Anda di halaman 1dari 6

1

Bab 1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Perancangan
Perkembangan industri di Indonesia, khususnya industri kimia
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Perkembangan industri juga
diupayakan untuk meningkatkan nilai tambah yang ditujukan untuk
menyediakan barang dan jasa yang bermutu, meningkatkan ekspor dan
menghemat devisa, menunjang pembangunan daerah dan sektor-sektor
pembangunan lainnya, serta sekaligus mengembangkan penguasaan
teknologi.
Diantara
subsektor
industri
yang
pembangunannya
berkembang dengan pesat adalah subsektor industri pangan. Hal ini
terjadi karena kebutuhan akan barang-barang hasil industri pangan terus
meningkat sejalan dengan perkembangan itu sendiri. Salah satu industri
pangan yang berkembang adalah industri minyak goreng atau RBD Palm
Olein.
Industri minyak goreng merupakan salah satu aktivitas hilir dari
industri pertanian berbasis sawit. Minyak goreng dari sawit atau yang
disebut RBDP Olein (Refined Bleached Deodorized Palm Olein) dibuat dari
CPO sebagai bahan bakunya. RBDPO adalah minyak sawit yang telah
mengalami proses penyulingan untuk menghasilkan asam lemak bebas
serta penjernihan untuk menghilangkan warna dan penghilangan bau.
Proses pengolahan minyak goreng ini menghasilkan hasil samping RBD
Stearin (Refined Bleached Deodorized Stearin) dan PFAD (Palm Fatty Acids
Destillation).
CPO sebagai bahan baku utama pembuatan minyak goreng
memiliki kenaikan produksi dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat pada
Gambar 1.1

Pra-Rancangan Pabrik RBD Palm Olein dari CPO Kelompok 8/S. Ganjil/20142015
By

Ella Awaltanova
Bonita Esther FS
Santoso Nugroho

Checked

Arief Maulana Ilham

Approved

Gambar 1.1. Produksi CPO Indonesia dan Malaysia (Standard Chartered,


2013)

Pra-Rancangan Pabrik RBD Palm Olein dari CPO Kelompok 8/S. Ganjil/20142015
By

Ella Awaltanova
Bonita Esther FS
Santoso Nugroho

Checked

Arief Maulana Ilham

Approved

Dari data produksi CPO Indonesia tersebut perlu dikembangkan


industri hilir kelapa sawit berupa industri minyak goreng. Hal tersebut
juga didukung dengan produksi minyak goreng Indonesia dalam lima
tahun terakhir (2009-2013) meningkat rata-rata 16,5% pertahun, dari
7,13 juta ton ditahun 2009 menjadi 13,0 juta ton ditahun 2013. Selama
periode tersebut kontribusi terbesar 96,44% berasal dari minyak goreng
kelapa sawit, sisanya dari minyak goreng kelapa 3,43% dan minyak
goreng nabati lainnya 0,13% (CDMI, 2013). Pada tahun 2014, pemerintah
Indonesia memproyeksikan produksi CPO Indonesia mencapai 31,6 juta
ton (Majalah Sawit Indonesia, 2014). Hal ini perlu diimbangi dengan
pengolahan CPO menjadi minyak goreng. Dengan demikian pembangunan
industri hilir kelapa sawit berpotensi untuk didirikan.
Pada Pra Rancangan Pabrik ini, CPO digunakan sebagai bahan baku
pembuatan RBDPO. CPO memiliki kapasitas produksi yang besar tiap
tahunnya dan didukung dengan lahan kelapa sawit yang luas. Selain dari
ketersediaan CPO yang berlimpah di Indonesia, minyak goreng dari CPO
mengandung karoten yang diketahui berfungsi sebagai anti kanker dan
tokoferol sebagai sumber vitamin E. Produksi minyak goreng dari CPO
dilakukan melalui tahapan pemurnian, fraksinasi, dan pengemasan.

1.2. Tujuan
Pra rancangan pabrik pembuatan minyak goreng dari Crude Palm Oil
(CPO) ini bertujuan untuk mengaplikasikan ilmu teknik kimia yang
meliputi neraca massa, neraca energi, spesifikasi peralatan, operasi
teknik kimia, utilitas dan bagian ilmu teknik kimia lainnya seperti aspek
ekonomi dalam pembiayaan pabrik sehingga memberikan gambaran
kelayakan pra rancangan pabrik pembuatan minyak goreng dari CPO ini.
Setelah melakukan perancangan dengan pemilihan proses sehingga dapat
ditentukan apakah proses terpilih dapat diaplikasikan di industri serta
mengkomersialkan proyek yang direncanakan.

1.3. Ruang Lingkup Rancangan


Ruang lingkup dari Pra Rancangan Pabrik pembuatan RBD Palm Olein
(minyak goreng) dari Crude Palm Oil (CPO) adalah seperti berikut :
1. Pendahuluan Tentang Pra Rancangan Pabrik RBD Palm Olein
(minyak goreng)
Pra-Rancangan Pabrik RBD Palm Olein dari CPO Kelompok 8/S. Ganjil/20142015
By

Ella Awaltanova
Bonita Esther FS
Santoso Nugroho

Checked

Arief Maulana Ilham

Approved

2. Menerangkan Neraca Massa dan Neraca Energi yang Terjadi pada


Pra Rancangan Pabrik RBD Palm Olein (minyak goreng)
3. Perancangan Reaktor, Aliran Bahan, Proses Pemisahan, Pertukaran
Panas dan Sisitem Utilitas yang digunakan dalam Pra Rancangan
Pabrik RBD Palm Olein (minyak goreng).
4. Menjabarkan dan Menjelaskan P&ID Pra Rancangan Pabrik RBD
Palm Olein (minyak goreng).
5. Analisa Ekonomi Pra Rancangan Pabrik RBD Palm Olein (minyak
goreng).

1.4. Prospek Ekonomi


Perkembangan industri minyak goreng memiliki prospek ekonomi
yang sangat prospektif. Hal ini dikarenakan kebutuhan minyak goreng di
Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, diketahui dari
data volume impor dan ekspor produksi minyak goreng, serta permintaan
minyak goreng dunia. Menteri Perindustrian (Menperin) menyebutkan
kebutuhan minyak goreng sawit nasional pada 2013 diperkirakan
mencapai 5,22 juta ton atau rata-rata 435 ribu ton per bulan. Volume
impor minyak goreng Indonesia menurut data Badan Pusat Statistik yang
dikutip Actual.co, selama periode Januari sampai Juli 2013 mencapai
angka 37,6 ribu ton.
Menurut survey yang dilakukan CDMI, produksi minyak goreng
Indonesia dalam lima tahun terakhir (2009-2013) meningkat rata-rata
16,5% pertahun, dari 7,13 juta ton ditahun 2009 menjadi 13,0 juta ton
ditahun 2013. Selama periode tersebut kontribusi terbesar 96,44%
berasal dari minyak goreng kelapa sawit, sisanya dari minyak goreng
kelapa 3,43% dan minyak goreng nabati lainnya 0,13%. Hal yang sama
terjadi pada ekspor minyak goreng, pada tahun 2009 ekspor minyak
goreng mencapai 4,3 juta ton dengan nilai US$ 2,92 milyar, ditahun 2013
ekspornya telah mencapai 7,9 juta ton dengan nilai US$ 6,29 milyar
(CDMI, 2013).
Pertumbuhan produksi minyak goreng juga diimbangi dengan
ketersediaan CPO di Indonesia.
Perkembangan CPO di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.1
dibawah ini.
Table 1.1. Data Produksi dan Ekspor CPO Indonesia
2007 200 200 2010 201 201 201 2014
Pra-Rancangan Pabrik RBD Palm Olein dari CPO Kelompok 8/S. Ganjil/20142015
By

Ella Awaltanova
Bonita Esther FS
Santoso Nugroho

Checked

Arief Maulana Ilham

Approved

8
9
19,2 19,4

1
2
23,5 26,5

3
*
27,0 25,0

Production
16,8
21,8
(million
metric
tons)
Export
n.a
14,2 15,5 15,6 16,5 18,1 21,2 21,1
(million
metric
tons)
Export
n.a
15,6 10,0 16,4 20,2 21,6 19,0 18,9
(in USD billion)
*prediksi
(Indonesia Investment, 2014)
Dari data-data yang didapatkan menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan kebutuhan minyak goreng yang didukung dengan produksi
CPO dalam negeri. Dari segi ekonomi, pendirian pabrik minyak goreng
menguntungkan karena selisih harga produk dan bahan baku yang cukup
besar. Perbandingan harga tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Perbandingan Harga Produk dan Bahan Baku
Material
Harga (Rp/Kg)
Produk Utama

Minyak Goreng

11.600

Produk
Samping
Bahan Baku

Stearin

5.000

CPO
(Crude Palm Oil)

7.500

Bahan
Tambahan
Bahan
Tambahan

H3PO4
(asam 4.000
pospat)
Bleaching Earth
220

Dari data-data tersebut kita dapat menentukan kelayakan pendirian


pabrik minyak goreng dengan mengujinya melalui Gross Profit Margin
(GPM). GPM merupakan perkiraan secara global mengenai keuntungan
yang diperoleh dari penjualan produk utama dan produk samping
dikurangi dengan biaya bahan baku, tanpa melihat biaya peralatan dan
biaya operasi.
Tabel 1.3. Data Perhitungan Gross Profit Margin (GPM)
Kompon
Harga
Input
Output
Pra-Rancangan Pabrik RBD Palm Olein dari CPO Kelompok 8/S. Ganjil/20142015
By

Ella Awaltanova
Bonita Esther FS
Santoso Nugroho

Checked

Arief Maulana Ilham

Approved

en

per kg
(Rp)
7500
4000
220

CPO
H3PO4
Bleachin
g Earth
Minyak
Goreng
Stearin

W (fraksi
berat)

Harga
(Rp)

11.600

0,729069

5000

0,211681

8457,20
04
1058,40
5
0
9515,61

PFAD
Total

W (fraksi
berat)
0,98834
0,00102
0,01064

Harga
(Rp)
7412,55
4,08
2,3408

7427,98

0,05925
1

Dari Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa, berdasarkan fraksi berat, total
harga bahan baku yang diperlukan oleh pabrik minyak goreng dari CPO ini
adalah sebesar Rp.7427,98 dan harga penjualan produk utama dan
produk samping sebesar Rp.9515,61, jadi GPM yang diperoleh sebesar Rp.
2087,63/kg RBD Palm Olein.

Pra-Rancangan Pabrik RBD Palm Olein dari CPO Kelompok 8/S. Ganjil/20142015
By

Ella Awaltanova
Bonita Esther FS
Santoso Nugroho

Checked

Arief Maulana Ilham

Approved

Anda mungkin juga menyukai