Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
INTRODUCTION
(blade) turbin.
Hipotesis
Kemungkinan kegagalan kerena:
a. Kegagalan fatik karena sudu diputar secara terus menerus
b. Creep rupture, karena sudu memiliki suhu operasi yang tinggi yaitu diatas
500 0C.
suhu yang terbaca pada thermocouple adalah 500 0C, namun dalam
kenyataannya sudu memiliki temperatur 632 0C. Sehingga berpengaruh pada
sistem fogging yang mungkin saja bisa menyebabkan overheating
c. Korosi
Untuk membuktikan hipotesis, dilakukan pengamatan visual, pengamatan
metalografi, uji komposisi kimia dan produk korosi.
Metode Penelitian
1. Pengamatan Visual
Pada pengamatan visual terlihat adanya pengecilan yang terjadi pada penampang sudu.
Pengecilan disebabkan karena fenomena creep pada temperatur tinggi.
Analisa ini didukung juga dari ASM Handbook Vol.11,2002 yang memberikan gambaran
visual yang sama
Creep terjadi karena adanya thermal load cyclic.
Komponen yang mengalami beban creep ini lambat laun akan mengalami kegagalan jikalau
regangan (strain) yang timbul selama proses creep tidak bisa menghilangkan tegangan
(stress) yang ditimbulkannya
Deformasi creep
pada sudu turbin
(ASM Handbook
Vol.11,2002)
3. Pengujian SEM
a. Pada produk korosi
Dari hasil Sem didapat gambar dari struktur mikro produk
korosi sudu berupa oksida besi.
Korosi bisa terjadi karena ada kebocoran
pada saluran sistem fogging sehingga air
terbawa masuk ke turbin dan menyebabkan
reaksi elektrokimia antara logam dengan air
Analisa Akhir
1. Sudu pada turbin diatas emperatur 632 0C meskipun pada thermocouple yang terpasang
menunjukkan suhu 500 0C.
Hal ini kemungkinan dikarenakan thermocouple yang belum terkalibrasi atau kesalahan
dalam menerjemahkan sistem pendinginan fogging.
Pendinginan diterjemahkan sebagai penurunan suhu sistem pembakaran mensuplai fluida
kerja kenaikan temperatur kerja overheating
2. Korosi dapat terjadi karena kebocoran pada sistem fogging sehingga terjadi reaksi antara
logam dengan aqueous environment.
3. Adanya scale / produk korosi perpindahan panas terhambat overheating
4. Terjadi creep pada sudu karena temperatur yang tinggi 632 0C.
Kekuatan mekanik suatu bahan nickel-base and cobalt-base high temperature alloys menjadi
sangat terbatas pada temperatur 0.56 Tm (temperatur cair absolut). Pada temperatur 0.56 Tm
ini, sudu mengalami fenomena elevated-temperatur behaviour yang ditandai oleh adanya
creep.
5. Karena mengalami exposure pada temperatur tinggi, maka terjadi grain boundaries sliding
yang menyebabkan adanya void.
Recomendation
1. Perlu dilakukan pengontrolan thermocouple yang ada
pada ruang bakar sehingga kondisi temperatur dapat
terbaca secara akurat.
2. Perlu dilakukan kalibrasi secara berkala pada alat
temperatur kontrol sehingga tidak terjadi lagi overheat
pada kondisi operasi.
3. Pengontrolan pada sistem pendingin fogging agar tidak
terjadi kebocoran yang dapat penyebabkan korosi
4. Dilakukan coating
Referensi
ASM Handbook
http://digilib.its.ac.id/simulasi-penyebaran-spray-danlokasi-nozzle-pada-saluran-pendingin-udara-masukkompresor-pada-turbin-gas-terhadap-efektifitaspendinginan-3255.html
http://www.azom.com/article.aspx?ArticleID=7738