pada masa lampau, sangat sedikitnya dokumen (bukti sejarah), dimana bukti
yang ada masih dalam bentuk prasasti, yang ditulis dengan bahasa yang tidak
dipahami oleh generasi sekarang (bahasa sansekerta dan jawa kuno), hanya
sedikit orang (ahli) yang bisa menterjemahkannya. Pada dasarnya proses
evolusi nilai sosial budaya masyarakat/bangsa menjadi suatu filsafat, sejalan
dan seiring dengan tumbuh kembangnya tata kehidupan dan peradaban bangsa
Indonesia.
Proses kausalitas/dialektika Pancasila menjadi filsafat negara ada pada
proses pendirian/pembentukan dan penyelenggaraan negara Kesatuan Republik
Indonesia. Kajian pada proses itu, seringkali diawali dari pendirian BPUPKI,
namun sejatinya bisa dilacak sejak berdirinya Budi Utomo. Pada era Budi
Utomo (1908) dan Sumpah Pemuda (1928) merupakan proses dialektika
kristalisasi nilai-nilai kebangsaan dan re-aktiualisasi jati diri bangsa.
The founding fathers pada era kemerdekaan, melalui BPUPKI, Panitia 9
dan PPKI, melaui perdebatan yang cukup panjang dan dengan segala kearif-an
dan kebijaksanaan membuat perumusan (mengabstraksikan) nilai-nilai sosial
budaya bangsa dan filsafat bangsa dan membuat kesepakatan (sebagai wujud
perjanjian bersama) menjadikan falsafah (filsafat) bangsa menjadi filsafat
negara. Kausa materi (tesis) dari filsafat negara adalah filsafat bangsa,
antitesis dalam dialektika itu adalah kausa formal, kausa final, dan kausa
efisien menghasilkan sintesis filsafat negara.
Berpijak pada nilai-nilai luhur filsafat bangsa, dan didorong keinginan
utuk mendirikan negara, melalui negara hendak dicapai tujuan kemerdekaan
sebagai bangsa, yakni peri kehidupan yang bermartabat, yang berkemakmuran
dan berkesejahteraan, the founding fathers menyiapkan dan merumuskan
berbagai instrumen berdirinya negara, memerdekaan bangsa mendirikan
negara, mengesahan berbagai syarat dan kelengkapan negara. Secara
epistemologi, keberadaan Pancasila sebagai filsafat negara memenuhi
kebenaran adanya, dan keberadaannya adalah benar (sah secara legal).
Secara aksiologi (yang mempertanyakan nilai atau manfaat atas sesuatu
obyek kajian), meliputi azas nilai dan manfaat dari Pancasila sebagai filsafat
bangsa dan sebagai filsafat negara, dan manfaat bagi bangsa4 sebagai bagian
atau sebagai komponen dari negara yang dibentuk. Manfaat filsafat bagi suatu
bangsa adalah sebagai tata nilai yang melandasi perilaku dan peri kehidupan
4
sehari-hari, yang mengikat secara moral bagi setiap individu dan kelompok
yang merupakan bagian dari bangsa. Tata nilai itulah yang disebut pandangan
hidup (way of life), yang selain pedoman perilaku juga merupakan tujuan yang
hendak diwujudkan dalam kehidupan di masa mendatang, sekaligus cara
mencapai tujuan. Suatu nilai yang membudaya dalam kehidupan akan
membentuk karakter dan menjadi kepribadian dari komunitas itu, hingga akan
menampakan bagaimana perbedaan dengan komunitas yang lain.
Aksiologi Pancasila sebagai filsafat negara, berkait dan merupakan
konsekuensi dari hakekat filsafat negara5 dalam kedudukan sebagai sumber
dari sumber tertib hukum di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Artinya
Pancasila merupakan sumber inspirasi dan menjiwai (harus dijabarkan dalam
pasal-pasal) konstitusi negara.
Bangsa Indonesia adalah komponen dari negara yang dibentuknya,
Negara Kesatuan Republik Indonesia, karenanya dalam kontek ini paralel
dengan konsep warganegara dan rakyat. Aksiologi Pancasila bagi bangsa
Indonesia dalam kontek penyelenggaraan negara adalah sebagai ideologi
nasional. Sebagai ideologi nasional, Pancasila merupakan ideologi makro yang
memayungi (di dalamnya ada) sub-sub ideologi yang berlakunya hanya pada
kelompok-kelompok tertentu yang menjadi bagian dari bangsa Indonesia. Sifat
Pancasila dalam kontek filsafat bangsa, adalah resmi dan mengikat secara
hukum, namun bila sebagai filsafat bangsa tidak resmi dan ikatannya secara
moral.
CATATAN
Lebih lanjut pelajari buku :
- Prof. Notonagoro,Pancasila secara Ilmiah Popoler, terbitan Pancuran
Telagasari
- Lapasila IKIP Malang, Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi
- Dardji Darmodhoarjo, Santiaji Pancasila
Lebih lanjut baca & pelajari bahasan Pokok Kaedah Negara yang
Fondamental pada materi pertemuan selanjutnya.
29