Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
BAB II DASAR TEORITIS
1. Definisi
2. Prevalensi
3. Anatomi
4. Fisiologi
5. Patofisologi
6. Menifestasi Klinik
BAB III PEMBAHASAN KASUS
1. Trigger
2. Diagnosa :
a. Anamnesa
b. Pemeriksaan Fisik
c. Pemeriksaan Labor
3. Diagnosa Differensial
4. Penatalaksanaan

5. Prognosis
BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
kehendak-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudulsincop karena penyakit
jantung kongenital sebagai tugas akhir semester.
Dalam penulisan makalah ini penulis banyak menemukan kesulitan yang disebabkan oleh
kurangnya ilmu pengetahuan dan sumber pustaka. Namun, berkat dorongan dan bimbingan
berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak yang telah meembantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari, dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif dan bersifat membangun agar
makalah

ini

memiliki

daya

guna

di

masa

yang

akan

datang.

Harapan penulis, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan rekan
mahasiswa.

Padang, Januari 2010

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sinkop adalah keadaan dimana terdapat kelemahan menyeluruh pada otot otot tubuh sehingga tidak
mampu mampertahankan sikap tegak disertai hilangnya kesadaran. Sinkop merupakan suatu keadaan
hilangnya kesadaran secara tiba tiba dan sementara, dengan atau tanpa disertai gejala gejala
prodromal, dan selanjutnya dalam beberapa detik sampai beberapa menit kembali sadar ke tingkat mental
sebelum kejadian.
Hilangnya kesadaran disebabkan oleh berkurangnya oksigenani ke bagian otak yang berfungsi
mempertahankan kesadaran. Pada waktu serangan dapat dibuktikan adanya pengurangan darah serebral,
berkurangnya oksigen dan tekanan di otak. Bila lebih lama bisa timbul nekrosis jaringan otak.
Berbagai keadaan bisa menyebabkan sinkop. Keadaan itu bisa berlatar belakang gangguan fungsi
sirkulasi, metabolic, dan neurofisiologik.
Pada sinkop aritmik curah jantung bisa menurun akibat debar jantung yang sangat cepat atau yang
sangat lambat. Sinkop akibat obstruktif terhadap curah jantung bisa terjadi pada kelainan di bagian kiri
maupun dibagian kanan jantung. Penyebab obstruktif di bagian kiri adalah stenosis aortic, stenosis mitral,
kardiomiopati hipertropik, gangguan fungsi katup buatan, thrombus ball valve. Obstruktif di bagian kanan
bisa terdapat pada sindrom Eisenmenger, emboli paru, Tetralogi Fallot, stenosis pulmonal, hipertensi
pulmonal primer dan tamponade jantung.
Tetralogi Fallot merupakan salah satu kelainan jantung sianotik yang paling banyak ditemukan.
Insiden kelainan ini meliputi sekitar 7-10% dari seluruh kelainan jantung congenital pada anak. Sianosis
yang sudah timbul secara menyolok pada masa bayi, biasanya lebih jarang disebabkan oleh tetralogi
Fallot dibandingkan kelainan jantung congenital yang lain, seperti atresia pulmonal, transposisi pembuluh
darah besar, outlet ganda ventrikel kanan dan sebaginya.
Seperti halnya kelainan jantung congenital lainnya, pada tetralogi Fallot kadang kadang terjadi
komplikasi yang fatal, seperti polisitemia yang berat, trombo-emboli, endokarditis bacterial, abses otak,
dan kelainan perdarahan pada trombosit rendah. Abses otak diduga erat hubungannya dengan endokarditis
bacterial dan proses trombo-emboli ke otak. Insiden endokarditis bacterial pada tetralogi Fallot meliputi

15% dan insiden abses otak sekitar 5%. Tindakan paliatif ternyata tidak mengurangi insiden abses otak
itu, dibandingkan dengan tindakan koreksi total. Itulah sebabnya, apabila memungkinkan tindakan bedah
total selalu lebih baik.
Tanpa tindakan bedah, sekitar 50% tetralogi Fallot meninggal sebelum usia sekolah , disusul 25%
sebelum meningkat remaja dan hanya sekitar 10% bisa bertahan hidup sampai dewasa.

2. Rumusan Masalah

Pada sinkop karena penyakit jantung congenital membutuhkan penanganan dan tindakan
yang cepat karena dapat menimbulkan komplikasi yang fatal, seperti polisitemia yang berat, tromboemboli, endokarditis bacterial, abses otak, dan kelainan perdarahan pada trombosit rendah bahkan
kematian.

3. Tujuan

Untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan keterampilan penulis dalam memahami sinkop
karena penyakit jantung congenital sehingga dapat melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa serta dapat melakukan penatalaksanaannya.

BAB II
DASAR TEORITIS

1. Definisi
2. Etiologi

3. Prevalensi
4. anatomi

5. Fisiologi
6. ologi
7. Manifestasi Klinik

BAB III
PEMBAHASAN KASUS

1. Trigger
2. Diagnosa :
a. Anamnesa

a.Identitas Pasien :
Nama

: Budi Hartono

Jenis Kelamin : Laki-laki


Umur

: 3 Tahun

Alamat

: Jl. Melati No. 9, Padang

b. Wawancara:
Ibu pasien : pagi dokter,,
Dokter

: Pagi bu, silahkan duduk

Ibu pasien: Bagaimana keadaan anak saya dok ?


Dokter : Anak Ibu sudah kami tangani. Sebelumnya anak Ibu sudah pernah tidak mengalami hal
ini?

Ibu pasien: Pernah dok semenjak 1 tahun terakhir ini.


Dokter : Biasanya gejalanya kapan muncul bu ?
Ibu pasien: Biasanya kalau baru bangun tidur dan pada saat melakukan aktivitas yang terlalu
banyak dok. Atau kalau dia lagi gembira, juga lagi nangis wajahnya membiru dan sesak nafas
Dokter : Bagaimana dengan nafsu makannya bu ?
Ibu pasien : nafsu makan anak saya memang sedikit dok, apalagi waktu bayi dia susah menyusu
dan tampak sesak nafasnya.
Dokter : mmm. Baiklah bu kami akan melakukan pemeriksaan lanjutan pada anak ibu
Ibu pasien : baik dok .

Keluhan Utama

: kesadaran menurun

Riwayat Penyakit Sekarang : kesadaran menurun, wajah membiru, sesak nafas


Riwayat Penyakit Dahulu

Bayi mengalami kesulitan menyusu

Berat badan bayi tidak bertambah

Pertumbuhan anak berlangsung lambat

Perkembangan anak yang buruk

Kulit membiru

Riwayat Penyakit Keluarga

: (-)

b. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi

Palpasi

Auskultasi
Perkusi (-)

c. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

ambaran radiologis

3. Diagnosa Differensial
4. Penatalaksanaan

Pengobatan konservatif
n bedah
5. Komplikasi

6. Prognosis
BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
Tetralogi Fallot merupakan penyakit jantung bawaan biru (sianotik) yang terdiri dari 4 kelainan yaitu
defek septum ventrikel perimembranus, stenosis pulmonal infundibuler, overriding aorta dan hipertofi

ventikel kanan. Insiden kelainan ini meliputi sekitar 7-10% dari seluruh kelainan jantung congenital pada
anak. Dengan manifestasi klinis pasien mengalami sianosis, sesak nafas, jari tabuh dan pertumbuhan
terganggu.

2. Saran
Segera atasi kegawat daruratan dengan tindakan medis untuk mengatasi komplikasi yang akan terjadi.

BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai