Kata kunci: gerak pada bidang miring, penentuan gravitasi, gerak lurus berubah beraturan
I.
Pendahuluan
lesnan, yusnia
X (t ) X 0 v0 12 at 2
(1)
Hukum II Newton
Konsep suatu benda yang bergerak berubah beraturan, tidak
terlepas dari konsep hukun II Newton. Yaitu gaya yang
diberikan pada suatu benda, sebanding dengan massa dan
percepatanya.
F ma
(2)
Eksperimen gerak pada bidang miring berlaku hukum II
Newton, bahwa jika suatu gaya luar total bekerja pada suatu
benda, maka benda akan mengalami percepatan. Arah
percepatan tersebut sama dengan arah gaya total.
(3)
Bidang miring adalah suatu permukaan datar yang
memiliki suatu sudut , yang bukan sudut tegak lurus,
terhadap permukaan horizontal. Penerapan bidang miring
dapat mengatasi hambatan besar dengan menerapkan gaya
yang relatif lebih kecil melalui jarak yang lebih jauh, dari
pada jika beban itu diangkat vertikal. Dalam istilah teknik
sipil, kemiringan (rasio tinggi dan jarak) sering disebut
dengan gradien. Gaya-gaya yang bekerja pada benda
ditampilkan pada gambar 1.
Prosedur percobaan
1. Sensor gerak dihubugkan ke interface yang
tersambung ke laptop.
2. Sensor gerak dipasang ke pengait yang terdapat
diujung track.
3. Bagian ujung track yang terdapat sensor gerak
diangkat, kemudian diganjal dengan balok.
4. Pasanglah papan luncur (bidang miring) kemudian
letakkan kereta yang sudah dihubungkan dengan
ticker timer diatasnya sambil dihitung ketinggian
bidang miring dengan menggunakan mistar.
5. Lepaskan kereta dan biarkan bergerak turun di
sepanjang bidang miring sampai memantul.
6. Waktu tempuh kereta menyusuri bidang miring
diukur dengan software logger pro menggunakan
F ma
laptop.
7. Langkah diatas dilakukan pada sepuluh ketinggian
yang berbeda sebanyak sepuluh kali.
8. Data ditulis kedalam tabel.
Gambar 1. Gaya-gaya yang bekerja pada bidang miring
Sumber gambar www.rumushitung.com.
Dengan menggunakan persamaan hukum II Newton maka
diperoleh percepatan.
F sin ma
w sin ma
mg sin ma
a g sin
(4)
(5)
(6)
(7)
Permukaan bidang miring sangat licin (gesekan nol),
terdapat beberapa kondisi yang berbeda. Sebagaimana
ditunjukan pada gambar 1. Benda meluncur pada bidang
miring yang licin (gaya gesekan = 0) tanpa ada gaya tarik.
lesnan, yusnia
g(m/s2)
8.33162
6.7
0.4643
8.43364
7.1
0.4812
8.24817
7.5
0.5065
8.21881
7.9
0.5373
8.27714
8.3
0.5641
8.27120
8.7
0.6192
8.66168
6.7
121.7
0.4643
9.1
0.6472
8.65541
7.1
121.7
0.4812
9.5
0.6867
8.79699
7.5
121.7
0.5065
10
9.9
0.6958
8.55342
7.9
121.7
0.5373
8.3
121.7
0.5641
8.7
121.7
0.6192
9.1
121.7
0.6472
9.5
121.7
0.6867
10
9.9
121.7
0.6958
lesnan, yusnia
Rata-rata
8.44481
V. Kesimpulan
Jarak antara setiap ketinggian yang bertambah
menunjukkan bahwa kereta yang diluncurkan diatas bidang
miring melakukan gerakan GLBB dipercepat. Dan hasil
perhitungan yang didapatkan nilai gravitasi sebesar g =
8.44481 m/s2 dan tetapan gravitasi sebesar g = 9.8 m/s
disini terlihat perbedaan yang tidak signifikan dengan nilai
tingkat keakuratan data adalah sebesar 85.71 % . Penyebab
hal ini dikarenakan sudut yang terlalu kecil (mendekati
nol). Serta pengaruh gaya gesek yang dialami benda.
Kepustakaan
lesnan, yusnia