MEtode MEngajar
MEtode MEngajar
b. Mempersyaratkan siswa memiliki latar belakang yang cukup tentang topik atau
masalah yang didiskusikan.
c. Tidak tepat bila digunakan pada tahap awal proses belajar bila siswa baru
diperkenalkan kepada bahan pelajaran baru.
d. Apatis bagi siswa yang tidak terbiasa berbicara dalam forum.
6. Metode Widyawisata
Metode Widyawisata ialah suatu cara penguasaan bahan pelajran dengan membawa
siswa langsung kepada objek yang akan dipelajari yang terdapat di luar kelas atau di
lingkungan kehidupan nyata. Metode widyawisata antara lain diterpakan karena obyek
yang akan dipelajari hanya terdapat di tempat tertentu. Selain itu, pengalaman langsung
dapat membuat siswa lebih tertarik kepada pelajaran yang disajikan sehinggga lebih
ingin mendalami hal yang diminatinya dengan mencari informasi dari buku-buku sumber
lainnya serla menumbuhkan rasa cinta kepada Iingkungan alam dan lingkungan budaya.
Metode widyawisata berfungsi pula memberikan variasi belajar kepada siswa. Agar
widyawisata ini dapat mencapai hasil yang optimal, maka diperlukan adanya
perencanaan yang matang, pelaksanaan yang efektif dan efisien, serta adanya kegiatan
tindak lanjut seperti evaluasi, pelaporan, diskusi, deklamasi, pameran sederhana,
pemuatan karangan siswa pada koran sekolah, majalah dinding atau media lainnya, dan
sebagainya.
7. Metode Bermain peran
Metode bermain peran ialah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui
pengembangan imajinatif, daya ekspresi, dan penghayatan ini dilakukan dengan
memerankan seseorang dari sejarah, dunia pengetahuan, dan lain-lain, atau peran
lainnya dari dunia hewan dan tumbuhan. Kegiatan memerankan seseorang atau sesuatu
akan membuat siswa mudah memahami dan seringkali menghayati hal-hal yang
dipelajarinya.
8. Metode Tanya Jawab
Merupakan suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui berbagai bentuk pertanyaan
yang dijawab oleh siswa. Metode ini sering digunakan dalam proses belajar mengajar
bersama-sama dengan metode lain. Tanya jawab ini dapat dilakukan pada awal, di
tengah-tengah, atau pada akhir kegiatan belajar mengajar. Tanya jawab ini sering
dilakukan pada untuk mengetahui sejauh mana bahan pelajaran yang sedang atau telah
dibahas itu dipahami siswa. Dari hasil tanya-jawab, guru dapat memperjelas atau
meluruskan pemahaman siswa mengenai suatu bahan pelajaran tertentu. Dalam
metode ini, dapat dikembangkan kemampuan seperti mengajukan dan merumuskan
pertanyaan serta mengkomunikasikan.
Metode ini sangat tepat bila pelaksanaannya bertujuan untuk :
a. Meninjau ulang pelajaran atau ceramah yang lalu, agar siswa memusatkan lagi
perhatian pada jenis dan jumlah kemajuan yang telah dicapai sehingga mereka
dapat melanjutkan pelajarannya.
b. Menyelingi pembicaraan agar tetap mendapatkan perhatian siswa, atau dengan
perkataan lain untuk mengikut sertakan mereka.
c. Mengarahkan pengamatan dan pemikiran mereka.
Metode ini tidak wajar digunakan untuk :
a. Menilai kemajuan peserta didik.
b. Mencari jawaban dari siswa, tetapi membatasi jawaban yang dapat diterima.
c. Memberi giliran pada siswa tertentu.
Kebaikan metode tanya jawab adalah :
a. Tanya jawab dapat memperolah sambutan yang lebih aktif bila dibandingkan dengan
metode ceramah yang bersifat menolong.
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat sehingga
nampak mana yang belum jelas atau belum dimengerti.
c. Mengetahui perbedaan-perbedaan pendapat yang ada, yang dapat dibawa ke arah
suatu diskusi.
Kelemahannya adlah bahwa tanya jawab bis menimbulkan penyimpangan dari pokok
persoalan. Lebih-lebih jika kelompok siswa yang memberi jawaban atau mengajukan
pertannyaan yang dapat menimbulkan masalah baru dan menyimpang dari pokok
persoalan.
9. Metode Latihan
Metode latihan merupakan suatu metode yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berlatih melakukan suatu keterampilan tertentu berdasarkan penjelasan atau
petunjuk guru. Melalui metode ini dapat dikembangkan keterampilan melalui
pembiasaan.
10. Metode Pameran (penampilan)
Metode pameran digunakan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyajikan dan menjelaskan apa yang dipelajarinya. Pameran yang dimaksud dapat
berupa pameran kelas atau pameran sekolah dengan memamerkan grafik, model, alat,
gambar ukiran, patung, tanaman, dan hasil karya lainnya yang dibuat oleh siswanya.
Metode pameran dapat merupaan kegiatan puncak dari serangkaian kegiatan lain yang
menggunakan widyawisata atau metode proyek. Pameran dapat digunakan sebagai
sarana penilaian keberhasilan suatu kegiatan belajar.
11. Metode permainan
Metode permainan adalah suatu permainan adalah suatu cara penyajian bahan
pelajaran melalui berbagai bentuk permainan. Permainan dimaksud dapat berupa tekateki, papan bergambar (sejenis ular tangga), kotak rahasia, atau kartu gambar yang
dibuat oleh siswa atau oleh guru. Metode ini dapat digunakan untuk memberikan
pengalaman menarik bagi siswa dalam memahami suatu konsep, menguatkan konsep
yang telah dipahami, atau memecahkan masalah. Metode ini bermanfaat karena dapat
mengembangkan motivasi instrinsik, memberikan kesempatan untuk berlatih
mengambil keputusan, dan mengembang pengendalian emosi bila menang atau kalah,
serta lebih menarik dan menyenangkan sehingga memudahkan siswa untuk memahami
bahan pelajaran yang disajikan. Dengan demikian, tujuan pembelajaran akan tercapai
secara tidak Iangsung. Metode ini sering digunakan dalam mata pelajaran Matematika,
IPA, PPKN, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, dan sebagainya.
12. Metode Cerita
Metode cerita adalah suatu cara penanaman nilai-nilai kepada siswa dengan
mengungkapkan kepribadian tokoh-tokoh melalui penuturan hikayat, legenda, dongeng,
dan sejarah lokal. Metode ini dapat digunakan untuk membantu penghayatan nilai dan
moral serta pembentukan sikap. Hal ini terjadi karena metode ini lebih mudah untuk
membawa emosi siswa ke suasana cerita sehingga siswa menjadi tertarik dan mungkin
terharu sehingga akan mempermudah pembentukan sikap.
13. Metode Simulasi
Metode simulasi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui kegiatan praktik
langsung tentang pelaksanaan nilai-nilai, penerapan pengetahuan dan keterampilan
yang berlangsung dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini menampilkan simbol-simbol,
protipe, atau peralatan yang menggantikan suatu proses, kejadian atau benda yang
menimbulkan rasa frustasi di kalangan siswa karena tidak menemukan solusi dari proses
yang kita lakukan. Akan tetapi guru dapat menggambarkan bahwa yang diminta adalah
buah pikiran dengan alasan-alasan rasional, bukan hanya sekedar solusi.
18. Metode Studi Kasus / Penugasan
Merupakan suatu cara pemberian kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas
berdasarkan petunjuk langsung, masalah, kejadian, atau situasi tertentu yang telah
dipersiapkan guru. Kemudian siswa ditugasi untuk mencari alternatif pemecahanan.
Dalam melaksanakan tugas ini siswa dapat memperoleh pengalaman secara langsung
dan nyata. Tugas dapat diberikan secara berkelompok atau perorangan. Melalui metode
ini siswa dapat mengembangkan berbagai keterampilan dan pembiasaan untuk mandiri,
jujur, mengembangkan pola fikir kritis dan menemukan solusi baru dari suatu tugas yang
harus dipecahkan.
Metode ini dapat diterapkan bila siswa telah memiliki pengetahuan awal tentang
masalah yang disampaikan.
19. Metode Insiden
Metode ini hampir sama dengan metode studi kasus, akan tetapi siswa dibekali denagn
data dasar yang tidak lengkap tentang suatu kejadian atau peristiwa. Mereka harus
mencari data tambahan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan kepada mereka
tentang kejadian dan peristiwa tersebut. Data ini sudah tersedia di sekolah dan ada
pada guru, maka guru mempersiapkan data itu untuk diberikan kepada siswa yang
membutuhkannya.
Metode ini memiliki keunggulan dibanding studi metode kasis, siswa belajar memahami
suatu permasalahan, kemudian berusaha memecahkannya. Dalam hal ini akan
menumbuh kembangkan cara berfikir siswa sebagaimana yang dikehendaki dalam studi
mandiri, siswa berfikir kritis dan kreatif.
20. Metode Seminar
Metod ini merupakan kegiatan belajar sekelompok siswa untuk membahas topik atau
masalah tertentu. Setiap anggota kelompok seminar dituntut agar berperan aktif, dan
kepada mereka dibebankan tanggung jawab untuk mendapatkan solusi dari topik atau
masalah yang diberikan. Guru bertindak sebagai narasumber.
Seminar merupakan pembahasan yang bersifat ilmiah, topik pembicaraan adalah hal-hal
yang bertalian dengan masalah kehidupan sehari hari. Sebuah seminar adalah sebuah
kegiatan pembahasan yang mencari pedoman-pedoman atau pemecahan-pemecahan
masalah tertentu. Itulah sebabnya maka seminar selalu diakhiri dengan kesimpulan dan
kesepakatan semua peserta. Malahan tidak jaran, seminar melahirkan rekomendasi dan
resolusi.
21. Metode Simposium
Metode ini adalah metode yang memaparkan suatu seri pembicara dalam berbagai
kelompok topik dalam bidang materi tertentu. Materi-materi tersebut disampaikan oleh
ahli dalam bidangnya, setelah itu peserta dapat menyampaikan pertanyaan dan
sebagainaya kepada pembicara.
Sebuah simposium hampir menyerupai panel, karena simposium harus pula terdiri dari
beberapa pembicara, sedikitnya dua orang. Tetapi simposium berbeda dengan panel di
dalam cara pembahasan persoalan. Sifatnya lebih formal. Seorang anggota simposium
terlebih dahulu menyiapkan pembicaraannya menurut satu titik pandangan tertentu.
Terhadap sebuah persoalan yang sama diadakan pembahasan dari berbagai sudut
pandangan dan disoroti dari titik tolak yang berbeda-beda.
Bentuk pola lain metode simposium dapat dikelompokkan pada sejumlah aspek, dan
setiap aspek disoroti tersendiri dan khusus, tidak perlu dari berbagai sudut pandangan.
Bagian prasana menyiapkan tulisan yang dibagi-bagikan kepada peserta dan diadakan
sanggahan dari ahli tertentu yang disebut penyanggah utama. Pendengar dapat
memberi pandangan umum dan pertanyaan sesudah penyanggah utama.
22. Metode tutorial
Metode ini merupakan cara penyampaian bahan pelajaran yang telah dikembangkan
dalam bentuk modul untuk dipelajari siswa secara mandiri. Siswa dapat
mengkonsultasikan tentang msalah-masalah dan kemajuan yang ditemuinya secara
periodik. Metode ini biasanya dilakukan pada SLTP terbuka, paket B, C, dan belajar jarak
jauh dengan tatap muka yang terjadwal.
23. Metode deduktif
Metode ini merupakan penjelasan tentang prinsip-prinsip isi pelajaran, kemudian
dijelaskan dalam bentuk penerapannya atau contoh-contohnya dalam situasi tertentu.
Metode ini menjelaskan teoritis ke bentuk realitas atau menjelaskan hal-hal yang
bersifat umum ke yang bersifat khusus. Guru menjelasakan teori-teori yang telah
ditemui para ahli, kemudian menjabarkan kenyataan yang terjadi atau mengambil
contoh-contoh. Seperti makhluk yang bernyawa akan mati. Manusia, binatang, dan
tumbuhan adalah makhluk bernyawa, maka ia akan mati.
Metode ini tepat dipergunakan bila :
a. Siswa belum mengenal pengetahuan yang sedang dipelajari.
b. Isi pelajaran meliputi terminologi, teknis dan bidang yang kurang membutuhkan
proses berfikir kritis.
c. Pengajaran mengenai pelajaran tersebut mempunyai persiapan yang baik dan
pembicaraan yang baik.
d. Waktu yang tersedia sedikit.
24. Metode induktif
Metode ini dimulai dengan pemberian berbagai kasus , fakta , contoh, atau sebab yang
mencerminkan suatu konsep atau prinsip. Kemudian siswa dibimbing untuk berusaha
keras menemukan atau menyimpulkan prinsip dasar dari pelajaran tersebut. Metode ini
disebut metode discovery atau socratic.
Metode ini tepat dipergunakan manakala :
a. Siswa telah mengenal atau mempunyai pengalaman yang berhubungan dengan
mata pelajaran tersebut.
b. Yang diajarkan berupa keterampilan komunikasi antara pribadi, sikap, pemecahan,
dan pengambilan keputusan.
c. Pengajar mempunyai keterampilan fleksibel, terampil mengajukan pertannyaan,
terampil mengulang pertannyaan, dan sabar.
25. Metode Computer Assisted Learning (CAL)
Metode ini digunakan untuk kegiatan belajar yang berstruktur, dimana komputer
diprogramkan untuk permasalahan-permasalahan (sistem Pakar). Siswa diminta untuk
memecahkan masalah tersebut atau mencari jawaban dengan mempergunakan
komputer dan seketika itu juga jawaban siswa diproses secara elektronik. Dalam
beberapa detik siswa sudah mendapat jawaban atau umpan balik jawaban tersebut. CAL
memberikan siswa untuk maju sesuai dengan kecepatan masing-masing mereka.
Metode ini dapat dipergunakan pada setiap tingkat pengetahuan dari yang sederhana
sampai pada yang paling kompleks.
Kelemahan :
a. Pengembangan program membutuhkan biaya tinggi dan waktu yang lama.
b. Pengadaan dan pemeliharaan alat mahal.
Sumber Bacaan :
R. Ibrahim & Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta,
1996
Zainal Aqib, Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran, Penerbit Insan Cendikia,
Surabaya, 2002
Sumber sumber lainnya.