Anda di halaman 1dari 18

2.

7 Ulkus Mole
2.7.1 Definisi
Chancroid adalah penyakit infeksi pada alat kelamin akut, setempat disebabkan oleh
streptobacillus ducrey( Haemophilus ducreyi) dengan gejala klinis yang khas berupa ulkus
nekrotik yang nyeri pada tempaat inokulasi, dan sering disertai pernanahan kelenjar getah
bening regional. Biasanya disebut soft chancre, ulkus mole, soft sore.1

2.1 Contoh Penderita Chancroid2


2.7.2 Epidemiologi
Penyakit ini bersifat endemik dan tersebar di daerah tropik dan subtropik, terutama di
kota dan pelabuhan.Selain itu dapat terjadi di daerah yang memiliki sarana kesehatan yang
kurang misalnya di Afrika, Asia, dan Karibia. Di Afrika bagian selatan dan timur, dimana
yang melakukan sirkumsisi agak rendah dan prevalensi HIV yang tinggi, menyebabkan
daerah ini endemik terhadap ulkus mole.1

1. Djuanda, A.2009. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Jakarta : Balai penerbit FK UI
2. Taufik. 2010. Chancroid, (online),(http://www.clinicrak.com.html, diakses 31 Oktober 2010).

Pengaruh Sirkumsisi terhadap pengurangan risiko chancroid dibuktikan dengan 7


penelitian dari 5145 peserta, dengan hasil enam dari tujuh studi menemukan penurunan risiko

chancroid antara laki-laki disunat, dengan empat dari studi ini melaporkan hasil secara
statistik signifikan.Sementara bukti kuat diperlukan dari desain penelitian lebih ketat, bukti
terbaik yang tersedia saat ini mendukung promosi sunat untuk laki-laki sebagai strategi untuk
mengurangi risiko chancroid, dan harus dipromosikan terutama di daerah di mana prevalensi
HIV dan infeksi menular seksual tinggi. Akan tetapi, satu penelitian menetapkan chancroid
serologis tidak menemukan hubungan dengan sunat.1
Perbaikan tingkat ekonomi mempengaruhi berkurangnya frekuensi penyakit ini di
negara-negara yang lebih maju.2 Akan tetapi, di amerika serikat, insidensi chancroid terus
meningkat sejak tahun 1980an. Data terakhir mengisyaratkan bahwa chancroid mungkin
kurang terdiagnosis di amerika serikat, karena sebagian besar klinik STD tidak memiliki
fasilitas untuk mengisolasi H. ducreyi, dan pemeriksaan yang didasarkan pada metode reaksi
berantai polymerase belum tersedia luas.3
Penyakit ini juga dijumpai sebagai kasus-kasus terisolasi di masyarakat industri dan
disebarkan oleh orang yang pernah berpergian ke daerah endemik. 4Selain penularan melalui
hubungan seksual, secara kebetulan juga dapat mengenai jari dokter atau perawat.5

1.Weiss,A.2010. Male circumcision and risk of syphilis, chancroid, and genital herpes: Evidence and
implications
for
public
health.
Health
Evidence.ca(online),
(http://www.healthevidence.ca/documents/18758/Weiss2006 Summary Statement English.pdf),diakase 29 Oktober.
2.Roy-Leon JE,dkk.2009In Vitro In Vivo Activity Of Combination Antimicrobial Agents On Haemophilus
Ducreyi. J Antimicrobial Chemotherap,
(Online),http://Jac.oxfourdjournals.org/cgi/reprint/11/3/552/.pdf.html.diakses 28 Oktober 2010).
3. Robbins,dkk.2007.Buku Ajar Patologi edisi 7.Jakarta:EGC
4.Price,S.2006.Patofisiologi edisi 6. Jakarta:EGC
5. Djuanda, A.2009. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Jakarta : Balai penerbit FK UI

Frekuensi pada wanita dilaporkan lebih rendah, dimana perbandingan antara laki-laki
dan wanita yang berpotensi adalah 10 : 1.Hal ini mungkin disebabkan oleh kesukaran dalam
membuat diagnosis dan pria sering melakukan prostitusi dibanding wanita.Penderita lebih
banyak terjadi pada laki-laki heterosexual dan biasanya pada wanita pekerja seks.1Selain itu,
penyakit ini lebih banyak mengenai golongan kulit berwarna. Beberapa faktor menunjukkan
bahwa terdapat pembawa kuman ( carrier) basil Ducreyi, tanpa gejala klinis.2
2.7.3 Etiologi
Basil Haemophilus. ducreyi berbentuk batang pendek, ramping dengan ujung
membulat, tidak bergerak dan tidak membentuk spora, gram negatif, anaerob fakultatif yang
membutuhkan hemin (faktor X) untuk pertumbuhan, mereduksi nitrat menjadi nitrit, dan
mempunyai DNA berisi guanosine plus-cytosine fraksi 0,38 mole 2 dan tidak membutuhkan
faktor V (dinukleotida nikotinamid adenasin).3Basil sering kali berkelompok, berderet
membentuk rantai, terutama dapat dilihat pada biakan sehingga disebut juga streptobacillus
Basil ini pada lesi Basil ini pada lesi terbuka di daerah genital sukar ditemukan karena
tertutup oleh infeksi sekunder, lebih mudah dicari bila bahan pemeriksaan berupa nanah yang
diambil dengan cara aspirasi abses kelenjar inguinal. Kuman ini sukar dibiak.2
Dalam karangan-karangan terakhir mengenai penyebab penyakit ini timbul keragukeraguan, apakah ulkus mole merupakan penyakit disebabkan oleh suatu organisme
(H.ducreyi), atau satu penyakit campuran yang disebabkan oleh lebih daripada satu
organisme. CHAPEL (1978) menyatakan bahwa organisme selain H. ducreyi dapat
menimbulkan ulkus yang tidak dapat dibedakan dengan ulkus mole, dan beberapa ulkus
mengandung flora polimicrobial.2
Karena kesukaran menemukan penyebab dan ditemukannya organisme yang multiple
yang dapat diisolasi dari ulkus penis, timbul kesukaran mencari hubungan antara gambaran
klinis dan penemuan laboratorik.2
1.Irga.2010.Chancroid,(online),(http://www.irwanashari.com/2009/05/ulkus-mole.htmldiakses 28
Oktober2010).
2. Djuanda,A.2009.Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin.Jakarta:Balai penerbit FK UI
3. Jawetz,dkk.2008.Mikrobiologi kedokteran edisi 23. Jakarta:EGC

2.7.4 Patogenesis dan Imunokimia

H. ducreyi(Gbr.2.2)1menghasilkan toksin sitoletal, faktor virulensi penting pada


patogenesis ulkus mole.Diduga toksin ini yang meyebabkan prognosis ulkus pada genitalia
sulit untuk sembuh.Penyebaran ulkus mole melalui virus yang menyerang sistem imun
manusia yang menurun.Reseptor berupa simokin CCR5 dan CXCR4 yang termasuk kelas 7
transmembran G-protein-reseptor, dan ikatan alami yang menyerang sel imun pada satu
tempat dan terbentuk inflamasi. CCR5 dan 2 co-reseptor penting, esensial keluar menjadi
HIV.2H. ducreyi memfasilitasi penularan HIV dengan menyediakan entri portal diakses,
mempromosikan pelepasan virus, merekrut makrofag dan sel-sel CD4 pada kulit.3

2.2 Haemophilus Ducreyi Di Bawah Mikroskop Elektron


DimanaMakrofag yang terdapat di dalam lesi dari cancroid berpeluang besar
meningkatkan ekspresi dari CCR5 dan CXCR4 bersama dengan sel darah perifer, sel CD4 T
berpeluang menurunkan regulasi dari CCR5.Beta-simokin RANTES (mengaktifkan regulasi,
sel T normal dan sekretnya) dalam ikatan yang penting untuk CCR5.RANTES menimbukan
papul dan pustul dari infeksi ulkus mole tetapi tidak menyebabkan infeksi pada kulit.
Bersama dengan mukosa dan barier kulit, muncul sel dengan regulasi yang menurun dari
HIV-1 co-reseptor dalam lesi infeksi H ducreyi dengan lingkungan yang fasilitasnya buruk
dan menyebabkan infeksi HIV-1.2
1. .Taufik. 2010. Chancroid, (online),(http://www.clinicrak.com.html, diakses 31 Oktober 2010).
2.

Crowe MA.2007Chancroid.(Online).(http://www.emedicine.com/derm/fulltopic/topic71.html.diakses
Oktober 2010,

29

3.Sarangi,A,Narayan. 2010. Mining the Proteome of Haemophilus ducreyi for Identification of Potential Drug
Targets.The Open Bioinformatics Journal(online). vol. 4, No. 1
(http://www.bentham.org/open/tobioij/articles/V004/1TOBIOIJ.pdf,diakses 29 Oktober 2010).

Pengobatan yang mudah dan efektif dari ulserasi genital, dan ulkus mole dari partikuler,
bagian yang penting dari beberapa strategi untuk mengontrol perkembangan dari infeksi HIV
di negara-negara tropis.1

Pada pemeriksaan biopsi dari ulkus mole dikalsifikasikan menjadi 3 daerah inflamasi
dibawah ulkus.Daerah pertama terdiri dari daerah yang nekrotik, fibrin, dan neutropil. Daerah
tengah adalah daerah dengan jaringan granulasi dan zona yang paling bawah terdiri dari
limfosit dan plasma sel. Gram-negatif dari basil hanya daapt ditemukan dengan menggunakan
pewarnaan Gram atau Giemsa dan dapat dilhat baik dengan Smears.2
Awalnya,

mikroorganisme

melakukan

penetrasi

pada

defek

pertahanan

epidermis.Bakteri yang masuk memberi rangsangan inflamasi sehingga terjadi infiltrasi


limfosit, makrofag, granulosit dengan mediator utama TH-1 sebagai respon imun dan
inflamasi pyogenik. Perkembangan ulkus mole disertai juga limfadenitis akibat inflamasi
pyogenik.3
Sebagai contoh :Adanya trauma atau abrasi, penting untuk organisme melakukan
penetrasi epidermis. Jumlah inoculum untuk menimbulkan infeksi tidak diketahui. Pada lesi,
organisme terdapat dalam makrofag dan neutrophil atau bebas berkelompok (mengumpul)
dalam jaringan interstisial.4
Pada percobaan kelinci, seperti pada manusia, beberapa galur H. ducreyi diketahui
virulen, sedangkan yang lain kelihatannya avirulen. Beberapa penyelidik menyatakan bahwa
virulensi menyatakan bahwa virulensi dapat hilang dengan kultivasi serial sehingga kuman
kehilangan kemampuan untuk menimbulkan lesi pada kulit. Organisme yang avirulen
dilaporkan lebih rentan terhadap antimikroba terutama polimiksin.4

1.CroweMA. 2007Chancroid.(Online).
Oktober 2010).

(http://www.emedicine.com/derm/fulltopic/topic71.html.diakses

2.Lewis DA. 2008. Chancroid clinical manifestations, diagnosis, and


(http://sti.bmj.com/cgi/content/full/79/1/68.html diakses 29 Oktober 2010).

management

29

(Online),

3.Irga.2010.Chancroid,(online), (http://www.irwanashari.com/2009/05/ulkus-mole.htmldiakses 28

Oktober2010).
4. Djuanda,Adhi.2009.Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin.Jakarta:Balai penerbit FK UI

Limfadenitas yang terjadi pada infeksi H. Ducreyi diikuti dengan respons inflamasi
sehingga terjadi supurasi.Kemungkinan terdapat sifat-sifat H. Ducreyi yang tidak diketahui
dan unik dan menimbulkan bubo supuratif.Respons imun yang berhubungan dengan
pathogenesis dan kerentangan penyakit tidak diketahui.Penyelidikan sebelumnya menemukan
respons hipersensitivitas lambat dan respons antibody pada penderita dengan chancroid dan
pada binatang percobaan. Antibodi ditemukan dengan cara fiksasi komplikasi komplemen,

aglutinasi, presipitasi, dan tes fluoresens antibodi indirek. Reaktivitas silang antara antisera
yang dihasilkan terhadap antigen H. Ducreyi murni dan ekstrak antigen dari spesies
Haemophilus lain telah ditemukan.1
2.7.5 Gejala Klinis
Masa inkubasi berkisar antara 1-14 hari, pada umumnya kurang dari 7 hari atau 4-7
hari.. Lesi kebanyakan multiple(Gbr.2.3), jarang soliter, biasanya pada daerah genital, jarang
pada daerah ekstragenital. Mula-mula kelainan kulit berupa papul, kemudian menjadi vesikopustul pada tempat inokulasi, cepat pecah menjadi ulkus.1

2.3 Gejala Ulkus Mole (chancroid)

1. Djuanda,Adhi.2009.Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin.Jakarta:Balai penerbit FK UI

Ulkus; kecil, lunak pada perabaan, tidak terdapat indurasi, berbentuk cawan, pinggir
tidak rata, sering bergaung(Gbr.2.3)1 dan di kelilingi halo yang eritematosa dan mengalami
ulserasi dalam 24 jam. Ulkus sering tertutup jaringan nekrotik, dasar ulkus berupa jaringan
granulasi yang mudah berdarah,1 ditutupi oleh eksudat abu-abu kuning berserat yang pirulen
dan limpodenopati,2(Gbr.2.4)3 dan pada perabaan terasa nyeri, biasanya lebih nyeri pada lakilaki daripada perempuan.

2.4 Inguinal Limpodenopati


Tempat predileksi pada laki-laki ialah permukaan mukosa preputium, sulkus
koronarius, frenulum penis, dan batang penis. Dapat juga timbul lesi di dalam uretra,
scrotum, perineum,atau anus. Pada wanita ialah labia(Gbr.2.5) 4, klitoris, Fourchette, vestivuli,
anus, dan serviks.

2.5 Lesi Chancroid Kecil Pada Labia Majora


1. Djuanda,A. 2009. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin .Jakarta : Balai penerbit FK UI
2. Robbins,dkk.2007.Buku Ajar Patologi edisi 7.Jakarta:EGC
3. Mendscape today. 2010. Chancroid, (online), (http://www.medscape.com/viewarticle/433130_4.html, diakses
31 Oktober 2010).
4. Health organization. 2010. Chancroid, (online), (http://www.springerimages.com/Images/RSS/2-AID05E316-017.html, diakses 31 Oktober 2010)

Kebanyakan gejala pada wanita asimptomatik walaupun kadang munculgejala yang


kurang jelas, seperti disuria, dispareunia, sekret vagina, nyeri defekasi, atau perdarahan
rektal.Gejala konstitusi seperti malaise dan demam ringan kadang-kadang terlihat.1
Lesi ekstragenital terdapat pada lidah, jari tangan, bibir, payudara, umbilicus dan
konjungtiva.Karena adanya inokulasi sendiri, dengan cepat dapat timbul lesi yang multiple,
dengan ini dapat timbul lesi di daerah pubis, abdomen, dan paha.Gejala sistemik jarang
timbul, kalau ada hanya demam sedikit atau malese ringan.2
2.7.6 Jenis-Jenis Bentuk Klinis

2.7.6.1 Ulkus Mole Folikularis


Timbul pada folikel rambut, pada permukaannya menyerupai folikulitis yang
disebabkan oleh kokus, tetapi cepat menjadi ulkus. Lesi seperti ini dapat timbul pada vulva
dan pada daerah berambut di sekitar genitalia dan sangat superfisial.2
2.7.6.2 Dwarf chancroid
Lesi sangat kecil dan menyerupai erosi pada herpes genitalis, tetapi dasarnya tidak
teratur dan tepi berdarah.2
2.7.6.3 Transient chancroid (Chancre mou valant)
Lesi kecil, sembuh dalam beberapa hari, tetapi 2-3 minggu kemudian diikuti timbulnya
bubo yang meradang pada daerah inguinal. Gambaran ini menyerupai limfogranuloma
venerum.2
2.7.6.4 Papular Chancroid (ulkus mole elevatum)
Dimulai dengan ulkus yang kemudian menimbul terutama pada tepinya. Gambarannya
menyerupai kondilomata lata pada sifilis stadium II.2

1.CroweMA.

2007Chancroid.(Online).

(http://www.emedicine.com/derm/fulltopic/topic71.html.diakses

29

Oktober 2010,
2. Djuanda,A.2009.Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin.Jakarta:Balai penerbit FK UI

2.7.6.7 Giant Chancroid


Mula-mula timbul ulkus kecil, tetapi meluas dengan cepat dan menutupi satu daerah,
sering mengikuti abses inguinal yang pecah, dan dapat meluas ke daerah suprapubis bahkan
daerah paha dengan cara autoinokulasi.1
2.7.6.8 Phagedenic chancroid
Lesi kecil menjadi besar dan destruktif dengan jaringan nekrotik yang luas. Genitalia
eksterna dapat hancur, pada beberapa kasus disertai infeksi organisme Vincent.1

2.7.6.9 Tipe serpiginosa


Lesi membesar karena perluasan atau autoinokulasi dari lesi pertama ke daerah lipat
paha atau paha. Ulkus jarang menyembuh, dapat menetap berbulan-bulan atau bertahuntahun.1
Bubo adalahAdenitas daerah inguinal timbul pada tengah kasus ulkus mole.Sifatnya
unilateral, eritematosa, membesar, dan nyeri.Timbul beberapa hari sampai 2 minggu setelah
lesi primer.lebih daripada setengah kasus adenitis sembuh tanpa supurasi.1

1. Djuanda,A.2009.Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin.Jakarta:Balai penerbit FK UI

2.7.7 Komplikasi
2.7.7.1 Mixed chancre
Kalau disertai sfilis stadium 1.Mula-mula lesi khas ulkus mole, tetapi setelah 15-20
hari menjadi manifes, terutama jika di obati dengan sulfonamide.1Dapat terjadipada bagian
ataspenis dan kelenjar inguinal kanan.(Gbr.2.6)2

2.6 Fase Akhir Dari Penyakit Sifilis dan Infeksi chancroid


2.7.7.2 Abses kelenjar inguinal
Bila tidak diobati dapat memecah menimbulkan sinus yang kemudian menjadi ulkus.
Ulkus kemudian membesar membentuk giant chancroid.1(Gbr.2.7)3

2.7 Kelenjar Getah Bening Inguinal Meledak Akibat Chancroid

1.Djuanda,A.2009.Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin.Jakarta:Balai penerbit FK UI


2. WD organisasi.

2010. PMS, (online),


(http://www.wrongdiagnosis.com/phil/html/chancroid/5169.html, diakses 31 Oktober 2010)
3. Bozley, E. 2010. Chancroid,(oonline),(http://std.about.com/od/gettingtested/ig/STD-Symptoms-Gallery/LateChancroid-Symptoms.html, diakses 31 Oktober 2010).

2.7.7.3 Fimosis parafimosis


Kalau lesi mengenai preputium.1
2.7.7.4 Fistula uretra
Timbulnya karena ulkus pada glans penis yang bersifat dekstruktif. (Gbr.2.8) 1 Dapat
mengakibatkan nyeri pada waktu buang air kecil dan pada keadaan lanjut dapat menjadi
stiktura uretra.2

2.8 Ulkus Glans Penis


2.7.7.5 Infeksi campuran
Dapat disertai infeksi organisme Vincent sehingga ulkus makin parah dan bersifat
destruktif. Di samping itu juga dapat disertai penyakit limfogranuloma venereum atau
granuloma inguinale.2

1.Penulis.2010. Chancroid,(online).(http://aapredbook.aappublications.org/cgi/content/full/2003/1/3.25/025_04.
html, diakses 31 Oktober 2010).
2. Djuanda,A.2009.Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin.Jakarta:Balai penerbit FK UI

2.7.8 Diagnosis
Berdasarkan gambaran klinis dapat disingkirkan penyakit kelamin yang lain. Harus
dipikirkan juga kemungkinan infeksi campuran.Pemeriksaan serelogik untuk menyingkirkan
sifilis juga harus dikerjakan. Sebagai penyokong diagnosis adalah:
1. Pemeriksaan sediaan hapus
Diambil bahan pemeriksaan (spesimen) dari tepi ulkus yang tergaung dengan
menggunakan apusan kapas, di buat hapusan pada gelas alas, Pemeriksaan
langsung ini dapat dilakukan dengan pewarnaan gram, giemsa atau mikroskop
elektron.Identifikasi yang cepat dapat dengan pewarnaan methylgreenpyronine
pappenheim dan Unna, juga dapat dilaksanakan dengan pewarnaan blue dan

wright.Namun pemeriksaan langsung tersebut dapat menyesatkan oleh karena


banyaknya
polimikrobial ulkus genital.Hanya

flora
pada 30-50% kasus ditemukan basil

berkelompok atau berderet seperti rantai.1


2. Biakan kuman
H. ducreyi merupakan mikroorganisme yang sulit dikultur.Untuk mengkultur
bakteri tersebut diperlukan teknik dan keterampilan khusus. Pemeriksaan kultur
merupakan gold standard untuk mendeteksi H. ducreyi.(6,16) H. Ducreyi tumbuh
pada suhu terbaik 33oC kelembaban atmosfer yang mengandung karbondioksida
5%.(14) Untuk mendapatkan sensitivitas yang tinggi pada isolasi primer,
dirokemendasikan penggunaan 2 media sekaligus yang ditambahkan dengan
hemoglobin dan serum.1

1. Djuanda,A.2009.Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin.Jakarta:Balai penerbit FK UI

Bahan diambil dari pus bubo atau lesi kemudian ditanam pada perbenihan atau
pelat agar khusus( Chocolate Agar) yang ditambahkan darah kelinci yang sudah
didefibrinasi. Akhir-akhir ini ditemukan bahwa perbenihan yang mengandung
serum darah penderita sendiri yang sudah diinaktifkan memberikan hasil yang
memuaskan.Inkubasi membutuhkan waktu 48 jam. Medium yang mengandung
gonococcal madium base, ditambah dengan hemoglobin 1%, iso-witalex 1 %, dan
vankomisin 3 mcg/ml akan mengurangi kontaminasi yang timbul. Pada biakan
nampak koloni kecil, non mukoid, abu-abu kuning, semi opak atau translusen dapat
digeser pada permukaan agar dalam keadaan utuh, nampak 2-4 hari, tetapi biasa 7
hari setelah inokulasi.1
3. Teknik imunofluoresens untuk menemukan antibody.
4. Biopsi

Biopsi dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis. Pada gambaran


histopatologik ditemukan:
a. Daerah superfisial pada dasar ulkus : neutrophil, fibrin, eritrosit, dan jaringan
nekrotik.
b. Daerah tengah : pembuluh-pembuluh darah kapiler baru dengan proliferasi selsel endotel sehingga lumen tersumbat dan menimbulkan thrombosis. Terjadi
perubahan degeneratif pada dinding pembuluh-pembuluh darah.
c. Daerah sebelah dalam : infiltrat padat terdiri atas sel-sel plasma dan sel-sel
limfoid.
5. Tes kulit ito-reenstierna
Sekarang tidak dipakai lagi karena tidak spesifik. Vaksin yang dipakai
(Dmelcos)terdiri atas 225 juta kuman mati/ml. Disuntikkan intradermal 0,1 ml
pada lengan bawah bagian fleksor, sebagai control disuntikkan cairan pelarut
intradermal pada sisi lain.1

1. Djuanda,A.2009.Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin.Jakarta:Balai penerbit FK UI

Tes dinilai positif kalau timbul infiltrate berdiameter minimal 0,5 cm setelah 48
jam, sedangkan kontrol negatif. Tes ini menjadi positif 6-11 setelah hari timbul
ulkus mole, dan tetap positif sampai beberapa tahun bahkan seumur hidup.1
6. Autoinokulasi
Bahan diambil dari lesi yang tersangka, diinokulasi pada kulit sehat daerah
lengan bawah atau paha penderita yang digores lebih dahulu. Pada tempat tersebut
akan timbul ulkus mole. Sekarang cara ini tidak dipakai lagi.1
2.7.9 Diagnosis Banding
2.7.9.1 Herpes Genitalis
Pada herpes genitalis kelainan kulitnya ialah vesikel yang berkelompok dan jika
memecah menjadi erosi, jadi bukan ulkus seperti pada ulkus mole.Tanda-tanda radang akut

lebih mencolok pada ulkus mole. Kecuali itu pada ulkus mole, pada sediaan hapus berupa
bahan yang diambil dari dasar ulkus tidak ditemukan sel raksasa berinti banyak.1
2.7.9.2 Sifilis stadium I
Pada sifilis stadium I (ulkus durum), ulkus bersih, indolen, terdapat indurasi, dan tandatanda radang akut tidak terdapat. Jika terjadi pembesaran kelenjar getah bening regional juga
tidak disertai tanda-tanda radang akut kecuali tumor, tanpa disertai periadenitis dan
perlunakan.1
Pada ulkus mole, hasil pemeriksaan sediaan hapus dengan mikroskop lapangan gelap
sebanyak tiga kali berturut-turut negatif. T.S.S. yang diperiksa tiap minggu sampai satu bulan,
kemudian tiap bulan sampai tiga bulan , tetap negatif.1
2.7.9.3 Limfogranuloma venerium (L.G.V)
Pada L.G.V. afek primer tidak spesifik dan cepat hilang.Terjadi pembesaran kelenjar
getah bening ingunal, perlunakannya tidak serentak. Titer tes ikatan komplemen untuk L.G.V.
kurang dari 1/16 dan tes ulangan untuk meninggi.1
1.Djuanda,A.2009.Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin.Jakarta:Balai penerbit FK UI

2.7.9.4 Granuloma inguinale


Yang khas pada penyakit ini ialah ulkus dengan granuloma. Pada sediaan jaringan tidak
tampak badan Donovan.1

2.7.10 Pengobatan
2.7.10.1 Sistemik
2.7.10.1.1 Sulfonamida
Misalnya sulfatiazol, sulfadiazine, atau sulfadimidin, diberikan dengan dosis pertama
2-4 gram dilanjutkan dengan 1 gram tiap 4 jam sampai sembuh sempurna (kurang lebih 10-14
hari). Tablet kotrimoksazol, ialah kombinasi sulfametoksazol 400 mg dengan trimetroprim 80
mg, diberikan dengan dosis 2 x 2 tablet selama 10 hari.Bila pengobatan berhasil, perlu

dilakukan drainase, dorsmsisi pada preputium.Pada bubo yang mengalami supurasi dilakukan
aspirasi melalui kulit yang sehat. MEHEUS dkk.(1981) menyatakan bahwa pemberian
kontrikmosazol 2 x 4 tablet selama 2 hari, sangat efektif untuk ulkus mole.1
2.7.10.1.3 Penisilin
Sedikit efektif, terutama diberikan kalau terdapat organisme Vincent.1
2.7.10.1.5 Kanamisin
Disuntikkan 1.m. 2 x 500 mg selama 6-14 hari. Obat ini tidak mempunyai efek terhadap
T.pallidum.1
2.7.10.1.4 Tetrasiklin dan oksitetrasiklin
Efektif kalau diberikan dengan dosis 4 x 500 mg/ hari selama 10-20 hari, antibiotik
golongan ini menutupi gejala-gejala sifilis stadium I. Di beberapa negara H. ducreyi sudah
resisten terhadap antibiotika golongan ini. STAMPS(1974) mengobati 32 penderita ulkus
mole dengan doksisiklin 300 mg dosis tunggal dan hanya menemukan kegagalan pada 1
orang.1

1.Djuanda,A.2009.Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin.Jakarta:Balai penerbit FK


2.7.10.1.6 Kloramfenikol
Efektif terhadap H.ducreyi, tetapi karena mempunyai efek toksis tidak digunakan
lagi.1
2.7.10.1.7 Eritromisin
Diberikan 4 x 500 mg sehari, selama seminggu.(KK).Eritromisin diekskresi terutama
melalui hati.Hanya 2-5% obat ini dieksresi dalam bentuk aktif melalui urin.Efek samping
yang berat akibat pemakaian eritromisin jarang terjadi.Reaksi alergi mungkin timbul dalam
bentk demam, eosinofilia, dan eksantem yang cepat hilang bila terapi dihentikan.1
2.7.10.1.8 Kuinolon
ofloksasin : cukup dosis tunggal 400 mg.

2.7.10.1.9 Azitromisin
`

1 g Dosis tunggal - Oral CDC, CEG*2

2.7.10.1.10 Seftriaksone
250 mg Dosis tunggal - IM WHO, CDC, CEG*2
2.7.10.1.11 Siprofloksasin
500 mg Dosis tunggal - Oral WHO, CEG*2
2.7.10.1.12 Siprofloksasin
500 mg 2 x 1 3 hari Oral CDC, CEG*2
2.7.10.1.13 Spectinomisin
2 g Dosis tunggal - IM WHO* 2
*Rekomendasi terapi pada ulkus mole berdasarkan World Health Organization (WHO), Centers for Disease
Control and Prevention (CDC), United Kingdom Clinical Effectiveness Group (CEG).*

1.Djuanda,A.2009.Ilmu Peyakit Kulit Dan Kelamin.Jakarta:Balai penerbit FK UI


2. Irga.2010.Chancroid,(online), (http://www.irwanashari.com/2009/05/ulkus-mole.htmldiakses 28

Oktober2010).

Pilihan pengobatan untuk chancroid menjadisemakin terbatas karena perkembangan


resistensiuntuk beberapa obat-obatan antimikroba.Hal ini

telah menyebabkan pencarian

untuk pengobatan alternatifregimen untuk chancroid.Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)


merekomendasikantujuh hari perjalanan eritromisin secara oral sebagaibaris pertama
pengobatan untuk chancroid. Meskipun efektif, kurangnya kepatuhan dan intoleransi gastrointestinal membuat alternatifterapi diinginkan. Pilihan lain yang disajikan sebagai perawatan
petama adalah 500mg dari ciprofloxacin diberikan dua kalisehari selama 3 hari atau dosistunggal 1 g azythromycin.Sejak munculnya era antimikroba, terapi dosis tunggal telah
menjadi alat yang berharga dalam pengelolaan infeksi kelamin.1
Azitromisin adalah terapi oral yang efektif untuk chancroid dan patogen penyakit
menular seksual. Namun biaya tinggi membuatnya kurang cocok di finansial menantang
Pengaturan dibandingkan dengan Thiamphenicol.1
2.7.10.2 Lokal

Jangan diberikan antiseptik karena akan mengganggu pemeriksaan mikroskop


lapangan gelap untuk kemungkinan diagnosis sifilis stadium I . Lesi dini yang kecil dapat
sembuh setelah diberi NaCl fisiologik.2
2.7.11 Prognosis
Prognosis ulkus mole adalah baik jika penyakit diterapi dengan tepat dan tidak
ditemukan infeksi HIV.Pasien sebaiknya disarankan untuk tidak melakukan aktivitas seksual
sampai lesi sembuh sempurna.Kontak seksual sebaiknya diperiksa dan diterapi. Tetapi, tanpa
pengobatan, ulkus genital dan abses inguinal dilaporkan kadang-kadang menetap.3

1. Walter B. Junior1, dkk. 2009. A Comparative Study of Single-Dose Treatment of Chancroid


Using Thiamphenicol versus Azithromycin.The Brazilian Journal of Infectious DiseasesVol. 13 No.3.
(http://www.scielo.br/pdf/bjid/v13n3/v13n3a12.pdf, diakses 29 Oktober 2010)
2.Djuanda ,A. 2009. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Jakarta :Balai penerbit FK UI
3.

Irga.2010.Chancroid,(online),

(http://www.irwanashari.com/2009/05/ulkus-mole.htmldiakses

28

Oktober2010).

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ulkus mole adalah penyakit menular seksual dalam bentuk ulkus genitalia disamping
sifilis dan herpes genitalia.Prostitusi merupakan media penularan penyakit ini.Secara
epidemiologi, insiden ulkus mole banyak terjadi di negara-negara berkembang dan menular
melalui kontak kulit serta mukosa pada saat melakukan aktivitas seksual.Pria lebih banyak
daripada wanita terkena dengan perbandingan 10:1.Karakteristik penyakit ini adalah ulkus
yang nyeri dan pembentukan bubo.Ulkus yang muncul sifatnya multipel, mudah berdarah,
dan mengandung pus.Ulkus mole disebabkan oleh bakteri gram negatif Haemophilus ducreyi.
Diagnosis ditegakkan melalui gambaran klinis dan pemeriksaan kultur laboratorium. Bakteri
ini membutuhkan keterampilan khusus ketika dikultur karena tanpa metode dan media yang
tepat, sangat sulit bagi bakteri ini untuk bertumbuh.Pengobatan yang dilakukan berupa terapi
sistemik dan terapi lokal dengan jalan mengompres kelenjar getah bening ingunal untuk

mengurangi edema.Terapi yang diberikan bervariasi, terdiri dari regimen WHO dan regimen
CDC. Umumnya terapi yang digunakan adalah azitromisin 1 g oral dosis tunggal, seftriakson
250 mg intramuskular dosis tunggal, siprofolksasin 500 mg 2 x 1 selama 3 hari, dan
eritromisin 500 mg 4 x 1 selama 7 hari. Prognosis ulkus mole adalah baik dan disarankan
pasien dan pasangannya diobati bersama-sama dan tidak melakukan aktivitas seksual sampai
lesi sembuh sempurna.

Anda mungkin juga menyukai