Anda di halaman 1dari 185

Sword Art Online Jilid 7 Mothers Roasrio

KONTEN

Illustrasi Novel
Prolog
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Catatan Penerjemah dan Referensi
Catatan Pengarang

Illustrasi Novel

Cover Depan

Cover Belakang

Prolog
Asuna, pernakah kau mendengar tentang <<Zekken>>?
Mendengar suara Lizbet, Asuna menghentikan ketikannya dan melihat ke atas.
Tanda nomor urut pemain? Kau ingin membuat perlombaan olahraga ya?[1]
Bu-bukan. Lizbet menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Ia menegak sedikit air dari
cangkir yang beruap di meja lalu melanjutkan perkataannya.
Zekken itu dari kanji, bukan katakana. Ditulis dengan kanji zetsu() dari zettai (pasti) ()
ken() dari pedang, Pedang Absolut."
Pedang... Absoulut. Apakah itu sebuah equipment langka atau semacamnya?
Bukan, bukan. Itu adalah nama seseorang. Nama julukan, atau bisa juga disebut alias. Tidak ada
yang tahu nama asli orang tersebut. Dan dia sangat kuat. Kami tidak tahu siapa yang memulai
memanggilnya dengan nama itu, tetapi akhirnya orang ini dikenal dengan nama Pedang Absolut,
pedang absolut yang tak dapat hancur, pedang tanpa tanding. Sepertinya itu arti julukannya.
Sangat kuat. Hal itu begitu menarik perhatian Asuna ketika ia mendengarnya.
Asuna sangat percaya diri dengan kemampuan berpedangnya. Sebagai pemain Alfheim Online,
dia memilih ras Undine yang berfokus pada sihir suportif dan penyembuh, tetapi karakternya
yang berdarah panas kadang-kadang keluar dalam pertempuran dan dia tidak segan-segan
menghunuskan rapier-nya dan maju menyerang kumpulan musuh. Karena itulah dia
mendapatkan julukan yang tidak begitu elegan, Berserk Healer, penyembuh gila.
Dirinya secara aktif mengikuti turnamen bulanan dan telah terbiasa dengan pertarungan tiga
dimensi di ALO. Kemampuannya bahkan seimbang dengan pemain kuat lainnya seperti Jendral
Salamander Eugene, dan Lord of Sylph, Sakuya. Adalah sesuatu yang tidak mungkin baginya
untuk tidak memerdulikan kemunculan pemain baru yang kuat.
Setelah selesai menyimpan file laporan biologinya yang telah selesai, Asuna menutup keyboard
virtualnya, mengambil cangkir di sampingnya dan mengetuknya dengan jari untuk memenuhinya
dengan teh panas. Ia tenggelam dalam kursi kayu yang tumbuh begitu saja dari lantai papan dan
mengambil posisi yang membuatnya bisa mendengar dengan serius.
Pedang Absolut ya. Hem. Bagaimana rupa orang tersebut?
Biarkan aku berpikir sebentar.....

Bab 1
Lantai 22 Aincrad baru seluruhnya tertutupi oleh salju.
Saat ini awal Januari di dunia luar, meskipun musim dingin, suhu di Tokyo hampir tidak pernah
turun di bawah nol karena pemanasan global beberapa tahun terakhir ini.
Namun, tak peduli hal itu baik atau tidak itu untuk menunjukkan etos kerja perusahaan, Alfheim
terus bergerak di bawah suhu dingin yang ekstrim. Suhu di area utara Pohon Dunia sering turun
sampai 10, 20 derajat di bawah nol. Jika kamu tidak mempersiapkan peralatan penahan dingin
atau mantel, kamu bahkan tidak akan ingin terbang. Saat ini, Aincrad berada di atas wilayah
Gnome, di ujung utara dunia. Suhu di setiap lantai begitu dingin hingga kamu bisa melihat kristal
es seharian.
Tapi meskipun suhu begitu dingin hingga sungai akan membeku seutuhnya, suhu dingin tidak
bisa masuk ke dalam rumah, yang terlindungi oleh dinding kayu tebal dan perapian.
8 bulan yang laluPada Mei 2025, Alfheim online mengalami update terbesar sampai
sekarang"Kastil Terapung Aincrad".
ALO awalnya dioperasikan dari sistem duplikasi permainan kematian Sword Art Online. Oleh
karena itu, servernya memiliki salinan lengkap dari Aincrad, tahap di mana SAO ditetapkan. Di
masa lalu, ALO dijalankan oleh Recto Progress. Namun, ketika sebuah perusahaan baru
membeli software dan hardwarenya, mereka bukan hanya tidak menghapus Aincrad dan data
karakter mantan pemain SAO, tetapi mereka juga berani mengusulkan agar semua itu ada di
dalam ALO.
Tentu saja, mereka juga berusaha melawan penurunan playerbase karena eksperimen manusia
yang dilakukan oleh Recto Progress dengan menggunakan upgrade berdampak. Tapi itu pasti
bukan satu-satunya alasan. Para pencipta dari perusahaan baru adalah semua pemain veteran
MMO yang sudah bermain sejak 2D dan tidak tahan akan penghapusan kastil terapung yang
sangat rumit untuk dirancang tersebutItulah yang Asuna dengar dari Agil yang memiliki
hubungan dengan seseorang dari perusahaan.
Dengan kebangkitan Aincrad, Asuna menetapkan tujuan kecil di hatinya dan mulai bermain
sebagai penyembuh Undine dan pengguna Rapier. Tujuannya jelas: Untuk menyimpan cukup
Col, tidak, Yurudo, mencapai lantai 22 sebelum orang lain, dan membeli rumah kayu kecil jauh
di dalam hutan konifer[2]. Di waktu yang lalu di kastil terapung yang lain, selama 2 minggu
pendek di tempat yang tepat itu, ia membentuk sebuah keluarga dan melewati hari yang manis,
bahagia, dan damai.
Update Mei lalu membuka 10 lantai pertama. September membuka lantai 11 hingga 20.
Kemudian, pada malam Natal24 Desember malam, pintu menuju lantai 21 dibuka. Asuna,

dengan Kirito, Klein, Agil, Lisbeth, Silica dan Lyfa, membentuk sebuah kelompok beranggota 7
orang, dan bergegas naik ke lantai berikutnya segera setelah panggilan merayakan pembukaan
berakhir.
Lantai 22 adalah lantai yang jarang penduduknya dan tidak memiliki apapun kecuali hutan, dan
ada banyak tempat tinggal di jalan utama desa, sehingga ada kemungkinan tidak akan ada
pesaing yang mengincar rumah yang sama. Meski begitu, mereka bergegas seperti badai yang
melalui padang gurun lantai 21 dan menantang Bos yang muncul di akhir dungeon. Klein
kemudian membuktikan bahwa Asuna, meski telah menghabiskan setengah dari poin
kemampuannya pada dukungan, lebih mengesankan saat ia berjuang di depan kelompok 50 pria
daripada ketika ia adalah wakil pemimpin dari Knights of Blood.
Setelah menendang bos lantai 21 yang ia kalahkan seorng diri, ia bergegas ke rumah kayu dan
mengklik tombol OK untuk mengkonfirmasi transaksi, Asuna hanya bisa menangis dalam
kebahagiaan. Malam itu, setelah pesta berakhir dan semua teman-teman mereka pergi, sambil
minum bersulang dengan Kirito dan Yui, yang telah kembali dari bentuk gadisnya, dia menangis
lagi. Insiden ini dirahasiakan dari teman-teman mereka.
Asuna sendiri tidak benar-benar yakin mengapa ia begitu bersikeras menuju tempat ini. Bersama
dengan cowok yang benar-benar ia cintai untuk pertama kalinya, meskipun itu di dunia virtual,
tapi setelah melewati kesulitan, ini adalah tempat di mana mereka akhirnya menetap dan
menghabiskan sejenak kebahagiaan. Kedengarannya sederhana, tapi Asuna merasa tidak hanya
seperti itu.
Rumah itu mungkin, bagi Asuna yang sering tidak bisa menemukan tempat untuk kembali di
dunia nyata, adalah tempat di mana dia bisa merasa berada di rumah. Sebuah tempat yang
kecil dan hangat di mana sepasang burung bisa mengistirahatkan sayap mereka, meringkuk dan
tidur. Sebuah tempat bagi jiwanya untuk kembali.
Lebih penting lagi, setelah semua kerja keras, rumah kayu itu telah menjadi tempat di mana
sahabat mereka bisa berkumpul bersama. Mereka jarang menerima tamu. Asuna mengabdikan
diri sepenuhnya untuk mendesain interior rumah kecil itu, menarik semua orang dari permukaan.
Bukan hanya sahabatnya dari SAO, teman baru dari ALO juga sering berkunjung untuk
memakan masakan buatan tangan Asuna. Sesekali, karena timing yang buruk, mereka makan
dengan penuh ketegangan saat raja Sylph Sakuya dan Jenderal Salamander Eugene datang.
Hari iniTanggal 6 Januari 2026, beberapa wajah familiar telah berkumpul di sekeliling meja
yang tumbuh dari rumah.
Di sebelah kanan Asuna penjinak hewan Silica, yang memiliki telinga segitiga unik Cait Siths.
Dia sedang menatap PR matematikanya pada monitor hologram dan mengeluh. Demikian pula,
di sebelah kirinya, penyihir swordswoman Sylph Lyfa sedang cemberut pada esai bahasa
Inggrisnya.

Di seberangnya, pandai besi Leprechaun Lisbeth duduk dengan kaki disilang dan meminum
raspberry liqueur sambil tenggelam dalam novel yang dijual di dalam game.
Di dunia nyata saat ini baru jam 4pm, tapi waktu di Alfheim berbeda. Di luar, langit hampir
sepenuhnya hitam yang menangkap pantulan cahaya dari salju yang jatuh. Jelas bahwa di luar itu
dingin walaupun kamu tidak bisa mendengar suara angin, tapi perapian di dalam rumah menyala.
Selain itu, aroma hangat datang dari panci besar, di mana sup sedang mendidih.
Seperti teman-temannya, Asuna menempatkan tangannya pada keyboard virtual, melihat situs
dalam jendela browser yang melayang di sekelilingnya, dan menyelesaikan laporannya.
Meskipun ibunya tidak menyetujui ia melakukan hal-hal yang bisa dilakukan di dunia nyata di
dunia VR, bekerja di sini lebih efisien dalam jangka panjang. Mata dan tangannya tidak akan
lelah dan sejumlah situs informatif yang tidak muat ke dalam layar UXGA kamarnya, saat ini
melayang di tempat yang mudah dilihat.
Asuna pernah berbicara pada ibunya dan membiarkannya mencoba menggunakan program
FullDive yang dikhususkan untuk mengedit teks, tapi dia log off hanya dalam beberapa menit
mengatakan bahwa dia pusing dan mengabaikan hal itu sejak saat itu.
Memang ada orang-orang yang mengalami pusing di dunia virtual, namun Asuna yang hidup
di dunia virtual selama 2 tahun tidak bisa dengan mudah membayangkan bagaimana rasanya hal
itu. Jari-jarinya bergerak cepat tanpa sedikitpun kesalahan dan esainya secara bertahap sampai ke
bagian kesimpulan
Pada saat itu, tiba-tiba sesuatu bersandar di bahu kanannya.
Asuna menengok dan melihat kepala dengan rambut pendek hitam Silica bersandar di bahunya,
telinga segitiganya berkedut saat ia tidur dengan ekspresi senang di wajahnya.
Asuna hanya bisa tertawa, dan dengan pelan mengusap telinga Silica dengan tangan kirinya.
"Hei, Silica. Akan jadi masalah kalau kamu tidak bisa tidur malam ini karena kamu tidur
sekarang."
"Mm ... Nya ..."
"Hanya ada 3 hari tersisa dari Liburan Musim Dingin. Kamu harus bekerja keras pada tugasmu."
Akhirnya dia dengan pelan menjewer telinga Silica dan dia bangun, terkejut. Dia mengerjap
beberapa kali dengan ekspresi bingung, menggelengkan kepalanya dan menatap wajah Asuna.
"U. .. uu ... capeknya."

Gumam Silica, yang membuka mulut bergigi putih kecilnya putih dan menguap. Semua pemain
Cait Sith yang Asuna tahu mengantuk ketika mereka berada di rumah ini, membuatnya bertanyatanya apakah itu karena karakteristik ras.
Asuna melihat monitor hologram di depan Silica dan berkata.
"Bukankah halaman ini hampir selesai. Mengapa tidak terus dikerjakan dan menyelesaikannya?"
"Fu ... Fuah ..."
"Bukankah ruangan ini terlalu hangat? Haruskah kita menurunkan suhunya sedikit?"
Mendengar itu, Lisbeth tersenyum dan menjawab.
"Tidak, bukan itu, aku pikir ini karena itu."
"Itu ...?"
Asuna menoleh ke belakang, melihat Lyfa menunjuk sesuatu di dinding Timur sebelah perapian.
"Ah ... Jadi itu ..."
Melihat ke sana, Asuna mengangguk penuh pengertian.
Di depan perapian merah yang menyala, ada kursi goyang besar yang diukir dari kayu.
Duduk dengan tenang di atas kursi, seorang Spriggan dengan kulit hitam bercahaya dan
rambut hitam pendek tertidur. Rambut yang acak-acakan sebelumnya sekarang terjatuh turun,
tapi wajah tajam dan sedikit nakalnya sama seperti sebelumnya. Tak perlu dikatakan, itu adalah
Kirito.
Di atas perutnya, naga kecil berbulu biru terang, nyaman tertidur dengan tubuh meringkuk dan
kepalanya terkubur di dalam ekor berbulunya. Naga itu, Pina, adalah partner Silica selama
SAO.
Seorang pixie yang bahkan lebih kecil dengan wajah polos tertidur menggunakan bulu lembut
Pina sebagai tempat tidur. Gadis dengan rambut panjang, lurus, mengkilap, hitam dan
mengenakan gaun berwarna pink adalah Pixie Navigasi Kirito, yang juga 'putri' Asuna dan
Kirito, sang AI Yui, yang dibuat dari server lama SAO.
Ditumpuk seperti kue tiga lapis, Kirito, Pina, dan Yui dengan bahagia tidur di kursi goyang,
memancarkan semacam efek hipnotis ajaib. Bahkan Asuna merasa mengantuk setelah melihat itu
hanya beberapa detik.
Kirito benar-benar bisa tidur cukup banyak. Ini hampir seperti dia mendapatkan kembali waktu
yang ia habiskan selama SAO ketika ia mengorbankan tidurnya untuk membersihkan dungeon.

Di rumah ini, saat mata Asuna meninggalkannya, ia duduk di kursi goyang favoritnya dan segera
tertidur.
Selain itu, Asuna tidak tahu hal apapun yang lebih menghipnotis selain wajah Kirito saat ia
sedang tertidur di kursi.
Kembali selama di SAO, apakah itu di rumah kayu atau di lantai dua toko Agil, setiap kali Kirito
menggoyangkan kursi, Asuna hampir selalu duduk di sana dan tidur bersama dengannya. Yang
bisa dikatakan, Asuna secara pribadi telah berpengalaman dan dapat memahami mengapa Silica
dan Lyfa tergoda untuk tidur.
Anehnya, Pina, yang pergerakannya didasarkan pada algoritma sederhana, akan terbang dari
bahu Silica, meringkuk dan tidur di atas Kirito setiap kali ia datang ke Kirito yang tertidur.
Hal ini telah menimbulkan semacam keraguan apakah Kirito yang tertidur memancarkan
semacam Parameter Mengantuk. Bahkan, Asuna, yang menulis esai dengan kecepatan penuh
beberapa saat yang lalu, secara sadar mulai melesu ...
"Hei Asuna-san, jangan tertidur juga! Ah, Liz-san juga!"
Diguncang oleh Silica, Asuna mengangkat kepalanya.
Pada saat yang sama, Lisbeth, yang berada di sisi lain meja, dengan gemetar terbangun,
mengedip dan tersenyum dengan malu. Dia menyapu rambut logam merah mudanya, yang unik
untuk leprechaun, dan dengan enggan menjelaskan.
"Mengapa aku merasa mengantuk ketika aku melihat itu ... Mungkinkah sihir ilusi Spriggans ini
terlalu ampuh?"
"Haha, bagaimana mungkin. Aku akan menyeduh teh untuk mengusir kantuk. Meskipun aku
mengatakan itu, aku benar-benar merasa malas."
Asuna berdiri dan mengambil 4 cangkir dari lemari di belakangnya. Itu adalah mug ajaib yang
bisa menuangkan 99 jenis teh dengan sekali tekan yang mereka dapatkan dari quest baru-baru
ini.
Menempatkan cangkir dan pie buah di atas meja, mereka berempat, termasuk Silica yang
berjuang melepaskan diri dari rasa kantuknya, segera meminum cairan hangat dan harum
tersebut.
"Omong-omong."
Pada saat itu, Lisbeth memikirkan sesuatu dan berkata.
"Asuna, apakah kamu pernah mendengar tentang Pedang Absolut?"

"Ada rumor sejak sekitar awal tahun ... Dimulai sekitar seminggu yang lalu ..."
Mengatakan itu, Lisbeth mengangguk pada Asuna seakan mengkonfirmasi sesuatu.
"Benar, kalau Asuna jelas tidak tahu. Kamu sudah berada di Kyoto sejak akhir tahun."
"Benarkah, jangan membuatku berpikir tentang hal yang kubenci di sini."
Melihat Asuna cemberut, Lisbeth tertawa terbahak-bahak.
"Sayangnya, memang tidak mudah berasal dari keluarga terhormat."
"Ini benar-benar tidak mudah. Kamu harus duduk dan menyapa orang memakai kimono
sepanjang hari, dan walaupun kamu ingin "Full Dive" di malam hari, tempatnya masih tidak
terhubung ke wireless LAN sampai hari ini. Meskipun aku membawa AmuSphereku, akhirnya
hanya sia-sia saja."
Dia mendesah panjang dan menghabiskan teh.
Sejak akhir tahun lalu, Asuna setengah dipaksa untuk pergi dengan keluarganya ke rumah kepala
keluarga Yuuki, dengan kata lain rumah tua ayahnya. Dia juga harus menyampaikan rasa terima
kasih kepada kerabatnya yang khawatir selama dua tahun dia 'di rumah sakit', jadi dia tidak bisa
bilang bahwa dia membencinya.
Ketika dia masih kecil, Asuna menganggap menghabiskan awal tahun dengan keluarga utama
adalah alami, dan merasa senang karena dia bisa bertemu sepupu yang usianya sama dengannya.
Tapi, mungkin sekitar waktu ia mulai memasuki SMP, Asuna secara bertahap mulai merasa
dibatasi oleh adat ini.
Keluarga utama Yuuki, tanpa melebih-lebihkan, telah mengelola bank sebagai bisnis keluarga di
Kyoto sejak 200 tahun yang lalu, dengan gigih bertahan dari reformasi dan perang, dan generasi
saat ini telah membuka cabang di Kansai. Ayahnya Yuuki Shouzou mampu mengembangkan
RECTO, sebuah perusahaan manufaktur elektronik umum, dalam satu generasi berkat bantuan
keuangan keluarga utama. Melihat silsilah keluarga, presiden dan birokrat dari keluarganya ada
dimana-mana.
Seolah alami, sepupu dan saudara Asuna juga siswa terbaik di sekolah yang baik. Ketika
semua anak duduk berdampingan saat jamuan makan, orang tua mereka berbicara tentang topik
bagaimana anak-anak mereka menerima pujian dalam kompetisi tertentu atau seberapa tinggi
peringkat mereka dalam ujian nasional. Sesaat tampil bagus di permukaan, mereka hanya
bertengkar tanpa akhir dalam kenyataan. Asuna secara bertahap menyadari rasa dengki di

lingkungan sekitarnya, terlihat seperti tujuan menyelenggarakan fungsi itu setiap tahun adalah
untuk memeringkat semua anak.
Pada bulan November 2022, selama musim dingin tahun ketiga SMP, Asuna terjebak di SAO,
sampai Januari 2025, ketika ia dibebaskan oleh Kirito. Itu sebabnya ini adalah ucapan tahun baru
pertamanya dalam 4 tahun terakhir. Di rumah kepala keluarga bergaya Kyoto, Asuna
mengenakan kimono berlengan panjang dan berulang kali disambut oleh banyak kerabatnya
dimulai dari kakek-neneknya. Pada akhirnya, dia merasa seperti telah menjadi NPC resepsi.
Meski begitu, bertemu dengan sepupu setelah tidak melihat mereka untuk waktu yang lama
seharusnya menjadi acara yang menyenangkan, meskipun mereka senang bahwa Asuna telah
kembali seolah-olah itu adalah masalah mereka sendiri, Asuna melihat sesuatu yang dia benci di
mata mereka.
Semua sepupunya mengasihani Asuna. Mereka merasa simpatik, sedih karena Asuna keluar
secara prematur dari kompetisi yang telah berlangsung sejak mereka lahir. Bukan berarti bahwa
ia berpikir terlalu banyak. Asuna bisa dengan mudah mengethuinya, setelah membaca ekspresi
orang sejak ia masih muda.
Tentu saja, Asuna saat ini memiliki kepribadian yang sama sekali berbeda dari waktu itu. Di
dunia itu, ada seorang cowok yang entah kenapa dapat merubah diri Asuna. Oleh karena itu, rasa
kasihan dari sepupu, paman dan bibinya hanya sedikit melukai hati Asuna. Di atas semua itu, dia
adalah seorang swordswoman, seseorang yang berjuang menggunakan kekuatannya sendiri.
Keyakinan itu selalu mendukung hati Asuna, dan tidak berubah mekipun dunia itu telah hilang.
Tapi sepupunya, yang menganggap VRMMO itu racun, tidak bisa memahami nilai itu. Hal yang
sama terjadi pada ibunya yang selalu terlihat sedikit sedih ketika ia bersama keluarga utama.
Obsesi untuk pergi ke universitas yang bagus dan menemukan pekerjaan yang bagus sudah tidak
ada lagi. Asuna benar-benar menyukai sekolahnya saat ini, dan dalam setahun dia perlahan-lahan
bisa menemukan apa yang ingin dia lakukan. Tentu saja, membentuk sebuah keluarga dengan
seorang cowok yang sedikit lebih muda darinya di dunia nyata adalah tujuan terakhirnya.
Asuna memikirkan itu di satu sisi, dan terus menjawab pertanyaan berbagai kerabatnya
dengan senyum di sisi lain. Hal yang paling menyebalkan adalah saat ia sendirian di sebuah
ruangan dengan sepupu yang dua tahun lebih tua darinya pada malam terakhir di Kyoto.
Sebagai seorang pria yang tugas satu-satunya adalah membantu bank keluarga utama, ia
berbicara dengan penuh semangat tentang bagaimana profesionalnya dia, bagaimana ia telah
memutuskan posisi yang akan ia masuki dalam bisnis dan bagaimana akan terkenalnya dia.
Awalnya Asuna hanya memasang senyum kagum, tapi secara mencurigakan semua orang pergi
dan meninggalkan mereka berdua saja, menyebabkannya bertanya-tanya apakah orang dewasa
punya niat meragukan dirinya ...

"Hei Asuna, apa kamu mendengar?"


Ditendang oleh Lisbeth di bawah meja, Asuna kembali ke dirinya sendiri.
"Ah, maaf. Aku teringat sesuatu yang kubenci."
"Apa itu? Pertemuan untuk menikah di Kyoto?"
"..."
"... Mengapa kamu diam saja ... Mungkinkah ..."
"Tidak, tidak. Bukan apa-apa!"
Asuna cepat menggelengkan kepalanya, mengetuk sisi mugnya yang sekarang kosong dan
meneguk teh ungu yang aneh. Dia mendongak dan dengan paksa mengalihkan pembicaraan.
"Sangat kuat ... Lalu apakah orang itu PK?"
"Um, Pedang Absolut itu pemain PvP. Sedikit ke utara dari jalan utama lantai 24, bukankah ada
turis yang menarik pulau dengan pohon besar? Di bawah pohon itu pada jam 3pm setiap hari,
Pedang Absolut melawan setiap pemain yang menginginkan sebuah tantangan."
"Oh ~ Jadi Pedang Absolut tipe orang yang telah berpartisipasi dalam kompetisi?"
"Tidak, tampaknya wajahnya benar-benar baru. Namun tingkat skill Pedang Absolut tampaknya
agak tinggi, jadi ada kemungkinan bahwa Pedang Absolut ditransfer melalui permainan lain.
Pada awalnya, pemberitahuan diletakkan pada perekrutan tantangan MMO Tomorrow. Sekitar
30 orang berpikir bahwa itu hanyalah pemula yang terlalu percaya diri dan akan segera kalah,
tapi ... "
"Sebaliknya mereka semua dikalahkan?"
"Semuanya, dengan indah. Pedang Absolute pasti cukup kuat, dikatakan bahwa tidak ada
seorangpun yang mampu mengurangi lebih dari 30% darah Pedang Absolut."
"Sedikit sulit dipercaya."
Silica, yang memakan pie buah sampai saat itu, tiba-tiba menyela.
"Butuh waktu sekitar setengah tahun sebelum aku benar-benar bisa bertarung di udara. Tetapi
meskipun orang itu baru saja ditransfer baru-baru ini, ia bisa terbang dengan baik!"
Transfer adalah sistem tranfer karakter untuk VRMMO seperti ALO yang menggunakan The
Seed sebagai platform. Itu bisa mempertahankan kekuatan pemain secara umum, namun
semua uang dan barang akan hilang dan skill tertentu akan didistribusikan ulang.

"Apa Silica juga melawan Pedang Absolut sebelumnya?"


Menanggapi pertanyaan Asuna, Silica segera melebarkan matanya dan menggelengkan
kepalanya.
"Bagaimana mungkin? Aku yakin bahwa tidak mungkin bagiku melawannya hanya dengan
melihat duel Pedang Absolut. Ah, tapi Liz-san dan Lyfa-san tetap melawan Pedang Absolut.
Mereka cukup berani mengambil tantangan."
"Diam."
"Apa pun bisa jadi pengalaman yang bagus, tahu."
Tersenyum sambil mendengarkan cemberutan Lisbeth dan Lyfa, Asuna sedikit terkejut.
Lisbeth, yang rasnya cenderung bukan untuk bertarung dan memprioritaskan penempaan keluar
dari pertanyaan, tapi tidak banyak pemain yang bisa mengalahkan Lyfa, yang bisa dianggap
sebagai pemain top sylph, dalam pertarungan udara. Selain itu, Pedang Absolute baru saja
ditransfer, hal semacam itu belum pernah terdengar.
"Kedengarannya seperti hal yang nyata. Hmm, aku sedikit tertarik."
"Haha, aku tahu Asuna akan mengatakan itu. Meskipun ada raja dan jenderal berperingkat tinggi
dalam kompetisi bulanan seperti Sakuya dan Eugene, sulit bagi orang-orang di posisi mereka
untuk berpartisipasi dalam pertarungan jalanan."
"Tapi kalau orang merasa Pedang Absolut itu begitu kuat, akankah ada penantang? Ini berbeda
dari kompetisi besar, jadi bukankah ada penalti pengalaman besar dan kuat jika kamu kalah
dalam pertarungan jalanan?"
"Tidak juga. Semua orang secara antusias berpartisipasi dalam pertaruhan ini."
Silica sekali lagi menyela.
"Eh? Apa ada barang langka super kuat yang dipertaruhkan?"
"Bukan item. Pedang Absolut sebenarnya mempertaruhkan satu Original Sword Skill. Salah
satu yang merupakan super kuat, level finishing gerakan."
Asuna merasa ingin menyalin kebiasaan Kirito dalam mengangkat bahu dan bersiul, tapi dia
menahannya.
"Jadi itu merupakan OSS. Tipe apa? Berapa banyak hitsnya?"
"Biarkan aku berpikir, sepertinya itu digunakan oleh pedang satu tangan pada umumnya. Itu
adalah combo kejutan 11-hit."

"Wow ~!"
Kali ini dia benar-benar refleks menjerit.
Sistem kunci dalam SAO yang saat ini tidak ada adalah 'Skill Pedang'.
Ada penetapan 'skill' untuk senjata yang tak terhitung jumlahnya, ada banyak kategori skill mulai
dari serangan single-hit hingga serangan secara terus menerus. Perbedaan dari serangan normal
adalah saat kamu membentuk posisi awal, tubuhmu secara otomatis akan bergerak pada
kecepatan sistem tertinggi sampai skill itu selesai. Cahaya dan efek suara indah yang menyertai
hit membiarkan pengguna menikmati kesenangan menjadi seorang prajurit super.
Dalam Alfheim, dalam update skala besar yang meliputi implementasi Aincrad, perusahaan baru
membuat keputusan berani untuk kembali menerapkan skill pedang seperti saat itu.
Karena itulah, di ALO baru, ada sebuah revolusi besar yang dimulai dari dasar dalam sistem
pertempuran. Ini jelas menyebabkan kegemparan besar dari beberapa pemain, namun
pembangkang cukup banyak menjadi budak sensasi segera setelah mereka merasakan skill
pedang.
Sebelum itu, di ALO, efek cantik dimonopoli oleh sihir, yang juga memiliki jarak superior dan
akurasi, jadi tidak banyak orang yang memilih untuk mengkhususkan diri dalam jarak dekat.
Karena itulah dapat dikatakan bahwa kemunculan skill pedang membuat ALO menjadi
seimbang. Meskipun sudah setengah tahun sejak pembaruan, sistem pertempuran baru dengan
Mobilitas Aerial + Skill Pedang tetap menjadi topik yang banyak didiskusikan.
Skill pedang ini dipinjamkan dari pendahulu mereka yang tidak cukup memuaskan para
penyelenggara yang berani.
Jadi mereka mengembangkan dan memasukkan elemen baru, sistem Original Sword Skill.
Seperti namanya yang tersirat, itu adalah 'skill pedang pribadi'. Itu bukanlah skill pedang yang
biasanya telah ditetapkan pergerakannya dari awal, itu adalah skill pedang yang bisa pemain buat
sendiri.
Ketika fitur ini diumumkan, untuk mendapatkan gerakan finishing cantik mereka sendiri, banyak
pemain bergegas ke jalan-jalan dan padang gurun dan mengacungkan berbagai senjata. Dan
mereka semua merasakan kekecewaan yang mendalam.
Mendaftarkan OSS (Original Sword Skill) sangatlah mudah.
Pertama kamu membuka menu, pindah ke panel OSS, masukkan mode perekam skill pedang dan
tekan Start. Setelah itu kamu hanya tinggal mengayunkan senjatamu seperti yang kamu inginkan
dan tekan Finish. Itu saja.

Namun, ada persyaratan keras bagi sistem untuk menyetujui gerakan finishing yang kamu
pikirkan.
Tebasan dan tusukan single hit hampir semuanya sudah terdaftar sebagai skill pedang. Oleh
karena itu jika kamu ingin membuat sebuah OSS, itu haruslah combo. Namun, sebagai
serangkaian gerakan, tidak boleh ada sedikitpun kekurangan dalam setiap aspek seperti pusat
gravitasi dan lintasan. Selain itu, kecepatannya harus hampir secepat skill pedang penuh.
Dikatakan, "Kamu harus mengeksekusi sebuah combo yang seharusnya tidak mungkin tanpa
dukungan sistem, tanpa bantuan sistem." Suatu persyaratan keras yang dapat dianggap
bertentangan.
Hanya ada satu cara untuk mengatasi hambatan itu, dan itu adalah berlatih berulangkali hingga
tak terhitung jumlanya. Sampai sarafmu benar-benar mengingat setiap serangkaian gerakan.
Hampir semua pemain tidak tahan dengan tipe tugas membosankan itu dan dengan mudah
menyerah akan impian mereka memiliki 'gerakan finishing pribadi'. Namun, sebagian dari
pekerja keras berhasil membuat dan mendaftarkan OSS mereka, menerima suatu kehormatan
yang setara dengan gaya pedang utama di abad pertengahan. Sebenarnya, beberapa pemain mulai
membentuk guild bernama [00ryuu] dan beberapa dojo bahkan mulai dibuka di kota.
Apa yang membuat itu terjadi adalah karena fitur 'Skill Pedang Warisan' dalam sistem OSS.
Pencipta asli dari OSS bisa memberikan 'Panduan Skill' mereka pada pemain lain.
Selain PvP, OSS juga memiliki dampak yang signifikan di PvE. Itulah mengapa setiap orang
menginginkannya. Menurut tren, warisan skill mengambil harga yang besar. Panduan Skill untuk
gerakan finishing yang lebih dari 5 hits saat ini adalah hal yang paling mahal di ALO. Sudah
menjadi rahasia umum bahwa OSS terkuat sampai saat ini adalah 8-hit Volcanic Blazer yang
disusun oleh Jenderal Salamander Eugene, yang belum diberikan kepada siapapun karena ia
tidak kekurangan uang. Asuna sendiri berhasil menciptakan satu 5-hit setelah beberapa bulan
bekerja keras, tapi itu telah melemahkan kekuatannya, dan ia tidak berpikir untuk membuat yang
baru lagi.
"Pedang Absolute" muncul dalam situasi seperti itu, sang swordmaster misterius dengan combo
11-hitnya yang luar biasa.

"Nah, kalau itu yang terjadi maka bisa dimengerti akan ada banyak yang menantangnya. Apa
setiap orang secara pribadi menyaksikan skill pedang itu?"
Tiga dari mereka segera menggelengkan kepala mereka sebagai respon dari pertanyaan Asuna.
Mewakili mereka, Lisbeth menanggapi.

"Hmm, tampaknya seperti hal itu ditampilkan di hari pertama pertarungan jalanan, namun hal itu
belum digunakan dalam pertarungan yang sebenarnya ... Sebenarnya, tak seorangpun mampu
memaksa Pedang Absolut untuk menggunakan OSS itu."
"Bahkan Lyfa tidak bisa?"
Sebagai tanggapan, bahu Lyfa menurun dan dia menggeleng.
"Meskipun HP kami sekitar 60% sat itu ... Pada akhirnya aku dikalahkan oleh skill normal."
"Oh ... Omong-omong, hal penting ini belum ditanyakan. Apa ras Pedang Absolut? Apa
senjatanya?"
"Oh, Pedang Absolut adalah seorang Imp. Senjata yang digunakan adalah pedang satu tangan,
tapi hampir setipis Rapier Asuna-sanSecara keseluruhan, Pedang Absolut sangatlah cepat.
Serangan normalnya hampir secepat skill pedang ... begitu cepat hingga mataku hampir tidak
bisa mengikuti gerakan Pedang Absolut. Itu pertama kalinya aku menemui hal seperti itu, aku
benar-benar terkejut. "
"Tipe kecepatan, eh? Jika Lyfa bahkan tidak dapat mengikuti gerakan Pedang Absolute, maka
aku mungkin tidak memiliki kesempatan juga ... Ah."
Pada titik ini, Asuna teringat sesuatu yang penting.
"Berbicara tentang kecepatan, ada pemain lain yang terasa seperti seorang cheater sedang tidur di
sana. Bagaimana dengan Kirito-kun? Tampaknya dia akan tertarik pada hal semacam ini."
Pada hal ini, Lisbeth, Silica dan Lyfa melirik satu sama lain dan tiba-tiba tertawa terbahakbahak.
"Ap, Apa itu?"
Melihat Asuna terkejut, Lyfa tertawa dan mengatakan sesuatu yang mengejutkan.
"Hahaha. Kakakku telah melawan Pedang Absolut. Selain itu, dia juga kalah."
"Bagaimana ..."
Kalah. Kirito itu.
Asuna membeku, termangu selama beberapa detik.
Dalam hati Asuna, Kirito sebagai seorang pendekar pedang telah identik dengan kata benarbenar kuat. Baik di SAO maupun ALO, dari orang-orang yang Asuna tahu, satu-satunya orang
yang pernah mengalahkan Kirito dalam duel adalah pemimpin Knights of Blood, Heathcliff, dan
itu hanya karena perlindungan sistem sebagai Game Master.

Meskipun ia tidak menyebutkannya pada Lisbeth dan yang lain, Asuna sendiri pernah benarbenar serius melawan Kirito saat di SAO.
Itu sebelum mereka saling mengerti satu sama lain, kembali ketika Asuna memimpin garis depan
sebagai sub-leader KoB.
Ketika mereka sedang mendiskusikan metode untuk mengalahkan bos kuat dari lantai tertentu,
ada pertentangan antara guild yang dipimpin oleh KoB yang memprioritaskan kecepatan dan
beberapa pemain solo yang dipimpin oleh Kirito. Kedua belah pihak tidak bisa menemukan
kompromi, sehingga pada akhirnya mereka memutuskan untuk membiarkan perwakilan dari
kedua belah pihak untuk berduel.
Pada saat itu, Asuna sudah tertarik pada Kirito, tapi dia juga ingin membersihkan pikiran itu.
Pada waktu itu ia percaya bahwa menempatkan emosi pribadi sebelum membersihkan permainan
tidak bisa ditoleransi.
Asuna merasa bahwa duel itu adalah kesempatan yang bagus untuk mengalahkan kelemahan di
dalam hatinya. Mengalahkan Kirito, secara efisien mengalahkan bos dan sekali lagi kembali ke
dirinya yang dingin.
Namun Asuna tidak mengetahui tentang kekuatan tersembunyi Kirito di balik wajahnya yang
tidak bisa diandalkan itu.
Duel itu benar-benar panas. Saat pedang mereka beradu, semua pikiran tidak penting di kepala
Asuna tertiup pergi, hanya kesenangan melawan lawan yang hebat yang mengisi tubuhnya. Dia
merasa seolah-olah secara langsung bertarung dengan impuls sarafnya, sesuatu yang belum
pernah dia rasakan sebelumnya. Itu berlangsung sekitar 10 menit, namun Asuna tidak
memikirkan lamanya waktu.
Kemudian Asuna kalah. Kirito melakukan tipuan yang terlalu realistisalasannya ia pahami
kemudianmenarik pedang kedua dari belakang punggungnya dan menyerang, Asuna secara
refleks memblokir dan dengan indah tertebas karena dirinya terbuka.
Pada akhirnya, setelah mengalami pertarungan itu, Asuna tidak bisa menyerah terhadap
perasaannya, dan pada saat yang sama, kesan mendalam pada pedang Kirito berbekas di hati
Asuna.
Pendekar pedang terkuat. Sampai hari ini, bahkan setelah Pendekar Pedang Hitam dari SAO
telah menghilang, keyakinan itu tidaklah goyah.
Itulah sebabnya Asuna merasa gelisah ketika mendengar Kirito kalah oleh 'Pedang Absolut'.
Asuna mengalihkan tatapannya dari Lyfa ke Lisbeth dan dengan gemetar bertanya.
"Kirito-kun, dia ... Apa kamu serius?"

"Yah ~ Ya ..."
Lisbeth mengerutkan kening dan mengangkat bahu.
"Walaupun kamu bertanya padaku, untuk tingkat pertarungan itu, seseorang sepertiku tidak bisa
menentukan apakah mereka serius ... Tapi Kirito bukanlah pengguna dua pedang lagi, jadi dalam
aspek itu ia tidak mengeluarkan semua kemampuannya. Selain itu , itu ..."
Lisbeth berhenti, matanya mencerminkan cahaya dari perapian, dan melihat Kirito yang tertidur.
Mulutnya menampilkan senyum konstan.
"Inilah yang aku pikirkan. Mungkin, dalam permainan normal, Kirito tidak akan bertarung
dengan serius lagi. Di sisi lain, Kirito hanya akan bertarung dengan serius ketika permainan
bukanlah permainan lagi, ketika dunia virtual menjadi nyata ... Karena itulah lebih baik jika
situasi yang memaksanya untuk bertarung dengan serius tidak muncul. Dari awal, dia adalah tipe
orang yang dengan mudah terjebak dalam hal-hal yang merepotkan."
"..."
Asuna juga melihat wajah pendekar pedang berambut hitam yang tertidur untuk sementara
waktu, dan mengangguk pada Lisbeth.
"Ah ... Itu benar."
Di kedua sisi, Lyfa dan Silica perlahan mengangguk dengan berbagai emosi.
Orang yang memecah keheningan adalah adik Kirito di dunia nyata, Lyfa.
"Namun, ini hanyalah kesanku ... Tapi kupikir kakakku serius. Setidaknya, aku merasa seperti
dia tidak melawannya dengan mudah. Apalagi ....."
"... Apa?"
"Meskipun aku tidak yakin, tapi tak lama sebelum duel berkahir, ketika pedang mereka beradu
bersama, kakakku tampaknya mengatakan sesuatu pada Pedang Absolut ... Segera setelah itu,
jarak antara keduanya melebar dan kakakku tidak mampu menghindari serangan Pedang Absolut
dan kalah ... "
"Hmm ... Jadi apa yang dia katakan?"
"Masalahnya, walaupun aku memintanya dia tidak akan memberitahuku. Namun, rasanya seperti
... ada sesuatu."
"Benarkah? Maka mungkin tidak akan berhasil walaupun aku menanyainya."
Asuna menatap tangannya dan bergumam.

"... Semua yang tersisa adalah bertanya langsung pada Pedang Absolut, kalau begitu."
Mendengar ini, Lisbeth mengangkat alisnya.
"Jadi kamu benar-benar ingin bertarung?"
"Meskipun aku tidak merasa aku akan menang. Aku memiliki perasaan bahwa orang yang
disebut Pedang Absolut ini datang ke ALO untuk tujuan tertentu. Aku akan berbicara tentang
sesuatu padanya daripada pertarungan jalanan."
"Ah, aku juga berpikir begitu. Namun, untuk mengetahuinya, kamu harus berada di tingkat yang
sama seperti Kirito. Bagaimana dengan karaktermu? Kamu akan memilih yang mana?"
Asuna berpikir sedikit tentang pertanyaan Lisbeth itu. Selain pengguna rapier Undine Asuna
yang ditransfer dari SAO, dia juga membuat akun baru dan melatih karakter baru dari awal:
Erika sang Sylph. Alasan dia menciptakan karakter baru sangatlah sederhana: Kadang-kadang
ia ingin mengubah penampilannya juga.
Erika mengkhususkan diri dalam pertarungan jarak dekat dan sebagian besar poin
kemampuannya dikhususkan untuk skill belati, jadi itu lebih cocok untuk duel dibandingkan
Asuna yang setengahnya penyembuh. Namun, Asuna mengangkat bahu dan segera menjawab.
"Aku akan pergi dengan yang satu ini, yang lebih sering kugunakan. Karena lawan adalah tipe
kecepatan, kemenangan mungkin akan diputuskan dalam sekejap bukan oleh DPS. Apa
semuanya ikut?"
Melihat sekeliling, Lisbeth, Silica dan Lyfa mengangguk pada waktu yang sama. Silica dengan
senang melambaikan ekornya dan berkata.
"Tentu saja! Tidak mungkin aku akan melewatkan pertandingan ini."
"Aku sungguh tidak tahu apakah ini bisa disebut pertandingan atau tidak ... Nah, kalau begitu
telah diputuskan. Pedang Absolut muncul di pulau pada lantai 24 sekitar jam 3pm, benar? Kalau
begitu kita bertemu di sini pada pukul 2:30."
Menepuk tangannya, Asuna memanggil menu dan melihat waktu di dunia nyata.
"Tidak bagus, sudah pukul 6, aku hampir terlambat untuk makan malam."
"Kalau begitu mari kita berpisah di sini untuk hari ini."
Lyfa menyimpan jendela di depannya dan cepat berkemas. Setelah mengucapkan selamat tinggal
pada 3 orang, swordswoman Sylph diam-diam mendekati kursi goyang, memegang sandaran
kursi dan tiba-tiba mengguncangnya dengan liar.
"Kakak, bangun. Saatnya untuk pergi!"

Tersenyum pada adegan ini, Asuna tiba-tiba teringat sesuatu dan menghadap Lisbeth.
"Hei, Liz."
"Ada apa?"
"Baru saja, kamu menyebutkan bahwa Pedang Absolut ditransfer ... Karena Pedang Absolut
begitu kuat, apakah mungkin dia ... seseorang dari SAO?"
Menanggapi pertanyaan berbisiknya, Lisbeth mengangguk dengan ekspresi serius di wajahnya.
"Aku menduga hal itu. Tapi ketika aku menanyai Kirito apa yang dia pikirkan setelah bertarung
dengan Pedang Absolut ...."
"Apa yang Kirito-kun katakan ...?"
"Dia mengatakan bahwa tidak mungkin Pedang Absolut adalah pemain SAO. Alasannya karena
...."
"..."
"Dia mengatakan bahwa jika Pedang Absolut ada di dunia itu, Dual Blades akan diberikan
kepada orang itu bukan dirinya."

Bab 2
Beep, beep.
Dengan suara elektronik singkat seperti itu AmuSphere mati.
Perlahan Asuna membuka matanya. Bahkan sebelum matanya terfokus pada langit-langit di
kamarnya yang gelap, Asuna sudah merasa kedinginan, udara lembab menempel di kulitnya.
Meskipun ia mengatur pengatur suhu ruangan (air conditioner) pada mode penghangat ringan,
sepertinya dia lupa untuk mematikan timernya dan alhasil menjadi mati selama FullDive.
Temperatur di kamar seluar 10 tatami tersebut hampir sama dengan suhu di luar. Mendengar
suara pelan, dia berputar menuju jendela besar dan menyadari begitu banyak embun air pada
kacanya yang gelap.
Sambil menggigil Asuna bangkit perlahan dari tempat tidur. Ia memanjangkan jarinya menuju
kontrol pada control panel yang tertanam dan menekan sensor sentuhnya. Hanya dengan gerakan
tersebut, disertai dengan suara mesin yang pelan, gorden tertutup, udara panas bertiup dari
pengatur suhu ruangan dan lampu LED di langit-langit memancarkan cahaya oranye muda.
Satu paket teknologi interior yang dikembangkan oleh RECTO telah ter-install di kamar Asuna.
Kamarnya telah direnovasi selama ia berada di rumah sakit, namun dengan alasan tertentu Asuna
tidak menyukai sistem nyaman tersebut. Segala sesuatu di kamarnya dikontrol oleh jendela menu
dalam hal ini seperti di dunia virtual, namun untuk alasan tertentu rasanya sedikit dingin begitu
hadir di dunia nyata. Ia merasa seperti selalu di batas pandangan anorganik dari sensor yang terinstall di sepanjang dinding dan lantai.
Boleh jadi alasan dia merasa seperti itu karena dia sering mengunjungi Kirito, dalam hal ini
rumah Kirigaya Kazuto. Kehangatan rumah tradisional Jepang berbeda dengan suasana dingin
yang ia miliki. Hal yang sama juga ia alami di rumah kakek-nenek dari pihak ibunya. Ketika ia
bermain di sana saat musim panas, dia selalu duduk pada beranda yang bermandikan sinar
matahari dan mengayunkan kakinya sembari menikmati es serut buatan neneknya. Namun,telah
lama kakek dan nenek dari pihaknya ibunya meninggal dan rumah tersebut telah dirubuhkan
beberapa waktu yang lalu--.
Menghela nafas perlahan, Asuna mengenakan selopnya dan bangkit berdiri. Tiba-tiba ia merasa
sedikit pusing, jadi dia melihat ke arah bawah sebentar, sadar betul akan berat yang menahannya
di dunia nyata.
Tentu saja, perasaan berat tersebut terstimulasi di dalam dunia fantasi. Namun di dunia itu, jiwa
dan raga Asuna dapat membumbung tinggi ke langit hanya dengan hentakan pelan di lantai.
Berat di dunia nyata tidak hanya secara fisik, berat itu juga mengandung begitu banyak aspek
yang tidak bisa disingkirkan sekeras apapun kamu mencoba. Meskipun ingin berbaring di tempat
tidur, waktu makan malam sudah dekat. Bila dia terlambat semenit saja, ibunya akan memiliki
hal lain yang akan dikeluhkannya.

Sembari berjalan dengan susah payah menuju lemari, pintunya terbuka tanpa menunggunya
menggerakkan tangan. Melepaskan sweaternya yang nyaman, dengan malas ia melemparnya ke
atas tempat tidurnya. Dia menggantinya dengan rok bersih berwarna hitam-ceri dan duduk di
dekat meja rias. Kaca tiga sisi terbuka dengan otomatis diikuti dengan lampu yang menyala di
atasnya.
Bahkan di rumahnya, ibu Asuna tidak mengijinkannya tampil dengan dandanan selebor. Asuna
mengambil sisir dan dengan cepat merapikan rambutnya yang berantakan selama FullDive.
Tiba-tiba Asuna teringat pemandangan yang ia lihat ketika berada di rumah Kirigaya di
Kawagoe. Lyfa/Suguha mengatakan bahwa ia dan Kirito bertanggung jawab untuk menyiapkan
makan malam pada hari itu. Kazuto dengan mata mengantuk dipaksa turun ke lantai bawah oleh
Suguha. Berdua mereka berdiri bersebelahan, Suguha memotong sayuran sementara Kirito
memanggang ikan. Ibu mereka kembali pada saat itu, dan menikmati bir sambil menonton TV.
Dengan bersemangat mereka berbincang-bincang sambil menyiapkan santapan dan ketika makan
malam telah siap, mereka bertiga mengatakan Mari makan bersamaan.
Menghela napas panjang sambil gemetar, Asuna menahan air matanya, meletakkan sisir dan
bangkit berdiri.
Lampu di belakangnya mati tanpa menunggu ia menutup pintu sambil ia berjalan keluar
kamarnya menuju koridor yang gelap.
Pelayan Sada Akiyo baru membuka pintu depan ketika Asuna berjalan menuruni tangga semisirkular dan mencapai lantai pertama. Dia telah menyiapkan makan malam dan bersiap untuk
pulang.
Asuna menghadap wanita pendek 40 tahun tersebut dan menyapanya.
Anda telah bekerja keras, Sada-san. Aku berterimakasih atas pekerjaan anda setiap hari. Aku
minta maaf aku menunggu sampai sekarang untuk mengatakannya.
Pada hal ini, Akiyo menggelengkan kepalanya dengan mata melebar sambil menganggap hal
tersebut tidak ada dan dengan segera manyapa kembali.
Ti, Tidak apa-apa, nona. Inilah pekerjaan saya
Selama beberapa tahun, Asuna telah menyadari bahwa hal ini akan sia-sia namun ia tetap
mengatakannya. Dia mendatanginya dan dengan pelan bertanya.
Apa ibu dan kakak sudah kembali?
Sepertinya Kouichirou-sama tidak akan pulang sampai nanti. Nyonya besar sudah ada di ruang
makan.
... Jadi begitu, terimakasih. Aku minta maaf telah mengganggu anda.
Asuna menggangguk padanya, dan Akiyo membungkuk sekali lagi sebelum ia membuka pintu
dan bergegas pulang ke rumah.

Asuna ingat bahwa Akiyo memiliki 2 anak di sekolah menengah pertama dan sekolah dasar.
Meskipun ia tinggal di Setagaya, dia akan sampai di rumah pukul 7:30 setelah berbelanja bahan
makanan. Masa-masa yang sulit untuk anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Sekali waktu
Asuna mengatakan pada ibunya untuk mengijinkan Akiyo meninggalkan makan malam yang
telah selesai di sini, namun ibunya hanya mengabaikannya.
Mendengar suara metalik dari tiga pintu yang terkunci. Asuna berputar dan menyeberang aula
masuk untuk menuju ruang makan.
Bersamaan ketika dia mendorong untuk membuka pintu tebal dari pohon ek, suara pelan namun
tegas mencapai gendang telinga Asuna.
Kamu terlambat.
Melihat jam di dinding, waktu tepat menunjukkan pukul 6:30. Baru saja Asuna hendak
mengatakan hal tersebut, suara ibunya kembali terdengar.
Tolong datang di meja makan lima menit lebih cepat.
... Maaf
Bergumam perlahan, Asuna melangkah di atas karpet, mendekati meja dan duduk pada kursi
dengan sandaran yang tinggi dengan mata sedih.
Di tengah-tengah ruang makan seluas 20 tatami terdapat meja panjang dikelilingi delapan kursi.
Kursi kedua dari pojok timurlaut adalah kursi Asuna. Kakaknya Kouichirou duduk di sebelah
kirinya dan ayahnya duduk di ujung timur, namun saat ini kedua kursi tersebut kosong.
Ibu Asuna Yuuki Kyouko duduk berada diagonal dari sisi kirinya, membaca buku ekonomi
sembari menikmati sherry favoritnya di salah satu tangannya.
Dia cukup tinggi untuk seorang wanita. Meskipun kurus, tampilannya yang begitu tegap
menghapus itu semua. Rambutnya dicat dengan warna coklat pirang tertata di sisinya dengan
potongan rapi sepanjang rahangnya.
Meskipun wajahnya cukup tampan, hidung dan garis rahang, begitu juga dengan kerutan dalam
dekat mulutnya menghasilkan kesan yang sangat dingin. Mungkin kesan tersebut yang ingin ia
ciptakan. Dengan kata-kata yang tajam dan sikap politik yang sengit, dia mengalahkan pesaingpesaingnya dan meraih gelar profesor di usianya yang ke 49 tahun lalu.
Sembari Asuna duduk, Kyouko menutup buku bersampul tebal, meletakkan serbet di lututnya
dan mengambil pisau dan garpu sebelum akhirnya melihat Asuna.
Asuna melihat ke bawah, bergumam Selamat Makan, dan mengambil sendok.
Untuk sementara, hanya suara alat-alat makan yang terdengar di ruang makan.
Menunya adalah salad sayuran dengan blue cheese, scafata di fave, ikan goreng dengan saus
herb, roti gandum... hal seperti itu. Makanan sehari-hari ditentukan oleh kalkulasi nutrisi dari
Kyouko, namun tentu saja bukan dia yang memasaknya.

Sambil menikmati makan, Asuna berpikir sejak kapan makan dengan hanya mereka berdua
menjadi penuh ketegangan.
Tidak, mungkin sudah seperti itu sejak lama. Ia ingat ketika betul-betul dimarahi saat ia
menumpahkan supnya atau tidak memakan sayurannya. Itu terjadi di masa lalu, Asuna tidak
pernah tahu bahwa makan dapat begitu menyenangkan.
Sambil makan dengan kaku, pikirannya melayang menuju rumahnya di dunia lain. Tiba-tiba
suara Kyouko menariknya kembali ke dunia nyata.
... Apa kamu menggunakan mesin itu lagi?
Asuna memandang sekilas ibunya, dan mengangguk.
... Iya. Karena yang lain setuju untuk bertemu dan mengerjakan tugas bersama.
Hal-hal seperti tugas, kamu tidak akan belajar apapun kalau tidak mengerjakannya sendiri.
Kyouko tidak akan mengerti meskipun ia mengatakan bahwa ia mengerjakannya sendiri. Asuna
menundukkan kepalanya dan mengganti topik pembicaraan.
Tempat tinggal mereka cukup jauh. Di sana, kami bisa bertemu kapan saja.
Menggunakan mesin seperti itu tidak bisa disebut pertemuan. Dari awal, tugas adalah sesuatu
yang harusnya kamu kerjakan sendiri. Kamu cuma bermain kalau mengerjakannya dengan
teman-teman.
Menyentuh gelas sherry-nya, Kyouko berbicara lebih cepat.
Dengar baik-baik, kamu tidak punya waktu untuk bermain. Karena kamu sudah dua tahun
tertinggal dari anak-anak yang lain, harusnya kamu berusaha lebih keras untuk menebus dua
tahun itu.
... Aku belajar dengan baik. Bukannya kartu laporan semester kedua sudah di-print dan
kuletakkan di meja ibu?
Aku sudah melihatnya, tapi hasil evaluasi dari sekolah seperti itu tidak bisa dijadikan bahan
pertimbangan.
Sekolah... seperti itu?
Dengar baik-baik Asuna. Di semester ketiga, kamu akan diajari guru pribadi di luar sekolah.
Bukan yang populer akhir-akhir ini dengan internet, mereka akan datang ke rumah ini.
Tunggu... Tunggu sebentar, kenapa tiba-tiba ibu...
Coba lihat ini.
Protes Asuna dihentikan Kyouko tanpa memberikan celah untuk alasan dan ia mengambil PC
Tablet dari atas meja. Asuna mengerutkan dahi ketika ia melihat layar dari PC Tablet yang
diberikan ibunya.

... Apa ini... Contoh untuk... tes untuk murid pindahan?


Itu test untuk perpindahan murid tahun ketiga di sekolah yang dikelola salah satu teman ibu, itu
satu-satunya kesempatan yang ibu dapat setelah membujuknya dengan berbagai cara. Itu tidak
seperti sekolahmu yang dikumpulkan bersama-sama, itu benar-benar sekolah. Disana
menggunakan sistem kredit, jadi kamu hanya butuh setengah tahun untuk memenuhi syarat
kelulusan. Dengan begitu, kamu bisa melanjutkan ke Universitas di bulan September.
Asuna menatap Kyouko dengan tercengang, meletakkan PC Tablet di atas meja dan mengangkat
tangan kirinya untuk menghentikan ibunya yang semakin lama semakin bersemangat.
Tunggu, tunggu sebentar. Aku benar-benar merasa terganggu ibu memutuskan ini sepihak. Aku
benar-benar menyukai sekolahku sekarang. Banyak guru-guru yang bagus di sana, aku bisa
belajar dengan benar bila aku di sana. Tidak perlu harus pindah.
Mendengar kata-kata itu, Kyouko menghela dengan tegas, menutup matanya, memiringkan
gelasnya yang berlingkar emas dan berdiri tegak. Tindakan ini adalah tindakan khas Kyouko,
dan merupakan teknik berbicara yang biasa dia gunakan untuk membiarkan musuh-musuhnya
mengetahui keunggulannya. Bahkan banyak pria gemetar ketika dia melakukan tindakan ini di
sofa ruang guru. Hingga suaminya Shouzou berusaha menghindari pandangan Kyouko ketika di
rumah.
... Ibu sudah menyelidiki dengan seksama.
Kyouko berbicara dengan nada dikdatis.
Tempat yang kamu datangi sekarang bahkan tidak bisa disebut sekolah. Kurikulumnya
berantakan dan standar pelajarannya sangat rendah. Guru-gurunya dikumpulkan bersama, tidak
mungkin mereka punya sejarah mengajar yang layak. Daripada fasilitas akademik, tempat itu
lebih tepat disebut rumah sakit gila.
Itu... Pernyataan seperti itu...
Mereka membuatnya terlihat bagus dan menyebutnya fasilitas untuk mendidik murid-murid
yang tertinggal karena peristiwa itu, tapi kenyataanya, sekolah itu hanya tempat untuk
mengawasi semua anak-anak yang mungkin akan menimbulkan masalah di masa depan. Fasilitas
seperti itu penting untuk mereka yang telah membunuh satu sama lain di dunia gila itu, tapi
kamu tidak perlu kesana.
...
Asuna bahkan tidak mampu merespon perkataan yang sangat sepihak ini.
Sekolah yang ia ikuti sejak musim semi terakhir berada di Nishitokyo, dan sekolah tersebut
dibangun dengan benar-benar tergesa-gesa dalam waktu dua bulan semenjak pengumuman
proyek tersebut. Tujuannya adalah untuk membimbing anak-anak yang pendidikannya tertinggal
selama 2 tahun akibat terjebak dalam game kematian Sword Art Online. Semua pemain SAO

yang berusia dibawah 18 tahun memiliki izin masuk bebas, dan bila lulus kamu dapat mendaftar
ujian masuk universitas. Perlakuan terlalu baik tersebut menerima kecaman untuk sementara.
Akan tetapi, Asuna sendiri mengerti ketika ia mengikuti sekolah tersebut bahwa hal tersebut
bukanlah keuntungan sederhana semata. Semua murid-murid diwajibkan mengikuti konsultasi
satu kali dalam seminggu, dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang secara jelas
merupakan tes untuk perilaku anti-sosial. Berdasarkan jawabanmu, kemungkinan kamu dapat
dikirim kembali ke rumah sakit untuk didiagnosa bahkan diminta untuk meminum obat. Jadi
pernyataan Kyouko bahwa tempat tersebut adalah Rumah Sakit Jiwa tidaklah tanpa alasan.
Meskipun begitu, Asuna menyukai sekolah itu. Tidak peduli apa yang pemerintah dan
kementrian pikirkan, guru-gurunya adalah mereka yang secara sukarela dan tanpa pamrih
menghadapi murid-muridnya. Tidak perlu untuk murid-murid dengan sengaja menyembunyikan
masa lalu mereka, dan lebih penting lagi dia dapat berkumpul bersama teman-teman dekatnya.
Dengan Lisbeth, Silica, beberapa rekan-rekannya di baris depan, dan tentu saja - Kirito.
Asuna menggenggam erat garpunya dan menggigit bibirnya, dan berusaha melawan gejolak
dalam hatinya untuk menceritakan kepada ibunya segalanya dari awal hingga akhir.
Dia melawan gejolak untuk memberitahu ibunya: Aku adalah salah satu dari orang-orang yang
telah membunuh satu sama lain seperti yang ibunya sebutkan. Aku telah hidup dengan
membunuh dengan pedangku setiap hari, dan aku tidak merasa sedikitpun penyesalan dari harihari itu.
Kyouko melanjutkan pembicaraannya, tidak menyadari perjuangan di hati Asuna.
Apabila kamu mengikuti tempat seperti itu, kamu tidak akan bisa melanjutkan ke universitas
dengan baik. Pikirkan baik-baik, kamu sudah berumur delapan belas tahun. Tetapi, dimana kamu
saat ini, kamu tidak tahu kapan kamu akan bisa melanjutkan ke universitas. Kamu harus pergi ke
pusat pemeriksaan untuk pemeriksaan minggu depan. Apa kamu tidak khawatir sama sekali?
Hal seperti melanjutkan ke universitas... Tidak ada masalah kan kalau masuk beberapa tahun
berikutnya. Lagi pula, melanjutkan ke universitas bukan hanya satu-satunya jalan hidup...
Tidak.
Kyouko menolak dengan dingin kata-kata Asuna.
Kamu punya kemampuan. Kamu tahu bagaimana sulitnya yang harus ibu lalui untuk menarik
keluar kemampuan itu. Tapi kamu sia-siakan dua tahun di game aneh itu... Ibu tidak akan
mengatakan ini kalau kamu hanya anak biasa. Akan tetapi, kamu tidak seperti itu. Tidak
menggunakan bakatmu sepenuhnya dan membiarkannya membusuk adalah sebuah dosa. Kamu
punya kualifikasi dan kemampuan untuk pergi ke universitas sempurna dan mendapatkan
pendidikan kelas atas. Maka kamu harus melakukannya. Kamu bisa tetap di universitas dan terus
belajar atau menggunakan kemampuanmu untuk pemerintahan atau swasta, ibumu ini tidak akan
ikut campur sampai situ. Akan tetapi, ibu tidak akan mengijinkanmu untuk menyerahkan
kesempatan untuk mendapatkan pendidikan lebih tinggi.

Aku tidak punya hal seperti bakat alami.


Akhirnya Asuna dapat menyela selama pidato panjang Kyouko.
Jalan hidup seseorang harus ditentukan dirinya sendiri, iya kan? Di masa lalu, aku juga berpikir
melanjutkan ke universitas yang bagus dan mendapatkan pekerjaan yang baik adalah segalanya
dalam hidup. Tetapi, aku sudah berubah. Meskipun aku tidak bisa menjawabnya sekarang, aku
yakin aku akan menemukan sesuatu yang ingin aku lakukan. Aku ingin tetap di sekolah yang
sekarang untuk tahun berikutnya dan mencari tahu apa yang aku inginkan.
Itu hanya membatasi pilihanmu. Tidak peduli berapa tahun kamu di tempat seperti itu, tidak
akan ada jalan yang bisa kamu pilih. Akan berbeda kalau kamu pindah sekolah. Universitas di
atasnya juga terkenal, jadi kalau kamu dapat hasil yang baik disana, kamu bisa pindah ke
universitas tempat ibu. Dengar baik-baik, Asuna. Ibu tidak ingin kamu berjalan di jalan yang
salah. Ibu ingin kamu punya karir yang bisa kamu banggakan ke siapapun.
Karirku... Jadi, bagaimana dengan orang yang dikenalkan kepadaku bulan Januari kemarin?
...Meskipun aku tidak mengerti apa yang ia bicarakan, orang itu bicara seperti dia sudah jadi
tunanganku. Bukannya ibu yang membatasi hidupku?
Asuna tidak mampu lagi meredam getaran di suaranya. Meskipun dia mengerahkan semua
kekuatannya di tatapannya. Kyouko dengan tenang meminum dari gelasnya.
Pernikahan adalah bagian dari karirmu. Apabila kamu tidak menikahi seseorang yang bebas
secara materiil, kamu akan menyesalinya di beberapa tahun kemudian. Hal-hal yang kamu
katakan ingin lakukan menjadi mustahil. Pada aspek tersebut, Yuuya sangatlah sempurna. Akhirakhir ini, bank lokal yang dijalankan oleh keluarga kita lebih meyakinkan daripada bank besar
dengan persaingan konstan antar golongan. Ibu juga sangat menyukai Yuuya. Bukankah dia anak
yang terus-terang?
... Sepertinya ibu tidak belajar sama sekali. Yang memulai insiden yang menyebabkanku dan
banyak orang lain menderita dan membuat RECTO berada pada krisis finansial, bukannya dia
Sugou Nobuyuki yang dipilih ibu?
Diam kamu.
Roman muka Kyouko berubah, dan dia mengibaskan tangan kirinya seperti hendak mengusir
serangga yang mengganggunya.
Aku tidak ingin dengar lagi tentang orang itu... Awalnya, yang sangat menyayangi dan ingin
mengadopsinya menjadi putranya adalah ayahmu. Dari awal, dia memang tidak pernah ahli
dalam menilai orang lain. Tidak jadi masalah, meskipun Yuuya tidak begitu mengesankan,
dengan begitu kita bisa tenang menerimanya.
Memang betul, ayah Asuna, Shozou tidak pernah memperhatikan orang-orang yang berada di
sekitarnya. Dia mengabdikan seluruh tenaganya untuk menjalankan perusahaan, bahkan setelah
dia menyerahkan jabatannya sebagai CEO, dia tetap mengabaikan keluarganya demi mengatur

kerjasama dengan penanam modal asing. Shozou sendiri mengatakan ia sangat menggagumi citacita, kemampuan Sugou untuk mengembangkan dan memanage, dan semuanya terjadi karena
ketidakmampuannya bahwa dia tidak menyadari kepribadian sebenarnya dari Sugou.
Akan tetapi, Asuna mengerti salah satu alasan Sugou Nobuyuki menjadi makin agresif sejak
sekolah menengah pertamanya dikarenakan desakan kuat dari orang-orang disekitarnya.
Terlebih, sebagian kecil dari desakan itu pasti berasal dari kata-kata Kyouko.
Asuna menelan kembali keluhannya dan dengan kaku berkata.
Bagaimanapun juga, aku sama sekali tidak mau berhubungan dengan orang itu. Aku akan
memilih sendiri pasangan hidupku.
Tidak apa-apa, selama dia cocok denganmu, siapapun yang terkenal tidak masalah. Tetapi, aku
katakan ini lebih dulu, anak seperti itu murid dari fasilitas seperti itu tidak termasuk.
...
Dari kalimat itu, dia merasakan Kyouko dengan pasti menunjuk orang tersebut, sekali lagi Asuna
tercengang.
... Apa mungkin.. Ibu menyelidikinya? Tentang dia...
Dia bergumam dengan suara gemetar, namun Kyouko tidak menyangkal atau mengangkuinya,
malahan dia hanya mengganti topik pembicaraan.
Kamu harus mengerti, ibu dan ayahmu menginginkan kebahagiaan untukmu. Kami sudah
mengharapkan itu semenjak kamu di taman kanak-kanak. Meskipun kamu mengalami sedikit
kemunduran, kamu pasti bisa pulih. Selama kamu bekerja keras dengan serius. Kamu bisa
mengumpulkan karir yang brillian. Itu bukan masalahku, itu masalahmu, Asuna menggerutu
pada dirinya sendiri.
Asuna dan kakaknya Kouichirou adalah aspek dari karir brillian Kyouko. Kouichirou masuk
pada universitas kelas satu dan mendapatkan hasil sukses di RECTO. Seharusnya Asuna
mengikutinya, namun ia terjebak dalam hal yang tidak dapat dielakkan seperti insiden SAO,
dilanjutkan dengan kejatuhan image perusahaan RECTO karena kasus Sugou, menyebabkan
Kyouko seperti memiliki cela dalam hidupnya.
Asuna kehilangan kekuatan untuk melanjutkan perdebatan, meletakkan peralatan makannya pada
piring yang masih setengah tersisa dan berdiri.
... Tentang berpindah, akan aku pikirkan lagi.
Dia hanya mengatakannya untuk saat ini, namun Kyouko dengan datar membalas:
Batas waktunya minggu depan. Isi informasi yang dibutuhkan dan print tiga lembar kopi pada
meja belajar sebelum waktu itu.

Asuna memandang ke bawah, berputar dan berjalan menuju pintu. Awalnya dia hanya ingin
kembali ke kamarnya, namun ada sesuatu yang mengganjal di hatinya, dia berputar menghadap
Kyouko dan berkata.

Ibu.
...Ada apa?
Apa ibu masih merasa malu tentang orangtua ibu yang telah meninggal, menyesal karena ibu
berasal dari keluarga petani dan bukan dari keluarga terkenal yang mempunyai sejarah?
Mata Kyouko melebar karena terkejut untuk sesaat, diikuti dengan kerutan dalam di dekat alis
dan mulutnya.
... Asuna! Kesini kamu!
Meskipun ia masih dapat mendengar suara tajam itu, Asuna menutup pintu dan menghalangi
kata-kata tersebut. Dengan segera ia menaiki tangga seperti ingin melarikan diri dan membuka
pintu menuju kamarnya.
Asuna merasakan kegelisahan yang tak tertahankan, dia berjalan lurus menuju kontrol panel
kamarnya dan menonaktifkan AI gabungan. Hanya seperti itu, dia melompat ke atas tempat
tidurnya, dan membenamkan wajahnya di kasur yang besar, tidak memperdulikan kerutan pada
blus mahalnya.
Dia tidak ingin menangis. Sebagai seorang swordswoman, dia telah memutuskan untuk tidak
meneteskan air mata kesengsaraan ataupun kesedihan. Akan tetapi, kebulatan tekadnya tak
mampu membendung ketidakbahagiaan yang terus berkembang tanpa batas di dalam hatinya.
Swordswoman macam apa kamu, ejekan sebagian dari hatinya. Kamu mampu sedikit
menebaskan pedang di dalam game, kekuatan apa yang kamu miliki di dunia nyata? Asuna
menggigit bibirnya dan bertanya pada dirinya sendiri.

Bertemu dengan anak laki-laki itu di dunia tersebut, seharusnya dia sudah berubah. Seharusnya
dia sudah berhenti mengikuti secara buta nilai-nilai yang diberikan orang lain dan bertempur
untuk hal yang ia percayai.
Akan tetapi, dilihat dari luar, apa bedanya dia dengan sebelum datang ke dunia itu? Dia masih
bersikap seperti boneka dan menunjukkan senyum palsu di hadapan saudara-saudaranya, dia
tidak mampu menolak jalan yang dipaksakan orangtuanya. Bila ia mampu percaya pada dirinya
sendiri di dunia virtual, lalu kenapa dia harus kembali ke dunia nyata?
Kirito... Kirito.
Tanpa sadar, dia mulai memanggil nama itu berulang kali.
Kirito Kirigaya Kazuto, mampu tetap mempertahankan tekad kuat yang ia dapat di SAO
bahkan setelah kembali ke dunia nyata selama lebih dari setahun. Seharusnya dia juga
menghadapi tekanan yang begitu kuat, namun dia tidak pernah menunjukkan hal itu di wajahnya.
Di masa lalu, ketika ia menanyakan Kirito apa yang ia ingin capai di masa depan, dengan malumalu Kirito tersenyum dan menjawab dia ingin menjadi seorang produser daripada hanya
sebagai seorang pemain. Terlebih lagi, bukan sesuatu seperti software untuk game, dia ingin
mengganti teknologi FullDive saat ini yang begitu constraint-ridden dan memproduksi tampilan
yang lebih akrab antara mesin-manusia. Untuk mencapainya, ia telah mengunjungi forum-forum
luar negeri, belajar dengan aktif dan bertukar pendapat.
Asuna merasa Kirito akan berusaha menggapai tujuan itu tanpa keraguan. Bila memungkinkan,
dia ingin berada di sisinya dan bersama mengejar mimpi yang sama. Secara teliti dia mencari
tahu apa yang harus dia pelajari dan berharap mereka dapat melanjutkan di sekolah yang sama
pada tahun berikutnya. Akan tetapi, sepertinya jalan itu telah terputus. Pada akhirnya dia tidak
dapat menahannya, perasaan lemah menyerang Asuna.
Kirito-kun...
Dia berharap dapat langsung bertemu dengannya. Meski bukan di dunia nyata, dia ingin sendiri
bersamanya di rumah itu, menangis mengungkapkan seluruh isi hatinya dan menceritakan
segalanya. Namun, dia tidak bisa. Pemikiran bahwa yang Kirito cintai bukanlah Yuuki Asuna
yang lemah, melainkan salah seorang pejuang terkuat Asuna The Flash, menjadi belenggu
berat dan menghantui dirinya.
Asuna... sangatlah kuat... Jauh lebih kuat dariku...
Dia teringat kata-kata yang Kirito bisikkan di dunia itu. Asuna mungkin akan menarik dirinya
dari hati Kirito bila dia menunjukkan kelemahan.
Hal itu terlalu menyeramkan. Asuna berbaring, dan tanpa sadar tertidur sebentar. Dia melihat
dirinya dengan sarung pedang berhiaskan perak tergantung di pinggangnya, bergandengan
dengan Kirito, berjalan di suatu tempat dengan sinar matahari menembus pepohonan. Akan

tetapi, Asuna yang lain terkunci di tempat yang gelap, hanya mampu memandang dengan diam
kebahagiaan mereka berdua.
Di dalam mimpi manis namun menyedihkan tersebut, Asuna sangat berharap dia kembali ke
dunia tersebut.

Bab 3
Lantai 24 Aincrad adalah lantai yg berada di atas air tawar dan sebagian besar tertutupi air.
Tempatnya mirip dengan kota danau yang saat ini belum dibuka Salemburg di lantai ke-61 di
mana Asuna pernah tinggal.
Blok utamanya bernama Panareze. Itu dirancang sebagai sebuah pulau buatan manusia di
tengah danau besar, pulau-pulau yang tak terhitung banyaknya terhubung melalui jembatan
gantung yang membentang ke segala arah.
Asuna menatap Panareze dari seberang danau, dan menempatkan kepalanya di bahu Kirito.
Keduanya saat ini duduk di pantai selatan pulau sedikit utara dari blok utama. Pohon besar di
belakang mereka mulai tumbuh, gelombang kecil membasuh kaki mereka. Angin hangat bertiup
di atas danau meskipun masih musim dingin, dan rumput di sekitar mereka bergoyang.
"Hei, apa kamu masih ingat? Pertama kali kamu pergi ke rumahku?" Dia mengangkat wajahnya
dan bertanya, Kirito menjawab dengan senyum tipis.
"Aku bukannya membual, tapi aku yakin aku memiliki ingatan yang buruk"
"Eh"
"Namun, aku masih ingat waktu itu dengan jelas."
"...Benarkah?"
"Tentu saja. Pada saat itu, aku mendapat bahan makanan super langka, dan Asuna membuat sup
dari itu. Ah ... dagingnya begitu lezat ... Bahkan sampai sekarang, aku masih sering memikirkan
hal itu."
"Ya ampun! Satu-satunya hal yang kamu ingat adalah makanan!"
Asuna cemberut dan memukul dada Kirito, tapi masih ada sedikit senyum dalam suaranya.
"... Yah, aku juga sering memikirkan hal itu."
"Apa, kamu tidak punya hak untuk mengeluh tentang orang lain ... Hei, sup itu, apa mungkin
untuk membuatnya di dunia nyata?"
"Uh ~ huh ... Pada dasarnya itu mirip dengan ayam, mungkin jika aku membuat sausnya ...
Namun, mungkin lebih baik untuk tetap menyimpannya dalam ingatan kita. Sebuah makanan
yang tidak pernah bisa kamu rasakan lagi, bukankah itu bagus?"
"Mmn, ya, itu benar."

Melihat Kirito mengangguk sedikit menyesal, Asuna sekali lagi tersenyum. Kirito juga
tersenyum, dan berbicara seolah-olah dia tiba-tiba teringat sesuatu:
"Ah, benar ... Hey."
"Ada apa?"
"Kita tanpa sadar menabung sedikit Yurudo, ketika update lantai ke-60 diperkenalkan, kenapa
kita tidak membeli sebuah rumah di Salemburg? Rumah Asuna berada di sana di masa lalu."
"Tentang itu ~"
Asuna memikirkan usulan Kirito untuk sementara waktu, dan menggelengkan kepalanya.
"Yah, tidak. Aku sungguh tidak memiliki kenangan yang bagus di tempat itu. Gunakan uang itu
untuk membantu Agil membuka toko di Algade."
"Membantu menghidupkan kembali toko tidak bermoral itu ... Tingkat bunganya akan menjadi
sepuluh persen setiap sepuluh hari ..."
"Wah, kamu berpikir terlalu jauh."
Mereka dapat berbicara selamanya tentang kenangan yang mereka alami dari Aincrad. Saat
mereka tersenyum dan berbicara, Asuna menyadari peningkatan jumlah pemain yang terbang
dari Panareze ke pulau ini. Semua orang terbang di atas mereka berdua, menuju pohon besar di
tengah pulau.
"Ah, sudah hampir waktunya. Aku harus pergi."
Saat mengatakan itu, Asuna tetap enggan untuk berpisah dengan kehangatan yang menyelimuti
dirinya. Pada saat itu, Kirito berkata dengan ekspresi serius di wajahnya.
"Asuna. Jika kamu akan bertarung dengan Pedang Absolut ...."
"Eh ...?"
"Eh ... Yah, tidak, orang itu ... sangat kuat, benar-benar sangat kuat."
Mendengar gagapan dalam nada Kirito, Asuna memiringkan kepalanya.
"Aku sudah banyak mendengar tentang kekuatan Pedang Absolut dari Lisbeth dan yang lainnya.
Selain itu, Kirito bahkan dikalahkan. Dari awal, aku tidak pernah merasa aku akan menang. Aku
hanya ingin melihat pedang itu ... Selain itu, aku benar-benar tidak bisa percaya bahwa Kiritokun benar-benar kalah."
"Saat ini ada banyak orang yang lebih kuat dariku. Nah, bahkan di antara mereka, Pedang
Absolut itu istimewa."

"Omong-omong, Lyfa bilang kamu mengatakan sesuatu selama pertarungan. Apa itu?"
"Ah, tentang itu, itu sesuatu yang sedikit kukhawatirkan ..."
"Apa itu?"
"Ini dan itu ..."
Asuna dengan tajam melihat beberapa jenis kecemasan dalam wajah Kirito. Asuna semakin
bingung, dan berkedip.
Tidak peduli seberapa kuat pemain yang disebut Pedang Absolut itu, ini bukanlah SAO lagi.
Walaupun kamu tidak menyerah tepat waktu dan kehilangan semua HPmu, kamu dapat
dihidupkan kembali di tempat selama seseorang melemparkan mantra menghidupkan kembali.
Walaupun kamu kehilangan experience karena hukuman mati, kamu hanya harus berburu selama
beberapa jam untuk mendapatkannya kembali.
Namun, Kirito diam-diam mengatakan sesuatu yang tidak pernah Asuna sangka.
"Aku bertanya pada orang itu-Kamu benar-benar penduduk dunia ini, bukan? Tanggapannya
adalah senyum diam dan dengan kasar menyerang dengan skill cepat. Kecepatan itu ... melewati
batas ..."
"... Maksudnya, pemain dengan kecanduan super?"
Asuna memiringkan kepalanya dan bertanya, dalam menanggapi pertanyaannya, Kirito buruburu menggeleng.
"Tidak, aku tidak mengacu pada dunia VRMMO tertentu, aku sedang berbicara tentang seluruh
Server The Seed... Tidak, itu juga salah. Harus kukatakan, itu adalah produk dari lingkungan
yang diciptakan oleh full diving .. Itulah apa yang kurasakan. "
"Apa ... artinya ...?"
"Lebih baik untuk tidak membuat kesan pertama begitu awal. Aku ingin kamu merasakan
sisanya sendiri. Kupikir kamu akan mengerti jika kamu melawannya."
Saat Asuna berkedip sementara Kirito menepuk kepalanya, suara orang yang mendarat terus
terdengar dari pohon di belakang mereka. Kemudian, mereka mendengar suara keras.
"Mataku baru saja berpaling sedikit darimu dan kamu sudah berlari ke tempat semacam ini!"
Mendengar suara langkah kaki di rumput, Asuna buru-buru bangun.
Lisbeth berjalan dengan gaun apron dari balik pohon, berdiri dengan tangan di pinggang,
menatap Asuna dan berkata.

"Aku minta maaf karena mengganggumu saat kamu sedang sibuk, tapi ini sudah hampir
waktunya."
"A, aku tahu."
Mengangkat dirinya dengan sayap di punggungnya, Asuna segera berdiri dan mengkonfirmasi
peralatannya. Sebuah jaket bergelombang dengan benang biru keperakan dan rok dari jenis yang
sama. Sepatu boot dan sarung tangan yang terbuat dari kulit naga air. Menggantung dari sabuk
pedang di pinggangnya adalah Rapier dengan gagang kristal. Setiap bagian dari mereka adalah
barang dari kelas tertinggi yang saat ini dapat diperoleh. Dengan begitu dia tidak akan
menyalahkan peralatan jika ia kalah.
Selesai memeriksa hal-hal seperti jenis aksesori sihir yang ia lengkapi, ia melihat jam.
Masih ada sedikit waktu sebelum jam 3pm di dunia nyata. Asuna melirik Kirito yang berdiri di
sampingnya, berbalik, menatap Lisbeth, Silica dan Lyfa di belakangnya, serta Yui yang berada di
kepalanya dan berkata.
"Kalau begitu, ayo kita pergi."

Mereka terbang rendah berturut-turut, menuju pusat pulau yang tidak bernama. Sebuah bukit
besar terlihat saat mereka bergerak melewati pohon-pohon yang meluas di kejauhan. Cabangcabang menjalar ke setiap arah dari puncak pohon besar, dan sekelompok besar pemain sudah
berkumpul melingkar di atas dasarnya. Sorak-sorai bergemuruh datang seperti tsunami.
Saat mereka melihat ruang di antara penonton dan mendarat, pemain jatuh dari atas disertai suara
teriakan. Dia dengan brutal jatuh kepala lebih dulu ke dasar pohon, menerbangkan awan debu
besar.
Pendekar pedang yang tampaknya Salamander bergelimpangan di tanah untuk sementara waktu
sebelum akhirnya menggelengkan kepala dan menyentak. Dengan ekspresi yang masih
menunjukkan dampak dari musim gugur, ia mengangkat kedua tangannya dan berteriak.
"Aku sudah kalah! Aku menyerah! Aku mengundurkan diri!"
Pada saat yang sama, suara yang menandakan akhir dari duel terdengar dan suara tepuk tangan
dan sorak-sorai menjadi lebih keras.
Menakjubkan, ini sudah kemenangan yang ke-67 berturut-turut, bisakah seseorang menghentikan
orang itu, panggilan seperti itu yang tak terhitung jumlahnya tercampur dengan pujian dan mules
yang terjalin. Mendengar itu, Asuna menyipitkan mata dan mendongak seolah-olah untuk
mengkonfirmasi pemenang.

Dalam sinar matahari yang mucul diantara cabang-cabang pohon besar, siluet pemain datang
spiral ke bawah.
Pedang Absolut lebih kecil dari yang ia bayangkan. Karena namanya, Asuna membayangkan dia
adalah pria besar dengan otot menonjol, tapi Pedang Absolut terlihat langsing. Rinciannya secara
bertahap dapat terlihat saat Pedang Absolut perlahan-lahan mendekati lampu latar.
Warna kulitnya seputih susu dengan sedikit warna ungu, karakteristik yang unik untuk Imp.
Rambut panjangnya berkilau dan berwarna hitam keunguan indah. Armor obsidian yang
menutupi dadanya mengeluarkan sedikit tonjolan, blus dan rok bergelombang di bawahnya
berwarna violet langau. Pada pinggangnya tergantung tipis, sarung pedang hitam.
Di depan tatapan tercengang Asuna, swordswoman tak terkalahkan Pedang Absolut dengan
cepat berputar sebelum mendarat ringan di puncak. Kemudian dia mengangkat sudut roknya,
meletakkan tangan kanannya di depan dada dan membungkuk seperti seorang aktris. Pada saat
yang sama, kaum pria di sekeliling sekali lagi bersiul dan bersorak.
Pedang Absolute mengangguk sedikit dan berdiri, wajahnya berseri-seri dan dengan polos
membuat tanda V. Dia jelas lebih pendek dari Asuna. Pada wajah kecilnya ada pipi dengan
lesung pipit, hidung yang sedikit mancung dan besar, matanya berkedip memancarkan radiasi
seperi permata.
Asuna masih belum pulih dari keterkejutannya, dan menyikut perut Lisbeth dengan sikunya.
"... Hei, Liz."
"Ada apa?"
"Pedang Absoluteadalah seorang gadis?!"
"Uh huh, bukankah aku telah menyebutkannya?"
"Tidak kamu belum! ... Ah, mungkinkah ..."
Kali ini dia melirik wajah Kirito yang berdiri di sisi yang lain.
"Alasan Kirito kalah ..."
"Tidak, bukan karena hal itu."
Kirito menggelengkan kepalanya dan berbicara dengan serius.
"Aku kalah bukan karena dia seorang gadis. Aku telah bertarung dengan sangat serius. Beneran
... Setidaknya sampai setengahnya."
"Siapa yang tahu?"

Asuna dengan angkuh berpaling darinya.


Selama waktu ini Salamander itu berdiri, tersenyum meskipun ia kalah dan menjabat tangan
Pedang Absolut sebelum berbalik dan kembali ke sudut diantara para penonton. Gadis yang
mengenakan bando merah pada rambut hitamnya melemparkan mantra tingkat penyembuhan
terendah pada dirinya dan melihat sekeliling.
"Lalu, penantang berikutnya, apa ada?"
Suaranya juga tinggi, suara yang memikat dari seorang gadis muda. Nadanya cerah dan polos,
membuatnya sulit untuk bergaul dengan seorang prajurit berpengalaman.
ALO tidak mendukung perubahan jenis kelamin, jadi pemain itu pasti perempuan, tetapi tubuh
virtual yang dibuat secara acak tidak mencerminkan usia atau fisik seseorang. Meski begitu,
realisasi dari sifat Pedang Absolut membuat orang percaya itu adalah usia dan penampilannya
yang nyata.
'Kenapa kamu tidak pergi', 'Tidak, aku akan terbunuh dalam hitungan detik', percakapan seperti
itu terus datang di sekitarnya, tapi tidak ada yang mendaftar. Kali ini giliran Lisbeth yang
menyenggol perut Asuna dengan sikunya.
"Hei, majulah."
"Tidak .. Tunggu, aku harus menetukan kecepatan pergerakannya dahulu ..."
"Kamu hanya bisa melakukan hal semacam itu dalam putaran melawan anak kecil. Sekarang,
cepatlah maju!"
"Wah."
Thump, punggungnya didorong, dan Asuna jatuh beberapa langkah ke depan. Dia buru-buru
menyebar sayapnya untuk menghentikan dirinya terjatuh, berdiri tegak dan menemukan dirinya
berdiri berhadapan dengan gadis yang memiliki alias Pedang Absolut.
"Nona, ingin mencoba?"
Dengan gemetar tersenyum, Asuna tidak bisa melakukan apa pun selain,
"Tentang itu ... Nah, karena itulah aku datang."
Menanggapi diam-diam seperti itu. Sebelum dia bertarung dengan Pedang Absolut yang ia
bayangkan seorang pria besar dan ganas, ia membayangkan akan ada pertarungan kata-kata, tapi
terlalu banyak hal yang telah dikacaukan oleh langkahnya.
Namun, sorakan di sekitarnya mendidih. Banyak orang tahu bahwa Asuna sering menang dalam
turnamen bulanan, dan suara-suara yang memanggil namanya dapat terdengar.

"OK!"
Gadis itu menyentakkan jarinya dan memberi isyarat pada Asuna.
Bernapas dalam-dalam, Asuna membangun pikirannya dan berjalan menuju tengah-tengah
dinding manusia. Setelah suara-suara di sekitarnya secara bertahap berhenti, ia terlebih dahulu
mengkonfirmasi kondisi pertarungan.
"Tentang itu, bisakah kamu menjelaskan aturannya?"
"Tentu saja. Kamu dapat menggunakan sihir dan item yang kamu inginkan. Namun, aku (boku)
hanya akan menggunakan ini."
Gadis yang benar-benar cocok dengan kata ganti orang boku[3] mengetuk gagang pedang
dengan tangan kirinya selagi menanggapi. Kepercayaan diri naifnya nyaris memprovokasi
keinginan Asuna untuk bertarung.
... Dalam hal ini, aku tidak akan menggunakan cara-cara pengekangan seperti serangan magic
jarak jauh. Sebuah pertarungan langsung antara swordswomen adalah apa yang aku harapkan,
bisik Asuna di dalam hatinya dan meletakkan tangan kanannya di gagang Rapiernya, pada waktu
itu.
Pedang Absolut dengan keras mengatakan sesuatu yang bahkan terdengar lebih santai.
"Ah, benar. Nona, pertarungan di tanah atau udara, mana yang kamu suka?"
Awalnya berpikir bahwa jelas akan menjadi pertarungan udara, Asuna terkejut dan berhenti
menghunus Rapiernya.
"... Yang manapun tidak apa-apa?"
Pedang Absolut tersenyum dan mengangguk. Asuna hanya bisa bertanya-tanya apakah itu
semacam taktik. Namun, tidak ada tanda-tanda kejahatan dalam senyum gadis Imp itu. Yang
berarti bahwa, dia hanya percaya bahwa dia bisa menang tidak peduli apa pun jenis
pertarungannya.
Kalau sudah seperti ini, aku akan melawannya dengan serius. Berpikir ini, Asuna menanggapi.
"Kalau begitu, pertarungan di tanah."
"Ok. Melompat tidak apa-apa, tapi kamu tidak boleh menggunakan sayapmu!"
Pedang Absolut langsung setuju, dan melipat kembali karakter sayap gelap di punggungnya.
Warna sayap yang berbentuk seperti kelelawar itu segera memudar dan hampir tidak terlihat.
Pada saat yang sama, Asuna juga menggunakan perintah untuk menghapus sayapnya: dua bahu

tajamnya mengetat sepenuhnya dan tetap di sana selama dua detik. Suara gemerincing datang
dari belakangnya, dan dia mengerti bahwa sayapnya telah menghilang.
Asuna cukup banyak menguasai Voluntary Flight tanpa joystick di hari pertama ia terhubung
ke ALO sebagai pemain normal, dan sekarang teknik udaranya tidak lebih buruk dari veteran
yang bermain sejak sebelum Aincrad muncul.
Meski begitu, seperti yang diharapkan, gerakan-gerakan yang dikeluarkan tubuhnya selama 2
tahun pertempuran di SAO tidak melemah sama sekali. Sebenarnya, bertarung di atas tanah itu
sulit. Menggerakkan jari-jari kakinya, dia merasakan kerasnya tanah yang berasal dari bawah
sepatu botnya.
Selanjutnya, Asuna mengkonfirmasi Multicolor Pointer dari gadis yang dikenal sebagai
Pedang Absolut ini.
Jendela kecil secara otomatis muncul di dekat orang yang perhatiannya terfokus padamu. Selain
menampilkan nama target, HP, MP dan ikon kecil untuk buff dan debuff, warna jendela juga
menunjukkan hubunganmu dengan target. Kondisi seperti ras yang sama, ras netral, ras musuh,
teman, guild, kelompok dan sebagainya akan mengubah warna tersebut, yang membuatnya
disebut multicolor pointer.
Namun, karena ini adalah pertemuan pertama Asuna dengan gadis itu, maka jendelanya tidak
akan menunjukkan namanya, sehingga tidak ada apapun di atas bar HPnya. Sebagai
perbandingan, di sisi kirinya adalah ikon kecil. Itu dikenal sebagai Emblem Guild. Seperti
namanya, itu berarti bahwa orang tersebut memiliki guild. Lambangnya bisa dengan bebas
diedit, lambang gadis itu adalah salah satu lambang yang sangat lucu dengan hati merah muda
dan dua sayap putih menyebar dari sisinya. Asuna sendiri bukan bagian dari guild apapun, jadi
tidak ada lambang apapun pada pointernya. Beberapa kali, dia dan teman-temannya ingin
membentuk sebuah guild, tapi untuk beberapa alasan akhirnya selalu tetap seperti itu.
Gadis itu juga mungkin melihat pointer Asuna, gadis yang sedikit jauh dari Asuna itu sekali lagi
menatap langsung ke arahnya dengan mata cantik dan ungunya. Dia tersenyum, menggerakkan
tangan kanannya dan dengan terampil memanipulasi jendela sistem yang muncul. Setelah itu,
permintaan untuk duel muncul dalam pandangan Asuna disertai dengan efek suara yang
mengaduk hatinya. Baris atas katanya menyebutkan
Yuuki menantang Anda.
, dibaca Yuuki, mungkin nama karakter gadis itu. Imut namun belum mengesankan, nama
yang benar-benar cocok untuknya.
Seperti SAO, ada 3 mode yang dapat dipilih di bagian bawah jendela. Mulai dari atas, ada
Mode Serangan Pertama, Mode Setengah Kalah dan Mode Kalah Total. Dalam Aincrad
sebelumnya, semua duel pada dasarnya dilakukan dalam mode serangan pertama. Jelas

kehilangan semua HPmu keluar dari pertanyaan, walaupun mode setengah kalah, mungkin untuk
mengurangi HP seseorang ke zona bahaya jika serangan penyelesaiannya adalah serangan
kritikal.
Tapi sekarang, pilihan yang jelas adalah mode kekalahan total.
Merasakan perubahan waktu di sudut otaknya, Asuna mengklik OK. Nama Yuuki muncul
di multicolor pointer gadis itu. Pada saat yang sama, pointer yang dia lihat pasti menampilkan
namaAsuna.
Jendela meminta duel otomatis menghilang, menggantikannya adalah timer sepuluh detik. Asuna
dan gadis ituPedang Absolut Yuuki menghunuskan pedang mereka pada saat yang sama,
*ka-chink*, dua suara yang jelas dan tumpang tindih berdentang.

Senjata Pedang Absolute itu tipis, satu tangan, pedang bermata dua yang lurus. Tembus pandang
dengan rona hitam obsidian seperti warna armornya. Dilihat dari cahaya dan rinciannya, tingkat
senjata itu kurang lebih sama dengan Rapier Asuna. Bisa dikatakan, itu mungkin tidak memiliki
efek tambahan unik yang langka, yang biasanya ada pada senjata legendaris.
Yuuki menempatkan pedangnya di depannya di atas pinggangnya, dan secara alami
merendahkan tubuhnya. Sebaliknya, Asuna menempatkan tangan kanannya di sisi tubuhnya,
Rapiernya digenggam hampir tegak lurus. Pada saat yang sama, sorak-sorai di sekitarnya
menyusut seperti gelombang pasang.
Saat dia mengambil napas dalam-dalam dan mengembuskan nafas, counter pada timer mencapai
angka nol.
Secara instan kataDUELmuncul, Asuna menginjak tanah dengan semua kekuatannya.
Menutup jarak sekitar tujuh meter dalam sekejap, dia memutar tubuhnya ke arah kanan.

"Ha!"
Bersamaan dengan teriakan singkat itu, tangan kanan Asuna melesat ke depan seperti anak
panah. Tusukan itu diisi dengan torsi dan inersia yang diluncurkan dua kali sedikit ke kiri dari
pusat tubuh Pedang Absolut, dan tusukan lainnya dengan cerdik diarahkan ke kanan setelah
beberapa saat. Itu adalah skill biasa daripada sebuah skill pedang, meskipun tidak secepat skill
pedang, arahnya lebih tepat. Jika dia menghindar ke kanan untuk menghindari dua tusukan
pertama, dia tidak bisa menghindari yang selanjutnya.
Seperti yang dipirkan Asuna, tubuh Yuuki bergerak sedikit ke kanan untuk menghindari dua
serangan pertama. Saat gerakannya berhenti, dia memasuki zona serangan dari serangan ketiga
Namun, saat ujung Rapier hendak mengenai armor dadanya, tangan kanan Yuuki bergerak tidak
jelas. Pada saat yang sama, bunga api muncul ke sisi kanan Rapier Asuna, dan lintasan tusukan
bergeser sedikit.
Pedang Absolut dengan akurat menghindari Rapiernya yang didorong pada kecepatan ultratinggi, saat otaknya memahami itu, ujung Rapiernya menyerempet armor Pedang Absolute dan
memukul udara.
Memikirkan sebuah serangan balik, kulit di leher Asuna mati rasa.
Namun, jika ia menarik Rapiernya sekarang, postur tubuhnya akan menjadi kaku. Mengikuti
skill inersianya, dia mengeraskan hatinya dan berputar ke kiri.
Pada saat yang sama, cahaya hitam yang mengarah ke lehernya muncul di penglihatannya.
"!!"
Tremor mengisi tubuh Asuna saat ia menghadapi kecepatan kilat mengerikan ini. Dia
mengertakkan gigi dan memutar tubuhnya sampai batas, kekuatan yang diberikan oleh kaki
kanannya nyaris menggores permukaan tanah.
Gesekan rumput yang tumbuh padat di kakinya sedikit lebih rendah dibandingkan dengan batu
atau tanah kosong. Penilaian ini mengkhianati Asuna dan kaki kanannya terpeleset. Seketika,
tubuhnya miring tiba-tiba.
Namun, untungnya, pedang dari Pedang Absolut hanya menyerempet dada Asuna. *Clang!*
Dampaknya lewat di dekat telinganya. Jika rambut memiliki tempat yang bisa diserang, rambut
panjang, biru muda Asuna mungkin tinggal setengah panjang aslinya. Dari sudut matanya, dia
melihat energi yang dilepaskan ke udara menyebar keluar.
Asuna memulihkan keseimbangannya, menginjak tanah dengan sepatu bootnya dan melompat ke
kanan. Dia melompat dengan kaki kirinya sekali lagi dan berhenti cukup jauh.

Meskipun Asuna membungkuk rendah dalam persiapan untuk serangan yang mengejarnya,
Pedang Absolut mempertahankan senyum yang sama, berhenti bergerak dan sekali lagi
mengangkat pedang ke pinggangnya. Asuna menenangkan detak jantungnya dan tersenyum
kembalitapi di dalam, dia tertutupi keringat dingin.
Lintasan tusukan yang datang ke arahnya hanyalah satu titik. Pada dasarnya, kamu hanya bisa
menghindarinya dengan menggunakan gerak kaki, tapi Pedang Absolut secara akurat
membelokkan Rapier Asuna.
Daripada kecepatan serangan baliknya, Asuna lebih tercengang pada kecepatan reaksinya yang
menakjubkan. Meskipun ia terus mendengar tentang seberapa kuatnya dia, lawan yang tak ia
sangka memiliki wajah imut itu membuatnya lengah. Dia pernah menduga alasan Kirito kalah
adalah karena kelalaian atau kebijaksanaannya saat melawan seorang gadis, tapi itu benar-benar
tidak layak. Dia bahkan tidak pernah berhasil memblokir tusukan kekuatan penuh Asuna.
Asuna sekali lagi menarik napas dalam-dalam dan menahan napas. Dia memang lawan yang
mengerikan, tapi menyerah hanya dalam satu putaran akan menjadi aib baginya.
Tanpa diduga, suara bergema di telinganya.
Pedang apa. Hal semacam itu, itu hanyalah permainan ...
Asuna mengatupkan gigi dan membuang suara di dalam benaknya. Dunia ini sudah menjadi
dunia nyata, pertarungan di tempat ini adalah pertarungan yang sebenarnya. Dia harus
memperlakukannya seperti itu.
Seolah menyemangati dirinya, Asuna mengguncangkan Rapiernya, mengangkatnya ke bahu
kanannya dan menghadapi lawannya.
Jika skill normal tidak bekerja, maka ia harus siap mengambil risiko menggunakan skill pedang
dari sekarang. Namun, skill pedang memiliki waktu pemulihan yang ditetapkan, jika semua
serangannya dihindari, dia pasti akan menerima serangan balik yang fatal. Dia harus memikirkan
cara untuk menghancurkan postur lawannya dan membuat situasi di mana ia pasti akan
mengenainya. Asuna mengepalkan tangan kirinya.
Dia sekali lagi menginjak tanah dan melompat, saat ini pikirannya benar-benar jelas. Sesuatu
yang jarang ia rasakan selama bertarung di dunia ALO, sarafnya yang terasa terbakar saat
pikirannya dipercepat, menutupi tubuhnya.
Kali ini, Pedang Absolut juga melompat maju. Senyum di sudut mulutnya telah hilang dan
cahaya bersinar di mata kristalnya.
Pedang obsidian datang secara diagonal dari kanan atas, Asuna mendorongnya ke samping dari
kiri. Dampak getaran datang dari tangan kanannya bersama dengan percikan dan suara logam.
Menggunakan pemblokiran pedang, Pedang Absolut dengan cepat mengayunkan senjatanya lagi

seolah-olah dia tidak merasakan berat senjatanya, dia menyerang lagi dan lagi. Kecepatannya
sangat cepat hingga mustahil untuk bereaksi saat kamu melihat serangannya. Memfokuskan
seluruh penglihatannya pada lawannya, Asuna memprediksi arah serangan berikutnya dari
gerakannya dan memblok atau menghindarinya. Kadang-kadang pedang mereka akan
menyeberang dan saling menyerempet, menyebabkan kedua HP mereka turun sedikit, tapi tidak
ada satupun serangan bersih yang kena.
Cepat mengayunkan pedangnya, Asuna tiba-tiba merasa gelisah.
Memang, kecepatan serangan dan reaksi Pedang Absolut Yuuki cukup mengerikan. Dilihat dari
kecepatannya saja, ia bahkan di atas Kirito. Meski begitu, alasan Asuna mampu bertahan sampai
sekarang bukan hanya karena besarnya jumlah pengalaman tempur yang dia dapatkan di SAO,
tapi juga karena serangan lawannya itu terlalu langsung. Dari awal sampai akhir, dia tidak
menggunakan satupun tipuan, yang bisa mengganggu irama pertarungan dalam sekejap.
Asuna merasakan itu, mungkin, Yuuki tidak memiliki banyak pengalaman bertarung. Jika itu
yang terjadi, walaupun hanya sesaat, dia memiliki kesempatan untuk menang jika dia
mengejutkannya.
Memasuki kesenjangan diantara combo tiga-hit yang datang dari kanan atas, kiri atas dan sisi
kirinya, Asuna tanpa ampun memasuki dada Pedang Absolute. Keduanya hampir terjebak
bersama-sama. Dengan begitu, tak satu pun dari mereka bisa menghindari serangan dengan
menggunakan gerakan kaki.
Asuna membungkuk, Rapier di tangan kanannya mengarah langsung ke tengah tubuh lawannya,
dan dengan kuat mendorong ke depan
Pedang Absolut merespon, dan memblokir Rapier dari bawah ke atas
Saat itu, Asuna tiba-tiba menarik kembali tangan kanannya, dan pada saat yang sama,
mengepalkan tinju kirinya dan memukul sisi kanan Pedang Absolut. Ini adalah skill Tinju
yang ia pelajari ketika ia mengunjungi lapangan pelatihan ibukota Gnome yang jauh. Meskipun
tidak ada kekuatan karena ia tidak melengkapinya dengan senjata tipe bantingan yang
dibutuhkan, itu menyebabkan sentakan yang mustahil dilakukan tanpa menggunakan skill.
Dong, dampak datang dari kepalan kirinya, mata Pedang Absolut melebar kaget. Ini adalah
kesempatan pertama dan terakhirnya. Asuna tidak ragu-ragu dan mengaktifkan keterampilan
empat hit pedang Quadruple Pain.
Rapier Asuna bersinar merah terang dan pada saat yang sama tangan kanannya, yang
dikendalikan oleh sistem, merobek udara seperti petir.
Asuna yakin bahwa serangan itu akan mengenai lawannya. Postur lawan sudah hancur dan
mustahil untuk menghindarinya dalam jarak seperti ini.

Namun. Membiarkan sistem mempercepat tangan kanannya, Asuna menatap wajah Pedang
Absolut, dan tremor sekali lagi mengisi tubuhnya. Meskipun mata Pedang Absolut terbuka lebar,
tidak ada tanda-tanda kepanikan di matanya yang ungu. Matanya terfokus pada ujung Rapier.
Dia bisa melihat tusukannya?
Begitu pikiran ini terlintas dalam benak Asuna, tangan kanan Pedang Absolut berkelebat keluar.
Seperti pedang yang ditempatkan pada roda yang berputar, suara goresan keras terdengar empat
kali. Empat-hit combo Asuna secara akurat ditangkis dari atas, bawah, kiri dan kanan, tidak ada
satupun serangan yang mengenainya. Asuna hanya bisa melihat tinta tipis seperti afterimage
yang tersisa pada pedang Pedang Absolut.
Serangan terakhirnya ditangkis, Asuna membeku dalam posisi lengan kanannya membentang
keluar untuk beberapa puluh detikwaktu pemulihan tidak berguna ini mengambil pergerakan
Asuna. Pedang absolut tidak melepaskan kesempatan ini.
Dengan dentang, dia menarik kembali pedang obsidiannya, pedangnya bersinar ungu.
Sebuah skill pedang serangan balik!
"Aaah!"
Untuk pertama kalinya dalam pertandingan, Yuuki mengeluarkan seruan keras. Kemudian, ia
menusuk ke depan dengan kecepatan yang sudah sangat sulit untuk dihindari walaupun Asuna
tidak dalam pemulihan skillnya, dan mengenai bahu kiri Asuna. Miring langsung ke bagian
bawah kanan, ia dieksekusi oleh combo lima hit tanpa jeda. Semuanya dengan indah
mengenainya dan HP bar Asuna dengan cepat menurun dan menjadi kuning. Dia tidak ingat skill
pedang satu tangan seperti itu, berarti itu adalah Original Sword Skill. Dia benar-benar
menyusun lima-hit combo secepat itu
Saat Asuna kebingungan dan memikir itu, cahaya pedang Yuuki tidak memudar dan dia
mengangkatnya ke kiri atas tubuhnya.
Itu tidak berakhir dalam lima hits. Itu masih berlanjut. Akhirnya terbebas dari waktu pemulihan
skillnya, Asuna menarik dirinya bersama-sama dan sekali lagi gemetar.
Andaikan Yuuki menusuknya lima kali lagi, tidak ada keraguan bahwa HPnya akan turun ke nol.
Namun, mustahil untuk menghindarinya.
Daripada sia-sia mencoba untuk berlari dan tertusuk di punggung, akan lebih baik untuk berjudi
pada kesempatan kecil. Asuna menempatkan semua energi ke tangan kanannya dan sekali lagi
mengaktifkan skill pedang. Satu-satunya lima-hit OSS yang berhasil ia buat, yang ia beri nama
Starry Tear.

Cahaya merah dan biru saling bertautan. Bergerak dari bahu kanan Asuna ke kiri bawahnya,
ujung pedang Yuuki yang berpotongan dengan hits sebelumnya dan membuat silang.
Namun, Rapier Asuna akhirnya memukul Pedang Absolut. Menggambar puncak dari sebuah
bintang kecil, skill dorongan lima hit menembus armor hitam.
Mereka selesai bertukar lima hits, dan ada keheningan sesaat yang tercipta. Tak satu pun dari
mereka yang terjatuh.
HP bar Pedang Absolut berkurang lebih dari setengah, dan berubah menjadi kuning. Sedangkan
HP bar Asuna memasuki zona merah, dan hanya ada sedikit yang tersisa. Pada tempat pertama,
Asuna, yang data karakternya warisan dari SAO, memiliki HP lebih tinggi daripada pemain
ALO. Combo sepuluh hit yang menakjubkan itu benar-benar hampir berhasil menghabiskannya,
kekuatan OSS Pedang Absolut benar-benar mengerikan, namun ...
Tidak. Pedang panjang Yuuki masih memancarkan cahaya violet, skill pedangnya belum
berakhir.
Sekali lagi menarik kembali pedangnya, ia mengarahkannya secara langsung ke tengah tubuh
Asuna, persimpangan silang itu membentuk efek.
Inikah yang dirumorkan, OSS ajaib yang Pedang Absolut judikan dalam duel? Asuna menghela
napas.
Kekuatan dan kecepatan yang melebihi akal sehat, apalagi, keindahannya lebih besar daripada itu
semua. Aku tidak menyesal kalah oleh skill pedang semacam ini. Menyatakan hal ini dalam
hatinya, Asuna menunggu serangan final.

Serangan kesebelas turun tanpa ampuntapi tiba-tiba berhenti tepat sebelum menembus Asuna.
Gangguan paksa pada sistem dukungan memancarkan cahaya cerah dan dampaknya dilepaskan
ke udara di sekitarnya, menyebabkan rumput di sekitarnya scara radial terjatuh.
"?!"
Di depan mata tercengang Asuna, Pedang Absolut meletakkan senjatanya, dan untuk beberapa
alasan, dengan cepat berjalan ke arahnya. Dia menepuk bahu Asuna dengan tangan kirinya,
tersenyum cemerlang. Membuka bibirnya, dia dengan penuh semangat berbicara:
"Ya, itu hebat! Aku telah memutuskannya padamu!"

"Ap ... Eh ...?"


Asuna sudah benar-benar kalah, dan hanya bisa mengeluarkan suara bingung.
"Bagaimana, itu ... Apa yang terjadi dengan serangan terakhir dari duel ...?"
"Aku sudah puas dengan pertempuran sebanyak ini. Apa kamu ingin melanjutkannya sampai
akhir?"
Mendengarnya mengatakan itu sambil tersenyum, Asuna hanya bisa menggeleng. Tidak peduli
apa, jika Pedang Absolut tidak menghentikan serangan terakhirnya, HP Asuna sudah pasti telah
berkurang menjadi nol.
Gadis yang benar-benar cocok dengan kata ganti orang boku itu dengan riang menganggukkan
kepalanya dan terus berbicara.
"Aku selalu, selalu mencari orang yang kuat. Kali ini aku akhirnya menemukan satu! Hei, Nona,
apa kamu memiliki sesuatu yang harus dilakukan setelah ini?"
"Yah ... uh. Tidak ..."
"Kalau begitu, pergilah denganku untuk sementara waktu!"
Pedang Absolut Yuuki menyarungkan kembali pedang ke sarungnya di pinggang dengan suara
denting dan dengan penuh semangat merentangkan lengan kanannya. Asuna juga menyarungkan
pedangnya sejenak dan dengan gelisah menggenggam tangannya.
Pada saat yang sama, Yuuki melebarkan punggungnya dan mengaktifkan perintah yang
menyebarkan sayapnya. Sayap tembus pandang berbentuk kelelawar muncul, mengangkat
tubuhnya sedikit.
"Ah, benar."

Asuna buru-buru merentangkan bahu tajamnya, sayap tumbuh dan dia menendang tanah. Yuuki
tersenyum sekali lagi, menggenggam tangan Asuna, berbalik dan mempercepat ke atas seperti
roket.
"Hei, Asuna, kemana kamu akan pergi?!"
Melihat ke arah suara yang tajam, Asuna melihat Lisbeth dengan ekspresi setengah-kaget,
setengah-bingung di wajahnya, berteriak dengan tangan di mulutnya. Lyfa, Silica dan juga Yui
yang duduk di kepala Kirito semua menampakkan wajah bodoh, namun Spriggan berpakaian
hitam itu hanya tersenyum tenang, seolah-olah dia sudah memperkirakan perkembangan ini
untuk beberapa tingkat.
Terdorong oleh ekspresinya, Asuna tersenyum dan menarik napas dalam-dalam.
"Nah, tentang itu ... Aku akan menghubungimu nanti!"
Setelah dia meneriakan itu pada Lisbeth, di depannya, sayap Yuuki mengeluarkan cahaya ungu
dan dia langsung memasuki kecepatan dengan ledakan tajam. Dengan tangan kanannya ditarik,
Asuna dengan panik mengepakkan sayap di punggungnya, mengikuti punggung swordswoman
muda misterius itu.

Pedang Absolut terbang langsung ke arah selatan di atas danau lantai 24, melewati sebuah
lubang perbatasan Aincrad dan bergerak ke angkasa luar tanpa ragu-ragu.
"Uwah!"
Pada saat yang sama, awan tebal memukul wajah Asuna. Mereka terus bergerak maju dalam
ruang putih murni itu selama beberapa detik sebelum tiba-tiba menembus lapisan awan, langit
biru membentang luas di depan mereka.
Di sudut kanan bawah matanya, dia bisa melihat kerucut hijau membentang di mana mereka
menembus lapisan awan. Itu adalah puncak pohon dunia yang menjulang di tengah Alfheim.
Melihat langsung ke bawah, samar-samar dia bisa melihat permukaan biru. Dilihat dari bentuk
melingkar yang keluar dari garis pantai, sepertinya Aincrad terbang di atas Teluk Crescent di
wilayah Undine.
Saat Asuna bertanya-tanya kemana mereka akan pergi, Pedang Absolut yang terbang di
depannya tiba-tiba berbelok 90 derajat dan mulai terbang ke atas. Memutar tubuhnya, Aincrad
muncul di depan matanya, tubuh melengkung raksasa yang menjulang tinggi itu terlihat seperti
tebing. Melewati seratus meter tinggi lantai satu demi satu, Pedang Absolut terus terbang tinggi.
Meskipun kamu mengatakan itu, kamu hanya dapat bebas masuk dan keluar dari perbatasan
Aincrad untuk lantai yang sudah diselesaikan. Batas luar lantai yang belum diakses adalah zona

yang tidak dapat diakses. Asuna sedikit khawatir dan ingin menanyainya untuk mengkonfirmasi,
namun tepat ketika ia menarik napas dalam-dalam dan bersiap-siap untuk berteriak, sudut
terbang mereka sekali lagi berbelok 90 derajat.
Sepertinya tujuan Pedang Absolut adalah lantai 27. Jika Asuna ingat dengan benar, itu adalah
garis depan saat ini. Melalui celah diantara dinding berlumut, mereka terbang ke dalam dengan
cepat. Seketika, lingkungan disekitarnya menggelap.
Lantai 27 Aincrad adalah kota kegelapan abadi. Tempat terbukanya sangat sedikit dan sinar
matahari bahkan tidak bersinar seharian. Banyak stalaktit yang tidak rata menjuntai dari langitlangit di dalamnya, dan di atas mereka, ada permata prismatik besar di sana-sini, memancarkan
cahaya biru kabur. Dalam hal kesan, ini mirip dengan tanah dari wilayah Gnome di utara
Alfheim.
Gadis Imp ini, yang penglihatan malam harinya hampir sama baiknya dengan Spriggan, menarik
tangan Asuna dan terbang diantara stalaktit. Dari waktu ke waktu, sekelompok Gargoyles
muncul ke hadapan mereka, tapi Yuuki yang tidak tertarik untuk bertarung, dengan lihai
menghindari berbagai kelompok pemandu dan terus terbang.
Setelah terbang ke dalam jurang yang muncul dan meluncur perlahan-lahan selama satu menit
atau lebih, sebuah kota kecil mulai terlihat di bagian bawah lembah yang melingkar lebar. Ini
adalah kota blok lantai 27, bernama Ronbaru.
Gang dan tangga secara rumit saling silang-menyilang di kota ini yang terlihat seolah-olah diukir
dari blok batu, cahaya oranye bersinar di atasnya. Seperti api unggun yang terbakar pada malam
dingin, itu memiliki efek yang menenangkan.
Jejak ungu dan biru muda membentang keluar dari Yuuki dan Asuna dalam kegelapan saat
mereka terbang dan perlahan-lahan mendarat di plaza melingkar di pusat kota.
BGM tenang yang menandakan bahwa mereka telah memasuki kota masuk ke dalam telinganya,
dan sedikit aroma daging panggang menggelitik hidungnyasaat Asuna berpikir tentang itu, ia
mendarat di lantai batu dengan suara derai dari kakinya.
Asuna menahan napas dan melihat sekeliling. Ronbaru adalah kota elf malam, sesuai dengan
pengaturan itu, tidak ada satupun bangunan besar. Sebuah bengkel kecil, toko dan penginapan
yang terbuat dari batu cyan erat terhubung bersama-sama. Di bawah cahaya oranye, pandangan
ini memiliki keindahan seperti fantasi dan kehidupan festival malam.
Kembali selama SAO, bahkan ketika mereka sedang menyelesaikan lantai, orang-orang hanya
berkumpul di kota ini untuk sementara waktu karena tidak ada fasilitas yang penting. Asuna juga
ingat hanya tinggal di kota ini selama beberapa hari. Tapi sekarang, karena ini adalah garis
depan, banyak pemain dengan bangga berjalan di sekitar, suara gesekan terdengar dari armor

mereka. Semua orang tampaknya memiliki sedikit emosi dan membawa suasana berat seorang
pejuang. Melihat itu, perasaan kerinduan dan kepahitan bercampur di dalam hati Asuna.
Demi mendapatkan rumah kayu, Asuna terus berdiri di garis depan sampai mereka mencapai
lantai 22, tapi ia hampir tidak pernah berpartisipasi dalam pertarungan bos lagi setelah itu. Dia
merasa bahwa kegembiraan memasuki kota baru harus ia buang untuk menikmati
petualangannya di Aincrad baru. Selain itu, kenangannya akan garis depan tidak semuanya
menyenangkan.
Setelah menutup mata dan dengan ringan menggelengkan kepala untuk membuang sentimennya,
Asuna menatap Pedang Absolut yang berdiri di sampingnya.
"... Hei, kenapa kamu membawaku ke sini? Apa ada sesuatu di kota ini?"
Dalam menanggapi pertanyaan ini, Pedang Absolut tersenyum dan sekali lagi menarik tangan
Asuna.
"Sebelum itu, izinkan aku memperkenalkan temanku dahulu! Lewat sini!"
"Ah, tunggu ..."
Mengikuti punggung dari Pedang Absolut yang tiba-tiba mulai berlari, Asuna memasuki salah
satu gang sempit yang memanjang secara radial dari plaza.
Mendaki dan menuruni tangga kecil, melewati jembatan dan pergi melalui terowongan, mereka
tiba di depan apa yang terlihat seperti sebuah hotel. Mengetuk disamping tanda berbentuk pot
yang terbuat dari besi cor dengan tulisan PENGINAPAN di atasnya, mereka masuk melalui
pintu. Mereka melewati seorang NPC berjenggot yang tidur siang dan melangkah jauh ke dalam
pub dan restoran. Pada saat ini
"Selamat datang kembali, Yuuki! Apa kamu menemukan satu?!"
Suara seorang anak laki-laki riuh terdengar oleh keduanya.
Lima orang duduk di meja bundar di tengah kedai. Tidak ada orang lain selain mereka. Pedang
Absolut berjalan di depan mereka, dengan cepat berbalik dan menghadap Asuna, dengan bahagia
membentangkan tangan kanannya, menegakkan dada dan berkata:
"Mari kuperkenalkan padamu. Ini adalah guildku, teman-temanku dari Sleeping Knights."
Dia berbalik sekali lagi, dan kali ini memberi isyarat pada Asuna.
"Dan ini..."
Kata-katanya tiba-tiba berhenti di sana. Yuuki menyusut kembali, memutar matanya dan dengan
imut menjulurkan lidahnya.

"... Maaf, aku masih belum menanyakan namamu."


Kelima pemain tiba-tiba jatuh ke kursi mereka dengan berisik. Melihat hal ini, Asuna tidak bisa
menahan tawa dan setelah membungkukkan badan, dia menyebutkan namanya.
"Senang bertemu kalian. Namaku Asuna."
Dan kemudian, paling kiri dari Asuna, seorang cowok Salamander pendek berdiri dengan
semangat yang cukup besar. Mengayunkan rambut oranye yang diikat dalam sebuah jalinan di
bagian belakang kepalanya, dia berbicara dengan suara penuh semangat.
"Aku Jun! Hai Asuna-san!"
Di sebelahnya adalah orang Gnome besar. Mata berseri-seri di bawah rambut bergelombang
berwarna pasirnya membuatnya tampak ramah. Dia menarik perut besarnya, membungkuk, dan
mengatakan namanya dengan nada santai.
"Ah, tentang itu, namaku Thatch. Tolong perlakukan aku dengan baik."
Selanjutnya yang berdiri adalah pemuda Leprechaun kurus. Rambut rapi berwarna kuning dan
kacamata bulat berbingkai besi memberinya kesan mahasiswa. Dia melebarkan mata kecilnya,
membungkuk dan tersipu sambil memperkenalkan dirinya dengan cara yang bingung.
"A, aku, itu, itu, namaku Taruken. Mohon beri aku saran ... Aduh!"
Teriakan di akhir kalimat itu karena pemain perempuan yang duduk di sebelah kirinya
menendang keras di tulang keringnya dengan sepatu bot.
"Cukup, Taru, berhentilah seperti itu! Kamu selalu seperti ini di depan gadis!"
Mengatakan ini dengan nada mengesankan dan gelisah, ia bangkit dari kursinya dengan berisik.
Dia melebarkan matanya dan tersenyum pada Asuna, menggaruk rambut hitamnya yang
memanjang keluar seperti matahari dan menyebutkan namanya.
"Aku Nori. Senang bertemu denganmu, Asuna-san."
Dilihat dari kulit hitam dan sayap abu-abunya, sepertinya dia adalah seorang Spriggan, namun
alis tebal, bibir dan fisiknya yang besar tidak terasa seperti Spriggan sama sekali.
Dan kemudian, yang terakhir adalah pemain Undine wanita seperti Asuna. Rambutnya yang
panjang dan biru muda yang hampir terlihat berwarna putih murni menjuntai turun dari bahunya.
Mata biru tenang di bawah bulu mata murungnya bersinar dengan cahaya. Hidung panjang, bibir
berkilau dan tubuhnya yang sungguh ramping benar-benar memberi kesan dari seorang
penyembuh terbaik, Undine.
Wanita itu berdiri luwes, dan dengan tenang memperkenalkan dirinya.

"Senang bertemu denanmu. Aku Shiune. Terima kasih telah datang ke sini."
"Dan kemudian"
Akhirnya, Pedang Absolut melompat ke kanan, berdiri bersama kelimanya dan berkata saat mata
besarnya bersinar:
"Aku, yang juga pemimpin guild, Yuuki! Asuna-san ..."
Dia melangkah maju dan mengepalkan tangan Asuna,
"Mari kita bekerja keras bersama-sama!"
"Bekerja keras untuk ... melakukan apa?"
Asuna tersenyum kembali dan bertanya, Yuuki agak terkejut dan sekali lagi menjulurkan
lidahnya.
"Eh, aku belum memberitahumu!"
Clatter[4]! Melihat kelimanya sekali lagi jatuh ke kursi mereka, Asuna tidak bisa menahan diri
lagi. Dia tertawa terbahak-bahak, dan segera, Yuuki dan yang lain juga tertawa riang.
Ketika dia akhirnya berhenti tertawa, Asuna sekali lagi memandang anggota Sleeping
KnightsDan kemudian, dia merasakan sedikit dingin di belakang punggungnya.
Mereka semua sangat kuat. Asuna bisa menentukan ini dari setiap gerakan mereka. Keenam
orang ini sepenuhnya hidup di dunia VR. Jika mereka mengeluarkan senjata mereka, mereka
semua mungkin sekuat Pedang Absolut.
Asuna, dan mungkin juga Kirito, Liz dan yang lain, benar-benar bodoh tidak mengetahui
keberadaan kelompok sekuat ini. Jika mereka juga ditransfer dari dunia yang berbeda seperti
Pedang Absolut, maka mereka pasti sebuah kelompok yang terkenal di dunia asal VR mereka.
Apa alasan mereka pindah ke ALO, membuang karakter mereka dan semua barang-barang
mereka ... Selagi Asuna bertanya-tanya tentang hal ini, Pedang AbsolutYuuki, yang akhirnya
berhenti tertawa, menggaruk kepalanya yang dihiasi oleh bando merah dan malu-malu
mengatakan.
"Maaf, Asuna-san. Aku membawamu ke sini tanpa memberitahumu. Aku sangat senang saat aku
akhirnya menemukan seseorang yang hampir sekuat diriku, dan baru saja ... Itu, Aku ingin
meminta bantuan darimu sekali lagi. Aku. .. Tolong bantu kami!"
"Membantu ... kamu?"

Memiringkan kepalanya dan mengulangi kata ini, Asuna memikirkan berbagai kemungkinan
dalam sekejap.
Mungkin ini tidak hanya untuk membantu mengumpulkan uang, barang ataupun poin skill. Guild
ini sudah berada di level yang tinggi, hanya menambahkan Asuna tidak akan banyak membuat
perbedaan.
Demikian pula, sulit untuk percaya bahwa mereka menginginkan sesuatu seperti barang langka
atau tempat tinggal tertentu. Ini berbeda dari SAO dimana informasi sendiri diperdagangkan
dengan harga tinggi, tumpukan informasi mengenai ALO secara bebas dipublikasikan di situs
eksternal. Jika kamu mengacu kepada hal itu dan menggunakannya, barang apapun hampir dapat
diperoleh.
Akan sia-sia saja jika Kekuatan yang sedang Pedang Absolut cari bukanlah nilai numerik
semata, karena itu juga termasuk pengetahuan bagaimana bertarung. Sebab hal ini lebih
dibutuhkan untuk bertarung melawan pemain bukannya monster. Selain itu, karena dia bahkan
memperkenalkan guildnya, ini pastilah pertempuran berskala besar daripada duel satu lawan satu
seperti yang telah Pedang Absolut lakukan sampai sekarangSederhananya, ini adalah
pertempuran tanpa aturan melawan guild lain.
Mengingat ini, Asuna dengan ringan menggigit bibirnya dan berkata dengan cemas.
"Tentang itu ... Jika kamu memerlukan bantuan untuk konflik melawan guild lain, aku minta
maaf ..."
Dalam pertempuran melawan pemain dimana aturan dalam kompetisi dan aturan sistem duel
dihapus, rasa dari penyimpangan akan selalu tetap ada. Tentu saja, pemain yang tidak akan maju
sesaat setelah konflik terjadi adalah minoritas, tapi kemungkinan itu akan membawa masalah di
masa depan bagi teman-temannya dan Asuna sendiri tidak dapat mengesampingkannya.
Jadi walaupun Asuna bertemu dengan orang yang bertindak tidak masuk akal sambil berburu, dia
tidak akan mengangkat pedangnya melawan mereka.
Untuk menjelaskan hal ini seringkas mungkin, Asuna sekali lagi membuka mulutnya. Namun,
mata Pedang Absolut melebar sesaat sebelum dia langsung menggelengkan kepalanya.
"Tidak, bukan hal itu, kami tidak melakukan sesuatu seperti bertarung melawan orang lain.
Tentang itu ... itu, kami ... mungkin kamu akan tertawa ..."
Menurunkan kepalanya, Pedang Absolut dengan malu-malu mengerutkan bibirnya, menatap
Asuna dan mengatakan sesuatu yang tidak terduga.
"... Tentang itu, kami ingin mengalahkan bos lantai ini."

"Jadi begitu ... Hah?!"


Suara Asuna berseru, ini benar-benar di luar ekspektasinya. Dia awalnya mengira bahwa dia
akan mendengar tujuan yang bahkan lebih buruk daripada konflik antar guild, tapi mengalahkan
bos lantai ini, merupakan tujuan yang sangat normal dan biasa. Para pemain yang saat ini tinggal
di garis depan tanpa diragukan lagi memiliki tujuan yang sama.
"Bos ...? Bos di bagian terdalam dari dungeon ...? Bukan Mob yang respawns pada waktu
tertentu?"
"Ah, ya. Satu-satunya yang hanya bisa dikalahkan sekali."
"Aku mengerti ... Jadi ... bos, huh ~"
Asuna diam-diam melirik wajah dari lima anggota guild lainnya, mereka semua berkedip dan
menunggu tanggapannya.
Dengan kata lain, mereka ingin bergabung dengan guild yang dibentuk secara khusus untuk
mengalahkan bos lantai, sebuah guild pembersih. Mereka baru saja ditransfer dan tidak
memiliki koneksi apapun, jadi mereka meminta bantuannya untuk memperkenalkan mereka
kepada kelompok veteranApa itu masalahnya?
"Tentang itu ... Nah, Ze ... Tidak, Yuuki, karena kamu begitu kuat ..."
Perkembangan ini sedikit di luar ekspektasinya, Asuna memejamkan mata, mengubah cara
berpikirnya dan mempertimbangkan kemungkinan sebenarnya. Diantara para pemain yang saat
ini berada di garis depan Aincrad, sekitar 80% dari mereka berasal dari ALO dan 20% berasal
dari SAO. Saat ini kelompok dari ALO dan SAO telah membuat perdamaian, dan guil pembersih
benar-benar tercampur. Namun, kembali ketika ALO pertama kali diupgrade, hubungan mereka
sangatlah kaku. Itu karena di satu sisi ALO adalah game pertama yang menggunakan

AmuSphere, sementara di sisi lain SAO adalah VRMMO nyata pertama, baik Peri dan
Pendekar Pedang memiliki ego yang kuat. Seperti Asuna sendiri.
Pada saat ini, kelompok yang tiba-tiba masuk dari permainan lain tanpa diundang dan
mengatakan 'Mari kita bergabung' tidak dapat bergabung dengan mudah dalam kelompok
penyerangNamun, kekuatan Pedang Absolut Yuuki itu berada di atas. Jika lima lainnya
berada pada tingkat yang sama dan mereka menunjukkan itu, maka ada kemungkinan.
"Memang ... pemetaan lantai ini sudah mendekati ruangan bos, aku tidak tahu apakah itu akan
bekerja jika kamu tiba-tiba meminta untuk bergabung melawan bos. Tapi walaupun mustahil
untuk bergabung saat ini, jika kamu bergabung pada awal lantai berikutnya, dengan kekuatanmu,
kamu mungkin dapat bergabung dengan kelompok penyerang ruangan bos ... Jumlah maksimum
dalam kelompok penyerang adalah 49 orang, jadi aku tidak tahu apakah kalian semua dapat
bergabung ... "
Ketika Asuna berbicara sambil berpikir dan mencapai titik ini
Yuuki sekali lagi menyusut kembali malu-malu, dan mengatakan sesuatu di luar imajinasi
Asuna.
"Tentang itu. Ini sedikit berbeda dari apa yang kamu katakan. Kami tidak ingin bergabung
dengan kelompok besar ... Kami ingin menang hanya dengan enam dari kami dan Asuna-san."
"... Eh, apa?!"
Suara paling keras yang telah dia buat sejak dia dibawa ke penginapan keluar dari mulut Asuna.
Alasannya sangat sederhana.
Dibandingkan dengan yang asli di SAO, mob yang menjaga rute ke tingkat berikutnya dalam
Aincrad baru dikotori dengan power-up. Tentu saja, perubahan substansial dalam sistem tidak
dapat dengan mudah dibandingkan, tetapi dengan kehati-hatian, para bos di masa lalu dapat
dikalahkan tanpa korban satupun, saat bos baru menyerang pemain seperti biji dandelion
menggunakan serangan dan skill yang sangat kuat. Kekuatan mereka nyaris irasional.
Tentu saja, strategi yang digunakan harus berubah juga. Mengumpulkan jumlah orang
maksimum dalam serangan dan mempersiapkan penyembuh dengan ekspektasi akan ada banyak
kematian adalah strategi yang solid. Daripada satu orang yang mengorbankan hidupnya untuk
menangani 10 kerusakan, lebih baik fokus menempatkan 10 orang untuk terus menangani 11
kerusakan. Penyerangan terakhir yang Asuna ikuti adalah lantai ke-21, meskipun tingkatnya
rendah dan mereka telah membentuk 7 kelompok dengan 7 orang, ada saat-saat tak terhitung di
mana mereka menghadapi bahaya yang dapat menghancurkan mereka.

Tentu saja, kekuatan bos meningkat semakin tinggi lantai mereka. Akhir dari 20 lantai yang
dibuka pada Natal lalu secara bertahap dapat dilihat, dia mendengar bahwa lantai 26 akhirnya
diselesaikan dengan mengumpulkan beberapa guild elit besar.
Dengan kata lain, tidak peduli seberapa kuat Yuuki dan yang lain, walaupun Asuna bergabung
juga, mengalahkan bos dengan 7 orang dapat dikatakan mustahil.
Asuna memilih kata-katanya, dan secara singkat menjelaskan hal ini.
"... Jadi ... dengan 7 orang, kupikir itu agak mustahil ..."
Setelah ia selesai mengatakan ini, Yuuki dan yang lain melirik satu sama lain dan untuk beberapa
alasan, mereka semua tertawa malu-malu. Yuuki berbicara sebagai wakil mereka.
"Ya, itu benar-benar tidak mungkin. Sebenarnya, kami juga menantang bos lantai 25 dan 26."
"Eh?! Hanya ... Hanya dengan 6 orang?!"
"Ya. Kami berusaha cukup keras ... tapi ramuan MP dan HP kami tidak bisa mengembalikan MP
dan HP kami. Saat kami sedang mengumpulkan uang, bos dikalahkan oleh kelompok besar."
"Ah ... begitukah ... Kamu sungguh serius."
Asuna sekali lagi melihat dekat wajah mereka.
Ini jelas dapat dianggap sebagai tantangan yang bodoh, tapi dia menyukai semangat mereka.
Pemain yang terbiasa bermain dapat membedakan apa yang mungkin dan apa yang tidak, dan
mustahil menyerah pada hal-hal apapun dengan segera. Tantangan yang diajukan oleh para
anggota Sleeping Knights mencerminkan sesuatu yang sangat segardan sedikit nostalgia di
mata Asuna.
"Tapi ... Kenapa? Kenapa kalian tidak mau pergi dengan guild lain dan harus mengalahkan bos
sendiri?"
Tentu saja, kamu dapat memperoleh jumlah uang secara abnormal, peralatan dan barang-barang
langka dengan mengalahkan bos hanya dengan satu guild saja. Dia merasa bahwa insentif
semacam ini tidak sesuai dengan keenamnya.
"Tentang ... Tentang itu."
Yuuki melebarkan mata berwarna permatanya, dan menggerakkan mulutnya seakan mengatakan
sesuatu. Namun, dia tidak mengatakan apapun. Seolah-olah ada sesuatu yang menyesakkannya,
ia membuka dan menutup mulutnya beberapa kali, seperti dia tidak bisa menemukan kata-kata
yang tepat.
Pada saat ini, Undine tinggi disebelah Yuuki bernama Shiune berbicara untuk membantunya.

"Tentang itu, biarkan aku yang menjelaskannya. Sebelum itu, silakan duduk."
7 orang termasuk Asuna duduk mengelilingi meja, dan NPC membawakan minuman yang
mereka pesan. Shiune dengan lembut menyilangkan jari-jarinya di atas meja, dan mulai berbicara
dengan suara tenang.
"Mungkin Asuna-san sudah menyadari, tapi kami tidak bertemu di dunia ini. Kami bertemu di
sebuah komunitas online di luar game .... dan dengan segera bergaul dan menjadi teman. Hal ini
sudah berlangsung ... sekitar dua tahun."
Bulu mata Shiune jatuh seakan mengenang, dan berhenti berbicara sejenak.
"Kami benar-benar sahabat yang terbaik. Bersama-sama, kami pergi ke banyak dunia berbeda,
dan mengalami berbagai petualangan. Namun, masalahnya, kami hanya dapat melakukan
perjalanan bersama-sama sampai musim semi ini. Setiap orang ... sibuk karena berbagai alasan.
Jadi kami memutuskan sebelum kami berpisah, kami akan membuat kenangan yang tidak akan
pernah kami lupakan. Dalam dunia VRMMO yang tak terhitung, kami akan menemukan dunia
yang paling menyenangkan, paling indah, paling menarik dan bekerja sama untuk menyelesaikan
sesuatu di sana. Jadi kami terus ditransfer ke berbagai tempat, dan ini adalah dunia yang kami
temukan."
Shiune memandang sekeliling pada wajah temannya. Jun, Thatch, Taruken, Nori dan Yuuki,
wajah kelimanya berkilauan, dan mereka mengangguk. Shiune juga tersenyum lembut, dan terus
berbicara.
"Dunia iniAlfheim, rumah dari elf, serta kota terapung Aincrad, sungguh fantastis. Semua dari
kami tidak akan pernah melupakan saat-saat ketika kami menghabiskan waktu terbang di kotakota yang indah, hutan, dataran, pohon duniadan juga di sekitar kota ini. Ada satu hal lagi
yang ingin kami lakukan ... kami ingin meninggalkan jejak kaki kami di dunia ini."
Shiune bersedih, mata sedikit tertutupnya bersinar dengan cahaya yang serius.
"Jika kami mengalahkan bos, kami dapat meninggalkan nama kami di atas Swordsmen's Stele
di Kastil Besi Hitam di dalam Kota Awal di lantai 1."
"Ah ..."
Mata Asuna melebar sejenak, dan mengangguk. Dia hampir lupa tentang hal ini, tetapi namanama pemain yang telah mengalahkan bos akan disimpan di dalam Kastil Besi Hitam. Asuna
sendiri memiliki namanya tertulis pada kolom lantai 21.
"Tentang itu ... Meskipun hanya untuk kepuasan diri, kami ingin nama kami terukir di sana tidak
peduli apa. Namun, ada satu masalah. Jika satu kelompok mengalahkan bos, nama semua
anggota akan disimpan, namun jika ada beberapa kelompok, hanya nama pemimpin yang akan
tertulis."

"Ah ... Begitukah. Ya, itu pasti seperti itu."


Asuna menanggapi sambil berpikir tentang interior dari Kastil Besi Hitam.
Swordsmen's Stele adalah objek 3D dalam dunia virtual, jadi ukurannya terbatas. Mereka
harus mencapai lantai 100 di akhir, tidak ada cukup ruang untuk mencatat nama semua anggota
penyerang untuk semua lantai. Paling-paling, hanya 7 nama pemain terukir untuk setiap lantai.
Jadi, seperti kata Shiune, nama semua anggota di sini dapat terukir pada prasasti jika satu
kelompok mengalahkan bos, sementara pada kelompok penyerang hanya pemimpin kelompok
yang akan disimpan.
Shiune berhenti sejenak seolah menunggu Asuna untuk memahami, kemudian dengan ringan
mengangguk dan terus berbicara:
"Dengan kata lain, jika kami ingin meninggalkan semua nama dari anggota Sleeping Knights,
kami hanya dapat menantangnya dengan satu kelompok. Kami berusaha sangat keras di lantai 25
dan 26, tetapi tidak peduli apa, kami selalu gagal oleh seluas jari ini[5] ... Kemudian, setelah
berdiskusi bersama-sama, kami memutuskan. Batas atas kelompok adalah 7 orang, masih ada
satu ruang kosong. Meskipun lancang, kami memutuskan untuk mencari seseorang yang berada
pada tingkat yang sama atau lebih kuat dari Yuuki, yang merupakan terkuat di antara kami, dan
meminta orang tersebut untuk bergabung dengan kelompok kami."
"Jadi begitu ... Karena itulah ini semua terjadi."
Asuna mengambil napas dalam-dalam, dan tatapannya jatuh pada taplak meja putih.
Meninggalkan nama mereka pada "Swordsmen's Stele". Keinginan ini bisa dimengerti.
Tidak hanya VRMMO, tetapi hal-hal seperti game online memerlukan waktu yang banyak dari
pemain, banyak orang yang berhenti di musim semi karena alasan seperti masuk ke tingkat
pendidikan yang lebih tinggi atau pekerjaan. Tak pelak, banyak guild yang telah ada selama
bertahun-tahun tidak dapat melakukan apapun kecuali membubarkan guildnya. Berkeinginan
untuk menggoreskan kenangan pada monumen yang akan terus ada selama dunia ini berlangsung
adalah hal yang wajar.
Jangankan orang lain, Asuna sendiri tidak tahu berapa lama dia bisa terus bermain ALO. Jika
ibunya melakukan pendekatan yang lebih kuat, dia mungkin akan dilarang menggunakan
AmuSphere. Ingin menghabiskan setiap menit dan detik pada sesuatu yang bermakna karena sisa
waktu yang terbatas, pemikiran miliknya ini sama seperti mereka.
"... Bagaimana? Apa kamu setuju? Tidak banyak waktu yang telah berlalu karena kami baru saja
ditransfer, jadi kami mungkin tidak mampu menyiapkan hadiah yang cukup sebagai ucapan
terima kasih ..."

Asuna mengulurkan tangannya dan menghentikan Shiune dari pengoperasian jendela


perdagangan yang mengisyaratkan jumlah.
"Ah, tidak, karena sejumlah tempat membutuhkan pendanaan sebanyak gunung, uang itu lebih
baik kamu simpan. Aku bisa mengambil apapun yang bos jatuhkan sebagai hadiah ...."
"Jadi, kamu setuju?"
Wajah Shiune dan kelimanya bersinar. Melihat ekspresi mereka bergiliran, Asuna menyerah
memikirkan bagaimana hal ini bisa berakhir seperti ini. Awalnya, ia hanya sedikit tertarik pada
rumor dari swordmaster misterius Pedang Absolut. Kemudian dia dibawa dari tempat
kompetisi ke garis depan, diperkenalkan kepada sahabat Yuuki dan bahkan diundang untuk
menantang bos lantai dengan dirinya. Semua ini terjadi dalam waktu kurang dari satu jam. Orang
yang menarik Asuna ke dalam perkembangan seperti jet ini, Pedang Absolut Yuuki,
melebarkan mata berwarna permata berkilauanya sebanyak mungkin dan menunggu respon dari
Asuna. Kamu bisa bilang bahwa dia orang yang tidak sabaran, dan kamu juga bisa bilang bahwa
dia orang yang pantang menyerah, tapi pertemuan aneh semacam ini juga salah satu kesenangan
yang diberikan oleh VRMMO. Yang paling penting adalahjauh di dalam hatinya, salah satu
firasat kabur tertentu telah tumbuh. Dia pasti bisa menjadi teman baik dari pendekar pedang
misterius ini.
"Tentang itu ... Tunggu sebentar."
Itu karena ia tidak bisa berurusan dengan hal semacam itu secara santai. Asuna sekali lagi
mengambil napas dalam-dalam, menetapkan tatapannya pada gelas di atas meja dan
menenangkan pikirannya yang sedikit kacau. Dia membuang keraguan dan shocknya ke
samping, dan memfokuskan pikirannya pada tujuan baik Yuuki dan yang lainnya sejenak.
Beberapa waktu yang lalu, sebagai sub-leader dari guild yang tidak lagi ada, Asuna
merencanakan serangan melawan banyak bos.
Dia tidak ingat berapa jam yang dia habiskan untuk berdiskusi dengan guild lain dan pemain
solo, berdebat satu sama lain, dan bahkan bersujud dan memohon pertolongan ketika tidak cukup
banyak orang. Dia bekerja sangat keras karena di dunia itu, ada satu persyaratan yang harus
dijaga. Tidak boleh ada satupun kematian.
Tapi sekarang, semuanya telah berubah. Hanya ada satu kewajiban dan hak yang pemain miliki
di rumah elf ini, dan itu adalah untuk menikmatinya. Bisakah kamu menikmati permainan jika
kamu mengatakan pada dirimu sendiri bahwa kamu hanya tinggal mundur jika kamu tidak
memiliki kesempatan untuk menang? Yuuki dan yang lainnya telah menantang bos dari lantai 25
dan 26 hanya dengan 6 orang, dan sepertinya mereka melakukannya cukup baik.
Daripada memikirkan tentang apa yang akan terjadi jika kamu gagal, pergilah tanpa memikirkan
apapun terlebih dahulu. Dia tidak bermain dengan cara gegabah untuk waktu yang lama.

Walaupun mereka dikalahkan, satu-satunya hal yang hilang dari mereka adalah sedikit
pengalaman.
"... Jika kita akan melakukannya, mari kita lakukan. Kali ini, kesampingkan hal-hal seperti
tingkat keberhasilan."
Asuna mengangkat wajahnya, dan tersenyum nakal. Pada saat yang sama, senyum mekar di
wajah menggemaskan Yuuki. Dalam sorak-sorai yang luar biasa dari lima temannya, dia
mencondongkan tubuhnya ke depan dan meraih tangan kanan Asuna dari meja.
"Terima kasih, Asuna-san! Bahkan di awal, ketika kita saling bertarung dengan pedang, aku tahu
kamu akan mengatakan ini!"
"Panggil aku Asuna."
Asuna tersenyum dan menjawab, Yuuki tersenyum dan berkata.
"Maka kamu juga harus memanggilku Yuuki!"

Setelah berjabat tangan dengan lima orang yang buru-buru mengulurkan tangan mereka dan
bersulang dengan bir buah yang baru mereka pesan, Asuna menanyai Yuuki pertanyaan tiba-tiba
yang datang ke pikirannya.
"Omong-omong, Yuuki-sa ... Yuuki, kamu mencari orang yang kuat melalui duel, kan?"
"Ah, ya."
"Kalau begitu, seharusnya ada banyak orang yang lebih kuat sebelumku. Khususnya, seorang
Spriggan berpakaian hitam yang menggunakan pedang satu tangan, apa kamu masih
mengingatnya? Aku merasa bahwa orang itu mungkin akan lebih berguna daripada aku ... "
"Ah..."
Yuuki teringat Kirito karena itu. Dia terus mengangguk, dan memegang lengannya dengan
ekspresi yang rumit untuk beberapa alasan.
"Aku ingat. Orang itu juga benar-benar kuat!"
"Lalu ... Mengapa kamu tidak meminta bantuannya?"
"Ya ..."
Yuuki terdiam secara tidak biasa, dan senyum misterius melintas di wajahnya.
"Seperti yang kupikirkan, orang itu tidak akan mau melakukannya."

"Kenapa ... Kenapa begitu?"


"Dia menyadari rahasia kami."
Yuuki dan Shiune tidak terlihat ingin mengatakan apa-apa lagi tentang hal ini, dan tidak ada cara
untuk mengetahuinya lebih lanjut. Mungkin Rahasia ini berhubungan dengan kekuatan luar
biasa Pedang Absolut Yuuki, Asuna memikirkan hal ini, tapi dia tidak bisa melihat apa yang
Kirito sadari sama sekali.
Saat dia memiringkan kepalanya dan berpikir, Leprechaun Taruken berbicara seolah-olah untuk
mengubah topik.
"Lalu ... spesifik dari serangan, bagaimana ... bagaimana kita akan mengaturnya?"
"Ah ... Biarkan aku berpikir ..."
Asuna mengguyur pertanyaan itu di dalam mulutnya dengan bir buah, dan mengangkat jari
telunjuknya.
"Pertama-tama, hal yang paling penting adalah memahami serangan bos. Hindari ketika kamu
harus menghindar, blok ketika kamu harus memblok dan serang dengan semua kekuatanmu
ketika kamu harus menyerang, dengan cara itu kita mungkin memiliki kesempatan untuk
menang. Masalahnya adalah, bagaimana kita akan mendapatkan informasi tentang hal ini ... Ini
mungkin akan sia-sia walaupun kita bertanya pada guild besar yang mengkhususkan diri dalam
berburu bos. Kupikir kita harus menantangnya sekali dengan pemikiran bahwa kita akan
dikalahkan."
"Ya, kami baik-baik saja dengan itu! Hanya saja ... Lantai sebelumnya, dan juga satu lantai
sebelumnya, dikalahkan oleh guild lain segera setelah kami dikalahkan."
Yuuki menampakkan ekspresi sedih, dan anak laki-laki Salamander Jun diseberang meja
mengerutkan kening dan melanjutkan.
"Itu sudah berakhir ketika kami sampai di sana lagi tiga jam kemudian. Mungkin aku hanya
terlalu khawatir .... tapi aku terus mendapatkan perasaan bahwa mereka sedang menunggu kami
gagal ..."
"Benarkah ..."
Asuna menempatkan tangannya di samping mulutnya dan berpikir. Baru-baru ini ia mendengar
desas-desus tentang perselisihan antar kelompok penyerang. Mereka terutama guild besar terlalu
ditaati, tetapi akankah kelompok seperti itu memperhatikan sebuah guild dengan hanya 6 orang?
Namun, informasi ini tidak dapat diabaikan.

"Benar, untuk saat ini, kita harus membuat persiapan untuk menantang bos segera setelah kita
dikalahkan. Kapan semua orang memiliki waktu?"
"Ah, maaf. Taruken dan aku tidak bebas di malam hari. Bagaimana kalau besok pukul satu
siang?"
Spriggan tinggi Nora menggaruk rambutnya yang hitam dan meminta maaf.
"Ya, aku tidak masalah dengan hal itu. Kalau begitu, mari bertemu di penginapan ini besok jam
satu?"
OK, aku mengerti, semua orang menanggapi dengan berbagai cara. Menghadapi anggukkan
Sleeping Knights, Asuna sekali lagi tersenyum, dan dengan keras mengatakan.
"Mari kita coba yang terbaik!"

Asuna mengelus kepala Yuuki selagi Yuuki terus berbicara tentang betapa bersyukurnya dia. Dia
dengan enggan meninggalkan penginapan, dan kembali ke tempat Lisbeth dan yang lainnya
berada. Mereka mungkin akan terkejut oleh hasil tak terduga ini, jantung Asuna berdebar saat ia
berjalan cepat menuju gerbang teleport di plaza Ronbaru.
Mengandalkan memori yang tak dapat ia percayai saat ia melewati gang, plaza meriah akhirnya
muncul di depan matanya, pada saat ini.
Beep, seolah-olah tombol power ditekan, dunia gelap. Semua indranya menghilang, Asuna
tertinggal ke dalam kegelapan total.

Bab 4
Seakan-akan jatuh ke dalam sebuah lubang tanpa dasar, ia telah diserbu oleh sensasi yang
menyatakan bahwa ia sedang jatuh dengan sangat cepat.
Dunia secara tiba-tiba berputar 90 derajat dan ia tiba-tiba merasakan sebuah tekanan pada
punggungnya. Segera setelah itu, kelima indera dia tersambung kembali dengan sebuah tabrakan,
menyebabkan seluruh badan Asuna sulit bergerak.
Kelopak mata dia menyentak dua kali sambil dengan susah payah membuka mata dia yang
buram dengan air mata, dan ia melihat langit-langit kamarnya.
Akhirnya, ia merasakan perasaan empuk tempat tidurnya yang datang dari belakang
punggungnya. Secara berulang bernafas dengan rendah dua kali, kekacauan di dalam sistem saraf
dia secara perlahan-lahan menghilang.
Apa yang telah terjadi? Apakah ada sebuah kegagalan daya sementara, atau apakah AmuSphere
nya rusak -- Ia memikirkan hal ini, dan akhirnya mengambil nafas yang dalam, ia mengangkat
dirinya dengan tangannya dan langsung membuka mulutnya dengan tercengang.
Ibu dia berdiri di pinggir tempat tidurnya dengan ekspresi yang buruk, tangan kanan dia sedang
memegang sebuah kabel berwarna abu-abu muda. Ini adalah kabel listrik yang seharusnya
tersambung pada colokan listrik dari AmuSphere yang dipakai Asuna pada kepalanya. Alasan ia
secara aneh terputus adalah karena Kyouko mencabut sumber listrik mesinnya. Memahami hal
ini, Asuna tidak menahan suaranya yang kebingungan.
"Apa... Apa yang kamu lakukan, ibu!"
Namun, Kyouko cemberut dengan dalam dan dengan diam melihat ke tembok utara. Asuna
mengikuti arah pandang dia dan sadar akan jarum-jarum yang terpasang pada jam, saat itu
sedang sekitar jam 6.30 lewat lima menit.
Asuna tidak bisa melakukan apa-apa selain menggigit bibirnya, dan Kyouko akhirnya membuka
mulutnya.
"Ibu sudah pernah mengatakan hal ini saat kamu telat untuk makan malam sebulan yang lalu.
Lain kali kamu memainkan game ini sampai kamu telat, saya akan mencabut sumber listriknya."
Menghadapi nada yang sangat dingin yang nampaknya memamerkan kemenangannya, Asuna
hampir secara refleks berteriak balik. Namun, ia menurunkan kepala dan dengan mati-matian
menelan impuls untuk melakukan hal itu, dan berkata dengan suara yang kecil dan sedikit
bergemetar.
"... Melupakan waktu adalah kesalahan saya. Namun, ibu tidak perlu sampai mencabut sumber
listriknya. Kalau ibu menggoncangkan badan aku dan berteriak di telinga aku, aku akan
menerima sebuah alarm di sana..."

"Saat saya melakukan ini di waktu yang lalu, bukankah itu membutuhkan lima menit lagi
sebelum kamu membuka matamu?"
"Itu... untuk berpindah tempat, mengatakan sampai jumpa, beberapa hal-hal seperti itu..."
"Sampai jumpa apa? Kamu menaruh perpisahan di dalam game yang tidak dapat dimengerti itu
lebih daripada janji yang sungguhan? Apakah kamu tidak merasa kasihan pada pelayan jika
makanan yang dia persiapkan dengan susah payah menjadi dingin?"
-- Orang lain itu asli meskipun jika dia ada di dalam game, lebih lagi, bukankah ibu orang yang
menelpon sebelum pergi ke universitas dan benar-benar membuang makanan -- banyak
bantahan-bantahan yang mirip berkilas di dalam pikirannya. Namun, Asuna sekali lagi
menurunkan kepala dan dengan dalam mengeluarkan nafasnya yang gemetaran. Yang telah
keluar dari mulutnya hanya sebuah kalimat pendek.
"... Maaf. Aku akan lebih menaruh perhatian lain kali."
"Tidak akan ada lain kali lagi. Bukankah saya pernah bilang ke kamu, lain kali kamu lalai karena
benda itu. Saya akan menyitanya. Selain itu..."
Kyouko mengkerutkan bibirnya sedikit, dan melirik pada AmuSphere yang masih ada pada
kepala Asuna.
"Ibu benar-benar tidak mengerti kamu. Bukankah kamu telah menghabiskan dua tahun yang
berharga karena mesin aneh itu? Tidakkah kamu merasa jijik hanya dengan melihatnya?"
"Benda ini... berbeda dari Nerve Gear."
Menggumamkan hal ini, ia melepaskan dua cincin logam dari kepalanya. Mempelajari dari
kejadian SAO, AmuSphere telah diisi sampai penuh dengan perlindungan, tetapi ia dengan
segera merasa bahwa tidak ada gunanya untuk menjelaskan hal itu. Lebih lagi, meskipun jika
perangkat kerasnya berbeda, benar bahwa Asuna pernah jatuh pada keadaan vegetatif untuk dua
tahun karena sebuah VRMMO. Pada saat itu, Kyouko juga sangat khawatir dan pernah sekali
siap untuk kematian Asuna. Dia telah harus mengerti, mengerti kenapa ibunya membenci mesin
itu.
Asuna tetap terdiam, Kyouko mengeluarkan hela nafas yang besar dan berputar menghadap ke
pintu.
"Mari makan. Ganti bajumu dan segera turun ke bawah."
"... Aku tidak akan makan hari ini."
Meskipun ia merasa kasihan pada pelayan, Akiyo, yang menyiapkan makan malam, ia benarbenar tidak ingin makan berhadapan muka dengan ibunya.
"Lakukan apa yang kamu mau."
Dengan ringan menggelengkan kepalanya, Kyouko berjalan keluar dari kamar. Saat pintu
terkunci dengan suara klik, Asuna merentangkan tangannya menuju panel kontrol dan mengubah

modenya ke ventilasi terus-menerus dalam sebuah usaha untuk mengusir sisa bau harum dari
parfum ibunya yang kuat, tetapi bau itu tetap tertinggal dan mengganggu untuk waktu yang lama.
Kesenangan dari bertemu dengan Zekken Yuuki, kawan-kawan dia yang sangat menarik dan
firasat akan adanya sebuah petualangan baru, hilang seperti sebuah bola salju yang terkena sinar
matahari. Asuna berdiri, membuka lemarinya, mengeluarkan sepasang jeans yang pudar dengan
sebuah lubang di sekitar lutut dan memasukkan kakinya ke dalam. Ia memakai sebuah hoodie
kapas yang cukup tebal, dan memakai sebuah mantel putih terusan di atas itu. Pakaian-pakaian
ini merupakan salah satu dari sedikit baju yang tidak dipilih oleh ibunya.
Dengan cepat merapikan rambutnya, ia mengambil tas kecil dan handphonenya dan dengan cepat
berjalan keluar dari kamarnya. Saat ia sedang berjalan turun di tangga, mengenakan sepatunya di
serambi dan akan membuka pintu yang berat, sebuah suara yang tajam datang dari panel set di
tembok di samping dia.
Asuna! Kamu mau pergi ke mana jam segini?!
Namun, Asuna tidak menjawab, ia memutar gagang pintu sebelum ibunya bisa mengunci
pintunya dari jauh. Segera saat ia membuka pintu, palang besi keluar dari kedua sisi, tetapi
Asuna berhasil meloncat keluar duluan. Udara malam yang lembab dan sedingin es, langsung
memukul wajahnya.
Dengan segera menyeberangi jalan, ia keluar halaman dari pintu di samping pagar utama dan
akhirnya mengeluarkan nafas yang besar. Udara yang ia keluarkan menjadi putih dan
mengambang di depan matanya sebelum perlahan-lahan menipis dan menghilang. Ia menarik ke
atas retsleting mantelnya, menaruh tangannya di kantong dan bergegas menuju stasiun
Miyanosaka dari Tokyo Setagaya Line.
Ia tidak melarikan diri dari rumah, meskipun ia lari keluar seperti mengeluarkan amarahnya pada
ibunya, Asuna memahami bahwa dia sedang bersikap kekanak-kanakan dan melawan.
Kegelisahan ini terus meningkatkankan ketidakberdayaan yang ia rasakan dalam hatinya. Tiba di
sebuah area perumahan dengan rumah-rumah yang luas dan berdekatan, Asuna berhenti di depan
sebuah taman anak-anak kecil yang berdiri sendiri. Duduk di sebuah pipa metal berbentuk U
terbalik di tempat masuk, ia mengeluarkan handphonenya dari kantong. Ia menggerakkan jarinya
di atas layar, dan membuka halaman Kirito -- Kazuto dari buku teleponnya. Asuna menaruh
jarinya pada tombol telepon, tetapi menutup matanya dan menurunkan kepalanya pada akhirnya.
Ia mau menelepon Kazuto dan mengatakan kepadanya: Bawa sebuah helm extra dan datang
jemput aku dengan motormu. Duduk di bangku belakang motor yang kecil, berisik, tetapi cepat,
dengan erat memegang pinggang Kazuto, dan mengebut lurus ke depan menuju ke mana saja di
jalan-jalan tol tahun baru yang kosong. Jika seperti itu, kegalauan di pikirannya pasti akan segera
menghilang, seperti saat ia terbang dengan kecepatan penuh di Alfheim.
Namun, jika ia melihat Kazuto sekarang, ia pasti tidak akan bisa menahan emosinya dan akan
menangis sambil mengatakan semuanya pada dia. Tentang bagaimana ia harus pindah sekolah.

Tentang bagaimana ia mungkin tidak akan bisa masuk ke dalam ALO lagi. Kenyataan dingin
yang telah mendorong Asuna pada arah yang telah diatur sejak ia masih kecil, dan diri dia sendiri
yang tidak bisa melakukan apa-apa untuk melawan hal itu -- dengan kata lain, ia akan
mengatakan kepada dia semua hal tentang kelemahannya yang ia telah sembunyikan sampai
sekarang.
Asuna melepaskan jarinya dari tombol handphonenya, dan dengan diam memencet tombol tidur.
Setelah memegangnya dengan erat sekali, ia mengembalikannya ke dalam kantong.
Ia mau menjadi kuat. Sebuah kemauan yang kuat yang tidak akan ragu-ragu pada saat kapanpun.
Kekuatan untuk tidak bergantung pada pembesar-pembesar dia dan maju menuju ke arah yang ia
telah harapkan.
Tapi pada saat yang sama, sebuah suara menyatakan bahwa ia mau menjadi lemah. Ia mau untuk
bisa untuk tidak menutupi dirinya sendiri, dan menjadi seseorang yang lemah yang bisa
menangis saat ia mau menangis. Seseorang yang lemah yang bisa meminta orang lain untuk
memeluk dia, melindungi dia, dan menolong dia.
Kepingan-kepingan salju mulai turun. Mereka jatuh pada muka dia, dan segera meleleh dan
mengalir ke bawah. Asuna mengangkat wajahnya, dan dengan diam memandang titik-titik putih
kecil yang jatuh tersebar di malam yang pucat.

Bab 5
"Jadi, Yuuki, Jun dan Thatch jarak dekat, Taruken dan Nori jarak menengah dan Shiune
dukungan."
Asuna mengistirahatkan dagu di tangannya, dan memandang Sleeping Knights. Mereka
mengenakan armor ringan biasa ketika mereka memperkenalkan diri kemarin, tapi sekarang
mereka semua telah menggantinya dengan peralatan tingkat langka.
Seperti kemarin, Zekken Yuuki mengenakan armor setengah hitam dan dilengkapi dengan
Longsword tipis. Salamander Jun memakai pelat tembaga merah penuh yang tidak cocok dengan
perawakannya yang pendek, dan pedang besar hampir setinggi dirinya tergantung di
punggungnya.
Gnome besar Thatch juga dilengkapi dengan armor plat tebal dan membawa pintu besar seperti
perisai. Senjatanya adalah palu berat dengan tonjolan di sekitarnya.
Taruken, Leprechaun dengan kacamata, mengenakan armor tembaga kuning terang pada tubuh
rapuhnya, senjatanya adalah tombak panjang yang menakutkan. Berdiri disebelahnya seperti
adik, Spriggan Nora, dilengkapi dengan armor non logam yang nyaman dan batang besi panjang
yang hampir menyentuh langit-langit.
Satu-satunya yang terlihat seperti caster, Undine Shiune mengenakan jubah gaya pendeta
berwana putih dan biru laut, topi yang membusung seperti kue, dan membawa tongkat perak tipis
di tangan kanannya. Secara keseluruhan, ini adalah sebuah kelompok yang seimbang, tetapi jika
sesuatu harus dikatakan, ini sedikit lemah di bagian dukungan.
"Kalau begitu, mungkin akan lebih baik jika aku bergabung dengan barisan belakang."
Asuna memutuskan untuk mengubah senjatanya ke tongkat pendek yang mengeluarkan sihir.
Saat ia berbicara, ia menanggalkan Rapiernya bersama dengan sabuk pedang pada pinggangnya,
sementara Yuuki menyusut kembali meminta maaf.
"Maaf, Asuna. Kamu harus tinggal di belakang meskipun kamu pengguna Rapier yang baik."
"Tidak, aku tidak bisa menyerang. Lagipula, Jun dan Thatch pasti akan terluka, jadi kalian
berdua lebih baik bersiaplah."
Dia tersenyum nakal, dan memandang ke dua armor berat itu. Salamander dan Gnome yang
memiliki perbedaan fisik yang besar melirik satu sama lain, dan memukul dada mereka pada
waktu yang sama.
"Ye-yeah, serahkan pada kami!"

Mendengar kata-kata bersemangat tinggi yang diucapkan Jun dengan terbata, mereka semua
tertawa riang.
8 Januari 2026. Rabu.
Ini adalah hari terakhir liburan musim dingin. Asuna setuju untuk pergi ke penginapan di blok
utama lantai 27 Ronbaru pukul 1 siang dan menemui Sleeping Knights lagi. Tentu, tujuan
mereka adalah menantang bos di bagian terdalam dungeon bersama-sama.
Asuna mengerti bahwa mereka memiliki harapan besar padanya untuk memberikan strategi yang
membuat mereka bisa menggunakan bakat mereka masing-masing bukan hanya kemampuan
pertempuran statistik mereka semata. Yuuki dan yang lainnya mungkin sama atau lebih baik dari
Asuna dalam hal kekuatan murni. Namun, Asuna memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
lebih baik dari mereka.
Saat ini, ia pertama kali harus mengkonfirmasi rincian tentang stats dan peralatan semua orang,
dan memutuskan formasi dasar.
Memutuskan bergabung dengan barisan belakang, Asuna membuka jendela barangnya, melepas
Rapiernya, meletakkannya di dalam dan menukarnya dengan tongkat. Tampilan tongkat ini
seperti cabang, dan bahkan ada daun di ujungnya. Meskipun terlihat agak buruk sekilas,
sebenarnya, itu adalah cabang yang diambil dari bagian paling atas Pohon Dunia. Untuk
mendapatkannya, seseorang harus melepaskan diri dari serangan ganas naga penjaga raksasa.
"Kalau begitu,"
Asuna berkata saat ia mengetuk lantai dengan tongkatnya.
"Ayo kita lihat ruangan Boss!"

Mereka keluar dari penginapan Ronbaru bersama-sama dan berjalan ke malam abadi.
Seperti yang diharapkan dari Sleeping Knights, semua dari mereka mampu terbang secara bebas,
dan Asuna sekali lagi mengagumi kelancaran gerakan mereka. Mereka sama sekali tidak terlihat
seperti orang yang baru saja ditransfer ke ALO. Daripada sekadar terbiasa dengan VRMMO, ia
harus mengatakan bahwa mereka sangatlah mahir bahkan sampai ke akarnya, teknologi Full
Dive. Memang benar hanya ada sejumlah kecil pemain yang bisa seperti itu, namun meskipun
pengalaman gamingnya luas, secara pribadi dia hanya tahu sangat sedikit orang seperti itu.
Jenis peristiwa apa yang menyebabkan pembentukan guild ini, membawa 6 orang bersama-sama
untuk menyukai hal ini. Berpikir tentang hal itu, hari ini adalah 8 Januari, dan orang-orang pada
umumnya mulai pergi ke sekolah atau bekerja. Sekolah Asuna tidak memiliki jadwal pelajaran

jadi semester ketiga dimulai besok, tapi biasanya, agak sulit untuk mengumpulkan semua 6
anggota guild pada hari seperti ini.
Memasukkan kekuatan luar biasa mereka ke dalam pertimbangan, masuk akal untuk sampai pada
kesimpulan bahwa mereka adalah kelompok yang sangat terobsesi menghabiskan semua yang
mereka miliki dalam permainan. Namun, Asuna merasa bahwa itu bukanlah masalahnya. Di
wajah para Sleeping Knights, dia tidak melihat rasa depresiasi intens yang biasanya guild tidak
bisa hapus. Semua dari mereka menikmati permainan ini dengan sangat alami.
Asuna memikirkan tentang jenis orang seperti apa mereka dalam kehidupan nyata yang tidak
pernah dia pedulikan di masa lalu. Yuuki, yang terbang di depan, berteriak bersemangat seperti
biasa, sementara Asuna sedang berpikir.
"Aku bisa melihatnya, dungeon!"
Melihat lebih teliti, dibalik baris tak terputus dari pegunungan, sebuah menara besar dapat
terlihat. Menara silinder yang memanjang dari atas tanah ke bagian bawah dari lantai berikutnya.
Banyak kristal prisma heksagonal seukuran rumah-rumah kecil membentang dari dasar menara,
samar-samar menerangi menara dengan warna biru berpendar. Di bagian bawah menara, pintu
masuk ke dungeon terbuka tiba-tiba, mengarah ke dalam kegelapan.
Mereka berhenti dan menunggu sejenak, memeriksa siluet monster atau kelompok lain di sekitar
pintu masuk.
Tentu saja, dia sudah memberitahu Lisbeth dan yang lain tentang Penyerangan Bos Tiba-tiba
hari ini. Mereka semua terkejut ketika mereka mendengar tentang permintaan tak terduga
Zekken, tetapi mereka juga menawarkan diri untuk segera membantu. Asuna sangat senang,
tetapi tujuan utama mereka adalah untuk membuat memori final bersama-sama. Karena itu yang
terjadi, lebih baik untuk tidak membangkitkan hal-hal terlalu banyak. Teman-temannya segera
mengerti pertimbangannya dan mengisi persediaannya sampai batas dengan ramuan yang mereka
miliki sebelum melihatnya pergi.
Kirito, menunjukkan ekspresi yang mendalam sejak awal kejadian, tampaknya ia tenggelam
dalam pemikiran sesaat, tapi tetap mendukungnya dengan senyum dan membantu membujuk Yui
untuk tidak mengikutinya. Dalam arti tertentu, Asuna yang membantu guild lain bisa dianggap
sebagai pengkhianat, namun teman-temannya masih menyemangatinya. Di dalam hatinya, Asuna
sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada teman-temannya, dan perlahan-lahan turun menuju
dungeon.
Setelah mendarat di tanah abu-abu, enam dari mereka mengikutinya dan menatap menara
raksasa. Puluhan kali tidak akan cukup untuk menutupi total jumlah ia melihat menara yang
membentang ke arah lantai atas ini jika dihitung dari era mantan SAO, namun bentuk yang tak

dapat disangkal megah ini tidak pernah gagal untuk menguasainya dirinya dengan cara yang
berbeda ketika memandangnya dari atas langit.
"... Maka, seperti yang telah kita bahas, mari kita mencoba sebaik mungkin untuk menghindari
pertarungan dengan mobs normal dan menengah."
Saat Asuna berbicara, wajah Yuuki dan yang lainnya menegang saat mereka mengangguk dalam
diam. Mereka mengulurkan tangan mereka ke pinggang atau ke belakang punggung mereka, dan
menghunuskan senjata mereka dengan suara denting.
Undine Shiune, yang terampil dalam sihir, mengangkat tongkat peraknya dan melemparkan
beberapa buff (paket/skill pendukung) berturut-turut. Tubuh tujuh orang diselimuti cahaya, dan
beberapa ikon status menyala di sebelah kanan bawah bar HP mereka. Setelah itu, Spriggan Nora
membaca mantra, memberikan semuanya pandangan malam. Asuna juga belajar beberapa buff,
tetapi tingkat skill Shiune lebih tinggi, jadi dia menyerahkan itu padanya.
Setelah persiapan selesai, mereka sekali lagi melirik satu sama lain dan mengangguk. Mereka
memasuki dungeon, dimulai dengan Yuuki di depan.
Tak lama setelah melewati pintu masuk, gua alami memberi jalan terowongan buatan manusia
yang berubin batu tulis. Suhu sekitarnya juga terasa menurun, udara dingin, lembab menyapu
kulit Asuna. Mereka bekerja keras membuat ini sama seperti pada SAO lama, tetapi interior dari
dungeon terlalu besar dan level monsternya tidak dapat dibandingkan dengan mereka yang ada di
luar. Selain itu, seperti dungeon pada permukaan Alfheim, kamu tidak bisa terbang di dalamnya.
Meskipun mereka sudah membeli data peta dari pusat informasi, masih akan membutuhkan
waktu setidaknya tiga jam sampai mereka mencapai ruang bos.
Ini adalah apa yang dia perkirakan, namun.
Baru saja berjalan satu jam lebih, pintu raksasa muncul di depan matanya di ujung koridor,
Asuna sekali lagi tidak bisa berkata-kata pada kekuatan mereka. Masing-masing dari mereka
memiliki tingkat yang baik dalam kemampuan bertempur, tapi apa yang lebih luar biasa adalah
kerja sama mereka. Bahkan tanpa satu katapun, hanya dengan mengangkat satu tangan atau satu
gerakan dari tubuh kecil Yuuki, mereka akan berhenti ketika mereka harus berhenti, dan
menyerang apabila mereka harus menyerang. Pada dasarnya, Asuna hanya harus mengikuti di
belakang kelompok. Mereka hanya bertemu dengan tiga mob, dan di bawah arahan Asuna,
mereka dengan mudah mengalahkan mereka dengan membunuh pemimpinnya dalam sekejap
dan melemparkan sisa mob dalam kebingungan.
Kaget, Asuna berbisik pada Shiune saat mereka berjalan melalui koridor menuju ruangan Boss.
"Apa aku... benar-benar dibutuhkan? Rasanya seperti hampir tidak ada yang tersisa bagiku untuk
membantumu."

Shiune melebarkan matanya dan menggeleng keras.


"Tidak, itu tidak mungkin. Karena arahan Asuna-san, kami tidak sekalipun masuk ke dalam
perangkap dan tidak begitu banyak melakukan pertempuran. Kami melawan musuh yang kami
temui secara langsung sebelumnya, dan kami menghabiskan cukup banyak waktu untuk sampai
ke ruangan Boss. "
"... Bagus deh ... Hei, Yuuki, berhenti."
Mendengar suara Asuna yang sedikit keras, tiga barisan depan segera berhenti berjalan.
Mereka telah melewati lebih dari setengah koridor menuju ruangan Boss, dan detail dari dekorasi
mengerikan di pintu batu dapat terlihat. Pada kedua sisi koridor berdiri pilar secara berurut, tetapi
tidak ada monster yang bisa dilihat dari bayangan pilar.
Melihat Yuuki dan Jun yang berbalik kaget, Asuna menaruh jari telunjuk ke bibirnya saat ia
menatap ruang diantara pilar terakhir ke kiri.
Satu-satunya sumber penerangan di koridor berasal dari api biru pada obor di bagian atas pilar.
Bahkan dengan sihir pandangan malam Nora, masih sulit untuk melihat gerakan kecil dalam
bayangan goyah di dinding batu. Namun, secara intuitif, Asuna merasa bahwa di dalam jarak
pandangnya ada sesuatu yang salah.
Asuna mengisyaratkan mereka untuk bergerak mundur dan mengangkat tongkat di tangan
kanannya. Dia dengan cepat membuat mantra agak panjang, tangan kirinya diangkat ke dada
dengan telapak tangannya menghadap ke atas.
Saat Asuna selesai menyebutkan mantra, lima ikan biru transparan dengan sayap seperti sirip
muncul di telapak tangannya. Dia mengangkat mereka ke wajahnya, dan dengan lembut meniup
mereka ke arah targetnya.
Segera, ikan bergerak satu per satu, berenang melalui udara dalam garis lurus. Ini adalah perintah
yang digunakan untuk melawan mantra bersembunyi, "Pencari". Lima ikan menyebar secara
radial, dan di antara mereka, dua memasuki tempat yang Asuna kunci.
Cahaya biru menyebar dengan ledakan. Para pencari tewas, dan di dalam tempat itu muncul
membran hijau yang dengan cepat mencair dan menghilang.
"Ah!"
Yuuki berteriak kaget. Tiga pemain tiba-tiba muncul berlawanan dengan pilar, di mana tidak ada
apapun beberapa waktu yang lalu.
Asuna dengan cepat melihat. Dua Imp, satu Sylph, semuanya bersenjata ringan dan dilengkapi
dengan belati. Meskipun demikian, kelas senjata mereka agak tinggi. Dia tidak akrab dengan

mereka, tapi ia mengenali lambang guild yang ditampilkan di samping pointer. Seekor kuda di
samping perisai. Ini adalah lambang dari guild besar terkenal yang terus membersihkan dungeon
setelah lantai 23.
Di dungeon, tidak pantas untuk bersembunyi ketika jelas tidak ada monster di sekitar. Umumnya
hal ini bermaksud untuk melakukan PKing. Asuna mengangkat tongkatnya sekali lagi dalam
rangka untuk menahan serangan menengah, dan di sisinya, Yuuki dan anggota kelompok juga
menyiapkan senjata mereka.
Namun, bertentangan dengan dugaan mereka, salah satu dari tiga orang itu buru-buru
mengangkat tangan dan berteriak.
"Berhenti, berhenti! Kami tidak ingin bertarung!"
Asuna merasakan bahwa rasa kekhawatirannya tidak dibutuhkan, menurunkan penjagaan dan
berteriak kembali.
"Kalau begitu, tolong sarungkan pedang kalian!"
Ketiganya melirik satu sama lain, dan segera memasukkan berbagai belati mereka kembali ke
sarungnya. Asuna berpaling sedikit ke arah Shiune dan berbisik.
"Jika mereka berniat untuk menarik senjata mereka lagi, segera keluarkan Aqua Bind."
"Aku mengerti. Uwa, ini pertama kalinya aku PvPing di ALO. Aku benar-benar gugup."
Daripada gugup, mata Shiune dan yang lain bersinar dalam kegembiraan. Dengan senyum samar
pahit, Asuna berbalik ke arah mereka, perlahan-lahan berjalan mendekat beberapa langkah dan
berkata.
"Jika kalian bukan PKing .... Apa tujuan kalian bersembunyi?"
Setelah melirik satu sama lain sekali lagi, Imp yang muncul untuk menjadi pemimpin menjawab.
"Kami sedang menunggu untuk pertemuan. Akan merepotkan jika kami diserang oleh mob
sebelum rekan kami tiba, jadi kami bersembunyi."
"............"
Meskipun terdengar masuk akal, dia tidak bisa mengusir perasaan bahwa ada sesuatu yang aneh.
Mantra bersembunyi mengkonsumsi mana pada tingkat yang signifikan saat digunakan, ramuan
mahal harus digunakan setiap beberapa detik. Apalagi, jika mereka berhasil sampai ke bagian
terdalam dungeon, mereka tidak perlu menghindari pertempuran dengan monster.

Namun, dia tidak bisa menemukan cacat besar dalam kata-kata mereka. Meskipun anggota
Sleeping Knight bisa membunuh mereka dan menghapus masalah potensial, masuk ke sengketa
dengan guild besar akan mendatangkan berbagai masalah di masa depan.
Asuna menelan keraguannya, dan mengangguk sedikit.
"Mengerti. Kami di sini untuk menantang Bos. Jika sisi kalian belum siap, bisakah kami pergi
dan menantang duluan?"
"Ah, tentu saja."
Awalnya dia mengira bahwa mereka akan mencoba untuk menghalangi mereka menantang Boss,
tapi tanpa diduga, Imp kurus itu langsung menjawab. Ia melambaikan tangan ke arah dua
rekannya dan ketiganya mundur kembali ke samping pintu.
"Kami akan menunggu di sini untuk teman kami. Nah, semoga berhasil, dan selamat tinggal."
Imp itu tersenyum dan memberi isyarat ke arah teman Sylphnya. Sylph itu mengangguk sekali,
mengangkat tangannya dan mulai membaca mantra seperti orang yang sedang latihan.
Segera, pusaran hijau berputar di kaki pelafal mantra, membungkus mereka bertiga. Ketika
pusaran hijau memudar dan menghilang, tak ada yang bisa lagi dilihat di sana.
"............"
Asuna melihat sekali lagi ke arah pemain yang bersembunyi, tetapi segera mengangkat bahu dan
berbalik untuk bertemu Yuuki. Meskipun percakapan tadi tegang, gadis dengan alias Zekken itu
tidak terlihat takut sedikitpun, mata besar ungunya berkilau saat ia memandang ke arah Asuna
dengan kepala dimiringkan.
"... Pokoknya, seperti yang direncanakan, mari kita pergi dan melihat ke dalam .."
Dengan ucapan itu, Yuuki tersenyum gembira dan mengangguk.
"Ya, akhirnya kita pergi! Mari lakukan yang terbaik, Asuna!"
"Jangan mengatakan hal-hal seperti 'melihat ke dalam', mari kita menyerang dan meledakan dia
pergi."
Membalas apa yang Jun katakan dengan agak bersemangat, Asuna hanya bisa tersenyum dan
berkata.
"Ya, tentu saja itu adalah hasil yang ideal, tapi kamu tidak perlu menggunakan barang-barang
mahal untuk pemulihan. Tidak akan apa-apa selama kamu mencoba yang terbaik untuk
menggunakan jangkauan penyembuhanku dan Shiune, mengerti?"

"Ya, guru!"
Asuna memukul dahi Jun saat ia dengan bercanda menjawab, dan berbalik untuk melihat lima
orang lainnya secara bergantian sambil terus berbicara.
"Walaupun kalian mati, jangan langsung respawn di kota. Diam dan perhatikan pola serangan
Bos. Jika kita dikalahkan, kita akan kembali ke Ronbaru bersama-sama. Dan formasi kita: Jun
dan Thatch fokus menyerang di barisan paling depan, terkadang gunakanlah provokasi untuk
menghasilkan kebencian dari bos. Taruken dan Nori akan menyerang dari kedua sisi. Yuuki akan
menyerang secara bebas dan serang rusuk Boss jika mungkin. Akhirnya, Shiune dan aku akan
memberikan dukungan dari belakang. "
"Mengerti."
Sebagai perwakilan mereka, Thatch menjawab dengan suara berat.
Setelah Shiune dengan cepat memperbaharui semua buff mereka, dua barisan terdepan bergerak
maju. Thatch mengangkat perisai menara di tangan kirinya, memanggul palu di tangan kanan,
berdiri berdampingan dengan Jun di depan pintu raksasa dan berbalik dan melirik Asuna.
Asuna mengangguk sebagai jawaban, dan Jun yang memikul greatsword meletakkan tangan
kosong kirinya ke pintu, membungkukkan bahunya dan mendorong.
Dua pintu hitam batu yang dipoles berderit berlawanan sesaat, dan gemuruh menggelegar
terdengar melalui seluruh koridor saat pintu perlahan-lahan terbuka ke dua sisi. Di dalamnya
adalah kegelapan total
Sesaat ketika dia memikirkan itu, tepat di samping pintu, dua obor menyala dengan api putih
pucat diikuti dengan dua lagi di bagian kiri dan kanan. Dengan sedikit terlambat, api tak
terhitung menyala membentuk lingkaran. Pertunjukan cahaya ini bersifat universal untuk semua
lantai, mulai dari saat obor pertama menyala dan berjalan sampai Bos muncul dapat dianggap
sebagai waktu persiapan untuk menyerang.
Ruangan Bos berbentuk lingkaran total. Lantainya berubin batu hitam poles dan cukup terbuka.
Pada dinding terdalam adalah pintu yang menyembunyikan tangga yang mengarah ke lantai
berikutnya.
"Ayo!"
Segera setelah Asuna berteriak, Jun dan Thatch masuk ke dalam ruangan. Sisa lima lainnya juga
mengikuti dan mengambil gerakan segera.
Tepat ketika semua orang tiba di posisi yang telah ditentukan dan menyiapkan senjatapoligon
besar kasar melonjak keluar dari tengah ruangan. Kubus hitam seperti poligon berbenturan dan

berkombinasi untuk membentuk siluet humanoid raksasa, bentuk tidak rata terbentuk di tebing
saat jumlah informasi terus meningkat.
Akhirnya, fragmen yang tak terhitung banyaknya tersebar di udara dan Bos terwujud.

Sebuah raksasa hitam dengan tinggi lebih dari empat meter. Pada otot yang memenuhi tubuhnya
tumbuh dua kepala dan empat lengan, dan di setiap tangannya terdapat senjata mengerikan yang
terlihat tumpul.
Raksasa itu melangkah maju, dan ruangan segera berguncang seolah-olah ada gempa bumi.
Dibandingkan dengan tubuh bawahnya, tubuh bagian atasnya sangatlah besar, meskipun seluruh
tubuhnya condong ke depan, kepalanya masih sangatlah jauh dari Asuna dan yang lainnya.
Monster itu menatap penyusup dengan rasa jijik yang keluar dari sudut empat mata menyala
merahnya dan mengeluarkan raungan brutal. Lengan atasnya memegang dua pemukul seperti
palu yang tinggi, dan kedua lengan bawahnya mengayunkan rantai besar yang cukup kuat untuk
menghancurkan sebuah kapal pesiar di atas lantai

Bab 6
"Aaaaaaaaaah, kita kalah, kita kalah!"
Nora, yang terakhir kembali, memukul punggung Taruken saat ia berteriak dengan riang.
Mereka berada di kubah besar berbentuk bangunan di seberang alun-alun kota Ronbaru,
ketujuhnya berpindah ke Save Crystal di lantai yang sedikit turun di tengah ruangan. Tentu saja,
ini berarti bahwa mereka dikalahkan oleh serangan ganas dari bos hitam raksasa lantai 27 itu.
"Ughmeskipun kita berusaha sangat keras ..."
Saat bahu Yuuki merosot dengan cemas, Asuna tiba-tiba merenggut kerahnya.
"Fue?"
Asuna menyeret Yuuki yang terkejut dan berlari ke salah satu sudut ruangan.
"Semuanya cepat datang ke sini!"
Jun dan yang lainnya, yang awalnya berencana kembali ke penginapan untuk beristirahat dan
merenungkan pertarungan sebelumnya, berlari dengan mulut terbuka.
Tidak ada orang lain di sekitar Titik Respawn, tetapi untuk jaga-jaga, Asuna mengumpulkan
semua orang di tempat di mana mereka tidak bisa terdengar dari luar dan berkata:
"Kita tidak memiliki waktu untuk beristirahat. Apa kalian ingat tiga orang di depan ruang Boss?"
"Ya, aku ingat."
Shiune mengangguk.
"Mereka adalah pengintai yang dikirim oleh guild yang mengkhususkan diri dalam berburu Bos,
tujuan mereka adalah untuk memantau pemain di luar aliansi yang menantang bos. Kalian pasti
telah dilihat oleh mereka sebelum kalian memasuki ruangan Bos di lantai sebelumnya dan juga
lantai yang sebelumnya lagi."
"Eh ... Kami bahkan tidak menyadarinya ..."
"Aku takut bahwa tujuan mereka bukanlah untuk menghentikan kalian menantang Boss, tapi
untuk mengumpulkan informasi. Mungkin ini sedikit kasar, tapi mereka menggunakan sebuah
guild kecil seperti Sleeping Knight sebagai pion korban untuk mengetahui pola serangan Bos dan

kelemahannya. Dengan cara ini, mereka tidak perlu kehilangan pengalaman karena hukuman
mati dan juga dapat menyimpan sedikit biaya ramuan."
Pada titik ini, Taruken ynag berkacamata mengangkat tangan kanannya dan bertanya:
"Ta-tapi, pintu segera tertutup di belakang kita setelah kita memasuki ruangan Boss. Mereka,
mereka bahkan tidak bisa melihat pertarungan kita, jadi bagaimana mereka mengumpulkan
informasi?"
"Itu karena kecerobohanku ... Tepat sebelum pertempuran berakhir, aku melihat kadal kecil abuabu menggeliat di sekitar kaki Jun. Itu Sihir Hitam MegintipSebuah mantra yang
memanggil familiar yang dapat ditempelkan ke pemain yang ditunjuk, yang memungkinkan
pembaca mantra untuk melihat sudut pandang pemain yang ditunjuk. Sesaat itu dilemparkan,
sebuah ikon yang menunjukkan debuff akan muncul selama sekitar satu detik .... "
"Eh, itu buruk, aku tidak menyadarinya sama sekali."
Mendengar penjelasan Asuna, ekspresi penyesalan menutupi wajah Jun. Semua orang menepuk
punggungnya dengan lembut.
"Jangan katakan itu, seharusnya aku memperingatkan kalian di awal. Itu pasti telah menempel
ketika Shiune sedang memperbarui buff tepat sebelum kita memasuki ruangan. Ada begitu
banyak ikon yang muncul pada waktu itu, jadi wajar kalau kamu tidak menyadari ada satu
tambahan."
"... Omong-omong, mungkinkah ..."
Mata Yuuki melebar saat ia mengepalkan tangan di depan dadanya dan berteriak:
"Bos di lantai 25 dan 26 yang dikalahkan segera setelah kami kalah itu bukan hanya suatu
kebetulan!"
Meskipun Yuuki cukup terkejut, tidak ada tanda-tanda kemarahan atau kebencian dalam
suaranya. Merasa hormat pada Yuuki sekali lagi, Asuna mengangguk dan menjawab:
"Kamu mungkin benar. Serangan terus-menerus darimu terekspos bahkan di tempat bos
sebelumnya, itulah sebabnya mereka mampu melakukannya dalam satu gerakan."
"Itu, itu berarti ..."
Shiune mengerutkan kening dan berbisik:

"Kali ini kami sekali lagi dijadikan pion korban ...?"


"Bagaimana ini bisa terjadi ..."
Tepat ketika bahu kelimanya hendak terkulai mengikuti napas Nora, Asuna memukul armor
Yuuki.
"Tidak, kita masih memiliki kesempatan!"
"Eh...? Asuna, apa maksudmu...?
"Saat ini sekitar pukul 2:30pm, aliansi besar sekalipun akan memiliki waktu yang sulit untuk
mengumpulkan puluhan orang, mungkin akan memakan waktu setidaknya sekitar satu jam. Kita
akan mengambil tindakan sekarangDengar, kita akan menyelesaikan diskusi kita dalam lima
menit, dan kemudian bergegas kembali ke ruangan Boss dalam waktu tiga puluh menit! "
"Eeeh?"
Bahkan kelompok ini, yang terdiri dari pemain top, tidak bisa tidak berteriak karena terkejut
akan ucapan ini. Melihat sekelilingnya, senyum muncul di wajah Asunasenyum bangga yang
sangat mirip dengan seseorang tertentu.
"Kita bisa melakukannya. DanKita pasti bisa mengalahkan Bos hanya dengan beberapa dari
kita."
"Su-Sungguh?"
Yuuki membungkuk begitu jauh ke depan hingga hidungnya nyaris mengenai Asuna, dan Asuna
melihatnya dan mengangguk.
"Yang harus kita lakukan adalah dengan tenang menyerang titik lemahnya. Ini adalah strategiku.
Boss lantai ini berjenis raksasa. Meskipun lengan banyaknya agak sulit ditangani, masih jauh
lebih mudah untuk ditangani daripada salah satu yang tidak memiliki bagian depan atau belakang
yang nyata. Pola serangannya adalah mengayunkan turun palunya, menyapu dengan rantai baja
dan menyerang dengan menurunkan kepalanya. Dia akan mulai menggunakan serangan napas
beracun jarak menengah ketika darahnya tinggal setengah, dan setelah turun ke merah dia akan
menggunakan skill pedang 8 hit dengan memanfaatkan empat senjata ... "
Asuna menempatkan tampilan gambar hologram di tanah, beralih ke layar input dan dengan
cepat menarik gambar pola serangan Boss. Dia kemudian mencatat cara untuk bertahan melawan
serangan ini.

"... Oleh karena itu Jun dan Thatch dapat mengabaikan serangan dari rantai baja dan memusatkan
perhatian pada palu. Berikutnya adalah titik lemahJika palu menyentuh tanah, akan memakan
waktu sekitar 0,7 detik untuk pemulihan. Nora dan Taruken harus mengambil keuntungan dari
pembukaan ini untuk menggunakan skill yang kuat. Juga, akan ada banyak bukaan di
belakangnya. Yuuki dapat tetap berada di belakang punggungnya dan menggunakan serangan
tipe skill pedang. Tapi tetap berhati-hatilah, rantainya juga akan menyapu daerah di belakang
punggungnya. Cara untuk bertahan terhadap serangan napas beracun .... "
Sejak saat ia bekerja sebagai sub-leader dari Knights of the Blood, ini pertama kalinya dia
berbicara begitu banyak dalam pertemuan strategi. Saat ia memikirkan itu pada dirinya sendiri,
Asuna dengan cepat terus menjelaskan strategi kepada mereka, dan keenamnya mengangguk saat
mereka mendengarkannya dengan serius.
Asuna merasa bahwa dia hampir seperti seorang guru sekolah, dan segera menyelesaikan
pertemuan strategi dalam waktu empat menit. Dia kemudian membuka persediaannya untuk
mengeluarkan sejumlah besar ramuan yang dia beli menggunakan anggaran mereka dan hadiah
yang dia terima dari Lisbeth dan teman-temannya yang lain.
Semua jenis botol kaca terus-menerus muncul di tanah dengan suara klak. Asuna membagi
ramuan penyembuh berdasarkan jumlah luka yang mereka terima dalam pertempuran tadi, dan
menempatkan ramuan mana pada dirinya dan ke tas Shiune. Dengan itu, semua persiapan
mereka telah diselesaikan.
Asuna menegakkan punggungnya, matanya melihat seluruh wajah setiap orang sekali lagi,
tersenyum dan mengangguk.
"Kuulangi sekali lagi, jika itu kalian ... Tidak, jika itu kita, kita pasti bisa mengalahkan Bos. Aku,
yang pernah berjuang di sini pada masa lalu, dapat menjamin kalian hal ini."
Senyum polos brilian biasa Yuuki segera menyebar di seluruh wajahnya, dan dia dengan percaya
diri mengatakan:
"Perasaanku memang benar, ini hebat karena kita mampu mendapatkan Asuna untuk membantu
kita. Walaupun kita gagal, perasaanku ini tidak akan pernah berubah. Terima kasihAsuna"
Lima lainnya mengangguk serempak. Shiune, yang tampaknya menjadi sub-leader,
menambahkan dengan suaranya yang jelas dan lembut:
"Aku benar-benar bersyukur. Aku sekali lagi memastikan bahwa keputusan Yuuki untuk
membawamu ke sini adalah benar, kamu adalah orang yang sudah lama kami tunggu-tunggu."

Asuna dengan putus asa mencoba untuk menekan perasaan yang mengalir di dalam dirinya,
mengangkat jari dan mengedipkan matanya
"... Kata-kata seperti ini seharusnya diucapkan setelah kita selesai. Sekarang ... sekali lagi, mari
kita coba yang terbaik!"
***
Sekali lagi terbang dari jalanan Ronbaru, ketujuhnya pergi ke dungeon dengan kecepatan tinggi.
Mereka terbang melalui rute terpendek, dan terlihat oleh mobs di luar. Namun, geng terus
menggunakan ilusi Nori dan berhasil melewati mobs saat mereka terbang.
Mereka menghabiskan waktu hanya 5 menit untuk mencapai menara, dan kemudian terbang ke
pintu masuk tanpa ragu-ragu. Mereka mengambil jalan terpendek ke lantai paling atas. Meskipun
mereka tidak bisa menembus mob rakasa dalam dungeon yang sempit, Pedang Absolute Yuuki
mengaktifkan kemampuannya saat ini dan dengan seketika mengalahkan pemimpin musuh.
Saat timer menunjukan lewat 28 menit, koridor menuju ruangan bos akhirnya muncul di depan
mereka. Jalanan panjang dan sempit ini melengkung sedikit ke kiri, dan jalan berbentuk spiral
mengarah ke tengah menara.
"Syukurlah. Masih ada 2 menit!!"
Jun berteriak gembira dan berlari melewati Yuuki.
"Hei, tunggu!"
Yuuki mengangkat tangan kanannya dan mengejar.
Masalahnya, kita harus mampu mengganggu aliansi guild. Berpikir tentang hal ini, Asuna mulai
berlari ke depan dengan putus asa juga. Sekelompok orang terus berjalan dalam lingkaran dan
sampai ke koridor, tiba di depan gerbang menuju ruangan bos
"...!!"
Namun, adegan di depan pintu gerbang membuat Asuna menelan ludah. Jun dan Yuuki, yang
berlari di depan, menggunakan sepatu mereka untuk menggesek tanah dan berhenti dengan
cepat.
"A ... Apa yang terjadi ...!?"
Nori dengan kosong bergumam di samping Asuna.

Pada 30m terakhir menuju ruangan bos, sekitar 20 pemain menghalangi jalan menuju ruangan
bos.
Orang-orang itu berasal dari berbagai macam suku, namun satu-satunya titik sama di antara
mereka adalah masing-masing dari mereka memiliki lambang serikat disamping kursor, seperti
trio yang bersembunyi di pintu.
Kami tidak berhasil!? Mereka tanpa terduga mengumpulkan begitu banyak orang dalam
waktu yang singkat ... Asuna meratap jauh di lubuk hatinya, tetapi menemukan bahwa ada
sesuatu yang salah. Masih terlalu sedikit orang untuk menaklukkan bos. 20 orang, 3 kelompok.
Tidak akan cukup untuk membuat 7 kelompok, 49 pemain sekaligus.
Para anggota yang ambil bagian dalam penaklukan ini mungkin belum datang. Sungguh berani
memilih titik berkumpul di bagian terdalam dungeon, dan bisa dikatakan bahwa orang-orang ini
agak tidak sabaran.
Asuna berjalan di samping Yuuki, yang bergumam dengan suara gugup, dan berbisik ke
telinganya yang tertutupi oleh rambut ungu tua,
"Jangan khawatir. Sepertinya kita masih memiliki kesempatan untuk menantangnya."
"Benarkah ...?"
Yuuki akhirnya menghela napas lega saat ini. Asuna dengan ringan menepuk bahunya dan
dengan cepat berjalan menuju kelompok. Semua tatapan kelompok lain terfokus pada Asuna dan
teman-temannya, namun mereka tidak menunjukkan keterkejutan atau ketegangan. Bahkan bisa
dikatakan bahwa orang-orang ini menantikan pertunjukan yang akan dimulai.
Asuna mengabaikan ekspresi mereka dan berdiri langsung di depan kerumunan, berkata kepada
pemain Gnome laki-laki yang tampak seperti dia mengenakan armor yang paling mahal.
"Maaf, kami ingin menantang bos. Bisakah kalian membuka jalan?"
Namun, Gnome itu melipat tangan tebalnya, seolah-olah mencoba mengatakan sesuatu yang
Asuna tidak harapkan,
"Maaf, tempat ini ditutup."
"Ditutup ... Apa maksudmu?"

Asuna, yang tidak bisa mengatakan apa-apa untuk sementara waktu, akhirnya mengeluarkan
pertanyaan ini. Gnome mengejangkan alisnya secara berlebihan, dan kemudian berkata dengan
nada tenang yang langka,
"Guild kami akan menantang bos. Kami masih dalam persiapan. Tunggu saja di sini sebentar."
"Untuk beberapa saat ... berapa lama?"
"Nah, sekitar satu jam."
Pada titik ini, Asuna akhirnya mengerti niatan mereka. Mereka hanyalah kelompok pengintai
yang ditugaskan di depan ruangan bos, mengumpulkan informasi. Setelah kelompok lain yang
mungkin bisa mengalahkan bos muncul, mereka akan mencoba untuk membuat barikade fisik
melalui jumlah.
Baru-baru ini, Asuna mendengar bahwa beberapa guild tingkat tinggi menciptakan masalah
dengan menduduki tempat berburu, tapi tanpa ia duga, mereka akan melakukan pendudukan
dengan berani seperti ini. Bukankah ini sama saja seperti the Army yang memerintah dengan
kejam di Aincrad lama?
Asuna mencoba yang terbaik untuk menekan kemarahannya dan akhirnya berkata dengan nada
tenang,
"Kami tidak bisa menunggu selama itu. Ini berbeda jika kamu ingin menantangnya, tapi jika
tidak, tolong biarkan kami masuk"
"Kamu agak benar juga ..."
Namun Gnome itu tanpa malu-malu melanjutkan,
"Tapi kami datang duluan. Kamu harus mengantri."
"Kalau begitu kamu harus bersiap-siap sebelum datang ke sini. Kami harus menunggu selama
satu jam meskipun kami dapat menyerang kapanpun. Itu tidak adil."
"Itulah sebabnya walaupun kamu mengomel, aku tidak bisa membantu. Ini adalah perintah
atasan. Jika kamu memiliki perbedaan pendapat, pergilah ke markas guild untuk bernegosiasi.
Kantor pusat kami berada di kota Pohon Dunia."
"AKAN MEMAKAN WAKTU SATU JAM KE SANA!!"

Tidak bisa menahan dirinya lagi, Asuna akhirnya berteriak. Dia kemudian menggigit bibirnya
dan menarik napas panjang untuk menenangkan diri.
Tidak peduli bagaimana mereka bernegosiasi, tampaknya kelompok lain tidak berniat untuk
minggir. Apa yang harus mereka lakukan?
Mereka tidak tahu apakah mereka bisa mencapai kesepakatan dengan memberikan item yang
dijatuhkan bos dan Yield. Mungkin tidak, saat daya tarik untuk mengalahkan bos bukan hanya
barang yang dijatuhkan, tetapi juga besarnya kenaikan poin pengalaman dan hadiah nyata
meninggalkan nama mereka pada Monumen Swordsmen. Orang-orang ini mungkin tidak akan
menerima kondisi tersebut.
Jika ini adalah VRMMO lain, mereka bisa komplain kepada GM tentang tindakan yang
menentang etika net-game. Namun, argumen pemain di ALO idealnya harus diselesaikan
diantara para pemain. GM pada dasarnya hanya menangani kesalahan sistem.
Gnome melirik tajam pada Asuna, yang kehabisan akal, dan berpikir bahwa negosiasi telah
selesai dan bersiap-siap untuk kembali ke sekutunya.
Pada saat ini, Yuuki, yang berdiri di belakang Asuna, berteriak,
"Oi, kamu ..."
Pedang Absolut menggunakan suara enerjik untuk meminta Gnome itu berhenti dan berbalik,
"Maksudmu kamu tidak berniat membiarkan kami lewat tidak peduli bagaimana kami meminta,
benar?"
"Sejujurnya, itulah yang terjadi."
Setelah mendengar kata-kata langsung Yuuki, Gnome itu hanya bisa berkedip. Namun, ia segera
kembali ke sikap arogannya dan mengangguk. Yuuki hanya tersenyum dan berkata,
"Begitukah? Mau bagaimana lagi kalau begitu. Kami hanya bisa menggunakan kekerasan."
"A ... apa!?"
"Ehh!?"
Gnome dan Asuna mengeluarkan teriakan kaget pada waktu yang sama.

ALO benar-benar sebuah permainan yang memiliki poin menjual 'mampu menyerang pemain
tanpa syarat di daerah netral'. Semua pemain akan memaksa menggunakan senjata mereka untuk
melampiaskan ketidakpuasan mereka, dan kode ini jelas ada dalam instruksi permainan.
Namun, selain menjadi aturan yang sebenarnya, masih ada beberapa tabu tersembunyi untuk
menyerang pemain. Pemain harus memperhatikan jika mereka melawan sebuah guild besar. Itu
karena walaupun mereka menang, guild yang bersangkutan dapat mengirimkan serangan besarbesaran untuk membalaskan dendam, dan terkadang bahkan membawa kebencian mereka kepada
komunitas internet di luar permainan. Saat ini, tidak banyak pemain yang menantang guild besar
selain mereka yang sudah bertujuan untuk PK di awal.
"Yu ... Yuuki, itu ..."
Mulut Asuna terbuka lebar, namun dia tidak bisa membiarkan suaranya keluar karena dia tidak
tahu bagaimana menjelaskan hal ini. Namun, Yuuki hanya tersenyum dan menepuk bahunya dan
berkata,
"Asuna, beberapa hal harus diselesaikan melalui cara yang keras agar kelompok lain dapat
memahami. Misalnya, sekarang, kita harus menunjukkan kepada mereka betapa seriusnya kita."
"Ya, kamu benar."
Di belakang mereka, Jun mengangguk setuju. Asuna berbalik dan menemukan 5 anggota lainnya
memegang senjata mereka seolah-olah itu adalah normal.
"Semuanya ..."
"Orang-orang yang menyegel tempat ini harus bersiap untuk mempertahankan tempat ini sampai
orang terakhir."
Yuuki memalingkan matanya lagi untuk melihat Gnome, memiringkan kepalanya dan berkata
kepadanya,
"Bukankah itu benar?"
"Ah ... erm, kami ..."
Gadis mungil Imp ini segera menarik Longsword di pinggangnya tepat di depan pria yang belum
pulih dari shocknya tersebut, dan mengarahkannya ke langit. Senyum di bibirnya lenyap, dan
matanya menunjukkan kilatan tegas
"Sekarang, keluarkan senjatamu."

Gnome yang termakan oleh provokasi Yuuki mengeluarkan kapak perang besar di pinggangnya
dan dengan mudah membuat postur untuk menyerang.
Saat berikutnya, gadis mungil Imp itu menyerbu melalui seluruh koridor seperti angin puyuh.
"NUAA ...!!"
Setelah akhirnya mengerti apa yang sedang terjadi, Gnome menusuk hidungnya dan meraung,
menggerakkan kapak besar di tangannya. Namun, gerakannya benar-benar terlalu lambat.
Obsidian Longsword Yuuki meninggalkan jejak gelap sebelum mengayun naik dari bawah dan
menusuk langsung ke pusat dada orang itu.
"GUU!!"
Yuuki menggunakan serangan ini untuk membuat Gnome, yang jauh lebih berotot dibandingkan
dirinya, kehilangan keseimbangan. Dia kemudian menambahkannya dengan serangan lurus.
Longsword mengeluarkan suara berat, menebas bahu Gnome, dan menyebabkan bar HPnya
menurun drastis.
"NUOOOHHH!!"
Orang itu akhirnya mengeluarkan raungan marah dan mengangkat kapak perangnya saat ia
bersiap-siap untuk mengayunkannya turun menuju Yuuki. Pemain ini benar-benar pemain yang
merupakan kapten tim dari guild yang terkenal karena serangannya sangat cepat. Namun,
Pedang Absolut Yuuki hanya terus mengayunkan pedang tanpa terburu-buru.
*Ding!* Sebuah suara logam tajam terdengar, dan lintasan kapak dibelokkan sedikit, melewati
rambut merah Yuuki beberapa sentimeter di atas kepala. Biasanya, senjata hanya dapat
menggunakan skill menangkis ketika menghadapi senjata berat yang sama. Namun,
Longsword tipis Yuuki yang terlihat tidak berbeda dari Rapier membelokkan kapak perang yang
besar. Hal ini karena kecepatan kilat ayunannya. Mustahil untuk bisa menjadi begitu tangkas
kecuali avatar pemain, saraf dan AmuSphere yang menghubungkan mereka menjadi satu.
Berapa banyak pengalaman yang harus dia dapatkan hanya untuk mencapai tingkat itu? Asuna
terlihat benar-benar kagum saat dia melihat Yuuki bertarung di depannya. Pada saat ini, pedang
Yuuki itu mulai mengeluarkan cahaya biru. Dia mengaktifkan skill pedang.
Kaki prajurit Gnome itu tidak stabil saat ia menangkis sebuah serangan berkekuatan penuh,
tusukan, tebasan horizontal, tebasan bawah dan sebuah pukulan; empat serangan yang semua
meledak saat mereka mengarah pada wajahnya. Ujung pedang berwarna biru muda mengelilingi
tubuh Gnome dan mengeluarkan cahaya yang intens. Ini adalah 4 hit lurus berturut-turut
Vertical Square

"GUAA ...!!"
Dengan teriakan, tubuh Gnome terlempar beberapa meter jauhnya dan mendarat di tanah. Bar
HPnya langsung jatuh ke zona merah. Dia pasti menyadari ini saat matanya melirik sudut kanan
atas yang terlihat menonjol keluar dari sendinya.
Saat matanya kembali ke Yuuki, ekspresi di wajahnya berganti dari shock menjadi kemarahan.
"I ... Itu tidak bisa diterima, menyerang seperti itu tiba-tiba ...!"
Saat pemimpin mulai berteriak kembali secara acak, sekitar 20 orang dari sekutunya akhirnya
berhasil pulih dan masuk ke mode pertempuran. Para pemain yang bertanggung jawab
menyerang di garis depan menyebar dan menarik senjata mereka.
Asuna secara naluriah menarik tongkat Pohon Dunianya dan mengulangi apa yang dikatakan
Yuuki di dalam pikirannya.
Asuna, beberapa hal harus diselesaikan melalui cara yang keras agar kelompok lain dapat
memahami.
Ini jelas bukan sesuatu yang dapat gadis itu pikirkan secara acak pada saat terakhir, tapi ini
adalah keyakinan gadis misterius yang disebut Yuuki itu miliki. Itu karena dia selalu mengikuti
contoh ini. Dia akan menantang lawan yang tak terhitung jumlahnya di jalan-jalan dalam duel
dan menggunakan ini untuk berinteraksi dengan mereka.
... Aku mengerti ... kamu ada benarnya juga ...
Saat Asuna bergumam tanpa kata, wajahnya tanpa sadar tersenyum. Jika dia terus mundur karena
takut bertarung melawan orang lain atau balas dendam, maka makna bermain VRMMO akan
hilang. Pedang di pinggangnya itu bukanlah hiasan belaka, dan itu jelas bukanlah beban yang
berat.
Asuna mengambil langkah maju dengan tekad dan tiba di samping Yuuki. Jun dan Shiune
sedang berdiri di samping Asuna, dan Thatch, Nori dan Taruken berdiri di samping Yuuki.
Mungkin musuh yang berjumlah lebih dari kelompok beranggota 7 orang ini, tiga melawan satu,
terlihat menyadari sesuatu saat mereka hanya bisa bergerak mundur.
Lalu, apa yang memecah suasana tegang ini
Bukanlah musuh di depan, namun banyaknya jejak kaki yang datang ke sini. Prajurit Gnome
menoleh ke belakang Asuna dan teman-temannya dan menunjukkan senyum kemenangan.

"...!"
Asuna tersentak dan berpikir Mengapa pada saat yang tidak tepat seperti ini? dan memutar
kepalanya ke sekitar. Sejumlah jubah berwarna kemudian muncul di depan mereka. Sebagian
besar lambang guild yang ditampilkan adalah Sagitarius, namun beberapa dari mereka
berlambang Perisai dan Kuda. Dengan kata lain, orang-orang yang datang adalah bagian lain
dari aliansi yang sedang Gnome tunggu, dan pasti ada sekitar 30 orang dari mereka.
Walaupun Yuuki sekuat itu, sulit untuk menang ketika dikelilingi oleh musuh yang 7 kali lipat
jumlahnya dari mereka pada sisi depan dan belakang. Mantra dan panah yang dapat ditembakkan
dari belakang cukup untuk menghabiskan HP mereka tanpa bisa melakukan apa-apa.
Semua karena aku ragu-ragu ...
Asuna merasa menyesal saat ia menggigit bibirnya dengan keras. Jika dia mengikuti keyakinan
Yuuki dari awal, mereka setidaknya bisa menembus 20 orang di depan dan memasuki ruangan
bos.
Sama seperti Asuna yang hendak membuka mulutnya dan meminta maaf, Yuuki, yang berada di
sebelah kirinya, menepuk tangannya. Emosi Gadis Imp itu menyelimuti kulitnya di dunia virtual.
Maaf, Asuna. Ketidaksabaranku malah menyeretmu. Tapi aku tidak menyesal melakukan hal
ini. Sejak kita bertemu, aku belum pernah melihatmu menunjukkan senyum indah seperti itu.
Asuna memegang tangan Yuuki dan menjawab bisikan yang tampaknya muncul di dalam
benaknya ini.
Seharusnya aku yang meminta maaf karena tidak bisa banyak membantu. Kita mungkin tidak
bisa melakukannya pada level ini, tapi kita pasti bisa mengalahkan bos di level berikutnya.
Shiune dan yang lain tampaknya merasakan interaksi mereka berdua karena mereka semua
mengangguk, membentuk lingkaran dan menghadapi musuh di kedua sisi. 30 orang yang
bergegas datang di depan dan belakang mereka tampaknya telah memahami situasi saat ini saat
orang-orang itu menarik senjata mereka.
Saat ini, mereka hanya bisa berjuang sampai akhir. Asuna membuat keputusan dan mengangkat
tongkat pendeknya sambil mengucapkan mantra serangan. Melihat tindakannya, Cakar prajurit
Cait Sith mengeluarkan sifat karnivoranya dan berteriak,
"TETAP BERJUANG SAMPAI AKHIR ..."
Tapi sesaat ketika ia hendak menyatakan kemenangan.

Sesuatu yang jauh melampaui pikiran Asuna dan semua pemain terjadi.
"Itu ... Itu adalah ...?"
Orang yang pertama kali menyadari anomali adalah Nori, yang memiliki kemampuan
penglihatan malam. Sedetik kemudian, Asuna menyaksikan fenomena juga.
Pada saat ini, pasukan musuh sudah 20m di depan mereka, namun, di belakang mereka, pada
dinding yang melengkung secara bertahap dari koridor, ada semacam ... atau lebih tepatnya,
orang tertentu yang sedang berlari ke sini. Itu benar-benar sangat cepat, hanya bayangan
hitamnya yang bisa dilihat.
Itu adalah Wall Run yang semua elf ringan bisa gunakan. Satu-satunya yang bisa
menggunakannya adalah Sylph, Undine, Cait Sith, Imp dan Spriggan. Biasanya, 10m adalah
batasnya, tapi bayangan di depan mereka berlari sekitar 30m. Gerakan yang sangat sulit ini
hanya dapat dilakukan melalui kecepatan berlari yang berlebihan.
Saat ia menyadari hal ini, atau lebih tepatnya, saat dia melihat sosok samar itu, Asuna tahu siapa
penyusup itu.
Sosok yang berlari dengan sangat cepat, berlari di dinding, melewati bala bantuan, dan dengan
mudah mendarat di tanah. Kecepatannya melambat sambil mengeluarkan bunga api besar yang
disebabkan oleh percikan api pada telapak sepatunya yang bergesekan dengan tanah. Ia tiba
diantara pasukan utama dan teman-teman Asuna dan berhenti sambil menghadap kelompok
Asuna.
Orang itu mengenakan celana kulit ketat hitam dan jubah panjang hitam, memiliki rambut hitam
pendek yang jatuh ke samping, dan memiliki pedang satu tangan yang sedikit besar di
punggungnya.
Juga, sarung pedang kulit hitam yang memiliki lambang putih murni wyvern di atasnya. Itu
adalah merek dagang dari Toko Senjata Lisbeth yang dibuka di jalanan kota pohon dunia.
Pedangnya ditempa dari logam langka dari Jtunheimr, itu adalah masterpiece dari seorang
teman dekat Asuna.
Tangan kanan pendekar pedang berpakaian hitam dengan cepat meraih pedang biru muda dari
punggungnya, dan kemudian *Clang!* menusukkannya ke lantai batu di sampingnya. 30 orang
penjelajah veteran berhenti seperti mereka terkejut akan kehadirannya.
Kemudian, kata-kata tamu tak diundang ini dengan keras mengatakan kembali apa yang Gnome
tadi katakan pada Asuna.

"Maaf, tempat ini ditutup."


Suara yang agak jelas meskipun tidak ada perasaan pernyataan di dalamnya ini, menyebabkan
kelompok 30 orang yang baru saja muncul, 20 orang di belakang Asuna, dan Sleeping Knights
benar-benar terdiam.
Orang pertama yang menanggapi sikap menantang itu adalah Salamander kurus yang berdiri di
depan bala bantuan. Dia mengguncang rambut merah gelapnya dan memberikan tampilan tidak
percaya dan berkata,
"Oi oi, Blackie. Bahkan kamu tidak akan bisa menghentikan begitu banyak orang di sini,
kan?"
Pendekar pedang yang memiliki banyak nama panggilan karena pakaian hitamnya ini
mengangkat bahu dan menjawab,
"Benarkah? Kenapa tidak kita coba?"
Sikap bermuka tebal ini menyebabkan Salamander, yang tampaknya pemimpin dari aliansi guild,
tersenyum kecut dan mengangkat tangan kanannya.
"Itu benar. Kalau begitu, cobalah ... penyihir, panggang dia."
*BACHK!* Setelah dia mengatakan itu, orang itu menjentikkan jarinya, dan kelompok belakang
segera meneriakkan kata-kata mantra mereka dengan cepat. Apakah itu adalah respon atau suara,
orang bisa mengatakan bahwa mereka sangatlah terlatih. Asuna ingin mengucapkan mantra
penyembuhan, namun 20 pasukan yang dekat di belakangnya tidak akan mengizinkannya untuk
melakukan hal tersebut.

Pada saat ini, Spriggan itu memiringkan kepalanya sedikit.


Sejak keduanya saling kenal, dan walaupun avatar mereka berbeda, Asuna telah melihat senyum
percaya diri itu pada pipi kirinya tak terhitung banyaknya. Saat berikutnya, cahaya mantra
tertembak dari belakang dinding manusia dan segera menutupi bayangan hitam yang tersenyum
itu.
Pendekar Pedang Hitam Kirito melihat tujuh serangan mantra tingkat tinggi yang mengarah
padanya dan tidak bereaksi sama sekali. Tidak, sudah terlambat baginya untuk bereaksi. Semua
mantra itu berjenis Single Homing, dan tidak ada cara untuk menghindari serangan-serangan
itu dengan bergerak di dalam koridor yang lebarnya 5m di mana ia tidak akan bisa terbang.
Kirito menarik Longsword dan mengistirahatkannya di bahu kanannya. Pada saat ini, pedang
mengeluarkan efek cahaya merah gelap. Itu adalah skill pedang
Saat berikutnya, segala macam warna cahaya, meledak dan ekspresi terkejut dari 50 orang lebih
memenuhi seluruh ruang sempit ini.
Kirito menggunakan skill 7 hit berturut-turut Deadly Sins untuk menghancurkan semua
mantra serangan yang datang ... atau lebih tepatnya, 'mengiris' mereka.
"Ti ... Tidak mungkin ..."
Bahkan Pedang Absolut Yuuki hanya bisa bergumam tak percaya. Asuna bisa memahami
perasaannya, tetapi jika ia sendiri terkejut dengan level berlebihan, tindakan sembrono dan
radikal ini, dia tidak akan bisa menjadi teman player VRMMO yang dipanggil Kirito ini.
Ini adalah skill Kirito sendiri yang dibuat di luar sistem, yang disebut Spell Blast.
Kemampuan khusus Kirito di Aincrad lama adalah menggunakan skill pedang untuk menyerang
titik lemah dari senjata musuh daripada menyerang musuh, Skill di luar sistem yang disebut
Arm Blast. Meskipun skill luar biasa itu sendiri memerlukan refleks super dan skill sasaran
yang sangat rumit, itu sulit untuk mengiris mantra di ALO.
Saat serangan mantra itu sendiri tidak sesolid benda-benda fisik, dan mereka terlihat seperti efek
massa cahaya, 'hit designation' hanya dapat dibuat ketika mengenai pusat mantra. Juga, pusat
mantra tidak bisa diserang dengan serangan biasa, tetapi dengan skill pedang yang mengenai
titiknya pada kecepatan tinggi. Itu karena sifat padat senjata normal tidak bisa meniadakan sihir.
Sebaliknya, skill pedang memiliki beberapa bentuk yang merusak elemen seperti bumi, air, api,
angin, cahaya dan kegelapan. Namun, itu sudah melampaui kategori gila untuk mencoba
menangkap pusat mantra dengan menggunakan ayunan pedang yang tidak bisa dikendalikan
karena bantuan sistem, dan hampir mustahil untuk melakukannya.

Bahkan, Lyfa, Klein dan Asuna sendiri pernah mencoba untuk mempelajari skill Spell Blast
ini dengan Kirito, dan harus menyerah setelah 3 hari. Bahkan Kirito sendiri mencatat bahwa ia
mendapatkan pengalaman ini dari 'Menggunakan pedang untuk mengiris peluru' di dunia lain
yang disebut Gun Gale Online ketika ia ditransfer sana. Mendengar Kirito mengatakan 'Tidak
akan pernah ada mantra yang kecepatannya lebih tinggi dari peluru senapan' dengan wajah lurus,
bahkan Asuna, yang sudah pada tingkat tidak akan terkejut oleh hal apapun, hanya bisa berdiri
dalam shock.
Karena alasan ini, orang bisa mengatakan bahwa Kirito kemungkinan besar, tidak, pasti satusatunya orang yang hanya bisa menggunakan skill Spell Blast di Alfheim. Dan diam-diam ia
melatih skill ini sendiri, dan tidak pernah menggunakannya dalam duel atau kelompok berburu,
jadi sekarang pasti menjadi pertama kalinya sebuah guild besar melihat hal ini.
"... Apa-apaan ..."
Salamander berambut panjang mengeluarkan gumaman, dan dari belakang, mereka bisa
mendengar suara-suara 'Dia mengiris sihir!' 'Itu bukan kebetulan, kan?, 'Itulah mengapa
kukatakan...' dan segala macam suara lainnya.
Namun, kelompok lain yang adalah sebuah guild yang mengkhususkan diri dalam mengalahkan
bos bereaksi. Di bawah perintah Salamander itu, para pejuang garis depan menarik senjata
mereka, mengeluarkan tombak dan panah, dan dukungan mulai mengucapkan mantra lagi. Kali
ini, itu tidak terlihat menjadi tipe single homing, tetapi juga terlihat memasukkan tipe multihoming dan tipe Area ballistic.
Kirito berbalik lagi, mengangguk cepat pada Asuna, dan menunjukkan 3 jari dengan tangan
kirinya.
Tentu saja, ini bukan tanda kemenangan untuk mengubah situasi, tapi satu hal dengan makna
'aku akan membantumu menahan mereka selama 3 menit'. Tentu saja, dia tidak berpikir bahwa
dia bisa mengalahkan 30 orang musuh dengan sendirian.
Pada saat ini, Asuna akhirnya mengerti alasan mengapa Kirito muncul di sini.
Begitu dia mendengar Asuna mengatakan bahwa dia ingin membantu Sleeping Knights
menaklukkan tingkat ini, dia tahu bahwa mereka akan dihalangi oleh guild besar. Kirito
kemungkinan besar bersembunyi di area pintu masuk dungeon, dan menyadari gerakan aliansi
guild itu. Setelah ia melihat Asuna dan teman-temannya tidak bisa melawan jumlah orang
sebanyak itu, dia berniat mengorbankan dirinya untuk mengulur waktu saat dia tertangkap.
3 menit. 180 detik. Ini hanyalah kedipan mata di dalam rumah hutan, tapi akan menjadi waktu
yang lama di dalam pertarungan melawan pemain. Asuna bukannya meragukan kemampuan

Kirito, tapi bisakah dia benar-benar bertahan selama 3 menit melawan begitu banyak orang?
Bijaksanakah mengirim seseorang untuk mengawal Kirito dari kelompok 7 orang ini ...?
Tepat ketika Asuna ragu-ragu tentang hal ini, dua hal mengganggu pikirannya.
Pertama, Kirito menaruh tangan kirinya di belakang punggungnya dan menyambar gagang
pedang kedua yang ia wujudkan, dan menariknya dengan suara yang jelas. Itu Longsword emas
yang terlihat glamor. Itu tidak dibuat oleh seorang swordsmith, namun senjata legendaris yang
tersegel di bagian terdalam dari air bawah tanah Jtunheimr, Pedang Suci Excalibur. Dalam
rangka untuk mendapatkan pedang ini, kelompoknya menggunakan teman Lyfa, dewa jahat tipe
penerbang Tonkii untuk mencapai batas kelompok dan menantang ke dalam Jtunheimr.
Mereka hampir dimusnahkan total dalam pertempuran bos. Namun, bagian punggung Kirito saat
ia kembali menggunakan dua pedang menjadikannya begitu kuat, Asuna merasa bahwa kerja
keras saat itu tidak sia-sia.
Tekanan yang dikeluarkan oleh Longsword emas membuat bagian dukungan mundur perlahanlahan. Seolah mengambil keuntungan saat musuh sedang goyah, gemuruh tiba-tiba bergema
langsung dari bagian belakang kelompok.
"UWOOOAAAAAAHHH!! AKU DI SINI JUGA, MESKIPUN KAMU TIDAK BISA
MELIHATKU!!!"
Suara agak kasar dan serak itu tidak diragukan lagi berasal dari pengguna katana Klein. Asuna
hanya bisa berjinjit untuk melihat ke belakang, dan nyaris tidak bisa melihat rambut merah
mengalir lurusnya yang diikat dengan bandana. Tampaknya Kirito bukan satu-satunya yang
datang untuk memeriksa dungeon. Tapi mengapa ia muncul setelah beberapa saat?
"TERLALU LAMBAT. APA SIH YANG KAMU LAKUKAN!?"
Di sisi dinding manusia, Kirito berteriak, dan di ujung, Klein kembali berteriak,
"MAAF, AKU TERSESAT!!"
Asuna hampir saja terjatuh, tapi ia menyeimbangkan dirinya, dan melihat sosok kecil yang
melambai di atas bahu Kirito. Itu adalah pixie navigasi Yui, yang juga 'anak' mereka. Senyum
manisnya menunjukkan sinar kehangatan ke dalam hati Asuna.
Terima kasih Yui-chan, terima kasih, Klein.
Aku sangat mencintaimu, Kirito-kun.

Setelah menggumamkan ini jauh di dalam hatinya, Asuna segera berbisik kepada Yuuki di
sampingnya.
"Kita pasti baik-baik saja jika kita menyerahkan hal ini pada mereka. Fokus saja untuk
menembus 20 orang di depan kita dan menuju ruangan bos."
"Oke, aku mengerti." Yuuki mengedip beberapa kali, dan kemudian menjawab dengan suara
yang jelas.
Dia berbalik, terlihat seperti ia akan mengaktifkan skill pedangnya dan mengangkat pedang di
atas kepalanya. Jun dan Shiune di sebelah kanannya dan Thatch, Nori dan Taruken di sebelah
kirinya melihat efek cahaya ungu dan masuk ke posisi pertempuran.
20 anggota kelompok yang tidak memahami situasi sama sekali dan prajurit Gnome yang
merupakan pemimpin melihat gerakan teman-teman Asuna dan bersiap-siap untuk bertarung
kembali.
Saat suara sihir dan skill pedang yang beradu bergema di belakang, Asuna berteriak,
"... MAJU!"
Dengan Yuuki memimpin, ketujuhnya masuk ke formasi wedge dan bergegas keluar. Gnome dan
pengikutnya meraung dan menyerang.
Saat kedua belah pihak bentrok, *GAGAANN!!* suara dampak meledak, dan beberapa efek
cahaya muncul pada saat yang sama. Battle royale kacau dimulai, dan setiap sudut koridor
dipenuhi dengan suara pedang yang beradu satu sama lain.
Asuna sendiri merasakan skill Yuuki ketika duel melawannya, dan pada saat ini, dia bisa
mengatakan bahwa anggota lainnya sebanding dengannya. Bahkan ketika melawan pemain, yang
bukan monster biasa, mereka mampu mengayunkan senjata mereka dan bertarung.
Dengan menggunakan bobot pedang dua tangan Jun dan gada berat Thatch mereka bisa
menghancurkan musuh dari depan. Tombak panjang Taruken dan tongkat Nori akan menyerang
selama terjadi pembukaan. Yuuki sendiri menggunakan kemampuan menghindarnya yang luar
biasa untuk dengan mudah menghindari beberapa pedang yang lewat ke dekat dirinya dan
bergegas mencengkram musuh, menggunakan tebasan miring untuk menyerang.
Ketika menghadapi musuh yang jumlahnya lebih dari mereka, para anggota Sleeping Knights
bisa dikatakan berjuang dengan gagah berani. Namun, kelompok musuh tidak akan hancur begitu
sajaitu karena penyihir di belakang terus mengeluarkan mantra penyembuhan.

Dalam pertempuran besar ini, akan ada beberapa luka yang tak terduga. Selain Yuuki, HP
anggota lain mulai menurun. Asuna dan Shiune mulai mengeluarkan mantra penyembuhan
mereka.
Pada saat ini, 2 bayangan dari musuh bergegas datang ke atas mereka. Mereka adalah pemain
tipe assassin dengan belati tajam dan mengenakan armor kulit yang ringan.
Asuna menyadari bahwa itu adalah Sylph yang bersembunyi di depan ruangan bos beberapa
menit yang lalu, dan secara naluriah merubah mantranya. Dia menggunakan kecepatan membaca
khususnya untuk menyelesaikan mantra dalam 2 detik. Kedua Sylph memiliki cahaya aliran air
yang muncul di kaki mereka, dan kaki mereka yang terikat menyebabkan mereka terjatuh.
Menggunakan pembukaan ini, Asuna berbisik kepada Shiune, yang selesai membaca mantra
penyembuhan.
"Bisakah kamu mengurus penyembuhan sendiri?"
Undine yang sedikit lebih tinggi dari Asuna itu segera menganggukkan kepalanya.
"Ya, aku harus bisa melakukannya."
"Aku akan mengurus penyembuh musuh kalau begitu."
Sudah beberapa menit sejak pertempuran dimulai, dan suara dari belakang mulai menjadi lebih
dan lebih intens lagi. Ini pasti hasil dari Kirito dan Klein yang menyerang ke dalam kelompok
musuh untuk mencegah serangan sihir. Namun, mereka tidak memiliki satupun penyembuh, dan
tidak bisa menyembuhkan segala macam luka tak terduga. Kirito mengatakan bahwa ia bisa
bertahan selama 3 menit, tapi akan lebih baik jika mereka bisa menembus musuh dalam waktu 2
menit untuk membayar pengorbanan mereka. Akan lebih baik untuk mengakhiri pertempuran ini
dengan cepat.
Asuna dengan cepat memanggil jendela, menaruh tongkat ke dalam persediaan barangnya dan
beralih ke Rapier yang lebih suka ia gunakan. Saat itu, cahaya perak muncul di pinggangnya,
mewujudkan sabuk pedang yang dirajut dari benang mithril, dan sarungnya yang terbuat dari
bahan yang sama.
*SHCHANK!* Pedang panjang, tipis ditarik keluar. Pertama, ia berlari ke 2 Sylph yang tertahan
oleh mantra penahan Aqua Bind, dan tanpa ampun menyerang titik vital yang menyebabkan
bar HP mereka segera menghilang.
Dia mengintip melalui sisa-sisa avatar yang hancur di depannya dan memandang ke mana dia
akan melanjutkan pertempuran. Tampaknya setiap sudut koridor dipenuhi dengan pemain yang

dengan sinting mengayunkan pedang di tangan mereka, tetapi jika ia harus meletakkannya, sisi
kanan adalah bagian dengan orang yang lebih sedikit.
Asuna mengambil napas dalam-dalam, menyesuaikan napasnya, dan dengan kuat menendang
tanah. Dia meletakkan Rapier di tangan kanan pada pinggangnya dan berlari. Begitu dia
mencapai kecepatan tertentu, dia berteriak pada Yuuki, yang bertarung dengan punggung
menghadap Asuna,
"YUUKI! MENGHINDAR!!"
"He ...!?AA!?"
Yuuki memiringkan kepalanya sedikit, melihat Asuna yang bergegas maju, dan buru-buru
menghindar. Asuna mengarahkan pedangnya pada pemimpin Gnome, yang tetap berdiri dengan
mengeluarkan kapaknya, dan mendorong serangan pedang dengan cara yang lurus tepat saat ia
masuk ke postur membungkuk ke depan.
*BAA!!* Pedang mengeluarkan beberapa kilatan putih, dan beberapa cahaya mengelilingi
Asuna. Asuna segera merasakan sensasi melayang, dan dia mengeluarkan ekor panjang seperti
komet sebelum bergegas ke depan dengan kecepatan luar biasa.
"UWAAAHHH!"
Gnome itu akhirnya mampu menggerakkan kapak dua tangannya dan siap untuk
menggunakannya sebagai perisai. Namun, Asuna lebih cepat, dan ujung depan Rapier
menyentuh tubuhnya.
Gnome tampak seperti rakasa yang kehilangan kendali saat ia terlempar ke udara. Dia memiliki
HP yang mendekati nol berkat serangan Yuuki, dan meledak dalam cahaya kuning dan tubuhnya
menyebar saat di udara.
Setelah berubah menjadi komet putih, Asuna tidak melambat bahkan setelah berurusan dengan
satu orang saat ia bergegas menjadi penyembuh. 3-4 Orang yang menghalanginya dan pemimpin
mereka tertiup ke samping. Beberapa terbang ke udara, dan beberapa terduduk di tanah. Dia
menggunakan skill pedang tusukan jarak jauh terkuat untuk rapier, Flashing Penetrator. Butuh
banyak berlari untuk menggunakan skill ini, jadi hampir tidak ada yang menggunakan ini dalam
duel 1 v 1. Namun, itu sangat efektif ketika menerobos orang.
Asuna segera menembus dinding besi armor dan perisai sebelum meluncur ke depan sekitar
beberapa meter. Saat ini, ia akhirnya mendarat di tanah dungeon. Dia menggunakan tumit sepatu
botnya sebagai rem, menciptakan banyak bunga api dalam proses, dan berlutut di tanah dengan

satu kaki sebelum mengangkat kepalanya. Keempat pembaca mantra, yang mengenakan jubah
dan jubah panjang, hanya bisa melihat ke bawah dengan kosong pada Asuna.
Tampaknya julukan tak terkenal Penyembuh Gila menjadi lebih dikenal sekarang.
Asuna berpikir saat dia dengan kuat menyeret Rapier di belakang tangan kanannya.
Yang paling penting dalam pertempuran kelompok bukanlah kemampuan anggota yang
bertaurng di garis depan, tapi status kelompok yang mendukung mereka dari belakang, Asuna
benar-benar menghancurkan penyembuh lawan, dan garis depan hancur oleh Yuuki, yang telah
dibantu oleh Shiune dan yang lainnya.
Total waktu yang diambil adalah 2 menit dan 8 detik.
Menengok ke belakang, dia segera melihat bahwa Kirito dan Klein masih bertarung dengan
sungguh-sungguh melawan bala bantuan. Musuh telah kehilangan banyak anggota, tetapi dua HP
bar mereka berada di dekat wilayah merah seperti yang ditunjukkan oleh warna kursor.
Jauh di dalam hatinya, Asuna sekali lagi mengucapkan terima kasih pada mereka berdua dan
Yui, yang berada di bahu Kirito yang berperan sebagai radar taktik.
Dia segera berbalik dan berteriak pada semua anggota Sleeping Knights, yang berhasil bertahan
hidup,
"BAIKLAH, SAATNYA PERTUNJUKAN UTAMA! AYO KITA KALAHKAN BOS!!"
Keenamnya segera berteriak baiklah dan menendang tanah untuk berlari menuju gerbang hitam
yang mengarah ke ruangan bos dengan Asuna.
Seperti tantangan pertama mereka, Jun meletakkan tangan kirinya di gerbang. Gerbang
mengeluarkan suara berat dan membuka kedua pintu, mengeluarkan 2 baris api putih kebiruan.
Waktu yang dibutuhkan api untuk membentuk lingkaran akan menjadi waktu dimana gerbang
tetap terbuka bagi mereka yang masih berada di luar, tapi tidak perlu untuk menunggu.
Ketujuhnya segera terbang masuk. Asuna adalah orang terakhir yang menyerbu masuk, dan
segera berbalik menekan tombol batu yang ada di dinding kanan. Ini adalah tombol untuk
membatalkan satu menit waktu tunggu.
Pintu mengeluarkan ledakan keras, dan perlahan-lahan menutup, dan pertempuran intens di
baliknya mencapai momen kritis.

Pendekar pedang berpakaian hitam yang HP barnya menjadi merah terang mengangkat tangan
kanannya. Dia kemudian mengangkat dua jari, kali ini benar-benar menunjukkan tanda V pada
Asuna.
Setelah gerbang ruangan bos menutup sepenuhnya, mereka tidak akan bisa mendengar suara dari
koridor. Tak seorang pun akan dapat membuka gerbang ini kecuali pertarungan di dalamnya
berakhir.
Dalam keheningan total, api akan terus meningkat setiap dua detik. Saat ini, api mengisi
setengah ruangan. Dengan kata lain, ada sekitar 50 detik sebelum bos muncul.
"Semuanya, cepatlah dan gunakan ramuan untuk memulihkan HP dan MP. Kita akan
melanjutkan penaklukan sesuai dengan rencana dalam pertemuan itu. Pola serangan awalnya
sederhana. Hindari saja dengan tenang."
Setelah mendengar kata-kata Asuna, keenamnya mengangguk sedikit dan mulai mengambil
botol merah atau biru.
Asuna menyadari bahwa mereka masih memiliki sesuatu yang ingin dikatakan setelah meminum
ramuan mereka, dan menunjukkan tatapan bingung. Yuuki kemudian melangkah maju untuk
mewakili mereka dan berbicara,
"Asuna ... mereka berdua datang untuk membantu kita dan ..."
"... Ya."
Asuna tersenyum dan mengangguk. Saat ini, HP Kirito dan Klein pasti telah habis dan menjadi
Remain Lights kecil. Tidak, walaupun mereka tetap di sana, tak seorang pun akan
menghidupkan mereka, jadi mereka pasti kembali ke titik respawn.
Memikirkan itu Yuuki dan yang lain pasti merasa khawatir tentang dua orang yang menjadi
korban itu, Asuna terus menatap semuanya dan berkata dengan suara yang jelas,
"Mari kita kalahkan bos untuk membayar perjuangan mereka."
"Tapi ... kami selalu mengandalkanmu dan teman-temanmu ..."
Yuuki menggigit bibirnya, dan rambut yang memiliki bando merah di atasnya terkulai turun.
Namun, Asuna hanya menepuk bahu Yuuki. Masih ada 10 detik sampai bos muncul. Undine itu
menggunakan momen ini untuk mengatakan sesuatu yang penting.

"Kamu mengajariku sesuatu yang penting juga, Yuuki. Bukankah kamu mengatakan bahwa
Beberapa hal harus diselesaikan melalui cara keras agar kelompok lain dapat memahami?"
Mata Yuuki melebar, tapi Shiune dan lima lainnya segera mengerti apa yang coba Asuna
katakan. Saat para peri tersenyum dan mengangguk, api terakhir menembak langit di belakang
mereka.
"Sekarang, ini adalah yang terakhir kalinya! Guild tadi pasti akan mencoba untuk mengelompok
kembali saat kita sedang bertarung dan berkumpul di koridor. Kita harus bekerja keras dan
perlihatkan pada mereka tanda kemenangan ketika pintu terbuka!"
Sebagai sub-leader dari Knights of the Blood, dia juga akan menyemangati semua orang
sebelum melawan bos. Namun, kata-kata yang Asuna katakan saat itu hanya akan menyebabkan
sekutunya menjadi tegang. Kata-kata itu akan membuat mereka mencengkeram pedang mereka
dengan keras, namun tidak meresonansi hati mereka. Itu karena Asuna hanya memikirkan cara
yang efektif untuk memerintah orang lain, dan tidak pernah menunjukkan perasaan mereka yang
sebenarnya.
Yuuki, setelah pertempuran ini berakhir, beritahu aku lebih banyak tentang dirimu, seperti
apa perjalananmu pergi ke seluruh dunia dan petualangan apa yang kamu miliki.
Dengan perasaan seperti itu, Asuna dengan kuat meraih pelindung bahu Yuuki dan melangkah
mundur. Saat ini, ia menyimpan Rapiernya lagi dan mengangkat tongkat Pohon Dunia tinggitinggi.
Di depan mereka, teriakan dalam terdengar seiring dengan munculnya bentuk batu seperti
poligon. Bos hendak muncul. Raksasa bersenjata empat melompat keluar saat blok seperti
humanoid tertiup ke samping.
"Baiklah ... mari kita menantangnya lagi!"
Mendengar suara heroik Yuuki, semuanya meningkatkan semangat yang sama dengan auman
raksasa hitam.

Bab 7
Asuna menggunakan jempolnya untuk membuka tutup dari botol kecil dan meminum cairan biru
yang ada di dalamnya. Lalu dia mengecek jumlah dari mana potions .[6]
Potion yang terisi di sakunya telah digunakan selama 40 menit di waktu pertempuran yang
panjang, dan padanya hanya tersisa tiga. Shiune, orang yang berperan menjadi penyembuh
bersamanya, seharusnya memiliki jumlah yang sama dengan Asuna.
Beberapa orang yang menyerang secara frontal terlihat kelelahan. Mereka mencoba sekuat
tenaga untuk menghindari serangan monster hitam yang memiliki pola, namun mereka tidak
dapat menghindari dari serangan racun yang memiliki jangkauan luas dan serangan semua arah
dengan dua rantai yang diayun. Ketika serangan ini muncul, Asuna dan Shiune hanya bisa
merapalkan sihir tingkat tinggi untuk penyembuhan, jadi mana potion terus digunakan seperti air
mengalir.
Meski begitu, tongkat Nori, tombak Taruken dan pedang Yuuki yang berhasil mengenainya,itu
hanya seperti memukul dinding besi yang tidak dapat memberikan damage besar sebanyak
apapun mereka menyerang. Terkadang bos itu menaruh keempat tangannya untuk
mempertahankan dirinya, dan ketika dia melakukan itu, itu dapat memantulkan apapun seperti
metal, dan perasaan yang sia-sia terus meningkat.
Asuna menelan kegelisahannya yang telah naik di tenggorokannya dengan meminum potion, dan
dengan semangat berkata,
"Semuanya, kita dapat melakukannya ! Hanya tinggal sedikit lagi!"
Meski begitu, 5 menit yang lalu, dia juga mengatakan hal yang sama. Karena tidak terlihat
batang HP di monster bos yang ada di lantai New Aincrad, jadi mereka hanya dapat
memperkirakan jumlah HP melalui pergerakan. Monster besar itu menjadi lambat dan
pergerakannya yang dapat dilihat pertama kali yang dapat dikatakan menjadi mengamuk. Mereka
memastikan bahwa dia tidak memiliki darah yang cukup banyak, tapi tentu saja ini hanya
pemikiran yang optimis.
Di suatu pertarungan yang panjang dimana terlihat tidak akan berakhir, pemain pembantu
biasanya menggunakan sihir, tapi pemain terdepan menahan serangan musuh yang dapat
menurunkan semangat dan kosentrasi. Di bos yang normal, mereka seharusnya bertukar dengan
pemain depan sekitar 5 menit. Dari sini, orang dapat memberitahu bagaimana Sleeping Knights
kesulitan.
Tetapi, pada akhirnya mereka kelelahan. Setelah mendengar panggilan Asuna, hanya Yuuki yang
masih memiliki kekuatan untuk menjawabnya. Gadis Imp kecil itu tidak menunjukkan kelelahan
bahkan setelah pertarungan yang tidak dapat dihitung menitnya dan dia melanjutkan dan
menggunakan kakinya untuk menghindar dari palu raksasa dan rantai sebelum dia menggunakan
pedang di tangan kanannya untuk memberikan damage.

Sebelumnya, Asuna berpikir kekuatan Yuuki berasal dari refleks yang tidak masuk akal, tapi
sekarang dia sedikit mengerti dengan ini. Kosentrasi yang kuat dan terus mengayun pedang
mungkin sebanding dengan Kirito.
Di saat itu, Asuna mengingat kejadiaan yang dialaminya saat dia melihat jauh di ingatannya dari
adegan di masa lalu.
Di lantai 74 tepat di ruangan bos di Old Aincrad, Kirito pernah bertarung dengan bos monster
tipe humanoid monster. Dia menggunakan tangkisan dan kecepatan kakinya untuk menghindari
serangan yang menakutkan di bawah situasi yang gawat, dan kedua pedangnya terus menebas
yang memiliki kecepatan seperti senapan mesin, menggunakan sword skill pada kelemahan bos,
di panggul
"Ah.."
Dengan ide yang tiba-tiba muncul, Asuna tidak dapat membantu tetapi memanggil. Mantra dari
sihir itu gagal dan BOON! Asap hitam muncul di sekitarnya.
Asuna dengan cepat meringis ketika dia terluka, tapi Shiune, orang yang ada di belakangnya
menyelesaikan mantranya di saat terakhir. Tecchi dan kelompoknya yang dikelilingi oleh nafas
beracun di depan HPnya telah kembali ke zona aman.
Asuna yang menaikkan tangan sebagai permintaan maaf ke Shiune, orang yang melirik padanya,
lalu dia berkata,
"Shiune, aku memiliki ide. Dapatkah kau bertahan selama 30 detik dengan dirimu sendiri?"
"Un, baiklah. Aku masih memiliki mana yang cukup."
Asuna menaikkan tangannya kepada Shiune lagi, dia mengangguk, lalu dia menaikkan tongkat di
tangan kanannya. Dia mengambil nafas yang dalam, dan memulai merapal sihir yang baru
secepat yang dia bisa.
Saat mantra itu selesai, pecahan es yang berkilauan muncul di depan Asuna, dan mereka dengan
cepat berubah menjadi empat pilar es. Ketika pisau es itu selesai , lingkaran biru muncul di
matanya. Ini adalah sihir pelacak penyerang.
Dengan hati-hati Asuna menggerakkan tangan kirinya dan perlahan membidik dari tenggorokan
dari monster berkepala dua itu. Monster itu terus maju, dan palu di kedua tangan atasnya telah
siap untuk mengayun
"Eii!"
Asuna menggerakkan tongkat di tangan kanannya. 4 pilar itu terbang di udara dengan
meninggalkan jejak biru, membuat itu terkena di leher bagian bawah dari monster itu.
"GUUOOOOOHHHHHH!!!"
Monster itu mengeluarkan suara teriakkan yang terdengar seperti kesakitan dan serngan palu itu
berhenti. Keempat tangan itu disilangkan di depan tubuhnya seperti menahan. Dia terus menahan

dalam posisi bertahan selama lima detik sebelum mengangkat tangannya dan menghantam lantai
dengan palunya.
Lantainya bergetar dengan keras dan mengeluarkan suara, dan Asuna telah siap untuk mencegah
dirinya jatuh sambil membisikkan,
"Seperti yang aku duga"
Melihat itu Shiune, memikirkan itu di kepalanya dengan ragu, namun Asuan dengan cepat
menjelaskan,
"Pertama kali aku berpikir posisi bertahan itu hanya keluar sesekali, tapi bukan seperti itu.
Lehernya adalah kelemahannya. Kita tidak punya kekuatan untuk mencari kelemahannya, jadi
aku benar-benar melupakan hal ini"
"Jadi kita dapat mengalahkannya jika menyerang tempat itu, kan?"
"Kupikir begituitu akan lebih efisien, tapi tempat itu terlalu tinggi"
Monster itu sekitar 4m, bahkan tombak Taruken harus lebih panjang lagi agar sampai ke
lehernya. Itu tidak dapat diserang secara langsung. Mereka dapat terbang dan menyerang jika itu
ada di field,[7]namun mereka tidak dapat melakukannya di dugeon. [8]
"Sepertinya kita hanya bisa siap bila diserang balik dan menggunakan sword skill untuk
menyerang."
Asuna menganggukkan kepalanya untuk setuju dengan Shiune. Mereka hanya bisa menggunakan
sword skill yang bersifat dorongan jika mereka ingin meningkatkan waktu mereka di udara di
area yang tak bisa terbang, atau melompat dan melakukan combo sword skill. Tentu saja, setelah
sword skill selesai, maka ada sedikit lag[9], dan mereka akan jatuh dan tanpa pertahanan. Musuh
akan menggunakan waktu itu untuk membalas serangan. Meskipun mereka dapat menggunakan
sihir pembangkit pada orang yang mati, itu tidak akan bekerja selamanya. Juga, sihir pembangkit
terkesan lama, dan dapat memperlambat darah untuk sembuh, dan mungkin menyebabkan semua
anggota pingsan.
Tetapi Yuuki langsung berkata tanpa keraguan, ayo kita coba. Asuna berpikir sambil dan
melihat wajah Shiune. Pada akhirnya, penampilan lembut dari seorang Undine yang kuat
mengangguk menandakan setuju dengan rencana Asuna.
"Aku akan memberitahu rencana pertarungan pada mereka. Tolong bertahan dan sembuhkan
mereka."
"Serahkan saja itu padaku!"
Hanya tersisa sedikit potion yang dia punya, Asuna mengambil dua botol potion, dan
menyerahkannya pada Shiune, lalu dengan cepat bergerak maju. Dia langsung berlari sejauh
15m, mendekati monster itu, dan ayunan dari rantai itu datang dari sampingnya. Dia meringis
dan berusaha untuk menghindarinya, tapi ujung rantai itu menyerempet di bahunya, dan dengan
cepat HPnya menurun.

Tetapi, Asuna tidak memikirkan itu. Di saat dia dibelakang Yuuki, dia berkata,
"Yuuki!"
Yuuki, orang yang mengayun pedangnya, melihat ke belakang dan dengan mata yang lebar,
"Asuna, kenapa kau ada disini?"
"Dengarkan aku. Monster ini memiliki kelemahan. Kita dapat memberikan damage jika kita
menargetkan bagian tengah di lehernya."
"Kelemahan?"
Yuuki melihat ke depan kembali, dan memandang leher dari monster itu, tepat di atas. Di saat itu
tiba-tiba sebuah palu yang besar jatuh dari atas, dan dengan cepat, dan dengan cepat keduanya
merunduk. Lalu Yuuki melompat untuk menghindari getaran tanah dan berkata,
"Itu terlalu tinggiAku tidak dapat mencapainya meskipun aku melompat!"
"Apakah di sekitar sini ada suatu benda yang dapat dijadikan sebagai pijakan?"
Asuna tersenyum dan melihat Tecchi yang tidak jauh, yang sedang menaikkan perisainya seperti
papan dan melindungi Nori dari ayunan rantai. Yuuki yang sepertinya mengerti pemikiran Asuna
dan tersenyum.
Keduanya langsung maju dan telah sampai sekitar 3m di belakang Tecchi. Yuuki meanruh
tangan kirinya ke mulutnya dan membiarkan suara keras keluar dari tubuhnya.
"Tecchi! MENUNDUKLAH SETELAH SERANGAN PALU YANG BERIKUTNYA!!"
Gnome yang tinggi dan besar itu menyipitkan matanya, kemudian dia mengangguk.
Monster hitam itu mengayun rantainya, dan kemudian memiringkan tubuhnya yang besar seperti
batu raksasa sebelum menarik nafas yang panjang. Dia berhenti sebentar sambil membuka kedua
mulutnya. KOHAAA!! Dia mengeluarkan nafas beracun, dan mengelilingi semua tempat dengan
bau sulfur. Semua orang yang berdiri didepannya memiliki HP yang terus berkurang.
Tetapi, ketika serangan nafas itu berakhir, sebuah cahaya biru muncul dan menyembuhkan darah
semua orang di waktu yang tepat. Monster itu menaikkan palunya dengan kedua tangannya.
Yuuki telah merunduk dan telah siap untuk maju. Dengan cepat Asuna yang ada dibelakangnya
berkata.
"Itu adalah kesempatan terakhir! Lakukan yang terbaik, Yuuki!"
Yuuki terus melihat ke belakang langsung menjawab,
"Serahkan saja itu padaku, Nee-chan!!"
Neechan?
Saat Asuna terdiam karena mendengar kata yang tidak dapat dia bayangkan, gadis itu dengan
cepat melompat.

Monster itu terlihat ingin mengiris melewati tanah dengan menghantam dua palu itu di tanah
keras. Suara dari gema menembus ruangan, dan Tecchi dengan cepat menunduk untuk bertahan
melawan shockwave[10]
Lalu Yuuki melompat, menggunakan kaki kirinya dengan tumpuan bahu Tecchi , dan kaki
kananya melangkah ke helm yang tebal dan berat
"URRIIIYAAAAA!!"
Dengan meringis, Yuuki sepertinya ingin menggerakkan sayap yang tidak ada saat dia
melompat. Dia mendekati dada monster itu dan dengan cepat menarik pedang di tangan
kanannya dengan keras .
"YAAA!!"
Yuuki berteriak lagi dan menyerang di sendi bagian lehernya. Lalu muncul efek biru-keunguan
yang meledak, menyebabkan ruangan itu dipenuhi oleh cahaya.
Meskipun di area itu adalah dimana mereka tidak dapat terbang, pemain hanya cukup terus
menggunakan sword skill di udara agar dapat bertahan sebelum skill itu berakhir. Sekarang,
Yuuki tepat di depan bos monster, menggerakkan tangan kanannya dengan kecepatan seperti
cahaya, mengeluarkan 5 serangan dari atas ke bawah, lalu membuat lima serangan lainnya di
garis memotong. Meskipun serangan dari pedang tajam mengenai kelemahannya, empat tangan
itu terus bertahan dan mengeluarkan suara seperti erangan.
Serangan yang cepat pada monster itu membuat bentuk X. Yuuki memiringkan tubuhnya ke
kanan dan menaruh tangan kirinya ke pedang yang dia pegang di tangan kanan.
Suatu cahaya yang menyilaukan keluar dari pedangnya membuat Asuna menyipitkan matanya .
Pada saat itu pedang Yuuki terlihat seperti berlian. Sebuah sinar dari pedang itu sepertinya
mengeluarkan suara seperti bel dan menyerang titik di tengah bentuk X, pada saat dimana itu
tersambung, dan lalu itu menusuk tepat di tubuh monster itu.

Lalu, kulit hitam dari monster itu mulai membentuk beberapa retakan, dengan pedang masih
menusuk di tengah tubuh monster itu. Retakan itu sepertinya tidak dapat mengambil tekanan dari
dalam dan terus menjadi tipis. Retakan itu meluas hingga tubuh dan anggota tubuh monster itu.
Dengan suara seperti pohon yang jatuh, tubuh monster itu terbelah menjadi dua dan dua kepala
itu terpisah. Mayat monster setinggi 4m seperti patung kaca kemudian meledak menjadi serpihan
fragment yang tak terhitung jumlahnya dan berbagai ukuran. Cahaya putih yang muncul dar
dalam tubuh mulai menutup dengan cepat, dan kepala Asuna mulai pusing. Efek dari suara yang
keras dan suara frekuensi tinggi bercampur melalui kubah itu, akhirnya menjadi panjang dan
seperti suara metal sebelum menghilang.
Api biru yang misterius yang menyala tiba-tiba terguncang dan perlahan berubah menjadi
orange. Ruangan bos itu dipenuhi oleh cahaya, perlahan mengejar jumlah sisa niat jahat yang
menjauh.
GACHANG. Sebuah suara keras. Pintu yang ada di dalam yang menghubungkan dengan
ruangan berikutnya telah terbuka.
"Hahakitakita berhasil"
Asuna tertawa dengan suara pelan saat dia terjatuh ke tanah. Saat dia melihat ke atas, dia melihat
Yuuki, orang yang terdiam setelah mengalahkan bos.
Imp kecil itu terdiam untuk beberapa detik, lalu dia menyeringai . Tetapi, itu berganti menjadi
senyumanan yang telah dia perlihatkan sebelumnya tidak, itu bahkan senyuman yang paling
indah.
Yuuki menyarungkan pedangnya dan dengan cepat berlari ke Asuna. Dia langsung melompat
dengan kedua tangan terbuka lebar dan langsung melompat ke arah Asuna.
"GUAA!?"
Asuna meringis dan terjatuh dengan Yuuki ke tanah. Mata keduanya saling melihat satu sama
lain di jarak yang dekat, dan segera berteriak,
"AHAHAHAKITA BERHASIL, KITA MENANG, ASUNA!"
"UN, YEAH! AHHHSUNGGUH MELELAHKAN!!"
Meski Yuuki duduk padanya, Asuna masih meluruskan kakinya dan berbaring di tanah. Lima
orang lainnya yang ada di sekitarnya juga kelelahan dan terjatuh, memberikan senyum
kemenangan dan mulai ceria.
Pada saat itu, Asuna menyadari suara keras dan segera mencari sumber suara itu. Pintu masuk
adalah yang muncul dipikirannya telah terbuka, dan sejumlah player berkumpul di sini.
Orang yang masuk tanpa menunggu pintunya terbuka dengan sempurna dan membuat suara
keras berasal dari guild yang besar yang menghalangi koridor. Orang-orang ini menyadari

ruangan bos telah dipenuhi oleh cahaya orange, dan menahan gerakan mereka saat mereka
memperlambat langkah mereka sebelum berhenti untuk melihat keadaan.
Salamander berambut hitam berdiri di depan party yang berjumlah sekitar 50 orang. Pada saat
itu, matanya melihat Asuna. Terlihat di wajah pemimpin itu kagum, mengerti dan menyesal, lalu
Asuna yang melihat mereka dengan hati senang.
"Hehe"
Asuna, orang yang terbaring di lantai, tertawa, dan menunjukan senyum kemenangan kepada
Yuuki dan kelima orang lainnya.
Anggota dari guild yang besar berkata sesuatu seperti ancaman sebelum pergi, Asuna dan
Sleeping Knights membuka pintu yang ada di ruangan itu. Mereka menaiki tangga yang
berbentuk spiral dan keluar dari ruangan berbentuk kubah. Mereka telah sampai di lantai 28
dimana tidak ada orang yang mengunjunginya sebelumnya. Mereka segera berlari ke arah toko
terdekat, pada saat Yuuki mengaktifkan gerbang transfer di central plaza, boss conquest
quest [11] telah selesai. Ketujuh orang itu segera menggunakan gerbang yang terlihat cahaya biru
untuk kembali ke jalan Ronbaru, membentuk lingkaran di ujung plaza, dan saling memegang
tangan masing-masing.
"Semuanya telah bekerja keras! Semua telah berakhir!"
Asuna tersenyum saat berkata seperti itu, tapi dihatinya dia merasa kesepian. Dia hanyalah
seorang tentara bayaran, setelah kontrak ini berakhir yang berarti mereka akan berpisah.
Tidak. Masih banyak waktu untuk berteman dengan mereka saat Asuna berpikir seperti itu,
tiba-tiba Shiune menyentuh bahunya. Dengan wajah yang manis tapi dengan ekspresi serius yang
berbeda dari biasanya.
"Tidak, Asuna-san. Ini belum berakhir."
"Eh?"
"Masih ada satu hal yang perlu dilakukan."
Saat melihat ekspresinya, Asuna langsung berpikir peristiwa di Monument of Swordsmen di
Kastil Besi Hitam. Berbicara itu, tujuan anggota Sleeping Knights bukanlah mengalahkan bos,
tapi menulis nama anggota di monument sebagai bukti bahwa guild itu ada. Berbicara itu, ini
terlalu awal untuk senang
Tetapi, apa yang dikatakan Shiune jauh dari yang Asuna pikirkan.
"Ayo adakan pesta untuk merayakannya."
Lutut Asuna menjadi lemas dan hampir jatuh. Dia menaikkan tangan untuk protes, lalu
menaruhnya kembali di pinggangnya sambil berkata,
"Un, okay! Ayo adakan yang besar!"

Setelah berkata seperti itu, wajah Jun menunjukkan senyuman ,


"Kita masih memiliki banyak uang! Tempat mana yang akan kita pilih? Bolehkah kita menyewa
restoran mewah di suatu kota?"
"Ahh"
Asuna langsung memiliki suatu pemikiran. Lalu dia memegang jarinya dan melihat sekitarnya.
Meskipun dia hanya mengenal mereka selama dua hari, dia seharusnya dapat bersama mereka
seperti teman lama. Asuna sangat percaya itu dan dia berkata,
"Hmmmkalau begitukalian mau datang ke rumahku? Tapi itu cukup kecil."
Mendengar permintaan Asuna, Yuuki langsung tersenyum.
Tetapi, untuk suatu alasan senyumannya langsung menghilang seperti salju meleleh. Yuuki
menggigit bibirnya dan melihat ke bawah.
"YuYuuki, ada apa?"
Meskipun dia sangat bingung, Asuna masih bertanya dengan antusias tanpa memalingkan
padangannya. Pada saat itu, Shiune akan berkata sebelum Yuuki berkata dan dia melanjutkan,
"SebenarnyaAku minta maaf, Asuna-san. Tolong jangan salah pahamkami hanya"
Tetapi, sebelum Shiune selesai, Yuuki yang menundukkan kepala, tiba-tiba tersentak dan
memegang tangan kanan Shiune.
Dia menggigit bibirnya, dan menunjukkan mata lebarnya saat dia diam melihat Shiune.
Meskipun Yuuki hendak mengatakan sesuatu saat dia menggerakkan bibrnya dua kali, pada
akhirnya dia tidak membiarkan suaranya keluar.
Tetapi, Shinue sepertinya mengerti apa yang ingin Yuuki katakan. Bibirnya menunjukkan
senyuman yang sulit dimengerti. Dia menaruh tangan kananya di kepala Yuuki, lalu berkata
kepada Asuna.
"Terima kasih, Asuna. Kami senang menerima untuk datang ke rumahmu."
Asuna hanya dapat merasakan masalah saat dia tidak mengerti apa yang terjadi sekarang. Tetapi,
Nori sepertinya ingin menghilangkan atmosfir suram saat dia berkata dengan suara seperti terus
terang.
"Jika seperti itu, kita harus menyiapkan wine! Ayo beli satu gentong penuh l!"
"Tidak ada sake kentang yang kau sukai, Nori."
Taruken langsung memotong di saat itu juga dan memberikan suatu komentar di belakang.
"Berhenti mengatakan yang tidak masuk akal. Sejak kapan aku menyukai sake kentang? Aku
sangat menyukai sake Awamori.
"Apa kau tidak seperti orang tua."

Jun yang menyebabkan semua orang tertawa. Asuna juga mengikutinya, dan lalu melihat kea rah
Yuuki. Meskipun Yuuki menunjukkan senyuman, sebuah perasaan keengganan di pemikirannya
seperti tidak hilang sepenuhnya.
Kelompok itu pergi ke toko di tengah Ronbaru, membeli banyak makanan dan sebelum pindah
ke lantai 22.
Kebanyakan mereka membeli di plaza yang ada di area kota, Melihat ke bawah ada hutan yang
tertutupi oleh salju saat mereka bergerak ke selatan. Mereka terbang di atas danau membeku, dan
dapat melihat hamparan tanah dan sebuah rumah disana.
"Di, disana?"
Yuuki sangat senang sampai membuat Asuna mengangguk.
"Yeah..ah!"
Sebelum Asuna menyelesaikan perkataannya, Yuuki membuka tangannya dan dengan cepat
mendarat di halaman depan rumah tersebut, mendarat dengan suara 'BFUU' dan membuat
banyak salju terlempar. Sejumlah burung yang sedang bertengger sampai terkejut.
"Benarkah."
Asuna dan Shiune saling berpandangan sebelum tersenyum dan membuka sayap mereka karena
siap untuk mendarat. Asuna meluncur untuk sebentar sebelum mendarat di halaman, dan dengan
cepat ditarik oleh Yuuki yang tidak dapat menunggu.
Asuna ingin memperkenalkan teman-temannya jika mereka ada, tapi tidak ada seorangpun di
dalam Kirito dan Klein, yang membantu untuk menghentikan guild besar, belum kembali dari
save point, jadi itu tidak dapat dipungkiri. Namun, bahkan Lisbeth dan Silica tidak ada di sekitar.
Apa semua orang memperkirakan ini dan segera pergi untuk 7 orang agar mereka berpesta?
"Heh. Fuu-n, jadi ini rumah Asuna ?"
Yuuki dengan senang menyentuh meja yang menempel dengan lantai, pemanasnya berwarna
merah dan pedang serta item lainnya digantung di dinding. Semuanya berkumpul di meja,
mengambil makanan yang mereka beli dari inventory mereka. Lalu, makanan, minuman dan
snack tertimbun seperti gunung.
Mereka mengikuti saran Nori dan membeli wine. Mereka mencabut sumbatnya dan menuang
cairan berwarna emas ke gelas yang sudah diatur. Dengan itu, persiapan pesta mereka telah
lengkap. Jun menarik Yuuki, orang yang sedang melihat Asuna dengan pernuh perhatian saat dia
membuka koleksi bumbunya, kembali ke ruang tamu, dan 7 dari mereka segera duduk di depan
meja.
Yuuki, orang yang memimpin pesta, tersenyum senang dan berkata,

"Untuk merayakan kemenangan kita saat melawan boscheers!" Cheers! Sorak semua orang.
Setelah itu, terdengar suara gelas yang saling dibenturkan satu sama lain yang dapat didengar
saat semua orang meminum wine itu dan memulai pesta mereka.
Jun dan Tecchi membicarakan tentang bagaimana merek mengalahkan bos. Nori dan Taruken
sangat bersemangat berbicara tentang semua wine di ALO, dan Asuna yang ada di samping
mereka, mendengar Yuuki dan Shiune berbicara tentang VRMMO yang pernah dimainkan
sebelumnya.
"Dan yang paling buruk dari semua adalah suatu game dinamakan Insect Site di Amerika!"
Yuuki menggunakan kedua tangannya untuk memeluk tubuhnya saat wajahnya tegang.
"Ahhtentang itu."
Shinue juga mengangguk kepalanya tidak karuan.
"Hehitu game jenis apa?"
"Serangga! Mereka semua adalah serangga! Tidak apa-apa bila semua monsternya serangga, tapi
semua player juga adalah serangga. Aku menjadi semut yang berjalan dengan dua kaki, jadi tidak
apa-apa, tapi Shiune"
"Tidak, jangan bilang!"
"Dia menjadi ulat dengan tanduk. Dia dapat mengeluarkan benang dari belakangnya"
Yuuki akhirnya tidak dapat menahan tawanya pada saat itu. Setelah melihat Shiune cemberut,
Asuna mulai tertawa juga.
"Itu bagus kita dapat berkelana di dunia bersama dengan semuanya."
"Bagaimana denganmu Asuna? Sepertinya kau bermainVRMMO untuk waktu yang lama ."
"Aku? Errm, jangan beritahu siapapun. Sebenarnya aku menghabiskan banyak waktu untuk
bermain agar mendapat uang yang cukup untuk membeli rumah ini"
"Aku mengerti. "
Yuuki mengangkat kepalanya, dan membuka lagil matanya dengan lebar dan melihat ruang
tamu.
"Tapi rumah ini sangat nyaman. Aku yakin ada kenangan indah di sini"
"Yeah. Aku merasa aman di sini."
Shiune mengangguk juga.
Tetapi, tiba-tiba bibirnya terbuka.
"Ap, apa ada yang salah padamu, Shiune?"

"Sial, aku lupa hal itu! Berbicara tentang uangkita bilang kepada Asuna akan menyerahkan
semua item yang dijatuhkan bos bila kita memintanya untuk ikut mengalahkan bos. Apa yang
harus kita lakukan? Kita membeli banyak barang"
"Wah, aku lupa hal itu!"
Keduanya kelihatan menyesal di saat mereka menurunkan bahu mereka. Melihat itu, Asuna
tersenyum dan memegang tangan mereka sebelum berkata,
"Tidak apa-apa kok. Aku cukup mengambil sedikit saja. Aku pikiritu lebih baik"
Setelah berkata seperti itu, dia menutup mulutnya dan menghela nafas.
"Tidak mengambil apapun kok. Tetapi, aku punya sesuatu yang ingin kuminta dari kalian."
"Eh?"
"Sebenarnyameskipun tugasku sudah selesai tapi aku masih ingin berbicara dengan Yuuki
sedikit lagi. Aku masih punya banyak pertanyaan yang ingin kutanyakan padamu."
Yuuki, Aku harap kau bisa mengajarikubagaimana cara bisa sekuat dirimu. Asuna berpikir di
dalam hatinya dan melanjutkannya,
"Dapatkah kau membiarkanku mengikuti guild Sleeping Knights?"
Asuna tidak pernah mengikuti guild manapun sejak bermain sebagai player di ALO. Guild yang
besar pernah mengundangnya beberapa kali sebelumnya, dan Kirito dan Lisbeth mengatakan
akan membuat guild yang kecil, namun belum pernah tercapai.
Alasannya adalah sebagian besar karena Asuna masih diselimuti perasaan takut tentang guild.
Di masa lalu dia adalah wakil ketua dari guild yang dikatakan sebagai guild terkuat selama satu
tahun. Pada saat itu, dia menuntut disiplin yang tinggi dan keras terhadap anggotanya, dan dia
selalu bertindak sebagai contoh dan tidak pernah menunjukkan senyumnya di depan mereka. Di
masa lalu anggotanya membuatnya takut, dan tidak pernah menjaganya. Asuna takut bila dia
mengikuti guild di ALO, maka kejadian itu akan terulang kembali.
Tetapi, Asuna dapat berbaur diantara anggota Sleeping Knights secara langsung, dan dapat
memberikan instruksi tanpa keraguan. Itu mungkin karena sikap baik dari Yuuki dan lainnya
sehingga membuat Asuna melupakan pemikiran itu di dalam hatinya. Bersama mereka membuat
perasaan yang seperti dinding itu menjadi ringan, dan dia dapat menjadi kuat. Asuna mungkin
tidak menyadarinya, tapi Kirito, Lisbeth, Klein dan semuanya yang menyadari hal itu dan
membantu aksinya. Jadi, ketika Asuna menyatakan bahwa dia ingin mengikuti penyelesaian
lantai dari guild lain, mereka sedikit tidak senang, namun mereka memberikan Asuna dorongan.
Mendengar permintaan Asuna, Yuuki tidak langsung menjawab saat dia menggigit bibirnya
dengan keras. Matanya menunjukkan kegelisahan lagi.

Shiune dan 4 orang lainnya menjadi diam dan melihat Yuuki dan Asuna. Ditengah suasana diam
ini, Yuuki langsung melihat Asuna. Akhirnya , suara yang dikeluarkannya bergetar dan berbeda
dari biasanya.
"SebenarnyaAsuna. KamiSleeping Knights mungkin akandibubarkan di musim semi ini.
Setelah itu, tidak akan seperti sekarang yang semua orang ada disini."
"Un, Aku tahu. Jadi tidak masalah sampai musim semi. Aku ingin berteman dengan Yuukidan
semuanya. Itu tidak masalah sampai sebelum musim semi, kan?"
Asuna segera membungkuk dan melihat mata Yuuki yang berwarna ungu. Tetapi, Yuuki
sebenarnya menjauhi pandangan Asuna untuk pertama kalinya. Kemudian dia menggelengkan
kepalanya dan berkata,
"MaafAku minta maaf, Asuna. Aku benar-benar mintamaaf"
Yuuki melanjutkan berbicara, dan itu terdengar menyakitkan. Asuna tidak ingin dia
melanjutkannya.
"Aku mengertitidak apa-apa kok. Aku yang seharusnya minta maaf karena membuat ini sulit
bagimu, Yuuki."
"SebenarnyaAsuna-san, kamikami"
Di sampingnya, sepertinya Shiune ingin membantu Yuuki untuk melanjutkan, tapi dia sendiri
tidak tahu apa yang harus dia bilang. Asuna melihat sekitarnya dan terlihat ekspresi menyakitkan
dari semua orang, dan menepuk tangannya untuk mencoba mengganti suasana saat dia berkata
dengan suara bersemangat,
"Maaf karena membuat masalah karena menyinggung hal itu. Ayo pergi ke sana untuk
mengganti suasana!"
"Ke sana?"
Setelah mendengfar Asuna berkata seperti itu, Shiune merasa bersalah, dan Yuuki menundukkan
kepalanya dengan sedih. Pada saat itu, Asuna menepuk kedua bahu mereka.
"Kau melupakan sesuatu yang paling penting! Monument of Swordsmen di Kastil Besi Hitam
harus diperbarui.!"
"Ah, benar!"
Jun berteriak saat dia berdiri.
"Ayo, ayo! Ayo pergi untuk berfoto!"
"Bisakah kita pergi?"
Asuna mengundangnya lagi, Yuuki akhirnya tersenyum.
Setelah menarik Yuuki, yang masih terlihat sedih, Asuna melihat central plaza di Kota awal .
Sebenarnya, dia sudah lama tidak pergi kesini.

"Ini benar-benar luassemuanya, semuanya, ke sini!"


Dengan punggung mereka menghadap bangunan besar, mereka dengan cepat bergerak melewati
taman, dan bangunan Kastil Besi Hitam muncul di depan semua orang. Ini adalah tempat
paling terkenal di Aincrad, banyak pemain lama dan baru muncul di sini.
Setelah melewati gerbang yang besar dan tinggi, mereka memasuki bangunan itu, dan sensasi
dingin segera masuk ke kulit semua orang. Kaki pemain yang melangkah di lantai besi, membuat
gema yang aneh di langit-langit.
Asuna, Yuuki dan lainnya melangkah saat mereka memasuki ruangan utama. Mereka masuk
melalui dua pintu, dan di depan pintu itu ada ruangan yang sangat luas dan dikelilingi oleh suatu
atmosfir. Di tengah, ada sebuah monument yang besar dan panjang.
"Apakah itu?"
Jun dan Nori berlari melewati Asuna dan Yuuki saat mereka berlari. Beberapa detik kemudian,
mereka sampai di Monument of Swordsmen. Asuna langsung mengangkat kepalanya dan
melihat tulisan paling terakhir.
"Adaada di sini."
Yuuki langsung berguman, dan memegang tangan Asuna dengan kekuatan yang lebih besar.
Pada saat itu Asuna menyadari di tengah monument besar itu, tertulis dengan kata [Orang yang
menyelesaikan lantai 27], nama mereka tertulis dengan bahasa Inggris.
"Ada di sininama kita "
Yuuki langsung berguman. Melihat matanya mengeluarkan air mata. Asuna juga mulai merasa
terharu.
"Oi kita akan mengambil foto sekarang!"
Suara Jun dapat di dengar dari belakang. Asuna memegang bahu Yuuki dan berbalik arah.
"Ayo, tersenyum, Yuuki."
Yuuki akhirnya tersenyum saat Asuna mengatakan hal itu. 6 orang itu langsung berbaris di depan
monument, dan Jun segera mengoperasikan Kristal pengambil gambar . Dia menentukan
waktunya, dan melepaskannya, lalu kristal itu melayang di udara, menunjukkan waktu yang
sudah di atur.
Jun segera bersiap di antara Yuuki dan Tecchi. Saat mereka semua tersenyum, Kristal itu
mengeluarkan bunyi 'passh' di saat bersinar.
"Okay!"
Jun mengembalikan kristal itu. Asuna dan Yuuki melihat ke arah belakang di Monument of
Swordsmen lagi.
"Kita berhasil, Yuuki."

Asuna melepaskan Yuuki dan menepuknya di kepala. Yuuki mengangguk perlahan dan melihat
nama 7 orang itu beberapa saat sebelum pergi.
"Una, aku berhasil, Nee-chan."
"Fufufu."
Setelah mendengar hal itu, Asuna tidak dapat menahan tawanya.
"Yuuki, kau mengatakan hal itu lagi."
"Eh?"
Yuuki hanya dapat melihat wajah Asuna saat dia tidak mengerti kenapa Asuna tertawa.
"Kau juga memanggilku Nee-chan di ruangan bos. Tentu saja aku senang!?"
Meskipun begitu, Asuna menarik kata yang terakhir sebelum mengatakannya.
Itu karena Yuuki telah memiliki mata yang lebar saat dia menggunakan tangannya untuk
menutup mulutnya. Mata ungu itu menjadi transparan, dan akhirnya membasahi wajah putihnya.
"YuuYuuki?"
Asuna tersentak dan mengulurkan tangannya, ingin memegang tangan gadis Imp itu. Tetapi
Yuuki mundur sebanyak dua langkah, tiga langkah. Dia membuka mulutnya dan mengatakan
sesuatu dengan suara serak.
"Asunaak, aku"
Yuuki langsung menundukkan kepalanya dan menyeka air matanya sebelum menggerakkan
tangan kirinya. Dengan jari yang bergetar, dia menekan menu window di depannya, dan
tubuhnya langsung dikelilingi oleh cahaya putih
Mulai hari itu, sang swordsman yang tak terkalahkan Yuuki Absolute Sword menghilang dari
Aincrad.

Bab 8
Asuna mengalihkan pandangannya ke kertas yang ada di tangannya dan memeriksa bahwa nama
yang ditulis tangan itu ternyata sama dengan nama yang tertera secara horizontal pada sebuah
tembok bangunan besar.
Kota Yokohama, prefektur Kanagawa. Bangunan itu terletak di sebuah tempat yang dikelilingi
perbukitan yang hijau. Area itu tidak terlihat seperti wilayah metropolitan dengan gedunggedung yang relatif pendek, desain bangunan bersayap dua, dan suasana sunyi dari perbukitan
yang menglilingi. Namun, perjalanan Asuna hanya memakan waku kurang dari 30 menit dari
rumahnya di Setagaya dan menelusur Jalur Ekspres Timur.
Bangunan itu baru, dimandikan oleh cahaya matahari musim dingin yang rendah. Temboknya
berwarna coklat. Tempat ini benar-benar persis seperti tempat Aku tidur untuk waktu yang lama,
pikir Asuna, sambil ia menyimpan kembali catatanya ke dalam kantungnya.
"Apakah kamu disini, Yuuki?"
Dia berbisik. Dia ingin bertemu dengannya, tapi ia merasa bahwa, pada sisi yang lain, adalah
yang terbaik apabila gadis itu tidak tinggal di sini.
Setelah berkeliling semetara, Asuna menarik kerah mantelnya yang menempel erat pada
seragamnya, dan bergegas menuju pintu utama.
Sudah 3 hari sejak hilangnya Absolute Sword[12] Yuuki dari Aincrad.
Di momen terakhir, Dia mengeluarkan air mata di depan Monumen Pendekar Pedang, dan
bahkan sampai sekarang, bayangan itu masih tergambar di mata Asuna. Ia tak bisa melupakan
seperti itu. Bagaimanapun caranya , dia ingin bertemu lagi dengannya, untuk berbincang lagi
dengannya. Namun, semua pesan yang ia kirim dibalas dengan penerima tidak log in, dan tak
ada tanda pesan-pesan tersebut dibaca.
Anggota Sleeping Knights mungkin mengetahui dimana keberadaan Yuuki, pikir Asuna. Namun,
dua hari yang lalu, di Hotel Lombard dimana biasanya mereka berkumpul, Hanya Shiune yang
ada disana. Dia menurunkan bulu matanya yang terkulai dan menggelengkan kepalanya.
"Kami juga tak bisa menghubungi Yuuki. Tidak hanya ALO. Nampaknya dia tak pernah
FullDived lagi. Dan kami tidak mengetahui apapun tentang Yuuki di dunia nyata. Dan"
Shiune terdiam sejenak pada saat ini, dan menatap Asuna dengan tatapan khawatir.
"Asuna-san. Aku rasa, Yuuki tidak ingin bertemu dengan mu lagi. Ini bukan tentang yang lain,
tetapi ini demimu."
Asuna sangat terhenyak sampai ia tak bisa mengatakan apapun. Setelah berberapa-detik, ia
akhirnya berhasil mengeluarkan sebuah suara,

"Kekenapa? TidakKurasa, Yuuki, Shiune, kalian, kalian tak perlu memutuskan hubungan
pertemanan denganku. Jika aku telah menyusahkan kamu, Aku tak akan mencari tahu tentang hal
ini lebih jauh. TetapiAku tak bisa menerima jika ini karena aku."
"Apa tentang menyusahkan kami"
Shiune, yang telah menjaga perasaan tenangnya, memberi ekspresi terluka yang langka sambil ia
menggeleng kepalanya dengan keras,
"Kami sangat senang bertemu denganmu. Di dalam dunia ini, kami dapat membuat sebuah
kenangan yang sangat indah karenamu, Asuna-san. Membantu melawan boss, dan bahkan
berkata bahwa kamu ingin bergabung dengan Guild. Kami tak bisa mengekspresikan terima
kasih kami yang secukupnya bagaimanapun caranya. Tetapisebenarnya, tolong, lupakan saja
tentang kita."
Shiune terdiam sejenak saat ini, dan menggerakkan tangan kirinya untuk menggunakan jendela
menu. Sebuah jendela transaksi muncul dihadapan Asuna.
"Ini terlalu dini dari yang aku perkirakan, tapi aku ingin membubarkan Sleeping Knights disini.
Hadiah untukmu ada semuanya disini, Asuna-san, drop-item dari boss dan perlengkapan kami"
"Tidaktidak perlu. Aku tak bisa menerima ini."
Asuna menghilangkan jendela tersebut seperti ia sedang menggetarkannya, dan lalu berjalan
menuju Shiune.
"Apakah kita benar-benar akan mengucapkan selamat tinggal disini? AkuAku senang,
bersama dengan Yuuki, Shiune, semuanya. Kukira kita masih bisa menjadi teman walaupun jika
guild dibubarkan. Tapi, apakah hanya aku disini yang berfikir seperti ini?"
Di masa lalu, Asuna tidak akan pernah berkata seperti itu. Namun, setelah melewati banyak harihari bersama Yuuki dan lainya, Asuna merasa bahwa dia telah berubah sedikit. Karena hal ini
sehingga Asuna tak mau mengucapkan selamat tinggal ke semuanya.
Namun, Shiune menurunkan kepalanya, dan hanya menggelengnya.
"Maafmaaf, tapi ini untuk yang terbaik. Lebih baik kita berpisah disinimaaf, Asuna-san."
Lalu, Shiune menekan tombol di jendelanya seperti ia ingin lari menjauh, dan logout.
Tidak hanya Yuuki. Shiune, Jun, Nori dan lainya tidak pernah log in lagi ke dalam ALO setelah
itu.
Sepertinya Asuna sendiri mungkin keliru dengan berpikir bahwa interaksi yang hanya beberapa
hari mampu menjadikan mereka teman. Namun, Sleeping Knights meninggalkan kesan yang
dalam dan tak terlupakan di dalam dia. Dia sama sekali tidak dapat terpikir untuk melupakan
semuanya. Semester ke-3 telah dimulai, tetapi walaupun ia dapat bertemu dengan Kazuto, Rika,
dan Keiko di dunia nyata, hati Asuna terasa sangat berat. Saat berfikir tentang itu, di dalam mata
dan telinga Asuna, senyuman Yuuki akan terbayang di depannya. Nee-chan, begitulah Yuuki

memanggil Asuna. Menyadari hal ini, ia menangis. Bagaimanapun caranya, Asuna ingin
mengetahui alasan itu.
Dan kemarin, saat istirahat makan siang, Asuna menerima pesan dari Kazuto yang berisi, [Aku
menunggumu di lantai atap].

Di atas atap semen polos yang di mana angin dingin berhembus, Kazuto bersandar pada sebuah
pipa tebal yang digunakan untuk sirkulasi udara, menunggu Asuna.
Sudah lebih dari setahun sejak mereka keluar dari SAO, tapi Kazuto di dunia nyata nampaknya
tak bertambah berat sedikitpun. Adik perempuannya, Suguha, akan mengatakan kepadanya
untuk makan lebih banyak, jadi ia tak perlu mencemaskan tentang nutrisinya. Mungkin kalori
yang ia dapatkan sudah terbakar habis dengan kegiatan jogging dan gym, atau mungkin
pertempuran yang intens di dunia virtual akan memakan habis kalori dari dunia nyata.
Kancing blazernya terbuka, tangannya diletakan di kantungnya, dan jambangnya yang agak
panjang tertiup oleh angin. Pakaian dan tinggi badannya berubah, tetapi Kazuto masih terlihat
sama, seperti sewaktu ia masih di Aincrad yang lama. Asuna terlihat seperti ia tertarik ketika ia
berjalan menuju Kazuto, dan menyandarkan dahinya ke pundak Kazuto yang sedang menatap ke
atas.
Asuna ingin mengungkapkan semua perasaan di hatinya dalam sekali jalan, tetapi ia tidak bisa
mengungkapkan dalam kata-kata. Asuna menutup matanya, menahan perasaan sedihnya yang
berkumpul di tenggorokannya, dan merasakan kelembutan tangan Kazuto yang menepuk
pundaknya. Disaat yang sama, sebuah suara terdengar di telinga Asuna,
"Apa kamu sangat ingin bertemu dengan Absolute Sword itu bagaimanapun caranya?"
Kata-kata ini mungkin mewakili semua harapan Asuna. Ya, hanya sekali. Itu karena Asuna
percaya bahwa Yuuki berharap untuk hal ini juga.
"Mereka mengatakan kepadamu lebih baik untuk tidak bertemu lagi kan? Walaupun seperti ini?"
Asuna menceritakan semuanya kepada Kazuto, tentang pertempuran melawan bos level 27,
perpisahan yang tak terduga setelahnya, dan ucapan Shiune saat mereka terakhir kali bertemu.
Pertanyaan ini mungkin ditanyakan setelah ia membuat sebuah kesimpulan dari kata-kata itu.
Saat ini, Asuna mengangguk lagi dengan keras.
"Un, walau begitu, Aku ingin. Aku ingin bertemu kembali dengannya untuk berbincang dengan
dia lagi. Aku harus."
"Begitukah?"
Dengan jawaban sederhana, Kazuto menaruh tangannya di pundak Asuna dan mendorongnya
sedikit, menarik keluar selembar kertas dari kantung blazernya.
"Mungkin kamu bisa bertemu dengannya jika kamu pergi kesini."

"Eh?"
"Ini hanya kemungkinantapi, Kurasa Absolute Sword ada disana."
"Bagaimana Bagaimana kamu bisa mengetahui ini, Kirito-kun?"
Asuna bertanya saat ia menerima secarik kertas itu yang telah dilipat dua kali. Kazuto
memandang langit, dan berbisik, "Itu karena di situlah satu-satunya tempat tes uji coba
MediCuboid.
"MediCuboid?"
Saat ia mengulangi istilah yang tak dapat dimengerti ini yang tak pernah ia dengar sebelumnya,
Asuna membuka kertas itu. Tertulis dengan huruf kecil yang merupakan nama [Rumah Sakit
Umum Yokohama Utara] dan alamatnya.

Asuna pergi melalui dua lapis pintu otomatis yang dilap dengan bersih, berjalan melalui pintu
masuk lobi yang terang, dan aroma dari sebuah bau disinfektan yang ia ingat melayang di
sekitar.
Di sana terdapat ibu-ibu yang membawa anaknya dan orang-orang tua yang duduk dikursi roda
lewat. Asuna pergi melewati ruangan yang sepi dan menuju meja resepsionis.
Asuna mengisi nama dan alamatnya di formulir yang terletak pada biliknya, dan berhenti pada
saat ia akan mengisi nama dari siapa yang akan ia jenguk. Asuna hanya mengetahui nama Yuuki,
dan ia tak tahu apakah itu adalah nama aslinya atau tidak. Dari apa yang ia dengar dari Kazuto,
walaupun jika Yuuki berada di sini, sulit untuk mengatakan jika ia bisa memeriksa atau bahkan
bertemu dengannya. Tetapi Asuna tak bisa hanya menyerah di sini setelah datang sepanjang jalan
kesini. Asuna memutuskan untuk mengambil formulirnya dan menyerahkanya melalui biliknya.
Di sisi lain dari kounter itu, suster yang memakai seragam putih itu melihat Asuna mendekat,
dan mengangkat mukanya.
"Apakah anda akan menjenguk seseorang?"
Asuna hanya bisa menganggukkan kepalanya sambil menghadapi senyuman dan pertanyaan ini.
Asuna menyerahkan formulir permintaan itu yang setengah kosong dan mengatakan
"Errmaku ingin bertemu dengannya, tapi aku tidak mengetahui namanya ."
"Ya?"
Ketika suster itu menaikkan alisnya dalam keadaan kaget, Asuna dengan putus asa memilih katakata.
"Kupikir itu seorang gadis berumur sekitar 15 tahun. Namanya mungkin Yuuki, kalau aku
tidak salah."
"Banyak pasien disini. Ini sulit untuk saya mengetahuinya jika anda hanya memberitahu itu."

"Errm Aku mencari orang yang sedang menguji coba MediCuboid."


"Untuk kerahasian pasien"
Pada saat ini, seorang suster senior mengangkat wajahnya dan melihat ke Asuna. Lalu, ia melihat
pada suster yang sedang berbicara kepada Asuna, nampaknya membisikan sesuatu.
Suster itu sebelum berkedip tentang hal itu dan menatap lagi pada Asuna. Ia menggunakan suara
yang berbeda, suara yang halus.
"Permisi, boleh saya tahu siapa nama anda?"
"Ah, Aku Yuuki, Asuna."
Asuna menjawab dan memberikan formulirnya. Suster itu menerimanya, melihat padanya, dan
lalu memberikannya kepada rekan kerjanya di dalam.
"Boleh saya cek identitas anda?"
"Ok, baiklah."
Asuna langsung mengambil dompetnya keluar dari dalam blazer dia dan menarik kartu
identitasnya untuk diperlihatkan kepada suster tersebut. Suster itu dengan hati-hati
membandingkan wajah pada foto dengan wajah Asuna, menganggukkan kepalanya,
memberitahu Asuna untuk menunggu sebentar, dan mengambil telefon di samping dia.
Ia menggunakan jaringan internal untuk menghubungi seseorang, membisikan 2,3 kata, dan
kembali ke Asuna.
"Mohon untuk menemui Dokter Kurahashi di departemen medis kedua. Ambil lift di sisi depan
untuk ke lantai empat, belok kanan, dan tunjukkan ini ke meja resepsionis."
Asuna menerima kartu pelajarnya dan sebuah kartu perak dari nampan yang diberikan, dan
menunduk.
Setelah menunggu sekitar 10 menit di bangku lobi tamu lantai 4, Asuna memperhatikan
seseorang dengan jubah putih datang menghampiri dengan cepat.
"Yaa, permisi, maafkan saya, maaf telah membuat kamu menunggu."
Seorang dokter laki-laki yang pendek dan sedikit gemuk meminta maaf dengan cara yang aneh
dan menganggukkan kepalanya. Ia mungkin masih berumur 30-an, dahi mengkilapnya disisir
dengan cara 3-7, dan dia memakai sebuah kacamata tebal.
Asuna segera berdiri dan membungkuk hormat,
"Tidak, tidak apa-apa. Aku datang secara tiba-tiba. Baiklah, tidak apa-apa untukku menunggu."
"Tidak tidak, Aku tidak dalam tugas di siang hari, jadi ini waktu yang tepat. Lalu, Yuuki Asunasan, kan?"

Sambil tersenyum ketika ia mempersempit matanya yang sedikit terkulai, dokter itu
memiringkan kepalanya sedikit.
"Ya, Saya Yuuki."
"Namaku Kurahashi, dokter utama yang merawat Konno-san. Aku tak menduga anda datang
kesini untuk menjenguk dia."
"Konnosan?"
"Ehh, nama lengkapnya Konno Yuuki, ditulis sebagai 'Kapas', dan Musim. Aku menmanggilnya
Yuuki-kunia telah menceritakan semuanya tentang anda, Asuna-san. Ah, maaf, kesalahanku.
Aku tak sengaja mengatakan hal ini karena Yuuki-kun."
"Tak masalah, panggil saja aku Asuna."
Asuna tersenyum sambil ia menjawab, dan Dokter Kurahashi membalas senyumnya dengan
malu-malu sebelum menunjuk tangan kanannya pada lift.
"Kita tak bisa berbicara dengan lancar disini. Mari kita ke ruangan tamu di lantai atas."
Asuna dibawa menuju sebuah ruangan lebar di dalam ruang tamu dan duduk berlawanan dengan
dokter. Melalui jendela kaca besar, mereka bisa melihat halaman rumah sakit yang luas dan
hijau. Di sana terdapat sedikit sekali orang, dan hanya suara gemerisik dari pengatur udara yang
bisa didengar.
Asuna berfikir keraguan apa yang harus dia tanyakan. Namun, Dokter Kurahashi memecah
kesunyian lebih dahulu.
"Asuna-san, anda bertemu Yuuki-kun di dalam dunia Virtual Reality, bukan? Apakah dia
memberitahumu tentang rumah sakit ini?"
"Ah, tidakbukan dia"
"Oh, kalau begitu menakjubkan kamu dapat menemukan tempat ini. Well, Yuuki-kun pernah
mengatakan bahwa akan ada seorang perempuan bernama Yuuki Asuna yang mungkin datang,
dan ingin menyambutmu di area resepsionis. Aku sangat terkejut dan menanyakan dia apakah dia
menceritakan tentang rumah sakit ini kepada kamu, namun ia mengatakan tidak. Jadi aku
mengatakan bahwa dia tidak mungkin dapat mengetahui tentang tempat macam ini. Namun, Aku
benar-benar mendapat sebuah panggilan dari resepsionis, dan aku sangat terkejut."
"WellYuuki-san, apakah ia menyebutkan aku ke dokter?"
Asuna bertanya, dan dokter itu menganggukkan kepalanya dengan keras 2, 3 kali.
"Tentu saja. Selama akhir-akhir ini, dia akan selalu memberitahu aku tentang Asuna-san ketika
kita berbincang bersama. Namun, Yuuki-kun akan mulai menangis setelah ia bercerita tentang
kamu. Dia biasanya bukan seorang gadis yang akan memperlihatkan kelemahan dirinya sendiri."
"Ehta, tapi kenapa"

"Dia bilang ia ingin berteman denganmu lebih baik, tetapi tak bisa melakukannya. Dia ingin
bertemu denganmu, tetapi mungkin tidak bisa melakukannya. BukannyaAku tak bisa mengerti
perasaan itu"
Disaat ini, Dokter Kurahashi mengeluarkan ekspresi sedih yang langka. Asuna mengambil nafas
yang dalam dan memutuskan untuk bertanya,
"Yuuki-san itu, dan teman-temannya semua mengatakan hal ini ketika mereka mengucapkan
sampai jumpa di dunia VR. Mengapa? Mengapa kita tak bisa bertemu lagi?"
Ketakutan yang dimulai disaat Asuna melihat nama dari rumah sakit terus meluas, dan mencoba
sekuat mungkin untuk menghilangkan kegelisahannya ini dengan menyandarkan tubuhnya ke
depan. Dokter Kurahashi terhenyak tak bisa mengeluarkan kata-kata untuk berberapa saat,
mengalihkan pandangannya menuju tangannya yang terlipat bersama diatas meja, dan lalu
dengan tenang menjawab,
"Kalau begitu, mari saya mulai menjelaskan hal-hal dari Medicuboid. Asuna-san, kamu
seorang pengguna AmuSphere juga, benar?"
"Ehehhh, yeah."
Dokter muda itu menganggukkan kepalanya, mengangkat wajahnya, dan mengatakan sesuatu
yang benar-benar tak diduga,
"Ini mungkin aneh untuk mengatakan kata-kata seperti ini kepada kamu, namun aku merasa
bahwa adalah suatu penyesalan ketika teknologi FullDive pertamanya digunakan untuk media
hiburan."
"Eh?"
"Penelitian dari teknologi itu seharusnya dibiayai oleh pemerintah untuk pengobatan. Karena hal
itu, keadaan sekarang bisa dilanjutkan untuk 1, tidak, 2 tahun."
Asuna merasa aneh tentang perubahan arah perbincangan yang tak terduga, dan dokter itu
menaikkan satu jari.
"Mohon berfikir tentang ini. Suasana yang dibawa oleh AmuSphere akan menjadi fungsi yang
efektif di dalam bidang medis. Sebagai contoh,mesin itu bisa menjadi suatu berkah untuk orang
yang buta ataupun tuli. Orang-orang yang mengalami disfungsi otak sayangnya dikecualikan,
tapi walaupun jika bola mata ataupun syaraf penglihatan tidak normal, gambaran itu bisa
dimasukan secara langsung ke otak jika AmuSphere digunakan. Situasinya sama dengan
pendengaran. Bahkan mereka yang belum mengetahui tentang cahaya ataupun suara ketika
mereka tumbuh bisa menggunakan mesin itu untuk berinteraksi dengan pemandangan yang
nyata."
Asuna hanya bisa menganggukkan kepalanyasaat Dokter Kurahashi mengatakan hal itu dengan
antusias. Berbagai penggunaan AmuSphere di bidang itu bukanlah hal baru. Suatu hari, headgear

itu bisa menjadi lebih kecil, dan dengan spesialis kombinasi lensa, mereka yang buta dapat hidup
seperti orang yang melihat dengan normal.
"Juga, apa yang berguna bukanlah hanya fakta bahwa itu bisa mengirimkan sinyal, tetapi
AmuSphere itu mempunyai fungsi untuk membatalkan rangsangan."
Dokter itu menggunakan jarinya untuk menekan lehernya.
"Sinyal elektromagnetik yang dikirim ke sini akan mematikan otot sementara. Dalam arti lain,
hal itu akan memiliki efek yang mirip seperti kelumpuhan total. Sebagai contoh, anestetik.
Bahkan jika digunakan, ada risiko yang kecil tetapi sangat jarang. Jika kita menggunakan
AmuSphere dalam operasi, kita bisa menghindari penggunaan anestetik. Itulah yang aku
pikirkan."
Asuna sudah tertarik dengan apa yang dikatakan dokter. Dia mengaggukkan kepalanya, tapi tibatiba ia menyadari sesuatu. Meskipun itu rasanya seperti pamer di depan seorang ahli, dia masih
membisikkan keraguannya.
"Tapi, itu tidak bisa bekerja, benar? Kemampuan interferensi AmuSphere hanya bisa
membatasi indra ke minimum untuk memperkecil rasa sakit ketika pisau bedah dimasukkan ke
dalam tubuh. Kupikir AmuSphere, ataupun mesin generasi pertamaNerve Gear tak bisa
melakukan itubahkan jika medulla dihalangi, syaraf-syaraf di dalam masih tetap aktif, jadi
syaraf spinal[13] masih aktif, benar?"
"Yaitu benar."
Dokter Kurahashi awalnya membesarkan matanya karena kaget, dan langsung mengangguk
berberapa kali, sehingga sepertinya Asuna telah tepat mengenai sasaran.
"Ini sama seperti yang kamu bilang. Impuls sinyal elektromagnetik AmuSphere lebih lemah,
CPU-nya hemat tenaga, dimana akan menyebabkan beberapa masalah dengan kecepatan proses
karena itu tidak cukup kuat. Ini mungkin untuk dive asli ke dalam dunia VR, tetapi
spesifikasinya akan menjadi tidak efisien ketika sampai ke pencocokan lensa di dunia nyata, ke
dalam apa yang disebut Alternate Reality[14]. Dengan demikian, alat FullDive medis pertama
di dunia yang dikembangkan pada tingkat negara dengan nama MediCuboid."
"MediCuboid."
Istilah ini kemungkinan besar menggabungkan istilah Medical dan Cuboid[15]. Asuna mencerna
istilah ini di mulutnya, dan dokter itu tersenyum sebelum menjelaskan,
"Itu hanya nama populernya. Hal yang terpenting itu adalah memperkuat tenaga output dari
AmuSphere, meningkatkan ketebalan dari partikel-partikel beberapa kali lipat, meningkatkan
proses output dan terintegrasi dengan kasur, dari kepala menuju susunan syaraf spinal. Alat itu
terlihat seperti kotak putih Jika ini bisa digunakan, dengan banyaknya peralatan di rumah
sakit, maka akan ada perubahan besar dalam pengobatan. Kebanyakan operasi tidak akan

memerlukan anestetik lagi, dan adalah mungkin untuk berbicara dengan pasien didalam keadaan
Locked-in[16] state."
"Locked-in?"
"Ini adalah sebuah kondisi yang diketahui sebagai Locked-in Syndrome, kondisi dimana
walaupun proses pemikiran otak tetap normal, badannya lumpuh pada kontrolnya terhadap
bagian-bagian tubuh, dan pasien tidak dapat mengekspresikan pikirannya. Jika kita
menggunakan MediCuboid, kita bisa tesambung secara langsung ke dalam otak, dan walaupun
jika badannya tidak bergerak, mungkin untuk kembali ke lingkungan masyarakat melalui dunia
VR."
"I seedalam arti lain, dibandingkan dengan AmuSphere yang hanya digunakan untuk bermain
game VR, ini benar-benar sebuah mesin mimpi dalam artian sebenarnya, bukan?"
Asuna secara tidak sengaja mengangguk. Namun, Dokter Kurahashi, yang terlihat seperti ia
sedang menceritakan mimpi, segera menutup bibirnya, seperti telah ditarik kembali ke realita.
Ekspresinya menggelap sedikit, dan ia lalu melepas kacamatanya, menutup matanya, dan
menghembus nafas panjang.
Lalu, ia menggelengkan kepalanya dan tersenyum dalam cara yang agak sedih.
"Ehh, itu memang adalah sebuah mesin mimpi. Namunsebuah mesin juga mempunyai
batasan-batasannya sendiri. Keadaan yang paling diantisipasi dalam penggunaan
MediCuboidadalah Terminal Care[17]."
"Terminal care"
Asuna mengulang istilah inggris yang belum pernah ia dengar itu seperti sebuah burung beo, dan
dokter itu menjelaskan dengan diam, "Dalam kanjikata itu ditulis sebagai 'Perawatan
Sekarat[18]'."
Kata-kata tertuang pada Asuna seperti air dingin. Dia melebarkan matanya dan tak bisa berkata
apa-apa. Dokter Kurahashi memakai kacamatanya dan menunjukkan sebuah pandangan nyaman,
mengatakan,
"Kamu mungkin merasa bahwa akan lebih baik berhenti disini jika kita mempertimbangkan halhal kemudian. Tak akan ada orang yang akan menyalahkanmu walaupun jika kamu memilih
keputusan itu. Walau itu Yuuki-kun atau teman-temannya, mereka semua berfikir tentangmu."
Namun, Asuna tidak pernah ragu. Tak peduli kejujuran apapun yang akan diceritakan
kepadanya, dia ingin menghadapinya secara tatap muka, dan ia percaya bahwa ia harus
melakukan itu. Asuna mengangkat wajahnya dan berbicara dengan jelas,
"Tidakmohon lanjutkan. Tolong. Aku datang kesini untuk ini."
"Begitukah?"
Dokter Kurahashi tersenyum lagi, dan menganggukkan kepalanya,

"Yuuki-kun pernah mengatakan jika Asuna-san mau, aku akan menjelaskan semua kepadanya.
Ruang rawat Yuuki-kun berada di tingkat tertinggi ruangan pusat. Itu akan menjadi cukup jauh,
jadi mari kita berbincang sambil menuju ke sana."
Dokter itu berjalan keluar dari ruang tamu menuju lift. Asuna mengikuti dia dari belakang, dan
pikirannya berlanjut memikirkan istilah yang sama.
Terminal. Arti dari istilah ini tidak bisa lebih jelas lagi. Namun, dia terus menolak dirinya
sendiri. Hal itu tidak bisa seperti itu. Meskipun jika dia harus menyatakan hal itu, Dokter
Kurahashi tak perlu menggunakan istilah langsung seperti itu.
Fakta polos satu-satunya adalah kebenaran yang akan ditunjukan nantinya. Asuna harus
menerima itu secara langsung. Itu karena Yuuki percaya bahwa Asuna bisa melakukan ini dan
memperbolehkan Asuna untuk melihat realitanya.
Disana terdapat tiga lift berbaris di lobi gedung utama, dan di yang paling kiri terdapat tanda
Staff Only[19] di pintunya. Dokter itu menggunakan kartu yang tergantung di lehernya dan
menggesekkannya ke panel di sampingnya, dan sebuah suara beep yang tenang terdengar sambil
pintu kanan bergeser.
Keduanya memasuki kotak putih, dan lift mulai naik dengan suara dan gerakan yang tak bisa
dideteksi.
"Pernahkah kamu mendengar istilah Window Period[20]?"
Dokter Kurahashi tiba-tiba bertanya, dan Asuna mulai mencari di dalam ingatanya.
"Aku ingatkelas kesehatan pernah mengajarkan itu sebelumnya. Ini ada hubungannya dengan
infeksivirus, kan?"
"Ya. Sebagai contoh, jika seseorang diduga terinfeksi oleh suatu virus, maka akan dilakukan tes
darah. Metode-metode tes tersebut yaitu sebagai berikut. Antigen test merupakan tes antibodi
terhadap virus di darah, dan yang lebih sensitif NAT check[21] yang menggunakan DNA[22] dan
RNA[23] dari virus sebagai bagian dari investigasi. Namun, bahkan ketika menggunakan
pengecekan NAT, Ini tak mungkin untuk mendeteksi virus setelah infeksi selama 10 hari atau
lebih. Periode ini disebut Window Period."
Dokter itu berhenti sekarang. Dan, ketika perasaan deakselerasi sedikit terasa, pintu lift terbuka
bersamaan dengan bunyi bel. Tingkat teratas, tingkat 12 terlihat terlarang untuk orang asing
dikarenakan terdapat sebuah gerbang besar di depan mereka ketika keluar dari lift. Dokter itu
kembali meletakan kartunya di sensor sebelah pintu, dan sebuah suara elektronik yang lembut
berbunyi. Jeruji besi semua terbuka, dengan dokter Kurahashi melambaikan tangannya untuk
memanggil dia, Asuna bergegas menuju melewati pintu. Tak seperti tingkat-tingkat dibawahnya,
tingkat ini kelihatanya tak memiliki jendela. Panel putih halus membentang kedepan, dan
terdapat pertigaan didepannya, ke kiri dan ke kanan.

Dokter Kurahashi, yang berjalan di depan Asuna lagi, mengarah ke kiri. Jalan anorgnaik yang
penuh dengan kehangatan dan cahaya putih terus memanjang ke depan. Mereka melewati
berberapa suster, dan keramaian dari luar tak bisa didengar sama sekali.
"Karena Window Period itu, sesuatu pasti telah terjadi."
Tanpa sadar, dokter itu berkata lagi dengan suara yang tenang,
"Itu merupakan kontaminasi dari darah yang didonasikan. Tentu saja, kemungkinannya adalah
kecil. Kemungkinanya hanya 1 per 100,000 untuk kontaminasi melalui transfusi darah. Namun,
tidak mungkin di ilmu pengetahuan modern untuk menurunkan nilai tersebut menjadi nol."
Dia menghembuskan nafas.. Asuna bahkan merasakan sebuah kemarahan yang samar dan
keputusasaan dari dia.
"Yuuki-kun lahir pada Mei 2011. Akibat distosia[24], Sebuah operasi sesar[25] dilakukan sesuai
dengan kebutuhan tersebut. Pada saat itukami tak bisa mengkonfirmasi itu, namun sebuah
kesalahan menyebabkan pendarahan dalam jumlah yang banyak, jadi transfusi darah darurat
dilaksanakan. Darah yang digunakan, sayangnya, terkontaminasi."
"!"
Asuna tak bisa mengatakan sepatah katapun. Dokter Kurahashi memandang dia sekilas, dan
segera melihat ke bawah sebelum melanjutkan, "Sampai sekarang, kita tidak mengerti bagaimana
hal itu terjadi. Namun, ada kemungkinan bahwa sepertinya Yuuki terinfeksi sejak dia lahir.
Ayahnya terinfeksi dalam bulan itu. Infeksi virus itu telah dikonfirmasi selama September,
dengan pengecekan darah lanjutan yang dilakukan setelah transfusi darah. Pada saat itusatu
keluarga itu sudah"
Dokter itu menghela nafas dengan berat dan berhenti.
Di sana ada sebuah pintu geser di sisi kanan jalur, dan sebuah panel baja terletak disebelah nya.
di panel itu tertulis kata-kata [Ruangan Desain Mesin Model Pertama] tertulis padanya.
Dokter itu mengambil kartunya dan menggeseknya dipanel. Suara elektronik berbunyi, dan
dengan sekejap, pintu terbuka. Merasa bahwa hatinya sedang terikat dengan ketat dan
menyakitkan, Asuna mengikuti Dokter Kurashi melalui pintu. Di dalam, itu ada sebuah ruangan
yang panjang dan sempit secara anehnya.
Tembok yang menghadap mereka mempunyai pintu yang mirip dengan salah satu yang mereka
baru saja lalui, dan ada panel kontrol di bagian kanan yang memiliki banyak alat. Tembok di
bagian kiri mempunyai jendela kaca yang besar, tapi kacanya diwarnai hitam, jadi itu mustahil
untuk melihat ke dalam.
"Di depan kami adalah sebuah ruangan steril dengan pengontrol udara. Mohon memaklumi
bahwa kita tidak boleh masuk." Sesuai apa yang ia katakan, Dokter Kurahashi berjalan ke arah
jendela hitam dan mengoperasikan panel di bawahnya. Dengan sedikit gemuruh di sekitar, warna
jendela berubah menjadi lebih terang, dan menjadi transparan, memperlihatkan isinya.

Itu sebuah ruangan kecil. Tidak, itu sebenarnya cukup besar. Sepintas, itu terlihat seperti ruangan
yang dipenuhi oleh berbagai macam mesin-mesin. Ada yang tinggi dan pendek, berbentuk
persegi sederhana bercampur dengan bentuk yang rumit. Karena itu, memerlukan banyak waktu
untuk Asuna menyadari bahwa ada kasur di tengah ruangan.
Asuna memaksa wajahnya melihat ke arah kaca dan melihat kasur itu.
Ada sebuah tubuh kecil yang terlihat setengah tertidur di kasur. Selimut putih menutupinya
sampai dadanya, dan dia dapat melihat bahu kurus telanjang yang terlihat sangat menyedihkan.
Pada tenggorokan dan bahunya terdapat berbagai jenis pipa terhubung padanya, yang
tersambung ke mesin terdekat.
Itu mustahil untuk melihat wajah pemilik kasur itu secara langsung karena ditutupi benda
berbentuk kubus warna putih, terintegrasi ke kasur, yang hampir menelan seluruh kepalanya.
Apa yang dapat dilihatnya adalah bibir kecil yang hampir transparan dan dagu yang tajam.
Sebuah layar di pasang di samping benda kubus ke arah mereka, dan indikator-indikator dalam
segala macam warna berdenyut di dalamnya. Di atasnya, terdapat kata [MediCuboid] yang
terlihat, tergambar sebagai sebuah logo polos.

"Yuuki?"
Asuna menggunakan suaranya yang bergetar untuk bergumam. Dia akhirnya disana, dengan
Yuuki di dalam dunia nyata. Tetapi, beberapa meter terakhir ternyata di terhalang oleh kaca tebal
yang tidak mungkin dapat dilalui apapun caranya.
Dengan punggung nya menghadap dokter, Asuna berbicara,
"Doktersebenarnya apa penyakit Yuuki?"
Jawabannya adalah singkat tapi juga berat,
"Acquired Immunity Deficiency SyndromeAIDS[26]."

Bab 9
Saat Asuna melihat rumah sakit besar ini, dia memiliki firasat bahwa Yuuki menderita beberapa
penyakit serius. Meskipun demikian, setelah dia mendengar nama penyakitnya dari dokter
dengan jelas, dia tetap merasa tidak mampu untuk bernapas. Melalui kaca, Asuna memandang
Yuuki yang berbaring di tempat tidur, dan tubuhnya membeku.
Dia bertanya-tanya apa itu benar. Yuuki, yang lebih kuat dari siapapun, lebih energik daripada
siapapun ketika melakukan semua hal, benar-benar terbaring di tengah beberapa mesin. Entah itu
karena alasan atau emosi, Asuna menolak menerima kenyataan ini.
Aku benar-benar idiot. Tidak tahu apapun dan tidak mencoba untuk memahaminya. Saat
gadis itu menjerit karena hal ini di dalam hatinya, air mata yang Yuuki keluarkan sebelum ia
menghilang berarti ...
"Tapi AIDS tidak semenakutkan seperti yang dipikirkan oleh masyarakat saat ini."
Melihat Asuna, yang terpaku di tempat, Dokter Kurahashi berkata dengan suara kuat.
"Bahkan ketika mereka terinfeksi dengan HIV, jika mereka dapat diobati lebih dini, mungkin
untuk menahan virus AIDS selama sekitar 10, 20 tahun. Melalui pengobatan dan manajemen
kesehatan menyeluruh, saat ini mungkin untuk hidup seperti sebelum mereka terinfeksi."
Kii. Sedikit suara terdengar. Dokter Konsultasi itu duduk di kursi di depan konsol. Dia kemudian
berkata,
"... Namun, merupakan fakta yang tak terbantahkan bahwa kemungkinan bayi mampu bertahan
hidup selama 5 tahun setelah menderita HIV jauh lebih rendah daripada orang dewasa. Ibu
Yuuki-kun pernah berkeinginan untuk menyerah ketika dia mengetahui bahwa semua
keluarganya terinfeksi. Namun, ibunya adalah seorang Kristen sejak kecil, dan melalui agama
dan bantuan dari ayahnya, ia menerobos krisis dari awal, dan kemudian memilih untuk terus
melawan penyakit tersebut."
"Terus ... melawan ..."
"Ya. Dari saat Yuuki lahir, dia dipaksa melawan virus untuk terus bertahan hidup. Begitu ia
melewati saat yang paling kritis, Yuuki kecil mampu tumbuh dengan aman dan bahkan
memasuki sekolah dasar. Untuk anak kecilsulit untuk memasukkan obat dalam jumlah besar
secara teratur. Selain itu, Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors[27] adalah obat dengan efek
samping yang kuat. Namun, Yuuki-kun tetap percaya bahwa suatu hari dia pasti akan sembuh
dan terus bekerja keras. Dia sangat pekerja keras, dan itu trerlihat dari nilainya yang tertinggi

sepanjang tahun di sekolah. Dia memiliki banyak teman, dan saya pernah melihat banyak
gambar dirinya waktu itu. Dia terus memiliki senyum yang mempesona ... "
Asuna mendengar jeda dokter dan mendesah untuk sementara waktu,
"Sekolah tidak tahu bahwa Yuuki-kun adalah pembawa HIV. Sebenarnya, hal ini telah diduga.
Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh sekolah atau perusahaan seharusnya tidak mencakup
pemeriksaan HIV dalam darah. Namun ... sesaat ketika dia masuk ke kelas 4, untuk beberapa
alasan, sekelompok orang tua siswa yang berusia sama seperti Yuuki-kun menemukan bahwa
Yuuki-kun adalah pembawa. Rumor segera menyebar .... Hukum menetapkan bahwa mereka
tidak boleh mendiskriminasi pembawa hanya karena mereka terinfeksi HIV. Namun, hal yang
menyedihkan adalah tidak semua orang memiliki tingkat kebaikan hati yang sama ... pada
awalnya, ada orang-orang yang memprotes dirinya datang ke sekolah untuk belajar, atau ejekan
seperti panggilan dan surat dan sebagainya. Orangtuanya mencoba yang terbaik, tetapi pada
akhirnya, mereka harus pindah, dan Yuuki-kun terpaksa pindah ke sekolah lain."
"..."
Asuna tidak bisa lagi bereaksi. Dia hanya bisa meluruskan punggungnya dan mendengarkan
kata-kata dokter.
"Dan meskipun Yuuki-kun bekerja keras untuk pergi ke sekolah baru setiap hari ... hal-hal
mengerikan ... pada saat ini, dimulai. Indikator mulai menunjukkan melemahnya sistem imun,
sel-sel getah bening CD4[28] mulai menurun drastis. Dengan kata lain ... virus AIDS sudah mulai
muncul. Saya selalu merasa bahwa kata-kata kejam dari orang tua dan guru di sekolah lamanya
adalah alasan mengapa dia jatuh sakit."
Dokter muda itu berusaha untuk terus menjaga ketenangan suaranya, tapi suara napas agak
cepatnya mengungkapkan emosinya yang asli.
"Saat Sistem Imun melemah, ia mudah terinfeksi oleh virus dan bakteri yang biasanya bisa ia
tahan. Situasi ini disebut 'Infeksi oportunistik'[29]. Yuuki-kun terinfeksi oleh sesuatu yang disebut
Pneumocystis Pneumonia[30] dan berakhir dengan dirawat di sini, dan itu terjadi sekitar 3,5 tahun
yang lalu. Yuuki-kun terus berpikir positif. Dia akan selalu memiliki senyum di wajahnya setiap
hari, berkata 'Saya tidak akan pernah kalah melawan penyakit'. Dia tidak pernah menggerutu
bahkan selama pemeriksaan yang menyakitkan. Namun ... "
Setelah berhenti di sini, sepertinya dokter mulai bergerak.
"Entah itu rumah sakit atau pasien, ada banyak bakteri dan virus di sana. Saat virus AIDS aktif,
kami hanya bisa terus mengobati gejala yang datang dengan 'Infeksi Oportunistik'. Setelah
pneumonia, Yuuki-kun terinfeksi candida throat[31]Pada saat ini, masyarakat diguncang

dengan insiden Nerve Gear, dan terjadi keributan besar. Pada saat itu, bahkan ada diskusi untuk
menutup Teknologi FullDive sepenuhnya. Namun, negara dan beberapa perusahaan telah
menyelesaikan penelitian mereka terhadap Nerve Gear dalam perawatan medis ... eksperimen
pertama Medicuboid selesai pada saat itu. Juga, mereka memindahkan mesin itu ke rumah sakit
ini untuk memulai uji klinis. Tapi meskipun percobaan, mesin yang asli adalah Nerve Gear yang
menakutkan itu, dan tak seorang pun tahu apa yang akan terjadi pada otak jika kami
meningkatkan output kepadatan dari denyut elektrik dalam jangka panjang. Jadi dalam keadaan
ini, benar-benar sulit untuk menemukan relawan yang bersedia membantu percobaan. Setelah
saya mengetahui hal ini ... saya mengusulkan sesuatu pada Yuuki-kun dan keluarganya ... "
Asuna terus menunggu dokter untuk meneruskan sambil menatap Yuuki di tempat tidur dan
obyek berbentuk kubus putih yang terlihat menelan kepalanya.
Pusat kepalanya mati rasa karena kedinginan, tapi kesadaran Asuna yang bingung dengan
kosong berpikir untuk mencegah dirinya menghadapi kenyataan ini.
Dari bentuk perkembangan awalnya, Medicuboid mungkin bukan kelanjutan dari AmuSphere,
namun kepanjangan dari Nerve Gear. Asuna biasa menggunakan AmuSphere, tapi dia bisa
membayangkan perasaan murni dunia virtual yang dibuat dari Nerve Gear. AmuSphere adalah
mesin yang memiliki tiga, empat kali jumlah tindakan keselamatan yang ditambahkan sejak
insiden SAO, tetapi dalam hal kualitas dunia virtual yang diciptakan benar-benar tidak bisa
dibandingkan dengan generasi pertamanya.
Medicuboid telah dipasangkan banyak sekali komponen yang dapat menghasilkan impuls bila
dibandingkan dengan Nerve Gear, dan benar-benar bisa menghilangkan perasaan tubuh, dan
bahkan memiliki CPU yang memiliki kecepatan proses yang jauh lebih unggul dari
AmuSpheredengan kata lain, kemampuan luar biasa yang Yuuki tunjukkan dalam Alfheim
dikarenakan spesifikasi luar biasa mesin ini?
Asuna memiliki ide ini untuk sesaat, tapi ia segera menolaknya. Skill pedang menakjubkan
Yuuki telah melampaui tingkat spesifikasi mesin yang bisa ditampilkan. Dalam hal bakat
bertempur, kemampuan Yuuki sudah cukup untuk menyamai Kirito, dan bahkan mungkin
mengalahkannya.
Sejauh yang Asuna ketahui, alasan mengapa Kirito menjadi begitu kuat adalah karena ia
menghabiskan lebih banyak waktu berjuang di garis depan dibandingkan siapapun selama dua
tahun mereka dipenjara di SAO. Jika itu yang terjadi, telah berapa lama Yuuki berada di dunia
yang diciptakan oleh Medicuboid
"Seperti yang bisa anda lihat di sini, Medicuboid adalah mesin yang sensitif."

Dokter Kurahashi, yang diam untuk sementara waktu, mulai berbicara lagi,
"Seperti yang bisa Anda lihat, mesin percobaan Medicuboid adalah salah satu mesin yang
membutuhkan banyak perawatan teliti. Dengan kata lain, harus ditempatkan di mana udara bebas
dari debu, bakteri dan virus. Setelah pasien bersedia memasuki ruang steril, secara drastis hal itu
dapat mengurangi risiko infeksi. Karena itulah saya menyarankan Yuuki-kun dan keluarganya
untuk menerima percobaan ini."
"..."
"Namun, sampai sekarang, saya masih bertanya-tanya apakah ini adalah hal yang terbaik untuk
Yuuki-kun. Ketika mengobati AIDS, QOL[32]Kualitas Hidup adalah suatu hal yang benarbenar penting. Dokter harus mempertimbangkan tentang bagaimana meningkatkan dan
memaksimalkan gaya hidup pasien saat menjalani pengobatan. Dari pengertian itu, relawan yang
menerima eksperimen ini kualitas hidupnya tidak akan bisa dianggap baik. Dia tidak bisa
meninggalkan ruang steril, dan tidak bisa berinteraksi dengan siapapun. Proposal saya benarbenar mengganggu Yuuki-kun dan orang tuanya. Namun, mungkin karena harapannya pada
dunia virtual yang tidak diketahui, membuat Yuuki-kun memutuskan hal ini ... dia setuju untuk
ambil bagian dalam percobaan ini dan memasuki ruangan ini. Setelah itu, Yuuki-kun tetap terus
menggunakan Medicuboid ini sepanjang waktu."
"Sepanjang waktu ... maksud anda ...?"
"Sama seperti yang baru saja saya katakan. Yuuki-kun hampir tidak pernah kembali ke dunia
nyata. Atau lebih tepatnya, dia tidak bisa. Selama perawatan rumah sakit, kami akan
menggunakan morfin untuk meringankan rasa sakit pasien. Untuk Yuuki-kun, kami
menggunakan fungsi penghapus rasa dari Medicuboid untuk menggantikan morfin ... dia telah
berpergian ke segala macam dunia virtual, selain beberapa jam sehari di mana data dikumpulkan.
Tentu saja, saya berbicara dengannya di dunia itu."
"Dengan kata lain ... dia menyelam selama 24 jam sehari ...? Sudah berapa lama ...?"
"Sekitar tiga tahun."
Mendengar jawaban sederhana dokter, Asuna segera tidak bisa mengatakan apapun.
Sebelum hari ini, Asuna berpikir bahwa di antara semua pengguna AmuSphere di seluruh dunia,
orang-orang dengan pengalaman menyelam yang paling banyak pastilah pemain SAO lama,
termasuk dirinya. Tapi sekarang dia tahu bahwa dia salah. Gadis kurus yang berbaring di
depannya ini adalah traveler virtual paling murni di dunia. Ini adalah alasan mengapa Yuuki
menjadi begitu kuat.

Kamu sudah dari dulu menjadi penduduk dunia ini? Kirito pernah menanyakan ini pada
Yuuki. Dia pasti telah merasakan bahwa Yuuki mirip dengannya dalam beberapa aspek selama
pertarungan singkat mereka.
Asuna menyadari bahwa sebentuk keyakinan mulai menyebar di dalam dirinya. Rasanya seperti
dia sedang berdiri di depan seorang pendekar pedang yang jauh melampaui dirinya, menawarkan
pedang yang dicintainya pada pendekar ini. Dia memiliki perasaan seperti itu saat menutup
matanya, dan kemudian menunduk.
Setelah hening sejenak, Asuna kembali menatap Dokter Kurahashi,
"Terima kasih untuk membiarkan saya melihat Yuukidia pasti baik-baik saja jika ia terus tetap
di sini, kan? Dia bisa terus melanjutkan perjalanan melalui dunia itu, kan ...?"
Namun, dokter tidak menjawab pertanyaan Asuna secara langsung. Dia duduk di kursi di depan
panel kontrol, meletakkan tangan di atas lututnya, dan kemudian menatap Asuna dengan ekspresi
kuat.
"Walaupun dia berada di ruang steril, mustahil untuk menghilangkan bakteri dan virus yang
ada di dalam tubuhnya. Dengan melemahnya sistem imun, mereka akan terus bertambah banyak.
Saat ini, Yuuki-kun terinfeksi oleh Cytomegalovirus[33] dan Non- tuberculous Mycobacteria[34],
dan dia hampir kehilangan semua penglihatannya. Encephalitis[35] yang disebabkan oleh HIV
yang memburuk, dan saya pikir dia mungkin tidak akan mampu menggerakkan tubuhnya
sendiri."
"..."
"Dia terinfeksi HIV selama 15 tahun ... AIDSnya telah muncul selama 3,5 tahun. Saat ini,
kondisi Yuuki-kun dalam keadaan terminal state. Dia dengan jelas tahu tentang hal ini. Saya kira
Anda pasti tahu alasan Yuuki-kun menghilang sebelumnya tepat di depan mata Anda."
"Bagaimana bisa ... bagaimana bisa ..."
Asuna melebarkan matanya dan menggelengkan kepalanya sedikit. Namun, dia tidak bisa
mengabaikan apa yang baru saja dia dengar dengan telinganya.
Yuuki selalu ragu-ragu apakah dia harus bersama dengan Asuna. Alasan dia melakukannya
karena dia benar-benar peduli pada Asuna. Dia melakukan hal ini untuk mencegah Asuna
merasakan sakit pada hari ketika ia harus pergi. Tidak, bukan hanya dia. Karena itulah Shiune
dan anggota Sleeping Knights lainnya bersikap seperti kelompok yang misterius karena
menyadari kebenaran ini.

Namun, Asuna tidak pernah menyadarinya, dan tidak pernah mencoba untuk berpikir tentang hal
itu. Dia hanya terus menyakiti Yuuki. Mengingat air mata Yuuki yang jatuh sebelum dia log out
dari Kastil Besi Hitam, Asuna merasakan sakit di dalam hatinya.
Pada saat ini, Asuna memikirkan sesuatu, dan ia segera menatap dokter.
"Lalu ... Dokter, apa Yuuki memiliki kakak perempuan ...?"
Pada pertanyaan ini, dokter segera mengerutkan dahi seolah-olah ia terkejut oleh pernyataan
tiba-tiba ini, dan ragu-ragu untuk sementara waktu, sebelum perlahan-lahan menganggukkan
kepalanya.
"Ini bukan tentang Yuuki-kun sendiri, jadi saya tidak menyebutkannya ... ya, dia memiliki
kakak perempuan kembar. Operasi cesar di awal itulah yang menyebabkan tragedi ini."
Dokter tampaknya mencari melalui kenangan saat dia berkata,
"Nama kakaknya adalah Aiko, dan dia juga tinggal di rumah sakit ini. Kedua saudara kembar itu
tidaklah begitu mirip ... kakaknya akan selalu tersenyum di masa lalu, diam-diam melindungi
Yuuki-kun yang energik dan lincah. Oh ya ... penampilannya agak menyerupai Anda ... "
Mengapa masa lalu? Asuna bergumam jauh di dalam hatinya dan menatap dokter. Dan dokter
tampaknya mendengar suara di dalam hatinya saat ia menambahkan,
"Orang tua Yuuki-kun ... meninggal 2 tahun yang lalu, dan kakaknya meninggal setahun yang
lalu."

Apa yang dia pikirkan adalah dia harus memahami arti dari kehilangan sesuatu yang penting.
Di dunia itu, Asuna melihat banyak contoh orang yang mati, dan dia sendiri beringsut di tepi
kematian. Karena itu, ia merasa bahwa ia memahami makna dari hidup dan mati. Dia tahu bahwa
dia tidak bisa mengubah fakta yang terjadi di depannya ini walaupun dia berjuang.
Dia mengenal Yuuki hanya selama beberapa hari, tapi setelah mengetahui masa lalunya dan
situasi saat ini, Asuna masih belum bisa menerima kenyataan seberat ini, dan hanya bisa
menyandarkan tubuhnya pada kaca tebal di depannya. Arti dari istilah 'realitas' dan sesuatu yang
penting tampaknya menjadi korosi dan kabur, bahkan menghilang sepenuhnya di akhir. Asuna
menunduk dan meletakkan dahinya pada permukaan sedingin es.

Aku telah berjuang keras, jadi apa salahnya menjadi ngotot untuk sedikit kebahagiaan? Asuna
selalu memiliki pemikiran ini, karena itulah ia takut berubah, tidak berani berdebat dengan orang
lain, dan hanya bisa menemukan segala macam alasan untuk kepengecutan dan sifat diamnya.
Namun, Yuuki telah berjuang sejak dia lahir. Dia terus bergulat melawan realitas kejam yang
mencoba untuk mengambil semua hal darinya. Bahkan setelah mengetahui kematian yang
mendekatinya, dia masih mampu menunjukkan senyum yang mempesona.
Asuna memejamkan matanya keras dan berteriak pada Yuuki, yang sedang dalam perjalanan di
dunia jauh tertentu, dari dalam hatinya.
Biarkan aku melihatmu lagi. Sekali saja.
Kali ini, setelah mereka bertemu, keduanya harus terus berbicara untuk waktu yang lama. Yuuki
pernah berkata bahwa beberapa hal harus diselesaikan melalui cara keras agar kelompok lain
dapat mengerti. Jika dia tidak bisa menghilangkan sisi lemah dan semua masalahnya untuk
berbicara dengan Yuuki, tidak perlu bagi keduanya untuk berbicara.
Asuna akhirnya merasakan cairan hangat yang keluar dari matanya. Dia meletakkan tangan
kanannya pada kaca dan memberikan kekuatan pada jari-jarinya, tampak seperti dia sedang
mencari jenis sentuhan tertentu pada permukaan yang licin itu.
Pada saat ini, suara lembut datang dari suatu tempat.
[Jangan menangis, Asuna.]

Asuna cepat mengangkat kepalanya, terkejut. Dia mengusap air di bulu matanya dan membuka
matanya, menatap Yuuki yang sedang berbaring di tempat tidur. Sosok mungil itu tidak berbeda

dari sebelumnya, masih terbaring di sana. Mesin yang menutupi wajah Yuuki tidak berubah
sama sekali. Namun, Asuna melihat cahaya biru yang berkedip pada panel monitor yang
berlawanan dengan kaca. Kata-kata di belakang layar berbeda dari sebelumnya, menampilkan
kata-kata [pengguna berbicara].
"Yuuki ...?"
Asuna bergumam, dan kemudian berbicara dengan suara gemetar yang tidak jelas,
"Yuuki? Apa kamu di sana?"
Asuna segera mendengar respon. Tampaknya suara itu datang dari mikrofon terpasang yang di
dinding,
[Un. Itu melalui kamera, tapi aku bisa melihatmu, Asuna. Hebat ... kamu terlihat seperti kamu
yang ada di dalam game. Terima kasih ... untuk datang menemuiku.]
"... Yuuki ... aku ... aku ..."
Dia ingin mengatakan sesuatu, tapi tidak tahu apa yang harus ia katakan. Kecemasan yang tidak
dapat dijelaskan ini membuat dada Asuna merasa tidak nyaman.
Tapi sebelum ia berbicara, suara datang dari atas kepalanya lagi.
[Dokter, tolong biarkan Asuna menggunakan ruangan sebelah.]
"Eh ..."
Asuna bingung dan melihat sekeliling untuk melihat Dokter Kurahashi yang terlihat serius saat ia
tampaknya memikirkan sesuatu. Namun, ia segera menunjukkan senyum stabil yang
menjelaskan semuanya, dan menganggukkan kepala sebelum berkata,
"Baiklahada kursi yang saya gunakan untuk FullDive untuk berbicara dan sebuah AmuSphere.
Pintunya dapat dikunci dari dalam, tapi tolong cobalah untuk tidak melebihi 20 menit. Adapun
prosedurnya, saya tidak akan menjelaskannya."
"A ... Aku mengerti."
Asuna buru-buru mengangguk, dan kemudian kembali menatap gadis yang sedang berbaring
dengan Medicuboid. Suara Yuuki menggema lagi.

[Aplikasi untuk ALO terpasang di dalamnya. Setelah kamu log in, kita akan bertemu di tempat
pertama kita bertemu.]
"Un ... aku mengerti. Tunggu sebentar, aku akan segera ke sana."
Asuna berbicara dengan suara kuat, membungkuk pada Dokter Kurahashi di belakangnya, dan
berbalik. Dia mengambil beberapa langkah ke pintu yang jauh di dalam ruang observasi dan
mengangkat tangannya pada pemindai. Pintu meluncur ke samping, dan Asuna segera melesat
masuk
Apa yang ada di balik pintu adalah sebuah ruangan dengan ukuran setengah ruang observasi.
Ada dua kursi tidur kulit hitam di dalam, dan headrest di kedua sisinya memiliki helm familiar
berbentuk cincin.
Asuna buru-buru mengunci pintu, menaruh tasnya di lantai dan berbaring di kursi terdekat. Dia
menggunakan tombol pada pegangan untuk menyesuaikan sudut berbaring di punggungnya, dan
kemudian mengangkat AmuSphere sebelum menaruhnya di kepalanya. Dia mengambil napas
dalam-dalam, menekan saklar, dan ada cahaya putih di depannya. Kesadaran Asuna
meninggalkan dunia nyata.

Setelah bangun sebagai pengguna Rapier dari ras peri air, Asuna secara harfiah terbang keluar
dari kamar tidur di rumah hutan bahkan sebelum indranya terbiasa dengan dunia VR.
Dia mengepakkan sayapnya di udara untuk meluncur, dan segera terbang keluar dari jendela
tanpa menyentuh lantai. Saat ini, sekitar fajar di Alfheim, dan hutan lebat tertutupi kabut putih.
Dia berputar di udara dan segera bangkit dengan cepat, menerobos kabut putih sambil naik
keluar dari hutan. Asuna meletakkan tangannya dekat dengan dirinya dan terus bergegas
melewati pusat tingkat.
Membutuhkan waktu kurang dari 3 menit untuk mencapai langit di atas jalan utama. Kemudian,
Asuna terbang langsung ke pusat plaza dan mendarat di depan gerbang transfer. Saat pemain
yang tak terhitung jumlahnya menatapnya dengan mata lebar, dia berbalik dan menarik
perhentian darurat. Dia kemudian melompat ke portal saat dia berhenti.
"Transfer! Panareze!"
Saat dia meneriakkan itu, cahaya putih kebiruan segera mengalir turun seperti air terjun,
menekan Asuna naik.

Transfer segera berakhir. Begitu dia keluar dari gerbang transfer, itu adalah pusat plaza utama
Panareze pada tingkat 24. Asuna dengan kuat menendang lantai batu di sebelah kanannya dan
melompat ke angkasa. Kali ini, ia terbang ke arah utara pulau dari ibukota. Gadis itu terbang
dengan kecepatan penuh hingga meninggalkan afterimages pada air yang bergetar.
Dalam waktu singkat, ia melihat satu sosok di pohon besar. Rasanya seperti duelnya di dasar
pohon melawan Pedang Absolut Yuuki telah lewat dalam waktu yang lama. Pulau yang penuh
sesak saat itu bisa dikatakan benar-benar sepi saat ini.
Asuna melambat saat dia pergi ke sekitar pohon dan bersiap-siap mendarat. Karena lapisan tebal
kabut di bawahnya, dia tidak bisa melihat tanah.
Begitu dia melangkah ke rumput yang tertutupi dengan embun, dia mulai melihat lingkungan
sekelilingnya. Mungkin cahaya hari ini tidak cukup karena dia hanya bisa melihat beberapa
meter di depannya. Merasa cemas, Asuna hanya bisa bergerak di sekitar hutan dengan cepat.
Setelah setengah jalan dan tiba di sisi timur pohon ... cahaya akhirnya datang dari luar, menyapu
kabut pagi dengan segera. Asuna akhirnya menemukan orang yang dia cari melalui celah
diantara tirai putih.
Punggung Yuuki yang sedang menghadap Asuna, dan rambut berwarna ungu gelapnya dan gaun
ungu kebiruan itu bergoyang. Pada saat ini, Asuna hanya bisa menahan napas dan melihat hal ini.
Gadis elf gelap itu tiba-tiba berbalik dan menatap Asuna dengan mata berwarna permatanya.
Bibir berwarna terangnya menunjukkan senyum lemah, seperti salju.
"Untuk beberapa alasan, aku hanya punya perasaan bahwa Asuna akan mencoba untuk
menemukanku di dunia nyata. Aku tidak mengatakan apa-apa, dan itu tidak akan mungkin
terjadi."
Setelah menggumamkan kata-kata seperti, Yuuki tersenyum lagi,
"Tapi kamu tetap datang, Asuna. Jarang firasatku menjadi kenyataan, tapi aku benar-benar
bahagia ..."
Mereka tidak bertemu hanya beberapa hari saja, tapi rasanya postur berdiri Yuuki seperti
memiliki perasaan sedikit transparan. Hal ini membuat Asuna merasakan sesak di dadanya,
karena dia terlihat takut, bertanya-tanya apakah gadis di depannya ini hanyalah ilusi, saat ia
perlahan-lahan berjalan ke depan, langkah demi langkah.
Jari-jari Asuna yang terulur akhirnya menyentuh Yuuki pada bahu kirinya. Dia segera tak bisa
menahan dorongan untuk memeriksa suhu tubuh Yuuki saat ia dalam diam memeluknya dengan
kedua tangan.

Yuuki tidak terlihat panik sama sekali, saat ia bersandar di bahu Asuna seperti rumput yang
bergoyang karena angin. Dia masih memakai armornya, tapi tubuh Yuuki tetap memberikan
kehangatan yang cukup untuk menggerakkan hati seseorang. Tingkat kehangatan ini lebih dari
nilai-nilai yang impuls elektrik bisa tentukan. Asuna menghela napas dan memejamkan mata.
"... Ketika Nee-chan memelukku, dia memiliki wangi ini juga. Wangi dari matahari ...."
Yuuki, yang beristirahat pada tubuh Asuna, bergumam.
Pada saat ini, Asuna akhirnya mengeluarkan kata-kata pertamanya melalui bibir yang gemetar.
"Aiko ... san? Kakakmu bermain VRMMO juga?"
"Un. Rumah sakit mengijinkan orang untuk menggunakan AmuSphere di kamar biasa. Nee-chan
adalah pemimpin pertama dari Sleeping Knights. Dia lebih kuat dariku ..."
Asuna merasakan bahwa dahi Yuuki bersandar keras pada bahunya, dan mengangkat tangan
kanannya untuk membelai rambut halus dari elf gelap ini. Yuuki membeku untuk sementara
waktu, tapi segera merileks, dan kemudian melanjutkan,
"Pada awalnya, ada 9 anggota Sleeping Knights, tapi termasuk Nee-chan, 3 orang telah
menghilang ... jadi aku membicarakannya dengan Shiune dan yang lain, bahwa kami akan
membubarkan guild saat orang berikutnya menghilang. Sebelum itu, kami ingin menciptakan
kenangan indah bersama-sama ... membicarakan tentang sebuah petualangan yang kami harap
dapat membuat Nee-chan bangga ... "
"..."
"Tempat pertama kali kami bertemu adalah sebuah jaringan medis yang disebut Serene
Garden, sebuah rumah sakit virtual. Walaupun penyakit kami semua berbeda, dalam arti luas,
kami semua berada dalam situasi yang sama. Kami bisa berbicara satu sama lain dalam dunia
VR, bermain game, dan menikmati hidup kami sepenuhnya sampai akhir ... inilah maksud di
balik operasi ini."
Setelah mendengar kata-kata Dokter Kurahashi saat dia memasuki rumah sakit, jantung Asuna
telah agak merasa bahwa Sleeping Knights, termasuk Yuuki, bisa menjadi begitu kuat, energik
dan tenang karena mereka semua berada dalam perahu yang sama.
Meskipun dia telah memiliki pikiran seperti itu, kata-kata Yuuki terus membebani pikiran Asuna.
Senyum ceria Shiune, Jun, Tecchi, Nori, Taruken terlintas di benaknya.

"Maaf karena tidak mengatakan yang sebenarnya padamu, Asuna. Alasan Sleeping Knight
hendak bubar pada musim semi bukan karena semua orang mulai sibuk dan tidak ingin bermain
game, tetapi karena dua dari kami sudah dinyatakan tidak dapat bertahan hidup sampai akhir
Maret. Jadi ... jadi, itu sebabnya kami berharap untuk menciptakan kenangan terakhir kami di
dunia yang indah. Kami ingin meninggalkan bukti bahwa kami pernah ada di Memorial itu."
Suara Yuuki mulai bergetar lagi. Namun, Asuna hanya bisa mengerahkan sedikit kekuatan ke
lengannya yang memeluk Yuuki.
"Namun, serangan kami tidak berhasil ... semua orang mendiskusikannya dan memutuskan untuk
meminta seseorang untuk membantu kami. Sebenarnya, sebagian dari kami benar-benar
keberatan untuk itu. Saat orang itu mengetahui masalah kami, kami akan menjadi pengganggu
baginya, dan akan ada kenangan buruk yang tertinggal. Pada akhirnya, ini benar-benar terjadi ...
maaf ... Aku benar-benar minta maaf Asuna. Jika mungkin ... mohon lupakanlah kami ... "
"Bagaimana aku bisa melakukannya?"
Setelah menjawab sederhana, Asuna membawa wajahnya pada Yuuki.
"Aku tidak pernah merasa terganggu, dan aku tidak pernah berpikir bahwa itu adalah kenangan
buruk. Bisa bertemu dengan kalian, bisa membantu kalian mengalahkan bos, aku sangat senang.
Bahkan sampai sekarang... aku ingin bergabung dengan Sleeping Knight!"
"... Ahh ..."
Yuuki bernapas dan tubuhnya tersentak sejenak.
"Aku ... benar-benar bahagia bisa datang ke dunia ini untuk bertemu dengan Asuna ... kata-kata
darimu itu sudah cukup. Aku bahagia sekarang ... Aku tidak menyesal ..."
"..."
Asuna meletakkan kedua tangannya di bahu Yuuki dan perlahan-lahan menggerakkan tubuhnya
menjauh sambil menatap mata berwarna permata terang itu.
"Kamu masih memiliki banyak hal yang belum dilakukan, bukan ...? Ada banyak tempat di
Alfheim yang belum pernah kamu lihat ... termasuk dunia VR lain, dunia ini bisa dikatakan tidak
terbatas. Itu sebabnya kamu tidak boleh bilang bahwa kamu sudah puas ... "
Asuna dengan putus asa berbicara kepada Yuuki, tapi dia hanya menunjukkan ekspresi tertekan
saat dia melihat ke tempat lain, dan kemudian tersenyum,

"Selama tiga tahun ini ... kami sudah melalui segala macam petualangan di segala macam dunia.
Aku berharap bahwa halaman terakhir dalam hidupku akan menjadi kenangan yang dibuat
bersama dengan Asuna."
"Tapi ... kamu memiliki banyak hal yang belum kamu selesaikan dan tempat-tempat yang ingin
kamu tuju, kan ..."
Dia merasa bahwa jika dia setuju dengan apa yang dikatakan Yuuki, gadis di depannya ini akan
menghilang di balik kabut pagi. Karena itu, Asuna dengan panik mencoba meyakinkannya. Pada
saat ini, Yuuki memutar matanya yang melihat kejauhan kembali ke Asuna, dan menunjukkan
senyum nakal yang dia tunjukkan beberapa kali dalam serangan mereka melawan bos.
"Ya ... jika mungkin, aku ingin melihat sekolah."
"Se ... sekolah?"
"Aku kadang-kadang akan pergi ke sekolah di dunia khayalan, tapi aku selalu merasa bahwa itu
terlalu damai, indah dan formal. Aku ingin kembali ke sekolah nyata dimana aku terbiasa belajar
di dalamnya."
Dia berkedip, dan tersenyum, sebelum mengernyit kembali secara malu.
"Maaf, aku tahu ini tidak mungkin. Aku berterima kasih atas pemikiranmu, Asuna, tapi aku
benar-benar sudah puas ..."
"Mungkin kamu benar-benar bisa pergi."
"Eh ...?"
Yuuki terus berkedip dan menatap Asuna dengan serius. Asuna terus memanggil beberapa
kenangan dalam pikirannya dan berbicara lagi,
"Mungkin kamu benar-benar bisa pergi ke sekolah ..."

Bab 10
Keesokan harinya, 12 Januari 12:50pm, di ujung utara lantai ketiga dari kompleks sekolah kedua.
Di ruang komputer dimana suara buzz tanda istirahat siang bisa terdengar sedikit, Asuna
menegakkan punggungnya dan duduk di atas kursi.
Di bahu kanan seragam jenis blazernya, ada mesin berbentuk kubah berdiameter sekitar 7cm
yang tergantung bersama pengikatnya.
Dasarnya dibuat dengan memotong aluminium, dan kubahnya terbuat dari acrylic transparan.
Orang bisa melihat ke bagian dalam lensa. Ada dua kabel yang terpasang ke stop kontak di
bawahnya. Salah satunya dipasang pada ponsel di saku blazer Asuna, sementara yang lain
dipasang pada komputer di atas meja di dekatnya.
Kazuto dan dua siswa lainnya, yang mengikuti kursus mechatronic bersamanya, berbicara satu
sama lain di depan komputer, mengobrol seolah-olah mereka sedang merapal mantra.
"Sudah kukatakan padamu bahwa giroskop ini terlalu sensitif. Jika kamu ingin memprioritaskan
kemampuan visualnya, kamu harus menyesuaikan parameter ini dan ini."
"Tapi bukankah akan ada lag jika ada gerakan tiba-tiba?"
"Kita hanya bisa menunggu program pengoptimalan pembelajaran mulai berefek kalau begitu,
Kazu."
"Apa kamu belum selesai juga, Kirito-kun? Istirahat makan siang sudah hampir berakhir!"
Asuna, yang dipaksa untuk mempertahankan posisi itu selama 30 menit, mengeluarkan suara
cemas. Kazuto mengeluarkan sebuah 'un' dan mengangkat kepalanya.
"Pengaturan awal sudah OK untuk saat ini. Erm, Yuuki-san, bisakah kamu mendengarku?"
Kazuto tidak berbicara pada Asuna, tetapi pada perangkat berbentuk kubah. Dalam mikrofon
pada mesin, suara enerjik milik Pedang Absolut Yuuki datang.
[Haii, aku mendengarmu dengan keras dan jelas!]
"Oke, aku akan menyesuaikan pengaturan awal di sekitar visual untuk melihat apakah itu baikbaik saja. Ketika visual sudah cukup jelas, bersuaralah."
[Ya, aku mengerti.]

Perangkat berbentuk kubah di bahu Asuna, umumnya disebut Double-sided Visual and Hearing
message Probe[36], yang merupakan tema yang kelas Kazuto mulai eksperimenkan dan
tingkatkan di dunia ini.
Sederhananya, perangkat ini dapat terhubung melalui AmuSphere dan Jaringan, menciptakan
link visual dan audio langsung antara orang-orang di dunia virtual ke dunia nyata. Itu
menggunakan lensa dan mikrofon dari probe untuk mengumpulkan data, melewati handphone
Asuna ke jaringan, dan kemudian ke Medicuboid di Rumah Sakit Umum Yokohama Utara dan
akhirnya ke Yuuki, yang menyelam ke dalam dunia virtual khusus. Lensa bisa berputar dengan
bebas di dalam kubah agar Yuuki dapat melihat gambar apa pun yang ingin dia lihat. Saat ini,
Yuuki pasti mendapat perasaan bahwa dia berukuran 1/10 dari ukuran tubuhnya sendiri dan
duduk di atas bahu Asuna.
Saat Asuna mendengar gerutuan Kazuto mengenai penelitian ini, dia langsung berpikir bahwa
perangkat ini bisa digunakan ketika dia mendengar bahwa Yuuki ingin pergi ke sekolah.
Uiin. Perangkat berdering di bahu kanan saat lensa telah disesuaikan. Yuuki kemudian berkata
'Aku melihatnya' saat itu berhenti.
"Baiklah. Itu yang harus dilakukan untuk saat ini. Asuna, kami menambahkan unit stabilizer, tapi
cobalah untuk tidak melakukan sesuatu yang terlalu mendadak. Jangan membuat suara yang
terlalu keras juga. Dia bisa mendengarnya jika volumenya terdengar."
"Oke, aku mengerti ~."
Asuna merentangkan punggungnya saat ia menjawab Kazuto, yang mengomel tentang hal-hal
yang harus dia ingat sebelum berdiri. Dia melihat Kazuto memasang kabel yang terhubung ke
PC dan segera berbisik pada probe di bahu,
"Maaf, Yuuki. Aku ingin membawamu ke sekeliling sekolah, tapi istirahat makan siang sudah
berakhir."
Suara Yuuki segera datang dari mikrofon mini.
[Tidak apa-apa. Aku lebih tertarik mendengarkan pelajaranmu!]
"Oke, mari kita sapa guru untuk periode berikutnya."
Setelah melambaikan tangan pada Kazuto dan dua temannya yang berhasil menyelesaikan semua
pengaturannya dalam waktu singkat dan menunjukkan tampilan lelah, Asuna berjalan keluar dari
laboratorium komputer.

Dia melewati koridor, menuruni tangga, dan melewati jembatan link sekolah diantara kompleks.
Yuuki akan mulai bersemangat setiap kali dia melihat apapun, tapi dia langsung terdiam begitu
mereka tiba di depan pintu bertanda 'Ruang Guru'.
"... Ada yang salah?"
[Mm ... yah, aku tidak terlalu suka datang ke ruang guru di masa lalu ...]
"Fufufu, jangan khawatir. Para guru di sekolah ini tidak seperti itu."
Asuna tersenyum dan berbisik sebelum membuka pintu dengan cepat.

"Permisi!"
[Pe, permisi!]
Dua suara, satu keras dan satu pelan terdengar di dalam ruangan pada waktu yang sama. Asuna
lalu cepat-cepat berjalan melewati seluruh baris meja.
Periode kelima adalah Bahasa Nasional, dan guru yang mengambil periode ini adalah seorang
guru yang pernah menjadi kepala departemen di sekolah independen. Dia pensiun, dan setelah
itu, secara sukarela datang ke fasilitas pendidikan yang tiba-tiba dibangun ini. Dia hampir
berusia 70 tahun, tetapi berhasil mengoperasikan perangkat jaringan di seluruh sekolah ini, dan
Asuna menyukai sifatnya yang bijaksana.
Karena dia mengetahu sifat guru ini, Asuna merasa bahwa dia mungkin tidak akan keberatan
mendengarkan Yuuki, tapi masih tetap gugup menjelaskan seluruh situasi. Guru dengan rambut
dan janggut putih itu mengambil cangkir teh besar di tangannya saat ia mendengarkan penjelasan
Asuna. Setelah dia selesai, guru mengangguk dan berkata,
"Un, tidak apa-apa. Oh ya, siapa namamu?"
[Ah, saya ... Yuuki-Konno Yuuki.]
Setelah mendengar jawaban langsung dari dalam probe, guru itu kurang lebih terlihat kaget, tapi
dia langsung tersenyum dan berkata,
"Konno-san, jika kamu mau, silahkan datang ke kelas. Kita akan memulai pada Torokko oleh
Akutagawa. Ini hanya akan menarik jika kamu mempelajarinya sampai akhir."

[Ya ... ya, terima kasih banyak!]


Setelah Yuuki dan Asuna selesai mengucapkan terima kasih kepada guru, bel persiapan untuk
kelas berdering, dan Asuna buru-buru membungkuk dan menundukkan kepalanya untuk pergi.
Setelah mereka meninggalkan ruang guru, keduanya menghela napas pada saat yang sama.
Setelah saling memandang dan tersenyum, Asuna dengan cepat kembali ke kelas.
Setelah dia kembali ke tempat duduknya, para siswa di sekitarnya segera bertanya padanya
perangkat misterius apa di bahunya itu. Asuna menjelaskan bahwa Yuuki dirawat di rumah sakit,
dan saat Yuuki benar-benar berbicara, semua orang langsung mengerti. Mereka mulai
memperkenalkan diri. Setelah ini berakhir, bel berdering untuk kelas, dan sesosok guru muncul
di pintu.
Saat ketua kelas memanggil untuk memberi salamlensa probe mulai bergerak naik dan
turunguru yang tiba di podium mengelus jenggot di dagunya dan memulai pelajaran seperti
biasa.
"Ehdan sekarang, kita akan mulai dari halaman 98 dari buku teks, Torokko oleh Akutagawa
Ryunosuke. Ini adalah sebuah karya yang dibuat ketika Akutagawa berusia 30 tahun"
Ketika guru menjelaskan, Asuna mengeluarkan komputer tipe tablet tipisnya, dan kemudian
meletakkannya di depan Yuuki sehingga ia bisa melihatnya. Namun, kalimat yang guru katakan
selanjutnya hampir menyebabkannya menjatuhkan PC dari tangannya.
"Kalau begitu, silahkan seorang siswa membaca ini dari paragraf pertama. Konno Yuuki-san,
bisakan kamu membaca bagian ini?"
"Ha?"
[Y, ya?]
Asuna dan Yuuki mengeluarkan suara kaget, dan langsung ada keributan di dalam kelas.
"Apa ada masalah?"
Sebelum Asuna bisa menjawab pertanyaan guru, Yuuki sudah menjawab dengan keras,
[Ok, saya mengerti!]

Tampaknya speaker di dalam probe memiliki perangkat yang menaikkan volume, saat suara
Yuuki dengan jelas mengisi setiap sudut di dalam kelas. Asuna buru-buru berdiri, mengangkat
tablet PC ke lensa, memiringkan kepala ke kanan, dan berbisik,
"Yuuki ... kamu, kamu bisa membacanya?"
[Tentu saja. Aku suka membaca buku!]
Yuuki berhenti untuk sementara waktu setelah menjawab, dan kemudian mulai membaca isi
buku teks dengan suara enerjik.
[... Susunan sederhana peletakan kata kerja antara Odawara dan Atami adalah ...]
Asuna, yang memegang komputer, menutup matanya saat ia memfokuskan Yuuki yang
membaca kalimat dalam irama.
Layar di dalam hati Asuna dengan jelas menampilkan Yuuki, mengenakan seragam yang sama
dengan miliknya, berdiri tepat di sampingnya. Asuna yakin bahwa suatu hari, mimpi ini akan
menjadi nyata. Perawatan medis akan meningkat setiap tahun. Dalam waktu dekat, mereka pasti
akan mampu menemukan obat untuk menghilangkan HIV sepenuhnya, dan Yuuki dapat kembali
ke dunia nyata. Pada saat itu, dia harus memegang tangan aslinya dan memperkenalkan sekolah
dan tetangga dekat rumahnya padanya. Setelah sekolah, mereka harus pergi ke sebuah restoran
makanan cepat saji yang jauh, makan hamburger dan mengobrol.
Asuna diam-diam menyeka air matanya agar Yuuki tidak dapat melihatnya. Yuuki terus
membaca bagian klasik ini dari abad sebelumnya, dan guru tidak pernah menyuruhnya berhenti.
Sore sekolah menjadi tenang secara abnormal, dan rasanya seperti seluruh sekolah sedang
mendengarkannya.
Yuuki kemudian melanjutkan mengikuti pelajaran sampai akhir periode keenam, dan Asuna
memperkenalkannya pada lingkungan sekolah seperti yang ia janjikan. Tanpa diduga, beberapa
teman sekelasnya mengikutinya, dan semua orang mencoba berbicara pada Yuuki.
Di akhir, akhirnya keduanya sendirian, dan saat Asuna duduk di bangku di halaman, langit
menjadi oranye.
[Asuna ... terima kasih banyak untuk hari ini. Aku senang ... Aku pasti tidak akan melupakan
hari ini.]
Yuuki tiba-tiba berkata dengan nada serius, dan Asuna secara naluriah menjawab dengan suara
ceria,

"Apa yang kamu katakan? Bukankah para guru mengatakan bahwa kamu bisa datang setiap hari?
Bahasa Jepang pada periode ketiga besok. Kamu tidak boleh terlambat! Omong-omong ... yah,
apa kamu memiliki tempat lain yang ingin kamu lihat? Dimanapun tidak apa-apa, yang penting
selain kantor kepala sekolah."
Yuuki tertawa, dan kemudian terdiam. Setelah beberapa saat, dia dengan takut berkata,
[Yah ... Aku punya tempat yang ingin kutuju ...]
"Dimana?"
[Apa suatu tempat di luar sekolah tidak apa-apa?]
"Eh ..."
Asuna hanya bisa terdiam. Dia merenung sejenak, tetapi memutuskan bahwa baterai probenya
masih akan bertahan, dan Yuuki pasti dapat melihatnya asalkan terminal genggam tetap
terhubung ke internet.
"Un, tidak apa-apa. Tidak akan apa-apa jika antena genggam dapat mencapainya."
[Sungguh? Ini ... sedikit jauh ... Aku ingin kamu membawaku ke Hodogaya di Yokohama,
sebuah tempat yang disebut Tsukimidai.]

Dari sekolah, Asuna dan Yuuki menaiki kereta dari wilayah Tokyo Barat dan pergi ke
Hodogaya, Yokohama.
Mereka tidak dapat saling berbisik di kereta, tapi begitu mereka sampai ke jalan, Asuna
mengabaikan tatapan di sekitarnya dan terus berbicara dengan probe dua arah di bahunya. Yuuki
tidak pernah menyangka bahwa jalanan akan berubah begitu banyak selama 3 tahun ia dirawat di
rumah sakit, jadi Asuna akan menjadi tumpuan untuk menjelaskan padanya setiap kali ada
sesuatu yang membuatnya tertarik.
Saat mereka terus berjalan dan berhenti, jam besar di tengah stasiun kereta api menunjukkan
waktu 5:30pm ketika mereka sampai di tempat tujuan mereka, Stasiun Hoshikawa.
Mereka menatap langit yang berubah dari warna merah gelap ke ungu gelap, dan Asuna
mengambil napas dalam-dalam. Mungkin karena ada banyak hutan di dekatnya, dia merasa
bahwa udara dingin di sini terasa berbeda dari Tokyo.

"Jalan ini benar-benar indah, Yuuki. Langitnya terlihat luas."


Yuuki berkata dengan nada energik tanpa rasa malu,
[Un ... maaf, Asuna. Permintaan keras kepalaku membuatmu bisa pulang begitu terlambat ... apa
tidak apa-apa, Asuna?]
"Tidak apa-apa. Sudah biasa bagiku untuk pulang terlambat!"
Dia mengatakan itu secara naluriah, namun pada kenyataannya, Asuna harus berada di rumah
sebelum makan malam dimulai, hampir sepanjang waktu. Itu karena ibunya tidak akan senang
jika dia tidak melakukannya. Namun, dia merasa bahwa tidak akan masalah walaupun dia pulang
dan benar-benar dimarahi. Selama Yuuki berharap padanya, dan baterai probenya cukup, dia
tidak peduli seberapa jauh dia akan pergi.
"Aku akan mengirim pesan."
Asuna berkata dengan nada riang, dan kemudian mengeluarkan ponsel. Dia mengirimkan pesan
ke komputer di rumah saat sedang terhubung pada probe, mengatakan bahwa dia akan pulang
terlambat. Ibunya akan mengirim pesan padanya untuk tidak mengabaikan jam malam dan
kadang-kadang bahkan secara pribadi meneleponnya, tetapi jika ponsel terhubung ke internet,
panggilan mungkin akan dikirim ke pesan suara.
"Semua baik-baik saja sekarang. Lalu, kemana kamu ingin pergi, Yuuki?"
[Erm ... belok kiri dari depan stasiun, dan kemudian belok ke kanan di lampu lalu lintas kedua ...]
"Nn, mengerti."
Asuna mengangguk, dan kemudian mulai berjalan maju. Dengan Yuuki yang memimpinnya, dia
pergi melalui jalan perbelanjaan kecil di depan stasiun.
Yuuki akan mengatakan beberapa kata seolah dia sedang mengenang ketika mereka berjalan
melalui toko roti, toko ikan, kantor pos atau di depan kuil. Segera, mereka tiba di daerah
perumahan. Yuuki mendesah saat dia melihat sebuah rumah dengan rumah anjing besar dan
pohon kamper yang besar.
Karena itu, walaupun Yuuki tidak mengatakannya, Asuna mengerti bahwa jalan ini adalah satu
tempat dimana dia pernah tinggal. Dan tepat di depan mereka berdua adalah
[... Setelah belok ke kanan, tolong berhenti di depan sebuah rumah putih ...]

Asuna menyadarinya. Suara Yuuki telah gemetar ketika dia mengatakan itu. Dia melewati taman
dengan deretan pohon poplar, berbelok ke kanan, dan segera melihat sebuah bungalow berubin
putih di sisi kiri.
Setelah berjalan beberapa langkah ke depan, Asuna berhenti di depan gerbang perunggu.
[...]
Di bahunya, Yuuki menghela napas untuk waktu yang lama. Asuna dengan sengaja mengulurkan
jari tangan kirinya, meletakkannya di bawah probe aluminium, dan berbisik padanya,
"Itu ... rumah Yuuki, kan?"
[Un ... Aku tidak pernah berpikir bahwa aku akan dapat melihat rumah ini lagi ...]
Rumah dengan dinding putih dan atap hijau itu jelas terlihat lebih kecil daripada rumah di
sekitarnya, tapi itu memiliki taman yang luas. Meja di atas rumput memiliki bangku kayu putih,
dan ada kebun bunga besar yang dikelilingi oleh batu bata merah jauh di dalam kebun.
Namun, sekarang, warna meja telah memudar karena erosi angin, dan apa yang tersisa dari
kebun bunga hanyalah tanah hitam dan rumput layu yang kering. Jendela di kedua sisi rumah
menunjukkan warna oranye hangat dan nyaman dari sebuah harmoni keluarga, tetapi jendela di
rumah putih itu tertupi bekas hujan. Tampaknya tidak ada seorangpun yang tinggal di rumah.
Namun, hal ini telah ia duga. Orang tua dan dua anak perempuan yang pernah tinggal bersama di
rumah ini, hanya satu yang tersisa. Saat ini, yang terakhir berada di ruang kedap udara, berbaring
di tempat tidur dikelilingi oleh mesin, dan tidak dapat meninggalkan tempat itu.
Rumah menjadi ungu gelap di bawah sinar terakhir matahari. Asuna dan Yuuki hanya
menatapnya seperti itu. Setelah beberapa saat, Yuuki berbisik,
[Terima kasih Asuna. Terima kasih telah membawaku ke suatu tempat yang jauh seperti ini ... ]
"Apa kamu ingin melihat ke dalam?"
Akan jadi buruk jika orang yang lewat melihat hal ini, tapi Asuna masih menanyakan hal ini.
Yuuki hanya mengguncang lensa ke kiri dan kanan.
[Tidak, ini sudah cukup. Di sini ... kita harus kembali sekarang, atau jika tidak kamu akan sangat
terlambat, Asuna.]
"Ini masih awal ... kita masih bisa tetap tinggal sampai nanti."

Asuna secara naluriah menjawab ini dan berputar untuk melihat ke belakang. Apa yang
berlawanan dari jalan panjang dan sempit ini adalah sebuah taman, dan di luar taman, ada
dinding pohon dengan batu sebagai dasarnya.
Asuna berjalan menelusuri jalan dan duduk di dinding batu yang setinggi lutut. Bagian depan
probe bisa menangkap gambar dari rumah kecil yang tertidur. Di sini, mata Yuuki seharusnya
bisa melihat seluruh rumah dan halaman.
Keduanya tetap terdiam untuk sementara waktu, dan Yuuki akhirnya berkata dengan tenang,
[Kami hanya tinggal di sini kurang dari satu tahun ... tapi saat itu, setiap hari, aku mengingat
semuanya. Kami tinggal di sebuah apartemen sebelumnya, jadi aku merasa senang karena kami
memiliki sebuah taman di sini. Mama takut kalau kami akan terinfeksi dengan komplikasi,
namun nee-chan dan aku sering berlarian di sekitar kebun. Kami memanggang daging di depan
bangku itu, dan sering membuat rak buku dengan Ayah. Kami benar-benar bahagia saat itu ... ]
"Itu hebat. Aku tidak pernah melakukan hal-hal semacam itu sebelumnya."
Rumah Asuna memiliki apa yang bisa dikatakan sebagai taman yang terlalu luas, tapi ia tidak
ingat bermain di sana dengan orangtuanya atau kakaknya. Dia selalu saja sendirian bermain
rumah-rumahan atau menggambar. Karena itu, kenangan keluarga yang Yuuki bicarakan
bergema kuat di dalam hatinya.
[Kalau begitu, kita akan mengadakan pesta daging panggang di rumahmu di lantai 22 lain
waktu.]
"Un! ... Kalau begitu, ini adalah janji. Aku akan mengundang teman-temanku dan Shiune dan
yang lainnya juga ...."
[Wa, aku harus membuat banyak daging kalau begitu. Jun dan Thatch benar-benar tukang
makan.]
"Benarkah? Mereka tidak terlihat seperti itu!"
Keduanya tertawa, dan kemudian, mereka memandang rumah Yuuki lagi.
[Sekarang ... kerabatku sedang mendebatkan rumah ini.]
Yuuki bergumam sambil terdengar sedikit kesepian.
"Apa maksudmu dengan berdebat ...?"

[Seperti apakah mereka harus merobohkannya dan membuatnya menjadi toko atau mengubahnya
menjadi tanah kosong dan menjualnya, atau menyewakannya secara langsung ... setiap orang
memiliki saran mereka sendiri. Sebelum itu, kakak perempuan papa bahkan menyelam untuk
bertemu denganku. Dia tahu bahwa aku sakit, dan menghindariku di dunia nyata ... sebelum
datang ke sini ... dan mengatakan padaku untuk menulis surat wasiat ... ]
"..."
Mendengar itu, Asuna hanya bisa terkesiap.
[Ah, maaf. Aku seharusnya tidak menggerutukan hal-hal seperti itu padamu secara acak.]
"Ti ... tidak apa-apakatakan saja, biarkan semuanya keluar sampai kamu merasa nyaman."
Asuna akhirnya berhasil mengeluarkan suara tenang. Mendengar itu, Yuuki menggunakan probe
untuk mengangguk.
[Aku akan melanjutkannya kalau begitu. Pada akhirnya ... aku mengatakan padanya hal ini.
Dalam dunia nyata, aku tidak bisa memegang pena atau cap, jadi bagaimana aku bisa menulis
surat wasiat? Pada akhirnya, bibi terkesima dan terdiam.]
Fufufu, Yuuki tertawa pada saat ini. Asuna membalas dengan tersenyum.
[Dan kemudian, aku memintanya untuk menjaga rumah ini saat itu. Adapun biaya pemeliharaan,
warisan Papa pasti cukup untuk menutupinya selama sekitar 10 tahun. Tapi ... Kupikir itu tidak
akan cukup. Kukira kemungkinan besar rumah ini akan dirobohkan. Jadi, aku ingin melihat
rumah ini sebelum hal itu terjadi ... ]
Yuuki mungkin menggunakan lensa untuk memperbesar beberapa bagian rumah saat telinga
kanan Asuna bisa mendengar perangkat kontrol servo mengeluarkan sedikit suara. Mendengar
suara mengenang Yuuki, Asuna, yang memiliki banyak perasaan campur aduk, akhirnya
mengatakan apa yang ingin dia katakan.
"Kalau begitu ... lakukanlah."
[Eh ...?]
"Kamu berumur 15, kan, Yuuki? Setelah kamu berumur 16, menikahlah dengan seseorang yang
kamu sukai. Orang itu dapat terus melindungi rumah ini untukmu ...."
Setelah dia mengatakan itu, Asuna menyadari bahwa dia telah mengatakan sesuatu yang salah.
Jika Yuuki benar-benar menyukai seseorang, orang itu bisa jadi salah satu laki-laki diantara

anggota Sleeping Knights. Dan mereka juga melawan penyakit yang sulit disembuhkan, dan
seseorang bahkan telah diberitahu bahwa ia hanya memiliki beberapa bulan lagi untuk hidup.
Dalam hal ini, walaupun Yuuki menikah, situasi tidak akan berubah banyak, dan bahkan akan
menjadi lebih rumit. Selain itu, orang tersebut harus mempertimbangkan situasi dan perasaan
pihak lainnya ketika datang ke pernikahan ...
Tapi setelah beberapa saat terdiam, ahahahahaha, Yuuki mulai tertawa.
[Ahahaha, A, Asuna, kamu sungguh hebat! Jadi begitu. Aku tidak pernah memikirkan hal itu. U
~ n, itu mungkin ide yang bagus. Jika itu surat nikah, aku mungkin akan mencoba
menulisnyatapi aku tidak memiliki satupun partner~]
Asuna meringis dan bertanya pada Yuuki yang masih tertawa,
"Be, begitukah ...? Kulihat kamu dan Jun memiliki hubungan yang cukup baik."
[Ah, tidak, tidak. Dia masih anak-anak! Oh ya ... erm ... ]
Yuuki tiba-tiba berbicara dengan nada nakal,
[Asuna ... maukah kamu menikah denganku?]
"Eh ..."
[Ah, tapi kamu harus bergabung dengan keluargaku kalau itu terjadi, Asuna, atau kalau tidak aku
akan menjadi Yuuki Yuuki.]
Fufufu, saat Yuuki tertawa, Asuna hanya bisa memutar kosong mata putihhya. Setiap tahun,
media akan menyiarkan bahwa Jepang siap untuk menerima pernikahan homoseksual secara sah,
seperti di Amerika, tapi tidak ada biaya perkenalansetelah mendengar itu, Asuna segera
bimbang, dan Yuuki tertawa bahagia lagi,
[Maaf maaf, aku hanya bercanda. Kamu memiliki seseorang yang kamu sukai, kan? Orang yang
membantu menyesuaikan lensa untukku, benar ... ]
"Eh ... itu ... un, yah ..."
[Kamu harus berhati-hati~]
"Heh ...?"

[Pria itu tampaknya juga hidup di dunia yang berbeda dari realitas, dalam arti yang berbeda
dariku.]
"..."
Asuna ingin berpikir hati-hati tentang apa yang dimaksud Yuuki, tapi otak bingungnya tidak bisa
tenang tidak peduli apa. Dia mengusap wajahnya yang menjadi merah, dan Yuuki menggunakan
lensa untuk melihat sisi wajah temannya sebelum berkata dengan suara mantap,
[Terima kasih banyak, Asuna. Aku sudah senang bisa melihat rumah ini lagi. Walaupun rumah
ini menghilang di masa depan, kenanganku akan tetap di sini. Papa, Mama, nee-chan, kenangan
indah kami bersama, akan selalu berada di sini ... ]
Asuna tahu bahwa maksud Yuuki 'di sini' bukanlah tanah yang berada di rumah, tapi di hatinya
sendiri.
Rumah lembut dan damai ini akhirnya meninggalkan kesan yang mendalam di hati Asuna. Dia
kemudian mengangguk keras, dan Yuuki melanjutkan,
[... Jika nee-chan dan aku menangis karena kami tidak bisa menahan rasa sakit karena
pengobatan, Mama akan berbicara tentang Tuhan Yesus kepada kami. Dia mengatakan bahwa
Tuhan Yesus tidak akan memberikan kami rasa sakit yang tidak bisa kami tahan. Aku kemudian
akan berdoa dengan Mama dan nee-chan. Tapi saat itu, aku agak marah, karena aku tidak ingin
mendengar tentang Alkitab, tapi kata-kata Mama ... ]
Dalam waktu singkat, langit telah berubah menjadi biru gelap total, dan bahkan ada beberapa
bintang merah terang yang mulai berkelip.
[Tapi saat aku melihat rumah ini lagi, aku mengerti. Mama benar-benar berbicara padaku
sepanjang waktu. Dia tidak mengatakan itu dengan kata-katanya ... tapi hatinya. Dia terus berdoa
untukku, membuatku terus berjuang sampai akhir ... akhirnya aku mengerti sekarang.]
Mata Asuna sepertinya melihat ibu dan dua anak perempuan berlutut di dekat jendela di rumah
putih, melihat ke langit dan berdoa. Dia terlihat seperti dipandu oleh suara tenang Yuuki, dan
mengucapkan kata-kata yang tertahan di dalam dirinya.
"Aku sudah ... aku ... tidak bisa mendengar suara ibuku. Bahkan ketika kami saling berhadapan,
aku tidak bisa mendengar suara hatinya. Dia bahkan tidak pernah memahami kata-kataku. Yuuki,
kamu berkata bahwa kita kadang-kadang harus menggunakan cara keras agar pihak lain dapat
memahami niat kita, kan? Apa yang harus kulakukan untuk menjadi sepertimu, Yuuki ...? Apa
yang harus kulakukan untuk menjadi kuat sepertimu ...?"

Untuk Yuuki, yang orang tuanya telah meninggal, kata-kata ini mungkin telah membuka lukalukanya. Biasanya, Asuna hanya berpikir tentang hal ini dan tidak akan mampu untuk
mengucapkannya. Tetapi pada saat ini, apa yang datang dari Yuuki melalui probe di bahunya
adalah ketabahan dan kelembutan yang melelehkan dinding mental Asuna sepenuhnya.
Yuuki menjawab pertanyaan Asuna dengan jawaban yang mengganggu,
[Aku ... tidak kuat di sini, tahu?]
"Itu tidak benar. Kamu tidak takut akan bagaimana orang lain melihat dan menghidar dari
dirimu. Kamu selalu ... selalu begitu alami."
[Un ... tapi, ketika aku berada di dunia nyata, aku sering merasa bahwa aku tidak bersikap seperti
diriku sendiri. Aku tahu Papa dan Mama menyesal karena telah melahirkan nee-chan dan aku
dalam keadaan seperti ini ... jadi aku merasa bahwa aku harus memberi mereka tampilan energik
dan berpura-pura bahwa aku tidak terganggu apakah aku sakit atau tidak. Mungkin karena hal ini
aku hanya bisa menjadi diriku sendiri begitu aku memasuki Medicuboid. Mungkin, aku secara
alami seorang anak yang membenci segala sesuatu di sekitarku, berteriak dan menjerit-jerit
sepanjang hari.]
"... Yuuki ..."
[Tapi kemudian, aku berpikir. Tidak apa-apa walalupun itu hanyalah akting ... walaupun aku
berpura-pura terlihat kuat, itu tidak apa-apa. Jika aku bisa meningkatkan waktu agar senyum itu
tetap ada di wajahku, itu sudah cukup. Kamu tahu bahwa aku tidak punya banyak waktu ... jadi
aku merasa bahwa ketika berinteraksi dengan orang lain, bukankah akan membuang-buang
waktu jika aku mencoba menebak perasaan orang sepanjang waktu? Aku mungkin juga
memberikan sisi yang paling realistis dari diriku. Aku tidak peduli walau aku bisa saja dibenci,
itu tidak masalah. Selain itu, aku berhasil menghadirkan diriku di hati orang tersebut.]
"... Itu benar ... karena sikapmu itulah, Yuuki, kita menjadi teman baik dalam beberapa hari ..."
[Tidak, itu bukan karena aku. Itu karena walaupun aku mencoba melarikan diri, kamu akan terus
bertahan dan mengejarku, Asuna. Kemarin, ketika aku melihatmu di ruang observasi, ketika
aku mendengar suaramu, aku mengerti niatanmu sepenuhnya. Saat aku mengetahui bahwa orang
ini masih bersedia menemuiku bahkan setelah mengetahui aku sakit ... Aku sungguh ... sungguh
sangat bahagia hingga aku menangis.]
Yuuki tersedak sedikit, dan dia melanjutkan,
[Jadi ... cobalah gunakan perasaan itu untuk berbicara dengan ibumu. Kupikir jika kehendak itu
ada, dia pasti akan mengerti bagaimana perasaanmu. Tidak apa-apa. Kamu jauh lebih kuat

dariku, Asuna. Sungguh. Kadang-kadang, kedua belah pihak hanya dapat memahami perasaan
masing-masing setelah mengabaikan semua hal ... karena itulah kamu datang kepadaku, Asuna,
dan menunjukkan dirimu yang asli, hingga aku merasa 'jika itu orang ini, aku pasti bisa
menyerahkan hal ini padamu'.]
"...Terima kasih. Terima kasih banyak, Yuuki."
Setelah memeras kata-kata ini keluar, Asuna mengangkat kepalanya untuk menyembunyikan air
mata di matanya. Dia juga menemukan bahwa langit di kota ini tidak benar-benar gelap, masih
ada beberapa bintang yang berkelip dengan keras seakan mereka mencoba untuk tidak kalah
dengan cahaya buatan.

Saat mereka kembali ke stasiun, alarm baterai probe tiba-tiba berdering. Asuna dan Yuuki setuju
untuk datang pada pelajaran besok, dan Asuna memotong daya ke ponsel.
Akan lewat jam 9pm saat Asuna menaiki kereta untuk kembali ke rumahnya di Setagaya.
Gadis itu mendengar suara pintu terbuka saat suara gema keras melewati udara sedingin es dari
ruang koridor, dan menghela napas dalam-dalam. Bahu kanannya masih merasakan berat Yuuki
yang duduk di sana. Asuna dengan ringan menggunakan tangan kirinya untuk meraih tempat
hangat yang dia tinggalkan, melepas sepatunya dan berjalan cepat ke kamarnya.
Dia berganti pakaian dengan pakaian dalam ruangan dan segera datang ke koridor. Tujuannya
adalah ruangan kakak laki-lakinya, Kouichirou, yang juga berada di lantai 2. Asuna merasa
bahwa Kouichirou, yang hampir tidak pernah di rumah, seperti ayahnya, mungkin belum pulang,
tapi ia mengetuk pintu, dan seperti yang dia duga, tidak ada respon dari dalam. Dia kemudian
membuka pintu sendiri, mirip ketika hari pertama server SAO mulai beroperasi, dan berjalan
masuk.
Tidak ada perabotan di dalamnya. Di tengah ruang kosong, ada meja kantor agak besar yang
ditempatkan di sana. Hal yang Asuna ingin temukan berada di sisi kiri meja. Itu adalah
AmuSphere yang Kouichirou gunakan untuk mengatur pertemuan di dunia virtual.
AmuSphere Kouichirou bisa dikatakan jauh lebih baru daripada adiknya. Asuna meraih tutup
kepala dan kembali ke kamarnya. Dia kemudian menginstal kartu memori ALO Aincrad ke
dalam slot kartu di sisi mesin, meletakkannya di tempat tidur, menyesuaikan AmuSphere
Kouichirou sampai pas untuknya, dan memakainya.
Begitu dia menyalakan daya, mesin memulai urutan hubungan. Dia kemudian dibawa ke dalam
ruang log in ALO. Namun, setelah menyelam ke dalam kerajaan elf, Asuna tidak menggunakan

akun utamanya, tetapi akun lain yang sesekali dia akan digunakan ketika mencoba untuk
bertindak menjadi orang lain.
Dia muncul di ruang tamu rumah hutan pada lantai 22. Namun, tubuhnya bukanlah Undine
familiar bernama Asuna, tapi karakter Sylph lain bernama Erika. Dia memeriksa
pakaiannya, menempatkan dua belati di pinggangnya ke dada, dan memanggil menu untuk
menekan tombol perintah log-out sementara.
Setelah beberapa detik menyelam, Asuna segera menemukan dirinya kembali ke kamarnya
dalam kenyataan. Dia melepas AmuSphere, tetapi indikator penghubung biru tetap berkedip pada
mesin. Ini menunjukkan bahwa koneksi ke dunia VR berada pada kondisi menggantung. Dia bisa
melewatkan proses log-in dan kembali ke permainan dengan mengenakan tutup kepala dan
menyalakan dayanya.
Asuna memegang AmuSphere kakaknya di tangannya dan segera berdiri. Karena router
bertenaga tinggi dan jaringan nirkabel yang luas, dia tetap bisa terhubung tidak peduli di bagian
rumah mana dia berada.
Dia membuka pintu dan tiba di koridor. Kali ini, dia melangkah agak berat untuk berjalan
menuruni tangga.
Dia melihat ruang tamu dan ruang makan, menemukan meja sudah dirapikan, dan tidak bisa
menemukan ibunya di manapun. Asuna terus berjalan, dan melihat sedikit cahaya dari bawah
pintu di akhir ruangan. Itu ruang kerja ibunya.
Dia berhenti di depan pintu, lalu mengangkat tangan kanannya saat ia bersiap-siap untuk
mengetuk, tapi tidak bisa mengambil langkah berikutnya.
Sejak kapan datang ke ruangan ibuku menjadi hal yang menakutkan? Asuna menggigit bibirnya
sambil berpikir. Namun, alasan mengapa bisa menjadi seperti ini sebagian besar adalah karena
Asuna sendiri. Karena dia tidak menyampaikan pikirannya dengan serius, ibunya tidak bisa
memahami perasaan sebenarnya. Yuukilah yang membuatnya menyadari hal ini.
Gadis itu merasakan tangan kecil mendorong bahu kanannya. Pada saat yang sama, sebuah suara
terdengar,
Tidak apa-apa. Kamu dapat melakukannya, Asuna ...
Asuna menganggukkan kepalanya, dengan kuat mengambil napas dalam-dalam, dan kemudian
mengetuk pintu keras-keras.

Dengan cepat, sedikit suara 'silakan masuk' datang dari balik pintu. Asuna memutar gagang
pintu, memutar tubuhnya ke samping ke dalam ruangan, dan meraih pegangan pintu.
Kyouko menghadap meja jati tebal saat ia terus mengetik pada keyboard tablet PC meja. Dia
terus mengetik keyboard dengan keras untuk sementara waktu, dan kemudian dengan kuat
menekan tombol enter lebih keras sebelum bersandar kembali ke kursinya. Sang ibu mendorong
kacamata dan menatap mata putrinya, tampaknya menyimpan sebuah ketidaksabaran yang tak
terlihat.
"... Kenapa kamu pulang begitu terlambat?"
Kyouko berkata, Asuna segera menunduk untuk meminta maaf,
"Maaf."
"Aku sudah makan malam. Jika kamu lapar, cari sesuatu untuk dimakan di dalam lemari es.
Aplikasi pindah sekolah yang kusampaikan padamu sebelumnya hanya berlaku sampai besok.
Kamu harus menyelesaikannya besok pagi."
Setelah Kyouko selesai mengatakan itu, tangannya kembali ke keyboard, dan Asuna
menyampaikan kata-kata yang ingin ia katakan kepada ibunya terlebih dahulu.
"Ibu, tentang ini ... Aku ingin berbicara padamu."
"Katakan di sini kalau begitu."
"Aku tidak bisa menjelaskannya di sini."
"Lalu di mana?"
Asuna tidak menjawab saat dia berjalan ke kyouko. Dia kemudian mengeluarkan tangan kirinya
untuk menunjukkan sesuatu yang ia pegang di belakangnyaAmuSphere yang dalam mode
menggantung.
"Dunia VR ... sebentar saja. Kuharap kamu bisa pergi bersamaku ke suatu tempat."
Kyouko melirik cincin perak sejenak, dan tampak melihat sesuatu yang dia benci saat dia
mengerutkan keningnya. Kemudian, dia terlihat seperti dia lebih baik tidak mengatakan apapun
saat dia melambaikan tangan kanannya.
"Aku tidak ingin memakai hal seperti itu. Jika kita tidak bisa berbicara secara tatap muka, aku
tidak akan mendengarkan."

"Tolonglah bu. Tolong lihat hal ini, hanya 5 menit ..."


Biasanya, Asuna akan meminta maaf dan meninggalkan ruangan. Namun, ia terus mengambil
langkah maju dan mendekati kyouko, sebelum berkata,
"Tolong, kamu harus datang ke sini bersamaku jadi aku bisa mengungkapkan pikiran dan
perasaanku saat ini. Sekali saja ... Aku ingin Ibu melihat duniaku."
"..."
Kyouko mengerutkan dahi lebih keras saat ia hanya menutup mulutnya dan menatap Asuna.
Beberapa detik kemudian, dia mendesah keras.
"Hanya 5 menit. Juga, tidak peduli apa yang kamu katakan, Ibu tidak akan mengijinkanmu
untuk tetap di sekolah itu. Setelah kamu selesai, kamu harus mengisi formulir aplikasi."
"Oke ..."
Asuna mengangguk dan menyerahkan AmuSphere di tangannya. Kyouko mengerutkan kening
dan memberikan wajah seperti dia tidak mau menyentuh hal seperti itu, tetapi ia tetap menerima
perangkat dan menaruhnya di atas kepalanya dengan gerakan kaku.
"Bagaimana aku mengoperasikan hal ini?"
Asuna dengan cepat menyesuaikan sabuk, dan kemudian berkata,
"Setelah kamu mengaktifkan daya, secara otomatis itu akan terhubung. Tolong tunggu aku ketika
kamu sudah masuk."
Kyouko menganggukkan kepalanya sedikit dan bersandar ke kursi. Asuna kemudian menekan
tombol power di sisi kanan AmuSphere. Lampu indikator sambungan terus berkedip secara tidak
teratur, dan tubuh kyouko segera kehilangan kekuatannya.
Asuna buru-buru lari keluar dari ruang kerja, berlari melewati koridor dan tangga dan kembali ke
kamarnya. Dia melompat ke tempat tidur dan segera mengenakan AmuSphere yang biasa ia
digunakan.
Setelah menekan tombol power, tembakan berbentuk cahaya muncul di depan Asuna, dan
kesadarannya meninggalkan dunia nyata.
Asuna muncul di ruang tamu familiar berwarna putih kayu dalam karakter Undine utamanya, dan
segera mencari Erika. Dia segera melihatnya. Rambut pendek berwarna rumput cerah Sylph

sedang duduk di depan cermin berukuran seluruh tubuh di samping bufet dan melihat dirinya
sendiri.
Asuna berjalan mendekat, dan Erika/Kyouko berbalik ke belakang sedikit, mengerutkan kening
dengan cara yang sama persis seperti dia di dunia nyata.
"Aneh untuk melihat wajah yang berbeda dari wajahku sendiri. Dan ..."
Dia menggunakan jari kakinya untuk berjinjit ke atas dan bawah.
"Tubuhku terasa sangat ringan."
"Tentu saja. Berat badan karakter ini hanya sekitar 40kg. Pasti banyak berbeda dari berat
badanmu di dunia nyata, Ibu."
Asuna tersenyum saat dia mengatakan itu, dan kyouko merengut tidak senang lagi,
"Kasarnya. Aku tidak seberat ituomong-omong ... wajahmu di sini benar-benar terlihat seperti
yang ada di dunia nyata."
"Un ... yeah."
"Namun, tubuhmu yang asli tampaknya lebih gemuk sedikit."
"Kamu yang kasar, Ibu. Aku benar-benar sama seperti aku di dunia nyata."
Saat keduanya berbicara, Asuna berpikir. Kapan terakhir kali dia bisa berbicara dengan kyouko
seperti ini? Dia ingin membuat percakapan ini terus berlangsung, tapi kyouko melipat tangan di
depan dadanya, menunjukkan sikap seperti tidak ada pembicaraan apapun yang dapat
menghiburnya.
"Tidak ada waktu. Apa yang kamu ingin tunjukkan padaku?"
"...Kesini"
Asuna mendesah ringan saat ia melintasi ruang tamu dan membuka ruangan kecil yang biasanya
digunakan sebagai gudang. Dia menunggu kyouko menggerakkan kaki imajinernya, dan
membawanya ke jendela jauh di dalam ruangan.
Di ruang tamu yang menghadap ke selatan, orang bisa melihat lukisanseperti pemandangan
luas yang tertutupi dengan rumput, jalan kecil, bukit dan sebuah danau kecil di belakangnya.
Namun, ada sebuah taman kecil yang dipenuhi gulma dan sebuah sungai kecil di utara jendela di

mana gudang itu berada. Ada juga hutan konifera yang berada di dekatnya. Juga, di musim ini,
semuanya terkubur di dalam salju, karena hanya ada warna seragam yang dapat terlihat.
Tapi ini adalah apa yang ingin Asuna perlihatkan pada kyouko.
Asuna membuka jendela, memandang hutan dan berkata,
"Bagaimana? Bukankah kamu merasa familiar?"
Kyouko mengerutkan dahinya lagi, menggelengkan kepalanya sedikit dan berkata,
"Seperti apa? Ini hanya sebuah hutan konifera biasa"
Apa yang ingin dia katakan selanjutnya tampaknya menghilang. Mulut kyouko dibiarkan
setengah terbuka saat dia terlihat seperti melihat pemandangan yang jauh. Pada saat ini, diamdiam Asuna berbisik ke sisi wajahnya,
"Kamu ingat ... rumah Ojii-chan dan Obaa-chan, kan?"
Kakek-nenek Asuna, orang tua kyouko, adalah petani di perbukitan Perfektur Miyagi. Rumah
mereka terletak di sebuah desa yang melewati perbukitan, dan semua tanahnya berbentuk petak
sawah yang terukir dari lereng bukit. Mereka tidak memiliki mesin untuk membantu pertanian.
Produksi utama mereka adalah beras, tetapi jumlahnya hanya cukup untuk menghidupi keluarga
selama setahun.
Dalam keadaan seperti itu, mereka masih mampu menyediakan pendidikan tinggi bagi Kyouko
karena bukit konifer peninggalan nenek moyangnya. Rumah kayu tua mereka dibangun di kaki
bukit. Setiap kali seseorang duduk di tepi koridor di dalam rumah, taman kecil dan sungai dapat
dilihat bersama dengan bukit konifera.
Tapi dibandingkan dengan rumah utama Yuuki di Kyoto, Asuna lebih suka pergi ke rumah
kakek-neneknya di Miyagi sejak dia masih kecil. Selama liburan musim panas atau musim
dingin, dia akan memohon pada orang dewasa untuk membawanya ke sini, dan kemudian dia
akan tidur dengan kakek-neneknya dan mendengarkan mereka berbicara tentang banyak cerita
rakyat. Selama musim panas, dia akan duduk di koridor dan makan es serut, dan selama
pertengahan musim dingin, dia akan mengeringkan batang kesemek dengan neneknya. Ada
banyak kenangan di sana, tapi Asuna paling mengingat sebuah kejadian dengan sangat jelas; dia
bersembunyi di bawah kotatsu tua di tengah musim dingin, memakan jeruk dan menatap hutan
konifer di luar jendela.
Kakek-neneknya tidak mengerti apa bagusnya hutan tersebut, namun Asuna hanya akan terlihat
seperti jiwanya tersedot saat ia terus melihat cabang hitam yang tertutupi salju putih. Dia akan

terlihat seperti tikus kecil yang bersembunyi di sebuah lubang di bawah tumpukan salju,
menunggu musim semi tiba, dikelilingi oleh perasaan yang tak dapat dijelaskan karena sedikit
rasa takut dan hangat saat ia terus menatap ke dalam hutan konifer itu.
Kakek-neneknya meninggal ketika Asuna berada di tahun kedua. Sawah dan bukit dijual, dan
karena rumahnya tidak ditinggali oleh siapapun akhirnya dirobohkan.
Karena itu, Asuna membeli rumah kayu di lantai 22 Aincrad yang sangat berbeda dari rumah di
bukit Miyagi, baik itu secara fisik ataupun secara virtual. Setelah melihat hutan konifera yang
tertupi dalam tumpukan besar salju dari jendela utara, ia merasa begitu rindu hingga ia ingin
menangis.
Asuna tahu bahwa kyouko tidak merindukan hidup sebagai petani miskin sama sekali. Namun,
dia ingin membiarkan kyouko melihat pemandangan ini dari jendela. Dia ingin membiarkan
ibunya melihat pemandangan yang bisa dia lihat setiap hari ini dan tidak bisa ia lupakan.
Tanpa disadari, perjanjian 5 menit telah berlalu, tapi kyouko terus melihat hutan konifera dalam
diam. Asuna pergi ke sampingnya dan dengan perlahan berbicara,

"Apa kamu ingat Festival Obon di tahun pertama SMPku? Ayah, Ibu, dan Nii-san semua pergi
ke Kyoto, dan aku satu-satunya yang bersikeras pergi ke Miyagi. Lalu aku benar-benar pergi ke
sana sendiri."
"... Aku ingat."
"Saat itu, aku meminta maaf kepada Ojii-chan dan Obaa-chan bahwa kamu tidak bisa ke sana,
Ibu, bahwa kamu benar-benar menyesal."

"Pada saat itu ... keluarga Yuuki memiliki masalah penting yang harus kita hadiri tidak peduli
apa ..."
"Tidak, aku tidak menyalahkanmu, Bu. Itu karena ... ketika aku meminta maaf, Ojii-chan dan
Obaa-chan segera mengeluarkan album foto tebal. Aku benar-benar terkejut ketika aku melihat
isinya. Semuanya tentang dirimu, Bu, baik itu awal tesismu, atau dokumen yang kamu
kirimkan ke segala macam majalah, atau laporan wawancaramu, mereka semua
mengarsipkannya dengan rapi. Bahkan dokumen yang diterbitkan di internet dicetak dan
dimasukkan. Tapi keduanya tidak dapat menggunakan komputer ... "
"..."
"Lalu, Ojii-chan menunjukkan padaku isi album foto dan mengatakan bahwa kamu adalah harta
yang paling penting baginya, Bu. Dia bahkan mengatakan bahwa dia benar-benar senang kamu
meninggalkan kota untuk belajar di perguruan tinggi, menjadi sarjana dan menulis segala macam
tesis yang diterbitkan di majalah dan bahkan semakin lebih luar biasa. Kamu begitu sibuk
dengan tesis dan penelitianmu hingga kamu tidak bisa pulang selama festival Obon, dan itu
sudah bisa diduga, namun mereka tidak pernah menunjukkan sedkitpun rasa ketidaksenangan ..."
Kyouko hanya menatap hutan saat ia diam-diam mengamati Asuna. Sisi wajahnya tidak
menunjukkan emosi apapun, tapi Asuna masih terus menggerakkan mulutnya,
"Setelah itu, Ojii-chan bahkan menambahkan hal ini. Ia berkataIbu mungkin akan lelah suatu
hari nanti dan perlu istirahat atau mungkin memeriksa ke sini. Mereka akan melindungi rumah
ini untuk saat itu .... Ketika Ibu membutuhkan bantuan, mereka masih bisa mengatakan 'kamu
bisa datang ke sini'. Mereka akan terus melindungi rumah dan bukit itu."
Asuna berbicara saat pikirannya mengingat bahwa rumah kakek ibunya sudah tidak ada lagi. Dia
kemudian membandingkannya dengan rumah putih yang dia lihat beberapa jam yang lalu.
Keduanya adalah rumah spiritual. Walaupun hilang secara fisik, itu akan terus ada di dalam hati
beberapa orang untuk selamanya. Untuk Asuna, 'Rumah Hutan' di dunia virtual ini adalah tempat
seperti itu.
Rumah ini akan hilang suatu hari nanti, tetapi dalam arti tertentu, ini tidak akan benar-benar
hilang. Itu karenarumah ini bukan hanya sebuah bangunan dengan suatu bentuktapi sesuatu
yang menjaga jiwa, emosi dan cara hidup, seperti kakek-neneknya.
"Di masa lalu, aku tidak bisa mengerti apa yang Ojii-chan katakan, tetapi baru-baru ini, aku
akhirnya bisa memahaminya. Ini bukan hanya tentang bekerja keras sepanjang hidupku ...
menggunakan kebahagiaan seseorang sebagai kebahagiaanku sendiri juga cara menjalani
kehidupan."

Pikiran Asuna langsung teringat wajah Kirito, Lisbeth dan teman-temannya, Yuuki, Shiune dan
teman-temannya yang lain.
"... Aku ingin memilih cara hidup di mana orang-orang di sekitarku bisa tersenyum dan hidup.
Aku ingin hidup di mana aku bisa menyemangati orang-orang ketika mereka merasa lelah.
Karena ituaku ingin belajar lebih banyak pengetahuan dan hal lain dalam sekolah yang
kucintai itu."
Asuna terus merenungkan kata-katanya, dan akhirnya mengucapkan kata-kata ini keluar.
Namun, kyouko tetap menutup mulutnya sambil terus melihat hutan di depannya. Matanya yang
hijau gelap menunjukkan cahaya kosong, dan sulit untuk membaca pikiran batinnya.
Ruang kecil diselimuti keheningan selama beberapa menit. Di bawah tanah bersalju dari pohon
besar, dua binatang kecil yang tampak seperti kelinci melompat dengan gembira. Tatapan Asuna
segera tertarik dengan itu, tapi begitu dia menoleh ke belakang untuk melihat wajah kyouko, ia
segera menahan napas.
Air mata bergulir dari wajah kyouko yang sebening kristal dan terus menetes ke lantai. Bibirnya
bergetar, tapi suaranya sangatlah kecil hingga mustahil untuk mendengar apa yang ia katakan.
Setelah beberapa saat, kyouko mendapati dirinya menangis dan dengan panik menggunakan
tangannya untuk menyeka air matanya.
"Tunggu ... apa ini. Aku, aku tidak ingin menangis ...."
"...Ibu, mustahil untuk menyembunyikan air matamu di dunia ini. Tidak ada satupun yang bisa
berhenti menangis ketika mereka merasa ingin menangis."
"Itu benar-benar menyebalkan."
Setelah mengeluarkan kata-kata seperti itu, kyouko terus menggosok matanya, dan terlihat
seperti menyerah saat ia menggunakan kedua tangannya untuk menutupi wajahnya sendiri.
Setelah beberapa saat, sebuah suara sedikit terisak bisa terdengar jauh dari dalam
tenggorokannya. Asuna ragu-ragu beberapa kali sebelum akhirnya meletakkan tangannya di
bahu ringan kyouko yang gemetar.

Keesokan harinya.
Duduk di depan meja saat sarapan, kyouko kembali ke bagaimana dia sebelumnya. Dia melihat
berita pada monitor tablet. Asuna mengatakan selamat pagi padanya, dan keduanya terdiam.
Asuna secara mental siap jika ibunya menyuruhnya untuk menyerahkan aplikasi transfer.
Namun, kyouko hanya memandang Asuna dengan ekspresi yang sedikit tegas dari biasanya, dan
tiba-tiba berkata,
"Apa kamu siap secara mental untuk mendukung seseorang hingga akhir hidupmu?"
Asuna buru-buru menganggukkan kepalanya.
"U ... un."
"Namun, kamu harus membuat dirimu cukup kuat untuk mendukung orang lain. Itulah
mengapa kamu harus menyelesaikan pendidikan universitasmu. Kamu harus mendapatkan nilai
yang lebih baik di semester ketiga ini sehingga kamu bisa menjadi yang terbaik."
"... Ibu ... transfer itu ..."
"Bukankah sudah kukatakan? Aku akan memutuskannya sesuai dengan nilaimu. Lakukan yang
terbaik."
Setelah kyouko mengatakan itu, dia berdiri dan bergegas meninggalkan ruang makan. Asuna
mendengar suara pintu ditutup dengan keras, dan kemudian menundukkan kepalanya sedikit,
sebelum berbisik 'Terima kasih, ibu'.
Asuna memakai seragamnya, mengambil tasnya, dan meninggalkan rumah, dengan menjaga
sikap serius dan ramahnya. Namun, begitu dia melangkah keluar dari pintu, ia mulai berlari
dengan kecepatan penuh di jalan seolah itu adalah lapisan es tipis, dan wajahnya berseri-seri
secara alami.
Dia benar-benar ingin segera memberitahu Kazuto bahwa ia bisa terus belajar di sekolah yang
sama sepertinya. Dia juga ingin segera memberitahu Yuuki bahwa ia telah memperbaiki
hubungan dengan ibunya.
Asuna berjalan melewati kerumunan menuju stasiun, dan tidak bisa menahan dirinya untuk tidak
tersenyum sama sekali.

3 hari kemudian, Asuna menindaklanjuti janji yang dia dibuat dengan Yuuki dan melakukan
barbeque besar di depan rumah hutan.
Orang-orang yang ikut ambil bagian adalah teman-temannya sendiri, Kirito, Lisbeth, Klein,
Lyfa, Silica, Yuuki, Shiune dan anggota Sleeping Knights. Juga, bahkan para pemimpin suku,
Sakuya, Alicia, Eugene dan pembantu mereka datang. Mereka bahkan membentuk kelompok
berburu kecil untuk mengisi kelompok besar yang beranggota lebih dari 30 orang.
Sebelum memanggang, Asuna memperkenalkan anggota Sleeping Knights pada semua orang.
Dia menyembunyikan fakta bahwa mereka setengah tertidur, tetapi dengan kesepakatan Yuuki
dan yang lain, dia mengatakan kepada mereka bahwa mereka adalah pasukan elit yang
berpetualan ke beberapa VRMMO dan kenangan apa yang mereka harap bisa tinggalkan di ALO
sebelum mereka membubarkan diri.
Desas-desus bahwa guild misterius yang hanya beranggota 7 orang mengalahkan bos pada lantai
27 dan bahwa Pedang Absolut berhasil mengalahkan lebih dari 60 orang dalam duel,
tampaknya meluas di dalam Alfheim, sehingga Sakuya, Eugene dan teman-temannya segera
berusaha untuk mengundang mereka bergabung ke sisi mereka. Yuuki tersenyum saat ia
menolak mereka, tetapi jika Sleeping Knights benar-benar ingin menjadi tentara bayaran dari
suku tertentu, keseimbangan kekuasaan antara 9 klan akan sangat berubah, dan akan
mempengaruhi grand quest edisi kedua yang sedang berlangsung.
Setelah bersulang dengan keras dan gaduh, pesta yang menyerbu masuk seperti angin dimulai.
Asuna dan Yuuki mulai makan dan minum karena mereka terus berbicara. Bahkan ada diskusi
untuk mengalahkan bos lantai 28. Semua orang kemudian menggunakan antusiasme ini untuk
menlakukan tur ke dungeon lantai 28, dan seperti itu, sekelompok besar orang masuk ke daerah
tertinggi dari Dungeon ke 28 untuk mengalahkan bos rakasa tipe krustasea, tapi setelah itu, itu
hanyalah basa-basi dan gossip belaka.
Sayangnya, hanya Yuuki dan Kirito, pemimpin kelompok, dan beberapa nama saja yang terukir
pada Monumen Swordsmen. Namun, semua orang setuju untuk membiarkan Sleeping Knights
menantang tingkat 29, dan kemudian mereka bubar.
Selain petualangannya di Alfheim, Yuuki akan menggunakan probe dua arah di dunia nyata
setiap hari untuk mengikuti pelajaran Asuna. Mereka bahkan mengunjungi rumah Kirigaya di
Kawagoe, dan mereka pergi ke kafe Agil di Okachimachi.
Pada awalnya, Yuuki merasa sangat waspada ketika ia menghadapi Kazuto yang terlalu sensitif.
Namun, keduanya adalah pengguna pedang satu tangan, dan setelah mereka berbicara satu sama
lain, Yuuki langsung membuka hatinya dan mulai berbicara dengan penuh semangat dengan
Kazuto tentang skill pedang di ALO dan pengembangan probe di dunia nyata. Cara mereka

berdua terus berbicara satu sama lain bahkan kadang-kadang membuat Asuna merasa cemburu.
Para anggota lain dari Sleeping Knights juga berteman dengan Lisbeth dan Lyfa, dan mulai
merencanakan segala macam kegiatan yang menarik.
Saat itu bulan Februari.
Seperti yang dijanjikan, Asuna dan Sleeping Knights mengalahkan bos di tingkat 29 sebagai satu
kelompok, dan semua orang di Alfheim mengetahui nama mereka. Di tengah bulan, ada sebuah
turnamen duel persatuan. Kirito, yang berada di blok timur, dan Yuuki, yang berada di blok
barat, terus mencatatkan kemenangan dan mencapai final, di mana saluran siaran internet MMO
Streaming yang menunjukkan siaran televisi langsung, membawa seluruh suasana dalam
kegiatan secara maksimal.
Saat banyak pemain menahan napas mereka, Yuuki dan Kazuto menggunakan skill pedang
tingkat tinggi, termasuk OSS mereka sendiri, hingga menunjukkan pertempuran yang abnormal
dan intens. Pertempuran ini berlangsung lebih dari 10 menit, dan akhirnya, Yuuki menggunakan
skill brilian seperti dewa untuk mengalahkan Kirito dalam serangan lurus 11 hit, dan penonton
segera meraung dan bersorak dengan cara di mana itu bisa mengguncangkan seluruh dunia
virtual.
Setelah mengalahkan Kirito, yang membuat banyak legendameskipun ia tidak menggunakan
skill dua pedangnyaPedang Absolut Yuuki dinobatkan sebagai juara dari turnamen ke 4,
dan namanya menyebar ke seluruh permainan dari ALO, menjadi orang terkenal di seluruh
pengguna The Seed Nexus.
Segera, saat ini bulan Maret.
Asuna, yang telah memenuhi janji yang dia buat dengan ibunya melalui ujian akhir, sat ini
sedang melakukan liburan 3 hari 2 malam ke Kyoto berasama probe di bahunya, Rika (Liz),
Keiko (Silica), Suguha (Lyfa) dan Yui di ponselnya. Pada titik ini, informasi yang dikumpulkan
oleh probe dapat dibagi ke beberapa pengguna. Sehingga selain Yuuki. Shiune, Jun dan sisanya
bisa bergabung bersama mereka dalam liburan. Penjelasana Asuna untuk masing-masing obyek
wisata bahkan menjadi lebih energik.
Mereka menggunakan kamar luas keluarga Yuuki di malam hari untuk akomodasi mereka, dan
anggaran mereka berhasil diselamatkan hingga memungkinkan mereka untuk berangkat ke
restoran Kyoto untuk berpesta. Namun, rasa makanan tidak dapat melewati probe menuju orang
yang memakainya, jadi Yuuki dan yang lainnya terus mengeluh bahwa Asuna dan temantemannya terlalu licik. Asuna hanya bisa berjanji kepada mereka bahwa ia akan membuat
makanan dengan rasa yang sama di dunia VR, dan Asuna sendiri akhirnya bekerja keras di dapur
VR selama beberapa hari.

Semuanya berlalu seperti mimpi. Asuna dan Yuuki melakukan perjalanan panjang bersama-sama
baik di dunia virtual dan dunia nyata. Mereka memiliki banyak tempat yang ingin mereka tuju,
dan Asuna percaya bahwa mereka akan terus memiliki banyak waktu.
Pada hari tertentu yang tidak terlalu jauh dari bulan April, angin dingin yang datang dari laut
Okhotsk menyebabkan Kanto mengalami hujan salju berat yang jarang terjadi di musim ini.
Salju tebal yang terlihat menutupi total kehadiran musim semi mulai mencair di bawah cahaya
matahari yang lemah.
Saat ini, ponsel Asuna menerima kabar dari Dokter Kurahashi, yang menyatakan bahwa kondisi
Yuuki memburuk.

Bab 11
Asuna menatap pesan singkat pada layar kecil ponselnya dan mengulangi kata-kata yang sama di
dalam hatinya.
Bagaimana mungkin!?
Bagaimana mungkin? Yuuki telah secara aktif mengikuti segala macam kegiatan, dan Dokter
Kurahashi bahkan mengatakan bahwa tumor di dalam kepalanya telah menghilang. Dalam
beberapa tahun terakhir, telah terjadi kasus dimana orang-orang mampu menahan hambatan dari
virus setelah terinfeksi oleh HIV selama lebih dari 20 tahun. Yuuki baru berumur 15 tahun ...
hidupnya baru saja dimulai! Kondisinya memburuk, tapi sampai sekarang, dia memiliki beberapa
infeksi oportunistik yang menyebabkannya jatuh sakit, jadi Yuuki pasti akan mampu untuk
bertahan.
Tapi Asuna sendiri memiliki firasat lain. Ini adalah pertama kalinya dokter mengirim pesan
padanya secara langsung. Dengan kata lain, ini pasti peringatansaat itu telah tiba. Setiap
malam, ia takut akan datangnya saat itu, tapi selalu mencoba yang terbaik untuk membuang
pemikiran itu. Dan sekarang, waktunya telah tiba.
Gadis itu memiliki dua pikiran yang saling bertentangan saat dirinya masih tertegun di tempat
selama beberapa detik sebelum berkedip keras dan bersiap-siap mengirim pesan baru. Dia
mengirim pesan dengan isi yang sama untuk Kirito, Lisbeth dan teman-temannya dan juga
Shiune dan yang lainnya. Setelah itu, Asuna buru-buru menanggalkan pakaian dalam
ruangannya, dan karena dia tidak ingin membuang-buang waktu untuk memilih pakaian, dia
langsung mengenakan seragam sekolahnya. Dia memakai sepatu dan berlari keluar dari rumah.
Cahaya lembut sore hari tercermin pada salju putih yang tersisa di jalan saat memasuki mata
Asuna.
Ini hari Minggu pada minggu terakhir bulan Maret, 2pm. Para pejalan kaki di jalan-jalan tampak
terlihat tidak sabar dan tidak bisa menunggu musim semi untuk datang saat mereka berjalan
dengan sikap riang. Asuna melewati mereka dan bergegas menuju stasiun.
Dia tidak ingat bagaimana dia bisa berhasil memeriksa di mana kereta akan berangkat atau
bahkan di mana dia harus naik. Begitu sadar, Asuna menemukan dirinya berlari ke loket stasiun.
Jauh di dalam kepalanya, terasa seperti ada migrain, saat pikiran gelisahnya terus muncul dan
menghilang.
Gadis itu menggertakkan giginya dan meringis, "Yuuki, bertahanlah". Dan berlari ke dalam taksi
yang tiba di tempat tunggu.

Tampaknya counter rawat inap telah diberitahu. Setelah Asuna membuka bibir tegangnya untuk
memberitahu tujuannya, perawat segera menyerahkan kartu pass dan menyuruhnya untuk
bergegas ke lantai tertinggi dari bangunan bangsal pusat.
Asuna tidak sabar menunggu nomor yang menunjukkan lantai meningkat, dan ketika pintu
terbuka, ia langsung bergegas keluar. Dia dengan kikuk menggunakan akses pass pada pemindai
pintu keselamatan, dan meskipun ia tahu bahwa ia telah melanggar aturan, ia terus berlari. Dia
berlari melewati lorong monoton putih. Setelah dia berbelok di akhir, pintu ke ruang steril di
mana Yuuki berbaring tidur memasuki matanya.
Tapi saat ini, Asuna hanya bisa menatap lebar TKP.
Ada dua pintu yang berbaris satu sama lain, dan ini pasti pintu masuk ke ruang observasi. Jauh di
dalamnya ada kata-kata besar peraturan ruang steril. Asuna berlari melewati pintu tebal itu
sebelumnya, dan sekarang, pintu itu benar-benar terbuka. Saat ia melihat kejadian di dalam,
salah satu tenaga medis dalam pakaian bedah sedang berjalan cepat.
Orang itu melihat Asuna dan mengangguk padanya, bahkan berbisik 'Tolong cepat ke dalam'.
Setelah mendengar suara itu, Asuna dengan gemetar mengambil beberapa langkah maju, namun
berhenti tepat di depan pintu.
Bagian dalam sebuah ruangan putih segera memasuki pandangannya.
Banyak peralatan yang sebelumnya terpasang didalamnya dipindahkan ke dinding kiri. Dua
perawat dan dokter mengelilingi tempat tidur gel di tengah ruangan, mengawasi sosok mungil di
sana. Ketiganya mengenakan pakaian putih biasa.
Melihat hal ini, Asuna langsung menyadaritidak ada lagi yang bisa dilakukan. Mereka hanya
bisa menunggu di samping tempat tidur untuk 'saat itu' yang sudah ditakdirkan.
Dokter Kurahashi mengangkat kepalanya, melihat bahwa Asuna telah ada di sini, dan segera
mengulurkan tangan kirinya karena ia ingin dia datang. Asuna dengan susah payah
menggerakkan kaki tak bernyawanya dan memasuki ruangan.
Hanya beberapa meter saja ke tempat tidur gel, namun ia merasa itu sangatlah jauh. Asuna
sedang mendekati kenyataan pahit ini, dan akhirnya tiba di samping tempat tidur gel.
Gadis kurus sedang terbaring di tempat tidur, dan selimut putih menutupi seluruh tubuhnya
hingga ke bawah lehernya. Dada lemahnya sedikit dinaikkan. ECG di pojok kanan atas
menunjukkan sedikit gelombang hijau.

Medicuboid mengaburkan kepala gadis ini ketika ia melihatnya sebelumnya, tapi casing persegi
panjangnya saat ini terpisah menjadi dua bagian. Bagian atas yang terpisah di antara garis
telinganya dialihkan 90 derajat ke belakang. Di dalamnya rasa depresi terlihat pada kepala
manusia dan wajah gadis ini, yang tidur dengan mata terpejam, dan di set seperti itu di dalamnya.
Ini adalah pertama kalinya Asuna melihat tubuh Yuuki di dunia nyata. Gadis kurus yang begitu
kesakitan ini membuat hati Asuna merasa sakit, kulit pucatnya hampir terlihat tembus pandang.
Wajahnya memiliki kecantikan yang misterius di dalamnya, dan bahkan Asuna merasa bahwa
seperti inilah tampilan pixie jika mereka benar-benar ada.
Setelah menatap Yuuki untuk sementara waktu, Dokter Kurahashi, yang berdiri di sampingnya,
berbisik,
"Baguslah ... anda datang tepat pada waktunya."
Tidak bisa menerima kata-kata bahwa dia bisa datang tepat waktu, Asuna menatap dokter, tetapi
mata rasional di belakang lensa itu kembali menatap Asuna dengan sungguh-sungguh. Dokter
berkata lagi,
"40 menit yang lalu, jantungnya berhenti sekali. Kami memberikannya obat dan kejutan
defibrilasi, dan jantungnya berdenyut kembali, tapi waktu selanjutnya ..."
Asuna menahan napas dan mengeluarkan suara di antara giginya yang mengertak erat. Namun,
dia tidak bisa mengatakan kalimat dengan lengkap,
"Kenapa ... kenapa itu ... Yuuki, dia masih ..."
Dokter menganggukkan kepalanya lagi, dan kemudian mengguncangnya sedikit.
"Sebenarnya, ketika Anda berada di sini pada bulan Januari, ia sudah dalam keadaan di mana
hal seperti itu bisa saja terjadi. Sifat konsumtif HIV menyebabkannya mengalami demam tinggi
dan lymphoma pada sistem saraf pusat utamanya memburuk, dan Yuuki sudah dalam bahaya.
Namun, kami semua merasa kagum karena ia mampu berjuang keras selama 3 bulan ini. Dia
terus-menerus menang bahkan dalam pertarungan melawan rasa putus asanya. Dia benar-benar
melakukan yang terbaik ... tidakjika saya benar-benar harus menyebutkan hal itu .. . "
Pada saat ini, suara dokter mengeluarkan beberapa getaran.
"Untuk Yuuki, 15 tahun hidupnya adalah pertarungan panjang. Selain HIV .... Dia telah berjuang
keras melawan kenyataan yang dingin dan keras. Pengujian Medicuboid pasti memberikannya
banyak rasa sakit. Tapi ... Yuuki tetap bertahan. Tanpa bantuannya, Medicuboid kemungkinan

hanya dapat digunakan selama satu tahun atau lebih. Jadi sekarangmemang yang terbaik untuk
membiarkannya beristirahat ..."
Setelah mendengar kata-kata dokter, Asuna diam-diam berkata pada Yuuki jauh di dalam
hatinya,
Yuukibagaimana bisa kamu kalah? Kamu adalah Pedang Absolut ... pendekar pedang tak
terkalahkan yang bisa menebas semuanya. Kamu pasti mampu mengalahkan penyakit dan
nasibmu
Pada saat ini.
Kepala Yuuki bergerak sedikit. Kelopak mata tipisnya bergerak sedikit sebelum naik sedikit
lebih tinggi. Mata di bawah kelopak mata yang seharusnya menjadi abu-abu karena telah
kehilangan sinarnya menunjukkan sinar terang saat menatap Asuna.
Bibir yang berwarna sama dengan kulitnya berkedut sedikit, dan tangan kanan kecil yang berada
di bawah selimut mulai gemetar saat perlahan-lahan bergerak menuju Asuna.
Dokter berkata dengan suara sadar,
"Asuna-san ... tolong pegang tangannya."
Bahkan sebelum ia selesai berbicara, Asuna segera mengulurkan tangannya dan menutupi tangan
kanan Yuuki yang setipis batubara. Tangan kanan dinginnya tampak memohon sesuatu saat
menggenggam jari-jari Asuna dengan erat.
Segera, Asuna tampak mendapatkan pencerahan atau sesuatu saat dia mengerti apa yang Yuuki
ingin katakan.
Dia memegang tangan Yuuki erat-erat dan mengangkat kepalanya untuk bertanya pada dokter,
"Dokter ... bisakah kita menggunakan Medicuboid sekarang?"
"Ehitu bisa dilakukan setelah kami menghidupkan powernya ... tapi ... Yuuki seharusnya
berharap untuk berada di luar mesin ini ..."
"Tidak, Yuuki ingin kembali ke dunia itu sekali lagi. Saya bisa memahami perasaannya. Tolong
... biarkan dia menggunakan Medicuboid lagi!"
Dokter menatap wajah Asuna selama beberapa detik sebelum akhirnya menyetujui
permintaannya. Dia memberikan beberapa instruksi kepada perawat di sampingnya, dan

kemudian memegang pegangan di sisi Medicuboid sebelum menutupi setengah bagian atas
kepala Yuuki.
"Akan memakan waktu sekitar 1 menit untuk mengaktifkannya ... bagaimana dengan Anda?"
"Saya akan menggunakan AmuSphere di sebelah!"
Asuna berkata dan mengenggam keras tangan Yuuki sebelum meletakkannya kembali ke
samping gadis lemah itu. Tunggu aku, aku akan segera ke sanasetelah menggumamkan itu, dia
bangkit dan pergi.
Asuna berlari keluar dari ruang steril dan tiba di ruang pemantauan di sampingnya. Dia
membuka pintu dan melompat ke salah satu kursi dari dua kursi yang ada, dan menempatkan
AmuSphere yang berada di sandaran kepala ke kepalanya. Dia menyalakan power dan
menunggu urutan peluncuran untuk memulai, tapi hatinya sudah ada di sisi lain.

Setelah terbangun di rumah hutan, Asuna melompat keluar dari jendela di samping ruangan
seperti yang dia lakukan ketika dia log in dari rumah sakit sebelumnya, dan terbang ke jalan
utama. Saat dia terbang, dia membuka jendelanya dan segera mengirim pesan untuk Lisbeth,
Shiune dan sisanya, yang dia beritahu untuk login sebelumnya untuk jaga-jaga.
Setelah bergegas melewati pintu gerbang transfer, Asuna ditransfer ke Panareze tanpa ragu-ragu.
Saat ia tiba di kota di atas danau, ia terbang ke sebuah pulau yang jauh di dalam danau. Tentu
saja, tujuan akhirnya adalah pohon besar di mana mereka pertama kali bertemu.
Pada titik ini, sudah malam di Aincrad. Matahari terbenam yang bersinar di atas danau terlihat
berwarna emas. Asuna tampak seperti dibimbing oleh cahaya ini saat ia terbang di langit pulau
sebelum mendarat di padang rumput yang lembut.
Dia tidak perlu memandang pohon di sekitar. Yuuki berdiri di mana mereka berdua bertarung
untuk pertama kalinya. Apa yang terjadi di hari itu tampak terasa telah lama berlalu. Rambut
panjang ungu gelap yang memiliki beberapa perasaan dingin itu bergoyang di udara, dan gadis
imp itu perlahan-lahan terlihat kembali.
Yuuki segera tersenyum saat ia melihat Asuna mendekat, dan Asuna tersenyum kembali
padanya.
"Terima kasih, Asuna. Aku melupakan sesuatu yang penting. Aku memiliki sesuatu yang
harus kukembalikan, jadi tidak peduli apa, aku harus menemuimu di sini."

Suaranya terdengar ceria seperti sebelumnya, dan orang bisa mendengar sedikit getaran di dalam
suaranya. Asuna merasa bahwa Yuuki telah menggunakan semua kekuatannya untuk mencoba
berbicara.
Namun, Asuna bertanya kembali dengan nada ceria sambil berjalan ke arah Yuuki,
"Apa yang ingin kamu berikan padaku?"
"E-rm ... Aku akan membuatnya sekarang. Tolong tunggu."
Yuuki tersenyum dan memanggil jendela sebelum mengoperasikannya seperti biasa. Setelah
menghilangkan jendela, dia menggunakan tangan kanannya dan menarik pedang di pinggangnya
dengan keras.
Pedang obsidian Yuuki mengeluarkan cahaya api-seperti cahaya merah di bawah matahari
terbenam. Dia menggerakkan pedang ini ke depan dan menunjuk batang pohon besar di
depannya, menjaga posisi ini dengan tenang, seolah-olah dia sedang memfokuskan kekuatannya
sampai habis ke ujung pedang.
Sisi wajah Yuuki terdistorsi dalam rasa sakit. Bagian atas tubuhnya terhuyung sedikit, tapi kaki
yang terbuka itu tetap berusaha keras untuk menopang tubuhnya.
Asuna benar-benar ingin mengatakan padanya untuk tidak memaksakan diri, tetapi memutuskan
untuk menggigit bibirnya dan menunggu. Tiba-tiba, hembusan angin bertiup melewati padang
rumput. Saat angin berhenti, Yuuki tiba-tiba bergerak.
"YAAA!"
Tangan kanan gadis itu berayun dengan teriakan yang mengejutkan. Ujung pedang
meninggalkan 5 tanda tusukan pada kecepatan yang mata telanjang tidak bisa ikuti dari kanan
atas ke kiri bawah batang pohon. Dia menghunuskan pedangnya kembali, dan meninggalkan 5
tanda dari pojok kiri atas ke pojok kanan bawah. Untuk setiap tusukan yang dibuat oleh skill
terjangan, batang pohon akan mengeluarkan suara keras yang berlebihan, dan pohon-pohon yang
menjulang tinggi terus bergoyang. Jika pohon-pohon itu sesuatu yang bisa dihancurkan, mereka
sudah akan terbelah setengah.
Setelah meluncurkan 10 serangan dari skill terjangan, Yuuki menggunakan kekuatan di seluruh
tubuhnya untuk menarik pedang kembali dan menyerang titik persimpangan. Cahaya ungu
kebiruan yang menyilaukan meledak di sekitar, dan rumput di samping kaki mereka
membungkuk ke belakang, tampak seperti mereka diledakkan.

Bahkan ketika badai gila itu berhenti, Yuuki, yang menikam pedang ke dalam batang pohon,
tetap berdiri di posisi aslinya.
Tiba-tiba, puncak kecil muncul di tengah ujung pedang. Itu berputar dan menyebar, dan juga,
sebuah perkamen persegi muncul dari permukaan cabang. Setelah puncak yang mengeluarkan
cahaya biru dipindahkan ke perkamen, perkamen tergulung dari bawah.
Yuuki menjaga pedangnya, dan gulungan yang selesai melayang di udara. Dia secara bertahap
menjangkaunya dengan tangan kirinya dan meraihnya.
Pedang di tangan kanan gadis itu terjatuh di padang rumput, membiarkan keluar suara 'Ka-yan'.
Tubuh Yuuki bergoyang sedikit dan mundur ke belakang. Asuna buru-buru berlari ke arahnya
untuk membantunya. Keduanya terduduk begitu saja, dan Asuna menggunakan kedua lengannya
untuk memeluk tubuh kecil Yuuki.
Yuuki memejamkan matanya, menyebabkan Asuna terkejut. Tapi kelopak mata itu perlahanlahan segera terbuka. Yuuki mengeluarkan senyum tenang, dan kemudian tampak menggerutu,
"Aneh ... Aku tidak pernah merasa sakit atau sedih, tapi aku hanya merasa lemah ..."
Asuna tersenyum kembali dan berkata,
"Tidak apa-apa. Kamu hanya lelah. Istirahat sajalah sebentar. Kamu akan pulih dengan segera."
"Un ... Asuna ... ambilah ini ... ini adalah ... OSSku ..."
Suara ini benar-benar berbeda dari sebelumnya. Tergagap dan gemetar di waktu yang sama.
Salah satu organ yang telah Yuuki tinggalkan, otak, dimana kesadaran dikumpulkan, terasa akan
berhenti. Membuat Asuna merasa gusar, tapi dia tetap menahan emosinya saat ia tersenyum dan
berkata,
"Apa kamu benar-benar akan memberikannya padaku ...?"
"Aku harap ... kamu mau menerima ini ... Asuna ... sini ... buka jendelamu ..."
"... Un."
Asuna melambaikan tangan kirinya untuk memanggil jendela dan membuka menu pengaturan
OSS. Yuuki mengangkat tangan gemetarnya dan menempatkan gulungan kecil yang dia pegang
tepat ke permukaan jendela. Saat gulungan menghilang dengan cahaya, Yuuki mendesah puas
dan menaruh tangan kirinya ke bawah. Dia tersenyum lembut dan tampak mendesah saat ia
bergumam,

"Nama ... skill itu ... adalah Mother's Rosario ... Kuharap ... itu bisa membantuku ...
melindungi Asuna ..."
Mendengar kata-kata ini, air mata Asuna akhirnya jatuh di dada Yuuki, tapi dia tetap tersenyum
dan berkata dengan suara yang jelas,
"Terima kasih, YuukiAku berjanji padamu, jika aku harus meninggalkan dunia ini suatu hari
nanti, aku pasti akan memberikan skill pedang ini pada orang lain. Pedangmu ... akan hidup
selamanya."
"Un ... terima kasih ..."
Yuuki menganggukkan kepalanya. Mata permatanya mengeluarkan sesuatu yang bersinar.
Pada saat ini, ada beberapa suara gaduh, atau lebih tepatnya, suara terbang yang terdengar
mendekati mereka. Ada suara sepatu yang mendarat di atas rumput di sekitar Asuna dan Yuuki.
Ketika mereka mendongak, 5 orang, Jun, Thatch, Taruken, Nori dan Shiune datang dengan
berlari.
Mereka membentuk setengah lingkaran di sekitar Yuuki dan berlutut. Yuuki melihat setiap
wajah mereka dan menunjukkan tampilan yang bermasalah.
"Ada apa dengan semua orang ... bukankah kita sudah melakukan, perpisahan sebelumnya ...
Kubilang pada kalian, janji, untuk tidak memberikanku salam perpisahan untuk terakhir kalinya
... bukankah aku..."
"Kami di sini bukan untuk mengirimmu pergi. Kami di sini untuk menghiburmu. Jika pemimpin
kami dihancurkan di dunia berikutnya karena kami tidak ada, kami akan benar-benar susah!"
Jun tersenyum saat dia berbicara. Tangannya yang tertutupi oleh sarung tembaga kemerahan
meraih tangan kanan Yuuki, dan melanjutkan,
"Jangan berlari terlalu jauh aku jadi tidak bisa menemukanmu. Aku pasti akan segera
menemukanmu."
"Apa ... yang kamu katakan ... itu terlalu mendadak ... aku akan marah ... tahu ..."
Membuat suara 'chi chi' dengan lidahnya, Nori dengan riang berkata,
"Itu tidak akan terjadi. Jika kami tidak ada, kamu tidak dapat melakukan apapun, pemimpin.
Tunggu saja di sana ... tunggulah kami ..."

Wajah nori tiba-tiba bergetar, dan air mata mulai mengalir keluar dari mata hitam besarnya.
Kemudian, ia membuat 2, 3 rintihan dari dalam tenggorokannya yang tidak bisa ia tahan.
"Itu tidak akan terjadi ... Nori ... kamu berjanji untuk tidak menangis, kan ..."
Tersenyum dan mengganggu ini, wajah Shiune memperlihatkan dua baris air mata yang jelas.
Thatch dan Taruken tidak berniat menyembunyikan air mata mereka saat mereka memegang
tangan Yuuki.
Yuuki menatap wajah keempatnya lagi, dan kemudian tersenyum dan dengan menangis berkata
kepada mereka,
"Ya ampun, kalian ... Aku akan menunggu di sana ... untuk kalian ... nikmatilah waktu kalian dan
kemarilah ... tidak apa-apa ..."
Para 6 anggota Sleeping Knights menangkupkan tangan mereka bersama-sama dan tampak
melakukan sumpah reuni sebelum menganggukkan kepala mereka dengan keras. Setelah Shiune
dan teman-temannya berdiri, beberapa kepakkan sayap lain terdengar mendekat.
Orang-orang yang muncul adalah Kirito, Yui, Lisbeth, Lyfa dan Silica. Semuanya mendarat dan
segera bergabung dengan barisan di sekitar Yuuki, dan kemudian meraih tangan Yuuki yang
mengeras.
Asuna sedang memeluk Yuuki saat dia melihat semuanya dengan mata berkaca-kaca. Tiba-tiba,
ia menyadari sesuatu. Setelah Kirito dan yang lain datang, masih ada sedikit suara sayap yang
beterbangan, dan bukan hanya satu. Sayap segala macam suku bertumpuk satu sama lain,
membentuk gema besar seperti organ.
Asuna, Yuuki, Shiune, Lisbeth dan teman-temannya menatap langit.
Mereka melihat pita besar yang datang dari arah Panareze.
Beberapa pemain terbang dalam garis lurus. Posisi paling depan adalah pemimpin para Sylph,
Sakuya, yang mantelnya berkibar karena angin. Di sampingnya adalah para sylph yang
mengenakan kemeja hijau dengan corak yang berbeda. Melihat jumlahnya, tampaknya semua
sylph itu login dalam waktu yang sama.
Tidakbukan hanya jalan utama. Bahkan di semua arah, banyak pita yang datang menuju pulau.
Pita merah milik salamander, dan kuning pasti mewakili Cait Siths. Juga, ada Imp, Gnome,
Undine ... dan semua organisasi pemain terkemuka dari segala macam suku datang ke pohon
besar. Ada sekitar 500 ... tidak, lebih dari 1000 orang.

Yuuki terlihat mebelalakkan matanya dalam pelukan Asuna dan menjerit karena takjub.
"Uwahh ... itu menakjubkan ... banyak sekali elf ..."
Asuna tersenyum dan berkata padanya,
"Maaf, kamu benci memobilisasi begitu banyak orang, Yuuki ... tapi aku meminta Lisbeth untuk
memanggil mereka semua."
"Mengapa aku ... itu konyol ... tapi, mengapa ada begitu banyak orang ... rasanya seperti ... Aku
sedang bermimpi ..."
Yuuki bergumam sambil terengah-engah, dan pendekar pedang yang tiba di langit di atas pulau
mengeluarkan suara seperti air terjun saat mereka turun. Sakuya, Alicia dan para pemimpin lain
dari organisasi berkumpul di luar saat mereka mengelilingi Asuna dan teman-temannya, dan
kemudian berlutut satu kaki dan menundukkan kepala mereka. Ini bukanlah sebuah pulau yang
benar-benar besar, dan segera setelah itu, pulau ini terisi oleh pemain.
Asuna menatap mata Yuuki dan mencoba untuk mengekspresikan emosi di dalam hatinya dalam
kata-kata.
"Ka ... karena ..."
Air matanya terjatuh lagi.
"Yuuki ... kamu satu-satunya pendekar pedang terkuat di dunia ini ... dan tidak ada pendekar
pedang yang akan muncul di dunia ini seperti dirimu. Aku benar-benar tidak bisa membiarkanmu
pergi sendiri seperti itu ... semua orang, semua orang berdoa untukmu ... berharap bahwa
perjalanan barumu akan sempurna seperti saat ini ..."
"... Sangat bahagia ... Aku sangat ... bahagia ..."
Yuuki mengangkat lehernya dan melihat pendekar pedang di sekelilingnya sebelum
menyandarkan kepalanya di lengan Asuna.
Yuuki menutup matanya, dan dada kurusnya mengembang dan bernapas beberapa kali. Dia
menggunakan mata ungu itu untuk melihat Asuna sekali lagi. Dia kemudian sulit bernapas,
tampak meremas seluruh kekuatan terakhirnya, dan meneruskan dengan suara terganggu,
"Aku selalu ... selalu berpikir, bahwa aku, yang harus menghadapi kematian sejak aku lahir ...
apa arti hidup di dunia ini ... Aku tidak dapat membuat apapun di dunia ini, dan aku tidak bisa
membantu orang lain ... aku hanya bisa menyia-nyiakan obat yang tak terhitung jumlahnya dan

juga mesin itu ... hanya bisa membawa masalah bagi orang lain ... Aku juga terganggu, terluka ...
jika aku harus menghilang pada akhirnya ... biarkanlah saja aku menghilang ... Aku memikirkan
itu beberapa kali ... Aku hanya merasa ... mengapa aku harus dilahirkan di dunia ini ... "
Kekuatan yang tersisa dari kehidupan menghilang pergi dari Yuuki. Tubuh mungil dalam
pelukan Asuna seperti berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih ringan dan transparan. Suara
Yuuki semakin menjadi lebih lemah dan lebih lemah lagi, seolah-olah itu akan berhenti dengan
segera. Namun, tidak ada bahasa apapun yang bisa menandai hal itu jauh di dalam jiwa Asuna.
"Tapi ... tapi ... aku merasa bahwa akhirnya aku mendapatkan jawaban ... bahkan ... jika itu tidak
berarti ... jika aku bisa hidup ... itu sudah cukup ... karena ... pada saat terakhir ... Aku benarbenar bisa merasakan makna ... makna akan ... begitu banyak orang ... yang mengelilingi diriku
... dan aku berbaring di dalam ... lengan yang paling aku sayangi ... saat aku menunggu di
terminal perjalanan ... "
Kata-kata Yuuki berhenti dengan napas yang sederhana dan singkat. Matanya tampak melihat
Asuna dan keluar menuju suatu tempat yang jauh. Apakah dia melihat dunia lain yang
nyatapulau asli elf di mana jiwa para pahlawan tinggal?
Asuna tidak bisa menahan air matanya yang jatuh. Air mata yang menetes terus terjatuh ke dada
Yuuki, hancur menjadi partikel cahaya dan menyebar. Namun, mulutnya tersenyum secara
alami. Asuna menganggukkan kepalanya keras dan mengucapkan kata-kata terakhir pada Yuuki,
"Aku ... aku pasti akan menemuimu lagi. Bahkan jika itu di tempat lain, dunia lain, aku akan
menemuimu lagi ... pada saat itu, kamu harus memberitahuku ... apa yang kamu temukan di sana
..."
Mata ungu Yuuki dengan segera membalas tatapan Asuna. Jauh di dalam matanya, ada sinar dari
energi dan keberanian tak berujung yang Asuna lihat ketika ia bertemu Yuuki untuk pertama
kalinya. Sinar itu segera membentuk dua tetes air mata yang mengalir keluar ke wajah pucat
Yuuki, dan akhirnya hancur dan memudar menjadi cahaya.
Dia menggerakkan bibirnya sedikit dan membuat sebuah senyuman. Pada saat ini, sebuah suara
memasuki kesadaran Asuna secara langsung.

Aku mencoba yang terbaik untuk hidup ... Di sini, aku benar-benar hidup ...

Seperti kepingan salju terakhir yang jatuh di atas lapangan salju putih murni, sang Pedang
Absolut Yuuki menutup matanya.

Bab 12
Sentuhan sedikit di bahu kanan seragamnya menyebabkan Asuna untuk berpaling, itu adalah
kelopak sakura di atasnya.
Gadis itu menggunakan jari tangan kirinya untuk menyentuhnya. Itu adalah kelopak berbentuk
oval tanpa noda di atasnya, tampak seolah-olah itu ingin menunjukkan sesuatu karena terus
bergerak. Akhirnya melayang dengan angin dan menghilang di antara bintik-bintik putih yang
menari di udara. Menempatkan tangannya kembali ke lututnya, Asuna menatap langit musim
semi yang agak kabur lagi.
Sekarang adalah hari Sabtu pertama bulan April, jam 3 pm.
Sudah seminggu sejak Yuuki meninggal, dan pemakamannya baru saja berakhir. Lokasi
pemakaman adalah sebuah gereja Kristen yang dikelilingi oleh pohon-pohon sakura di wilayah
perbukitan Hodogaya, Kabupaten Yokohama, dan kelopak yang mulai jatuh tampak seperti
mereka mengantar Yuuki pergi, namun, pemakaman itu sendiri adalah jauh dari kata ' khusyuk '.
Termasuk bibi, yang berkabung itu, hanya ada empat kerabat yang menghadiri pemakaman.
Namun, ada lebih dari 100 pemuda yang mengaku menjadi teman Yuuki. Tentu saja, orangorang di usia remaja dan dua puluhan semua pemain ALO. Para kerabat yang menerima tkamu
tangan di meja mungkin berpikir bahwa Yuuki tidak memiliki banyak teman karena ia telah
dirawat di rumah sakit selama lebih dari 3 tahun, dan tampaknya benar-benar terkejut dengan
jumlah yang hadir.
Setelah pemakaman berakhir, semua orang di halaman depan besar di depan gereja membahas
insiden Absolute Sword, namun Asuna tidak bisa bersama-sama dengan orang-orang untuk
beberapa alasan, dan dia diam-diam pergi untuk mencari bangku di belakang bayang-bayang
gereja saat ia menatap langit sendirian.
Yuuki telah meninggalkan dunia inidengan Yuuki yang menyapa dengan bahunya yang
menyelidik, Yuuki yang tersenyum saat melihat Asuna memasak di rumah hutan, pergi ke
tempat yang jauh dan tidak akan pernah kembali. Sampai sekarang, Asuna tidak bisa menerima
kenyataan ini. Gadis ini tidak menangis lagi, tapi apakah itu di tengah-tengah kerumunan berisik,
di sudut kafe, atau di angin Alfheim, hatinya berlari setiap kali dia pikir dia mendengar suara
Yuuki itu.
Selama beberapa hari terakhir, Asuna telah berpikir tentang apa arti sebenarnyakehidupan.
Semua bentuk kehidupan adalah instrumen transfer gen yang ada untuk meningkatkan peluang
kelangsungan keturunan mereka sendiri di masa depan. Puluhan tahun lalu, pepatah ini
tampaknya telah menyebabkan keributan. Jika dipandang hanya melalui titik ini, bahkan orangorang yang menderita HIV di sedemikian usia, kurangnya sistem kekebalan tubuh atau sesuatu
yang serupa hanya akan dianggap sebagai bentuk kehidupan belaka. Namun, virus ini akan terus
berkembang biak dan menggandakan dirinya sendiri sampai mengambil nyawa Yuuki inangnya,
menyebabkan kematiannya.

Jika salah satu berpikir dengan cara lain, manusia telah melakukan hal yang sama selama ribuan
tahun. mereka mengambil nyawa orang lain untuk keuntungan mereka sendiri, mereka
mengorbankan negara-negara lain untuk memastikan keamanan negara mereka sendiri. Bahkan
ketika dia menatap langit, dia bisa melihat pembentukan jet tempur terbang dari pangkalan
Atsugi ke tempat yang tidak diketahui, membiarkan keluar contrail[37] putih di sisi lain
pemandangan musim semi. Akankah suatu hari manusia menghancurkan dunia mereka seperti
virus ini? Atau mereka akan dikalahkan oleh beberapa organisme dengan kecerdasan yang lebih
tinggi dan harus dibuang ...?
Kata-kata terakhir Yuuki masih bergema di telinga Asuna itu. Dia berkata bahwa dia tidak bisa
membuat apa pun di dunia ini, dan tidak bisa memberikan bantuan kepada orang lainYuuki
sendiri tidak meninggalkan gen di belakang saat ia meninggalkan dunia ini.
Namun, pikiran batin Asuna yang bergerak saat ia menyentuh simpul kupu-kupu pada
seragamnya. Yuuki tidak menggunakan sentuhan sesaat untuk meninggalkan tkamu yang tidak
bisa terhapus jauh di dalam hatinya. Jiwa Absolute Sword dan bantalan heroik yang
menantang kesulitan besar ini terus hidup dalam hati Asuna itu. Para pemuda yang hadir
berjumlah lebih dari 100, dan mereka memiliki pikiran yang sama seperti Asuna. Bahkan saat
kenangan memudar dengan waktu, bahkan saat kenangan mengkristal, akan ada sesuatu dalam
hati semua orang.
Dalam hal ini, hidup itu bukan hanya transfer informasi melalui 4 basis [38]. Ini adalah instrumen
yang bisa menampung kenangan, pikiran dan jiwa yang tidak memiliki tubuh fisik. Di masa
depan yang jauh, jika manusia benar-benar bisa membuat jiwa media yang lengkap melalui
meme[39] atau keadaan tak pasti di mana otak meniru virus, kehidupan kemanusiaan yang tidak
lengkap ini kemudian dapat menggunakannya untuk mencegah kepunahan mereka sendiri
Hingga hari itu tiba, aku harus menggunakan cara yang aku bisa untuk mentransfer jiwa Yuuki.
Ketika aku punya anak, aku akan terus menjelaskan kejadian ini kepada mereka, aku akan
membiarkan mereka tahu bahwa dalam kesenjangan antara realitas dan dunia maya, seorang
gadis mungil ajaib seperti layaknya bersinar.
Asuna bergumam pada dirinya sendiri jauh di dalam hatinya, dan kemudian diam-diam
membuka mata yang dia tidak tahu telah dia tutup.
Dia melihat sosok datang dari sudut bangunan di depan teras, dan buru-buru menggunakan jarijarinya untuk mengusap air mata di matanya.
Itu seorang wanita. Asuna merasa bahwa dia bertemu sebelumnya di suatu tempat, tetapi tidak
memiliki kesan apapun pada wajah itu sama sekali. Tubuh wanita itu sedikit tinggi, dan dia
tampak mengenakan baju one-piece hitam sederhana dengan selendang menutupi bahunya. Dia
memiliki rambut sebahu berwarna hitam, dan kalung perak di depan dadanya yang merupakan
ornamen satu-satunya yang ada dirinya. Dia tampak seperti dia berada di usia dua puluhan.

Wanita itu menuju ke Asuna dan akhirnya berhenti sedikit di depannya sebelum membungkuk.
Asuna buru-buru bangkit, dan sekali ia mengangkat kepalanya, kulit wanita yang tampak
transparan memasuki matanya. Kulit putih pucat mengingatkan Asuna pada dirinya ketika dia
terbangun dari tidur panjangnya. Melihat dari dekat, orang bisa mengatakan bahwa leher wanita
yang terlihat dari selendang itu seramping pergelangan tangannya, itu tampak seperti akan pecah
dengan satu sentuhan.
Pihak lain menatap wajah Asuna tanpa berkata-kata untuk sementara waktu, dan kemudian, mata
yang berbentuk indah itu saat ini menunjukkan ekspresi lembut seperti bibirnya yang
menunjukkan sedikit senyum.
"Apakah kamu Asuna-san? Kamu tampak seperti yang ada di dunia maya. Aku mengenali kamu
pada pandangan pertama."
Mendengar kata-kata tenang dan bijak, Asuna segera menebak siapa wanita di depannya itu.
"Ah ... kamu, Shiune-san ...?"
"Ehh, itu benar. Nama asliku adalah An Shi En. Senang bertemu denganmu ... dan lama tidak
bertemu."
"Se, senang bertemu denganmu untuk pertama kalinya! Aku Yuuki Asuna. Kita belum bertemu
selama seminggu."
Setelah ucapan agak canggung, mereka berdua mulai tertawa. Asuna menggunakan tangan
kirinya untuk menunjukkan untuk Shi En duduk di bangku, dan dia duduk di sampingnya.
Pada saat ini, Asuna melihat sesuatu. Semua anggota Sleeping Knight itu mungkin pasien yang
terserang penyakit dan butuh perawatan di rumah sakit. Apakah itu benar-benar baik-baik saja
baginya untuk keluar sendiri seperti itu ...?
Shi En tampak memperhatikan keprihatinan Asuna saat ia mengangguk kepalanya sedikit
sebelum berkata,
"Jangan khawatir. Aku akhirnya mendapat izin untuk pergi keluar selama April. Adikku datang
bersama denganku juga, tapi aku ingin dia menungguku di luar."
"... Kemudian ... tubuhmu sudah ...?"
"Ya ... aku punya lymphoblastic leukemia[40] akut ... dengan kata lain, leukemia dalam tubuhku
menghilang ... Aku sudah tiga tahun yang lalu, dan aku pergi ke remisi setelah menjalani
kemoterapi ... Tapi aku jatuh sakit lagi tahun lalu ... setelah kambuh, dokter menunjukkan bahwa
satu-satunya pengobatan yang efektif adalah transplantasi sumsum tulang. Tapi sel darah putih
komposisi anggota keluargaku tidak cocok denganku ... dan bank tulang tidak memiliki donor
yang cocok bagi aku. Aku sudah siap secara mental dan memutuskan untuk memanfaatkan sisa
waktuku ... "
Shi En berhenti untuk sementara waktu dan melihat bunga-bunga sakura di atas. Angin pusaran
kecil melecut beberapa kelopak bunga dan membuat mereka menari seperti kepingan salju.

"Setelah penyakitku kambuh, aku tidak bisa menjalani transplantasi sumsum tulang, dan
diberikan segala macam obat-obatan dan kemoterapi penyelamatan untuk meringankan rasa
sakit. Tetapi karena terlalu sering menggunakan obat baru dan tes, efek sampingnya yang benarbenar serius ... itu benar-benar begitu kuat bahwa aku telah memikirkan menyerah beberapa kali.
Aku mengatakan kepada dokter berkali-kali sebelum itu jika ada harapan, biarkan aku pergi
melalui kemoterapi sehingga aku bisa pergi melalui saat-saat terakhirku ... "
Asuna tiba-tiba melihat bahwa rambut Shi En yang bergoyang dengan bunga sakura sebenarnya
wig.
"Tapi ... setiap kali aku bertemu Yuuki, aku hanya punya pikiran agar tidak menyerah dengan
mudah. Yuuki telah berjuang dengan rasa sakit yang sama selama 15 tahun, dan bagaimana aku
bisa, seseorang yang lebih tua dari dia, menyerah setelah hanya tiga tahun pengobatan? Aku
terus mengatakan pada diriku sendiri ininamun, jumlah obat turun perlahan-lahan sejak
Februari tahun ini ... dan dokter mengatakan kepadaku bahwa kondisiku membaik. Namun, aku
hanya merasa dalam hatiku saat itu akhirnya datang. Mereka mengubah pengobatanku dari jenis
salvaging chemotherapy ke pengobatan lebih umum. Aku benar-benar takut ... dan belum merasa
nyaman. Aku tahu tentang kondisi Yuuki, jadi aku merasa ... jika itu Yuuki dengan aku, tidak
peduli bahkan jika aku pergi ke dunia lain. Tidak peduli di mana aku pergi, dia akan
melindungiku ... itu lucu, bukan? Yuuki lebih muda dari aku, namun aku mengandalkannya
begitu banyak ... "
"Tidak ... Aku bisa mengerti."
Asuna menjawab sederhana dan mengangguk kepalanya. Shi En kemudian tersenyum dan
mengangguk saat ia melanjutkan,
"Pada akhirnya ... seminggu yang lalu, hari berikutnya setelah aku mengucapkan selamat
tinggal kepada Yuuki, dokter datang ke kamarku ... dan mengatakan bahwa aku telah pulih
sepenuhnya ... leukemia telah benar-benar hilang, dan aku bisa pulang. Aku bertanya-tanya apa
omong kosong yang dia ucapkan, apakah ia hanya membiarkan aku kembali untuk bertemu
keluargaku dan mengatakan selamat tinggal? Aku bertanya-tanya tentang itu ... dan di tengahtengah kebingungan, aku benar-benar pulang dua hari kemudian. Kemarin, aku bahkan merasa
bahwa aku dapat disembuhkan. Aku mendengar bahwa obat uji tertentu benar-benar efektif ... "
Shi En berhenti untuk sementara waktu lagi, dan senyumnya itu dipelintir dengan ekspresi yang
agak berkaca-kaca.
"Tapi, aku hanya merasa bahwa sesuatu tidak terasa benar. Kali ini diberikan kepadaku ketika
aku merasa bahwa itu sudah lama hilang, dan hanya untuk menggangguku. Dan ... dan Yuuki, ini
adalah ... "
Suara Shi En gemetar sedikit, dan ketika Asuna melihat air mata kecil yang muncul di sudutsudut matanya, dia tidak bisa menahan perasaan sedih juga.

"Yuuki sedang menunggu, namun aku satu-satunya yang menunggu. Apakah ini benar-benar
sudah ... Aku sudah berjanji Yuuki, Ran-san, Clovis dan Merida ... kita akan selalu bersamasama ... tapi aku ... tapi aku ... "
Shi En tidak bisa bicara lebih jauh saat ia menunduk dan bahunya terus gemetar. Ran-san
seharusnya pemimpin serikat pertama, yang berarti kakak perempuan Yuuki. Dua lainnya
seharusnya anggota Sleeping Knight yang sudah meninggal. Para anggota Sleeping Knight
mungkin telah mengalami kehidupan yang paling dahsyat dan menyakitkan di dunia ini, dan
ujian yang dialami mungkin lebih dapat diandalkan daripada menjadi keluarga atau kekasih
dalam arti tertentu. Asuna merasa bahwa dia tidak punya hak untuk mengatakan apa-apa, tapi ia
tidak bisa membantu tetapi melakukannya.
Dia meraih tangan kirinya keluar dan diam-diam memegang tangan kanan Shi En yang
ditempatkan di bangku cadangan. Jari Shi En tipis, tapi Asuna benar-benar merasakan rasa
hangat dari tangannya.
"Shi En-san. Aku baru-baru ini ... memikirkan ... hidup harus menjadi sesuatu yang dapat
menyimpan dan menyampaikan pikiran seseorang. Untuk waktu yang lama, aku sudah takut
mengungkapkan pikiranku kepada orang lain, dan aku tidak berani melihat ke dalam pikiran
orang lain. Tapi Yuuki mengatakan kepadaku bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan. Aku ingin
menyampaikan kekuatan yang aku pelajari ini dari Yuuki kepada lebih banyak orang. Aku
berharap bahwa sementara aku masih hidup, aku bisa menyampaikan pikiran Yuuki untuk
tempat yang lebih jauh, dan kemudian ... ketika aku bertemu Yuuki lagi, aku berharap bahwa aku
bisa menyampaikan lebih banyak pemikiran lagi. "
Itu sedikit tersela, tapi Asuna masih mencoba terbaik untuk mengucapkan kata-kata tersebut. Dia
merasa bahwa dia tidak mengungkapkan lebih dari setengah emosinya, tapi Shi En, yang
menunduk, perlahan-lahan mengangguk kepalanya sedalam dia meletakkan tangannya yang lain
di tangan kiri Asuna itu.
Shi En mengangkat wajahnya, dan meskipun mata hitam yang indah ternoda dengan air mata, ia
tersenyum.
"Terima kasih ... Asuna-san."
Setelah menggumamkan itu, Shi En mengangkat lengannya untuk memeluk Asuna, dan Asuna
memeluk erat tubuhnya yang kurus. Shi En kemudian berbisik di samping mata Asuna,
"Kami semua berterima kasih kepadamu, Asuna-san. Sejak kakak Yuuki, Ran-san meninggal,
Yuuki sudah berusaha yang terbaik untuk mendorong dan mendukung kami di tempat kakaknya,
dan kami berakhir terlalu mengandalkan dirinya ... apakah rasa sakit atau kesulitan, Yuuki akan
meminjamkan kekuatannya untuk mendukung kami . Kamu mungkin merasa bahwa tidak ada
gunanya mengatakan ini sekarang ... aku benar-benar khawatir tentang Yuuki. Aku bertanyatanya siapa yang akan menjadi pilar untuk mendukung Yuuki. Dia selalu tersenyum dan tidak
pernah menunjukkan tanda-tanda kejengkelan ... tapi aku khawatir bahwa suatu hari, yang

bertubuh mungil itu akan menanggung terlalu banyak dan hancur ... saat ituKamu muncul.
Yuuki tampak benar-benar senang ketika dia denganmu, Asuna-san. Dia tampak begitu alami,
seperti burung yang akhirnya tahu bagaimana untuk terbang. Dia sepertinya bisa terbang begitu
tinggi ke langit ... sampai kita tidak bisa mencapainya ... dan kemudian meninggalkan kami ... "
Setelah mengatakan hal ini, Shi En berhenti sejenak, dan layar dalam hati Asuna memperlihatkan
sekilas Yuuki menjadi burung dan terbang tinggi di dunia lainnya. Shi En memindah tubuhnya
ke samping dan tersenyum dalam cara yang agak malu-malu. Dia menggunakan jari-jarinya
untuk menghapus air matanya, dan mengambil napas dalam-dalam sebelum berkata dengan suara
yang jelas:
"Sebenarnya, itu bukan hanya aku. Jun ... juga menderita kanker yang sulit untuk diobati,
tetapi baru-baru ini, obat yang diberikan mulai bekerja dengan sangat baik, dan aku mendengar
bahwa tumornya mengecil. Ini seperti yang Yuuki beritahukan pada kami berdua bahwa itu
terlalu dini bagi kami. Sepertinya itu akan menjadi waktu yang lama sebelum Sleeping Knight
akhirnya bersama-sama."
"... Ya. Lain kali, Kamu harus menempatkan aku sebagai anggota resmi. "
Asuna dan Shi En saling berpandangan satu sama lain, fufu, dan mulai tertawa. Mereka
mengangkat kepala mereka dan menatap langit berwarna sakura. Angin bertiup dari belakang,
menggoyang rambut mereka. Asuna membayangkan Yuuki memeluk keduanya di bahu dan
terbang saat mengepakkan sayapnyanya, dan kemudian diam-diam menutup matanya lagi.
Beberapa menit berlalu begitu saja. Dua pasang langkah kaki baru yang mendekati mereka
memecah keheningan ini. Mereka membalik wajah mereka ke belakang, dan melihat anak lakilaki mengenakan seragam yang sama dengan AsunaKirigaya Kazuto, dan Dokter Kurahashi
berpakaian hitam, sedang berjalan.
Asuna dan Shi En bangkit dan menyapa dua orang yang mendekati mereka. Mereka berdua
menganggukkan kepala mereka. Kazuto kemudian berkata kepada Asuna,
"Jadi kamu di sini. Apakah aku mengganggu kalian berdua?"
"Tidak. Tapi ... eh? Kirito-kun, kamu tahu Dokter Kurahashi?"
"Uun ... baru-baru ini. Karena message probe baru-baru ini, kami telah menggunakan email
untuk menghubungi satu sama lain."
Dokter Kurahashi kemudian menyela,
"Ya. Kamera itu benar-benar menarik, jadi aku berdiskusi dengan dia mengenai apakah itu cocok
untuk digunakan dalam Teknologi FullDive."
"Begitu ya. Lalu ... itu berarti ... "
Asuna tiba-tiba teringat sesuatu, dan bertanya pada dokter,
"Bagaimana pengujian dengan Medicuboid tersebut? Apakah seseorang mewarisi layar itu ...?"

Mendengar itu, dokter segera tersenyum dan menganggukkan kepalanya keras, mengatakan,
"Ah, itu bukan apa-apa. Kami punya data yang memadai untuk pengujian. Kami melanjutkan
negosiasi dengan produsen untuk produk praktis. Mungkin An-san dan sisanya dapat
menggunakan Medicuboid segera ... "
Bagian terakhir dari kata-kata ini ditujukan pada Shi En, tapi setelah berbicara sampai di sini,
dokter matanya melebar dan buru-buru berkata,
"Ahh, aku benar-benar menyesal. Aku harus mengatakan ini sejak awalselamat atas
kesembuhan Anda, An-san. Aku kira Yuuki ... harus lebih bahagia ... "
Shi En erat menggenggam tangan dokter diulurkan dan mengangguk kepalanya keras. Lalu, ia
memegang tangan Kazuto, yang ia berteman dalam permainan.
"Terima kasih. Aku mungkin tidak perlu menggunakan Medicuboid sekarang ... tapi aku senang
... tentang pemikiran bahwa aku dapat meninggalkan data memoriku untuk membantu banyak
orang berjuang dengan penyakitnya. "
Setelah Shi En mengatakan itu, dokter terus mengangguk.
"Ya. Sebagai tester pertama mesin itu, nama Yuuki akan hidup selamanyaaku benar-benar
ingin penghargaan ini dihadiahkan kepadanya dan penyedia eksternal yang datang dengan desain
awal ... "
"Aku kira Yuuki tidak ingin hadiah. Dia mungkin mengatakan bahwa hadiah tidak bisa
dimakan."
Kata Shi En menyebabkan semua orang tertawa. Saat tawa mereda, Asuna menyadari beberapa
bagian dari kata-kata Dokter Kurahashi, dan mengulanginya,
"Lalu ... dokter, yang Anda katakan penyedia eksternal dari desain awal ...? Bukankah
Medicuboid dirancang oleh produsen perangkat medis?"
"Ahh ... erm, tentang itu."
Dokter tampaknya menggali memorinya sendiri saat ia menyipitkan matanya.
"Tentu saja, perangkat ini diproduksi oleh produsen perangkat, namun inti yang disebut
perangkat, desain dasar dari komponen sinyal high-density diberikan secara gratis oleh pihak
eksternal. Aku ingat seorang perempuan ... mungkin seorang peneliti di sebuah universitas asing.
Tapi dia orang Jepang ... erm, dia disebut ... "
Dokter Kurahashi kemudian mengatakan nama. Asuna belum pernah mendengar nama itu
sebelumnya, dan Shi En harusnya juga sama, tapi ekspresi Kazuto membuat Asuna terkesiap.
Kazuto tampaknya telah mendengar sesuatu yang luar biasa sebab ekspresinya menjadi benarbenar hampa. Bibir pucatnya bergetar beberapa kali.
"A ... ada apa denganmu, Kirito-kun?"

Asuna memanggil secara panik, tapi Kazuto hanya diam. Setelah beberapa saat, bibirnya
mengeluarkan suara serak.
"Aku ... Aku tahu orang itu."
"Eh ...?"
"Dan aku bertemu dia sebelum ..."
Kazuto segera menatap mata Asuna itu. Iris hitamnya tampak seperti mereka pergi melalui ruang
dan waktu, ia tampak seolah-olah sedang menatap dunia tertentu lainnya.
"Ketika Heathcliff dive ... orang yang merawatnya. Keduanya meneliti teknologi FullDive di lab
yang sama di universitas ... dengan kata lain, penyedia nyata untuk desain dasar Medicuboid
adalah ... "
"..."
Pada saat ini, Asuna tidak bisa bicara.
Apakah ini berartiMedicuboid dan The Seed Nexus keduanya lahir dari benih yang orang
itu tumbuhkan?
Shi En dan Dokter Kurahashi memiringkan kepala mereka kebingungan, tapi Kazuto tidak bisa
menjawab pertanyaan mereka. Dia hanya bisa terlihat bingung saat ia menatap kelopak sakura
yang terus melayang matanya.
Tiba-tiba, Asuna merasakan semburan waktu mengalir.
Dunia yang disebut kenyataan ini dasarnya salah satu dari banyak kebenaran.
Selain itu, ada juga tektonik besar yang membentuk bumi seperti mengumpulkan banyak bunga
kelopak.
Dan sekarang, kekuatan besar yang menutupi dunia dan terus bergerak maju perlahan-lahan
menunjukkan bentuknya.
Asuna menggunakan lengannya untuk memeluk tubuhnya erat. Pada saat ini, embusan angin
yang kuat bertiup, menyebabkan kelopak bunga yang mengambang di dekatnya terbawa ke
langit jauh.
{SELESAI}

Catatan Penerjemah dan Referensi


1. Zekken () dalam katakana : stiker nomor urut peserta yang biasa digunakan
dalam lomba atletik
2. Hutan yang bentuk pohonnya seperti jarum.
3. " (boku)", kata ganti aku yang Yuuki gunakan, biasanya dipakai oleh laki-laki.
Perempuan jarang yang make kata ganti ini.
4. Suara kursi yang diduduki secara tiba-tiba
5. Maksud dari seluas jari di sini adalah mereka selalu saja dikalahkan ketika tinggal sedikit
lagi mereka bisa mengalahkan bos. Seperti luasnya jari yang hanya sedikit.
6. Suatu cairan penyembuh mana
7. Tanah kosong
8. Suatu bangunan berisi monster
9. Lag adalah suatu gangguan dimana gerakan menjadi lambat atau terhenti di suatu game
online biasanya karena pengaruh koneksi
10. http://en.wikipedia.org/wiki/Shockwave
11. Misi mengalahkan bos
12. Pedang Absolut
13. Spinal Cord, syaraf spinal merupakan syaraf yang berada di sumsum tulang belakang,
berfungsi sebagai pusat gerak refleks (tidak sadar). Contoh: lutut digetok, kaki akan
reflek menendang
14. Alternative Reality, Realitas Maya, Realitas Alternatif
15. Medis dan Kubus
16. Locked-in Syndrome adalah kondisi di mana seorang pasien yang sadar dan terjaga tidak
dapat bergerak atau berkomunikasi secara verbal karena hampir semua otot mengalami
kelumpuhan kecuali mata.
17. Terminal illness, simpelnya, perawatan untuk orang yang mendekati ajal.
18. End of Life Care Kondisi di mana pasien berada dalam keadaan hampir mati/sekarat.
19. Hanya Staff
20. Window Period, pemeriksaan untuk mendeteksi infeksi terntentu
21. Nucleic-acid test
22. DNA molekul pengkodean instruksi genetik yang digunakan dalam pengembangan dan
fungsi dari semua organisme hidup dan banyak virus.
23. RNA keluarga molekul biologis besar yang melakukan peran penting ganda pada coding,
decoding, regulasi, dan ekspresi gen.
24. Dystosia, Distosia, kelainan saat persalinan
25. Bedah Sesar adalah proses persalinan dengan melalui pembedahan dimana irisan
dilakukan di perut ibu dan rahim untuk megeluarkan bayi.

26. AIDS penyakit yang membuat sistem kekebalan tubuh melemah akibat adanya virus
HIV.
27. Reverse Transcriptase Inhibitors, obat untuk HIV/AIDS
28. CD4 Glycoprotein yang ditemukan di sistem imun tubuh, merupakan bagian dari leukosit
(sel darah putih)
29. Infeksi Oportunistik adalah infeksi yang disebabkan oleh organisme yang biasanya tidak
menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang normal, tetapi
dapat menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang buruk.
30. Radang Paru-paru, dimana alveolus yang berfungsi sebagai tempat pertukaran udara terisi
oleh suatu cairan. Hati-hati bagi yang senang merokok
31. Oral Candidiasis, agak menjijikan salah satu jenis genus jamur yang berasal dari ragi,
bisa tumbuh disekitar saluran pernafasan maupun pencernaan, menyebabkan bau mulut.
32. Quality of Life Kualitas Hidup
33. Sitomegalovirus, Cytomegalovirus, yang dapat menyebabkan cacar air
34. NTM, Mycobacteia, adalah Mycobacteri yang tidak menyebabkan turbekolosis.
Mycobacteria sendiri adalah virus yang menyebabkan berberapa penyakit pada mamalia.
35. Radang otak akut.
36. Visual Dua Sisi dan Pemeriksa Suara Pesan.
37. Awan buatan yang diciptakan oleh pesawat terbang, yang disebabkan baik oleh
kondensasi karena penurunan tekanan udara di atas permukaan akup atau uap air di mesin
knalpot
38. Mengacu pada basis DNA: A, G, C, dan T
39. Unit budaya (ide atau nilai atau pola perilaku) yang ditularkan dari satu orang ke orang
lain dengan cara-cara non-genetik (sebagai oleh imitasi)
40. ALL - Acute Lymphobastic Leukemiaadalah kanker leukosit (sel darah putih) yang
dikarakterisasi oleh kelebihan Lymphoblas (yang mematangkan leukosit)

Catatan Pengarang
Saya adalah Kawahara Reki. Terima kasih sudah membaca Sword Art Online volume 7
Mother's Rosario. (Akan ada banyak yang disebutkan berkaitan dengan isi buku ini. Harap
perhatikan!)
Kira-kira sudah 10 tahun lalu ketika saya mulai menulis novel ringan dengan serius. Saya tahu
seorang pengarang profesional dan berteman dengannya, dan saya mendiskusikan tulisan saya
dengannya sering kali.
Bahkan sekarang, saya masih sangat bersyukur untuk saran-sarannya yang sangat diperlukan,
dan dari semuanya itu, yang paling berkesan untuk saya adalah 'bahkan kalaupun itu adalah
sebuah novel, ketika menulis mengenai kemalangan seseorang, kamu harus memperhatikan
dengan baik mengapa kamu menulisnya'.
Saya sebenarnya punya sebuah kelemahan dalam 'memfokuskan perkembangan cerita dan
membiarkan kemungkinannya terjadi di kehidupan nyata' Saya tidak bisa memperbaikinya (atau
bisa dikatakan saya mengambil kesempatan mengenai hal itu...) ngomong-ngomong, saya
biasanya memberi karakter kemalangan untuk menunjukkan keaslian dan motif mereka.
Misalnya, saya tidak pernah menyebutkan detail tentang asal-usul bagaimana Kirito kehilangan
orang tua kandungnya dalam sebuah kecelakaan sama sekali. Dengan kata lain, saya
menciptakan alasan mengapa Kirito jauh dari orang lain dan mengabaikan 2 karakter, orang tua
Kirito, yang terlibat dalam kecelakaan dan secara langsung terbunuh karenanya. (Pemain utama
perempuan di kompilasi cerita pendek di volume 2 Red-nosed Reindeer juga seperti ini).
Tentu saja, saya tahu kalau saya punya kebiasaan buruk ketika menulis, sehingga saya seakan
merasa terbebani ketika memperhalus cerita volume ke-7 untuk dipublikasikan. Meskipun ada
tema dari teknologi dan pengobatan VR, apakah pemain utama di volume ini, Yuuki, harus
mati? Mungkinkah ada akhir yang lain? Apakah aku hanya menulis ahir seperti ini untuk
menggusarkan emosi pembaca?
Tetapi, saat saya terbebani, saya menemukan bahwa saya hanya dapat menulis cerita seperti itu.
Ini mungkin terdengar seperti alasan, tetapi kebiasaan buruk saya adalah 'meremehkan
kemalangan karakter'. Meskipun demikian, yang bisa saya lakukan adalah mencoba dan
memahami secara mendalam pemikiran karakter dalam penulisan saya yang memiliki
kemalangan (termasuk pemain antagonis). Tentu saja, kalau pembaca dapat memikirkan efek
macam apa yang bisa dibawa Yuuki 15 tahun ke Asuna dan lainnya, saya akan sangat bersyukur.

Untuk editor Miki-san, yang agak terganggu karena saya mengacaukan perkembangan penulisan
setelah Tahun Baru, abec-san yang menggambar karakter ilustrasi besar di volume ini, dan tentu
saja, kepada semua pembaca, saya harap kita bisa berjalan terus di 2011! Terima kasih untuk
dukungannya!
27 Januari 2011 Kawahara Reki

Anda mungkin juga menyukai