Anda di halaman 1dari 13

SINTESIS SENYAWA ORGANOLOGAM FLUSILAZOL

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas
pada Mata Kuliah Sintesis Anorganik Semester Lima
yang Diampu oleh Pardoyo, M.Si
Kelompok 5:
Aulia Desi Arini

(24030112140117)

Digna Renny Panduwati

(24030112140120)

Muhammad Fuad Al Khafiz

(24030112130121)

Via Ramadini Riyanto

(24030112140119)

Kelas: B
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul
Sintesis Senyawa Organologam Flusilazol. Kemudian shalawat beserta salam kita
sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup
yakni Al-quran dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Sintesis Anorganik di Jurusan Kimia
Universitas Diponegoro. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Pardoyo,
M.Si selaku dosen pembimbing mata kuliah Sintesis Anorganik dan kepada segenap pihak yang
telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan makalah
ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, November 2014

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................

ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................

1.3 Tujuan.......................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Flusilazol ..................................................................................................................

2.2 Metode Kopling .......................................................................................................

2.3 Sintesis Organologam Flusilazol .............................................................................

2.4 Karakteristik Flusilazol ........................

2.5 Aplikasi Organologam Flusilazol

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................

10

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini aktivitas mensintesis berbagai material anorganik dengan berbagai sifat
dan kegunaan banyak dilakukan para ilmuwan. Pemilihan metode yang tepat dalam
mensintesis suatu bahan sangat diperlukan. Pemilihan metode sintesis/ preparasi dapat
dilakukan atas dasar komposisi dan bentuk zat padat, cair, maupun gas, serta energi yang
diperlukan dalam pembuatannya.
Salah satu metode yang digunakan adalah metode kopling atau reaksi kopling. Metode
kopling adalah reaksi umum pada kimia organik yang merujuk pada sekelompok reaksi
kimia organologam dimana dua radikal hidrokarbon digandengkan (kopling) dengan bantuan
katalis yang mengandung logam. Salah satu contoh dalam metode kopling adalah
penggandengan Hiyama, yaitu reaksi penggandengan (kopling) antara reagen A dengan
reagen B dengan katalis logam yang secara umum dapat ditulis dengan mekanisme R-SiR3
(sp2) dengan R-X (sp3/sp2) dengan katalis logam Pd pada kondisi basa.
Salah satu senyawa yang dapat disintesis dengan metode kopling adalah flusilazol.
Flusilazol adalah senyawa organologam yang mengandung logam silika. Flusilazol
merupakan senyawa kimia pestisida. Hal ini digunakan sebagai pestisida untuk membantu
petani dalam membasmi hama seperti hama buah, hama daun, maupun hama batang pada
tumbuhan budidaya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan organologam ?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan metode kopling?
1.2.3 Bagaimana cara mensintesis flusilazol ?
1.2.4 Seperti apa karakterisasi dari flusilazol ?
1.2.5 Bagaimana aplikasi dari fluzilazol?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui cara sintesis dan karakterisasi flusilazol.
1.3.2 Untuk mengetahui aplikasi flusilazol.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Flusilazol

Flusilazol (DPX-H6573) adalah fungisida organosilicon ditemukan oleh DuPont, yang


digunakan untuk mengendalikan infeksi jamur pada berbagai tanaman buah dan sayuran.
Hal ini cukup beracun untuk hewan dan telah terbukti menghasilkan cacat lahir dan
embryotoxicity pada dosis tinggi.
Flusilazol merupakan salah satu senyawa yang berguna sebagai senyawa pestisida
jenis fungisida sistematik. Flusilazol sebagai fungisida dapat didistribusikan oleh curah
hujan, dan tahan untuk mencuci. fase uap kegiatan flusilazol memberikan kontribusi untuk
itu efektivitas.
(Tsuji, 2004)
2.2 Metode Kopling
Reaksi penggandengan, reaksi kopling, ataupun Penggandengan (kopling) oksidatif
merupakan istilah dalam kimia organik yang merujuk pada sekelompok reaksi kimia
organologam di mana dua radikal hidrokarbon digandengkan (kopling) dengan bantuan
katalis yang mengandung logam. Banyak reaksi penggandengan melibatkan senyawa
turunan fenol.
Logam yang digunakan dalam reaksi kimia jenis ini adalah paladium, sering
digunakan dalam bentuk tetrakis(trifenilfosfina) paladium. Senyawa ini sensitif terhadap
udara dan merupakan senyawa yang sangat baik untuk menggandengkan senyawa halogen
takjenuh menggunakan senyawa organologam seperti tributiltimah hidrida.
Macam-macam metode kopling antara lain ;

reaksi
Reaksi Wurt
penggandengan Glaser
reaksi Ullmann
reaksi gombergBachmann
penggandengan cadiotchodkeiwicz
penggandengan castrostephens
penggandengan kumanda

tah
un
185
5
186
9
190
1
192
4
195
7
196
3
197
2

reaktan A

alkalyn
e
R-Cu
R-MgBr

reaktan
B

homo/sil
ang

kata
lis

R-X

sp3

Homo

Na

R-X

Sp

Homo

Cu

R-X
RN2
X

sp2

Homo

Cu

sp2

Homo

sp

R-X

Sp

silang

Sp
sp

R-X

sp2

Silang

R-X

sp

Silang

catat
an

Basa
Cu
Pd,
Ni

Basa

reaksi buchwald-hartwig

197
2
197
3
197
7
197
7
197
9
198
8
199
4

penggandengan
fukuyama

199 RCO(Se
8 t)

reaksi heck
penggandengan
sonoghasira
penggandengan negishi
penggandengan silang
stille
reaksi suzuki
penggandengan hiyama

sp
alkena

R-X

alkuna

Sp
sp

R-X

R-Zn-X

R-X

sp
R-SnR3
RB(OR)3

R-X

sp
2

R-X

sp
R-SiR3
R2NRSnR3

R-X

sp

R-X
RZnI

sp
2

sp2
sp3,
sp2
sp3,
sp2
Sp3,
sp2
Sp3,
sp2
Sp3,
sp2

Silang

Silang

Pd
Pd/C
u
Pd,
Ni

Silang

Pd

Silang

Pd

Silang

Pd

sp2

Silang

Pd

Sp3

Silang

Pd

Silang

Basa
Basa

amina

(Tacke, et. al, 1989)


2.3 Sintesis Organologam Flusilazol
2.3.1 Alat dan Bahan
2.3.1.1 Alat
a. alat gelas standar
b. labu schlenk
c. katup sintesis organik
d. spestrometri NMR
2.3.1.2 Bahan
a. metil (klorometil silene)
b. 4-flouroiodobenzena
c. diisopropil etil amin
d. gas argon
e. dimetilformamida
f. diklorometan
g. etil asetat
h. garam natrium-1,2,4-triazol
i. paladium-ditersierbutil fosfin murni
j. pelat TLC silika
2.3.2 Metode Preparasi
0,05 mmol katalis Pd, 2 mmol 4flouroiodobenzena, 1 mmol
metil (klorometil silene)

Labu Schlenk

Pengaliran gas argon


(+) 1,5 mmol diisipropil etil amin
(+) 1ml pelarut tetrahidrofuran
Pengadukan menggunakan magnetik stirer 5 hari
Pada suhu ruang
Pemurnian dengan ekstraksi 10 ml air dan 20 ml
diklorometana
KLT fasa diam silika dengan yang dielusi dengan
Pelarut etil asetat

Senyawa 1

Pemasukan 100 ml senyawa 1 hasil sintesis pada


Labu schlenk
Pengvakuman dan dialiri gas argon
(+) 1,5 mmol garam Na-1,2,4 tiazol
(+) 3ml pelarut dimetilformamida
Pemanasan pada 1000C selama 3 jam
Pemurnian dengan ekstraksi 10 ml air dan 20 ml
diklorometana
KLT fasa diam silika dengan yang dielusi dengan
Pelarut etil asetat

Hasil (senyawa 2)

2.3.3 Mekanisme Alat


Te

tempat

kondensor, dan
Te

masuknya reagen-

masuknya gas inert

reagen pereaksi

(gas argon)

Te

reagen, katalis,

pelarut, maupun produk

2.3.4 Mekanisme Reaksi

(Pestunovich,, et. al, 2007)


2.4 Karakteristik Flusilazol
Hasil dari sintesis organologam flusilazol dari metil (klorometil silene), 4flouroiodobenzena, Na- 1,2,4 triazol dengan katalis paladium-ditersierbutil fosfin. Karakter
dari Alumunium (III) iodide memiliki sifat fisik dan sifat kimia, antara lain :
Sifat Fisik :

Densitas 1.31 g/cm3


Massa Molar 315,39 g/mol
Titik lebur 52-530C
Titik didih 3930C
Tekanan Uap 3.9 x 10-8 Pa (250C)
pKa 2,5 (250C)

Sifat Kimia :

Bersifat Beracun
Larut dalam air, etil asetat, silena

Karakterisasi dengan NMR :


a. Senyawa 1
1. Pengukuran spektra 1H NMR
Pengukuran spektra 1H NMR dilakukan dengan NMR Burker 500 MHz
dengan pelarut CDCl3. Pergeseran kimia yang muncul yakni 7,50-7,54 ppm (m,
4H), 7,07-7,11 ppm (m, 4H), 3,20 ppm (s, 2H), 0,69 ppm (s, 3H). Pergeseran
kimia pada 7,50-7,54 ppm dan 7,07-7,11 ppm menunjukkan proton dari cincin
aromatik dengan jumlah keseluruhan delapan proton. Pergeseran kimia pada 3,20
ppm dengan dua proton menunjukkan proton dari metilen (-CH2) dan pergeseran
kimia pada 0,69 ppm dengan tiga proton menunjukkan proton dari metil (CH3)
yang terikat pada inti silika ( Iggo, 2004).

2. Pengukuran spektra 13C NMR


Dari spektrum 13C NMR yang terlihat bahwa adanya enam puncak
karbon yakni 164,4 ppm (Cq, d, J = 249,9 Hz), 136,7 ppm (CH, d, J = 7,6 Hz),
129,4 ppm (Cq, d, J = 3,7 Hz), 115,4 ppm (CH, d, J = 19,9 Hz), 28,7 ppm (CH2),
dan -5,3 ppm (CH3). Keenam puncak kabron diatas sesuai dengan struktur
senyawa (1) dimana cincin aromatik mempunyai empat puncak ekivalen, gugus
metil dengan satu puncak dan metilen dengan satu puncak ( Solomons, et. al,
2008).

b. Senyawa 2 (Flusilazol)
1. Pengukuran spektra 1H NMR
Senyawa 2 yang berwujud cairan bening hasil pemisahan melalui
kromatografi diukur dengan 1H NMR menggunakan CDCl3 sebagai solven. Pada
spektrum 1H NMR senyawa (2) pada gambar 3 terlihat bahwa proton-proton
berkopling dan menghasilkan enam pergeseran kimia yakni 7.97 (brs, 1H), 7.89
(brs, 1H), 7.48 (dd, 4H, J = 8.1, 6.3 Hz), 7.08 (t, 4H, J = 8.9 Hz), 4.26 (s, 2H),
0.69 (s, 3H). Secara keseluruhan jumlah proton yang terukur melalui integrasi
sebanyak 15 buah dan hal ini bersesuaian dengan jumlah proton yang ada sesuai
dengan struktur senyawa 2.

2. Pengukuran spektra 13C NMR


Spektra 13C NMR terlihat ada 8 pergeseran kimia pada 164.3 (d, J = 260.6
Hz, Cq), 152.1 (CH), 144.0 (CH), 136.6 (d, J = 7.7 Hz, CH), 128.8 (d, J = 3.7 Hz,
Cq), 115.6 (d, J = 198.8 Hz, CH), 39.9 (CH2), dan -4.5 (CH3). Puncak-puncak
tersebut secara identik menggambarkan struktur senyawa 2 seperti yang tersaji pada
skema 2 dan dari data NMR baik 1H maupun 13C NMR terindikasi bahwa senyawa
hasil sintesis memiliki kemurnian yang tinggi.

2.5 Aplikasi Flusilazol


2.5.1 Sebagai senyawa pestisida jenis fungisida sisematik terhadap hama buah, daun,
maupun batang pada budidaya buah-buahan.
2.5.2 Penghambat pertumbuhan jamur patogenik pada budidaya sayur sayuran.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Sintesis organologam flusilazol dari metil (klorometil silene), 4-flouroiodobenzena,
Na- 1,2,4 triazol dengan katalis paladium-ditersierbutil fosfin memalui metode
kopling.
3.1.2 Senyawa organologam flusilazol berfasa cair bening.
3.1.3 Analisis senyawa organologam flusilazol dapat dilakukan dengan analisis karakterisasi
sifat-sifat fisik (titik leleh, titik didih, kelarutan, berat molekul) maupun sifat kimia
(spektrometri mass).

DAFTAR PUSTAKA
Eby. G. N, 2004, Principles of Environmental Geochemistry, Thomson Brooks / Cole, USA
Hassan. J, Svignon. M, Gozzi. C, Schulz. E, Lemaire. M, 2002, Chem. Rev. : 2002
Iggo. J. A, 2004, NMR: Spectroscopy in Inorganic Chemistry, Oxford University Press, London
Pestunovich. V. M, Kirpichenko. S. V, Lazareva. N. F, Albanov. A. I, Voronkov. M. G, 2007, J.
Organomet. Chem, 692 : 2160
Salomons. T. W. G, Fryhle. C. B, 2008, Organic Chemistry, 9th ed., John Wiley and Sons. Inc,
USA
Tacke, R., Becker, B., and Schomburg, D., 1989, Appl. Organomet. Chem, 3 : 133
Tsuji. J., 2004, Palladium Reagents and C. Atalysis, Wiley, NewYork

Anda mungkin juga menyukai