Anda di halaman 1dari 7

A.

GERAKAN INDONESIA MEMBACA


Program pengembangan minat membaca guna membangun peradaban dan
kemajuan bagi bangsa Indonesia saat ini gencar dicanangkan oleh banyak pihak.
Kegiatan-kegiatan ini dilakukan guna menggelorakan semangat kaum muda agar gemar
membaca buku. Dengan kebiasaan membaca buku yang tinggi, merupakan salah satu
ukuran kemajuan sebuah bangsa. Namun, kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama ini
guna menumbuhkan budaya membaca masih sangat sulit diwujudkan. Kondisi minat dan
proses pembiasaan membaca penduduk Indonesia yang sangat minim merupakan salah
satu penyebabnya. Selain itu disebabkan pula oleh harga buku yang tidak terjangkau,
atau bisa jadi lembaga sekolah atau perpustakaan dan lembaga pendidikan lainnya tidak
menyediakan buku bacaan yang memadai (dari sisi jumlah maupun judul).
Hal ini kemudian mendorong para penggerak gerakan sosial yang berasal dari
mahasiswa, aktivis dan pemuda dalam Forum Silaturahmi Nasional Pemuda Indonesia
(FSNPI) untuk membentuk sebuah gerakan. Dalam forum tersebut akhirnya dibentuklah
sebuah gerakan yang dinamai Gerakan Indonesia Membaca untuk menggelorakan
semangat membaca bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.
Forum Silaturahmi Nasional Pemuda Indonesia (FSNPI) ini juga mengukuhkan
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heriyanto (Aher) untuk menjadi duta Gerakan Indonesia
Membaca. Aher dinilai memiliki kepemimpinan yang sangat peduli kepada dunia
pendidikan. Melalui kesempatan ini, Aher menginginkan Gerakan Indonesia Membaca
bisa menjadi gerakan masif dan harus sukses di seluruh pelosok negeri. Sebab
pengetahuan tidak bisa hanya diperoleh dari bangku sekolah, melainkan harus dengan
membaca buku1.

B. TEORI GERAKAN SOSIAL BARU (NEW SOCIAL MOVEMENT)


Teori ini mengatakan bahwa gerakan sosial muncul karena terbentuknya kondisi
seperti adanya tujuan atau ideologi yang sama, terdapat pengorganisasian serta struktur,
tersedianya aktor penggerak, dan adanya cakupan arean yang luas. Adanya ideologi dan
tujuannya yang jelas, taktik dan strategi serta struktur dan pengorganisasian yang baik
merupakan aspek penting bagi gerakan sosial. Teori ini lebih menekankan pada orientasi
isu dan tidak terlalu tertarik pada gagasan revolusi.
Gerakan sosial muncul karena adanya kondis-kondisi sosial yang tidak
menguntungkan masyarakat. Menurut Smelser, terdapat empat komponen dasar untuk
1

Koran Sindo.com, Aher Duta Gerakan Indonesia Membaca, terbit tanggal 11 November 2013

melangkah ke tindakan sosial. Pertama, tujuan-tujuan yang bersifat umum (generalized


ends) atau nilai-nilai (values), yang memberikan arahan yang paling luas terhadap
perilaku sosial dengan tujuan tertentu (purposive social behavior). Kedua, ketentuanketentuan regulatif yang mengatur upaya-upaya pencapaian tujuan tersebut, yakni aturanaturan yang terdapat dalam norma (norms). Ketiga, mobilisasi energi individual untuk
mencapai tujuan-tujuan yang telah dirumuskan dalam kerangka normatif. Jika yang kita
anggap sebagai aktor adalah individu, kita menanyakan bagaimana ia termotivasi; dan
jika kita melihat dalam tingkatan sistem sosial, kita menanyakan bagaimana individuindividu yang termotivasi ini diorganisasikandalam peran-peran dan organisasiorganisasi. Terakhir, fasilitas situasional yang tersedia, di mana para aktor
menggunakannya sebagai sarana. Fasilitas ini termasuk pengetahuan tentang lingkungan,
perkiraan konsekuensi dari tindakan, perangkat dan keterampilan.
Teori ini merupakan orientasi para aktornya dalam upaya untuk belajar dari
kejadian masa lalu karena nilai sosial di masyarakat yang mulai luntur. Gerakan sosial ini
akan muncul karena adanya respon terhadap kondisi-kondisi sosial yang kurang
menguntungkan masyarakat dalam mewujudkan tujuan-tujuannya.

C. ANALISIS KASUS
Gerakan Indonesia membaca merupakan gerakan inspirasi untuk pencerahan dan
perubahan yang terbuka untuk semua orang Indonesia. Para penggerak gerakan ini
merupakan mahasiswa, aktivis, dan pemuda. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa
kurangnya ruang-ruang publik yang menyediakan akses untuk membaca (baik itu buku
maupun perpustakaan) menyebabkan minat baca masyarakat Indonesia sangat minim.
Hal ini ditambah lagi dengan lunturnya nilai budaya yang ada di masyarakat. Masyarakat
sekarang ini cenderung lebih suka menonton daripada membaca.
Lebih lanjut masyarakat di Indonesia sekarang ini disibukkan oleh era digital yang lebih
menonjolkan pada dunia perfilman dan sinetron yang kurang mendidik. Padahal kita tahu
bahwa kemajauan dan kebangkitan suatu bangsa tidak akan terwujud tanpa ilmu
pengetahuan. Di Indonesia rata-rata jumlah buku yang dibaca oleh penduduk hanya 1
buah, hal ini jauh tertinggal dibandingkan dengan negara lain yang rata-rata sudah di atas
5 buku. Ada beberapa hal yang menyebabkan minimnya kebiasaan membaca buku di
Indonesia. Diantaranya proses pembiasaan membaca, di mana membaca buku belum

menjadi budaya sekaligus kebutuhan atau pun bisa disebabkan harga buku yang tidak
terjangkau.
Berhubungan dengan teori gerakan sosial baru, gerakan ini dapat dikatakan sebagai
respon terhadap kondisi sosial yang terjadi di masyarakat. Para penggerak gerakan ini
melihat budaya dan indeks membaca di Indonesia yang masih sangat rendah. Dengan
tujuan untuk merubah tata nilai yang ada di masyarakat dengan membudayakan gemar
membaca, gerakan ini diharapkan bisa meningkatkan minat baca masyarakat. Beberapa
program yang telah disusun untuk mendukung gerakan ini antara lain bedah buku, bagibagi buku, dan membangun rumah buku. Selain itu juga akan ada acara roadshow
keliling demi membangunkan semangat kaum muda agar kembali gemar membaca.
Gerakan Indonesia membaca ini juga muncul karena melihat kenyataan bahwa anakanak zaman sekarang menganggap membaca sebagai sesuatu hal yang membosankan.
Padahal siapapun mengetahui, dengan membaca akan terbuka cakrawala terhadap dunia.
Dari buku pula kita dapat menemukan berbagai sumber pengetahuan yang tak terbatas.
dan dari buku kita dapat belajar segala hal dengan maksimal. Karena buku adalah guru
terbaik yang tak akan memarahi kita saat mengulang-ulang membacanya disaat belum
paham. Oleh karena itu, gerakan Indonesia membaca banyak dilakukan di berbagai
daerah dengan mengadakan acara sosialisasi melalui seminar yang bekerja sama dengan
perpustakaan daerah satempat. Masyarakat diajak agar mengajarkan pada keluarganya
masing-masing mengenai pentingnya membaca demi kecerdasan dan kelanjutan masa
depan anak-anaknya. Gerakan ini dimaksudkan agar kebiasaan gemar membaca banyak
dilakuakan oleh semua masyarakat di Indonesia.
Para penganut teori gerakan sosial baru memandang bahwa aktor, pengorganisasian dan
area sebagai faktor yang menentukan kesuksesan sebuah gerakan sosial. Hal ini akan
berhasil pula jika terdapat tujuan dan struktur yang sejalan dengan prinsip gemar
membaca. Oleh sebab itu, tidak mengherankan bahwa gerakan ini ternyata mendapat
respon positif oleh masyarakat di Indonesia karena berusaha untuk meningkatkan
kecerdasan anak bangsa. Hal ini diperkuat dengan banyaknya relawan yang sudah
bergabung untuk mensukseskan gerakan Indonesia membaca ini. Maka akan menjadi hal
yang membanggakan jika gerakan Indonesia membaca ini bisa terus berkembang dan
membangkitkan pemikiran kaum muda untuk bersama-sama memajukan Indonesia.

ANATOMI GERAKAN SOSIAL: Gerakan Indonesia Membaca


1. Aspek Kepercayaan (Belief) dalam Gerakan Indonesia Membaca
Kepercayaan merupakan sesuatu yang dianggap benar, yang menjadi motor
penggerak untuk menentang/menggugat realitas. Kepercayaan meliputi doktrin
(budaya), pandangan hidup, dan kerangka berpikir. Dalam gerakan sosial substansi
kepercayaan ditentukan oleh setting sosial dimana ia terkonstruksi.
Analisis: Deklarasi Gerakan Indonesia Membaca yang dilakukan oleh Forum
Silaturahmi Nasional Pemuda Indonesia (FSNPI) memiliki nilai budaya yang kuat,
dimana gerakan ini merupakan inspirasi untuk pencerahan dan perubahan yang
terbuka untuk semua orang Indonesia. Serta doktrin tentang kehidupan yang kuat,
dengan menghadirkan kerangka berpikir bahwa kebangkitan sebuah bangsa akan
terjadi ketika mereka mengalami ketergugahan spiritual, kebangkitan ilmu dan
pemikiran, serta hadirnya pergerakan yang masif. Semua itu bisa terjadi ketika
bangsa tersebut mendapatkan inspirasi dan mengalami pencerahan untuk berubah.
Aktivitas utama yang bisa menghadirkan inspirasi dan pencerahan para agent of
change adalah membaca. Maka, tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa membaca
itu rahasia kebangkitan sebuah bangsa.
2. Pengorganisasian Gerakan Indonesia Membaca
Organisasi merupakan satu kesatuan yang cukup penting dalam gerakan sosial,
tentunya organisasi inilah yang membedakan gerakan sosial dengan tindakan kolektif
lainnya. Organisasi diartikan sebagai sebuah cara atau mekanisme untuk
menggerakkan orang yang mempunyai keyakinan yang sama. Asosiasi aktor inilah
yang menetapkan tujuan (goal) serta menggerakkan massa untuk menentang realitas.
Analisis: Gerakan Indonesia Membaca merupakan gerakan yang didorong oleh
semangat untuk mengaktualisasi spirit Hari Pahlawan 10 November. Kegiatan ini
dimotori oleh Forum Silaturahmi Nasional Pemuda Indonesia (FSNPI). FSNPI
sendiri beranggotakan perwakilan aktivis lintas lembaga kemahasiswaan dan
pemuda. Perwakilannya berjumlah lebih dari 500 relawan yang berasal dari beberapa
provinsi di Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Kalimantan. Semua perwakilan ini menjadi
koordinator relawan di daerah masing-masing.
Dalam menggerakkan massa di berbagai daerah, Gerakan Indonesia Membaca ini
selalu berargumen dasar bahwa kebangkitan bangsa-bangsa selalu didasari kebangkitan
spritual dan pemikiran, yang kemudian disusul pergolakan masif. Kondisi ini tidak mungkin

lahir tanpa didorong inspirasi atau pencerahan, dan hal tersebut umumnya bisa diperoleh
melalui membaca.

3. Penyebab (Causes) Muncul Gerakan Indonesia Membaca


Kemunculan gerakan sosial secara dominan dipengaruhi oleh setting yang
mendasarinya. Sehingga ada dua pengkategorian gerakan, pertama gerakan berakar
pada budaya/tradisi atau doktrin keyakian. Kedua, gerakan yang muncul spontan
dilatarbelakangi oleh motif ekonomi. Tetapi terbentuknya sebuah tindakan kolektif
berupa gerakan sosial, tidak terlepas dari tiga frame gerakan, yaitu: 1. Punctuation :
kondisi sosial yang tidak adil, penindasan, peminggiran, intimidasi dll, 2. Attribution:
pemberian atribut ketidakadilan (propaganda) memunculkan gerakan, dan 3.
Articulation: sebuah tindakan dengan jaringan yang kuat.
Analisis: Kemunculan Gerakan Indonesia Membaca sangat dipengaruhi oleh
keprihatinan kondisi budaya dan indeks membaca di Indoneisa yang masih sangat
rendah. Sejumlah mahasiswa, aktivis, dan pemuda membentuk Forum Silaturahmi
Nasional Pemuda Indonesia (FSNPI). Mereka membentuk sebuah gerakan yang
berusaha untuk membangun budaya membaca bagi semua masyarakat di Indonesia.
Dengan perwakilan relawan di berbagai daerah, gerakan ini memiliki jaringan yang
kuat dalam memobilisasi gerakannya di daerah masing-masing. Serta merupakan
gerakan inspirasi untuk pencerahan dan perubahan yang terbuka untuk semua orang
Indonesia.
4. Keikutsertaan Aktor
Keikutsertaan

aktor

baik

secara

individual,

kelompok

atau

kolektif.

Kecenderungan ikut serta masyarakat ke dalam gerakan tidak terlepas dari


pembacaan mereka terhadap realitas (budaya/kepercayaan dan ekonomi).
Analisis: Aktivis lembaga kemahasiswaan dan pemuda dalam Gerakan Indonesia
Membaca, keikutsertaannya dilandasi oleh rasa keprihatinan dan kepedulian terhadap
nasib bangsa. Kondisi budaya membaca masyarakat Indonesia yang sangat rendah
mendorong mereka untuk mengajak seluruh elemen melahirkan perubahan bagi
kemajuan bangsa Indonesia.
5. Penerapan Strategi Gerakan Indonesia Membaca
Strategi gerakan merupakan jantung gerakan, pemilihan dan penerapan strategi
disesuaikan dengan setting sosial dan kesiapan aktor-aktor dalam gerakan. Strategi
ini lebih dekat dengan tindakan praxis dari gerakan sosial. Ketepatan pemilihan

stretegi merupakan point penting dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang.
Analisis: Gerakan Indonesia Membaca, pascadeklarasi dilakukan tindak lanjut
dengan berbagai kegiatan pencerahan untuk bangsa, baik kegiatan di dunia nyata
maupun di dunia maya. Di dunia nyata, Gerakan Indonesia Membaca ini akan
dibentuk di setiap provinsi, kabupaten/kota bahkan ke level bawah seperti kecamatan
dan kelurahan. Gerakan ini menyusun beberapa program seperti bedah buku, bagibagi buku, membangun rumah buku, pelatihan speed reading dan lain-lain. Di dunia
maya, Gerakan Indonesia Membaca mewujudkan kegiatan dalam sharing berbagai
buku, tulisan, berita, dan informasi inspiratif dengan konten Indonesia Membaca.
6. Efek Gerakan
Efek merupakan hasil yang dicapai dari gerakan sosial yang dilakukan. Biasanya
efek ditentukan seberapa tetap dan akurat penerapan strategi yang dilakukan. Efek
biasanya dilihat dari kapasitas internal dan eksternal. Tetapi dalam konsep gerakan
yang lebih umum lagi efek diartikan sebagai dampak dari tindakan gerakan, yang
dijadikan indikator efek / capaian pengembangan demokrasi lokal, penguatan
masyarakat sipil dan perubahan kebijakan publik.
Analisis: Deklarasi Gerakan Indonesia Membaca di Bandung, Jawa Barat ini ternyata
berhasil memancing masyarakat di berbagai daerah untuk peduli terhadap nasib
bangsa. Banyak sekali masyarakat yang ingin menjadi relawan dari Gerakan
Indonesia Membaca dan ingin mengadakan acara deklarasi seperti yang sudah ada.

TUGAS
GERAKAN SOSIAL

Oleh :
MUHAMAD FUAD RIZAL ADAM
NIM 120910101076

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


UNIVERSITAS JEMBER
2014

Anda mungkin juga menyukai