Anda di halaman 1dari 5

PEMANFAATAN JERAMI

PEMANFAATAN ARANG JERAMI SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN TINTA


WHITEBOARD

Tingkat penggunaan spidol whiteboard sangat tinggi terutama dalam bidang pendidikan.
Spidolwhiteboard digunakan sebagai sarana kegiatan belajar mengajar oleh guru, dosen, atau
para tentor di lembaga-lembaga bimbingan belajar. Berbeda dengan kapur, spidol yang
beberapa diantaranya memilki kadar VOC (Volatile Organic Compound) yang tinggi sangat
membahayakan kesehatan. VOC (Volatile Organic Compound) adalah senyawa yang
mengandung karbon yang mudah menguap pada tekanan dan temperatur tertentu yang
mampu mencemari udara.

VOC dapat teremisi sebagai gas dari bahan padatan atau cairan yang mengandung VOC. Efek
yang ditimbulkan terhadap kesehatan oleh VOC bisa akut atau kronik tergantung dari
jenis VOCyang teremisi. Konsentrasi VOC yang teremisi didalam ruangan jauh lebih tinggi
jika dibandingkan diluar ruangan karena terjadi akumulasi VOC didalam ruangan tersebut.
Efek kesehatan dari VOC diantaranya adalah iritasi pada mata,hidung dan tenggorokkan,sakit
kepala atau pusing,kehilangan koordinasi,mual,kerusakan hati,ginjal,dan sistem saraf pusat

Salah satu jenis VOC yang terdapat dalam


tinta whiteboard adalah xylene. Xylene ataudimetilbenzene ini merupakan hidrokarbon
aromatik yang secara luas digunakan dalam industri dan teknologi medis sebagai
pelarut. Xylene ini adalah zat yang menimbulkan bau khas pada spidol. Xylene dapat masuk
ke dalam tubuh manusia melalui beberapa jalur, seperti oral, inhalasi maupun dermal. Dari
hasil studi yang dikutip dari Toxicological Profile for Xylene, Agency for Toxic Substances
and Disease Registry, efek jangka pendek dari xylene bisa mengganggu pernapasan, pusing,
sakit kepala dan kehilangan memori jangka pendek. Sedangkan efek jangka panjang dapat
menyebabkan kerusakan otak permanen dan kerusakan hati, ginjal dan sistem saraf pusat.

Di lain sisi Indonesia merupakan negara agraris. Sebagai konsekuensi dari hal tersebut,
potensi produksi jerami di Indonesia sangat tinggi. Jerami merupakan limbah pertanian yang

selama ini menjadi masalah umum di daerah pedesaan. Jerami dapat diubah menjadi arang
jerami. Arang jerami ini memilki kandungan unsur karbon yang cukup banyak sehingga bisa
digunakan sebagai pewarna hitam alami pada tinta whiteboard. Sehingga arang jerami dapat
digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat tinta whiteboard yang lebih ramah
lingkungan.

1.
Alat

Alat dan bahan


: wajan, kompor, pisau, oven, ball mill, shift shaker, beaker glass, gelas ukur, pipet tetes,
pengaduk, spatula, mechanical mixer, neraca analitik, piknometer, neraca du Nuoy, chamber
+ bejana penggantung, thermometer, stopwatch, aluminium foil, paper clip, kertas saring

Bahan

: jerami kering, resin, alcohol, aquades, propilen glikol, tinta whiteboard.

1. Pembuatan tinta arang jerami


Jerami kering yang telah dipotong kecil-kecil disangrai hingga diperoleh arang jerami.
Arang jerami ini kemudian digiling dan diayak untuk memperkecil ukurannya. Setelah itu
arang jerami dicampur dikomposisikan dengan resin, alkohol, aquades, propilen glikol.
Campuran ini diaduk dengan alat mechanical mixer hingga homogen dan terbentuk suspensi
tinta. Tinta arang jerami dibuat dengan 5 komposisi yang berbeda. Dari kelima sampel tinta
nantinya akan ditentukan tinta mana yang memiliki komposisi yang paling tepat sehingga
kualitasnya paling baik.

Komposisi tinta arang jerami:


Sampel
tinta

Komposisi
Arang
jerami
(%)

Resin

Alcohol

Aquades

(%)

(%)

(%)

Propilen
glikol
(%)

Tinta 1

15

30

45

Tinta 2

20

30

40

Tinta 3

25

30

35

Tinta 4

30

30

30

Tinta 5

35

30

25

2. Karakterisasi tinta arang jerami

Karakterisasi tinta arang jerami meliputi:


1.

Uji viskositas dengan cara Hoppler untuk mengetahui tingkat kekentalan tinta arang jerami

2.

Uji tegangan muka dengan metode cincin du Nuoy untuk mengetahui kemampuan tinta
melekat pada whiteboard.

3.

Uji kromatografi kertas untuk mengetahui komposisi warna pada tinta arang jerami

4.

Uji kadar non volatile compound (NV) untuk mengetahui zat solid dan jumlah total zat yang
menguap

5.

Uji kadar Volatile Organic Compound (VOC) untuk mengetahui kadar zat organik yang
menguap

6.

Uji organoleptik untuk mengatahui tingkat penerimaan masyarakat terhadap tinta arang
jerami

Dalam karakterisasi tinta arang jerami ini yang digunakan sebagai standar adalah
tinta whiteboard biasa yang ada di pasaran. Hasil pengujian pada tinta arang jerami
dibandingkan dengan tinta whiteboard biasa. Jika sifat fisik tinta yang meliputi viskositas,
tegangan muka, dan Rf memiliki hasil yang mendekati tinta whiteboard biasa, berarti
kualitas tinta arang jerami mendekati kualitas dari tinta whiteboard biasa. Jika hasil
pengujian kadar Volatile Organic Compound (VOC) pada tinta arang jerami mendekati
kadar Volatile Organic Compound (VOC) pada tinta whiteboard biasa berarti tinta masih
mengandung cukup banyak senyawa kimia yang berbahaya dan kurang aman bagi
kesehatan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tinta arang jerami berwarna hitam pekat
dengan hasil pengujian karakteristik sebagai berikut

Tegangan
Variasi tinta

Viskositas

muka

Non-volatile

(Dy

compound (%)

Rf

Kadar VOC
(%)

ne/cm)
Tinta 1

0,882

10,91

24,9

0,84

18,625

Tinta 2

1,035

11,02

28,3

0,67

16,556

Tinta 3

1,181

11,48

35,1

0,65

14.9

Tinta 4

1,198

11,96

37,8

0,59

13.545

Tinta 5

1,405

12,38

43,2

0,21

12,417

Tintawhiteboard

1,117

8,23

32,8

0,94

66,095

Dari hasil pengujian, tinta yang memiliki kualitas yang paling baik untuk masingmasing pengujian berbeda-beda.
Untuk hasil pengujian viskositas, sampel tinta yang memiliki nilai viskositas yang
paling mendekati nilai viskositas dari tinta whiteboard adalah tinta 3 (= 1,181). Nilai
viskositas sangat mempengaruhi kualitas tinta. Tinta tidak boleh terlalu kental, karena akan
sulit mengalir saat digunakan. Tinta pun tidak boleh terlalu encer karena kepekatan warna
tinta yang dihasilkan akan berkurang
Untuk hasil pengujian tegangan muka, tinta .yang memiliki nilai tegangan muka yang
paling mendekati nilai tegangan muka dari tinta whiteboard adalah tinta 1 (=10,91
dyne/cm). Nilai tegangan muka ini sangat mempengaruhi kemampuan tinta melekat
pada whiteboard, apakah tinta dapat bersifat permanen atau tidak.
Untuk hasil pengujian kromatografi kertas, tinta .yang memiliki nilai Rf yang paling
mendekati nilai Rf dari tinta whiteboard adalah tinta 1 (Rf=0,81). Dari uji kromatografi
kertas ini dapat diketahui pula komposisi warna dari tinta arang jerami. Dari pengamatan,
tinta arang jerami hanya memilki 1 komponen warna yaitu hitam. Hal ini baik karena warna
tinta yang diharapkan yaitu hitam.
Untuk hasil uji kadar non volatile compound (NV), tinta .yang memiliki
kadar NV yang

paling

mendekati

kadar NV dari

tinta whiteboard adalah

tinta

(NV=35.1%). Kadar NV ini menunjukan kandungan zat solid dalam tinta. Kandungan zat
solid tinta tidak boleh terlalu banyak karena akan mengurangi kualitas tinta, tapi juga tidak
boleh terlalu sedikit karena jika kadar non volatile compound (NV) sedikit berarti
kadar Volatile Organic Compound (VOC)bertambah.
Untuk hasil uji kadar Volatile Organic Compound (VOC), tinta .yang memiliki
kadarVOC yang paling rendah adalah tinta 5 ( kadar VOC= 12,417%). Hasil ini sangat
baik karena dari hasil pengujian, kadar Volatile Organic Compound (VOC) pada
tinta whiteboard sangat tinggi yaitu 66,095 %. Secara keseluruhan, kadar Volatile Organic
Compound (VOC) dari tinta arang jerami jauh lebih rendah daripada kadar Volatile
Organic Compound (VOC) pada tinta whiteboard. Jika kadar Volatile Organic Compound
(VOC) randah maka kandungan zat berbahaya pada tinta berkurang dan tinta lebih aman
digunakan dan aman bagi kesehatan.

Dalam uji organoleptik, parameter yang diuji pada tinta meliputi aroma tinta, tingkat
kepekatan dan kekentalan tinta, warna tinta setelah dituliskan di whiteboard, kecepatan
kering tinta, daya hapus tinta, dan daya adhesi tinta dengan whiteboard. Untuk masingmasing sampel tinta telah diuji untuk seluruh parameter. Pengujian dalam organoleptik ini
menggunakan tinta spidol whiteboard sebagai pembanding kualitas. Dalam uji organoleptik
inipun dicari tinta mana yang paling disukai oleh responden. Uji organoleptik dilakukan
dengan instrumen berupa angket yang diberikan pada 10 orang responden. Data yang telah
didapatkan dianalisis denganmenggunakan analisis data deskriptif, yaitu menghitung skor
rata-rata dari setiap aspek yang dinilai dan mengubah skor rata-rata menjadi nilai kualitatif
sesuai dengan kriteria kategori penilaian. Berdasarkan uji organoleptik diperoleh hasil
bahwa tinta yang paling disukai adalah tinta 5, dengan nilai baik pada aspek aroma, aspek
warna, aspek daya hapus, dan aspek daya adhesi, serta nilai cukup pada aspek kekentalan,
kepekatan tinta dan aspek kecepatan kering.
Jadi secara keseluruhan tinta yang memiliki sifat fisik terbaik adalah tinta 3, yaitu
tinta dengan komposisi 25 % arang jerami, 5% resin, 30% alkohol, 35% aquades, dan 5%
propilen glikol. Sedangkan berdasarkan kadar Volatile Organic Compound (VOC) dan uji
organoleptik, tinta yang terbaik adalah tinta 5, yaitu tinta dengan komposisi 35 % arang
jerami, 5% resin, 30% alkohol, 25% aquades, dan 5% propilen glikol

Anda mungkin juga menyukai