Anda di halaman 1dari 25

Latar Belakang Perang Dunia 1

Perang Dunia 1 bermula di Eropa pada tahun 1914. Amerika


Serikat pada mulanya tidak ikut serta dalam perang Dunia 1, meski
merasa memiliki hak netral untuk tidak berpihak pada sisi manapun.
Meskipun demikian, kedua blok dalam perang tersebut yakni Triple
Entente (Blok Sekutu) dan Triple Aliansi (Blok AS) berusaha untuk
mempengaruhi Amerika Serikat supaya masuk dalam Bloknya. Pada
tanggal 4 Agustus 1914, ketika perang berkobar Presiden Wilson
mengumumkan netralitas Amerika Serikat dalam perang itu. Sebagai
Negara netral, Amerika Serikat mempunyai hak untuk bersikap yang
secara historis dan meyakinkan berada di bawah naungan hukum
internasional melalui kegiatan sebagai berikut :
1.

Amerika Serikat sebagai Negara netral dapat melakukan kegiatan


menjual barang-barang senjata dan peralatan mesin perang yang
lainnya dengan Negara yang sedang berperang. Sementara itu pihak
Negara yang sedang berperang dapat menekan perdagangan ini
dengan saling blockade untuk menghentikan iringan kapal yang
membawa barang-barang tersebut, namun blockade harus efektif
yakni dengan sejumlah kapal perang untuk patroli.

2.

Jika kapal dagang dari Negara netral atau musuh berlayar dan
tertangkap, maka boleh dimiliki dan diambil alih dalam keadaan
tertentu, namun tidak boleh ditenggelamkan sehingga membahayakan
keamanan awak dan penumpangnya dibawah hukum itu dan kebijakan
Amerika Serikat, hal ini menjadi tugas bagi Presiden Woodrow Wilson
dalam perdagangan sebagai Negara netral.

3.

Ia juga harus menghadapi keluhan tentang kekerasan terhadap


Negara netral dari Negara-negara yang berperang.
Pemicu Perang Dunia 1 terkait terbunuhnya seorang pewaris
tahta Austria-Hongaria yang bernama Pangeran Franz Ferdinand oleh
seorang mahasiswa Serbia bernama Gavrilo Princip pada 28 Juni 1914.
Meskipun dipicu pembunuhan ini namun ada latar belakang yang lebih

realistic mengenai sebab-sebab meletusnya Perang Dunia 1 yakni


terkait

dengan

terbentuknya

Aliansi

dan

counterbalances

yang

berkembang antara kekuasaan di Eropa selama abad ke-19, sejak


kekalahan

Napoleon

menyebabkan

Bonaparte

terjadinya

di

Waterloo

terangkatnya

tahun

1815

kekuasaan

yang

Napoleon

Bonaparte di Negara-negara Eropa yang pada gilirannya sebagai akibat


langsung adanya Revolusi Perancis (1789) yang menggulinggkan
Monarki Perancis.
2.2 Keadaan Ekonomi Amerika Serikat setelah perang Dunia 1
a) Krisis Ekonomi
Ekonomi Amerika Serikat Pascaperang kembali tidak normal,
akibatnya pekerja menjadi tidak puas dengan meningkatnya biaya
hidup, jam kerja menjadi panjang, dan manajemen yang tidak punya
rasa simpati. Tahun 1919, lebih dari 4 juta jiwa pekerja mengadakan
aksi mogok. Pada tahun 1920 telah diadakan pemilihan presiden yang
dimenangkan oleh Partai Republik Warren G.Harding. kemudian pada
waktu itu untuk menjaga kemakmuran yang ada dibuatlah kebijakan
pemerintah yang sangat konservatif. Hal ini diyakini bahwa akan dapat
membesarkan
membesarkan

usaha

swasta

usaha

yang

pada

swasta

akhirnya

dan

mampu

meningkatkan

kemakmuran. Ledakan ekonomi yang terjadi seusai Perang Dunia 1


berupa aliran keuangan yang hancur secara dramatis dan banyak
negara meninggalkan sistem gold standard untuk menggantinya
dengan sistem floating currencies.
Pada tahun 1920-an, setelah perang usai, terdapat usaha untuk
mengembalika sistem gold standards. Sistem ini mampu menciptakan
kondisi yang sangat menguntungkan bagi dunia industry di Amerika.
Sepanjang tahun 1920, usaha swasta menerima dorongan yang
substansial, termasuk pinjaman pembangunan, kontrak perantara yang
menguntungkan,

dan

tunjangan

langsung

lainnya.

Begitu

juga

kebijakan partai Republik di bidang pertanian mendapatkan kecaman

besar karena para petani hanya mendapatkan sedikit kemakmuran


bagi pertanian dan naiknya harga hasil pertanian. Hal ini disebabkan
adanya permintaan akan produk pertanian Amerika yang tak terduga
pada masa perang. Kemakmuran ini mendorong kuat para petani untuk
berproduksi.
Tetapi pada akhir 1920, permintaan masa perang yang
berhenti mendadak, harga hasil pokok pertanian merosot tajam,
hilangnya pasar luar negeri. Dengan begitu petani Amerika sulit
menjual produk mereka di tempat yang Amerika tidak melakukan
pembelian barang karena kebijakan tarif impornya sendiri. Perlahanlahan pintu pasar dunia tertutup. Ketika terjadi depresi hebat (1930an), harga hasil pertanian yang sudah lemah menjadi hancur.
Undang-undang pajak tahun 1922 dan 1930 menjadikan nilai
pajak masuk ke angka tertinggi. Yang kedua dari undang-undang
Smooth-Hawley tahun 1930, menetapkan pungutan yang tinggi
sehingga lebih dari 1000 pakar ekonomi meminta Presiden Herbert
Hoover memvetonya. Depresi ekonomi 1929 ini dipicu oleh jatuhnya
bursa saham NYSE pada bulan oktober 1929 akibat ledakan spekulatif
yang disebut Economic buble (gelembung Ekonomi). Kenaikan harga
saham mengakibatkan terjadinya penjualan saham secara besarbesaran yang menyebabkan pasar saham runtuh dan indeks harga
saham turun drastis. Instabilitas akibat depresi ini menghancurkan
kondisi

perekonomian

Amerikia

Serikat.

Bahkan

pengangguran

semakin meningkat akibat ketidakmampuan pasar menyerap tenaga


kerja dan daya beli masyarakat semakin menurun.
Keadaan Sosial Ekonomi Amerika Serikat PraKrisis 1929,
mengalami stagnansi dunia industri pada akhir tahun 1925, Kelebihan
produksi

di

industri

automobil

pada

tahun

1928.

Kemudiaan

peningkatan tingkat suku bunga dari 4,06% per tahun menjadi 7,6%
per tahun pada tahun 1927. Hal ini disebabkan besarnya angka
pembelian secara kredit yang tidak dibayarkan secara lancar dan juga

besarnya modal milik orang-orang Amerika yang diinvestasikan di luar


negeri.
Peningkatan pola konsumsi masyarakat tidak diiringi dengan
peningkatan pendapatan, sementara masyarakat semakin banyak
membeli barang-barang sekunder dengan sistem kredit. Akibatnya,
kelebihan produksi yang kemudian membuat banyak barang tidak laku
di pasaran. Hingga perekonomian Amerika Serikat pun memburuk dan
mencapai puncak pada saat jatuhnya nilai saham di Wallstreet pada
tahun 1929.
Pemerintah Amerika turut andil menjadi penyebab terjadinya
krisis ekonomi 1929. Salah satunya adalah kebijakan proteksionisme
(kebijakan melakukan perlindungan terhadap barang-barang produksi
dalam negeri). Dalam kebijakan tersebut diberlakukan pajak yang
sangat tinggi atas barang-barang import. Hal ini menimbulkan reaksi
dari negara-negara lain yang kemudian turut menaikkan pajak yang
tinggi atas barang-barang hasil produksi Amerika.
Pihak bank nasional berusaha keras mengatasi krisis tersebut.
Usaha yang dilakukan adalah dengan membeli saham-saham yang
dijual tersebut dengan menggunakan cadangan uang bank yang
merupakan dana masyarakat. Usaha tersebut tidak berjalan mulus
karena ternyata sebagian besar nasabah menarik dana mereka dari
bank sehingga bank pun tidak memiliki cadangan dana untuk
menanggulangi krisis yang telah membuat perekonomian Amerika
memburuk.
Tepatnya pada hari Kamis, 24 Oktober 1929, nilai saham di Wall
Street menurun drastis, yang mengakibatkan terjadinya krach de Wall
Street. Pada hari tersebut, nilai saham di Wall Street sedang dalam
keadaan yang tinggi sehingga banyak orang yang menjual sahamnya
secara bersamaan. Terjadi 13 juta aksi penjualan saham secara
bersamaan yang mengakibatkan jatuhnya harga saham.
Krisis

kelebihan

produksi

secara

umum.

Dalam

bidang

pertanian, krisis ini terlihat sebelum tahun 1929 dengan jatuhnya


harga sejak tahun 1925-1926 di semua negara. Di bidang industri,
krisis ini terjadi karena batas waktu pembayaran yang ditangguhkan
pada tahun 1929 dengan alasan:
1. Bertumpu pada metode yang beraneka ragam yang dilakukan untuk
menstimulasi konsumsi, terutama dengan penjualan kredit (Amerika
Serikat).
2. Kebutuhan-kebutuhan yang dipenuhi masih tetap penting (kasus
negara lain). Namun suatu hari penawaran dari Amerika melebihi
tingkat permintaan di wilayah Eropa padahal perekonomian Eropa
sedang hancur karena perang.
Dalam 18 bulan pertama 1929-1932, banyak bank kecil dan
menengah yang bangkrut, sedangkan bank berskala besar tidak
mengalami kebangkrutan. Politik moneter Amerika pada dasarnya
membuat pertahanan akan mata uangnya sangat kuat dengan
peredaran yang terbatas sehingga menghasilkan kestabilan harga,
jumlah ekspor, dan lancarnya pengurasan cadangan emas dunia oleh
AS. Pada tahun 1928, terjadi kekurangan kebutuhan atas mata uang
sehingga masyarakat beralih ke kredit yang segera melampaui batas
dan menimbulkan kejatuhan saham dan 40 % nilai saham hilang.
Bahkan setelah runtuhnya pasar saham, politikus dan pemimpin
industry terus mengeluarkan prediksi optimis bagi perekonomian
Negara. sampai tahun 1933 saham di Bursa Efek New York nilainya
kurang dari 1/5 yang pernah tercapai pada puncaknya di tahun 1929.
Akibatnya pabrik bangkrut bahkan tutup dan bank gagal berdiri
sehingga menimbulkan pengangguran.
Tahun 1930-an terjadi krisis keuangan yang memicu runtuhnya
sistem pinjaman dan gold standard. Selanjutnya , AS menggantikan
Inggris sebagai kreditor bagi perekonomian dunia, dan kala itu dolar AS
menjadi mata uang ternkuat dan terpercaya di dunia internasional.
Selanjutnya Penggunaan

teknologi

modern

dan

juga

dukungan

pemerintah yang kuat di sektor tersebut, dan tatanan sosial dan


ekonomi yang baik di masyarakat menjadi faktor pendukung kejayaan
Amerika Serikat.
Industri Amerika pun mengalami kemajuan yang pesat bahkan
44% produksi batu bara dunia dikuasai oleh Amerika Serikat. Dengan
kemapanan ekonominya Amerika Serikat mampu memberikan bantuan
ekonomi kepada Eropa untuk bangkit kembali dari keterpurukannya
pasca perang. Gaya hidup masyarakat yang menggemari sistem kredit,
menginvestasi uang mereka dengan membeli saham dan pola hidup
konsumtif pun menunjukkan kemakmuran negaranya.
Dapat
merupakan

dikatakan

suatu

Depresi

peristiwa

besar

atau

kemerosoton

Great

atau

Depression

depresi

ekonomi

terparah yang khususnya melanda Amerika, namun juga berpengaruh


pada negara-negara lain di berbagai penjuru dunia. Peristiwa ini terjadi
di tahun 1929 hingga awal 1940, yang mana disebabkan karena:
1.

Jatuhnya Bursa Saham (Stock Market Crash) di tahun 1929


Jatuhnya bursa saham pada bulan Oktober 1929 di
Amerika atau yang lebih sering disebut Black Tuesday disinyalir
sebagai

penyebab

utama

dari

Great

Depression.

Peristiwa

ini

menyebabkan hampir seluruh pemegang saham mengalami kerugian


yang ditaksir lebih dari empat milyar dolar Amerika. Pemerintah
Amerika berusaha mengatasi dampak dari jatuhnya bursa saham
dengan memaksa sebagian besar bank untuk tutup, akibatnya terjadi
kepanikan yangefeknya tidak hanya dialami oleh penduduk Amerika
melainkan sudah lintas negara. Kepanikanini membuat masyarakat
yang

khawatir

simpanan

mereka

di

bank

hilang

berbondong-

bondongmendatangi bank yang masih buka untuk dapat menarik uang


simpanan mereka. Hal ini secaracepat berimbas pada terjadinya
kebankrutan di sejumlah bank, dan terjadinya Great Depression diakhir
1930 tidak dapat terelakkan lagi.
2.

Kegagalan bank (bank failures)

Sepanjang tahun 1930 setelah terjadinya stock market


crash jumlah bank di Amerika danEropa yang lumpuh dan mengalami
kebangkrutan semakin bertambah hingga mencapai 9000 bank.
Pemerintah tidak lagi mampu memberikan jaminan terhadap simpanan
yang terisisa,akibatnya bank dalam keadaan uninsured dan tidak lagi
dapat memberikan pinjaman baginasabah. Keadaan ini semakin
memperburuk

situasi

karena

mayoritas

masyarakat

kehilanganuangnya, dan sehingga kesulitan ekonomi tidak hanya


dirasakan oleh negara melainkan sudah berdampak pada masyarakat
luas.
3.

Menurunnya daya beli masyarakat (Reduction in Purchasing)


Adanya stock market crash dan hilangnya simpanan
masyarakat di bank menyebabkan daya beli masyarakat menurun dan
bahkan masyarakat tidak mampu membeli barang. Inimenyebabkan
perusahaan harus berhenti melakukan produksi, dan akibatnya para
pekerja pundiberhentikan sehingga angka pengangguran ketika itu
naik hingga 25%. Ini menyebabkan roda perekonomian tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya, dan keadaan depresi ekonomi pun
semakin parah.
b) Masa Presiden Franklin
Franklin Delano Roosevelt adalah Presiden Amerika Serikat
yang ke-32 dan merupakan satu-satunya Presiden Amerika yang
terpilih empat kali dalam masa jabatan dari tahun 1933 hingga 1945.
Pada itu Amerika mengalami puncak masa depresi lebih dari 13 juta
rakyat Amerika tidak mempunyai pekerjaan, dan susunan perbankan
tidak beraturan. Franklin D. Roosevelt memberikan harapan kepada
rakyat Amerika dan berjanji akan mengambil tindakan tegas dan cepat.
Salah satu pernyataannya yang terkenal pada amanat pelantikannya
kepada bangsa Amerika adalah kebijakan New Deal yaitu Satusatunya yang kita perlu takutkan hanyalah rasa takut itu sendiri.
Dalam pergertian lain New Deal merupakan perkenalan jenis

reformasi sosial dan ekonomi yang sudah kenal lama di Eropa lebih
dari satu generasi dan lebih jauh lagi New Deal mewakili puncak
kecenderungan

jangka

panjang

untuk

meninggalkan

kapitalisme

laissez-faire (perekonomian tanpa campur tangan pemerintah) dan


menginginkan
nasional

yang

peraturan

reformasi

diperkenalkan

pada

dari
era

Negara

bagian

progresif

maupun

pemerintahan

Theodore Roosevelt dan Woodrow Wilson (1880).


Dalam pelaksanaannya New Deal adalah cepatnya peraturanperaturan itu dibuat. Sebelumnya, peraturan yang dibuat dapat
memakan waktu sampai beberapa generasi, banyak perubahan aturan
dibuat terburu-buru dan pelaksaaannya lemah akibatnya beberapa
peraturan

malah

saling

bertentangan.

Sehingga

kepercayaan

masyarakat terhadap pemerintah terputus atau terhenti, namun


setelah diterapkan program New Deal mulai membangkitkan kembali
kepercayaan dan minat masyarakat Amerika terhadap pemerintah.
Dalam seratus hari pertama pemerintahan FDR mengusulkan rencana
besar-besaran untuk:
1.

Menghidupkan kembali kegiatan perusahaan dan pertanian. Dengan


cara mendirikan lembaga-lembaga baru di pemerintahaan yang
menyediakan fasilitas kredit ringan untuk industri dan pertanian.

2.

Memberi bantuan kepada para penganggur dan kepada mereka


yang terancam akan kehilangan ladang dan tempat tinggalnya.
(lapangan pekerjaan untuk para pengangguran).

3.

Memperbaiki sistem perbankan dan kredit. Dengan langkah bankbank ditutup terlebih dahulu dan dibuka kembali apabila telah
membayar utang. Pemerintah mengunakan kebijakan inflasi mata uang
yang moderat untuk mengawali gerakan peningkatan harga komoditas
dan untuk membayar cicilan kepada para debitur.
Pasca pemerintahan Roosevelt masa seratus hari pertama
memegang jabatan, ia telah menunjukkan diri sebagai pemimpin
negara yang cakap. Ia memperoleh dukungan rakyat yang unik dalam

sejarah Amerika dalam melancarkan sebuah program percobaan yang


bertujuan mencapai apa yang disebut sebagi sistem yang bersifat lebih
sosial dan lebih demokratis.
Program itu dikenal dengan nama "New Deal. Pada 1936 di
tahun pemilihan Presiden, revolusi damai dalam bidang ekonomi dan
sosial

yang

dilancarkan

oleh

Presiden

Roosevelt

telah

berhasil

membawa perbaikan dan pembangunan kembali sebagian Amerika.


Oleh karena itu ia dipilih kembali sebagai Presiden Amerika dengan
jumlah suara yang besar.
Selama jabatannya yang kedua, dari 1937 sampai 1940
Presiden

Roosevelt

menghadapi

banyak

kesukaran.

Ia

berbeda

pendapat dengan Mahkamah Agung Amerika, perekonomian Amerika


menderita kemunduran dan pada September 1939, perang pecah di
Eropa dengan penyerbuan Jerman ke Polandia. Melalui perundangundangan, Presiden Roosevelt berusaha untuk menghindarkan Amerika
dari peperangan, tetapi di samping itu ia juga memperkuat negaranegara yang terancam atau diserang. Ketika Jepang menyerang Pearl
Harbor di Hawaii pada tanggal 8 Desember 1941, Presiden Roosevelt
memimpin pengerahan tenaga rakyat serta sumber-sumber yang ada
untuk menjalankan perang total. Sebelum Amerika Serikat, Churchill
telah menyusun sebuah Deklarasi delapan pasal yang terkenal dengan
nama Piagam Atlantik. Program ini dapat dikatakan sebagai program
perdamaian antara lain:
1.

Hak rakyat untuk menentukan nasib sendiri.

2.

Jaminan perdamaian serta bebas dari kemelaratan dan ketakutan.


Dua di antara empat kebebasan yang dicantumkan Presiden Roosevelt
dalam amanat tahunannya kepada Kongres pada Januari 1941
Kemudian adanya bentuk kebebasan itu antara lain :

Kebebasan untuk menyatakan pendapat.

Kebebasan untuk beragama.

Kebebasan dari kemelaratan

Kebebasan dari ketakutan.


Karena merasa bahwa perdamaian dunia di masa datang akan
tergantung pada hubungan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet,
Presiden Roosevelt banyak mencurahkan pikirannya untuk mendirikan
Perserikatan Bangsa-Bangsa, di mana kesulitan
http://sarohpreman.blogspot.com/2012/05/latar-belakang-perangdunia-1.html

Perang Dunia I (juga dinamakan Perang Dunia Pertama, dan nama


dalam bahasa Inggris lainnya: Great War, War of the Nations, dan War
to End All Wars (Perang untuk Mengakhiri Semua Perang) adalah
sebuah konflik dunia yang berlangsung dari tahun 1914 hingga tahun
1918. Perang ini dimulai setelah Pangeran Ferdinand dari Austria
dibunuh anggota kelompok teroris Serbia, Gavrilo Principe di daerah
Sarajevo
Tidak pernah terjadi sebelumnya konflik sebesar ini, baik dari jumlah
tentara yang dikerahkan dan dilibatkan, maupun jumlah korbannya.
Senjata kimia digunakan untuk pertama kalinya, pemboman massal
warga sipil dari udara dilakukan, dan banyak dari pembunuhan massal
berskala besar pertama abad ini berlangsung saat perang ini. Empat
dinasti, Habsburg, Romanov, Ottoman dan Hohenzollern, yang
mempunyai akar kekuasaan hingga zaman Perang Salib, seluruhnya
jatuh setelah perang.
Perang Dunia I menandai berakhirnya monarki absolutisme di Eropa. Ia
juga menjadi pemicu Revolusi Rusia, yang akan menginspirasi revolusi
lainnya di negara lainnya seperti Tiongkok dan Kuba, dan akan menjadi
basis bagi Perang Dingin antara Uni Soviet dan AS. Kekalahan Jerman

dalam perang ini dan kegagalan untuk menyelesaikan masalahmasalah yang masih menggantung yang telah menjadi sebab
terjadinya Perang Dunia I akan menjadi dasar kebangkitan Nazi, dan
menjadi sebab pecahnya Perang Dunia II pada 1939. Ia juga menjadi
dasar bagi peperangan bentuk baru yang sangat bergantung kepada
teknologi, dan akan melibatkan non-militer dalam perang seperti yang
belum pernah terjadi sebelumnya.
LATAR BELAKANG
1. Pembunuhan Pangeran Austria Franz Ferdinand oleh kelompok
teroris Serbia, Gavrilo Principe di Sarajevo, Bosnia. Principe
menganggap bahwa latihan perang tentara Austria di Bosnia adalah
pelecehan terhadap Serbia. Bosnia sendiri adalah negara sengketa
antara Austria dan Serbia.
Kemudian Austria memberi ultimatum Serbia jika Principe tidak
diserahkan (ke Austria) dalam waktu satu bulan, maka Austria akan
menyerang Serbia
Serbia yang melindungi warga negaranya, tidak mau menyerahkan
Principe. Serbia berani menentang Austria karena Rusia berjanji akan
membantu Serbia jika Serbia diserang Austria.
Maka pada tanggal 28 Juli 1914 Austria menyerang Serbia.
2. Persaingan merebut daerah sumber bahan baku, penanaman modal,
dan daerah pemasaran.
3. Munculnya persekutuan / Blok persaingan politik antar negaranegara Eropa : Triple Alliance : Jerman, Austria, Italia, Triple Entente :
Inggris, Perancis, Uni Soviet

Di Eropa abad ke-19, penjajahan tersebar luas. Kekuatan bangsa Eropa


seperti Inggris dan Prancis telah membangun kekuasaan penjajahan di
keempat penjuru dunia. Jerman, yang telah membangun kesatuan
politiknya lebih lama daripada negara-negara lain, bekerja keras untuk
menjadi pelopor dalam perlombaan ini.
Pada awal abad ke-20, hubungan yang didasarkan pada kepentingan
telah membagi Eropa menjadi dua kutub yang berlawanan. Inggris,
Prancis, dan Rusia berada di satu pihak, dan Jerman beserta Kekaisaran
Austria-Hungaria yang diperintah oleh keluarga Hapsburg asal Jerman
berada di pihak lainnya.
Ketegangan antara kedua kelompok ini semakin hari semakin
meningkat, hingga akhirnya suatu pembunuhan pada tahun 1914
menjadi pemicu perang. Pangeran Franz Ferdinand, pewaris tahta
Kekaisaran Austria-Hungaria, dibunuh oleh kaum nasionalis Serbia
yang berusaha menekan pengaruh kekaisaran tersebut di daerah
Balkan.
Dalam kurun waktu yang amat singkat, hasutan setelah peristiwa ini
menyeret seluruh benua Eropa ke dalam kancah peperangan. Pertama,
Austria-Hungaria menyatakan perang kepada Serbia. Rusia, sekutu
abadi bangsa Serbia kemudian menyatakan perang terhadap AustriaHungaria.
Lalu satu demi satu, Jerman, Inggris, dan Prancis, memasuki
peperangan. Sumbu sudah dinyalakan.
Bahkan sebelum perang dimulai, Dewan Jenderal Jerman telah
membuat rencana dan memutuskan untuk menguasai Prancis melalui
serangan mendadak. Untuk mencapai tujuan ini, orang-orang Jerman
memasuki Belgia dan kemudian melintasi perbatasan memasuki

Prancis. Menanggapi dengan cepat, pasukan Prancis menghentikan


pasukan Jerman di tepi Sungai Marne dan memulai suatu serangan
balik.
SITUASI PERANG DI PARIT PERLINDUNGAN

Perang Dunia menjadi terkenal dengan peperangan parit


perindungannya, di mana sejumlah besar tentara dibatasi geraknya di
parit-parit perlindungan dan hanya bisa bergerak sedikit karena
pertahanan yang ketat. Ini terjadi khususnya terhadap Front Barat.
Lebih dari 9 juta jiwa meninggal di medan perang, dan hampir
sebanyak itu juga jumlah warga sipil yang meninggal akibat
kekurangan makanan, kelaparan, pembunuhan massal, dan terlibat
secara tak sengaja dalam suatu pertempuran, terjebak diantara
peperangan.
Perang parit menjadi strategi utama Perang Dunia Pertama. Selama
beberapa tahun berikutnya, bisa dikatakan, para serdadu hidup dalam
parit-parit ini. Kehidupan di sana benar-benar sulit. Para prajurit hidup
dalam ancaman terus-menerus dibom, dan mereka tak henti-hentinya
menghadapi ketakutan dan ketegangan yang luar biasa. Mayat mereka
yang telah tewas terpaksa dibiarkan di tempat-tempat ini, dan para
serdadu harus tidur di samping mayat-mayat tersebut. Bila turun
hujan, parit-parit itupun dibanjiri lumpur yang membatasi gerak
mereka.

Lebih dari 20 juta serdadu yang bertempur di Perang Dunia I


mengalami keadaan yang mengerikan di dalam parit-parit ini, dan
sebagian besar meninggal di sana. Dalam beberapa minggu setelah
dimulai oleh serangan Jerman pada tahun 1914, garis barat perang ini
sebenarnya terpaku di jalan buntu. Para serdadu yang bersembunyi di
parit-parit ini terjebak dalam jarak yang hanya beberapa ratus meter
jauhnya satu sama lain. Setiap serangan yang dilancarkan sebagai
upaya mengakhiri kebuntuan ini malah menelan korban jiwa yang lebih
banyak.
STRATEGI JERMAN

Di awal tahun 1916, Jerman mengembangkan rencana baru untuk


mendobrak garis barat. Rencana mereka adalah secara mendadak
menyerang kota Verdun, yang dianggap sebagai kebanggaan orang
Prancis. Tujuan penyerangan ini bukanlah memenangkan perang,
melainkan menimbulkan kerugian yang besar di pihak tentara Prancis
sehingga melemahkan perlawanan mereka. Kepala staf Jerman

Falkenhayn memperkirakan bahwa setiap satu serdadu Jerman saja


dapat membunuh tiga orang serdadu Prancis.
Serangan dimulai pada tanggal 21 Febuari. Para pemimpin Jerman
memerintahkan serdadunya untuk keluar dari parit mereka, namun
tiap serdadu yang melakukannya justru telah tewas atau sekarat
dalam sekitar tiga menit. Meskipun penyerangan berlangsung tanpa
henti selama berbulan-bulan, Jerman gagal menduduki Verdun.
Secara keseluruhan, kedua pihak kehilangan sekitar satu juta serdadu.
Dan dengan pengorbanan itu, garis depan hanya berhasil maju sekitar
12 kilometer. Satu juta orang mati demi selusin kilometer.
BALASAN INGGRIS

Inggris membalas serangan Jerman di Verdun dengan Pertempuran


Somme. Pabrik-pabrik di Inggris membuat ratusan ribu selongsong
meriam.
Rencana Jendral Douglas Haig mendorong Pasukan Inggris untuk
menghujani dengan pengeboman terus-menerus selama seminggu
penuh, yang diikuti dengan serangan infanteri. Dia yakin mereka akan
maju sejauh 14 kilometer di hari pertama saja dan kemudian
menghancurkan semua garis pertahanan Jerman dalam satu minggu.
Serangan dimulai pada tanggal 1 Juni. Pasukan meriam Inggris
menggempur pertahanan Jerman selama seminggu tanpa henti. Di
akhir minggu tersebut, para perwira Inggris memerintahkan
serdadunya memanjat keluar dari parit. Namun, selama pengeboman

tersebut para serdadu Jerman berlindung dengan rapat di kedalaman


parit persembunyian mereka sehingga tidak terlumpuhkan dan
menggagalkan rencana Inggris. Begitu serdadu Inggris bergerak
melintasi garis depan, serdadu Jerman muncul menyerang mereka
dengan senapan mesinnya. Sejumlah total 20.000 serdadu Inggris
tewas dalam beberapa jam pertama perang tersebut. Di dalam
kegelapan malam itu, daerah di antara dua garis pertempuran penuh
dengan puluhan ribu mayat dan juga serdadu yang terluka, yang
mencoba merangkak mundur.
Pertempuran Somme tidak berlangsung dua minggu seperti yang
direncanakan Jendral Haig, melainkan lima bulan. Bulan-bulan ini tidak
lebih daripada pembantaian. Para jendral bertubi-tubi mengirimkan
gelombang demi gelombang serdadu mereka menuju kematian yang
telah pasti. Di akhir pertempuran, kedua belah pihak secara
keseluruhan telah kehilangan 900.000 prajuritnya. Dan untuk ini, garis
depan bergeser hanya 11 kilometer. Para serdadu ini dikorbankan demi
11 kilometer saja.
JUMLAH KORBAN

* Belgia: 13.700
* Kekaisaran Britania: 908.000
o Australia: 60.000
o Kanada: 55.000
o India: 25.000
o Selandia Baru: 16.000

o Afrika Selatan: 7.000


o Inggris: 715.000
* Perancis: 1.354.000
* Yunani: 5.000
* Italia: 650.000
* Jepang: 300
* Rumania: 336.000
* Rusia: 1.700.000
* Serbia: 450.000
* AS: 50.600
Kekuatan As ( Axis Powers ): 3.382.500
* Austria-Hungaria: 1.200.000
* Bulgaria: 87.500
* Jerman: 1.770.000
* Kerajaan Ottoman: 325.000
Warga sipil: 6.493.000
* Austria: 300.000
* Belgia: 30.000
* Inggris: 31.000
* Bulgaria: 275.000
* Perancis: 40.000
* Jerman: 760.000
* Yunani: 132.000
* Rumania: 275.000
* Rusia: 3.000.000
* Serbia: 650.000
* Kerajaan Ottoman: 1.000.000

Kedua belah pihak melakukan lebih banyak serangan lagi selama


Perang Dunia I, dan setiap serangan ini menjadi pembantaian diri
sendiri. Di kota Ipres di Belgia saja, berlangsung tiga pertempuran.
Setengah juta serdadu tewas di pertempuran ketiga saja. Setiap
serangan berakibat sama: Ribuan nyawa melayang hanya untuk maju
beberapa kilometer.
Peperangan yang mengerikan ini, yang tidak punya alasan kuat,
menelan nyawa orang tak bersalah yang tak terhitung banyaknya.
Banyak orang kehilangan saudaranya atau harus meninggalkan
rumahnya.

AKHIR PEPERANGAN
Kekalahan Jerman di Front Barat mengakibatkan kehidupan rakyat
semakin bertambah susah. Keadaan Jerman seperti ini menimbulkan

gerakan dari kaum komunis (spartacis) yang hendak menggulingkan


pemerintahan. Jerman menghadapi serangan dua kali yaitu dari pihak
sekutu dan pemberontakan dari kaum komunis. Karena serangan itu
Jerman terpaksa menyerah pada tahun 1918. Hitler menamakan
gerakan spartacis itu sebagai tusukan pisau dari belakang punggung
Jerman, yang menyebabkan Kaisar Wilhelm II turun takhta dan
pemerintahan dipegang oleh Elbert (beraliran sosialis). Akhirnya,
Jerman dijadikan republik dan selanjutnya menyerah kepada pihak
sekutu.
Sementara itu di Austria timbul pemberontakan-pemberontakan yang
dilakukan oleh kaum komunis dan kaum Slavia, yang mengakibatkan
Kaisar Karl (pengganti Kaisar Frans Joseph II) terpaksa turun takhta
tahun 1918 sehingga Austria-Hongaria menjadi republik.
Setelah Perang Dunia I berakhir, baik negara-negara yang menang
perang maupun yang kalah perang sibuk mengadakan perjanjianperjanjian damai seperti : Perjanjian Versailles, Perjanjian St.Germain,
Perjanjian Neuilly, Perjanjian Trianon, dan Perjanjian Sevres.

Pada tahun 1918, Perang Dunia I akhirnya berakhir, setelah empat


tahun serangan tanpa guna di tangan tentara Jerman, Prancis, dan
Inggris. Namun perdamaian ini, yang dinyatakan pada jam 11 pagi,
hari kesebelas dari bulan kesebelas, tidak membawa kebahagiaan
untuk siapa pun. Ratusan ribu serdadu menjadi cacat. Sebagian
lainnya terbukti tidak mampu mengatasi dampak kejiwaan karena

perang setelah tinggal di dalam parit yang penuh dengan lumpur,


kotoran, dan mayat. Bentuk trauma yang dikenal sebagai shell shock
atau kejutan bom sangat umum di antara para veteran perang, dan
hal ini menyebabkan penderitanya mengalami serangan ketakutan dan
goncangan yang berat. Rasa takut akan dibom, yang mereka alami
setiap hari selama empat tahun berturut-turut, telah terukir di benak
mereka. Ada beberapa penderita yang merasa harus segera
bersembunyi hanya karena kata bom disebutkan. Beberapa veteran
bahkan merasa ngeri setiap kali mereka melihat seragam. Puluhan ribu
serdadu juga kehilangan satu atau lebih anggota badannya dalam
perang ini. Serdadu ini adalah tentara yang mata, dagu, atau
hidungnya menjadi cacat selama pengeboman, sehingga topeng
khusus diciptakan di Eropa untuk menyembunyikan wajah mereka
yang cacat.

Sumber: website dibalik perang dunia, wikipedia


http://nabilmufti.wordpress.com/2010/02/23/sejarah-perang-dunia-i/
http://www.ukm.my/ijwas/images/koleksi_jurnal_pdf/vol3_n2_2011a/8_P
erang_Dunia_Pertama.pdf - ksn thdp islm

LATAR BELAKANG PERANG DUNIA 1


JUNI 29, 2014 BY BAGUSKURNIAWAN8

1. LATAR BELAKANG PERANG DUNIA I


A. Sebab Umum Perang Dunia I
a. Persaingan Antar Negara-negara Eropa
Persaingan antara negara-negara Eropa untuk memperebutkan daerah
jajahan. Sejak perkembangan industri di Eropa, terutama pada
pertengahan abad ke-19, maka negara-negara Eropa berlomba-lomba
memajukan industrinya masing-masing, antara lain Inggris, jerman,
Perancis, Italia, Belanda dan Belgia. Dalam memajukan perkembangan
industrinya, maka negara-negara tersebut berusaha untuk mencari
daerah yang banyak penduduknya sebagai tempat penjualan
produksinya. Juga agar produksinya tetap terjamin, maka diperlukan
bahan baku yang tersedia terus menerus. Karena keinginan mencari
sumber bahan baku dan juga mencari daerah pemasaranproduksi
industrinya, maka negara-negara industri tersebut berusaha
menduduki dan menguasai daerah-daerah bangsa lain di luar negeri.
Hal ini menyebabkan berkembangnya penjajahan di dunia. Sasaran
penjajahan itu, adalah di benua Asia dan Afrika.
Bangsa Inggris di Asia Tenggara, berhasil menguasai Birma dan
Malaysia, sedangkan Perancis menguasai Indo Cina dan Belanda di
Indonesia. Inggris yang telah menguasai Afrika Selatan, juga enguasai
daerah Mesir yang makin penting artinya sesudah Terusan Suez dibuka
pada tahun 1869. Pada waktu Mesir diperintah oleh Khadif Ismail, yang
dikenal sebagai pemboros, maka Inggris berusaha mempengaruhinya.
Khadif Ismail diberi pinjaman oleh Inggris sejumlah uang yang cukup
banyak, sehingga tak mampu lagi mengembalikannya. Akibatnya
seluruh saham Terusan Suez, terpaksa berpindah tangan kepada
Inggris. Dengan alasan menjaga keamanan di Terusan Suez, maka
terusan yang sangat penting ini diduduki oleh tentara Inggris pada
tahun 1875. Kerajaan Mesir pada tahun 1882, jatuh juga dibawah
pengaryh Inggris. Bangsa Inggris hendak menghubungkan jajahannya
di Afrika Selatan dengan kekuasaannya di Mesir. Ekspedisi penaklukan

ini dikenal dengan rencana Cesil Rhodes. Ekspedisi ini menduduki


Sudan dan sampai ke Rhodesia. Perancis juga berhasil meluaskan
jajahannya di Afrika Barat, sehingga menguasai Maroko Tunisia dan
daerah seitar Gurun Sahara. Jerman menguasai Afrika Barat Daya,
sedang Italia menguasai Tripoli di afrika Utara. (Abdul Hamid, 1981:
178-179)
b. Persekutuan-persekutuan Militer
Karena beberapa negara merasa takut akan ancaman dari negara lain
yang merupakan saingannya, maka timbulah usaha mencari kawan.
Usaha mencari kawan ini, menyebabkan timbulnya persekutuanpersekutuan militer yang bertujuan agar bersama-sama mengahadapi
ancaman, atau serangan dari luar.
Pada tahun 1907 Inggris, Rusia dan Perancis, sama-sama membentuk
persekutuan militer tiga negara yang disebut Triple Etente.
Persekutuan tiga negara ini, dibentuk untuk menghadapi ancaman dari
persekutuan militer tiga negara lain yang telah lebih dulu terbentuk
yaitu Triple Alliance pada tahun 1882, antara Negara Jerman, Austria
dan Italia. (Abdul Hamid, 1981: 180)
c. Perlombaan Persenjataan
Kecurigaan dan ketakutan akan adanya serangan dari luar,
menyebabkan masing-masing negara yang bersaing saling
memperkuat persenjataannya. Perlombaan persenjataan yang tidak
terbatas ini juga makin memperuncing keadaan. Persekutuanpersekutuan militer makin memperkuat diri dengan memajukan
persenjataannya.(Abdul Hamid, 1981: 181)
B. Sebab Khusus Perang Dunia I
a. Persaingan antara Austria dan Rusia merebut Balkan
Sejak menjelang akhir abad ke- 19, bangsa Turki yang merupakan

penguasa wilayah Balkan, telah makin mundurv. Merosotnya


kekuasaan Turki di Balkan, menyebabkan bangsa-bangsa di Balkan
bangkit untuk membebaskan diri dari kekuasaan Turki. Bangsa Yunani
di bawah pimpinan Alexander Ispilanti, mengangkat senjata demi
kemerdekaan bangsanya, dan berakhir dengann berdirinya negara
Yunani yang merdeka pada tahun 1829. Bangsa Serbia, ingin
mendirikan negara Serbia Raya, yang terdiri dari gabungan bangsabangsa Slavia di Balkan. Kerajaan Austria, yang dekat dengan Balkan
ingin menggantikan kedudukan Turki di Balkan. Hal ini menyebabkan
timbulnya pertentangan antara negara Austria dengan negara-negara
Balkan, terutama Serbia yang ingin membentuk negara Serbia Raya.
Negara Rusia juga ingin menguasai Balkan agar memiliki daerah di
perairan laut Tengah. Hal ini menyebabkan timbulnya pertentangan
antara Rusia dengan Austria, juga dengan Turki. Jadi persoalanpersoalan di Balkan menjelang Perang Dunia I ialah:
1) Turki makin merosot kekuasaannya sehingga tak mampu lagi
mempertahankan jajahannya di Balkan.
2) Negara Austria yang berbatasan dengan daerah Balkan ingin
menggantikan kekuasaan Turki di Balkan.
3) Rusia yang ingin mendapatkan pelabuhan di Tepi Laut Tengah, juga
ingin menguasai Balkan.
4) Bekas daerah jajahan Turki di Balkan \, ingin mendirikan negara
besar di Balkan di bawah pimpinan bangsa Serbia, yang tak disetujui
oleh sebagian negara Balkan.
Pertentangan-pertentangan yang timbul di daerah Balkan ini
merupakan penyebab langsung pecahnya Perang Dunia I. (Abdul
Hamid, 1981: 179-180)
b. Terbunuhnya Franz Ferdinand
Archduke Franz Ferdinand adalah pewaris tahta kerajaan AustriaHongaria. Bersama isterinya, ia ditembak oleh Gavrilo Princip, seorang

anggota kelompok teroris Serbia. (Matroji, 2004:173). Pembunuhan


Pangeran Austria Franz Ferdinand oleh kelompok teroris Serbia, Gavrilo
Principe di Sarajevo, Bosnia. Principe menganggap bahwa latihan
perang tentara Austria di Bosnia adalah pelecehan terhadap Serbia.
Bosnia sendiri adalah negara sengketa antara Austria dan Serbia.
( http://nabilmufti.wordpress.com/2010/02/23/sejarah-perang-dunia-i/)
Peristiwa yang terjadi pada tanggal 28 Juni 1914 itu menjadi alasan
bagi Austria-Hongaria untu menghancurkan Serbia..
Pada 23 Juli 1914, Menteri Luar Negeri Austria Leopold von Berchtold
mengeluarkan ultimatum yang berisi sebagai berikut:
Pemerintah Serbia harus menindas semua gerakan anti-Austria di
Serbia dan memecat pejabat-pejabat yang bersalah.
Para pejabat Austria diizinkan untuk membantu gerakan penindasan
kaum pemberontak dan menjatuhkan hukuman kepada mereka yang
terlibat dalam pembunuhan putra mahkota Austria.
Jawaban ultimatum tersebut ditunggu dalam waktu 48 jam. Pemerintah
Serbia akan memenuhi sebagian besar tuntuan Austria, tetapi diikuti
dengan tindakan mobilisasi menghadapi perang. Pemerintah Austria
menganggap jawaban ultimatum tersebut tidak memuaskan sehingga
mengumumkan perang terhadap Serbia pada tanggal 28 Juli 1914.
(http://histoer.50webs.com/article%205.html)
Sebetulnya Serbia dapat menerima sejumlah tuntutan dan
menawarkan konferensi internasional untuk membicarakan tuntutan
lainnya. Namun, Austria-Hongaria menolak tuntutan itu. Sebulan
setelah Franz Ferdinand terbunuh, Austria-Hongaria menyatakan
perang kepada Serbia. Perang Dunia I pun dimulai.(Matroji, 2004: 174).
Daftar Pustaka
- Matroji.2004.Sejarah untuk SMA kelas VIII.Jakarta:Erlangga
- Abdul Hamid, dkk.1981.Sejarah Umum untuk SMA
IPS.Jakarta:Depdikbud
- http://nabilmufti.wordpress.com/2010/02/23/sejarah-perang-dunia-i/ d

iakses pada 28 September 2013 pada 20:05


- http://histoer.50webs.com/article%205.html diakses pada 28
September pukul 20:50
http://baguskurniawan8.wordpress.com/2014/06/29/latar-belakangperang-dunia-1/

Anda mungkin juga menyukai