Cirebon (ANTARA News) - Calon haji 2013 yang tertunda keberangkatannya namun sudah
melunasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) akan mendapat pengembalian dana ratarata sebesar 308 dolar AS per jemaah.
Pengembalian dana tersebut menurut Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag
Anggito Abimanyu merupakan Konsekuensi dari penurunan BPIH 2014.
"Sebagaimana kita tahu, tahun lalu, keberangkatan 20% jemaah calon haji Indonesia terpaksa
ditunda. Padahal, sebagian besar dari mereka sudah dipanggil dan melunasi BPIH. Nah, untuk
mereka yang sudah lunas (tetapi tertunda keberangkatan) inilah uang 308 dolar AS itu kami
berikan," katanya.
Ia mengatakan, proses pengembalian uang itu akan dilakukan di asrama haji embarkasi
menjelang keberangkatan ke Arab Saudin dan diberikan secara tunai.
"Hanya, untuk mata uang yang digunakan, masih kami pertimbangkan, apakah dolar, riyal, atau
malah rupiah. Masing-masing pilihan itu ada plus minusnya. Selain itu, besaran pengembalian
tersebut berbeda-beda setiap embarkasi," kata Anggito menjelaskan.
Sebelumnya, pemerintah dan DPR telah sepakat bahwa BPIH untuk musim haji tahun ini
(2014/1435 H) sebesar 3.219 dolar AS. Angka tersebut lebih rendah 308 dolar AS dibandingkan
dengan tahun lalu. Dengan asumsi APBN 2014 (nilai tukar rupiah Rp10.500), maka BPIH setara
dengan Rp33.779.500.
"Akan tetapi, nilai tukar sesungguhnya berlaku pada saat jemaah nanti melunasi BPIH,"
katanya.
Pada kesempatan yang sama, Anggito menjelaskan persiapan penyelenggaraan haji tahun ini.
Dalam waktu dekat, katanya, peraturan presiden mengenai besaran BPIH untuk 12 embarkasi di
Indonesia akan diterbitkan.
Setelah itu, dilakukan persiapan lainnya mulai dari pengisian kuota yang harus rampung pada
April 2014, penyediaan perumahan, transportasi, hingga katering .
Untuk perumahan, mulai tahun ini pemerintah tidak lagi berfokus untuk menyewa gedunggedung yang sekadar dekat dari Masjidilharam.
"Jarak tidak lagi menjadi acuan, tetapi kenyamanan jemaah. Tahun ini, batas maksimal yang
ditentukan oleh pemerintah adalah 4.000 meter dari Masjidilharam, dengan catatan, gedunggedung itu harus setara dengan hotel bintang 3 dan terjangkau oleh bus shalawat yang bolak
balik dari dan ke Masjidilharam," ujar Anggito.