Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
KEUANGAN
Produk yang dihasilkan bisa saja kemudian diserahkan ke divisi lain, dimana produk
itu kemudian menjadi input bagi divisi penerima, atau juga bias dilempar kepasar, dimana
Tujuan keuangan sangat berpengaruh pada perusahaan yang berorientasi laba. Laba dan
arus kas menentukan kelangsungan hidup perusahaan.
Biaya dari penerapan hasil keuangan biasanya relatif kecil dibandingkan bentuk-bentuk
pengendalian manajemen lainnya.
pengaturan
sasaran-sasaran
kinerja
dan
standar-standar
untuk
mengevaluasi kinerja.
3. Kontrak insentif, yang mendefinisikan hubungan antara hasil dengan bermacammacam pemberian imbalan dan hukuman organisasi. Sistem pengendalian hasil
keuangan juga bergantung pada apa yang biasanya disebut sebagai pengendalian
internal, yang mempercayai keandalan dari informasi organisasi.
JENIS-JENIS PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
Pusat pertanggungjawaban keuangan adalah pusat pertanggungjawaban dimana
tanggung jawab setiap individu didefinisikan setidaknya sebagian dalam istilah keuangan.
Empat jenis pusat pertanggungjawaban yang dapat dibedakan: pusat investasi, pusat
pendapatan, pusat laba, dan pusat biaya. Terdapat empat jenis pusat pertanggungjawaban
keuangan, yaitu :
Pusat Investasi
Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban
dimana
manajer
memegang
pertanggungjawaban
pusat
pertanggungjawaban
dimana
manajer
memegang
pertanggungjawaban atas laba maupun biaya. Manajer pusat laba tidak memiiki
kendali atas dana-dana investasi. Sebagai
contoh, manajer yang bertugas di salah
satu
taman
bermain
bertanggungjawab
terhadap
Six
Flags
pendapatan
atas investasi utama di taman. Manajer pusat laba sering kali dievaluasi dengan
membandingkan laba aktual dengan laba yang ditargetkan atau dianggarkan.
Pusat Pendapatan
Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban dimana manajer
memegang tanggung jawab akan menghasilkan pendapatan yang merupakan
ukuran output keuangan. Jika pengeluaran sesuai dengan penghasilan, maka unit
tersebut akan menjadi pusat laba. Pada hakikatnya, pusat
pendapatan merupakan unit-unit pemasaran/penjualan
(memiliki toritas atas penjualan saja) yang tak
memiliki wewenang untuk menetapkan harga jual
dan tidak bertanggung jawab atas harga pokok barangbarang yang mereka pasarkan. Penjualan dan pesanan aktual di ukur terhadap
anggaran dan kuota, dan manajer harus terbuka terhadap biaya yang terjadi secara
langsung didalam unitnya; akan tetapi tolak ukurnya adalah pendapatan.
Pusat Biaya
Merupakan
dimana
beberapa
manajer
pusat
pertanggungjawaban
bertanggung
elemen-elemen
dari
jawab
biaya
untuk
atau
Pusat biaya kebijakan, adalah biaya yang sebagian besar yang terjadi tidak
mempunyai hubungan yang erat dengan output yang dihasilkan. Ada beberapa
pembagian pusat biaya kebijakan yaitu:
MEMILIH
PUSAT
PERTANGGUNGJAWABAN
FINANSIAL
YANG
DIGUNAKAN
Pertanyaan penting untuk menjawab hal ini adalah: yang mana manajer harus
pertanggungjawabkan; untuk bagian laporan keuangan yang mana? pilihan-pilihan ini
sangatlah penting karena mempengaruhi perilaku manajer unutk memperhatikan ukuran
dimana mereka bertanggungjawab. Dari sudut perilaku, jawaban dasar dari pertanyaan di
atas sangat to the point, yakni secara terang-terangan mengharapkan para manajer dapat
bertanggung jawab untuk macam-macam item yang anda ingin mereka berikan
perhatiannya.
Pada tingkat yang luas, struktur pusat pertanggungjawaban keuangan kebetulan sama
dengan otoritas para manajer. Area-area otoritas yang didefinisikan oleh struktur dan
kebijakan organisasi yang mendefinisikan hak dan kewajiban manajer untuk membuat
keputusan tertentu. Keputusan mengenai struktur organisasi tidak perlu mendahului
keputusan-keputusan mengenai jenis-jenis pusat pertanggungjawaban yang seharusnya
digunakan; keputusan struktur pertanggungjawaban mungkin yang pertama kali
diputuskan.
Arti Luas
Harga produk / jasa yang
ditransfer antar pusat
pertanggungjawaban dalam
perusahaan.
Harga
Transfer
Arti Sempit
Harga produk / jasa yang
ditransfer antar pusat laba dalam
1 perusahaan.
Adanya transfer barang dan jasa dihubungkan dengan proses deferensiasi bisnis dan
karena perlunya integrasi dalam organisasi yang telah melakukan diferensiasi bisnis.
Diferensiasi bisnis = diversifikasi jalan yang dibuat seorang manajemen saat ia
menghadapi banyak ketidakpastian, sehingga resiko bisnis meningkat, sehingga untuk
menurunkan resiko, ia membuat diversifikasi. Diversifikasi biasa ditempuh melalui proses
divisonalisasi (proses pembentukan divisi-divisi yang berperan sebagai pusat laba, yang
diserahi fungsi produksi, pemasaran dan diberi tanggung jawab untuk hasilkan laba yang
sepadan dengan investasi yang ditanam dalam bisnis divisi).
Harga transfer pada hakikatnya memiliki tiga karakteristik berikut ini:
Masalah harga transfer hanya timbul jika divisi yang terkait diukur kinerjanya
berdasarkan atas laba yang diperoleh mereka dan harga transfer merupakan unsur
yang signifikan dalam membentuk biaya penuh produk yang diproduksi di divisi
pembeli.
Harga transfer selalu mengandung unsur laba di dalamnya.
Harga transfer merupakan alat untuk mempertegas diversifikasi dan sekaligus
mengintegrasikan divisi yang dibentuk.
Harga transfer
penjualan (memasok), biaya untuk pusat laba pembelian (menerima), dan akibatnya
terhadap keuntungan dari kedua pusat laba tersebut. Dampak dari harga transfer tergantung
pada besarnya jumlah transfer internal relatif terhadap ukuran setiap entitas.
Ketika jumlah transfer signifikan, kegagalan untuk mengatur harga pengalihan hak
dapat memiliki efek negatif yang signifikan pada sejumlah keputusan penting, termasuk
tentang jumlah produksi, sumber pengadaan, alokasi sumber daya, dan evaluasi dari
manajer dari kedua penjualan dan keuntungan membeli pusat.
Tujuan Harga Transfer
Harga transfer mempunyai tujuan yang banyak, tergantung pada situasi dan tujuan
ini sering terjadi konflik. Tujuan dari harga transfer antara lain:
Menyediakan sinyal ekonomi yang layak sehingga manajer yang terpengaruh akan
membuat keputusan ekonomi yang baik. Secara khusus, harga harus benar
mempengaruhi keputusan manajer pusat laba penjualan tentang berapa banyak
produk/jasa yang dipasok secara internal dan keputusan manajer pusat laba
pembelian tentang berapa banyak produk atau jasa yang dibeli secara internal.
Beberapa tujuan harga transfer ini sering mengalami pertentangan. Kecuali dalam
keadaan yang langka, manajer dipaksa untuk membuat pengorbanan karena tidak ada
satu pun metode harga transfer yang melayani semua tujuan dengan baik. Campur
tangan harga transfer melemahkan manfaat dari desentralisasi. Harga transfer
mengurangi kebebasan pusat laba dan menyebabkan kompleksitas dan penundaan
dalam pengambilan keputusan, serta juga meningkatkan biaya organisasi, terutama
dalam hal manajemen waktu yang dibutuhkan untuk meninjau fakta-fakta dari situasi.
Alternatif dari Harga Transfer
Kebanyakan perusahaan menggunakan lima jenis harga transfer, yaitu:
Harga Transfer berdasarkan Harga Pasar (Market-Based Transfer Pricing)
Harga yang dikenakan secara internal biasanya identik dengan harga
yang dikenakan ke pelanggan luar, meskipun beberapa perusahaan menerapkan
diskon atas harga pasar untuk mencerminkan ekonomi dari perdagangan antar
10
harga jangka pendek, hal ini menciptakan masalah bila dilihat dari perspektif
pusat pertanggungjawaban. Alasannya adalah bahwa total kontribusi tidak
mudah dilacak pada setiap perusahaan yang memasok, entitas pemasok bahkan
memulihkan biaya penuh mereka, yang membuat perusahaan mungkin saja
untuk mengevaluasi mereka sebagai pusat keuntungan.
Harga Transfer Biaya Penuh (Full cost transfer prices)
Metode harga transfer biaya penuh sangat terkenal, harga transfer ini
digunakan oleh 40% perusahaan yang disurvei. Harga transfer berdasarkan
biaya penuh menawarkan beberapa keuntungan.
Pertama,
menyediakan
11
wewenang dan pengendalian yang paling besar atas laba dari unit mereka.
Kebijakan ini bisa efektif jika kedua pusat laba memiliki beberapa daya tawar,
yaitu pusat laba penjualan memiliki beberapa kemungkinan untuk menjual
produknya di luar perusahaan dan pusat laba pembelian memiliki beberapa
sumber pasokan dari luar. Manajer juga harus memperhatikan biaya dan kondisi
pasar.
Namun, harga transfer negosiasi dapat menyebabkan beberapa masalah.
Pertama, negosiasi harga dari sejumlah transaksi yang berpotensi besar dalam
hal manajemen waktu adalah mahal, dan juga memerlukan pemeriksaan ulang
dan revisi harga yang cukup sering. Kedua, negosiasi sering menimbulkan
konflik antara manajer pusat laba. Harga transfer berdasarkan negosiasi sering
kali membelokkan usaha manajer divisional dari aktifitas-aktifitas produktif
yang sebenarnya menjadi kepentingan perusahaan ke aktifitas-aktifitas yang
memberikan manfaat bagi divisi tersebut. Dan ketiga, hasilnya sering tergantung
pada kemampuan negosiasi dan daya tawar dari para manajer yang terlibat, dan
hasil akhir mungkin tidak mendekati optimal secara ekonomi. Selain itu, karena
harga transfer tersebut mencakup markup laba, maka biaya aktual dari produk
final dapat menjadi sulit untuk di tentukan, dan laba antar divisi dalam suatu
perusahaan harus dieliminasi dari persediaan untuk laporan keuangan dan retur
pajak penghasilan konsolidasi.
Variasi Lainnya
1. Salah satu variasi harga transfer yang lain, yaitu berdasarkan biaya marjinal
ditambah biaya lump-sum tetap. Biaya lump-sum ini dirancang untuk
mengkompensasi pusat laba penjualan untuk mengikat beberapa kapasitas
tetap untuk memproduksi produk yang ditransfer secara internal. Masalah
utama dengan metode biaya marjinal ditambah biaya lump-sum adalah
bahwa manajer yang terlibat harus menetapkan sebelumnya biaya lump-sum
berdasarkan perkiraan kapasitas bahwa setiap pelanggan internal akan
membutuhkannya pada periode yang akan datang.
12
2. Harga transfer dengan tarif ganda, dimana pusat laba penjualan dikreditkan
dengan harga pasar, tetapi pusat laba pembelian membayar hanya biaya
produksi marjinal (atau penuh). Harga transfer dengan tarif ganda memiliki
dua keuntungan dasar, yaitu :
Para manajer baik dari pusat laba penjualan dan pembelian menerima
petunjuk ekonomi yang tepat untuk pengambilan keputusan mereka,
Memastikan bahwa transaksi internal akan berlangsung, sehingga
memungkinkan untuk mempertahankan proses produksi yang terintegrasi
secara vertikal.
Namun, harga transfer dengan tarif ganda tidak umum digunakan karena
beberapa alasan, yaitu :
Harga transfer dengan tarif ganda dapat menghancurkan insentif internal
yang tepat dari entitas ekonomi.
Sering sulit untuk menjelaskan kepada manajer pusat laba bagaimana
penghitungan ganda telah melebih-lebihkan keuntungan pusat laba mereka,
namun keuntungan tersebut kadang-kadang menyebabkan manajer pusat
laba menuntut kompensasi yang sepadan.
13
14
DAFTAR PUSTAKA
Merchant, Kenneth A, Wim A. Van der Stede, Management Control System, 3rd ed.,
Pearson.
Anthony, Robert N., Vijay Govindarajan, Sistem Pengendalian Manajemen, Buku 1.,
Salemba Empat, Jakarta:2002.
Hansen, Don R Maryanne M. Mowen, Management Accounting, Buku 2, Edisi 7, Salemba
Empat, Jakarta:2005.
Garrison, Ray H, Eric, Peter. Managerial Acounting, Buku 2, Edisi 11, Salemba Empat,
Jakarta:2007.
Carter, William K. Carter, Milton Usry, Akuntansi Biaya, Buku 2, Edisi 13, Salemba
Empat, Jakarta:2005.
Gudono, Akuntansi Manajemen, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta:1993.
http://www.academia.edu/5361005/Transfer_Pricing_Especially_in_Indonesia_
http://dhedee29.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/34457/TRANSFER+PRICE.pdf
http://hpcrates.blogspot.com/2012/04/pusat-pertanggungjawaban-keuangan-dan.html
http://cafe-ekonomi.blogspot.com/2009/11/makalah-pusat-pertanggungjawabanunsur.html
http://sondis.blogspot.com/2013/03/pengertian-harga-transfer-transfer.html
http://pojokinfo.wordpress.com/2008/03/03/penetapan-harga-transfer-dalammeningkatkan-laba-perusahaan/
15