Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan
berikut:
penting
sebagai
panduan
Stadium 0 : Kanker in situ dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya di dalam jaringan
payudara yang normal
Stadium I : Tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum menyebar keluar
payudara
Stadium IIA : Tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah
bening ketiak atau tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm tetapi sudah menyebar ke
kelenjar getah bening ketiak
Stadium IIB : Tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan belum menyebar ke
kelenjar getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah 2-5 cm tetapi sudah menyebar
ke kelenjar getah bening ketiak
Stadium IIIA : Tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar
getah bening ketiak disertai perlengketan satu sama lain atau perlengketah ke struktur
lainnya; atau tumor dengan garis tengah lebih dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar
getah bening ketiak
Stadium IIIB : Tumor telah menyusup keluar payudara, yaitu ke dalam kulit payudara atau ke
dinding dada atau telah menyebar ke kelenjar getah bening di dalam dinding dada dan tulang
dada
Stadium IV : Tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding dada, misalnya ke
hati, tulang atau paru-paru.
Selain stadium kanker, terdapat faktor lain yang mempengaruhi jenis pengobatan dan
prognosis:
PENGOBATAN
Untuk kanker yang terbatas pada payudara, pengobatannya hampir selalu meliputi
pembedahan (yang dilakukan segera setelah diagnosis ditegakkan) untuk mengangkat
sebanyak mungkin tumor.
Terdapat sejumlah pilihan pembedahan, pilihan utama adalah mastektomi (pengangkatan
seluruh payudara) atau pembedahan breast-conserving (hanya mengangkat tumor dan
jaringan normal di sekitarnya).
Pembedahan breast-conserving
1. Lumpektomi : pengangkatan tumor dan sejumlah kecil jaringan normal di sekitarnya
2. Eksisi luas atau mastektomi parsial : pengangkatan tumor dan jaringan normal di sekitarnya
yang lebih banyak
3. Kuadrantektomi : pengangkatan seperempat bagian payudara.
Pengangkatan tumor dan beberapa jaringan normal di sekitarnya memberikan peluang
terbaik untuk mencegah kambuhnya kanker.
Keuntungan utama dari pembedahan breast-conserving ditambah terapi penyinaran adalah
kosmetik.
Biasanya efek samping dari penyinaran tidak menimbulkan nyeri dan berlangsung tidak lama.
Kulit tampak merah atau melepuh.
Mastektomi
1. Mastektomi simplek : seluruh jaringan payudara diangkat tetapi otot dibawah payudara
dibiarkan utuh dan disisakan kulit yang cukup untuk menutup luka bekas
operasi.Rekonstruksi payudara lebih mudah dilakukan jika otot dada dan jaringan lain
dibawah
payudara
dibiarkan
utuh.
Prosedur ini biasanya digunakan untuk mengobati kanker invasif yang telah menyebar luar ke
dalam saluran air susu, karena jika dilakukan pembedahan breast-conserving, kanker sering
kambuh.
2. Mastektomi simplek ditambah diseksi kelenjar getah bening atau modifikasi mastektomi
radikal : seluruh jaringan payudara diangkat dengan menyisakan otot dan kulit, disertai
pengangkatan kelenjar getah bening ketiak.
3. Mastektomi radikal : seluruh payudara, otot dada dan jaringan lainnya diangkat.
Terapi penyinaran yang dilakukan setelah pembedahan, akan sangat mengurangi resiko
kambuhnya kanker pada dinding dada atau pada kelenjar getah bening di sekitarnya.
Ukuran tumor dan adanya sel-sel tumor di dalam kelenjar getah bening mempengaruhi
pemakaian kemoterapi dan obat penghambat hormon.
Beberapa ahli percaya bahwa tumor yang garis tengahnya lebih kecil dari 1,3 cm bisa diatasi
dengan pembedahan saja. Jika garis tengah tumor lebih besar dari 5 cm, setelah
pembedahan biasanya diberikan kemoterapi. Jika garis tengah tumor lebih besar dari 7,6 cm,
Rekonstruksi payudara
Untuk rekonstruksi payudara bisa digunakan implan silikon atau salin maupun jaringan yang
diambil dari bagian tubuh lainnya.
Rekonstruksi bisa dilakukan bersamaan dengan mastektomi atau bisa juga dilakukan di
kemudian hari.
Akhir-akhir ini keamanan pemakaian silikon telah dipertanyakan. Silikon kadang merembes
dari kantongnya sehingga implan menjadi keras, menimbulkan nyeri dan bentuknya berubah.
Selain itu, silikon kadang masuk ke dalam laliran darah.
Kemoterapi dan obat penghambat hormon seringkali diberikan segera setelah pembedahan
dan dilanjutkan selama beberapa bulan atau tahun.
Pengobatan ini menunda kembalinya kanker dan memperpanjang angka harapan hidup
penderita.
Pemberian beberapa jenis kemoterapi lebih efektif dibandingkan dengan kemoterapi
tunggal. Tetapi tanpa pembedahan maupun penyinara, obat-obat tersebut tidak dapat
menyembuhkan kanker payudara.
Efek samping dari kemoterapi bisa berupa mual, lelah, muntah, luka terbuka di mulut yang
menimbulkan nyeri atau kerontokan rambut yang sifatnya sementara.
Pada saat ini muntah relatif jarang terjadi karena adanya obat ondansetron.
Tanpaondansetron, penderita akan muntah sebanyak 1-6 kali selama 1-3 hari setelah
kemoterapi. Berat dan lamanya muntah bervariasi, tergantung kepada jenis kemoterapi yang
digunakan dan penderita.
Selama beberapa bulan, penderita juga menjadi lebih peka terhadap infeksi dan perdarahan.
Tetapi pada akhirnya efek samping tersebut akan menghilang.
Tamoxifen adalah obat penghambat hormon yang bisa diberikan sebagai terapi lanjutan
setelah pembedahan.
Tamoxifen secara kimia berhubungan dengan esrogen dan memiliki beberapa efek yang sama
dengan terapisulih hormon (misalnya mengurangi resiko terjadinya osteoporosis dan penyakit
jantung serta meningkatkan resiko terjadinya kanker rahim). Tetapi Tamoxifen tidak
Kanker payudara bisa menyebar ke berbagai bagian tubuh. Bagian tubuh yang paling sering
diserang adalah paru-paru, hati, tulang, kelenjar getah bening, otak dan kulit.
Kanker muncul pada bagian tubuh tersebut dalam waktu bertahun-tahun atau bahkan
berpuluh-puluh tahun setelah kanker terdiagnosis dan diobati.
Penderita kanker payudara yang telah menyebar tetapi tidak menunjukkan gejala biasanya
tidak akan memperoleh keuntungan dari pengobatan. Akibatnya pengobatan seringkali
ditunda sampai timbul gejala (misalnya nyeri) atau kanker mulai memburuk.
Jika penderita merasakan nyeri, diberikan obat penghambat hormon atau kemoterapi untuk
menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh.
Tetapi jika kanker hanya ditemukan di tulang, maka dilakukan terapi penyinaran. Terapi
penyinaran merupakan pengobatan yang paling efektif untuk kanker tulang dan kanker yang
telah menyebar ke otak.
PROGNOSIS
Stadium klinis dari kanker payudara merupakan indikator terbaik untuk menentukan prognosis
penyakit
ini.
Angka kelangsungan hidup 5 tahun pada penderita kanker payudara yang telah menjalani
pengobatan yang sesuai mendekati:
PENCEGAHAN
DEFINISI
Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher
rahim/serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina.
Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun.
90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya
berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim.
PENYEBAB
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tak
terkendali.
Jika sel serviks terus membelah maka akan terbentuk suatu massa jaringan yang disebut
tumor yang bisa bersifat jinak atau ganas. Jika tumor tersebut ganas, maka keadaannya
disebut kanker serviks.
Penyebab terjadinya kelainan pada sel-sel serviks tidak diketahui secara pasti, tetapi
terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks:
HPV (human papillomavirus)
HPV adalah virus penyebab kutil genitalis (kondiloma akuminata) yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45 dan 56.
Merokok
Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan
infeksi HPV pada serviks.
Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini
Berganti-ganti pasangan seksual
Suami/pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia di bawah 18
tahun, berganti-ganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker
serviks
Pemakaian DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran (banyak
digunakan pada tahun 1940-1970)
Gangguan sistem kekebalan
Pemakaian pil KB
Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun
Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan Pap smear secara rutin)
Sel-sel pada permukaan serviks kadang tampak abnormal tetapi tidak ganas.
Para ilmuwan yakin bahwa beberapa perubahan abnormal pada sel-sel serviks merupakan
langkah awal dari serangkaian perubahan yang berjalan lambat, yang beberapa tahun
kemudian bisa menyebabkan kanker.
Karena itu beberapa perubahan abnormal merupakan keadaan prekanker, yang bisa berubah
menjadi kanker.
Saat ini telah digunakan istilah yang berbeda untuk perubahan abnormal pada sel-sel di
permukaan serviks, salah satu diantaranya adalah lesi skuamosa intraepitel (lesi artinya
kelainan jaringan, intraepitel artinya sel-sel yang abnormal hanya ditemukan di lapisan
permukaan).
GEJALA
Perubahan prekanker pada serviks biasanya tidak menimbulkan gejala dan perubahan ini
tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalani pemeriksaan panggul dan Pap smear.
Gejala biasanya baru muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi keganasan
dan menyusup ke jaringan di sekitarnya. Pada saat ini akan timbul gejala berikut:
Perdarahan vagina yang abnormal, terutama diantara 2 menstruasi, setelah melakukan
hubungan seksual dan setelah menopause
Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak)
Keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer, berwarna pink, coklat,
mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
Gejala dari kanker serviks stadium lanjut:
Nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, kelelahan
Nyeri panggul, punggung atau tungkai
Dari vagina keluar air kemih atau tinja
Patah tulang (fraktur).
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut:
1. Pap
smear
Pap smear dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker serviks secara akurat dan dengan
biaya yang tidak terlalu mahal. Akibatnya angka kematian akibat kanker servikspun menurun
sampai
lebih
dari
50%.
Setiap wanita yang telah aktif secara seksual atau usianya telah mencapai 18 tahun,
sebaiknya menjalani Pap smear secara teratur yaitu 1 kali/tahun. Jika selama 3 kali
berturut-turut menunjukkan hasil yang normal, Pap smear bisa dilakukan 1 kali/2-3tahun.
Hasil pemeriksaan Pap smear menunjukkan stadium dari kanker serviks:
- Normal
- Displasia ringan (perubahan dini yang belum bersifat ganas)
- Displasia berat (perubahan lanjut yang belum bersifat ganas)
- Karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar)
- Kanker invasif (kanker telah menyebar ke lapisan serviks yang lebih dalam atau ke
organ tubuh lainnya).
1. Biopsi
Biopsi dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu pertumbuhan atau
luka pada serviks, atau jika Pap smear menunjukkan suatu abnormalitas atau
kanker.
2. Kolposkopi (pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar)
3. Tes
Schiller
Serviks diolesi dengan lauran yodium, sel yang sehat warnanya akan berubah
menjadi coklat, sedangkan sel yang abnormal warnanya menjadi putih atau kuning.
Untuk membantu menentukan stadium kanker, dilakukan beberapa pemeriksan berikut:
Sistoskopi
Rontgen dada
Urografi intravena
Sigmoidoskopi
Skening tulang dan hati
Barium enema.
PENGOBATAN
Pengobatan lesi prekanker
Pengobatan lesi prekanker pada serviks tergantung kepada beberapa faktor berikut:
Setelah menjalani pengobatan, penderita mungkin akan merasakan kram atau nyeri
lainnya, perdarahan maupun keluarnya cairan encer dari vagina.
Pada beberapa kasus, mungkin perlu dilakukan histerektomi (pengangkatan rahim),
terutama jika sel-sel abnormal ditemukan di dalam lubang serviks. Histerektomi
dilakukan jika penderita tidak memiliki rencana untuk hamil lagi.
Pembedahan
Pada karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar),
seluruh kanker seringkali dapat diangkat dengan bantuan pisau bedah ataupun
melalui LEEP.
Dengan pengobatan tersebut, penderita masih bisa memiliki anak.
Karena kanker bisa kembali kambuh, dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan
ulang dan Pap smear setiap 3 bulan selama 1 tahun pertama dan selanjutnya setiap
6 bulan.
Jika penderita tidak memiliki rencana untuk hamil lagi, dianjurkan untuk menjalani
histerektomi.
Pada kanker invasif, dilakukan histerektomi dan pengangkatan struktur di
sekitarnya (prosedur ini disebut histerektomi radikal) serta kelenjar getah bening.
Pada wanita muda, ovarium (indung telur) yang normal dan masih berfungsi tidak
diangkat.
Terapi penyinaran
Terapi penyinaran (radioterapi) efektif untuk mengobati kanker invasif yang masih terbatas pada
daerah
panggul.
Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk merusak sel-sel kanker dan menghentikan
pertumbuhannya.
Ada 2 macam radioterapi:
Radiasi eksternal : sinar berasar dari sebuah mesin besar Penderita tidak perlu
dirawat di rumah sakit, penyinaran biasanya dilakukan sebanyak 5 hari/minggu
selama 5-6 minggu.
Radiasi internal : zat radioaktif terdapat di dalam sebuah kapsul dimasukkan
langsung ke dalam serviks. Kapsul ini dibiarkan selama 1-3 hari dan selama itu
penderita dirawat di rumah sakit. Pengobatan ini bisa diulang beberapa kali selama
1-2 minggu.
sel-sel
kanker.
Obat anti-kanker bisa diberikan melalui suntikan intravena atau melalui mulut.
Obat kemoterapi yang dapat digunakan antara lain cisplatin, cetuximab, 5fluorouracil, Docetaxel, Methotrexate, Paclitaxel, Carboplatin, Bleomycin,
Imiquimod
Kemoterapi diberikan dalam suatu siklus, artinya suatu periode pengobatan
diselingi dengan periode pemulihan, lalu dilakukan pengobatan, diselingi denga
pemulihan, begitu seterusnya.
2. Terapi biologisPada terapi biologis digunakan zat-zat untuk memperbaiki sistem
kekebalan
tubuh
dalam
melawan
penyakit.
Terapi biologis dilakukan pada kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh
lainnya.
Yang paling sering digunakan adalah interferon, yang bisa dikombinasikan dengan
kemoterapi.
terlindung dari sinar matahari dan penderita sebaiknya tidak menggunakan pakaian
yang bisa mengiritasi daerah yang disinari.
Biasanya, selama menjalani radioterapi penderita tidak boleh melakukan hubungan
seksual.
Kadang setelah radiasi internal, vagina menjadi lebh sempit dan kurang lentur,
sehingga bisa menyebabkan nyeri ketika melakukan hubungan seksual. Untuk
mengatasi hal ini, penderita diajari untuk menggunakan dilator dan pelumas
dengan bahan dasar air.
Pada radioterapi juga bisa timbul diare dan sering berkemih.
Efek samping dari kemoterapi sangat tergantung kepada jenis dan dosis obat yang
digunakan. Selain itu, efek sampingnya pada setiap penderita berlainan.
Biasanya obat anti-kanker akan mempengaruhi sel-sel yang membelah dengan
cepat, termasuk sel darah (yang berfungsi melawan infeksi, membantu pembekuan
darah atau mengangkut oksigen ke seluruh tubuh).
Jika sel darah terkena pengaruh obat anti-kanker, penderita akan lebih mudah
mengalami infeksi, mudah memar dan mengalami perdarahan serta kekurangan
tenaga.
Sel-sel pada akar rambut dan sel-sel yang melapisi saluran pencernaan juga
membelah dengan cepat.
Jika sel-sel tersebut terpengaruh oleh kemoterapi, penderita akan mengalami
kerontokan rambut, nafsu makannya berkurang, mual, muntah atau luka terbuka di
mulut.
Terapi biologis bisa menyebabkan gejala yang menyerupai flu, yaitu menggigil,
demam, nyeri otot, lemah, nafsu makan berkurang, mual, muntah dan diare.
Kadang timbul ruam, selain itu penderita juga bisa mudah memar dan mengalami
perdarahan.
PENCEGAHAN
Ada 2 cara untuk mencegah kanker serviks:
Leukemia
DEFINISI
Leukemia adalah kanker dari sel-sel darah.
PENYEBAB
Terdapat 4 jenis utama leukemia, yang diberi nama berdasarkan kecepatan perkembangan
penyakit dan jenis sel darah putih yang terkena:
Jenis
Perkembangan
penyakit
Cepat
Limfosit
Cepat
Mielosit
Lambat
Limfosit
Lambat
Mielosit
granulositik) Kronik
DIAGNOSA
Dokter sering menemukan leukimia kronis dalam tes darah rutin, sebelum gejala dimulai. Jika
ini terjadi, atau jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala leukemia, Anda dapat menjalani
ujian diagnostik berikut:
1. Tes fisik. Dokter Anda akan mencari tanda-tanda fisik leukemia, seperti kulit pucat seperti
anemia dan pembengkakan di kelenjar getah bening, hati dan limpa.
2. Tes darah. Dengan melihat contoh darah Anda, dokter Anda dapat menentukan apakah Anda
memiliki tingkat abnormal sel-sel darah putih atau trombosit yang mungkin leukemia.
3. Imunofenotipe. Imunofenotipe membantu menentukan apakah peningkatan jumlah limfosit
dalam darah Anda disebabkan oleh proses reaktif seperti sebagai reaksi terhadap infeksi
atau peradangan atau proses kanker. Hal ini juga membantu membedakan sel leukemia
limfositik kronis dari jenis leukemia dan limfoma.
4. Cytogenetic analisis. Tes ini mendeteksi perubahan dalam kromosom, termasuk keberadaan
kromosom Philadelphia. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan mikroskop biasa atau
laboratorium yang lebih modern teknologinya yang disebut fluorescence in situ hibridisasi
(IKAN).
5. Sampel sumsum tulang. Jika dokter Anda mencurigai leukemia, ia mungkin akan
mengarahkan Anda ke dokter yang mengkhususkan diri dalam kanker (onkologi) atau dokter
yang mengkhususkan diri dalam darah (hematologist). Spesialis ini dapat menggunakan jarum
untuk menghapus sampel sumsum tulang Anda untuk mencari sel-sel leukemia.
Anda akan memerlukan tes tambahan untuk mengkonfirmasikan diagnosis dan untuk
menentukan jenis leukemia dan luas dalam tubuh Anda. Jenis leukemia tertentu
diklasifikasikan menjadi tahap, yang menunjukkan tingkat keparahan penyakit. Staging
membantu dokter menentukan rencana pengobatan.
PENGOBATAN
Tidak seperti jenis kanker lainnya, leukemia bukan tumor yang padat dimana dokter bedah
dapat menghilangkannya. Perawatan leukemia kompleks. Tergantung pada banyak faktor,
termasuk usia dan kesehatan secara keseluruhan, jenis leukemia yang Anda miliki dan apakah
telah menyebar ke bagian lain dari tubuh Anda.
Terapi yang digunakan untuk melawan leukemia meliputi:
1. Kemoterapi. Kemoterapi adalah bentuk utama pengobatan untuk leukemia. Perawatan ini
menggunakan senyawa kimia untuk membunuh sel-sel leukemia. Tergantung pada jenis
leukemia yang Anda miliki, Anda mungkin akan menerima satu jenis obat atau kombinasi dari
satu atau lebih obat-obatan. Obat ini dapat dalam bentuk pil, atau mereka mungkin
disuntikkan langsung ke pembuluh darah.
2. Biological terapi. Juga dikenal sebagai immunotherapy, terapi biologi menggunakan zat-zat
yang meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap kanker.
3. Kinase inhibitor. Bagi kebanyakan orang dengan CML, obat imatinib mesylate (Gleevec)
adalah baris pertama dari terapi. Imatinib mesylate adalah jenis obat kanker yang disebut
kinase inhibitor. Obat ini secara khusus dikembangkan untuk menghambat protein BCR-ABL,
dan telah terbukti efektif dalam mengobati tahap-tahap awal leukimia myelogenous kronis.
Food and Drug Administration telah menyetujui dua inhibitor kinase lainnya, dasatinib
(Sprycel) dan nilotinib (Tasigna), yang dapat membantu orang-orang yang tidak dapat
mengambil atau yang telah menjadi resisten terhadap imatinib.
4. Terapi obat lain. Arsenik trioksida dan semua-trans retinoic acid (ATRA) adalah obat anti
kanker yang dokter dapat gunakan sendiri atau dalam kombinasi dengan kemoterapi untuk
mengobati subtipe tertentu dari AML disebut promyelocytic leukemia. Obat ini menyebabkan
sel-sel leukemia dengan mutasi gen spesifik menjadi dewasa dan mati.
5. Terapi radiasi. Terapi radiasi menggunakan sinar X atau sinar berenergi tinggi untuk merusak
sel-sel leukemia dan menghentikan pertumbuhan mereka. Anda mungkin menerima radiasi di
satu wilayah tertentu dari tubuh Anda di mana terdapat kumpulan sel-sel leukemia, atau
Anda mungkin menerima radiasi yang diarahkan pada seluruh tubuh Anda.
6. Transplantasi sumsum tulang. Proses ini menggantikan sumsum tulang leukemia Anda dengan
sumsum bebas leukemia. Dalam perawatan ini, Anda menerima kemoterapi dosis tinggi atau
terapi radiasi, yang menghancurkan sumsum tulang menghasilkan leukemia Anda. Sumsum ini
kemudian digantikan oleh sumsum tulang dari donor yang kompatibel. Dalam beberapa
kasus, Anda mungkin juga dapat menggunakan sumsum tulang Anda sendiri untuk
transplantasi (autologous transplantasi). Hal ini mungkin jika Anda menyimpan sumsum
tulang sehat untuk masa depan transplantasi, dalam kasus kambuhnya leukemia.
7. Transplantasi sel induk. Transplantasi sel induk serupa dengan transplantasi sumsum tulang
kecuali sel dikumpulkan dari sel-sel batang yang beredar dalam aliran darah (darah perifer).
Sel yang digunakan untuk transplantasi dapat dari sel sehat Anda sendiri (autologous
transplantasi), atau mereka dapat dikumpulkan dari donor yang kompatibel (allogeneic
transplantasi). Dokter menggunakan prosedur ini lebih sering daripada transplantasi sumsum
tulang karena memperpendek pemulihan dan kemungkinan penurunan risiko infeksi.
8. Uji klinis. Beberapa orang dengan leukemia memilih untuk mendaftar dalam uji klinis untuk
mencoba pengobatan eksperimental atau terapi kombinasi baru yang dikenal.
9. Terapi pendukung. Tidak peduli apa pun jenis terapi kanker yang Anda pilih, Anda mungkin
perlu obat untuk mengontrol rasa sakit dan efek samping.