awal atau pembuka menyajikan latar belakang masalah penulisan atau
kajian, diikuti bagian permasalahan atau rumusan masalah, dan menyajikan
maksud dan tujuan penulisan atau kajian.
2. Bagian batang tubuh tulisan merupakan bagian pembahasan tentang pokok
tulisan dan permasalahannya dengan sistematika yang didasarkan pada
kompleksitas suatu masalah yang disajikan.
3. Bagian akhir merupakan bagian simpulan yang harus mencakup gagasan utama
yang dituangkan dalam isi tulisan. Bagian akhir atau simpulan merupakan
jawaban atas masalah yang disertai saran atau rekomendasi dari hasil
8
4. Pendahuluan
Bagian pendahuluan merupakan penjelasan secara umum, ringkas, dan padat
meliputi latar belakang, tujuan dan manfaat, dan hipotesis (jika ada). Bagian ini
mengungkapkan informasi dan deskripsi tentang permasalahan penelitian atau
kajian yang biasanya terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat, asumsi atau hipotesis dan kerangka pikir.
Latar belakang masalah dapat bersumberkan hasil penelitian terdahulu,
penemuan, fakta sehari-hari, teori atau hipotesis, status ilmiah terkini (state of the
art). Dengan menguraikan rumusan masalah dan tujuan penelitian, penulis
hendaknya dapat mengemukakan hipotesisnya dalam pendahuluan ini.
Latar belakang merupakan argumentasi yang menunjukan permasalahan serta
situasi yang melatarbelakangi penulisan. Penyajian bagian latar belakang
dilakukan dengan cara mengkonfrontasi antara teori atau konsep dengan hasil
yang diperoleh. Bagian rumusan masalah merupakan bagian yang menjelaskan
permasalahan yang akan dikaji atau diteliti. Rumusan ini biasanya disajikan
dalam bentuk kalimat pertanyaan. Pertanyaan dalam rumusan masalah harus
dapat terukur oleh aktivitas kajian atau penelitian yang dilakukan.
Tujuan dan manfaat harus terkait dengan masalah yang akan ditulis, dan
merujuk pada hasil yang akan dicapai, serta mengungkapkan secara spesifik
manfaat yang akan diperoleh. Tujuan diarahkan pada pemecahan masalahmasalah yang menjadi permasalahan. Manfaat dibagi menjadi manfaat teoritis
dan manfaat praktis. Manfaat teoritis diarahkan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan, sedangkan manfaat praktis dimaksudkan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi.
Bagian hipotesis dalam penulisan karya tulis ilmiah bergantung pada pendekatan
yang digunakan. Hipotesis diungkapkan secara lugas, singkat,
dan padat
10
Tinjauan Pustaka merupakan dasar pijak penelitian atau kajian secara teoritis.
Pijakan ini berdasarkan referensi atau temuan penelitian atau kajian lain sejenis
yang akan digunakan untuk membahas permasalahan yang akan diteliti atau
dikaji. Kerangka pikir merupakan dasar teoritis yang menjadi dasar berfikir dari
penulis dalam melakukan penelitian atau kajian serta disajikan dalam bentuk
deskripsi setiap teori yang digunakan.
6. Metodologi
Metodologi adalah kerangka pendekatan studi, yang digunakan sebagai analisis
suatu teori, metode percobaan, atau kombinasi keduanya. Metodologi yang
digunakan diuraikan secara terperinci (perubahan, model yang digunakan,
rancangan karya tulis ilmiah, teknik pengumpulan dan analisis data, serta cara
penafsiran). Aspek-aspek ini tidak seluruhnya ada pada bagian metode, tetapi
bergantung pada jenis dan pendekatan penelitian atau kajian yang dilakukan.
7. Hasil dan pembahasan
Hasil dan pembahasan memaparkan dan menganalisis data yang mencakup
uraian dengan mengungkapkan, menjelaskan, membahas, dan menganalisis
hasil tulisan yang mengacu pada tujuan penulisan. Hasil yang diperoleh harus
memperhatikan dan menyesuaikan dengan masalah, serta disajikan secara
sistematis, dengan menampilkan tabel, gambar, grafik, atau data dukung lainnya.
Tabel dan gambar harus dilengkapi nomor urut menggunakan angka, dan bila
diperlukan disertai keterangan tambahan, seperti acuan dan arti singkatan.
Pembahasan mengemukakan gagasan dan argumentasi secara bebas, singkat
dan logis. Pembahasan diberikan berdasarkan hasil, teori, dan hipotesis,
disampaikan secara jelas, padat, dan rasional.
Hasil penelitian, survei atau simulasi/pemodelan/rancang bangun beserta analisis
dan pembahasannya disajikan secara sistematis, bersama-sama atau secara
terpisah berupa uraian, tabel, atau gambar. Data yang dilaporkan sudah harus
berupa data yang telah diolah, bukan data mentah. Untuk karya tulis hasil kajian
dan hasil bahasan teoritis, informasi pustaka yang akan dipermasalahkan dan
pembahasannya dapat diuraikan secara bersama-sama atau secara terpisah
yang disajikan secara sistematis, rasional, dan lugas.
8. Simpulan
Simpulan merupakan hasil generalisasi atau keterkaitan dengan masalah, yang
memuat ringkasan hasil dan jawaban atas tujuan, serta konsisten dengan
11
serta
hal-hal
yang
perlu
kebutuhan, antara lain media atau forum dimana karya tulis tersebut akan
dimuat, namun proses penyusunannya harus tetap melalui proses identifikasi,
deskripsi, analisis, dan memberikan konklusi ataupun rekomendasi.
2. Bentuk Buku dan Non Buku yang tidak dipublikasikan
Untuk dapat dinilai sebagai karya tulis ilmiah buku dan non buku yang tidak
dipublikasikan harus memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Bagian awal memuat:
1) Halaman judul;
2) Abstrak;
3) Kata Pengantar;
4) Daftar isi;
5) Daftar tabel (jika ada);
6) Daftar gambar/grafik (jika ada).
7) Daftar Lampiran (jika ada).
b. Bagian batang tubuh memuat:
1) Bagian Pendahuluan
Bagian pendahuluan terdisi atas latar belakang, tujuan, manfaat, dan
hipotesis (bila ada). Proporsi bagian pendahuluan ini 15% dari isi karya
tulis ilmiah
2) Bagian Isi
Bagian isi terdiri atas landasan teori / tinjauan pustaka, metodologi, serta
hasil dan pembahasan. Proporsi bagian ini 70% dari isi karya tulis ilmiah.
3) Bagian Penutup
Bagian ini terdiri atas simpulan, saran dan daftar pustaka. Proporsi bagian
ini 15% dari isi karya tulis ilmiah.
13
BAB IV
PENILAIAN KARYA TULIS ILMIAH
Dalam penulisan karya tulis ilmiah, hal pokok yang perlu diingat adalah adanya
konsistensi dan pertautan yang erat antara permasalahan yang disampaikan, tujuan
dan simpulan.
Penilaian karya tulis ilmiah meliputi 2 aspek, yaitu: sistematika penulisan, dan isi
tulisan. Teknis penilaian menggunakan skala 100 dan masing-masing item yang
dinilai memiliki bobot, yaitu sistematika penulisan bobot 30, dan isi tulisan bobot 70.
Secara lengkap penilaian pada karya tulis ilmiah sebagai berikut:
1. Sistematika penulisan (bobot 30) meliputi:
a. Kesinambungan antar alinea, antar bab dalam naskah, ada tidaknya
pengulangan yang tidak perlu, bobot 15
b. Susunan kalimat/penggunaan bahasa, bobot 10
c. Cara penulisan kepustakaan/rujukan, bobot 5
2. Isi tulisan (bobot 70) meliputi:
a. Kejelasan rumusan, bobot 10
b. Ketajaman analisis/pembahasan, bobot 25
c. Kesesuaian pemecahan masalah, bobot 25
d. Saran bersifat operasional sesuai dengan isi tulisan, bobot 10.
14
BAB V
PENUTUP
1. Pedoman
Penyusunan
pengembangan
profesi
KTI
merupakan
yang
terdapat
penjabaran
dalam
dari
sub
Peraturan
unsur
Menteri
MENTERI PERTANIAN,
SUSWONO
15
: 34/Permentan/OT.140/6/2011
Tanggal
: 20 Juni 2011
NIP
Jabatan
Instansi
NIP
Pangkat\Gol.Ruang\TMT :
Jabatan
Unit Kerja
Atasan Langsung
16