Anda di halaman 1dari 87

PENINGKATAN KELANCARAN MEMBACA ALQURAN

MELALUI METODE QIRAATI PADA PESERTA DIDIK KELAS 1


MI YAUMI RINGINHARJO KEC. GUBUG KAB. GROBOGAN
TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan melengkapi Syarat
memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Ilmu Tarbiyah
Jurusan Pendidikan Agama Islam ( PAI )

Oleh
MUSRIAH
NIM: 073111170

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011

KEMENTERIAN AGAMA R.I.


INSTITUT AGAMA ISLAM MEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Prof. Dr. Hamka ( Kampus II) Ngaliyan Semarang
Telp. 024-7601295 Fax. 7615387

PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan:
Judul
: Peningkatan Kelancaran Membaca AL-quran Melalui
Metode Qiraati Pada Peserta Didik Kelas I MI Yaumi
Ringinharjo Kec. Gubug Kab. Grobogan Tahun Ajaran
2010/2011
Nama
: Musriah
NIM
: 073111170
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
telah diujikan dalam sidang munaqosah oleh Dewan Penguji Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.
Semarang, 2 Mei 2011

Ketua,

Sekertaris,

Dr.Musthofa, M.Ag.
NIP: 19710403 199603 1 002

Dr. Hamdani Muin,M.Ag.


NIP: 19725405 199903 1 001

Penguji I,

Penguji II,

Siti Tarwiyah,S.S. M.Hum.


NIP: 19721108 199903 2 001

Drs.Ahmad Hasmi Hashona, M.A


NIP: 19640308 199303 1 002

Pembimbing,

Drs.Sajid Iskandar Setyohadi


NIP: 1948021219870

DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau di terbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi
yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 14 Maret 2011


Deklarator,

Musriah
NIM 073111170

ABSRTAK

Musriah NIM: 073111170 Peningkatan kelancaran Membaca al-Quran


Melalui Metode Qiraati pada Peserta didik Kelas I MI Yaumi Ringinharjo Kec.
Gubug kab. Grobogan Tahun Ajaran 2010/2011 Skripsi, Semarang, Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo, 2011.
Peneliti ini bertujuan untuk mengetahui : (1) bagaimana Penggunaan metode
Qiraati di kelas I MI Yaumi Ringinharjo, kec.Gubug, kab.Grobogan ( 2 ) bagaimana
peningkatan kelancaran membaca al-Quran Peserta didik MI Yaumi Ringinharjo
kec.Gubug kab. Grobogan melalui penerapan metode Qiraati.
Peneliti ini menggunakan studi tindakan ( action research ) pada siswa kelas I
MI Yaumi Ringinharjo, kec.Gubug, kab. Grobogan. Dari hasil observasi secara
langsung di kelas I MI Yaumi Ringinharjo, kec. Gubug, kab Grobogan menunjukkan
bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran al-quran tujuan dan kurikulum
pembelajarannya disesuaikan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
metode Qiraati adalah suatu metode dalam belajar membaca al-Quran langsung
tidak mengeja memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan ilmu
tajwidnya. Pembelajaran membaca dan menghafal al-Quran dapat dilakukan sejak
kecil, karena itu dapat memberikan kemampuan dasar kepada anak. Peran orang tua
sangat penting menanamkan kecintaan pada al-Quran yang suci mulai masa kecil, hal
ini akan menjadi modal yang besar pada masa dewasanya kelak dan memjadikan
generasi Qurani.
Setelah dilaksanakan tindakan melalui penerapan metode Qiraati dalam
pembelajaran membaca al-Quran khususnya di kelas I MI Yaumi sangat membantu
peserta didik dan bagi siapapun yang mau mempelajari baca tulis al-quran
diharapkan peserta didik dapat membaca al-Quran dengan lancar, benar dan fasih,
siswa menjadi aktif dan hasil belajar maksimal. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3
tahap yaitu tahap prasikuls, siklus I, dan siklus II. Pada tahapan prasiklus rata-rata
sebesar 64,75 dan prosentase siswa adalah 60 %. Pada tahap siklus I setelah
dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 72,5 dan nilai
prosentase siswa sebesar 75%. Sedang pada siklus II setelah dilakukan tindakan nilai
rata-rata siswa mengalami peningkatan menjadi 80,25 dan nilai prosentase menjadi
85% . Dari tiga tahapan tersebut jelas bahwa ada peningkatan setelah diterapkannya
metode pembelajaran Qiraati dengan sebelumnya.
Hasil penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa ada peningkatan hasil
belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode Qiraati. Hasil penelitian
tersebut diharpkan dapat memberikan pengetahuan kepada semua pihak ( siswa , guru
dan orang tua ) untuk dapat meningkatkan hasi, belajar siswa pada mata pelajaran alQuarn Hadis.

MOTTO

( :

Artinya .dan bacalah Al-Quran itu dengan pelan-pelan.


(Al-Muzzamil: 4).1

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya, ( Jakarta : Yayasan Penyelenggaraan
Penterjemah Al-Quran,hlm. 391.

PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Ayahanda (Sayidi) dan Ibunda (Kastini) tercinta, yang tiada henti-hentinya
mencurahkan kasih sayang dan cinta untuk kami. Dengan penuh keikhlasan kau
bimbing aku, kau berikan semangat kepadaku, dan kau panjatkan doa untuk
kesuksesanku.
2. Suamiku tercinta (Mas Sulaiman), ku ucapkan banyak terimakasih atas semua
pengorbananmu. Kau ikhlaskan materi, tenaga, dan kau bantu dalam
menyelesaikan karya ini. Tak lupa juga semangat yang selalu kau berikan,
sehingga aku bisa menyelesaikan studiku.
3. Ketiga putriku (Titik Hidayati, Tutik Inayati, dan Tatik Ilmiyati) kalianlah
penyemangat terbesar buat mama.
4. Adik-adikku tersayang (Sugiarto, Moh. Roni, Sri Handayani, Shofiatul Istiqomqh,
Misbachul Munir, dan Qoniatun Nikmah), doa kalian telah mengantarkan aku
untuk mewujudkan suatu harapan.
5. Teman-temanku senasib seperjuangan yang selalu menemani dalam keadaan suka
maupun duka, sehingga dapat terselesainya penulisan skripsi ini.

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada uswah kita Rasulullah SAW,
sahabat, keluarga dan orang-orang yang senantiasa istiqomah dalam menjalankan
risalah-risalah beliau.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi yang berjudul
Peningkatan Kelancaran Membaca Al-qur an Melalui Metode Qiro ati Pada Peserta
Didik Kelas 1

MI Yaumi Ringinharjo Kec. Gubug Kab. Grobogan Tahun Ajaran

2010/2011 . Ini tidak

mungkin akan selesai tanpa adanya dukungan, bantuan,

bimbingan, dan saran-saran dari semua pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Dr. A. SujaI, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang.
2. Ahmad Muthohar, M. Ag, selaku Ketua Program Kualifikasi S.1 Guru R. A. dan
Madrasah di IAIN Walisongo Semarang.
3. Drs. Sajid Iskandar Setyohadi, selaku dosen pembimbing yang telah berkenan
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini
sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
4. Seluruh dosen Fakultas Tarbiyah yang telah membekali ilmu pengetahuan dan
keterampilan selama kuliah di IAIN Walisongo Semarang.
5. Kepala Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang beserta seluruh staf dan
karyawan yang telah memberikan pelayanan kepustakaan yang penulis perlukan
dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak Sulaiman, S.Pd.I, selaku kepala MI Yaumi Ringinharjo, Gubug,Grobogan
yang telah memberikan izin penelitian dan segala bantuannya sampai penelitian
selesai.
7. Keluarga Besar MI Yaumi Ringinharjo yang membantu terlaksanannya penelitian
ini.

8. Ayahanda Sayidi dan Ibunda Kastini yang telah mengasuh, mendidik, mendoakan
dengan tulus ikhlas dan penuh kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
9. Suamiku tercinta Mas Sulaiman, dan ketiga putri ku (Titik Hidayati, Tutik Inayati,
dan Tatik Ilmiyati) yang selalu membantu dan memberikan motivasi.
10. Adik-adik ku tersayang (Sugiarto, Moh. Roni, Sri Handayani, Shofiatul
Istiqomqh, Misbachul Munir, dan Qoniatun Nikmah), syukron katsir atas
pengertian dan doanya, kalian sangat berarti telah mengiringi langkah ini.
11. Ustadz K. Muhlasin atas ilmu yang diberikan selama ini, yang senantiasa
memberikan doa dan motivasinya.
12. Semua teman-teman yang turut serta membantu dalam menyelesaikan skripsi dan
semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, semoga Allah
membalas dengan pahala yang setimpal.
Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan
skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya, dan para
pembaca pada umumnya. Amiien.

Semarang, 14 Maret 2011


Penulis,

Musriah
NIM 073111170

DAFTAR ISI
i

Halaman judul
.
Persetujuan

Pembimbing

ii

.
Pengesahan

iii

.
Deklarasi

iv

.
Abstrak

Motto

vi

.
Persembahan

vii

Kata

Pengantar viii

Daftar

Isi

A. Latar Belakang Masalah

B. Penegasan Istilah

C. Identifikasi Masalah ..

D. Rumusan Masalah .. ..

E. Tujuan Penelitian ..........

F. Manfaat Penelitian . .

G. Kajian Pustaka .........

H. Metode Penelitian .........

KELANCARAN MEMBACA AL- QURAN DENGAN METODE

13

.
BAB I

BAB II

: PENDAHULUAN

QIRAATI
A.Kelancaran membaca al-Quran

13

1. Pengertian kelancaran membaca al-Quran

13

2. Tujuan membaca al-Quran

17

BAB III

B. Metode Qiraati

18

1. Pengertian metode qiraati

18

2. Kurikulum metode qiraati

20

3. Guru dan perannya dalam proses belajar mengajar metode qiraati .

24

4. Evaluasi pengajaran qiraati .. .

29

METODE PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian 31

BAB IV

B. Subyek penelitian .

32

C. Prosedur Penelitian ..

32

1. Model Penelitian ..

32

2. Sikuls kegiatan

33

3. Teknik pengumpulan data ..

37

4. Metode pengolahan data ..

38

5. Indikator keberhasilan .

39

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi situasi dan kondisi tempat .

40

1. Keadaan Guru ..

40

2. Sarana dan prasarana

42

B. Pelaksanaan prasiklus

43

C. Pelaksanaan Siklus I

47

1. Perencanaan .

47

2. Tindakan .

47

3. Observasi .

48

4. Hasil penelitian

48

5. Refleksi..

52

D. Pelaksanaan Siklus II

53

1. Perencanaan .

53

2. Tindakan .

53

3. Observasi

54

4. Analisis Data ..

54

5. Refleksi

57

E. Pembahasan dan Hasil Penelitian

58

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan ...

60

B. Saran .

60

C. Penutup .

61

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Lampiran : 3
Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran Oleh Guru
Siklus I
Guru Yang diamati
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Hari atau tanggal
Jam Pelajaran
Tindakan Mengajar
No
1

: Muslikhin, S.Pd.I
: MI Yaumi Ringinharjo
: Quran Hadis
: Jumat, 12 Nofember 2010
: 1 dan 2

Aspek Pengamatan
Appesepsi
- Guru melakukan Appersepsi
- Guru memberikan motifasi
- Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai
Penerapan Pembelajaran dengan metode Qiraati
- Guru menjelaskan jalannya pembelajaran dengan metode
Qiraati
- Guru menekankan bagian-bagian terpenting dalam
pembelajaran dengan metode Qiraati
- Guru merubah setting kelas atau farmasi kelas
- Guru membantu peserta didik yang merasa kesulitan dalam
PBM
- Guru melakukan pengembangan materi pembelajaran
Menutup Pelajaran
- Guru menyimpulkan materi yang disampaikan
- Guru mengulang meteri yang telah disampaikan
- Guru melaksanakan evaluasi untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa.

Ya

Tidak

Kesimpulan :
Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I kurang optimal, hal ini
terbukti adanya beberapa langkah penerapan pembelajaran yang belum terlaksanan.
Oleh karena itu, diharpakna adanya pelaksanaan siklus II sebagai perbaikan untuk
mengoptimalkan penerapan metode Qiraati dalam penyampaian materi al-Quran
Hadis.

Lampiran : 4
Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran Oleh Guru Siklus II
Guru Yang diamati
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Hari atau tanggal
Jam Pelajaran
Tindakan Mengajar
No
1

: Muslikhin, S.Pd.I
: MI Yaumi Ringinharjo
: Quran Hadis
: Jum.at, 26 Nofember 2010
: 1 dan 2

Aspek Pengamatan

Ya

Tidak

Appesepsi
- Guru melakukan Appersepsi
- Guru memberikan motifasi
- Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai

Penerapan Pembelajaran dengan metode Qiraati


- Guru menjelaskan jalannya pembelajaran dengan

metode

Qiraati
- Guru menekankan bagian-bagian terpenting dalam
pembelajaran dengan metode Qiraati
- Guru merubah setting kelas atau farmasi kelas
- Guru membantu peserta didik yang merasa kesulitan dalam
PBM
- Guru melakukan pengembangan materi pembelajaran
3

Menutup Pelajaran
- Guru menyimpulkan materi yang disampaikan
- Guru mengulang meteri yang telah disampaikan
- Guru melaksanakan evaluasi untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa.

Kesimpulan :
Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan guru pada siklus II sudah optimal, hal
ini terbukti guru sudah melaksanakan semua langkah penerapan pembelajaran.

Lampiran : 5
Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran Oleh Guru
Pra Silkus
Guru Yang diamati

: Muslikhin, S.Pd.I

Satuan Pendidikan

: MI Yaumi Ringinharjo

Mata Pelajaran

: Quran Hadis

Hari atau tanggal

: Jumat, 22 Oktober 2010

Jam Pelajaran

: 1 dan 2

Tindakan Mengajar
No

Aspek Pengamatan

Sebelum kegiatan inti dalam pembelajaran dimulai, guru


memberikan appersepsi terlebih dahulu

Dalam penyampaian materi guru menerapkan metode ceramah


saja

Dalam menyampaikan materi, guru menggunakan beberapa


metode dan strategi pembelajaran yang dapat menjadikan siswa
aktif dan kreatif

Dalam pembelajaran guru menggunakan media pembelajaran


agar siswa dapat mengembangkan ide-idenya

Pertanyaan yang dilontarkan oleh guru masih menimbulkan


jawaban serentak

Guru memberikan motifasi atau rangsangan kepada siswa


untuk melontarkan pertanyaan dan menjawab pertanyaan

Terdapat interaksi antara guru dan siswa

Guru melaksanakan evaluasi setelah pembelajaran berlangsung

Guru mengulang materi pada akhir pembelajaran

Ya

Tidak

NOTA DINAS

Semarang 14 Maret 2011

Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang

Assalamu alaikum wr.wb,

Dengan ini diberitahukan bahwa, saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan :
Judul

: PENINGKATAN KELANCARAN MEMBACA ALQURAN


MELALUI METODE QIRAATI PADA PESERTA DIDIK

KELAS 1
MI YAUMI RINGINHARJO KEC. GUBUG KAB. GROBOGAN
TAHUN AJARAN 2010/2011

Nama

: Musriah

NIM

: 073111170

Jurusan

: Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya

memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasyah.

Wassalamu alaikum wr. wb.

Pembimbing ,

Drs.

Sajid

Iskandar

Setyohadi
NIP: 1948021219870

ii

BAB 1
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah


Dewasa ini, banyak anak yang mempunyai keterbatasan ilmu
pengetahuan baik umum maupun ilmu agama. Melihat fenomena tersebut,
kaitannya dengan ilmu agama karena sumber hukum agama yang paling
dominan adalah Al-Quran, siswa harus diberi pengetahuan tentang Al-Quran
yang cukup. Langkah pertama yang harus dipersiapkan orang tua terhadap
anak-anaknya yaitu membaca Al-Quran dan memahami maknanya.
Al-Quran adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada nabi
Muhammad saw sebagai salah satu rahmat yang tidak ada taranya bagi alam
semesta. Di dalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang menjadi petunjuk,
pedoman dan pelajaran bagi siapa yang mempercayai serta mengamalkannya.
Bukan itu saja, tetapi Al-Quran juga adalah kitab suci yang paling sempurna
diturunkan Allah, yang isinya mencakup sebagai pokok-pokok syariat yang
terdapat dalam kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya. Oleh karena itu
setiap orang yang mempercayai Al-Quran, akan bertambah cinta kepadanya,
cinta untuk membaca, untuk mempelajari dan memahaminya. Hal itu
mengingat Al-Quran telah dijamin oleh Allah swt. tidak dapat dipalsu dan
terpelihara keasliannya sebagai firman Allah dalam Surat Al-Hijr ayat 9:

( :

Artinya Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran dan


sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya. (Al-Hijr: 9)1
Pada perkembangan dan kemajuan dalam bidang pendidikan, adanya
tantangan zaman serta kebutuhan masyarakat untuk belajar Al-Quran
memunculkan metode praktis dalam belajar membaca Al-Quran seperti

Soenarjo dkk, Alquran dan Terjemahannya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggaraan


Penterjemah/Penafsiran Al-Qur'an, 1971), hlm. 391.

metode Baghdadiyah, Abjadiyah, Iqro, Yanbua dan Qiroati. Oleh sebab itu
peserta didik dapat belajar secara cepat dan mudah.
Salah satu kegiatan utama belajar adalah mambaca juga merupakan
sesuatu prinsip dalam pengembangan ilmu pengetahuan maupun ilmu agama.
Asas ini tidak terkecuali kasus, bagaimana agar umat ini kokoh dalam aqidah
maupun syariah dan memiliki akhlakul karimah. Ternyata posisi kokohnya
syariah, menjadikan agama bisa dipahami, dikenal dan diajarkan serta
diwariskan melalui proses awal membaca, dan belajar membaca Al-Quran
merupakan langkah yang tepat.
Mengenai cara mengajarkan membaca Al-Quran seharusnya sudah
dimulai sejak siswa itu mulai bisa lancar berbicara. Membaca Al-Quran pun
tidak begitu saja asal baca, tetapi dianjurkan membaca dengan tartil yaitu
dengan bacaan yang pelan dan tenang sesuai dengan firman Allah

( :

Artinya .dan bacalah Al-Quran itu dengan pelan-pelan.


(Al-Muzzamil: 4).2
Mengingat demikian tinggi dan pentingnya membaca Al-Quran dan
memahami isi kandungannya secara baik dan benar, diperlukan metode
prkatis belajar membaca Al-Quran. Dalam kaitannya dengan latar belakang
itu yang akan dibahas adalah metode qiroati.

B. Penegasan Istilah
Agar terhindar dari kesalahan terhadap istilah yang terdapat dalam
judul, perlu dipertegas istilah-istilah yang berkaitan dengan masalah-masalah
pokok untuk diambil pengertiannya secara global.
Adapun istilah-istilah yang dimaksud antara lain :
1. Peningkatan kelancaran membaca
a. Peningkatan berasal dari kata tingkat yang berarti proses, cara,
perbuatan.
2

Ibid., hlm. 988

b. Kelancaran berasal dari kata lancar yang berarti keadaan lancarnya 3


c. Membaca artinya melisankan apa yang tertulis.
Sedangkan peningkatan kelancaran membaca berarti proses tingkat
kemampuan membaca menjadi lebih baik dan seoptimal mungkin.
2. Membaca Al-Qur'an
a. Membaca berarti melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis
dengan melisankan atau hanya di hati, 4
b. Al-Quran ini adalah Al-Quran yang diajarkan di kelas I MI Yaumi
Ringinharjo

Kecamatan Gubug Kab. Grobogan Tahun ajaran

2010/2011.
Jadi yang dimaksud membaca Al-Quran adalah membaca Al-Quran
secara baik dan benar sesuai petunjuk Rasulullah SAW, yang sampai
kepada umatnya secara mutawatir.
3. Metode Qiraati
a. Metode berasal dari bahasa Inggris dikenal term, method dan way yang
terjemahannya dengan metode ( Cara ) dan jalan, dan dalam bahasa
Arab, kata metode diungkapkan dalam berbagai kata seperti kata althariqah,al manhaj,dan al wasilah, Al thariqah berarti jalan, al manhaj
berati sistem dan alwasilah berarti mediatoratau perantar. Dengan
demikian, kata arab yang paling dekat dengan arti methode adalah al
thatiqah.
Dalam Al-Quran banyak sekali ayat yang berhubungan dengan
pembelajaran dan metode pembelajaran. Ayat pertama (5 ayat yang
merupakan

wahyu

pertama),

berbicara

tentang

keimanan

dan

pembelajaran, yaitu: yaitu surat Al-Alaq ayat 1 5.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa, Kamus Besar Indonesia, ( Jaskarta: Balai Pustaka,
2002 ), Ed.3.cet.2.hlm.
4
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Jakarta : PN Balai Pustaka,
1976 ), cet,VIII, hlm.11

Artinya

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang


menciptakan,
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. (QS. Al-Alaq: 1-5).5

b. Metode Qiraati adalah suatu metode dalam belajar membaca Al-Quran


yang langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai
dengan kaidah ilmu tajwidnya.6
4. Peserta didik kelas I MI Yaumi Ringinharjo kecamatan Gubug Kabupaten
Grobogan.
Peserta didik merupakan subyek sekaligus obyek pendidikan yang
merupakan

bimbingan

mengarahkannya

orang

lain

(pendidik)

mengembangkan potensi

yang

untuk

membantu

dimilikinya,

serta

membimbingnya menuju kedewasaan. 7


C. Identifikasi Masalah
Permasalahan pokok yang dibahas dalam penelitian ini adalah Apakah
penggunaan metode qiraati dapat meningkatkan kelancaran peserta didik kelas
1 MI Ringinharjo dalam membaca Al-Quran ?
Berdasarkan permasalahan tersebut perlu dilakukan upaya untuk
meningkatkan kelancaran peserta didik dalam membaca Al-Quran melalui
tindakan kelas. Diharapkan, dengan menggunakan metode Qiraati, kelancaran
peserta didik dalam membaca Al-Quran akan meningkat.
D. Rumusan Masalah
Dalam

melakukan

penelitian

tindakan

kelas,

peneliti

dapat

merumuskan masalah sebagai berikut.


5

Soenarjo dkk,. Op. Cit., hlm. 1079.


H. Dachlan Salim Zarkasi, Metode Praktis Belajar Membaca Alquran, ( Semarang :
YPA Raudlatul Mujawwidin, 1990 ), t.hlm .
7
Dr. H. Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. 1,
hlm. 47.
6

1. Dapatkah penggunaan metode Qiraati pada peserta didik mampu


meningkatkan kelancaran membaca Al-Quran ?
2. Bagaimana peningkatan kelancaran membaca Al-Quran peserta didik MI
Yaumi melalui metode Qiraati ?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kelancaran membaca
Al-Quran peserta didik kelas I MI Yaumi Ringinharjo Kecamatan Gubug
Kabupaten Grobogan dalam menggunakan metode qiraati, dan untuk
memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik kelas I MI Yaumi
Ringinharjo dalam mata pelajaran Al-Quran khususnya pada materi pokok
surat al-Ikhlas dan surat al-Lahab.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut
1. Bagi peserta didik, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
kelancaran membaca Al-Quran, dan kompetensi peserta didik di bidang
Al-Quran khususnya materi pokok surat al-Ikhlas dan surat al-Lahab
dapat dicapai.
2. Bagi guru, peneliti ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dalam
meningkatkan kelancaran peserta didik dalam membaca Al-Quran dan
meningkatkan kemampuan dasar guru dalam menerapkan pembelajaran
Al-Quran.
3. Bagi sekolah / Madrasah, diperoleh panduan inovatif metode qiraati yang
diharapkan dapat dipakai untuk kelas-kelas lainnya di MI Yaumi
Ringinharjo.
G. Kajian Pustaka
Untuk menghindari adanya plagiarisme, penulis sertakan beberapa
judul skripsi yang ada relevansinya dengan skripsi penulis. Isi skripsi-skripsi

tersebut sebagai pembanding yang sama-sama mengkaji metode dalam


membaca al-Quran. Penulis menemukan skripsi di antaranya:
1. Kaid Fitani (3199219)8

Problematika Pengajaran Al-Quran dengan

Metode Qiraati dan Solusinya (Studi Kasus di TPQ Walisongo Jrakah


Tugu Semarang, 2004)
Menurut peneliti menentukan problematika penelitian yang terdapat
yaitu:
a. Pengajaran al-Qur'an dengan metode qiraati bukan berasal dari qiraati
pusat akan tetapi ada pada TPQ Walisongo Jrakah
b. Karena keterbatasan tempat atau kelas yang tidak sesuai dengan jumlah
siswa, pengajaran dalam melaksanakan pembelajaran kurang efektif
dan efisien.
c. Dibutuhkan guru profesional dalam mengajar al-Quran agar mencapai
hasil yang lebih baik.
Kaid Fitani berkesimpulan bahwa, metode qiraati adalah metode
atau cara penyampaian pelajaran kepada siswa dengan tidak mengeja,
tetapi langsung membaca bunyi huruf yang sudah berharakat (huruf
hijaiyah). Sesuai dengan judul dan permasalahan yang diangkat
kesimpulan problema dalam pengajaran al-Qur'an dengan metode qiraati
bukan berasal dari qiraati pusat akan tetapi ada pada TPQ Walisongo
Jrakah dalam keterbatasan tempat atau kelas yang tidak sesuai dengan
jumlah siswa, sehingga pengajaran dalam melaksanakan pembelajaran
kurang efektif dan efisien, untuk itu dibutuhkan profesionalisme guru
dalam mengajar harus ditingkatkan agar mencapai hasil yang maksimal.
2. Muthoifah

(3101408)9.

Judul

Skripsi:

Studi

tentang

Evaluasi

Pembelajaran Membaca Al-Quran Metode Qiraati di TPQ Al-Ikhlas

Kaid Fitani, Problematika Pengajaran Al-Qur'an dengan Metode Qiroati Dan


Solosinya (Studi Kasus di TPQ Walisongo Jrakah Tugu Semarang), Skripsi Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang, 2004 t.d.)
9
Muthoifah Studi Tentang Evaluasi Pembelajaran Membaca Al-Qur'an dengan Metode
Qiraati di TPQ Al-Ikhlas Kelurahan Patebon Semarang, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN

Kelurahan Patebon Semarang. Dalam penelitiannya, penulis menjelaskan


bahwa: Evaluasi digunakan untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran
serta menyeleksi siswa yang akan melanjutkan jilid berikutnya sehingga
guru dapat mendiagnosis kelemahan siswa dengan memberi program
remedial kepada siswa.
Muthoifah

menyimpulkan

bahwa

evaluasi

berfungsi

untuk

memahami dan membantu perkembangan kemampuan santri dalam


membaca Al-Qur'an. Evaluasinya berupa pre-test, tes harian (formatif),
kenaikan jilid (tes sumatif), EBTAQ yang diselenggarakan koordinator
cabang qiraati Semarang. Keberhasilan pembelajaran membaca Al-Qur'an
dengan metode qiraati dipengaruhi kompetensi guru, ketelitian, keuletan
santri dan teknik pembelajaran yang digunakan serta dukungan wali santri.
Selain itu fungsi evaluasi juga digunakan untuk mengetahui keberhasilan
pembelajaran serta menyeleksi siswa yang akan melanjutkan jilid
berikutnya sehingga guru dapat mendiagnosis kelemahan siswa dengan
memberi program remedial kepada siswa.
3. Achmad Muadib dalam skripsinya yang berjudul Studi Komparatif
Efektivitas dan Keberhasilan Pembelajaran Al-Qur'an TPQ 08 Sabilul
Huda Karangayu Cepiring yang Menggunakan Metode Qiraati dengan
Siswa Pengajian Mushala Miftahul Ulum Kalirejo Kangkung yang
Menggunakan Metode Baghdadiyah. Penulis menegaskan bahwa:
a. Studi komparatif menggunakan metode qiraati keberhasilannya adalah
siswa dapat membaca dengan cepat dan mudah.
b. Studi komparatif menggunakan metode non qiraati (baghdadiyah)
adalah siswa pasif guru yang aktif sehingga dalam pembelajaran AlQuran lama waktunya tidak semudah belajaran Al-Quran dengan
metode qiraati. Metode baghdadiyah lebih ditekankan pada masalah
pengenalan huruf, baru pengenalan bacaan sedangkan metode qiraati
lebih mengutamakan pengenalan bacaan dari pada pengenalan huruf.
Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
2005 t.d.)

Penulis menegaskan bahwa dasar yang melatarbelakangi penyusunan


buku panduan qiaati; Pertama, adalah firman Allah Surat Al-Muzammil
ayat 4. Kedua, bahwa Metode Baghdadiyah perlu dimodifikasikan atau
disempurnakan agar menjadi suatu metode yang mudah yang bersifat
praktis, yaitu metode yang mudah dipergunakan dalam praktik pada proses
belajar mengajar membaca Al-Qur'an.10
H. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada awal semester gasal tahun pelajaran
2010/2011 di kelas 1 MI Yaumi Ringinharjo. Peserta didik dengan jumlah 20
peserta didik terdiri dari 12 putra dan 8 putri. Kemampuan membaca AlQuran rata-rata masih rendah. Pelajaran Al-Quran yang diteliti pada materi
pokok surat al-Ikhlas dan surat al-Lahab. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam tiga siklus. Analisia data yang
digunakan adalah Analisis Deskriptif Kuantitatif dan Analisis Deskritif
Kualitatif. Desain penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Taggart
dengan tahapan perencanaan tindakan dan observasi serta refleksi setiap
siklus.

1. Desain Penelitian
Kemmis dan Tanggart dalam Wiriaatmadja, mengemukakan bahwa
penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui empat rangkaian kegiatan
yang dilakukan dalam siklus berulang yang merupakan ciri penelitian
tindakan. Keempat rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam setiap siklus
tersebut berupa: 1) Rencana tindakan (action plan) 2) Tindakan (action),
3) Pengamatan (observation), 4) Refleksi (reflection).11 Ada beberapa ahli
yang mengemukakan model penelitian Tindakan Kelas dengan bagan yang
10

Achmad Muadib, Studi Komparatif Aktifitas dan Keberhasilan Pembelajaran AlQur'an Antara TPQ 08 Sabilul Huda Karangayu Cepiring yang menggunakan Metode Qiroati
dengan Siswa Pengajian Mushala Miftahul Ulum Kalirejo Kangkung yang Menggunakan Metode
Baghdadiyah, (Semarang: Skripsi Sarjana Tarbiyah IAIN Walisongo, 2000 E.d. )
11
Rochiyati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan
Kinerja Guru dan Dosen, (Bandung: Remaja Rusda Karya, 2007), hlm. 13.

berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim
dilalui sesuai dengan bagan sebagai berikut.12
Perencanaan

Refleksi

Siklus I

Tindakan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi

Siklus II

Tindakan

Pengamatan

?
Kendati pada gambar siklus terdiri dari dua siklus, akan tetapi
banyaknya bukanlah sesuatu yang pasti, karena jumlah tersebut diambil
berdasarkan pertimbangan dalam refleksi apakah sesuatu yang ditargetkan
sudah tercapai atau belum. Dengan demikian, bila target belum tercapai,
dimungkinkan dapat ditambah menjadi 3 siklus dan seterusnya. Sedangkan
untuk langkah-langkah pelaksanaan tiap siklus adalah sebagai berikut.

2. Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data dapat dilakukan dengan mengumpulkan dari
berbagai sumber dan cara. Adapun dalam penelitian ini, pengumpulan data
menggunakan berbagai cara yaitu:

12

Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara 2006), hlm. 16.

10

a. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan
berkaitan dengan pelaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan
bila responden tidak terlalu besar.13 penelitian ini digunakan observasi
partisipan, yakni peneliti terlibat langsung dalam proses kegiatan
pembelajaran dan bekerja sama dengan guru bidang Al-Quran.Metode
ini digunakan untuk mengamati secara langsung dan sistematis seperti
keaktifan dalam menyelesaikan pertanyaan, antusias mengikuti
pelajaran, semangat peserta didik dalam belajar, perhatian saat
pelajaran berlangsung, bertanya pada guru, minat prestasi di depan
kelas, dan hasil dari implementasi metode qiraati.
Indikator minat peserta didik tersebut penulis identifikasi saat
pembelajaran sedang berlangsung. Peneliti membuat lembar observasi
peserta didik sebagai bahan untuk menilai keaktifan peserta didik di
kelas. Melalui lembar observasi ini peneliti dapat diketahui sejauh
mana aktifitas peserta didik.
Berdasarkan beberapa indikator tersebut peneliti membuat
beberapa aspek pengamatan, dengan kriteria penilaian tiap aspek
adalah : 1 (kurang), 2 (cukup), 3 (baik), 4 (sangat baik). Sedangkan
klasifikasi kelancaran membaca peserta didik di kelas dinilai menurut
prosentase pelafalannya yaitu kurang, jika keaktifan peserta didik lebih
< 50%, cukup jika pelafalan peserta didik 50%-70%, dan baik jika
pelafalan peserta didik > 70%.
b. Dokumentasi
Digunakan metode dokumentasi karena sering kali diperoleh
makna lebih sahih kebenarannya, yakni mencari data mengenai hal-hal
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah dan
sebagainya.14
13

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,


2006), Cet. 2, hlm. 203.
14
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Yogyakarta: Rineka
Cipta, 2002), hlm. 206.

11

Penggunaan metode dokumentasi ini untuk memperoleh data


sebagai pelengkap dari data-data yang didokumentasikan. Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan data rekapitulasi tentang absensi
kehadiran, daftar nilai, prestasi peserta didik dan aktivitas peserta didik
berupa foto selama kegiatan pembelajaran.
c. Metode Tes
Tes adalah sejumlah pertanyaan atau latihan yang digunakan
untuk mengkur keterampilan atau bakat pengetahuan intlegensi
kemampuan individu atau kelompok.15 Tes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes lisan untuk menilai hasil belajar siswa pada
pelajaran al-Quran hadis setelah diterapkan metode qiraati.
3. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan tindakan dalam penelitian ini diukur dari
hal-hal sebagai berikut:
a. Peserta sebagian besar (75%) terlibat secara aktif dalam pembelajaran
atau guru telah mengurangi dominasinya dalam pembelajaran.
b. Nilai hasil belajar peserta didik mencapai batas keberhasilan klasikal
85 %) dari seluruh peserta didik yang telah mencapai keberhasilan
individual (nilai

60).

4. Metode Analisis Data


Analisis data adalah suatu cara menganalisis data yang diperoleh
selama peneliti mengadakan penelitian sehingga akan diketahui kebenaran
atas suatu permasalahan. Untuk penelitian tindakan kelas analisis data tidak
dilaksanakan pada akhir penelitian, namun dilakukan sepanjang proses
penelitian, sebagaimana pendapat Sukma Dinata, bahwa analisis dan
interpretasi data dapat dilakukan sepanjang proses penelitian. Proses
penelitian tindakan bersifat spiral dialektik, yaitu diawali dengan
pengumpulan data, dilanjutkan dengan analisis dan interpretasi, pembuatan

15

Ibid, hlm. 127.

12

rencana, pelaksanaan, pengumpulan data, analisis dan interpretasi data lagi,


dan seterusnya. 16
Data yang terkumpul akan mempunyai arti jika dianalisis sesuai
dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, analisis data dalam penelitian ini
terbagi menjadi dua. Pertama, analisis kuantitatif, berupa angka
prosesntase keaktifan peserta didik yang diketahui melalui penelitian
lembar observasi peserta didik serta hasil tes peserta didik. Data kuantitatif
berupa nilai hasil belajar peserta didik tersebut dapat dianalisis secara
deskriptif. Oleh karena itu, peneliti menggunakan analisis statistik
deskriftif, misalnya dengan mencari nilai rata-rata atau prestasi
keberhasilan belajar dan lain-lain.17 Kedua, analisis kualitatif berupa
deskriptif data yang menggambarkan hasil pengamatan observasi terhadap
aktivitas peserta didik selama berlangsungnya pembelajaran.

16

Sukma Dinata dan Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2006), Cet. II, hlm .155.
17
Suharsimi Arikunto, Op.Cit., hlm. 131.

13

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara 2006


________________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jogjakarta:
Reneka Cipta, 2002
Dinata, Sukma dan Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya, Cet. II, 2006
Kaid Fitani, Problematika Pengajaran Al-Qur'an dengan Metode Qiroati dan
Solusinya (Studi Kasus di TPQ Walisongo Jrakah Tugu Semarang),
Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Semarang:
Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,
2004.E.d.
Muadib, Achmad, Studi Komparatif Aktivitas dan Keberhasilan Pembelajaran
Al-Qur'an antara TPQ 08 Sabilul Huda Karangayu Cepiring yang
menggunakan Metode Qiroati dengan Siswa Pengajian Mushala
Miftahul Ulum Kalirejo Kangkung yang Menggunakan Metode
Baghdadiyah, Semarang:
Skripsi Sarjana Tarbiyah IAIN
Walisongo, 2000.E.d.
Muhadjir, Noeng, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, 1998
Muthoifah, Studi Tentang Evaluasi Pembelajaran Membaca Al-Qur'an dengan
Metode Qiroati di TPQ Al-Ikhlas Kelurahan Patebon Semarang,
Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Semarang:
Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2005
Nizar, H. Samsul, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, Cet. 1, 2002
Poerwadarminta, W. J. S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PN Balai
Pustaka, Cet. VIII, 1976
Soenarjo dkk, Al-Quran dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan Penyelenggaraan
Penterjemah/Penafsiran Al-Quran, 1971
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,
Cet. 2, 2006.
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 3,
Jakarta: Balai Pustaka, Cet. 2, 2002.
Wiriaatmadja, Rochiyati, Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan
Kinerja Guru dan Dosen, Bandung: Remaja Rusda Karya, 2007

14

Zarkasi, H. Dachlan Salim, Metode Praktis Belajar Membaca Al-Qur'an,


Semarang: YPA Raudlatul Mujawwidin, 1990. 2

BAB II
KELANCARAN MEMBACA AL-QURAN DENGAN METODE QIRAATI

A. Kelancaran Membaca Al-Quran


1. Pengertian Membaca Al-Quran
Kelancaran berasal dari kata dasar lancar. Dalam kamus besar bahasa
indonesia lancar berarti tidak tersangkut sangkut; tidak terputus-putus; tidak
tersendat-sendat; fasih; tidak tertunda-tunda. 1Lancar dalam membaca AlQuran berarti fasih dalam membaca Al-Quan.
Yang dimaksud dengan kelancaran membaca Al-Quran berarti keadaan
lancarnya membaca Al-Quran disertai dengan kefasihan, tartil, dan sesuai
dengan kaidah tajwidnya.
Membaca al-Quran dan mempelajari huruf al-Quran, amat penting bagi
anak- anak kita kaum muslimin. Sebab itu mereka harus bisa membaca
lancar, cepat, tepat dan benar sesuai dengan mahrajnya dan kaidah tajwidnya.
Menurut Soedarso, membaca adalah aktifitas yang kompleks dengan
mengarahkan sejumlah besar tindakan terpisah-pisah, meliputi menggunakan
pengertian, hayalan, mengamati dan mengingat-ingat.2
Sedangkan menurut Drs. Nurhadi, membaca adalah sebuah proses
yang kompleks dan rutin. Kompleks artinya dalam proses membaca terlibat
berbagai faktor internal dan faktor eksternal pembaca. Faktor internal dapat
berupa integensi (IQ), minat, sikap, bakat, motifasi, tujuan membaca. Faktor
eksternal

bisa

dalam

bentuk

sarana

membaca,

teks

bacaan

( sederhana, berat, mudah-sulit ) faktor lingkungan atau faktor latar belakang


social ekonomi, kebiasaan, dan tradisi membaca.
Membaca pada hakekatnya adalah proses berfikir. Seorang ahli
membaca yang bernama Ed ward L. Torandike, Reading as Thinking dan
Reading as Reasoning

artinya, bahwa proses membaca itu sebenarnya

taubahnya dengan proses ketika seseorang sedang berfikir dan bernalar.


1

. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa, Kamus Besar bahasa Inodonesia, ( Jakarta :
Balai Pustaka, 2002 ) Ed. 3 Cet. 2 hlm. 633.
2
. Soedarso, Sistem Membaca Cepat dan Evektif, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), hlm.4.

13

14

Dalam proses membaca ini terlibat aspek-aspek berfikir seperti mengingat,


memahami,

membeda-bedakan,

membandingkan,

menemukan,

menganalisis, mengorganisasi, dan pada akhirnya menerapkan apa-apa yang


terkandung dalam bacaan.3 Sedangkan menurut H.Dachlan Salim zarkasyi
dalam bukunya berjudul empat langkah pendirian TKQ /TPQ metode
Qiraati

mengatakan bahwa keberhasilan belajar mengajar al-Quran

ditentukan oleh beberapa faktor. Misalnya, faktor mengajar, lingkungan,


sarana anak didik dan juga sistim serta metode yang dipakai. Faktor-faktor
tersebut saling terkait satu sama lain tanpa meremehkan faktor-faktor yang
lain, maka faktor metode dan pengajar al-Quran memegang peran yang
penting dan menentukan. 4. Adapun untuk dapat membaca al-Quran dengan
baik, tentu harus dapat memahami dan menguasai beberapa kriteria yaitu
fasih, tartil dan menguasai ilmu tajwid.
Agar lebih jelas di bawah ini akan dibahas ketiga kriteria tersebut
a.. Fasih
Fasih berasal dari kata dasar
tenang, fasih.5

yang artinya berbicara dengan

Berdasarkan pengertian tersebut, fasih berkaitan

dengan pengucapan lisan, sedangkan tidak semua orang dalam


pengucapan lisan itu sama, sebagai mana difirmankan Allah swt.
dalam surat al-Qasas ayat 34
oT) ( _%d| #[ ztB &#r's $ZR$|9 h_B x|r& uqd cryd r&ur

cq/js3 br& $%s{r&


Artinya :
Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya dari pada aku,
maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk

. Nur Hadi , Membaca Cepat dan Evektif, ( Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2008)
hlm. 13.
4
Ibid hlm. 19.
5

Mahmud Yunus, Kamas Arab Indonesia , ( Jakarta : Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Penafsiran alQuran,
1973)hlm. 317.

15

membenarkan ( perkataan ) ku , sesungguhnya aku khawatir


mereka akan mendustakanku. (Q.surat al-Qasas ayat 34). 6
Ayat tersebut memberikan pengertian bahwa nabi Musa As.
Itu kurang terang dalam mengucapkan huruf atau menyampaikan
wahyu dari Allah swt, maka beliau memohon kepada Allah agar
mengutus

Harun

saudaranya

untuk

membantu

dalam

menyampaikan wahyu, sehingga apa yang diucapkan menjadi


jelas dan mudah difahami.
Apabila seorang ingin fasih dalam membaca al-Quran
hendaknya yang sering latihan dan mengetahui tentang mahrajmahraj, huruf dan sifat-sifatnya.

b. Tartil
Tartil yaitu membaca al-Quran dengan pelan-pelan, baik dan
benar sesuai tajwid.

Sedangkan menurut H.A Badushun Badawi

dalam bukunya berjudul Panduan pengajaran al-Quran metode


Qiraati

Korcap

Kendal

mengatakan

bahwa

tartil adalah

membaguskan bacaan huruf atau kalimat atau ayat-ayat secara pelan


tidak tergesa-gesa, satu persatu tidak bercampur aduk, ucapanya
teratur, terang dan sesuai dengan hukum-hukum tajwid. 8.
Adapun hukum membaca al-Quran secara tartil adalah
disunahkan sabagaimana disebutkan Imam al Ghazali dalam kitab
Ihya Ulumuddin

Departemen agama Republik Indonesia, Al quran dan Terjemahannya., ( Jakarta : Yayasan


Penyelenggara Penterjemah al Quran, 1989 ), hlm. 615.
7
Ahmad Warsono Munawir, Kamus Al Munawir, ( Yugyakarata : Pustaka Progresif
1997) hlm.471
8
A.Baduhun Badawi , Loc.Cit, hlm 29.

16

Artinya :
ketahuilah , bahwa tartil itu disunahkan tidak semata-mata
bagai pemahaman artinya, karena bagi orang Ajam yang
tidak mengerti akan arti al-Quran juga disunahkan tartil dan
pelan-pelan dalam membaca . Karena yang demikian itu
lebih mendekatkan pada memuliakan Nya dan menghormati
secara membekas hati dari pada terburu-buru dan cepatcepat .
Dalam pembahasan mengenai tartil ini, tidak lepas dari
pengucapan lisan. Oleh karena itu, guru mempunyai peran yang
sangat penting dalam belajar membaca al-Quran. Karena belajar
membaca al-Quran mengacu pada keterampilan khusus, maka
guru

harus

lebih

banyak

memberikan

contoh,

dan

mengajarkannya berulang-ulang. Apabila guru salah dalam


mengajarkan akan berakibat fatal bagi murid, karena bacaan alQuran merupakan bahasa wahyu .

c. Penguasaan ilmu tajwid


Perkataan tajwid

berasal dari kata dasar

yang artinya

membaguskan. Sedangkan menurut istilah, ada beberapa pendapat


yang mendefinisikan ilmu tajwid yaitu :
1. Muhammad

Al-Mahmud, dalam bukunya Hidayatul mustafid

menjelaskan .

Artinya :
Tajwid adalah ilmu yang berfungsi untuk mengetahui
hak dari masing-masing huruf dan sesuatu yang patut bagi
9

. Muhammad Yunus. Op.Cit. hlm.94.

17

masing-masing huruf tersebut berupa sifat-sifat huruf,


bacaan panjang dan selain itu seperti tarqiq, tafhim dan
sebagainya .
2. Ustaz Ismail Tekan, bahwa ilmu tajwid ialah suatu cabang
pengetahuan untuk mempelajari cara-cara membaca al-Quran.10
Dari pengertian di atas, dapat diketahui bahwa tajwid
merupakan suatu disiplin ilmu dengan kaidah-kaidah tertentu
yang harus dipenuhi dalam pengucapan-pengucapan huruf serta
mahrajnya. Untuk menguasai tajwid dengan benar diperlukan
banyak latihan, praktik dan menirukan baik ucapan maupun
bacaannya.
Adapun tujuan ilmu tajwid adalah untuk memelihara
bacaan al-Quran dari kesalahan membaca sehingga sebagian
ulama berpendapat bahwa mempelajari ilmu tajwid itu wajib,
agar dalam membaca al-Quran bisa baik dan benar sesuai
dengan kaidah tajwid.
Penerapan kriteria fasih, tartil dan penguasaan ilmu
tajwid pada pengajaran al-Quran dengan metode qiraati itu
dipraktikkan secara bertahab sejak awal seseorang belajar
membaca al-Quran dan tidak terpisah menjadi bagian tersendiri.
Oleh karena itu bagi pengajar al-Quran dengan metode qiraati
harus benar-benar orang yang mumpuni dalam ilmu al-Quran
atau orang yang telah lulus tashih.
2. Tujuan Membaca al-Quran
Menurut pendapat para ulama diiantara tujuan mempelajari al
Quran antara lain :
a.. Menjaga dan memelihara kehormaan dan kesucian al-Quran.
b. Agar murid mampu membaca al-Quran denganbaik dan benar sesuai
dengan kaidah ilmu tajwidnya.
c. agar murid suka dan senang membiasakan dirinya membaca al-Quran.
10

. Ustz Islail Tekan, Tajwid al-Quranul Karim, ( Jakarta : Pustaka al Husna baru, 2003) hlm. 13.

18

d. Menanamkan aqidah dab akhlak yang mulia, serta membentuk pribadi anak
yang sholeh, yang beriman, berilmu dan beramal sholeh.
e. Sebagai pengetahuhan dasar yang merupakan penenaman perasaaan
keagamaan, sehingga nantinya dapat mengambil pelajaran dan dapat
mengamalkan semua ajaran-ajaran yang terkandung di dalamkitab suci alQuran.

B. Metode Qiraati
1. Pengertian Metode Qiraati
Yang dimaksud dengan metode qiraati adalah suatu metode dalam
belajar membaca Al-quran yang langsung memasukkan dan mempraktekkan
bacaan tartil sesesuai denagan kaidah ilmu tajwidnya.11 Selain itu metode
qiraati juga merupakan suatu metode yang menggunakan jenis lagu al-Quran
dengan

menempatkan

huruf-huruf

pada

tempatnya,

makhraj

dalam

kedudukannya yang sesuai menurut fungsinya seperti keras lembutnya, tinggi


rendahnya, terang dan samarnya.
Penemuan dan penyusunan metode praktis belajar membaca Alquran qiraati membutuhkan perjalanan masa yang cukup lama dengan usaha,
penelitian, pengamatan dan ujicoba selama bertahun-tahun. Dengan penuh
ketekunan dan kesabaran, bapak KH. Dachlan Salim zarkasyi selalu
mengadakan pengamatan dan penelitian pada majlis pengajaran al-quran di
mushala-mushala, masjid-masjid atau majlis tadarus al-Quran. Dari hasil
pengamatan dan penelitian ini ia mendapatkan masukan-masukan dalam
penyusunan metode qiraati. Hal-hal yang dirasa perlu dan penting untuk
diketahui dan dipelajari anak-anak ia tulis, beserta contoh-contohnya yang
kemudian diujicobakan kepada anak didiknya. Sehingga dengan demikian
penyusunan metode Qiraati ini bukan berupa satu paket sekali jadi dari hasil
otak-atik akal melainkan dari hasil pengamatan, penelitian dan percobaan.

11

. A. Baduhun Badawi, Panduan pengajaran al Quran metode qiroati


Korcab Kendal, (Kendal ; LPP TKQ/TPQ, 1997 ), Hlm. 13.

19

sehingga metode Qiraati ini mempunyai gerak yang dinamis sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan.12
Buku metode praktis membaca al Quran Qiraati, diprakarsai oleh
tiga tokoh yaitu KH. Dachlan Salim Zarkasyi, Ustadz ahmad DJunaidi, dan
ustadz Sukri Taufiq. Pengambilan nama Qiraati yang berarti bacaanku
yang bernama inilah bacaanku ( bacaan al Quran ) yang benar sesuai
dengan kaidah tajwid.13 Kata Qiraati diambil dari ayat al Quran tentang arti
kata Qiraati dalam firman Allah dalam surat Al Muzzammil ayat 4,

x?s? tb#u)9$# @o?uur .


artinya

dan bacalah al-Quran itu dengan berlahan-lahan

( almuzzammil.. 4 )
Awal penyusunan buku Qiraati

pada tanggal 1 Juli 1986 ini

sumber pengambilannya dari buku Qiraati sepuluh jilid yang disusun pada
tahun 1963. Pada tahun inilah KH. Dachlan Salim Zarkasyi menemukan
metode praktis yang sekaligus memasukkan bacaan tajwid.
Adapun yang membedakan metode Qiraati dengan metodemetode non Qiraati ( Baghdadiyah ) yaitu pada metode Qiraati memasukkan
materi bacaan muskilat (yaitu bacaan yang perlu hati-hati saat membacanya)
14

. Sebagai materi pelajaran belajar al-Quran mafatihussuwar sedangkan pada

metode qiraati tidak ada. Di samping itu mengenai buku-buku metode


Qiraati teknis penyebarannya bersifat tertutup, buku Qiraati hanya
didapatkan di pusat penyelenggaraan Qiraati, ditempat-tempat koordinator
Qiraati yang telah ditunjuk sehingga dapat diketahui para pengajar al-Quran
yang belum ditashih karena para pembeli kitab Qiraati untuk sebuah

12

Dachlan Salim Zarkasyi, Empat Langkah Pendirian TKQ/TPQ metode Qiroati, ( Semarang
YPA Raudlatul Mujawidin, 1996 ) , t Hlm.
13
Ibid t.hlm.
14
A. Baduhun Badawi Op.cit, hlm. 53.

20

TKQ/TPQ yang baru harus ditest dulu atau di tashih dan bagi yang belum
lulus diharuskan ikut pembinaan15.
2. Kurikulum Metode Qiraati
Kurikulum merupakan program dan pengalaman belajar serta hasilhasil belajar yang diharapkan, yang diformulasikan melalui pengetahuan dan
kegiatan yang tersusun secara sistematis, diberikan kepada siswa di bawah
tanggung jawab sekolah untuk membantu pertumbuhan atau perkembangan
pribadi dan kompetensi sosial anak didik. 16. Dari pengertian tersebut dapat
diketahui bahwa kurikulum berisi program dan pengalaman belajar atau
proses pengajaran.
Sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan ( pengajaran ),
Kurikulum memilki komponen yang saling terkait dan berinteraksi.
Komponen tersebut meliputi: tujuan, isi ( Materi ), strategi atau model. serta
media17.
Agar lebih transparan dari pengertian komponen kurikulum, maka
di bawah ini akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Tujuan
Tujuan merupakan hal yang ingin dicapai dalam pendidikan
(pengajaran) secara keseluruhan, yang meliputi rumusan tingkah laku
dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki oleh siswa setelah
menyelesaikan pengalaman dan kegiatan belajar dalam proses
pengajaran.
Sedangkan tujuan mempelajari al-Quran menurut Prof. Dr. H.
Mahmud Yunus, adalah sebagai berikut.
1. Memelihara kitab suci dan membacanya serta memperhatikan apaapa isinya, untuk jadi petunjuk dan pengajaran bagi kita dalam
kehidupan didunia.
15

Bunyamin Dachlan, Memahami Qiroati, ( Semarang, YPA Raudlatul


mujawidin, t.th ). hlm, 16.
16
. Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, ( Bandung, Sinar Baru,
1991) hlm 5-6.
1717
. Subandijah, Pengembangan dan Inofasi Kurikulum, ( Jakarta : PT.Grafindo
Persada,1996),hlm

21

2. Mengingat hukum agama, yang termaktub dalam al-Quran, serta


menguatkan keimanan dan mendorong berbuat kebaikan dan
menjahui kejahatan.
3. Mengharapkan keridhaan Allah dengan menganut itikat yang baik
untuk mengikuti segala suruhan-Nya dan menjahui larangan-Nya.
4. Menanamkan akhlak yang mulia dengan mengambil ibrah dan
pelajaran serta sesuai teladan yang baik dari riwayat yang termaktub
dalam al-Quran.
5. Menanamkan rasa keagamaan dalam hati dan menumbuhkannya,
sehingga bertambah tetap keimanan dan bertambah dekat hati
kepada Allah Swt.18
Selain tujuan diatas Bunyamin Dachlan dalam Memahami
Qiraati mengatakan bahwa tujuan pengajaran al-Quran dengan
metode qiraati yaitu:
a. Menjaga dan memelihara kehormatan dan atau kesucian al-Quran
dari segi bacaan yang benar (tartil) sesuai dengan kaidah tajwid.
b. Menyebarkan ilmu bacaan al-Quran, bukan menjual buku.
c. Mengingatkan guru ngaji agar berhati-hati dalam mengajar alQuran.
d. Meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan atau pengajaran alQuran.19
Dari tujuan metode qiraati tersebut jelas bahwa untuk
mengajarkan membaca al-quran pada anak-anak harus hati-hati
dan perlu meningkatkan kualitas atau mutu dari pengajaran alQuran itu, salah satunya dengan tidak menjual buku metode
qiraati secara bebas di pasaran. Akan tetapi buku qiraati hanya
didapatkan di pusat penyelenggaraan qiraati, di tempat-tempat
koordinator qiraati yang telah ditunjuk sehingga dapat diketahui
para pengajar al-Quran yang belum ditashih.
18

Perlunya

Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: Hida Karya


Agung. 19977) hlm. 54-55.
19
Bunyamin Dachlan, Loc. Cit. ,hlm 15.

22

pentashihan ini karena banyaknya orang menerjunkan diri


mengajar al-Quran, padahal mereka belum benar-benar tahu seluk
beluk mengajar al-Quran.
b. Materi
Materi dalam proses pengajaran sebagai bahan pelajaran yang akan
disampaikan, yang memiliki dasar pokoknya yaitu melihat tujuan yang
akan dicapai dan jenis pendidikan yang akan dikembangkan. Oleh karena
ada beberapa kriteria yang tepat untuk memilih materi dalam proses
pengajaran. Adapun kriterianya yaitu:
1. Materi pelajaran yang dipilih harus jelas kedudukannya dalam konteks
ilmiyah, sehingga jelas apa yang harus dipelajari, bagaimana cara
mempelajari dan jelas manfaatnya bagi anak didik atau manusia pada
umumnya.
2. Materi pelajaran dapat bertahan sebagai pengetahuan ilmiah yang relatif
lama.
3. Mata pelajaran yang dipilih bermanfaat dan memiliki kontribusi tinggi
terhadap perkembangan anak didik dan perkembangan masyarakat.20
Dari kriteria tersebut, dapat diketahui bahwa materi pelajaran harus
mempunyai orientasi yang jelas dan kontribusi yang bermanfaat baik bagi
anak didik ketika dalam usia belajar sampai selesai dan mampu
mengembangkan setelah proses pengajaran serta bermanfaat bagi
masyarakat.
c. Metode Pengajaran
Dalam proses pengajaran setrategi menunjuk pada metode yang
dipilih dalam penyampaian materi pelajaran. Dengan menerapkan metode
yang sesuai, diharapkan tercipta interaksi edukatif antara siswa dan guru.
Metode mengajar yaitu sistem penggunaan teknik-teknik dalam
interaksi dan komunikasi antara guru dan murid dalam pelaksanaan
program belajar mengajar sebagai proses pendidikan.
20

21

21

Nana Sudjana, Loc. Cit., hlm 34.


.Zakiyah Darojah, Kepribadian guru, ( Jakarta : BulanBintang, 1980 ) hlm 47.

karenanya

23

penerapan metode dalam pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan dan


materi yang disampaikan.
d. Media
Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan
dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien (siswa)
sehingga dapat mendorong proses belajar pada dirinya.22
Uraian di bawah ini mengemukakan pentingnya fungsi media
dalam pembelajaran. Fungsi tersebut yaitu :
1. Membantu memudahkan belajar bagi siswa/mahasiswa dan membantu
memudahkan mengajar bagi guru/dosen.
2. Memberikan pengalaman lebih nyata ( yang abstrak menjadi lebih
kongkrit )
3. Menarik perhatian siswa lebih besar ( jalannya pelajaran tidak
membosankan )
4. Semua indra murid dapat diaktifkan, kelemahan suatu indra dapat
diimbangi oleh kekuatan indra yang lainnya.
5. Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.
6. Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya. 23
Dalam proses pembelajaran, ada beberapa jenis media yang
digunakan, namun dibawah ini akan dijelaskan media yang digunakan
dalam pengajaran metode qiraati. Media yang digunakan adalah
sebagai berikut :
a. Media Grafis
Metode grafis sering disebut juga sebagai media visual dua
dimensi. Dalam media grafis. Pesan yang akan disampaikan dapat
dituangkan dalam simbol-simbol komunikasi.Oleh sebab karena itu
simbol-simbol yang ada perlu difahami secara tepat dan benar agar
proses penyampaian pesan dapat behasil secara efektif.

22

Pers, 2002) hlm.11.


23
. Ibid, hlm.24-25

. Asnawir dan M.Basyirudin Usman, Media Pembelajaran ( Jakarta : Ciputat

24

Media grafis ini berfungsi untuk menarik perhatian,


memperjelas penyajian, mengilustrasikan materi yang mungkin akan
cepat dilupakan apabila tidak digrafiskan. Dalam pembelajaran
metode qiraati media grafis yang digunakan berupa lembar peraga
yang berisi uraian materi. Contoh :

(------- ) =
# # # =

b. Media Audio
Media Audio yaitu media yang berkaitan dengan indra
pendengan, dalam media ini pembelajaran yang akan disampaikan
dalam lambang auditif yang bersifat verbalis, misalnya dalam bentuk
kata-kata atau bahasa lisan.
Untuk pengajaran qiraati, media audio yang dipergunakan
berupa kaset.Kaset tersebut berupa instrument serta contoh dan
panduan dalam membaca huruf arab. 24
3. Guru dan peranannya dalam proses Belajar Mengajar Metode Qiraati
Dalam proses belajar mengajar unsur yang tidak dapat
ditinggalkan adalah adanya guru atau tenaga yang handal. Guru yang
berkualitas akan mengahantarkan muridnya atau santrinya berhasil
dengan baik, karena ketartilan bacaan santri atau anak terletak pada
kemampuan guru dalam penyampaian materi dan ketelitian guru dalam
memberikan nilai kepada anak. Sebagai contoh kalau anak yang belum
mampu membaca dengan tartil tapi sudah dinaikkan pelajarannya maka

24

. Dachlan Zarkasyi, Qiroati Metode Prkatis Belajar membaca al-Quran Jilid


IV ( semarang: YPA. Raudlatul Mujawwidin, 1990) hlm.5.

25

sudah tentu mutu bacaan tidak bertambah baik tetapi sebaliknya. Untuk
itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru antara lain :
1. Sebaiknya guru mengerti dan memahami kemampuan dirinya dalam
hal bacaan al-Quran.
2. Sebaiknya guru mengenal dengan baik dan menguasai, serta bisa
menggunakan metode pengajaran al-Quran yang tepat dan benar.
3. Sabaiknya guru benar-benar menguasai bahan yang akan diajarkan
yakni tahapan-tahapan dan target-target yang mau diajarkan dalam
buku qiraati.
4. Sebaiknya guru tidak gegabah dalam mengajarkan al-Quran. Guru
harus lebih teliti, waspada dan tegas dalam mengajarkan al-Quran
dan memberikan nilai dalam buku prestasi.
5. Guru harus selalu membiasakan bacaan yang benar pada dirinya
sendiri dan juga kepada anak didiknya.
6. Sebaiknya guru memahami kondisi dan kemampuan serta kecerdasan
anak didiknya.
7. Menguasai keadaan kelas dengan baik dan dalam mengajar
hendaknya dilandasi niat yang ikhlas menanamkan jiwa berjuang
dijalan Allah Swt.25
a. Syarat-syarat Menjadi Guru
Guru yang memiliki tugas mengajar tidaklah mudah, karena
profesi ini menutut banyak terhadap posisinya agar system
pengajaran berjalan dengan baik dan siswa mampu menangkap
apa yang disampaikan. Seorang guru juga harus memiliki
kemampuan profesional, kapasitas keilmuan yang memadai dan
mempunyai sifat mendidik atau social educational.
Bahkan untuk menjadi guru yang benar-benar professional
harus memiliki syarat-syarat tertentu :
1. Secara administrative harus mendaftar dengan berbagai syarat
yang dibutuhkan.
25

. A. Baduhun Badawi,Loc. Cit, hlm.26.

26

2. Secara teknis harus mempunyai ijazah keguruan.


3. Secara psikis harus sehat rohani, dewasa dalam berfikir dan
bertindak, mampu mengendalikan emosi, konsekuen, ramah,
berani, tanggungjawab dan memiliki rasa pengabdian yang
tinggi.
4. Secara fisik memiliki badan yang sehat, tidak cacat tubuh yang
memungkinkan

mengganggu

penyakit menular.

26

pekerjaan,

tidak

memiliki

Sedangkan menurut Dr. Zakiyah Darajat mengatakan


bahwa faktor terpenting bagi seorang guru adalah kepribadian.
Kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia
menjadi pendidik dan Pembina yang baik bagi anak didiknya,
ataukah akan menjadi perusak atau penghancur hari depan anak
didiknya.

27

Selanjutnya persyaratan diatas ada beberapa aspek

yang diperhatikan, yaitu :


1. Aspek kematangan jasmani, dapat dilihat dari biologis dan
usia sehingga dikatakan secara jasmani telah dewasa.
2. Aspek kematangan rohani, yaitu telah matang dalam
bertindak dan berfikir sehingga sikap dan penampilannya
menjadi semakin mantap.
3. Aspek kematangan atau kedewasaan kehidupan sosial, ini
terlihat harus berinteraksi dalam masyarakat, memiliki rasa
tanggungjawab dan tidak mau merugikan orang lain.28
Sedangkan menurut Bunyamin

Dachlan dalam

bukunya berjudul memahami qiraati mengatakan bahwa


sayarat untuk menjadi guru ngaji menggunakan qiraati
adalah sebagai berikut :

26

. Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar ( Jakarta : Raja Wali
Press, 1992) hlm.124-125.
27
. Zakiyah Darojat, Loc.Cit, hlm. 16.
28
Sardiman A.M, Loc. Cit, hlm. 126-129.

27

a) Lulus tashih, jika yang bersangkutan belum atau tidak


lulus tes maka harus mau untuk dibina ( sesuai dengan
kemampuannya, dimulai dari qiraati jilid berapa )
b) Untuk guru yang sudah lulus maka yang bersangkutan
diharuskan untuk mengikuti pembinaan metodologi
pengajaran qiraati.29
Dari uraian di atas jelaslah bahwa untuk menjadi
guru atau pengajar harus memenuhi syarat-syarat tertentu.
Demikian halnya dengan pengajaran al-Quran dengan
metode qiraati harus lulus tashih telebih dahulu. Hal ini
dimaksudkan agar para pengajar al-Quran dengan buku
qiraati dapat mengajarkan membaca al-Quran dengan tepat
dan benar.

b. Peran Guru dalam Proses Belajar Mengajar


Dalam duania pendidikan guru mempunyai peran
yang sangat penting yaitu sebagai pengajar, pembimbing dan
sekaligus pendidik. Maka seorang guru harus memeiliki
kemampuan untuk melaksanakan akan peranannya itu.
Menurut adams dan Decey bahwa peran dan
kompetensi guru dalam proses belajar mengajar antara lain :
guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing,
pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana,
superfisor, mutifator dan konselor.
Sedangkan menurut Sardiman A.M., peran guru di
sekolah tidak hanya sebagai transmitter dan ide, tetapi juga
berperan sebagi trasformator dan katalisator dari nilai dan
sikap.

29

. Bunyamin Dachlan, Loc.Cit., hlm. 16.

28

Beberapa peran guru dalam proses belajar mengajar,


yaitu :
1. Informator, disini guru sebagai sumber informasi kegiatan
akademik maupun umum.
2. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik.
3. Motifator,

untuk

meningkatkan

kegairahan

dan

pengembangan kegiatan belajar siswa, menumbuhkan


aktivitas dan daya cipta sehingga terjadi dinamika dalam
proses belajar mengajar.
4. Direktor atau pengarah, guru harus dapat membimbing
dan mengarahkan belajar siswa sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai.
5. Inisiator, yaitu guru sebagai pencetus ide-ide kreatif yang
dapat dicontoh oleh siswa.
6. Transmitter, guru bertindak sesuai dengan kebijaksanaan
dan pengetahuan.
7. Fasilitator, guru memberikan fasilitas dan kemudahan
dalam proses belajar mengajar hingga tercipta suasana
belajar yang serasi dengan perkembangan siswa, dan
interaksi belajar mengajar bejalan efektif.
8. Mediator, guru sebagi penengah dan pemberi jalan keluar
dalam kegiatan belajar.
9. Evaluator, guru mempunyai otoritas menilai siswa
sehingga dapat membentuk bagaimana berhasil atau
tidak.30
Dalam proses belajar mengajar qiraati guru lebih
banyak berperan sebagai motifator yang menumbuhkan
semangat dan dinamika peserta didik untuk aktif pada
saat berlangsungnya proses belajar mengajar.

30

. Sardiman A.M. Of.Cit., 142 -144.

29

4. Evaluasi Pengajaran Qiraati


Evaluasi adalah suatu poroses yang sistematis untuk menentukan
atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran
telah dicapai oleh siswa.31 Evaluasi juga bisa disebut sebagai tes hasil
belajar, untuk mengukur sasaran belajar yang representatife. Meskipun
penekanannya pada pengukuran tes hasil belajar yang ditentukan, namun
jangan dipandang sebagai hasil akhir dari pengajaran, karena masih
banyak manfaat lain yang diambil dari pengukuran dari hasil belajar.
Untuk lebih jelasnya fungsi dan evaluasi pendidikan yaitu :
a. Mengetahui kesanggupan anak, sehingga anak itu dapat
dibantu memilih jurusan, sekolah atau jabatan yang sesuai
dengan bakatnya
b. Mengetahui hingga manakah anak itu mencapai tujuan
pelajaran dan pendidikan
c. Menunjukan kekurangan dan kelemahan murid-murid
sehingga mereka dapat diberi bantuan yang khusus untuk
mengatasi kekurangan itu
d. Menunjukkan kelemahan metode mengajar yang digunakan
oleh guru, kekurangan murid sering bersumber pada caracara mengajar yang buruk
e. Memberi petunjuk yang lebih jelas tentang tujuan pelajaran
yang hendak dicapai
f. Memberi dorongan kepada murid-murid untuk belajar
dengan giat, anak akan bergiat belajar apabila diketahuinya
bahwa tes atau ulangan akan diadakan.32
Untuk dapat melakukan penilaian pengajaran,
diperlukan adanya alat evaluasi, secara garis besar alat
evaluasi terbagi menjadi dua macam, yaitu test dan non test.
31

. M. Nglim Purwanto, M.p., Prinsip-prinsip danTeknik Evaluasi Pengajaran, (


bandung, Remaja Rosda Karya, 1984 ), hlm 3.
32
. Zuahrini dkk, Metodologi Pendidikan Agama, ( Solo: Romadlani, 1993 ) hlm.148149.

30

Kemudian test dan non test ini sering disebut teknik


evaluasi. 33
Sedangkan untuk mengukur kemampuan anak dalam
membaca al-Quran dengan metode qiraati diadakan suatu
evaluasi belajar dengan cara memberi test lisan

dalam

membaca al-Quran.

33

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : BinaAksara, 1987 ) hlm, 23.

31
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1.Tempat Penelitian
Tempat penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Yaumi Ringinharjo. Terletak
di desa Ringinharjo Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan. Tepatnya
terletak di sebelah utara 10 Km dari Kota Gubug. Batas sebelah timur
desa Sarimulyo Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak, sebelah utara
desa Trimulyo Kecamatan Guntur Kabupaten Demak, sebelah Barat desa
Tlogomulyo Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Lokasi sekolahnya di
desa dan jauh dari jalan raya.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan menurut prosedur yang telah direncanakan
oleh guru dan peneliti, yaitu pada semester gasal tepatnya pada bulan
Oktober 2010 dengan tiga kali siklus, mulai dari tanggal 1 Oktober sampai
dengan 3 Desember 2010. Penelitian dilaksanakan di kelas 1 MI Yaumi
Ringinharjo. Sebelum pelaksanaan tiap siklus, dilakukan observasi awal
yang dilakukan sebelum tindakan kelas yaitu pada tanggal 19 Juli 2010.
Dalam observasi awal ini juga digunakan untuk mengetahui kondisi
pembelajaran di MI Yaumi Ringinharjo. Untuk jadwal penelitiannya
sebagai berikut.
NO

RENCANA KEGIATAN

Observasi awal

Persiapan

Menyusun konsep

WAKTU MINGGU KE
1

pelaksanaan

Menyepakati jadwal dan tugas

Menyusun instrumen

Diskusi konsep pelaksanaan

Pelaksanaan
Menyiapkan kelas dan alat

x
31

3 3

4 5

6 7

32
Pelaksanaan pra siklus
Pelaksanaan siklus I
Pelaksanaan siklus II

x
x
x

Pelaksanaan siklus III


Koordinasi Akhir
4

x
x

Pembuatan laporan

Menyusun konsep

Menyelesaikan laporan

X
x

B. Subjek Penelitian
Peserta didik yang diteliti adalah peserta didik kelas 1 MI Yaumi
Ringinharjo semester 1 tahun pelajaran 2009/2010. Yang jumlahnya 20
peserta didik, terdiiri dari 12 Putra dan 8 Putri.

C. Prosedur Penelitian
Suharsimi Arikunto mengatakan Penelitian tindakan kelas adalah
suatu pengamatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.
Penelitian tindakan kelas bukan sekedar mengajar seperti biasanya, tetapi
harus mengandung suatu pengertian, bahwa tindakan yang dilakukan
berdasarkan atas upaya meningkatkan hasil, yaitu lebih baik dari
sebelumnya.Penelitian tindakan kelas (PTK) dalam istilah Inggris adalah
Class Action Research (CAR).1
Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas serta profesionalisme guru dan dalam menangani
proses belajar mengajar, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Penelitian ini menggunakan data deskriptif dan kuantitatif yang
menggunakan perhitungan statistik sederhana.
1. Model Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini dipilih model spiral dari
Kemmis dan Taggart yang terdiri dari bebeapa siklus tindakan dalam
pembelajaran berdasarkan refleksi mengenai hasil tindakan-tindakan
1

Suharsini Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi


Aksara,2006),hlm.2.

33
pada siklus sebelumnya. Setiap siklus tersebut terdiri dari empat tahapan
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan
refleksi.

Model Spiral dari Kemmis dan Taggart

Perencanaan
SIKLUS I

Refleksi

Pelaksanaan

Pengamatan
Perencanaan
Refleksi

SIKLUS II

Pelaksanaan

Pengamatan

?
Dst.2

2. Siklus kegiatan
Siklus kegiatan dirancang dengan penelitian Tindakan Kelas
(PTK) Kegiatan diterapkan dalam upaya meningkatkan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran membaca al-Quran melalui metode qiraati.
Tahapan penelitian ini disusun melalui siklus penelitian. Setiap siklus
terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Penelitian di rencanakan dalam tiga tahapan yaitu pra siklus, siklus 1
dan siklus 2. Pelaksanaan tiap tahapan akan diambil satu kelas dengan
kolaborator guru pengampu mata pelajaran al-Quran hadist yaitu
Muslikhin, S.Pd.I .

. Rochiati Wiraatmaja, Metode Penelitian Tindakan Kelas , ( Bandung , Remaja


Rosdakarya, 2005) hlm.66

34
a. PraSiklus
Pada tahapan prasiklus ini diteliti pembelajaran al-Quran
hadist secara langsung di kelas I MI Yaumi Ringinharjo. Dalam
pembelajaran al-Quran hadist di kelas I MI Yaumi Ringinharjo belum
menggunakan

model

pembelajaran

secara

aktif

dan

masih

menggunakan metode ceramah yang siswanya masih belum banyak


ikut aktif dalam proses pembelajaran, dan cenderung terjadi
komunikasi yang pasif. Artinya, seolah-olah guru yang bicara dan
siswa atau peserta didik hanya mendengarkan dan keberanian untuk
bertanya terhadap suatu masalah yang belum jelas yang ada dibenak
mereka belum dapat diungkapkan secara maksimal.3
Diakhir pembelajaran peneliti memberikan tes lesan untuk
menilai hasil belajar siswa pelajaran al-Quran hadist sebelum
diterapkan metode qiraati.
b. Siklus I
Pelaksanaan siklus I menggunakan kelas I MI Yaumi
Ringinharjo yang diampu oleh bapak Muslikhin, S.Pd.I. Langkahlangkah

dalam siklus I dimulai dari perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan dan refleksi yang akan dijelaskan sebagai berikut.


1) Perencanaan
a) Perencanaan skenario pemebelajaran dengan metode qiraati
yang akan diterapkan dalam pembelajaran al-Quran hadist.
Penekanan perencanaan disini adalah menyiapkan peserta didik
benar-benar berada pada suasana penyadaran diri untuk
termotivasi belajar dengan menekankan pada keaktifan peserta
didik dalam proses pembelajaran dan berada pada konsentrasi
terhadap meteri pengajaran al-Quran hadist yang sedang
dibahas atau dipelajari.
b) Menentukan pokok bahasan yaitu surat al-Ikhlas dan al-Lahab.
c) Menyusun RPP dengan pokok bahasan surat al-Ikhlas dan alLahab dengan metode qiraati, yang di dalamnya menggunakan
metode membuat wawancara untuk siswa, lembar observasi

. Hasil pengamatan di kelas I MI Yaumi Ringinharjo, tanggal 18 Oktober 2010.

35
untuk guru pengampu dan lembar catatan lapangan aktivitas
selama proses pembelajaran al-Quran hadist.
d) Menjelaskan kepada siswa tentang metode qiraati dan
bagaimana cara melaksanakannya. Hal ini bertujuan agar siswa
siap mengikuti pembelajaran dengan metode qiraati.
2). Tindakan
a) Peneliti

memberikan

informasi

awal

tentang

jalanya

pembelajaran yang menerapkan metode qiraati dan tugas yang


harus dilaksanakan peserta didik secara singkat, jelas, dan
penuh suasana kehangatan. Guru Quran hadits bertindak
sebagai pengamat.
b) Inti pelaksanaan tindakan yaitu guru memberikan apersepsi
pengenalan materi Qs. al-Ikhlas dan Qs. al-Lahab atau guru
membacakan per lafal, siswa menirukan. Guru memberi contoh
membaca ayat perayat, siswa disuruh menirukan. Guru
memberi contoh membaca ayat pertama sampai selesai ayatnya,
siswa disuruh menirukan, guru menunjuk siswa secara individu
untuk membaca siswa yang lain menyimak. Kemudian disuruh
suka relawan untuk melafalkan pada bagian ayat tertentu yang
dianggap sulit. Ketika bacaan-bacaan tersebut berjalan, guru
menghentikan atau menyela di beberapa tempat untuk
menekankan poin-poin tertentu. Kemudian guru memunculkan
beberapa pertanyaan. Guru dapat membuat diskusi-diskusi
singkat jika siswa menunjukkan minat dalam bagian tertentu.
Kemudian guru melanjutkan dengan menguji apa yang ada
dalam teks tersebut.
3) Pengamatan
a) Pada tahap ini peneliti dan guru Quran hadits melakukan
observasi pelaksanaan tindakan untuk mengetahui seberapa
jauh efek kemajuan tindakan pembelajaran dengan metode
qiraati. Pengamatan dilakukan bersama dengan pelaksanaan
tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah
dibuat.

36
b) Mengamati kelancaran membaca, makhorijul huruf dan
kebenaran

tajwidnya. Hasil analisis data pada tahapan ini

kemudian digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan siklus


berikutnya. Selain itu juga, diperhatikan berbagai kendala yang
muncul pada saat pelaksanaan tindakan.
4) Refleksi
a) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat simpulan
sementara terhadap pelaksanaan pembelajaran metode qiraati
pada siklus II, termasuk kemungkinan mengubah cara
pembelajaran dibuat kelompok.
b) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada
pelaksanaan kegiatan penelitian siklus II .
c. Siklus II
Setelah evaluasi pada siklus I dilakukan, maka tahap
selanjutnya adalah melakukan kegiatan tindakan pada siklus II
dengan langkah-langkah sebagai berikut
1) Perencanaan
a) Identifikasi masalah dan menetapkan alternatif pemecahan
masalah yang dihadapi oleh siswa.
b) Pengembangan skenario pembelajaran berikutnya dengan
metode qiraati sebagai upaya peningkatan kelancaran
membaca al-Quran hadits.
2) Tindakan
a) Pelaksanaan

tindakan

II

sebagai

penyempurnaan

pembelajaran dengan metode qiraati berdasarkan hasil


refleksi siklus I.
3) Pengamatan
a) Observasi pelaksanaan tindakan ini untuk mengetahui
seberapa jauh kemajuan tindakan II dengan metode qiraati.
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan

pelaksanaan

tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah


dibuat. Faktor-faktor yang diamati adalah kelancaran siswa
dalam membaca Quran hadits.

37
4) Refleksi
a) Yang diteliti adalah hasil dari tahapan observasi yang
meliputi

kelancaran

membaca

siswa

selama

proses

pembelajaran Quran hadits, cara guru mengajar, serta


kendala-kendala yang ditemui selama kegiatan pembelajaran.
Semua itu dikumpulkan untuk selanjutnya dikaji dan dibahas
bersama dengan guru Quran hadits, hal apa saja yang perlu
diperbaiki dan apa saja yang harus menjadi perhatian pada
tindakan berikutnya. Jika permasalahan dirasa cukup maka
tindakan dihentikan.

3. Teknik Pengumpulan Data


Dalam hal ini, penelitian menggunakan beberapa metode untuk
menggali informasi yang dibutuhkan. Metode yang dipakai oleh
peneliti untuk

mendapatkan informasi tersebut antara lain sebagai

berikut
a. Metode observasi
Observasi (pengamatan) adalah alat pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik
gejala-gejala yang diselidiki. 4 Observasi merupakan pengamatan
dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada
obyek penelitian.5
Pengamatan dilakukan pada tiap siklus untuk membuat
kesimpulan pelaksanaan pembelajaran yang akan direfleksikan
pada siklus berikutnya.
b. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah sekumpulan data yang berupa tulisan,
dokumen, sertifikasi, buku, majalah, peraturan-peraturan, struktur
organisasi, jumlah guru, jumlah siswa, kurikulum dan sebagainya.6

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi,Metodologi Penelitian,(Jakarta:PT Bumi Aksara,


2005),Cet.7, hlm. 70.
5
S.Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan.(Jakarta:Rineka Cita,2000),hlm.158.
6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Teori dan Praktek,(Jakarta:Rineka
Cipta, 1999), hlm.230.

38
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang
jumlah siswa, guru, dan yang lainnya yang menjadi sampel dalam
penelitian tindakan kelas ini.
c. Metode Tes
Tes adalah sejumlah pertanyaan atau latihan yang digunakan
untuk mengukur ketrampilan atau bakat pengetahuan intelegensi
kemampuan individu atau kelompok.7
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes lisan
untuk menilai hasil belajar siswa pada pembelajaran Quran hadist
setelah diterapkan metode qiraati.
d. Metode Driil (Latihan)
Metode driil yaitu metode dalam pendidikan dan pengajaran
dengan jalan melatih anak-anak terhadap bahan pelajaran yang
sudah diberikan. Metode ini merupakan metode ulang pelajaran
yang telah diberikan dan juga melatih anak berfikir secara cepat
serta memperkuat daya tangkap anak terhadap pelajaran .

4. Metode Pengolahan Data


a. Analisis Kualitatif
Analisis ini digunakan untuk menganalisis upaya peningkatan
hasil belajar Quran hadis kelas I MI Yaumi Ringinharjo melalui
metode Qiraati dari hasil observasi lapangan, wawancara dan
dokumen-dokumen yang berhubungan dengan obyek penelitian.
b. Analisis kuantitatif
Analisis ini dipergunakan untuk menganalisis jumlah Siswa
yang mengalami peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran
Qur'an hadis yang diperoleh dari tindakan siklus I, dan II.
Data tersebut dapat diolah dengan materi prosentasi

. Ibid, hlm.127

39
F
dengan menggunakan rumus : P = N x 100 % 8
P : Prosentase jawaban
F : Frekuensi jawaban
N : Jumlah Responden
Dengan menggunakan rumus tersebut dapat diketahui
prosentase peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran Quran
hadis dengan metode qiraati.

5. Indikator Keberhasilan
a. Indikator pelafalan surat al-Ikhlas
SKOR

INDIKATOR

Kefasihan
Tartil
Tajwidnya
Pelafalan ayat
Kelancaran
Indikator

dari

penelitian

ini

adalah

apabila

terjadi

peningkatan kelancaran membaca siswa sekurang-kurangnya 65 %


dari jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yaitu 70 seluruh
siswa dalam kelas.
b. Indikator Hasil belajar
Indikator keberhasilan hasil belajar dari penelitian ini
didasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yang telah
ditetapkan untuk mata pelajaran Quran hadis kelas I MI Yaumi
Ringinharjo, yaitu apabila pererta didik memiliki rata-rata 70,
sedangkan prosentase yang telah mencapai 80 % dari seluruh siswa
dalam kelas.

hlm. 46.

. Ana Sujana, Pengantar Statistik Pendidikan, ( Jakarta: Raja Grasindo Persada, 2006 ),

40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Situasi dan kondisi Tempat
Madrasah Ibtidaiyah Yaumi Ringinharjo Gubug terletak di desa
Ringinharjo Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan tepatnya terletak di
sebelah utara 10 Km dari jalan raya kota Gubug dengan batas-batas sebagai
berikut.
1. Sebelah selatan desa Tlogomulyo kecamatn Gubug.
2. Sebalah barat desa Trimulyo kecamatan Guntur kabupaten Demak.
3. Sebelah utara desa Solowire kecamatan bonagung kebupatan Demak.
4. Sebelah timur desa Sarimulyo kecamatan Dempet kabupaten Demak.
Dengan lokasi yang demikian, menjadikan MI Yaumi Ringinharjo
kecamatan Gubug kurang strategis karena jauh dari jalan raya sehingga
kurang memadai dan lambat untuk berkembang.
1. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa
a. Keadaan guru
Guru adalah ujung tombak sebuah lembaga pendidikan, karena di
tangan guru keberhasilan proses pembelajaran, baik yang berkaitan
dengan kualitas guru maupun kuantitas guru. Kualitas guru meliputi
kemampuan guru, kompetensi guru sehingga dengan demikian guru
merupakan unsur yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Oleh
karena itu kuantitas dan kualitas tenaga pendidikan selalu diupayakan
oleh setiap lembaga yang mengelola pendidikan yang tujuan akhirnya
meningkatkan kualitas anak didik dan lembaga pendidikan tersebut
melalui out put yang membanggakan. Madrasah Ibtidaiyah Yaumi
Ringinharjo kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan memiliki tenaga
edukatif 10 orang termasuk kepala Madrasah. Guru-guru Madrasah
Ibtidaiyah Yaumi Ringinharjo terbagi mejadi dua kelompok yaitu guru
tetap dan guru tidak tetap. Adapun guru tetap berjumlah 6 orang.
Sedang guru tidak tetep berjumlah 4 orang. Jadi jumlah guru Madrasah
Ibtidaiyah Yaumi Ringinharjo kecamatan Gubug kabupaten Grobogan
sebanyak 10 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel
berikut.

41
TABEL I
DAFTAR GURU MADRASAH IBTIDAIYAH YAUMI
RINGINHARJO GUBUG GROBOGAN.1
NO

NAMA GURU

JABATAN

Sulaiman, S.Pd.I

Kepala Madrasah

Lilik Al Imroh

Guru Kelas

Musriah

Guru Kelas

Luluk Hayati, S.Pd.

Guru Kelas

Muniah

Guru Kelas

M.Sutrimulyo, A.Ma

Guru Kelas

Muslikhin, S.Pd.I

Guru Kelas

Nur Aini, S.Pd.I

Guru PAI

Kistanti, S.Pd

Guru Matematika

10

Budi Suryaningsih, S.Pd

Guru PKN

b. Keadaan Karyawan
Untuk membantu kelancaran unsur administrasi, baik yang
berhubungan dangan guru maupun dengan siswa. Madrasah Ibtidaiyah
Yaumi Ringinharjo kecamatan Gubug mempunyai tenaga administrasi
hanya satu orang dengan tabel sebagai berikut.

TABEL II
DAFTAR KARYAWAN MADRASAH IBTIDAIYAH YAUMI
RINGINHARJO GUBUG 2
NO
1

NAMA GURU
Abdul Fatah, S.E

JABATAN
Tata usaha

c. Keadaan Siswa
Siswa

merupan

subjek

dalam

pendidikan

yang

selalu

membutuhkan arahan, bimbingan dan arahan dari guru. Madrasah

1
2

. Dokumentasi MI Yaumi Ringinharjo kec. Gubug. Disalin pada tanggal 5 Januari 2011
.Dokumen tasi MI Yaumi Ringinharjo kec. Gubug, disalin tanggal 5 Januari 2011.

42
Ibtidaiyah Yaumi Ringinharjo kecamatan Gubug berdiri sejak tahun
2003 sampai dengan saat ini mempunyai siswa sebanyak 123 siswa
yang terdiri darai 6 rombongan belajar. Kondisi siswa

Madrasah

Ibtidaiyah Yaumi Ringinharjo kecamatan Gubug adalah sebagai


berikut.

TABEL III
DAFTAR JUMLAH SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH
YAUMI RINGINHARJO GUBUG 3
NO

KELAS

JUMLAH

12

20

II

11

11

22

III

11

11

22

IV

11

11

22

15

23

VI

14

68

55

123

TOTAL

2. Sarana Prasarana
Dalam upaya untuk menunjang tujuan pendidikan di Madrasah
Ibtidaiyah Yaumi Ringinharjo kecamatan Gubug , diperlukan sarana dan
prasarana yang memadai serta pemenfaatannya secara optimal.
Adapun sarana dan prasaran yang dimiliki Madrasah Ibtidaiyah Yaumi
Ringinharjo kecamatan Gubug, antara lain :
a. 6 ruang teori /kelas
b. 1 ruang guru
c. 1 ruang kepala Madrasah
d. 1 masjid tempat ibadah
e. 1 ruang perpustakaan
f. 2 ruang WC
g. Lapangan upacara /olah raga
h. Gudang
3

. Dokumentasi MI Yaumi Ringinharjo, Gubug,disalin pada tanggal 6 Januari 2011

43
Sarana yang dimiliki

Madrasah Ibtidaiyah Yaumi Ringinharjo

kecamatan Gubug selain ruangan yang tersebut di atas, ditambah dengan


peralatan olah raga, kepramukaan dan alat administrasi seperti komputer
dan ketik manual.

B. Pelaksanaan Prasiklus
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti perlu mengetahui kondisi
awal dari subyek yang

diteliti, sehingga dapat mengambil tindakan

terhadap permasalahan yang muncul di lapangan. Observasi awal ini


bertujuan untuk mengidentifikasi permaslahan yang berkaitan dengan
kelancaran membaca al-quran peserta didik kelas I MI Yaumi Ringinharjo
kec. Gubug Kab. Grobogan. Kegiatan observasi awal atau tahapan pra
siklus ini dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2010. Dalam observasi awal
ini peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran di MI
Yaumi, khususnya dalam membaca al-Quran yang dilakukan dengan
menggunakan metode lain selain metode qiraati.
Dari hasil observasi awal tersebut, peneliti menemukan beberapa
permasalahan yang berkaitan dengan kondisi pembelajaran di kelas I MI
Yaumi Ringinharjo kec. Gubug kab. Grobogan, di antaranya.
1. Pembelajaran berlangsung pasif, guru belum dapat memotivasi peserta
didik untuk lebih aktif dalam pembelajaran
2. Kondisi kelas tidak kondusif, guru belum mampu mengorganisasi kelas
dengan baik, sehingga banyak peserta didik yang tidak melakukan
aktivitas belajar dengan baik namun dibiarkan oleh guru
3. Metode

yang

digunakan

dalam

menggunakan metode baghdadiyah,

membaca

al-Quran

masih

sehingga banyak peserta didik

yang belum lancar membacanya.


Dengan melihat atau mengamati secara langsung pembelajaran yang
ada di kelas, kemudian dicatat yang terjadi selama pembelajaran
berlangsung. Secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut.

44
1. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa
TABEL IV
Aktivitas peserta didik dalam mengikuti
PBM Quran Hadis pada tahab Prasiklus
No

Aspek yang Diamati

Nilai
rata-rata

Peserta didik serius dalam melafalkan bacaan

al-Quran
2

Peserta

didik

mengerjakan

perintah

guru

dengan baik
3

Peserta didik memperhatikan penjelasan guru

Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru

Jumlah

12

prosentase

60 %

Kriteria

Cukup

Nilai = Skor yang dicapai x 100 %


Skor maksimal
= 12 x 100 %
20
= 60 %.
Kriteria penilaian :
0%-39%

= Sangat Kurang

40%-55%

= Kurang

56%-65%

= Cukup

66%-76%

= Baik

80%-100%

= Sangat Baik

Pada pengamatan tahapan Prasiklus ini dapat disimpulkan bahwa


siswa belum terlibat aktif secara penuh dalam proses pembelajaran. Terlihat
dengan nilai rata-rata keaktifan 60 %. Keaktifan siswa adalah sebagai
indikator adanya semangat belajar dalam proses pembelajaran. Metode yang
digunakan guru belum sepenuhnya melibatkan siswa secara aktif, siswa
lambat memahami, karena harus mengeja dengan menyebutkan

huruf,

tanda baca dan kemudian pada bunyi lafal yang dikehendaki. Sebagian

45
siswa membacanya tidak lancar, sehingga terlihat jelas bahwa partisipasi
siswa kurang atau dengan kata lain tingkat keaktifan siswa sangat rendah.
2. Hasil pengamatan tindakan guru
Hasil pengamatan terhadap pengelolaan pembelajaran, guru
sebelum

diadakan

tindakan

melakukan

pembelajaran

masih

menggunakan metode lama sehingga membuat siswa menjadi kurang


lancar, fasih dalam membaca al-Quran.
3. Hasil evaluasi
a) Hasil Penilaian Pelafalan Surat al-Ikhlas
TABEL V
Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Tahap Prasiklus

Kelancaran
No

Nama Siswa

Kefasihan

Skor

Tajwidnya

Skor

Skor

Skor

Nilai

Andri Cahyono

66

Ilham Hendi Saputra

77

Saniatul Usma

77

Ahmad Sidik

77

Anisa Rizkiani

66

Azza Maulana Ahsan

77

Ari Kurniawan

55

Anisa Setiawati

66

Dimas Ardian

66

10

Lisma Nita

55

11

M. Ainul Yaqin

77

12

M. Abdul Jabar

77

13

M.Nafiil Harir

88

14

Naila Hidayah

55

15

Ngatiah

55

16

St. Rohmatul Hasanah

77

17

Syarif Hidayatullah

88

18

Tatik Ilmiyati

88

46
19

Yaqut Nuris Tsuraya

55

20

Johan Pangestu

44

JUMLAH

1368

RATA-RATA

69.3

Nilai = Skor yang dicapai x 100 %


Skor maksimal
Keterangan :
Penilaian pelafalan surat al-Ikhlas
a. Lancar
Skor 3 : Semua bacaan makhorijul huruf dan tajwid benar
Skor 2 : Sebagian besar makhorijul huruf dan tajwid benar
Skor 1 : Sebagian kecil makhorijul huruf dan tajwid benar
b. Fasih
Skor 3 : Semua bacaan makhorijul huruf benar
Skor 2 : Sebagian besar makhorijul huruf benar
Skor 1 : Sebagian kecil makhorijul huruf benar
c. Tajwid
Skor 3 : Semua bacaan tajwidnya benar
Skor 2 : Sebagian besar tajwidnya benar
Skor 1 : Sebagian kecil tajwidnya benar

- Kriteria Hasil Belajar


< 70 = tidak tuntas
70 = Tuntas dengan ketentuan belajar adalah 80 %
- Ketuntasan Belajar ( % ) = Ftb x 100 %
N
Peserta didik yang tuntans belajar ( Ftb ) = 10
Peserta didik yang hadir ( N ) = 20
Ftb x 100 % = 10 x 100 % = 50 %.
N
20
Dari hasil pembelajaran sebelum tindakan dengan rata-rata

dan

ketuntasan belajar sebesar 50 % nilai tersebut tergolong rendah, sedangkan


nilai kriteria ketuntasan minimal

( KKM ) sebagimana yang telah

47
ditetapkan oleh guru al-Quran Hadist yaitu 70. Dari data di atas terdapat 10
siswa yang belum tuntas.
Dari hasil pengamatan pada proses pembelajaran pada tahap pra
siklus di atas peneliti dan guru kolaborator merefleksi terhadap beberapa
permasalahan di atas, kemudian disepakati beberapa alternatif pemecahan
maslah yang akan diterapkan pada tahapan siklus I, yaitu :
a. Ditetapkan dan disepakati penerapan metode Qiraati sebagai upaya
untuk meningkatkan kelancaran membaca al-Quran.
b. Mengembangkan

rencana

pelaksanaan

pembelajaran

dengan

menerapkan metode Qiraati sebagai metode pembelajaran.


C. Pelaksanaan Siklus I
1. Perencanaan
Dari hasil prasiklus di atas, peneliti kemudian menyusun rencana
pembelajaran berkaitan dengan aktivitas kelancaran membaca al-Quran
dengan kompetensi dasar peserta didik dapat melafalkan surat al-lahab
dengan menggunakan metode qiroati. Materi pokok yang disampaikan
pada siklus ini adalah surat al-Lahab (Nyala api)
Dalam tahapan perencanaan ini, peneliti menyiapkan RPP, lembar
observasi, lembar refleksi, dan evaluasi yang digunakan untuk merekam
aktivitas mereka selama proses pembelajaran. Menyiapkan sumber belajar
yaitu buku al-quran dan hadist.
2. Pelaksanaan Tindakan
a) Guru siap mengajarkan materi pokok surat al-Lahab (Nyala api) di
kelas 1 MI Yaumi Ringinharjo, pada tanggal 12 November 2010
b) Guru memberikan apersepsi tentang hasil prasiklus
c) Guru memberikan apersepsi dan motivasi mengenai pentingnya materi
surat al-Lahab (Nyala api )
d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah
pelaksanaan pembelajaran dengan metode qiraati
e) Penerapan tindakan pembelajaran dengan metode qiraati yang telah
disusun dan direncanakan dengan guru.
f) Inti pelaksanaan tindakan yaitu guru memberikan contoh melafalkan
ayat-perayat peserta didik menirukan. Guru memberikan potongan
kertas yang tertulis perlafal surat al-Lahab. Guru menunjuk siswa

48
perindividu untuk melafalkan surat al-Lahab yang tertulis di potongan
ketas. Ketika bacaan-bacaan tersebut di baca, guru menghentikan atau
menyela dibeberapa lafal untuk dibenarkan bacaan-bacaan yang
kurang benar, kemudian guru memunculkan beberapa pertanyaan,
kemudian guru memberikan latihan pendalaman untuk menguji apa
yang ada dalam teks tersebut.
g) Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
h) Guru memberkan tugas atau PR secara individu kepada para peserta
didik tentang materi pokok yang sedang dipelajari.
3. Hasil Observasi
Pada tahap ini peneliti dan guru quran Hadist melakukan
observasi pelaksanaan tindakan untuk mengetahui seberapa jauh efek
kemajuan tindakan pembelajaran dengan metode qiraati. Pengamatan
dilakukan bersama dengan pelaksanan tindakan dengan menggunakan
lembar observasi yang telah dibuat. Hasil analisis data pada tahapan ini
kemudian digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan siklus
berikutnya. Selain itu juga diperhatikan berbagai kendala yang muncul
pada saat pelaksanaan tindakan.
4. Hasil Penelitian
Dalam pelaksanaannya guru melakukan tindakan pembelajaran
dengan hasil sudah cukup baik yakni sesuai dengan prosedur yang
tercantum dalam Rencana Pembelajaran (RP). Tetapi peserta didik
mengikuti pembelajaran kurang begitu antusias dikarenakan peserta
didik belum terbiasa dengan penerapan metode qiraati mulai dari
tindakan kelancaran membaca, melafalkan, dan mengidentifikasi. Faktor
inilah yang menjadi pembelajaran dengan metode qiraati pada silkus I
kurang kondusif. Secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut.
a) Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa

49
TABEL VI
Aktivitas Peserta Didik dalam Mengikuti
PBM Quran Hadist pada Tahap Siklus I
No
1

Aspek yang Diamati


Peserta didik serius dalam melafalkan bacaan

Nilai
rata-rata
4

al-Quran
2

Peserta

didik

mengerjakan

perintah

guru

dengan baik
3

Peserta didik memperhatikan penjelasan guru

Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru

Jumlah

13

prosentase

65 %

Kriteria

Cukup

Nilai = Skor yang dicapai x 100 %


Skor maksimal
= 13 x 100 %
20
= 65 %.
Kriteria penilaian :
0%-39%

= Sangat Kurang

40%-55%

= Kurang

56%-65%

= Cukup

66%-76%

= Baik

80%-100%

= Sangat Baik

Pada pengamatan ini aktivitas klasikal siswa sebesar 65 %. Pada


siklus I mengalami peningkatan. Peserta didik mulai responsif terhadap
metode yang digunakan oleh guru, yaitu metode qiroati. Peserta didik
juga sudah mulai berani menjawab pertanyaan dari guru dengan benar.
Permasalahan yang dihadapi pada siklus I adalah Aktivitas belajar siswa
ini terjadi dimana banyak peserta didik yang masih kurang paham
dengan langkah-langkah metode qiroati. Peserta didik masih banyak

50
yang belum lancar dan tartil dalam melafalkanya. Namun dengan
menerapkan metode qiroati, peserta didik merasa senang karena mereka
merasa dilibatkan langsung dalam pembelajaran, lain halnya dengan
metode yang biasa diterapkan oleh guru melalui metode ceramah.
b) Hasih pengamatan tindakan guru
Berdasarkan hasil pengamatan bahwa kinerja guru kurang optimal.
Hal ini terbukti dengan pelaksanaan proses pembelajaran belum
terlaksana sacara utuh, masih terdapat langkah-langkah pembelajaran
dalam rencana pembelajaran yang belum dilaksanakan, yaitu kurang
optimal dalam mengorganisasi kelas dan kemampuan menciptakan
komunikasi dua arah. Guru harus mampu mengelola kelas dengan baik
sehingga kondisi kelas menjadi kondusif. Meskipun guru perlu memberi
kelonggaran kepada peserta didik untuk mengekspresikan diri lewat
bermain, namun guru tetap harus mengontrol kelas sehingga selalu
kondusif. Permasalahan lain yang dihadapi guru adalah dalam
menciptakan komunikasi dua arah. Peserta didik perlu diajak untuk
berkomunikasi secara aktif sehingga tidak terkesan bahwa pembelajaran
berlangsung satu arah.

c) Hasil Penilaian Surat Al-Lahab Pada Tahap Siklus I


TABEL VII
Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Tahap Siklus I

Kelancaran
No

Nama Siswa

Kefasihan

Skor

Tajwidnya

Skor

Skor

Skor

Nilai

Andri Cahyono

77

Ilham Hendi Saputra

77

Saniatul Usma

77

Ahmad Sidik

88

Anisa Rizkiani

77

Azza Maulana Ahsan

77

Ari Kurniawan

55

51
8

Anisa Setiawati

66

Dimas Ardian

77

10

Lisma Nita

55

11

M. Ainul Yaqin

77

12

M. Abdul Jabar

77

13

M.Nafiil Harir

99

14

Naila Hidayah

77

15

Ngatiah

55

16

St. Rohmatul Hasanah

77

17

Syarif Hidayatullah

88

18

Tatik Ilmiyati

88

19

Yaqut Nuris Tsuraya

77

20

Johan Pangestu

55

JUMLAH

1496

RATA-RATA

74.8

Nilai = Skor yang dicapai x 100 %


Skor maksimal
Keterangan :
Penilaian pelafalan surat al-Ikhlas
a. Lancar
Skor 3 : Semua bacaan makhorijul huruf dan tajwid benar
Skor 2 : Sebagian besar makhorijul huruf dan tajwid benar
Skor 1 : Sebagian kecil makhorijul huruf dan tajwid benar
b. Fasih
Skor 3 : Semua bacaan makhorijul huruf benar
Skor 2 : Sebagian besar makhorijul huruf benar
Skor 1 : Sebagian kecil makhorijul huruf benar
c. Tajwid
Skor 3 : Semua bacaan tajwidnya benar
Skor 2 : Sebagian besar tajwidnya benar
Skor 1 : Sebagian kecil tajwidnya benar

52
- Kriteria Hasil Belajar
< 70 = tidak tuntas
70 = Tuntas dengan ketentuan belajar adalah 80 %
- Ketuntasan Belajar ( % ) = Ftb x 100 %
N
Peserta didik yang tuntans belajar ( Ftb ) = 15
Peserta didik yang hadir ( N ) = 20
Ftb x 100 % = 15 x 100 % = 75 %.
N
20

Berkaitan dengan hasil tes akhir yang dilakukan di akhir


pembelajaran pada siklus I didapat bahwa rata-rata hasil belajar pada
tahap siklus I yaitu 74.8 dengan ketuntasan belajar sebesar 75 %. Dari
data yang diperoleh pada siklus I ada 5 peserta didik yang belum tuntas.
Berbeda dengan sebelumnya peserta didik yang belum tuntas ada 8
peserta didik.
Dilihat dari tabel di atas perbandingan aktivitas siswa dan hasil
Penilaian akhir pada tahap prasiklus yang masih menggunakan metode
lama (tidak semua peserta didik terlibat) dan tindakan siklus I yang
menggunakan metode pembelajaran dengan metode qiroati menunjukan
adanya sebuah peningkatan.
d) Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian sklus I, kemudian dilakukan
refleksi terhadap langkah-langkah yang telah dilaksanakan yang telah
diterapkan untuk diterapkan pada tahap selanjutnya. Hasil refleksi
tersebut adalah:
a) Memberikan motifasi untuk semangat belajar kepada siswa. Dengan
penyampaian materi yang seyogyanya guru mengetahui terlebih
dahulu apa saja yang dikuasai oleh siswa. Setelah itu berikan apa
yang mereka suka agar mereka juga menyukai apa yang diajarkan
oleh guru, misal dengan cara memberi hadiah ( Permen ) bagi siswa
yang mau bertanya.
b) Pada saat pembelajaran berlangsung kontak pandang guru terhadap
siswa tidak hanya tertuju pada seseorang saja.

53
c) Memaksimalkan pembelajaran melalui metode qiraati.
d) Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih belum aktif
dalam pembelajaran untuk bertanya, menjawab dan memberi
tanggapan.

D. Pelaksanaan siklus II
Seperti pada tahapan prasilkus dan siklus I, observasi dilakukan oleh
peneliti dan guru kolaborator untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang
berdampak pada pemahaman terhadap materi pelajaran. Pada silkus II ini
dilakukan dikelas I MI Yaumi Ringinharjo dengan materi ajar surat al
Lahab ( nyala api ) yang dilaksanakan pada tanggal 26 Nofember 2010.
Tindakan yang telah dirumuskan pada silkus I di atas akan diterapkan pada
silkus II yaitu :
1. Perencanaan
Perencanaan ini, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan
dalam skenario pembelajaran yang telah direncanakan.
Kegiatan yang dilakukan antara lain :
a)

Menyusun rencana pembelajaran dan menerapkan metode qiraati

b)

Menyiapkan alat, sarana dan media pembelajaran

c)

Guru

sudah memberi tugas untuk membaca materi pelajaran di

Rumah.
d)

Mempersiapkan evaluasi akhir siklus I.

2. Tindakan
Kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan skenario yang telah
direncanakan adalah sebagai berikut.
a) Guru memberikan apersepsi tentang melafalkan surat al Lahab ayat
pertama sampai dengan ayat ke lima siswa disuruh menirukan
b) Guru memberikan motivasi mengenai pentingnya berbuat jujur
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
d) Guru menerangkan secara garis besar tentang pokok bahasan Qs.al
Lahab ( Nayala api )
e) Kemudian guru menyuruh anak untuk menyusun potongan ayat-ayat
yang telah disediakan oleh guru, sehingga menjadi susunan ayat
yang sempurna

54
f) Guru memberikan latihan pendalaman untuk menguji apa yang ada
dalam tek tersebut
g) Guru besama peserta didik

menyimpulkan materi yang telah

dipelajari.

3. Observasi
Observasi pelaksanaan tindakan ini untuk mengetahui seberapa
jauh kemajuan tindakan II dengan metode qiraati. Pengamatan dilakukan
bersama dengan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar
observasi yang telah dibuat. Faktor-faktor yang diamati adalah keaktivan
siswa, dalam proses belajar Quran hadist.
4. Analisis Data
Dari tindakan siklus II ini secara garis besar guru sudah mampu
melaksanakan pemebelajaran dengan baik sehingga siswa dapat menikuti
pembelajaran secara antosiasi. Secara rinci dapat diuraikan sebagai
berikut
a) hasil pengamatan aktivitas belajar siswa
TABEL VIII
Aktivitas Peserta Didik dalam mengikuti
PBM Quran Hadist pada Silkus II
No
1

Aspek yang Diamati


Peserta didik serius dalam melafalkan bacaan al-

Nilai
rata-rata
4

Quran
2

Peserta didik mengerjakan perintah guru dengan

baik
3

Peserta didik memperhatikan penjelasan guru

Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru

Jumlah

16

prosentase
Kriteria

80 %
Sangat
Baik

55
Nilai = Skor yang dicapai x 100 %
Skor maksimal
= 16 x 100 %
20
= 80 %.
Kriteria penilaian :
0%-39%

= Sangat Kurang

40%-55%

= Kurang

56%-65%

= Cukup

66%-76%

= Baik

80%-100%

= Sangat Baik

Pada pengamatan kali ini siswa hampir secara keseluruhan terlibat


aktif dan bersemangat dalam proses pembelajaran dengan ketuntasan
klasikal sebesar 80 %. Siswa hampir keseluruhan serius membaca dan
meyimak bacaan, mengerjakan perintah guru, sehingga dalam proses
pembelajaran tidak tergantung sepenuhnya pada guru dan siswa sudah dapat
membaca dengan lancar.
Hal ini disebabkan karena sebagian siswa telah memahami matri
dalam pembelajaran dengan metode Qiraati. Hasil tersebut juga terbukti
karena siswa sudah mendapatkan pengalaman dari siklus I dan bimbingan
dari guru dalam melaksanakan metode Qiraati. Dalam siklus II ini sebagian
besar siswa sudah ada timbal balik anata guru dan murid, maupun murid
dengan murid.
b) Hasil pengamatan tindakan guru
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pengelolaan tindakan yang guru
lakukan pada siklus II diperoleh data bahwa kinerja guru sudah optimal
( telampir pada lampiran 4 ).
Hal ini dikarenakan guru sudah mampu melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan baik sesuai dengan rencana pembelajaran ( RP )
melalui tahapan yang ada dalam pembelajaran dengan metode Qiraati.

56
c) Hasil Evaluasi
TABEL IX
Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Silkus II

Kelancaran
No

Nama Siswa

Kefasihan

Skor

Tajwidnya

Skor

Skor

Skor

Nilai

Andri Cahyono

77

Ilham Hendi Saputra

77

Saniatul Usma

77

Ahmad Sidik

88

Anisa Rizkiani

77

Azza Maulana Ahsan

77

Ari Kurniawan

66

Anisa Setiawati

77

Dimas Ardian

77

10

Lisma Nita

66

11

M. Ainul Yaqin

77

12

M. Abdul Jabar

77

13

M.Nafiil Harir

99

14

Naila Hidayah

77

77

15

Ngatiah

77

16

St. Rohmatul Hasanah

77

17

Syarif Hidayatullah

88

18

Tatik Ilmiyati

88

19

Yaqut Nuris Tsuraya

77

20

Johan Pangestu

66

JUMLAH

1562

RATA-RATA
78.1

Nilai = Skor yang dicapai x 100 %


Skor maksimal

57

Keterangan :
Penilaian pelafalan surat al-Ikhlas
a. Lancar
Skor 3 : Semua bacaan makhorijul huruf dan tajwid benar
Skor 2 : Sebagian besar makhorijul huruf dan tajwid benar
Skor 1 : Sebagian kecil makhorijul huruf dan tajwid benar
b. Fasih
Skor 3 : Semua bacaan makhorijul huruf benar
Skor 2 : Sebagian besar makhorijul huruf benar
Skor 1 : Sebagian kecil makhorijul huruf benar
c. Tajwid
Skor 3 : Semua bacaan tajwidnya benar
Skor 2 : Sebagian besar tajwidnya benar
Skor 1 : Sebagian kecil tajwidnya benar

- Kriteria Hasil Belajar


< 70 = tidak tuntas
70 = Tuntas dengan ketentuan belajar adalah 80 %
- Ketuntasan Belajar ( % ) = Ftb x 100 %
N
Peserta didik yang tuntans belajar ( Ftb ) = 17
Peserta didik yang hadir ( N ) = 20
Ftb x 100 % = 17 x 100 % = 85 %.
N
20

Setelah dilakukan tindakan pada siklus II ini, hasil belajar siswa


meningkat bila dibanding dengan hasil belajar siswa pada siklus
sebelumnya, yaitu dengan nilai rata-rata 78.1 dengan ketuntansan belajar
sebesar 85 %.

5. Refleksi

58
Pada siklus II ini terjadi peningkatan yang signifikan baik pada
aspek nilai belajar peserta didik, aktivitas peserta didik maupun aktivitas
guru. Indikasinya dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik pada akhir
silkus. Padasiklus ini, nilai rat-rata hasil belajar peserta didik sebesar
78.1 dengan kategori baik. Berarti siklus II lebih baik dari pada siklus I
yang rata-ratanya hanya 74.8. Hal ini juga menunjukkan bahwa
kelancaran membaca al Quran peserta didik sudah baik.

E. Pembahasan dan Hasil Penelitian


Pembahasan yang diuraikan di sini lebih banyak didasarkan atas
hasil pengamatan yang dilanjutkan dengan refleksi. Dari awal pengamatan
sebelum tindakan guru masih menggunakan metode non Qiroati siswa
belum terlihat aktif secara penuh dalam pembelajaran.
Dalam pengamatan siklus I diperoleh antara lain guru dalam
melaksanakan penerapan pembelajaran metode Qiraati diawali dengan
tahapan penyajian materi di kelas, tetapi pengelolaan waktu kegiatan
pembelajaran kurang

baik karena ada tahapan-tahapan yang tidak

dilakukan. Tahapan yang tidak dilakukan yaitu guru kurang memberikan


motivasi kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran, serta guru belum
membimbing

siswa melafalkan ayat-perayat, sehingga siswa kesulitan

dalam membaca.
Berdasarkan refleksi pada siklus I, pelaksanaan tindakan pada silkus
II oleh guru sudah baik dengan bukti pengelolaan waktu yang sudah sesuai
dengan rencana pembelajaran dan pemberian semangat oleh guru kepada
siswa sudah merata. Pemberia semangat ini berupa motivasi kepada siswa
untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Di samping itu, siswa juga sudah
mampu melaksanakan tahapan-tahapan pembelajaran metode Qiraati dengan
baik. Terbukti dengan peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
Dalam penelitian ini siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar
melelui metode qiraati terjadi peninggkatan. Dari data pengamatan
aktivitas, hal ini terbukti dengan peningkatan aktivitas siswa yang terjadi
dari 60 % sebelum tindakan meningkat menjadi 65 % pada siklus I, dan
pada siklus II sebesar 80 %.

59
Selain peningkatan yang terjadi terhadap aktivitas siswa, dalam
penelitian ini juga terjadi terhadap hasil belajar siswa dengan bukti nilai
rata-rata pra siklus 69.3 dengan ketuntasan belajar 50 % yang masih di
bawah KKM. Maka setelah diberi tindakan melalui metode qiraati
meningkatan menjadi 74.8 dan ketuntasan belajar 75% pada siklus I dan
pada siklus II nilai rata-rata 78.1 serta ketuntansan belajar 85 %.
Dari observasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan dari tahap pra siklus, siklus I, dan siklus II terjadi peningkatan
hasil belajar siswa darai tahapan pra siklus, siklus I dan siklus II yang dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut.
TABEL X
Perbandingan Tes Hasil Belajar
No

Jenis Penilaian

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Nilai tertinggi

88

99

99

Nilai terendah

44

55

66

Nilai Rata-rata

69.3

74.8

78.1

Prosentase
Ketuntasan

50 %

75 %

85 %

TABEL XI
Perbandingan Prosentase aktivitas Siswa
No

Aktivitas Siswa

Jumlah aktivitas Siswa

Prosentase aktivitas siswa

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

10

13

16

60 %

65 %

80 %

Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi


peningkatan hasil belajar siswa dari tahap pra siklus, siuklus I, dan siklus II.
Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk menghentikan penelitian ini
pada siklus II.

60

60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang penerapan metode
qiraati untuk meningkatkan kelancaran membaca al-Quran peserta didik kelas
I MI Yaumi Ringinharjo Kecamatan. Gubug Kabupaten Grobogan dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut .
1. Penerapan metode qiraati dalam meningkatkan kelancaran membaca
alquran mempermudah bagi guru dalam mencapai tujuan belajar yang
diinginkan dan mengoptimalkan belajar peserta didik hal ini dapat dilihat
dari nilai rata-rata hasil belajar secara klasikal pada siklus I sebesar 72,5
dan pada siklus II meningkat menjadi 82,25.
2. Dengan penerapan metode qiroati dapat meningkatkan kelancaran
membaca al-Quran siswa di Kelas I MI Yaumi ditunjukkan dengan
adanya perubahan dalam proses pembelajaran dan juga adanya
peningkatan nilai skor tes akhir siklus. Hal ini dapat dilihat dari siklus I
dan siklus II. Secara berurutan sebesar 75 % dan 85 %.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, serta mengingat pentingnya metade
qiroati yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar, penulis mengajukan
beberapa saran
1. Kepada guru pelajaran al-Quran Hadits atau guru lainnya.
a. Peran guru sebagai fasilitator dan pengontrol dalam pembelajaran
perlu ditingkatkan dengan baik, agar siswa benar-benar dapat
memanfaatkan waktunya dengan baik untuk memahami materi.
b. Sebaiknya membiasakan model pembelajaran yang aktif, inovatif,
kreatif dan menyenangkan dalam setiap pembelajaran yang dapat
menstimulus keaktifan siswa, sehingga para siswa pun akan merasa
senang dan tidak jenuh mengikuti kegiatan belajar mengajar.

61
c. Pelajaran aktif qiroati dalam KBM sebaiknya terus dikembangkan
dan digalakkan, tidak hanya sebatas pada penelitian ini saja, akan
tetapi di setiap proses pembelajaran agar terjadi perubahan yang
progresif.
2. Kepada sekolah atau pengelola sekolah
a. Mendorong dan memfasilitasi peran guru mata pelajaran untuk selalu
meningkatkan dan mengembangkan proses pembelajaran salah satunya
dengan workshop atau pelatihan.
b. Melengkapi sarana prasarana atau fasilitas penunjang yang dibutuhkan
agar tercapai selalu proses pembelajaran aktif.
C. Penutup
Demikian tulisan ini diakhiri dengan mengucap syukur alhamdulillah,
mudah-mudahan tulisan ini berguna dan bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi siapapun yang dapat memetik ilmu, hikmah dan pengetahuan tulisan
ini.
Penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penelitian ini dari awal hingga akhir. Semoga bantuan yang
telah diberikan mendapat balasan dan dapat diterima sebagai amal baik di
hadapan Allah SWT.
Meskipun telah berusaha semaksimal mungkin, namun penulis
menyadari bahwa penulis skripsi ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan. Hal ini semata-mata keterbatansan penulis milki untuk itu kritik
dan saran selalu penulis harapkan demi kesempurnan penulisan skipsi ini.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita memohon ampun atas segala dosa
dan kehidupan, dan hanya kepada-Nya kita berserah diri, teriring doa
sehingga usaha dan amal baik kita selalu berbuah keridhaan-Nya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara 2006


________________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jogjakarta:
Reneka Cipta, 2002
Dinata, Sukma dan Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya, Cet. II, 2006
Kaid Fitani, Problematika Pengajaran Al-Qur'an dengan Metode Qiroati dan
Solusinya (Studi Kasus di TPQ Walisongo Jrakah Tugu Semarang),
Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Semarang:
Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2004.t.d.
Muadib, Achmad, Studi Komparatif Aktivitas dan Keberhasilan Pembelajaran
Al-Qur'an antara TPQ 08 Sabilul Huda Karangayu Cepiring yang
menggunakan Metode Qiroati dengan Siswa Pengajian Mushala
Miftahul Ulum Kalirejo Kangkung yang Menggunakan Metode
Baghdadiyah, Semarang: Skripsi Sarjana Tarbiyah IAIN Walisongo,
2000.t.d.
Muhadjir, Noeng, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, 1998
Muthoifah, Studi Tentang Evaluasi Pembelajaran Membaca Al-Qur'an dengan
Metode Qiroati di TPQ Al-Ikhlas Kelurahan Patebon Semarang,
Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Semarang:
Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2005.t.d.
Nizar, H. Samsul, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, Cet. 1, 2002
Poerwadarminta, W. J. S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PN Balai
Pustaka, Cet. VIII, 1976
Soenarjo dkk, Al-Quran dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan Penyelenggaraan
Penterjemah/Penafsiran Al-Quran, 1971
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,
Cet. 2, 2006.
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 3,
Jakarta: Balai Pustaka, Cet. 2, 2002.
Wiriaatmadja, Rochiyati, Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan
Kinerja Guru dan Dosen, Bandung: Remaja Rusda Karya, 2007

Zarkasi, H. Dachlan Salim, Metode Praktis Belajar Membaca Al-Qur'an,


Semarang: YPA Raudlatul Mujawwidin, 1990.
Bunyamin Dachlan, Memahami Qiroati, Semarang, YPA Raudlatul mujawidin
Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung,
Sinar Baru, 1991
-------------- Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grasindo Persada,
2006
Subandijah, Pengembangan dan Inofasi Kurikulum, Jakarta : PT.Grafindo
Persada,1996
Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Jakarta: Hida Karya Agung.
1997
Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama ( Surabaya : Fak.Tarbiyah
IAIN Sunan Ampel, 1983
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, Bandung :
Remaja Rosda Karya, 1997
Tayar Yusuf, Ilmu Prkatik Mengajar Metode Khusus pengajaran Agama bandung
: PT. Al- Maarif, 1986.
Asnawir dan M.Basyirudin Usman, Media Pembelajaran Jakarta : Ciputat Pers,
2002
Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Jakarta : Raja Wali
Press, 1992
M. Nglim Purwanto, M.p., Prinsip-prinsip danTeknik Evaluasi Pengajaran,
bandung, Remaja Rosda Karya, 1984
Soedarso, Sistem Membaca Cepat dan Evektif, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1993
Nur Hadi , Membaca Cepat dan Evektif, Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2008
Rochiati Wiraatmaja, Metode Penelitian Tindakan Kelas ,Bandung , Remaja
Rosdakarya, 2005
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi,Metodologi Penelitian, Jakarta:PT Bumi
Aksara, 2005
S.Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan.(Jakarta:Rineka Cita,2000

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


Nama

: Musriah

NIM

: 073111170

Tempat Tanggal lahir : Grobogan, 09 Juni 1970


Fak / Jurusan

: Tarbiyah /PAI

Alamat

: Gayas RT, 03/Rw 06 Ringinharjo,

Gubug, Grobogan

Riwayat Pendidikan :
1. SD Negri Ringinharjo II

: Lulus tahun 1984

2. MTs Sabilurrahman Gubug

: Lulus tahun 1987

3. MA Yaumi Gubug

: Lulus tahun 1990

4. S.I IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah semester VIII.

Ringinharjo, 14 Maret 2011


Penulis,

Musriah

Lampiran : 3
Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran Oleh Guru
Siklus I
Guru Yang diamati
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Hari atau tanggal
Jam Pelajaran
Tindakan Mengajar
No
1

: Muslikhin, S.Pd.I
: MI Yaumi Ringinharjo
: Quran Hadis
: Jumat, 12 Nofember 2010
: 1 dan 2

Aspek Pengamatan
Appesepsi
- Guru melakukan Appersepsi
- Guru memberikan motifasi
- Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai
Penerapan Pembelajaran dengan metode Qiraati
- Guru menjelaskan jalannya pembelajaran dengan metode
Qiraati
- Guru menekankan bagian-bagian terpenting dalam
pembelajaran dengan metode Qiraati
- Guru merubah setting kelas atau farmasi kelas
- Guru membantu peserta didik yang merasa kesulitan dalam
PBM
- Guru melakukan pengembangan materi pembelajaran
Menutup Pelajaran
- Guru menyimpulkan materi yang disampaikan
- Guru mengulang meteri yang telah disampaikan
- Guru melaksanakan evaluasi untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa.

Ya

Tidak

Kesimpulan :
Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I kurang optimal, hal ini
terbukti adanya beberapa langkah penerapan pembelajaran yang belum terlaksanan.
Oleh karena itu, diharpakna adanya pelaksanaan siklus II sebagai perbaikan untuk
mengoptimalkan penerapan metode Qiraati dalam penyampaian materi al-Quran
Hadis.

Lampiran : 4
Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran Oleh Guru Siklus II
Guru Yang diamati
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Hari atau tanggal
Jam Pelajaran
Tindakan Mengajar
No
1

: Muslikhin, S.Pd.I
: MI Yaumi Ringinharjo
: Quran Hadis
: Jum.at, 26 Nofember 2010
: 1 dan 2

Aspek Pengamatan

Ya

Tidak

Appesepsi
- Guru melakukan Appersepsi
- Guru memberikan motifasi
- Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai

Penerapan Pembelajaran dengan metode Qiraati


- Guru menjelaskan jalannya pembelajaran dengan

metode

Qiraati
- Guru menekankan bagian-bagian terpenting dalam
pembelajaran dengan metode Qiraati
- Guru merubah setting kelas atau farmasi kelas
- Guru membantu peserta didik yang merasa kesulitan dalam
PBM
- Guru melakukan pengembangan materi pembelajaran
3

Menutup Pelajaran
- Guru menyimpulkan materi yang disampaikan
- Guru mengulang meteri yang telah disampaikan
- Guru melaksanakan evaluasi untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa.

Kesimpulan :
Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan guru pada siklus II sudah optimal, hal
ini terbukti guru sudah melaksanakan semua langkah penerapan pembelajaran.

Lampiran : 5
Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran Oleh Guru
Pra Silkus
Guru Yang diamati

: Muslikhin, S.Pd.I

Satuan Pendidikan

: MI Yaumi Ringinharjo

Mata Pelajaran

: Quran Hadis

Hari atau tanggal

: Jumat, 22 Oktober 2010

Jam Pelajaran

: 1 dan 2

Tindakan Mengajar
No

Aspek Pengamatan

Sebelum kegiatan inti dalam pembelajaran dimulai, guru


memberikan appersepsi terlebih dahulu

Dalam penyampaian materi guru menerapkan metode ceramah


saja

Dalam menyampaikan materi, guru menggunakan beberapa


metode dan strategi pembelajaran yang dapat menjadikan siswa
aktif dan kreatif

Dalam pembelajaran guru menggunakan media pembelajaran


agar siswa dapat mengembangkan ide-idenya

Pertanyaan yang dilontarkan oleh guru masih menimbulkan


jawaban serentak

Guru memberikan motifasi atau rangsangan kepada siswa


untuk melontarkan pertanyaan dan menjawab pertanyaan

Terdapat interaksi antara guru dan siswa

Guru melaksanakan evaluasi setelah pembelajaran berlangsung

Guru mengulang materi pada akhir pembelajaran

Ya

Tidak

Anda mungkin juga menyukai