LBM 5
STEP 1
VACUM EKSTRAKSI tindakan persalinan dengan cara menarik bagian kepala dengan
menggunakan alat (vacum ekstraktor)
KONSENTRASI
memusatkan perhatian
STEP 2
1. Mengapa pasien jika diberi tugas tidak pernah selesai???
2. Mengapa pasien dikelas semaunya sendiri, tidak bisa konsentrasi dan suka
mengganggu temannya???
3. Apa hubungannya kebiasaan menciumi kertas (amplop) dengan keluhan???
4. Adakah hubungan riwayat persalinan dengan keluhan???
5. Mengapa pasien menyukai permainan yang mengandalkan fisik???
6. Mengapa pasien memiliki daya ingat kuat???
7. mengapa kebiasaan pasien yang suka memukul benda yg menghasilkan bunyi
berulang-ulang???
8. Apakah hubungan pasien terlambat bicara dengan keluhan???
9. Penatalaksanaan yang perlu diberikan???
10. DD???
STEP 3
1. Mengapa pasien jika diberi tugas tidak pernah selesai???
Karena ada gangguan konsentrasi, adanya inatensi (penurunan NE), ada gangguan kognitif
(perkembangan penalaran kemmapuan berpikir dan memberikan rasional termasuk
persepsi, dan memperhatikan, orientasi) kognitif erat kaitannya oleh fx. Otak
karena kemampuan pasien untuk berpikir dipengaruhi kondisi otak
2. Mengapa pasien dikelas semaunya sendiri, tidak bisa konsentrasi dan suka
mengganggu temannya???
Adanya gangguan perilaku
Scenario : adannya gang. Atensi jadi penyebabnya adalah gang. Pemusatan perhatian
anak menciptakan dunia nya sendiri tidak mau berkomunikasi dengan orang lain
DSM IV anak autis ada gang. Kualitatif pada interaksi social, gang. Kualitatif pd
komunikasi verbal n non verbal, gang. Pola repetitive dan stereotip ug kaku pd tingkah
laku, minat, dan aktivitas
Anak kurang mandiri (sekolah masih ditunggu) kemampuan/ ketrampilan jadi
terganggu
TAMBAHAN :
Pada autism bisa jadi IQ nya retardasi tetapi perilaku autism
9. Perbedaan ADHD dengan autism???
10. DD??
AUTISME
ADHD
RETARDASI MENTAL
STEP 4
Faktor Psikososial
Faktor Biologis
Gangguan Perilaku
Inatensi, hiperaktif,
impulsif
ADHD
AUTISM
E
IQ < 70
RETARDASI
MENTAL
STEP 5
STEP 6
BELAJAR MANDIRI!!!!!!!!!!!!!!!!!
STEP 7
1. Mengapa pasien jika diberi tugas tidak pernah selesai???
Sering gagal memberikan perhatian yang baik terhadap hal-hal yang rinci atau
sering melakukan kesalahan yang tdk seharusnya atau ceroboh terhadap pekerjaan
sekolah dan atau pekerjaan lain.
Menghindar, menolak, atau tidak suka melakukan tugas konsentrasi lama, seperti
tugas sekolah
Hal itu bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Belum diketahui dengan pasti penyebab
GPPH,
penelitian-penelitian
menunjukkan
banyak
faktor
yang
mempengaruhi
Gangguan regulasi, motivasi dan tingkat ambang kesadaran diri yang buruk.,
gejalanya seperti;
Kesulitan menyensor semua bentuk reaksi emosi, ambang toleransi frustasi
yang rendah
Hilangnya regulasi diri dalam bidang motivasi dan dorongan kehendak
Hiperaktivitas
Sering berlari atau memanjat secara berlebihan pada situasi yang tidak sesuai
(seperti pada remaja atau dewasa)
Sering sulit dalam bermain atau kegiatan yang menyenangkan bersama yang
memerlukan ketenangan
Berbicara berlebihan
Impulsivitas
Sering menginterupsi atau mengintrusi orang lain (misal orang lain sedang
berbicara atau bermaib)
2. Mengapa pasien dikelas semaunya sendiri, tidak bisa konsentrasi dan suka
mengganggu temannya???
Gangguan perilaku pada anak denga gejala gangguan pemusatan perhatian-impulsif
hiperaktif
Kesulitan mengatur perhatiannya, hambatan dalam fokus terhadap stimulus spesifik
tertentu karena sering terpecah perhatiannya pada stimulus lain yang tidak relevan
disekitarnya
Faktor psikologis
Gangguan dalam persepsi sensoris seperti mencium-cium dan menggigit mainan atau
benda, bila mendengar suara tertentu langsung menutup telinga, tidak menyukai rabaan
dan pelukan, dan sebagainya
QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS
4. Adakah hubungan riwayat persalinan dengan keluhan???
Ekstraksi forcep
Berdasarkan responden yang telah mengisi angket (pada lampiran) yang diberikan pada remaja
usia 16 tahun keatas ,menyatakan bahwa sekitar 67 % anak yang dilahirkan secara normal memiliki IQ
sekitar 105 keatas, sedangkan untuk operasi caesar sekitar 16% yang memiliki IQ 104-105 dan untuk
yang dilahirkan dengan Ekstraksi Vacum sekitar 10 %memiliki IQ sekitar 105 dan 2% untuk forceps tidak
diketahui datanya. Hal ini karena adanya keterbatasan responden.
Untuk lebih menguatkan sejauh mana pengaruh teknik melahirkan terhadap kecerdasan anak
dapat diambil penelitian dari Seidman dkk, yang penelitiannya dilakukan di West Yerussalem Hospital
menyebutkan bahwa anak yang dilahirkan spontan mempunyai inteligen skor 105,kelahiran dengan
forseps 104,anak yang dilahirkan dengan ekstraksi vacuum 105 dan dengan operasi Caesar 103 (Andalas,
2008)
.
Dari rentang IQ yang tidak berbeda jauh tersebut dapat dilihat bahwa memang terdapat
pengaruh antara teknik melahirkan dengan kecerdasan, namun tidak terlalu mencolok perbedaannya.
Kemungkinan perbedaan tersebut, dikarenakan ada kesalahan teknis saat melahirkan. Seperti saat
menyangkut masalah kontraksi, atau tenaga ahli yang tidak mendukung.
Dari berbagai penelitian yang telah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa teknik persalinan
yang digunakan memberi pengaruh terhadap kecerdasan anak yang dilahirkan walaupun kisaran IQnya
tidak jauh berbeda. Dari pernyataan diatas juga sekaligus membantah pernyataan bahwa melahirkan
secara operasi caesar membuat anak yang dilahirkan menjadi lebih pintar. Karena pada kenyataannya
justru, banyak resiko yang harus ibu atau anak tanggung apabila saat melahirkan tidak menggunakan
teknik yang tepat. Apalagi, kecerdasan IQ lebih dipengaruhi lingkungan daripada faktor genetika
Karena pada saat anak tersebut melakukan hal tersebut ada suatu kepuasan tersendiri
dan perhatiannya tertuju pada benda tersebut. Merupakan ciri ciri gangguan perilaku
autis tidak dapat berinteraksi dengan orang lain, sedang ADHD bisa,
autis lebih mudah diidentifikasi setelah anak usia tiga tahun, sebelum tiga tahun
termasuk ke dalam gangguan pervasif, sedang ADHD muncul setelah anak
merasa ketakutan/cemas akan memiliki adik baru sehingga perhatian
berkurang,
autis diterapi dengan mengatur pola makan, pemberian obat, motorik, dan
konseling orang tua dan guru; sedangkan ADHD dengan mengatur pola makan,
pemberian obat psikotropika, konseling orang tua dan guru, anak dapat diajak
berinteraksi dan dimodifikasi perilakunya,
Autis agak sulit untuk diterapi karena anak memiliki dunianya sendiri, sedang
ADHD lebih mudah yakni dengan mengalihkan hiperaktifitas anak ke hal
motorik yang dapat membuang energinya.
cerewet. Pada usia ini juga mereka mengalami pengembangan inisiatif/ide, sampai pada
hal-hal yang berbau fantasi.
Mereka sudah lebih bisa tenang dalam mendengarkan Firman Tuhan di Sekolah Minggu.
4. Industri/Rajin >< Inferioriti (usia 6-11 tahun)
Anak usia ini sudah mengerjakan tugas-tugas sekolah - termotivasi untuk belajar.
Namun masih memiliki kecenderungan untuk kurang hati-hati dan menuntut perhatian.
Sesuai dengan batasan usia Sekolah Minggu pada umumnya, maka empat tahap
berikutnya (Usia diatas 11 tahun) tidak dibahas dalam kolom ini.
Perkembangan Emosi berdasarkan periode perkembangan
1. Infant (masa bayi 0-2 tahun)
Pada waktu lahir, emosi tampak dalam bentuk sederhana, dan reaksi emosional dapat
ditimbulkan oleh berbagai macam rangsangan. Pola emosional yang lazim pada masa
bayi yaitu kemarahan, rasa ingin tahu, kegembiraan, dan kesenangan akan sesuatu.
Mendukung perkembangan emosi anak
Tetapkan waktu bermain dengan anak. Beri kesempatan pada anak untuk
menentukan apa yang diinginkan.
Melihat masalah dari sudut pandang anak. Misalnya pada anak yang sedang
mengamuk atau marah, orang tua harus mendengarkan apa yang anak inginkan.
Pada masa kanak-kanak awal emosi sangat kuat. Saat ini merupakan saat
ketidakseimbangan karena anak-anak keluar dari focus, dalam arti bahwa ia mudah
terbawa ledakan-ledakan emosional sehingga sulit dibimbing dan diarahkan.
3. Late childhood (masa kanak-kanak akhir)
Pada kanak-kanak akhir merupakan ungkapan menyenangkan. Adanya ledakan amarah
dan menderita kekhawatiran serta perasaan kecewa.
4. Early Adolescence
Masa remaja awal secara tradisional dianggap sebagai periode badai dan tekanan,
dimana masa itu emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Pada
masa remaja awal anak berusaha menyesuaikan diri terhadap pola perilaku baru dan
harapan social yang baru.
5. Late adolescence (masa remaja akhir)
Cirri-ciri emosional akhir yaitu pemberontakan karena perubahan dari masa kanakkanak awal menuju masa kanak-kanak akhir yang mengalami konfilk dengan orang tua
mereka, sering kali melamun, dan memikirkan masa depan mereka ingin menjadi apa.
6. Masa dewasa awal
Perkembangan emosinya mulai stabil dan mampu mengendalikan emosi.
7. Masa dewasa madya (40-60 tahun)
Emosi perempuan, (mengalami menopause) emosi menjadi tidak stabil dan mudah
tersinggung dan menjadi sangat sensitive.
Emosi sedikit menurun, seperti anak kecil yang mudah tersinggung dan mudah marah
serta biasanya segala keinginannya ingin terpoenuhi.
E. Perubahan Perkembangan dalam Emosi
Bayi memulai dengan sedikit dasar emosi dan dengan perlahan menambah perasaan
baru.
10. DD??
AUTISME
PENGERTIAN AUTISME
Autisme berasal dari kata autos yang berarti segala sesuatu yang mengarah pada diri sendiri.
Dalam kamus psikologi umum (1982), autisme berarti preokupasi terhadap pikiran dan khayalan
sendiri atau dengan kata lain lebih banyak berorientasi kepada pikiran subyektifnya sendiri
daripada melihat kenyataan atau realita kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu penderita autisme
sering disebut orang yang hidup di alamnya sendiri. Dulu anak-anak yang mengalami
gangguan ini telah dideskripsikan dalam berbagai istilah seperti chilhood schizophrenia (Bleuer),
sedangkan Margareth Mahler (1952) menyebutnya dengan symbiotic psychotic children dengan
gejala-gejala tidak dapat mengembangkan self-object differentiation. Belakangan istilah psikosis
cenderung dihilangkan dan dalam Diagnostic and QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING
CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 2
Mengingat di Indonesia belum ada suatu alat tes yang baku untuk mengetahui gangguan pada
anak, maka untuk tujuan tersebut dapat dilakukan dengan membandingkan perkembangan anak
dengan indikator perkembangan yang normal. Dibawah ini disajikan tabel perkembangan
motorik dan perkembangan bahasa pada anak normal.
Secara umum ada beberapa gejala autisme yang akan tampak semakin jelas saat anak telah
mencapai usia 3 tahun, yaitu:
A. Gangguan dalam komunikasi verbal maupun non verbal seperti terlambat bicara,
mengeluarkan kata-kata dalam bahasanya sendiri yang tidak dapat dimengerti, echolalia, sering
meniru dan mengulang kata tanpa dimengerti maknanya, dan seterusnya.
B. Gangguan dalam bidang interaksi sosial, seperti menghindari kontak mata, tidak melihat jika
dipanggil, menolak untuk dipeluk, lebih suka bermain sendiri, dan seterusnya.
C. Gangguan pada bidang perilaku yang terlihat dari adanya perilaku yang berlebih (excessive)
dan kekurangan (deficient) seperti impulsif, hiperaktif, repetitif namun dilain waktu terkesan
pandangan mata kosong, melakukan permainan yang sama dan monoton .Kadang-kadang ada
kelekatan pada benda tertentu seperti gambar, karet, boneka dan lain-lain yang dibawanya
kemana-mana.
D. Gangguan pada bidang perasaan atau emosi, seperti kurangnya empati, simpati, dan toleransi;
kadang-kadang tertawa dan marah sendiri tanpa sebab yang nyata dan sering mengamuk tanpa
kendali bila tidak mendapatkan apa yang ia inginkan.
E. Gangguan dalam persepsi sensoris seperti mencium-cium dan menggigit mainan atau benda,
bila mendengar suara tertentu langsung menutup telinga, tidak menyukai rabaan dan pelukan,
dan sebagainya.
F. Gejala-gejala tersebut di atas tidak harus ada semuanya pada setiap anak autisme, tergantung
dari berat-ringannya gangguan yang diderita anak.
KRITERIA DIAGNOSTIK
Autistik (Autistic Disorder) berbeda dengan gangguan Rett (Retts Disorder), gangguan
disintegatif masa anak (Childhood Disintegrative Disorder) dan gangguan Asperger (Aspergers
Disorder). Secara detail, menurut DSM IV, kriteria gangguan autistik adalah sebagai berikut:
A. Harus ada total 6 gejala dari (1), (2) dan (3), dengan minimal 2 gejala dari
(1) dan masing-masing 1 gejala dari (2) dan (3):
1. Kelemahan kwalitatif dalam interaksi sosial, yang termanifestasi dalam sedikitnya 2 dari
beberapa gejala berikut ini:
a. Kelemahan dalam penggunaan perilaku non-verbal, seperti kontak mata, ekspresi wajah, sikap
tubuh, gerak tangan dalam interaksi sosial.
b. Kegagalan dalam mengembangkan hubungan dengan teman sebaya sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
c. Kurangnya kemampuan untuk berbagi perasaan dan empati dengan orang lain.
d. Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang timbal balik.
2. Kelemahan kualitatif dalam bidang komunikasi. Minimal harus ada 1 dari gejala berikut ini:
a. Perkembangan bahasa lisan (bicara) terlambat atau sama sekali tidak berkembang dan anak
tidak mencari jalan untuk berkomunikasi secara non-verbal.
b. Bila anak bisa bicara, maka bicaranya tidak digunakan untuk berkomunikasi.
c. Sering menggunakan bahasa yang aneh, stereotype dan berulangulang.
d. Kurang mampu bermain imajinatif (make believe play) atau permainan imitasi sosial lainnya
sesuai dengan taraf perkembangannya.
3. Pola perilaku serta minat dan kegiatan yang terbatas, berulang.
B. Keterlambatan atau abnormalitas muncul sebelum usia 3 tahun minimal pada salah satu
bidang (1) interaksi sosial, (2) kemampuan bahasa dan komunikasi, (3) cara bermain simbolik
dan imajinatif.
C. Bukan disebabkan oleh Sindroma Rett atau Gangguan Disintegratif Masa Anak.
13. Mengepakkan tangannya atau membuat gerakan aneh saat kesal atau bersemangat.
C. Kemungkinan simptom atau gejala diusia 12 17 tahun
1. Sulit membuat kontak mata.
2. Membuat ekspresi wajah yang datar atau tidak biasa.
3. Sulit memiliki atau mempertahankan teman.
4. Menunjukkan pemahaman buruk atas kebutuhan orang lain dalam pembicaraan.
5. Mengalami kesulitan memperkirakan apa yang orang lain pikirkan.
6. Menunjukkan sikap yang tidak dapat diterima secara sosial.
7. Menunjukkan kebutuhan obsesif atau rutinitas.
8. Menunjukkan sikap kompulsif.
PENYEBAB AUTISME
Sampai dengan saat ini belum ada ketentuan yang pasti tentang penyebab gangguan autism ini,
ada beberapa anggapan sebagai berikut:
A. Teori Psikoanalitik (efrigerator mother). Menurut teori ini, Autism disebabkan pengasuhan
ibu yang tidak hangat (Bruno Bettelheim).
B. Teori berpandangn kognitif (Theory of Mind). Menurut teori ini, Autis disebabkan ketidak
mampuan membaca pikiran orang lain mindblindness (Baron-Ohen, Alan Leslie).
C. Autisme sebagai gejala neurologis atau gangguan Neuro-Anatomi dan Bio-Kimiawi Otak.
Menurut penelitian yang ada, 43% dari penyandang autism mempunyai kelainan yang khas
didalam lobus parientalisnya (menyebabkan keterbatasan perhatian terhadap lingkungan),
menurut Eric Courchesne dari Department of Neurososciences, School of Medicine, University
of California, SanDiego, para penyandang autisme memiliki cerebellum yang lebih kecil
(bertanggung jawab terhadap proses sensori, daya ingat, berpikir, bahasa, dan perhatian).
D. Teori Biologi, Menurut teori ini, Autis disebabkan oleh Faktor genetik.
E. Teori Imunologi, Menurut teori ini, Autis disebabkan oleh infeksi virus.
BEBERAPA GANGGUAN YANG MENYERTAI AUTIS
A. Gangguan sulit tidur dan makan.
B. Gangguan afek dan mood.
memerlukan kerjasama tim yang terpadu yang berasal dari berbagai disiplin ilmu antara lain
psikiater, psikologneurolog, dokter anak, terapis bicara dan pendidik. Beberapa terapi yang harus
dijalankan antara lain:
A. Terapi medikamentosa. Obat-obatan yang sering dipakai di Indonesia adalah:
1. Vitamin (Efek samping: Hiperaktivitas, marah-marah, agresif, sulit tidur dan lain sebagainya).
2. Obat-obatan untuk memperbaiki keseimbangan neorutransmitter serotonin dan dopamin (Efek
samping: Ngiler,ngantuk, kaku otot).
B. Terapi Wicara
C. Terapi Perilaku
D. Terapi Okupasi
E. Terapi Edukatif atau Pendidikan Khusus.
ADHD
Definisi
Adalah Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADD, ADHD)adalah perhatian
buruk atau pendek dan impulsiv tidak sesuai pada umur anak; beberapa anak juga
menunjukkan hiperaktif.
Etiologi
Hingga saat ini penyebab ADHD belum dapat dipastikan. Terdapat berbagai
teori tentang penyebab ADHD, sebuah teori mengasumsikan konsumsi gula
atau zat aditif yang berlebihan dalam makanan sebagai penyebabnya.
Sedangkan teori yang lain menyatakan bahwa faktor genetis adalah penyebab
utama.
ADHD bisa diwarisi. Penelitian terkini menunjukkan bahwa gangguan
disebabkan oleh kelainan di neurotransmitters (bahan yang meneruskan gerak
impuls syaraf dalam otak).
Manifestasi klinis
Semua tanda belum tentu sebagai didiagnosa Attention deficit/hyperactivity
disorder (ADHD). Tetapi, tanda kurangnya perhatian selalu harus ada untuk
diagnosa.Tanda harus ada di dua atau lebih tempat (misalnya, rumah dan
sekolah) dan harus mengganggu masalah sosial atau fungsi akademis.
Tanda-tanda tidak perhatian.
Sering lalai memberi perhatian seksama pada detail.
Mempunyai kesukaran mempertahankan perhatian pada kerja dan
bermain.
Tidak tampak mendengarkan kalau berbicara secara langsung.
Tanda-tanda hiperaktiv
Sering memain-mainkan tangan atau kaki atau menggeliat.
Sering meninggalkan tempat duduk di ruang kelas dan tempat
lainnya.
Sering berlari kesana-kemari atau merambat naik seacara berlebihan.
Sulit untuk bermain atau terlibat dalam aktivitas yang diam.
Sering bergerak atau bertingkah seolah-olah digerakkan oleh mesin.
Sering berbicara berlebihan.
Tanda-tanda impulsiv
Sering mengucapkan jawaban tanpa berpikir sebelum pertanyaan
komplit.
Sering mempunyai kesukaran menunggunya giliran.
Sering menyela atau mengganggu orang lain.
Diagnosis
Diagnosa berdasarkan jumlah, frekuensi, dan keparahan gejala.
Gejala harus ada sedikitnya dua lingkungan yang berbeda (biasanya, rumah
dan sekolah) - kejadian gejala tepat di rumah atau di sekolah saja dan tidak
mana-mana tidak memenuhi syarat sebagai ADHD.
Seringkali, diagnosa sulit karena bergantung pada pendapat pengamat.
Tidak ada tes laboratorium bagi ADHD.
Pertanyaan tentang berbagai aspek prilaku bisa menolong dokter membuat
diagnosa. Karena mempelajari kecacatan hal yang biasa, banyak anak
menjalankan pemeriksaan psikologis baik untuk menolong memutuskan
adanya ADHD maupun untuk mengetahui adanya ketidakmampuan belajar
yang spesifik.
RETARDASI MENTAL
1. Definisi
a. Definisi menurut NOYES :
Individu yang mempunyai keterbatasan kepribadian, sehingga
mengakibatkan kegagalan untuk mengembangkan kapasitas intelektualnya,
RM sedang : IQ 40-54
RM berat : IQ 25-39
RM sangat berat : IQ < 25
b. Menurut Roan dan menurut Maramis
RM taraf perbatasan : IQ 68-85
RM ringan : IQ 52-67
RM sedang : IQ 36-51
RM berat : IQ 20-35
RM sangat berat : IQ < 20
c. PPDGJ III
RM ringan : IQ 50-69
RM sedang : IQ 35-49
RM berat : IQ 20-34
RM sangat berat : IQ < 20
a. Retardasi mental ringan
IQ berkisar 50 69
Pemahaman dan penggunaan bahasa cenderung terlambat pada
berbagai tingkat dan masalah kemampuan berbicara yang
mempengaruhi perkembangan kemandirian dapat menetap sampai
dewasa
Walaupun mengalami keterlambatan dalam kemampuan bahasa tetapi
sebagian besar dapat mencapai kemampuan berbicara untuk
keperluan sehari-hari. Kebanyakan juga dapat mandiri penuh dalam
merawat diri sendiri dan mencapai keterampilan praktis dan
keterampilan rumah tangga, walaupun tingkat perkembangannya agak
lambat daripada normal
Kesulitan utama biasanya tampak dalam pekerjaan sekolah yang
bersifat akademik dan banyak masalah khusus dalam membaca dan
menulis
Etiologi organik hanya dapat diidentifikasi pada sebagian kecil
penderita
Keadaan lain yang menyertai : autisme, gangguan perkembangan lain,
epilepsi, gangguan tingkah laku atau disabilitas fisik dapat ditemukan
dalam berbagai proporsi
b. Retardasi mental sedang
IQ biasanya berada dalam rentang 35 49
3. Epidemiologi
Prevalensi retardasi mental pada suatu waktu diperkirakan adalah kira-kira 1
persen dari ppulasi. Insiden retardasi mental sulit untuk dihitung karena
kesulitan mengenali onsetnya. Pada banyak kasus retardasi mental mungkin
laten selama waktu yang panjang sebelum keterbatasan seseorang diketahui
atau karena adaptasi yang baik .insiden tertinggi adalah pada anak usia
sekolah dengan puncak usia 10 sampai 14 th. Retardasi mental kira-kira 1,5 %
lebih sring pada laki-laki dari pada wanita. Pada usia lanjut prevalensi lebih
sedikit, karena mereka yg memiliki reardasi mental berat atau sangat berat
memiliki angka mortalitas yg tinggi yg disebabkan dr pnyulit gangguan fisik
yg menyertai.
4. Etiologi
Berdasarkan waktu terjadinya
1) Faktor pembawaan
a) Sebab yg tdk diketahui
b) Perkawinan yg terlalu dekat
c) Pertumbuhan ootak yang tdk sempurna
d) keturunan
2) Penyakit2 kandungan
a) Infeksi virus pd ibu
b) Darah ibu dan darah janin tdk cocok
c) Ibu terlalu byk mendapat sinar rontgen
d) Obat2an yg diminum ibu dan mempengaruhi janin
3) Kekerasan pada waktu lahir
a) Kelahiran dng tindakan dan mempergunakan alat2
b) Bayi yg lahir dng kesulitan bernafas
Etiologi
Faktor sosiokultural
5. Gambaran Klinis
RM Ringan.
Jenis ini masuk dalam kategori mampu didik dan mampu latih. Kelompok
ini merupakan kelompok yang terbesar dalam retardasi mental. 80% dari
individu dengan retardasi mental jenis ini dapat memngembangkan
ketrampilan social dan komunikasi dalam masa prasekolah (usia 0-5tahun),
hendayanya (gangguannya) minimal dalam segi sensorimotor, serta seringkali
tidak dapat dibedakan dengan anak normal sampai usia lebih lanjut. Menjelang
akhir usia remaja mereka dapat mempelajari ketrampilan akademik sampai
kira-kira setaraf kelas 6 SD. Dalam usia dewasa, meraka dapat mencapai
ketrampilan social dan pekerjaan yang cukup adekuat untuk mendiri, akan
tetapi mungkin membutuhkan bimbingan apabila mengalami stress social atau
ekonomi.
RM Sedang.
Jenis ini masuk dalam kategori tidak mampu didik mampu latih. Merreka
dalam taraf ini dapat berbicara atau belajar berkomunikasi selama masa
prasekolah, akan tetapi kesedaran mereka tentang norma social adalah
buruk.mereka dapat mengambil manfaat dari latihan ketrampilan bekerja dan
merawat diri sendiri di bawah supervise yangsedang. Dalam masa usia sekolah
mereka data mengambil manfaat dari latihan ketrampilan social dan
pekerjaan, akan tetapi niasanya tidak mungkin untuk maju lebih lanjut dari
taraf kelas dua SD. Merek mungkin dapat nelajar bepergian sendiri ke
temapat yang sudahdikenalnya. Dalam usia dewasa mereka dapat membantu
upaya mandirinya dengan bekerja kasar atau setengah kasar di bawah
suervisi dalam bengkel kerja. Mereka memerlukan pengawasan dan bimbingan
apabila mengalami stress social atau ekonomi yang ringan.
RM berat.
Kelompok ini masuk dalam kategori tidak mampu didik tidak mampu latih.
Selama periode prasekolah jelas ada perkembangan motorik yang buruk dan
kemampuan bicara yang minimal. Dan mereka hanya mampu mengembangkan
sedikit atau tidak sama sekali pembicaraan komunikatif. Dalam usia sekolah
mereka mungkin dapat belajar bicara dan dapat dilatih dalam ketrampilan
kesehatan dasar. Pada umumnya, mereka tidak dapat mengambil manfaat dari
latihan kerja. Dalam usia dewasa mereka mungkin mampu mengerjakan tugastugas sederhana di bawah pengawasan yang ketat.
RM sangat berat.
Selama periode prasekolah anak ini menunkukkan kapasitas minimal dalam
fungsi sensori motor. Mereka membutuhkan suatu lingkungan yang sangat
teratur, selalu perlu bantuan dan supervise.dalam periode sekolah dapat
timbulperkembangan motorik lebih lanjut. Anak ini dapat menanggapi latihan
minimal atau terbatas untuk merawat diri. Dalam usia dewasa mungkin dapat
timbul perkembangan lebih lanjut dari kemampuan bicara dan perkembangan
motorik. Kemampuan merawat diri sangat terbatas di dalam suatu lingkungan
yang sangat teratur, dan haru disertai bantuan dan supervise yang terus
menerus.
6. DD
Anak-anak dari keluarga yang sangat melarat dengan deprivasi rangsangan yang
berat (retardasi mental ini reversibel bila diberi rangsangan yang baik secara
dini). Kadang-kadang anak dengan gangguan pendengaran atau penglihatan dikira
menderita retardasi mental. Mungkin juga gangguan bicara dan cerebral palsy
membuat anak kelihatan terbelakang, biarpun intelegensianya normal. Gangguan
emosi dapat menghambat kemampuan belajar sehingga dikira anak itu bodoh.
early infantile dan skizofrenia anak juga sering menunjukkan gejala yang mirip
retardasi mental.1
www.jevuska.com/2007/01/19/retardasi-mental/
7. Diagnosis
Kriteria Diagnostik untuk RM:
1. Fungsi intelektual yg secara bermakna dibawah rata2 I.Q kira2 70
atau kurang,yang dilakukan secara individual.
2. Adanya deficit atau gangguan yang menyertai dalam fungsi adaptif
sekarang pada sekurang2nya dua bidang ketrampilan berikut :
komunikasi, merawat diri sendiri, dirumah, ketrampilan
social/interpersonal, menggunakan sarana masyarakat, mengarahkan
diri sendiri, ketrampilan akademik fungsional, pekerjaan, liburan,
kesehatan dan keamanan.
3. Onset sebelum usia 18tahun.
Pemeriksaan Fisik
1. Bentuk wajah pasien : tulang hidung datar, alis mata yg menonjol, lidah
yg menonjol, telinga yang letaknya rendah.
2. Ekspresi wajah pasien : penampilan dungu.
Pemeriksaan Neurologis
1. Gangguan sensorik : 10% mengalami gangguan pendengaran, gangguan
penglihatan dan gangguan kejang.
2. Gangguan motorik : hipotonia,hiperrefleksi dan gerakan involunter.
8. Terapi
Terapi pada anak dengan retardasi mental meliputi 4 aspek:
1. Terapi terhadap aspek fisik
Sasaran terapi ditujukan terhadap kelainan atau gangguan fisik. Terapi ini
meliputi:
1.1. Terapi simptomatik
Semua kelainan-kelainan fisik yang dapat diatasi atau ditolong dengan terapi ini,
misalnya: fenilketonuria, galaktosemia, kejang-kejang dengan obat-obatan yang
sesuai untuk itu.
1.2. Koreksi terhadap cacat
Oleh karena pada anak dengan retardasi mental sering didapatkan kecacatan,
maka koreksi terhadap cacat ini paling tidak membebaskan penderita dan
kekurangannya. Yang paling sering, koreksi terhadap alat-alat gerak, defek
panca indra, dan yang koreksi lain yang berhubungan dengan kosmetik, untuk
memperbaiki fungsi dan penampilan diri.
2. Terapi terhadap, aspek psikologik/psikiatrik
Sasaran terapi ditujukan terhadap kelainan atau gangguan yang berhubungan
dengan emosi dan gangguan tingkah laku serta terhadap kondisi psikologis
keluarga. Terapi ini meliputi.
2.1. Terhadap emosi dan tingkah laku penderita.
Emosi dan tingkah laku penderita, terutama yang hiperaktif dapat diberikan
obat-obatan golongan ansiolotik, misalnya: diazepam, khlordiazepokside atau
yang lain. Bila hal mi belum menolong, dapat dipertimbangkan pemberian anti
psikotik atan neuroleptika dalam dosis awal yang kecil dulu, secara bertahap,
bila belum baik dapat dinaikkan.
2.2. Terhadap kondisi psikologis keluarga
Terhdap keluarga dapat diberikan konsultasi dan bimbingan sampai kepada
psikoterapi dan terapi keluarga. Tidak selamanya keluarga memerlukan bantuan
psikologis terus menerus. Bantuan yang teratur dalam periode 3 bulan sekali
dapat mempertahankan keseimbangan psikologis keluarga. Hanya pada keadaan
atau periode krisis dalam keluarga, bantuan psikologis mi sangat penting artinya.
Periode krisis dalam keluarga meliputi keadaan-keadaan sebagai berikut:
- Kecurigaan pertama adanya retardasi mental, terutama pada waktu diagnosa
belum dapat ditegakkan
- Pada waktu diagnosa sedang dipelajari secara seksama.
- Periode penderita akan masuk sekolah, memilih sekolah yang sesuai dan usaha
usaha untuk membantu penderita.
Terutama ditujukan kepada anak dengan retardasi mental taraf berat. Di sini
hanya dilakukan perawatan secara terus menerus dan pencegahan dari bahaya.
4. Terapi terhadap aspek sosial
Tujuan dan terapi ini adalah mengoptimalkan kemapuan penderita dalam
bermasyaralat. Hal ini untuk menghilangkan stigma masyarakat, bahwa anak atau
orang dengan retardasi mental tidak ada gunanya sama sekali. Dengan
pemberian tugas-tugas dalani masyarakat yang dapat dilakukan sesuai dengan
kemampuan penderita akan menimbulkan perasaan pada penderita bahwa dirinya
masih diperlukan oleh orang lain, sehingga hal ini mempertinggi rasa percaya
dirinya.
Contohnya: menjadi petugas kebersihan kampung, pengantar surat-surat,
membantu masalah keamanan dan sebagainya.
Kadang-kadang anak dengan retardasi mental, memerlukan perawatan baik di
rumah sakit atau di panti-panti pendidikan penampungan anak Anak-anak
dengan retardasi mental yang mempunyai indikasi perawatan antara lain:
Mempunyai kecacatan yang ganda (multiple handicap)
Mempunyai gangguan fisik yang berat
Penderita retardasi mental dalam usia tua
Penderita dengan gangguan emosi berat
Anak-anak yang memerlukan pendidikan khusus yang jauh dan jangkauan
rumah.
Dengan terapi yang adekuat, dan meliputi semua aspek, diharapkan penderita
dapat berfungsi secara optimal baik dan segi fisik, psikologik, pendidikan dan
sosial.
SINDROM RETT'S
Sindrom Rett adalah penyakit degeneratif, ketidakmampuan yang semakin hari
semakin parah (progresif). Hanya menimpa anak perempuan. Pertumbuhan normal
lalu diikuti dengan kehilangan keahlian yang sebelumnya telah dikuasai dengan baikkhususnya kehilangan kemampuan menggunakan tangan yang kemudian berganti
menjadi pergerakan tangan yang berulang ulang (seperti mencuci tangan) mulai
Bahasa
Kemampuan sosial
Kemampuan buang air besar dan buang air kecil di toilet
Bermain
Kemampuan motorik
Interaksi sosial
KomunikasiCommunication
Pola perilaku terbatas : perhatian dan aktifitas
SINDROM ASPERGER'S
Asperger's Syndrome gejala khas yang timbul adalah gangguan intteraksi sosial
ditambah gejala keterbatasan dan pengulangan perilaku, ketertarikan dan aktifitasis.
Mempunyai gangguan kualitatif dalam interaksi sosial, sedikitnya dua gejala dari :