Anda di halaman 1dari 26

PENERAPAN PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG (PUGS) DALAM PEMELIHARAAN

KESEHATAN JANTUNG PADA IBU PESERTA DAN BUKAN PESERTA KLUB


JANTUNG SEHAT DI KALURAHAN PLERET BANTUL YOGYAKARTA
(Rizqie Auliana, M.Kes dan Hainur Fardatin)
Abstrak
Peningkatan jumlah kematian akibat penyakit jantung lebih disebabkan oleh
perubahan pola hidup masyarakat. Pola hidup yang tidak sehat, terutama kebiasaan
makan sembarangan, kurang atau tidak olah raga, kebiasaan merokok serta stress
merupakan faktor resiko utama. Kondisi ini akan semakin parah jika masyarakat tidak
memiliki pengetahuan gizi terutama prinsip pedoman gizi seimbang. Penelitian ini
bertujuan : 1) Mengetahui pengetahuan gizi ibu-ibu peserta dan bukan peserta klub
jantung sehat dalam pencegahan penyakit jantung, 2) Mengetahui pengetahuan
tentang penyakit jantung pada ibu-ibu peserta dan bukan peserta klub jantung sehat
dalam pencegahan penyakit jantung dan 3) Mengetahui penerapan 13 pesan dasar gizi
seimbang pada ibu-ibu peserta dan bukan peserta klub jantung sehat.
Jenis penelitian adalah survei dengan metode angket. Lokasi penelitian di
Kalurahan Pleret Kecamatan Pleret Bantul pada bulan Maret-Juni 2007. Populasi
penelitian homogen dengan kriteria ibu rumah tangga berusia 20-55 tahun dengan
pertimbangan faktor resiko pada perempuan terjadi pada usia 55 tahun sehingga
sebelum usia tersebut mereka sudah mempersiapkan diri hidup sehat, peserta klub
senam jantung sehat, serta benar-benar aktif mengikuti senam jantung sehat (kelompok
senam). Sebagai kelompok pembanding dipilih ibu rumah tangga usia 20-55 tahun
tetapi bukan peserta klub jantung sehat dan tidak aktif mengikuti senam jantung sehat.
(kelompok bukan senam). Sampel penelitian dipilih secara simple random sampling
masing-masing sebanyak 30 orang. Data penelitian yang diperoleh dianalisis secara
deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan: 1) pengetahuan gizi antara kelompok senam dan
bukan senam memiliki selisih 0,6, jumlah sampel berpengetahuan gizi baik pada
kelompok senam 29 orang dan pada kelompok bukan senam 27 orang, dengan ratarata nilai kelompok senam 14,97 dan kelompok bukan senam 14,37, yang berarti
sebagian besar sampel penelitian telah memiliki pengetahuan gizi baik. 2) pengetahuan
tentang penyakit jantung antara kelompok senam dan bukan senam memiliki selisih
0,27, semua sampel penelitian baik kelompok senam maupun kelompok bukan senam
telah memiliki pengetahuan penyakit jantung baik dengan rata-rata nilai kelompok
senam 13,75 dan kelompok bukan senam 13,1. 3) semua sampel penelitian baik
kelompok senam maupun kelompok bukan senam telah menerapkan 13 pesan dasar
PUGS dengan baik dalam kehidupan sehari-hari, hal ini bagi kelompok senam telah
sesuai dengan teori perilaku bahwa pengetahuan yang baik merupakan dasar untuk
melakukan suatu tindakan atau perilaku.
Kata kunci : PUGS, penyakit jantung, senam jantung sehat

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara yang menyetujui deklarasi Millenium Development
Goals (MDGs) dengan tujuan perbaikan kesehatan masyarakat masih memiliki kendala
untuk mencapai kesehatan masyarakat secara optimal. Angka kematian orang dewasa
akibat penyakit jantung dan hipertensi meningkat (Ranch Market, 2006). Penyakit
jantung yang berkaitan erat dengan penyakit diabetes dan kegemukan merupakan
penyebab utama kematian di beberapa negara maju dan negara berkembang.
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1972, penyakit jantung
masih berada di peringkat ke-11 penyebab utama kematian di Indonesia, tahun 1986
naik ke peringkat 3, dan tahun 1992-1995 sudah menduduki peringkat 1 (Siswono
dalam www.gizi.net/2003/07/09). Keadaan tersebut terjadi lebih cepat dari yang
diperkirakan karena 30 tahun yang lalu penyakit jantung dan pembuluh darah
diperkirakan baru akan menjadi masalah utama pada tahun 2000-an. Namun ternyata
sebelum tahun 2000 penyebab kematian di Indonesia yang diakibatkan oleh gangguan
kelainan jantung dan pembuluh darah mencapai 25%

(Santoso Karo Karo dalam

www.idi.or.id/2008/01/14). Usia penderita juga semakin muda yaitu dibawah 40 tahun


(www.promosikesehatan.com/2006/02/06).
Penyakit jantung adalah penyakit non infeksi, salah satu yang paling banyak
diderita dan merupakan penyebab kematian paling tinggi dimasyarakat adalah penyakit
jantung koroner (PJK). Penyakit ini menyerang pembuluh darah yang mengalirkan
darah ke jantung. Timbunan lemak, kolesterol dan jaringan ikat pada dinding pembuluh
darah secara perlahan-lahan akan mengakibatkan penyempitan pembuluh darah. Pada
waktu pembuluh darah menyempit maka jantung harus bekerja lebih keras sehingga
menyebabkan nyeri dada. Pembuluh darah yang tersumbat membuat pasokan darah ke
jantung terhenti sehingga terjadilah serangan jantung yang dapat menyebabkan
kematian mendadak (Tabrani, 1995). Secara normal jantung berdenyut 60 sampai 100
kali per menit (100 ribu kali perhari). Jantung yang berdenyut tidak normal disebut
arryhytmia, denyut lambat (dibawah 60 kali permenit) disebut bradyarrhythmias dan
diatas

100

per

menit

disebut

tachyarrhytmias

(Yayasan

Jantung

Indonesia,

www.id.inaheart.or.id/2008/05/18). Faktor resiko penyebab terjadinya penyakit jantung

terdiri dari faktor yang tidak dapat dikendalikan : keturunan, usia, jenis kelamin, ras, dan
faktor yang dapat dikendalikan : merokok, hipertensi, kolesterol tinggi, kurang olahraga,
obesitas, diabetes, dan stress.
Peningkatan jumlah kematian akibat penyakit jantung lebih dipengaruhi oleh
perubahan pola hidup masyarakat. Pola hidup yang tidak sehat, terutama kebiasaan
makan sembarangan, kurang atau tidak olah raga, kebiasaan merokok serta stress
merupakan faktor resiko utama. Kondisi ini akan semakin parah jika masyarakat tidak
memiliki pengetahuan gizi terutama prinsip pedoman gizi seimbang. Menurut Sadosa
Sumosardjuno (www.depkes.go.id/2008/04/26) sebagian besar dari penurunan angka
kematian dan penyakit jantung erat hubungannya dengan pola hidup terutama
pengurangan kebiasaan merokok, perbaikan pola makan, dan kebiasaan melakukan
latihan olahraga. Oleh karena itu upaya pencegahan paling baik yang dapat dilakukan
adalah dengan pendidikan perilaku hidup sehat terutama dengan memahami dan
menerapkan pedoman gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari, dan bagi masyarakat
beresiko dapat diberikan pengetahuan tentang gizi dan menjaga kebugaran diri (Ranch
Market, 2006).
Pedoman umum gizi seimbang (PUGS) yang dimiliki memuat 13 pesan dasar
dengan

tujuan

memperbaiki

perilaku

hidup

sehat

terutama

memahami

dan

mempraktekkan pedoman gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku hidup


sehat menurut Sukidjo Notoatmodjo (2003) mencakup pengetahuan, sikap, dan praktek
(tindakan) tentang gizi dan menjaga kebugaran diri. Pengetahuan sebagai aspek dasar
untuk pemahaman membantu seseorang untuk mengambil sikap yang benar,
selanjutnya dengan sikap yang benar seseorang akan melakukan suatu tindakan yang
benar. Tindakan yang didasari oleh pemahaman akan bersifat langgeng dibandingkan
yang tidak didasari pemahaman. Pengetahuan yang benar tentang gizi dan kebugaran
dapat membuat seseorang memahami dan kemudian berupaya untuk menerapkannya
dalam kehidupan sehingga terwujud pola hidup sehat. PUGS yang digunakan sebagai
dietary guidelines Indonesia ini memiliki pesan universal membiasakan makan beraneka
ragam dengan jenis dan porsi yang tepat.
PUGS dibahas pertama kali dalam Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi V
tahun 1993 sebagai penyempurnaan slogan 4 sehat 5 sempurna (Ranch Market, 2006).
Salah satu pesan penting adalah melakukan aktivitas fisik dan berolahraga secara

teratur sebagai bentuk pola hidup sehat. Olahraga bagi penderita penyakit jantung
bertujuan memacu denyut jantung, latihan 20-30 menit selama 3 kali seminggu dalam
jangka 1,5 bulan
Penelitian

sudah mampu memberi kenaikan

Paffenharger

tahun

1970

(Sadosa

35% (Dede Kusmana, 2002).


Sumosardjuno

dalam

www.depkes.go.id/2008/04/26), para pekerja pelabuhan di San Francisco yang dalam


pekerjaannya sedikit menggunakan fisik memiliki risiko menderita PJK 60% lebih besar
daripada yang banyak menggunakan fisik dalam pekerjaannya. Olah raga senam
jantung sehat (SJS) diciptakan oleh Klub Jantung Sehat Yayasan Indonesia bagi
masyarakat sebagai bentuk pencegahan dan pengendalian faktor resiko penyebab
penyakit jantung. Pemeliharaan kesehatan jantung memang hanya dapat dilakukan
dengan mengendalikan faktor resiko. Faktor resiko dapat dipelajari dari berbagai media
sehingga masyarakat memiliki pengetahuan tentang faktor resiko penyakit jantung, dan
kemudian dapat menerapkan pengendaliannya melalui perilaku hidup sehat yang sudah
dituangkan dalam 13 pesan dasar (PUGS). Senam Jantung Sehat (SJS) sebagai bentuk
pengendalian banyak diminati oleh masyarakat terutama kaum ibu dan banyak
diselenggarakan diberbagai daerah sampai ke pedesaan sebagai wujud kesadaran
hidup sehat.
Melihat kenyataan bahwa kematian akibat penyakit jantung semakin meningkat
maka perlu dilakukan penelitian untuk melihat pengetahuan tentang gizi, pengetahuan
tentang penyakit jantung dan penerapan 13 pesan dasar dalam kehidupan sehari-hari
pada masyarakat, terutama ibu-ibu peserta klub jantung sehat aktif yang telah
melakukan upaya pengendalian resiko penyakit jantung.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan kendala dan hambatan proses sosialisasi undang-undang PKDRT,
maka penelitian ini mengajukan perumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengetahuan gizi ibu-ibu peserta dan bukan peserta klub jantung sehat
dalam pencegahan penyakit jantung ?.
2. Bagaimana pengetahuan tentang penyakit jantung pada ibu-ibu peserta dan bukan
peserta klub jantung sehat dalam pencegahan penyakit jantung?
3. Bagaimana penerapan 13 pesan dasar gizi seimbang pada ibu-ibu peserta dan
bukan peserta klub jantung sehat ?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengetahuan gizi ibu-ibu peserta dan bukan peserta klub jantung sehat
dalam pencegahan penyakit jantung.
2. Mengetahui pengetahuan tentang penyakit jantung pada ibu-ibu peserta dan bukan
peserta klub jantung sehat dalam pencegahan penyakit jantung.
3. Mengetahui penerapan 13 pesan dasar gizi seimbang pada ibu-ibu peserta dan
bukan peserta klub jantung sehat.

D. Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi tentang pedoman umum gizi seimbang (PUGS) dan
penerapannya sebagai wujud mencapai pola hidup sehat.
2. Memberikan informasi tentang penyakit jantung dan pencegahannya sebagai upaya
menurunkan angka kematian akibat penyakit jantung.
3. Membantu pencapaian kesehatan masyarakat optimal menuju Indonesia sehat
2010.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyakit Jantung
Penyakit jantung adalah penyakit yang mengganggu sistem pembuluh darah
atau lebih tepatnya menyerang jantung dan urat-urat darah, beberapa contoh penyakit
jantung adalah penyakit jantung koroner, serangan jantung, tekanan darah tinggi,
stroke, sakit di dada (angina) dan penyakit jantung rematik. Penyakit jantung koroner
merupakan yang paling banyak diderita masyarakat. Penyakit jantung ini menyerang
pembuluh darah dan dapat menyebabkan serangan jantung. Serangan jantung terjadi
karena pembuluh arteri tersumbat sehingga menghambat penyaluran oksigen dan
nutrisi ke jantung. Sementara stroke disebabkan oleh kurangnya aliran darah yang
mengalir ke otak dan terkadang menyebabkan pendarahan di otak. Namun demikian
tidak semua penyakit jantung disebabkan oleh terserangnya pembuluh darah. Beberapa
gangguan pada jantung :

1. Abnormal Heart Rhythms


Secara normal jantung berdetak 60 sampai 100 kali tiap menit (atau sekitar 100
ribu kali setiap harinya). Jantung yang bedetak tidak normal disebut arryhytmia
(dysrhythmia). Jantung yang berdetak terlalu lambat (dibawah 60 kali per menit)
disebut bradyarrhythmias. Sedangkan yang berdetak di atas 100 per menit disebut
tachyarrhytmias.

2. Heart Failure
Disebut juga gagal jantung dan merupakan penyakit jantung paling menakutkan.
Pada kondisi ini tidak berarti jantung tidak dapat bekerja sama sekali, hanya saja
jantung tidak berdetak sebagaimana mestinya.
3. Heart Valve Disease
Disebut juga rusaknya katup jantung. Katup jantung terdapat pada setiap bilik
jantung (4 buah bilik) yang berfungsi mengatur aliran darah searah menuju jantung.
4. Congenitas Heart Disease
Atau biasa disebut kelainan pada jantung. Menyerang 8 sampai 10 anak dari tiap
1000 kelahiran. Gejala awal biasanya terdeteksi saat kelahiran atau pada masa
kanak-kanak. Di Amerika sekitar 500 ribu orang mengalami kelainan jantung pada
masa pertumbuhannya dan bertambah sekitar 20 ribu orang tiap tahunnya.

5. Cardiomyopathies
Gejala penyakit jantung ini menyerang otot jantung itu sendiri dan terlihat
mengalami

pembesaran danpengecilan jantung secara tidak normal dan atau

bahkan menjadi kaku. Kondisi ini menyebabkan jantung memompa secara tidak
normal (menjadi lebih lemah). Tanpa penanganan yang baik cardiomyopathies akan
menyebabakan penyakit yang lebih buruk seperti gagal jantung atau menyebabkan
jantung berdetak tidak normal.

6. Pericarditis
Adalah radang yang mengelilingi lapisan jantung dan gejala ini jarang terjadi dan
biasanya disebabkan oleh infeksi.
B. Pencegahan Penyakit Jantung
1.

Faktor resiko untuk penyakit jantung bisa dibagi menjadi dua:


a. Faktor yang tidak bisa dikendalikan : keturunan, umur dimana makin tua resiko
makin besar dan jenis kelamin, pria mempunyai resiko lebih tinggi dari pada
wanita (wanita resikonya meningkat sesudah menopause)

b. Faktor yang bisa dikendalikan : merokok, tekanan darah tinggi, kadar lemak
yang tinggi dalam darah, kurang olah raga, diabetes yang tidak terkendali, stres
dan kegemukan.
Untuk memperbaiki kadar lemak, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1. Kurangi makanan berlemak, termasuk segala jenis lemak.
2. Kurangi makanan yang mengandung lemak hewani.
3. Gantikan dengan lemak poliunsaturated (minyak jagung, minyak bunga
matahari) dan lemak monosaturated (minyak kanola, zaitun).
4. Makan ikan 3 - 4 kali seminggu.
5. Tingkatkan jumlah serat terutama dengan buah segar, sayuran, kacangkacangan kering, barley oats (sejenis gandum).
6. Pertahankan berat badan ideal.
7. Kurangi makan gula dan makanan manis.
8. Kurangi alkohol (maksimum 1 atau 2 gelas sehari).
9. Olah raga secara teratur.
10. Jangan merokok

C. 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang


Upaya menanggulangi masalah gizi baik gizi kurang dan gizi lebih, adalah
membiasakan mengkonsumsi hidangan sehari-hari dengan susunan zat gizi yang
seimbang. Untuk maksud tersebut, ada 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang yang perlu
diikuti.
1. Makanlah beraneka ragam makanan.
Makan beraneka ragam makanan dapat lebih mencukupi kebutuhan gizi
seseorang yaitu kebutuhan lengkap akan karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan
mineral. Berbagai jenis bahan makanan mempunyai masing-masing kandungan
gizinya dengan kata lain mempunyai kelebihan dan kekurangan atas zat gizi tertentu.
Misalnya beberapa makanan mengandung tinggi karbohidrat tetapi kurang vitamin
dan mineral. Sedangkan beberapa makanan lain kaya vitamin tetapi miskin
karbohidrat. Jadi, untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin
dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan, melainkan harus terdiri dari aneka
ragam bahan makanan. Masing-masing bahan makanan akan saling memenuhi
kebutuhan akan zat gizi.
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi.
Seseorang dapat menjalankan aktivitasnya seperti bekerja, belajar, berpikir atau
pun berolahraga karena mempunyai energi. Energi ini didapatkan dari makanan
khususnya dari karbohidrat, protein dan lemak. Jumlah makanan yang dimakan
haruslah

cukup.

Jika

berlebihan

akan

menambah

berat

badan

sehingga

meningkatkan resiko penyakit jantung, stroke dan lainnya. Jika kurang seseorang
akan kekurangan energi sehingga menjadi lemas atau kurang bersemangat dan
dapat menurunkan produkivitas kerja.
3. Makanlah sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.
Makanan sumber karbohidrat ini terdapat dalam bahan makanan pokok yang
merupakan porsi yang paling besar dalam hidangan sebaiknya tidak lebih dari
setengah kebutuhan. Setengah yang lainnya akan dipenuhi oleh bahan makanan lain
yaitu protein dan lemak. Misalnya jika seseorang kekenyangan makan ubi akan
melupakan makanan lain yang menjadi sumber protein dan lemak.

4. Batasi konsumsi lemak dan minyak seperempat dari kebutuhan energi.


Lemak dan minyak yang terdapat di dalam makanan berguna untuk
meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin-vitamin A, D, E, dan K,
serta menambah lezatnya hidangan. Konsumsi lemak dan minyak dalam makanan
sehari-hari sebaiknya 15 25 % dari kebutuhan energi. Potensi lemak dan minyak
sebagai sumber energi terhitung lebih tinggi daripada karbohidrat dan protein. Tiap
gram lemak menghasilkan 9 kilokalori, sedangkan karbohidrat dan protein hanya 4
kilokalori. Bagi kebanyakan penduduk Indonesia, khususnya yang tinggal di
perdesaan, konsumsi lemak/minyak masih sangat rendah sehingga masih perlu
ditingkatkan. Sedangkan konsumsi lemak pada penduduk perkotaan sudah harus
diwaspadai

karena

cenderung

berlebihan.

Mereka

yang

sudah

berlebihan

mengonsumsi lemak harus segera menurunkan secara bertahap, dengan cara


mengurangi konsumsi makanan berlemak tinggi, termasuk mengurangi konsumsi
makanan bersantan dan yang digoreng. Kebiasaan mengonsumsi lemak hewani
yang berlebihan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan
penyakit jantung koroner. Namun membiasakan makan ikan dapat mengurangi risiko
menderita penyakit jantung koroner, karena lemak ikan mengandung asam lemak
omega 3. Asam lemak omega 3 berperan mencegah terjadinya penyumbatan lemak
pada dinding pembuluh darah.
5. Gunakan garam beryodium.
Sesuai Keppres No. 69 tahun 1994, semua garam yang beredar di Indonesia
harus mengandung yodium. Kebijaksanaan ini berkaitan erat dengan masih tingginya
kejadian gangguan kesehatan akibat kekurangan yodium (GAKY) di Indonesia.
Garam beryodium adalah garam natrium yang telah diperkaya dengan KIO 3 (kalium
iodat) sebanyak 30-80 ppm. GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium)
merupakan masalah gizi yang serius, karena dapat menyebabkan penyakit gondok
dan kretin (kerdil). Kekurangan unsur yodium dalam makanan sehari-hari, dapat pula
menurunkan tingkat kecerdasan seseorang. Indonesia saat ini diperkirakan
kehilangan 140 juta I.Q poin akibat GAKY. Anak sekolah yang menderita GAKY
biasanya memerlukan waktu yang relatif lebih lama untuk menyelesaikan tingkat
pendidikan formal tertentu. Bahkan mereka yang menderita GAKY tingkat berat
(kretin, kretinoid) tidak mampu menyerap pelajaran pendidikan dasar.

6. Makanlah makanan sumber zat besi.


Zat besi (Fe) merupakan salah satu unsur pembentuk dari sel darah merah
(eritrosit) yang bertanggungjawab transpor oksigen dan karbondioksida. Kekurangan
zat besi menimbulkan masalah anemia gizi besi atau di masyarakat dikenal dengan
penyakit kurang darah. Sumber utama Fe adalah bahan pangan hewani dan kacangkacangan serta sayuran berwarna hijau tua. Kesulitan utama untuk memenuhi
kebutuhan Fe adalah rendahnya tingkat penyerapan Fe di dalam tubuh, terutama
sumber Fe nabati yang hanya diserap 1-2%. Sedangkan tingkat penyerapan Fe
makanan asal hewani dapat mencapai 10-20%. Ini berarti bahwa Fe pangan asal
hewani (heme) lebih mudah diserap daripada Fe pangan asal nabati (non heme).
Anemia Gizi Besi (AGB) terutama banyak diderita oleh wanita hamil, wanita
menyusui, dan wanita usia subur pada umumnya, karena fungsi kodrati. Peristiwa
kodrati wanita adalah haid, hamil, melahirkan dan menyusui. Karena itu
menyebabkan kebutuhan Fe atau zat besi relatif lebih tinggi ketimbang kelompok
lain. Kelompok lain yang rawan AGB adalah anak balita, anak usia sekolah, dan
buruh serta tenaga kerja berpenghasilan rendah. AGB dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan dari tingkat ringan sampai berat. Anemia pada ibu hamil akan
menambah risiko: mendapatkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), risiko perdarahan
sebelum dan pada saat persalinan, dan bahkan dapat menyebabkan kematian ibu
dan bayinya, jika ibu hamil tersebut menderita anemia berat. Anemia sedang dan
ringan dapat menimbulkan gejala lesu, lelah, pusing, pucat dan penglihatan sering
berkunang-kunang. Bila terjadi pada anak sekolah, anemia gizi akan mengurangi
kemampuan belajar. Sedangkan pada orang dewasa akan menurunkan produktivitas
kerja. Disamping itu, penderita anemia lebih mudah terserang infeksi. Hal ini
tentunya sangat menghambat upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia.
7. Berikan Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI Eksklusif) sampai bayi umur 6 bulan.
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Tidak ada seseorang pun yang dapat
membuat makanan atau minuman sebaik ASI untuk bayi. Komposisi gizi dalam ASI
sangat lengkap dan dapat memenuhi kebutuhan bayi untuk tumbuh sehat. Selain itu
efek psikologis yang ditimbulkan baik terhadap bayi maupun ibunya. Kolostrum yang
terdapat pada awal setelah ibu melahirkan meskipun hanya dalam jumlah sedikit
mengandung zat kekebalan dan vitamin A tinggi harus segera diberikan pada bayi.

10

Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari ASI, maka ASI harus diberikan
kepada bayi segera setelah dilahirkan (dalam waktu 30 menit setelah lahir).
Disamping itu daya isap bayi pada saat itu paling kuat dapat merangsang produksi
ASI selanjutnya. Pemberian makanan selain ASI pada umur 0-4 bulan sangat tidak
dianjurkan karena bayi belum mampu memproduksi enzim untuk mencerna makanan
bukan ASI. Apabila pada periode ini, bayi dipaksa menerima makanan bukan ASI,
maka akan timbul gangguan kesehatan pada bayi, seperti diare, alergi dan bahaya
lain yang fatal. Perlu diperhatikan cara menyusui yang baik dan benar, yaitu tidak
dijadwal, ASI diberikan sesering mungkin, termasuk menyusui pada malam hari. Ibu
menggunakan payudara kiri dan kanan secara bergantian tiap kali menyusui. Di
samping itu posisi ibu bisa duduk atau tiduran dengan suasana tenang dan santai.
Bayi dipeluk dengan posisi menghadap ibu. Isapan mulut bayi pada puting susu ibu
harus baik, yaitu sebagian besar areola (bagian hitam sekitar puting) masuk ke mulut
bayi. Semua ini agar pemberian ASI lebih efektif.
8. Biasakan makan pagi.
Sarapan atau makan pagi sangat penting untuk menunjang aktivitas sehari-hari.
Makan pagi dapat mendukung produktivitas kerja karena meningkatkan daya tahan
kerja. Bagi anak sekolah makan pagi penting untuk meningkatkan konsentrasi dalam
belajar sehingga lebih mudah untuk menerima pelajaran. Kebiasaan makan pagi juga
membantu seseorang untuk memenuhi kecukupan gizinya sehari-hari. Kebiasaan
seseorang menghindari makan pagi dengan tujuan untuk menurunkan berat badan
merupakan kekeliruan yang dapat mengganggu kondisi kesehatan misalnya berupa
gangguan pada saluran pencernaan sepeti sakit maag. Seseorang yang tidak makan
pagi memiliki risiko menderita gangguan kesehatan berupa menurunnya kadar gula
darah dengan tanda-tanda antara lain : lemah, keluar keringat dingin, kesadaran
menurun bahkan pingsan. Bagi anak sekolah, kondisi ini menyebabkan merosotnya
konsentrasi belajar yang mengakibatkan menurunnya prestasi belajar. Bagi pekerja
akan menurunkan produktivitas kerja.
9. Minumlah air bersih dan aman yang cukup.
Air yang bersih dan aman harus direbus sampai mendidih terlebih dahulu
supaya kuman mati. Untuk memenuhi kebutuhan air dikonsumsi sekurang-kurangnya
2 liter atau setara dengan 8 gelas sehari. Minum air yang cukup dapat menurunkan

11

resiko penyakit ginjal dan saluran kencing. Menentukan kebutuhan air minum dengan
mengandalkan rasa haus tidak sepenuhnya benar. Contoh, seseorang yang bekerja
di ruang AC tidak merasa haus, padahal yang bersangkutan seharusnya
memerlukan cairan lebih banyak dibanding ketika ia bekerja di ruang tanpa AC. Atau
ketika seseorang brada di daerah yang kelembababnya rendah sedangkan suhu
udaranya tinggi cairan lebih mudah menguap melalui kulit sehingga kebutuhan air
akan lebih banyak.
10. Lakukan aktivitas fisik dan olehraga secara teratur.
Kebugaran fisik akan mudah dicapai jika seseorang berolahraga atau melakukan
aktivitas fisik secara teratur. Seseorang dapat melakukan aktivitas fisik tanpa
kelelahan yang berarti. Olahraga teratur juga dapat menjaga kelebihan berat badan
serta meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot. Disamping itu olahraga juga dapat
memperlambat proses penuaan. Ketidakseimbangan antara konsumsi makanan dan
aktivitas fisik dapat mengganggu kesehatan terutama berhubungan dengan
kelebihan berat badan. Hal ini sering terjadi pada orang yang dalam pekerjaannya
lebih banyak di dalam ruangan sehingga tidak punya waktu untuk melakukan
aktivitas fisik yang lebih banyak sedangkan mereka mengkonsumsi makanan tidak
sesuai dengan kebutuhannya.
11. Hindari minum minuman berakohol.
Banyak sekali kerugian dari minuman berakohol. Minuman berakohol hanya
mengandung energi tetapi tidak zat gizi lainnya. Kebiasaan minum minuman
berakohol dapat mengakibatkan terhambatnya proses penyerapan zat gizi, hilangnya
zat-zat gizi yang penting meskipun orang tersebut mengkonsumsi makanan bergizi
dalam jumlah yang cukup sehingga menimbulkan kurang gizi, penyakit gangguan
hati dan saluran pencernaan terutama lambung dan duodenum serta kerusakan
saraf otak dan jaringan tubuh. Di samping itu, minum minuman beralkohol dapat
menyebabkan ketagihan dan kehilangan kendali diri dan dapat menjadi faktor
pencetus ke arah tindak kriminal.
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
Makanan harus bergizi lengkap dan juga harus layak dikonsumsi sehingga aman
bagi kesehatan. Makanan yang aman adalah makanan yang bebas dari kuman dan
bahan kimia berbahaya serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat atau

12

dengan kata lain halal. Makanan atau masakan yang dapat memenuhi syarat-syarat
halal dan aman untuk dikonsumsi, maka sejak bahan makanan tersebut ditanam
atau diternakkan sampai siap disantap, makanan harus diperlakukan secara baik dan
benar. Mulai dari proses panen, produksi, pengiriman, pengolahan di pabrik,
pengolahan di rumah sampai akan dihidangkan harus melalui proses yang baik dan
aman. Makanan harus bebas dari pengawet atau bahan tambahan lain yang dapat
merugikan kesehatan seperti seperti asam borax/bleng, formalin, zat pewarna
rhodamin B dan methanil yellow.Tanda-tanda umum bagi makanan yang tidak aman
bagi kesehatan antara lain: berlendir, berjamur, aroma dan rasa atau warna
makanan berubah. Khusus untuk makanan olahan pabrik, bila melewati tanggal
daluwarsa, atau terjadi karat/kerusakan pada kemasan, makanan kaleng tersebut
harus segera dimusnahkan. Sebaiknya, makanan dengan tanda-tanda tersebut tidak
dibeli dan tidak dikonsumsi, meskipun harganya sangat murah.
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.
Label makanan yang dikemas adalah keterangan tentang isi, jenis dan ukuran
bahan-bahan yang digunakan, susunan zat gizi, tanggal kadaluwarsa serta
keterangan penting lainnya. Semua keterangan yang rinci pada label makanan yang
dikemas sangat membantu konsumen pada saat memilih dan menggunakan
makanan tersebut, sesuai kebutuhan gizi dan keadaan kesehatan konsumen.

13

D. Kerangka Konsep Penelitian


Salah satu faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan seseorang adalah
faktor perilaku yang meliputi pengetahuan dan penerapan (tindakan). Pengetahuan gizi
dan pengetahuan penyakit jantung yang baik akan diikuti oleh penerapan pola hidup
yang baik dan sehat. Namun demikian penerapan (tindkan) selalu diawali oleh
pengetahuan yang baik karena masih banyak faktor lain yang mempengaruhi. Kerangka
konsep penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Faktor Intrinsik :
- Jenis kelamin
- Usia
- Kesadaran
- Motivasi
Penerapan
Gizi
Faktor Ekstrinsik :
- Pengetahuan
- Lingkungan
- Fasilitas

14

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian


Jenis penelitian adalah survei yaitu jenis penelitian yang dilakukan pada poplasi
besar maupun kecil tetapi data dipelajari relatif, distributif dan hubungan antar variabel
(Sugiyono, 2005). Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juni 2007. Lokasi penelitian
dilakukan di Kalurahan Pleret Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul Yogyakarta.

B. Populasi danSampel
Di Kalurahan Pleret terdapat 10 klub jantung sehat dengan jumlah peserta aktif
ibu-ibu sebanyak 150 orang. Berdasarkan data peserta klub jantung sehat tersebut
maka ditetapkan populasi penelitian homogen dengan kriteria ibu rumah tangga berusia
20-55 tahun dengan pertimbangan faktor resiko pada perempuan terjadi pada usia 55
tahun sehingga sebelum usia tersebut mereka sudah mempersiapkan diri hidup sehat,
peserta klub senam jantung sehat, serta benar-benar aktif mengikuti senam jantung
sehat. Kelompok ibu-ibu peserta klub jantung sehat ini disebut kelompok senam.
Sebagai kelompok pembanding (kelompok bukan senam) dipilih ibu rumah tangga usia
20-55 tahun tetapi bukan peserta klub jantung sehat dan tidak aktif mengikuti senam
jantung sehat. Sampel penelitian dipilih secara simple random sampling sebanyak 30
orang ibu rumah tangga peserta klub jantung sehat dan 30 orang ibu rumah tangga
bukan peserta klub jantung sehat.

C. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data


Data penelitian dikumpulkan menggunakan 3 instrumen yaitu : tes pengetahuan
gizi, tes pengetahuan penyakit jantung dan kuesioner penerapan 13 pesan PUGS.
1. Tes pengetahuan, digunakan untuk mengukur pemahaman tentang gizi. Tes
terdiri dari 18 pertanyaan tertutup bersifat multiple choice dengan 4 pilihan
jawaban berskala penilaian 0 dan 1.
2. Tes pengetahuan, digunakan untuk mengukur pemahaman tentang penyakit
jantung. Tes terdiri dari 15 pertanyaan tertutup benar-salah dengan skala
penilaian 0 dan 1.

15

3. Kuesioner penerapan, digunakan untuk mengetahui penerapan 13 PUGS dalam


kehidupan sehari-hari. Kuesioner berupa pertanyaan terbuka dengan skala
penilaian 0-100 mengikuti 13 pesan PUGS.

D. Pengujian Instrumen
Untuk mengetahui kesahihan dan keterandalan instrumen sebagai alat
pengumpul data dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada tes pengetahuan gizi dan
penyakit jantung. Uji validitas memakai teknik korelasi produk momen taraf kesalahan
5% dengan hasil r hitung 0,411 (r tabel 0, 231) dan uji reliabilitas memakai teknik kuderrichardson 20 taraf kesalahan 5% dengan hasil r hitung 0,800 (r tabel 0,239). Kuesioner
penerapan 13 pesan PUGS tidak memakai uji validitas dan reliabilitas karena berupa
pertanyaan dari kondisi nyata tetapi dibuat dengan memperhatikan validitas isi dengan
skala penilaian 0-100.
E. Analisis Data
Data yang sudah diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif
kuantitatif. Hasil analisis dgunakan untuk menentukan rata-rata (mean), median (Me).
Modus (Mo) dan standar deviasi (Sd). Penentuan tinggi rendahnya skor pengetahuan
gizi dan pengetahuan penyakit jantung menggunakan kriteria ideal dengan 5 klasifikasi :
baik sekali, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang.

Tabel 1. Klasifikasi Kriteria Ideal


Kriteria
Mi+1,5 Sd keatas
Mi+0,5 Sd - < Mi+1,5 Sd
Mi-0,5 Sd - < Mi+0,5 Sd
Mi-1,5 Sd Mi-0,5 Sd
< Mi-1,5 Sd

Klasifikasi
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Kurang Sekali

16

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Karakteristik sampel
Senam jantung sehat yang diselenggarakan oleh Klub jantung sehat di
Kalurahan Pleret Bantul dilaksanakan 1 kali seminggu dibawah bimbingan instruktur.
Usia peserta (sampel penelitian) berkisar antara 23-54 tahun, dengan usia paling
banyak 25-50 tahun pada kelompok senam (93,33%) dan bukan senam (83,33%). Usia
sampel terlihat seimbang antara kelompok senam dan kelompok bukan senam. Usia ini
menunjukkan bahwa kepedulian untuk hidup sehat mulai terjadi sebelum usia resiko
penyakit jantung pada perempuan sehingga mereka dapat mengendalikan resiko
tersebut dengan olahraga. Usia merupakan salah satu faktor resiko penyakit jantung
yang tidak dapat dikendalikan. Data secara lengkap terlihat pada tabel 2:
Tabel 2. Usia Sampel Penelitian (n=30)
Usia
(tahun)
< 25
25-50
>50

Kelompok Senam
n
(%)
28
93,33
2
6,67

Kelompok Bukan Senam


n
(%)
3
10
25
83,33
2
6,67

Ditinjau dari tingkat pendidikan terlihat bahwa pendidikansampel mulai dari SD


sampai sarjana S1 dengan sebaran paling banyak adalah lulusan SD, dimana pada
kelompok senam (46,66%) dan bukan senam (33,33%). Tingkat pendidikan yang
rendah terjadi karena lokasi penelitian berada di wilayah pedesaan, namun ternyata
kondisi ini menunjukkan bahwa perempuan desa pun peduli terhadap kesehatannya
serta mulai melaksanakan pola hidup sehat dengan menjaga kebugaran diri. Hal lain
menunjukkan bahwa sosialisasi klub jantung sehat dengan senam jantungnya telah
masuk ke semua lapisan masyarakat. Data lengkap terdapat pada tabel 3 :
Tabel 3. Tingkat Pendidikan Sampel Penelitian (n=30)
Usia
(tahun)
Sarjana
Diploma
SLTA
SLTP
SD

Kelompok Senam
n
(%)
2
6,66
4
13,33
5
16,66
5
16,66
14
46,66

Kelompok Bukan Senam


n
(%)
1
3,33
4
13,33
8
26,33
7
23,33
10
33,33

17

B. Pengetahuan gizi
Pengetahuan gizi sebagai gambaran pemahaman gizi diperoleh dengan
memberikan tes pengetahuan sebanyak 18 item sehingga rentang nilai mulai dari 0
sampai 18. Tes pengetahuan gizi yang diberikan mencakup pengertian zat gizi, fungsi
zat gizi, sumber zat gizi, dan pedoman gizi seimbang. Hasil tes pengetahuan gizi pada
kelompok senam diperoleh nilai terendah 10 dan tertinggi 18 dengan nilai rata-rata
14,97. Sedangkan pada kelompok bukan senam nilai terendah 10 dan tertinggi 18
dengan nilai rata-rata 14,37. Perbedaan perolehan nilai terlihat sama sehingga
pengetahuan gizi antara kelompok senam dan bukan senam tidak berbeda jauh. Namun
karena rata-rata nilai pengetahuan yang diperoleh lebih tinggi pada kelompok senam
maka lebih banyak sampel kelompok senam yang telah memahami gizi. Pada kelompok
senam 80% sampel memiliki pengetahuan gizi baik sekali, 16,66% sampel memiliki
pengetahuan gizi baik dan 3,33% sampel memiliki pengetahuan gizi cukup. Pada
kelompok bukan senam 66,66% sampel memiliki pengetahuan gizi baik sekali, 23,33%
sampel memiliki pengetahuan gizi baik dan 10% sampel memiliki pengetahuan gizi
cukup. Sebagian besar sampel penelitian baik kelompok senam maupun bukan senam
telah memahami tentang pengertian zat gizi (75%), sumber zat gizi (83,33%),

dan

fungsi zat gizi (75%) meskipun dalam pengertian sederhana. Sementara pemahaman
tentang pedoman gizi seimbang (61,66%) lebih dipahami sebagai pengaturan makan
yang terdiri dari 5 unsur : makanan pokok, lauk, sayur, buah dan susu, serta tahu bahwa
makanan berlemak tinggi dan jerohan tidak baik untuk kesehatan terutama jantung.
Tetapi pemahaman tentang PUGS sebagai pedoman gizi yang harus diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari yang terdiri dari 13 pesan dasar baru sebagian kecil yang pernah
mendengar. Data pengetahuan gizi secara lengkap adalah :
Tabel 4. Hasil Pengetahuan Gizi (n=30)
Kriteria

Kelompok senam
n

Baik sekali
Baik
Cukup
Kurang
Kurang sekali

24
5
1
0
0

Jumlah (n)

30

%
80,00
16,67
3,33
0
0
100

20
7
3
0
0
30

Kelompok bukan
senam
n
%
66,67
23,33
10,00
0
0
100

18

Pengetahuan gizi yang telah dimiliki oleh kelompok senam maupun bukan senam
dapat diperoleh dari berbagai informasi seperti media cetak maupun elektronik,
informasi dari teman, dan penyuluhan-penyuluhan gizi sebelumnya yang menyisakan
retensi pada sampel. Sebagaimana terlihat saat ini banyak majalah, tabloid, radio
maupun televisi yang telah membantu memberikan pengetahuan gizi pada masyarakat.
Media-media tersebut dengan mudah dapat diperoleh dengan harga terjangkau
sehingga memungkinkan setiap keluarga membeli atau memiliki untuk kepentingan
hiburan dan informasi.
Hasil penelitian Nurkukuh (2002) tentang model KIE pencegahan dini PJK dalam
bentuk buku sebagai pedoman menunjukkan peningkatan pengetahuan dan sikap
perilaku merokok (perokok aktif dan pasif) yang naik sangat tajam pada akhir penelitian.
Dengan demikian maka media merupakan sumber informasi yang dapat meningkatkan
pemahaman tentang suatu hal yang bermanfaat bagi kesehatan. Lebih lanjut dengan
pengetahuan tersebut akan memperbaiki perilaku hidup menjadi baik.
Penelitian

lain

membuktikan

bahwa

pengetahuan

gizi

seseorang

dapat

memperbaiki perilaku hidup sehat, penelitian Yuyun Yueniwati dan Anita Rahmawati
(2001)

dalam

www.tempo.co.id/medika/arsip/112002/art-2.htm/208/05/15,

ada

hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan perilaku ibu dalam menghadapi
masalah obesitas pada anaknya dengan berkonsultasi ke dokter. Ibu dengan tingkat
pengetahuan kurang tidak mengkonsultasikan masalah obesitas anaknya ke dokter,
sedang ibu dengan tingkat pengetahuan baik telah mencoba untuk berkonsultasi
dengan dokter. Hal ini menunjukkan kepedulian ibu menerapkan pengetahuan yang
dimiliki untuk hidup sehat bagi anaknya, semakin tinggi pengetahuan semakin mereka
khawatir bahwa masalah obesitas pada anak merupakan masalah serius.
Pada penelitian ini terlihat bahwa lebih banyak anggota kelompok senam yang
memiliki pengetahuan gizi baik sebagai bentuk pemahaman hidup sehat yang salah
satunya sudah dijalani dengan aktif senam jantung. Sementara kelompok bukan senam
pun ternyata memiliki pengetahuan gizi baik yang bermanfaat bagi pengaturan hidup
meskipun mereka tidak aktif mengikuti senam. Dengan demikian perbedaan kelompok
senam dibandingkan kelompok senam adalah Ibu-ibu kelompok senam menyadari betul
bahwa pengendalian penyakit jantung selain memiliki pemahaman gizi juga dengan

19

cara memelihara kebugaran serta kesehatan adalah dengan berolah raga sehingga
mereka aktif mengikuti dan menjalani senam jantung sehat (SJS).

C. Pengetahuan penyakit jantung


Pengetahuan tentang penyakit jantung sebagai penyakit yang membahayakan
kehidupan dan merupakan penyebab kematian utama
menerapkan pola hidup sehat.

dapat membuat seseorang

Pengetahuan sebagaimana dijelaskan Sukidjo

Notoatmodjo (2003) adalah ranah awal dari terbentuknya perilaku. Secara teori
memang perubahan perilaku atau mengadopsi perilaku baru itu mengikuti tahapan
pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), praktik (practice) atau KAP. Beberapa
penelitian telah membuktikan hal itu, namun penelitian lainnya juga membuktikan bahwa
proses tersebut tidak selalu seperti teori diatas (K-A-P), bahkan di dalam praktik seharihari terjadi sebaliknya, seseorang telah berperilaku positif namun pengetahuan dan
sikapnya masih negatif (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan tentang penyakit jantung pada penelitian ini adalah gambaran
pemahaman tentang penyakit jantung dan faktor resikonya. Jumlah item pertanyaan
tentang penyakit jantung sebanyak 15 pertanyaan benar salah. Hasil tabulasi data
menunjukkan perolehan nilai sama antara kelompok senam dan bukan senam dimana
nilai terendah 10 dan nilai tertinggi 15 dengan rata-rata nilai 13,1.

Dari identifikasi

kecenderungan tinggi rendahnya skor pengetahuan tentang penyakit jantung kelompok


senam diperoleh hasil 93,33% memiliki pengetahuan baik sekali dan 6,67% memiliki
pengetahuan baik, sementara pada kelompok bukan senam sebanyak 86,67% memiliki
pengetahuan baik sekali dan 13,33% memiliki pengetahuan baik.
Tabel 5. Hasil Pengetahuan Penyakit Jantung (n=30)
Kriteria

Kelompok senam

Baik sekali
Baik
Cukup
Kurang
Kurang sekali

n
28
2
0
0
0

%
93,33
6,67
0
0
0

Jumlah (n)

30

100

Kelompok bukan
senam
n
%
26
86,67
4
13,33
0
0
0
0
0
0
30

100

20

Tidak adanya perbedaan antara kelompok senam dan bukan senam


menunjukkan bahwa pengetahuan tentang penyakit jantung dan faktor resiko telah
dipahami masyarakat meskipun mereka tidak mengikuti senam jantung tetapi
kemungkinan mereka mengendalikannya melalui pola makan. Kondisi ini menunjukkan
fenomena yang bagus bahwa kaum ibu di Pleret memahami bahaya penyakit jantung.
Berbeda dengan

hasil penelitian lain (http://indonesian.cri.cn/1/2008/06/03), yang

menunjukkan bahwa di antara 16,5 juta penderita penyakit pembuluh darah jantung
yang meninggal setiap tahun, 8,6 juta diantaranya adalah kaum wanita. Angka itu
merupakan dua kali lipat jumlah wanita penderita kanker mulut rahim dan kanker
kelenjar payudara. Keadaan tersebut dapat terjadi karena rendahnya tingkat
pengetahuan kaum wanita terhadap bahaya penyakit pembuluh darah jantung,
kebanyakan kaum wanita tetap tidak menyadari bahayanya penyakit jantung, sebaliknya
mereka lebih mengkhawatirkan bahaya penyakit jantung pada suaminya, dan hanya
13% saja kaum wanita yakin bahwa penyakit jantung menjadi ancaman yang sangat
besar terhadap jiwa mereka.
Pertanyaan tentang penyakit jantung yang mencakup faktor resiko dan cara
pencegahannya telah dijawab dengan baik, sehingga sebagian besar sampel penelitian
baik kelompok senam maupun bukan senam telah memahami bahwa pencegahan PJK
meliputi :
1.

Tidak merokok, 53,33% sampel menyatakan bahwa merokok adalah penyebab


penyakit jantung, sebagian sampel mengetahui bahwa kandungan dalam rokok
berpotensi menimbulkan kerusakan dinding pembuluh darah. Hal ini akan
mempermudah kolesterol untuk melekat pada dinding pembuluh darah yang
mengalami kerusakan sehinga membentuk plak. Kebiasaan merokok dapat
meningkatkan resiko terkena serangan jantung.

2.

Melakukan olah raga, 73,33% sampel mengetahui bahwa berolahraga secara


teratur dan melakukan aktivitas fisik mampu mencegah terjadinya penyakit jantung,
dengan olahraga jantung akan berdenyut lebih cepat untuk meningkatkan jumlah
darah yang kaya akan oksigen ke seluruh tubuh.

Selain itu berolahraga juga

membantu mengurangi berat badan.

21

3.

Mengatur pola makan, 86,66% sampel memahami jika pola makan yang sehat dan
tinggi serat serta mengurangi makan daging dan jerohan dapat mencegah penyakit
jantung.

4.

Menghindari stress, 80% sampel penelitian telah mengetahui jika stress berlebihan
dapat menyebabkan naiknya tekanan darah dan denyut jantung sehingga
mempermudah kerusakan pada dinding pembuluh darah.

5.

Menghindari pola hidup tidak sehat, 46,66% sampel tahu jika malas bergerak,
senang minum minuman keras, senang makan enak dapat menyebabkan diabetes,
darah tinggi, kolesterol tinggi serta obesitas, faktor-faktor ini merupakan penyebab
terjadinya penyakit jantung.

D. Penerapan 13 pesan dasar pedoman umum gizi seimbang (PUGS)


Data penerapan 13 pesan dasar yang tercantum dalam pedoman umum gizi
seimbang (PUGS) diperoleh melalui proses wawancara dimana item pertanyaan terdiri
dari 13 point sesuai jumlah pesan. Skor penilaian mulai dari 0-100, nilai 0 untuk yang
tidak dilakukan sama sekali dan bertahap sesuai kriteria yang ditetapkan peneliti
sehingga nilai tertinggi adalah 100. Adapun 13 pesan dasar PUGS yang ditanyakan
beserta kriterianya adalah sebagai berikut :
1.

Makanlah beraneka ragam makanan, tujuan pesan ini adalah agar kebutuhan gizi
seseorang tercukupi secara lengkap yang terdiri dari karbohidrat, lemak, protein,
vitamin dan mineral. Kriteria penilaian : konsumsi setiap kali makan terdiri dari 5
jenis : makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah.

2.

Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi, tujuan pesan adalah


agar seseorang dapat menjalankan aktivitas fisik seperti bekerja, belajar, berpikir
atau pun berolahraga. Kriteria penilaian : jumlah asupan sehari sesuai dengan
angka kecukupan gizi.

3.

Makanlah sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi sehari, tujuan


pesan adalah agar konsumsi sumber karbohidrat yang diperoleh dari makanan
pokok tidak berlebihan. Kriteria penilaian : jumlah energi dari makanan pokok
memenuhi 50% kebutuhan energi sehari.

4.

Batasi konsumsi lemak dan minyak seperempat dari kebutuhan energi sehari,
tujuan pesan adalah agar konsumsi lemak dan minyak dalam makanan sehari-hari

22

sebaiknya 15 25 % dari kebutuhan energi untuk menurunkan resiko penyakit


jantung. Kriteria penilaian : asupan lemak maksimal 25% kebutuhan energi sehari.
5.

Gunakan garam beryodium, tujuan pesan adalah menurunkan kejadian gangguan


kesehatan akibat kekurangan yodium (GAKY) di Indonesia. Kriteria penilaian :
selalu menggunakan garam beryodium dalam masakan dengan teknik yang benar.

6.

Makanlah makanan sumber zat besi, tujuan pesan adalah mengatasi masalah
anemia gizi besi yang dapat menghambat upaya pengembangan kualitas
sumberdaya. Kriteria penilaian : konsumsi bahan pangan sumber zat besi cukup.

7.

Berikan Air Susu Ibu (ASI) saja sampai bayi umur 6 bulan, tujuan pesan adalah
agar ibu menyusui hanya memberikan ASI saja selama 6 bulan tanpa tambahan
makanan lain (ASI ekslusif). Kriteria penilaian : memberikan ASI ekslusif minimal 4
bulan.

8.

Biasakan makan pagi, tujuan pesan adalah agar setiap keluarga selalu
menyempatkan makan pagi untuk mendukung produktivitas dan daya tahan dalam
beraktivitas. Kriteria penilaian : membiasakan sarapan pagi.

9.

Minumlah air bersih dan aman yang cukup, tujuan pesan adalah agar memakai
air bersih dan matang untuk keperluan konsumsi. Kriteria penilaian : minum air
matang (mineral) minimal 8 gelas.

10. Lakukan aktivitas fisik dan olehraga secara teratur, tujuan pesan adalah agar
menjaga kebugaran dan kesehatan dengan berolahraga. Kriteria penilaian : aktif
berolahraga minimal 2 kali seminggu.
11. Hindari minum minuman berakohol, tujuan pesan adalah supaya setiap orang
tidak minum minuman beralkohol yang memiliki dampak negatif bagi kesehatan.
Kriteria penilaian : tidak minum minuman beralkohol.
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan, tujuan pesan adalah agar
makanan yang dikosumsi bergizi lengkap, bebas bahan kimia dan layak sehingga
aman bagi kesehatan. Kriteria penilaian : selalu memilih makanan yang baik
kualitasnya (bergizi, bebas bahan kimia, layak dan aman dikonsumsi).
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas, tujuan pesan adalah membiasakan
masyarakat untuk memilih makanan berlabel jelas dan membaca label pada
makanan kemasan yang akan dibeli. Kriteria penilaian : memilih dan membaca
label makanan kemasan yang dibeli.

23

Hasil tabulasi data penerapan 13 pesan dasar pada kelompok senam diperoleh
skor terendah 900 dan skor tertinggi 1300, sedangkan pada kelompok bukan senam
skor terendah 480 dan skor tertinggi 1220. Hasil penerapan 13 pesan dasar yang
diperoleh kemudian dikelompokkan menjadi:
1.

Kurang menerapkan, jika pesan dilakukan kurang dari 60% kriteria penilaian atau
skor kurang dari 780.

2.

Menerapkan, jika pesan dilakukan memenuhi 60-80% kriteria penilaian atau skor
antara 780-1040.

3.

Menerapkan dengan baik, jika pesan banyak dilakukan sehingga memenuhi lebih
dari 80% kriteria penilaian atau skor lebih dari 1040.
Tabel 6. Hasil Penerapan 13 Pesan Dasar PUGS (n=30)
Kriteria

Kurang menerapkan
Menerapkan
Menerapkan dengan baik
Jumlah (n)

Kelompok
senam
n
%
2
6,67
28
93,33
30
100

Kelompok
bukan senam
n
%
3
10
27
90
30
100

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kesadaran berperilaku hidup sehat telah


dimiliki oleh kelompok senam maupun bukan senam meskipun kelompok bukan senam
tidak mengikuti olahraga SJS. Namun untuk hal-hal lain yang mendukung masalah
kesehatan ternyata mereka juga menerapkannya karena mereka juga menginginkan
sehat melalui perbaikan pola makan. Bagi kelompok senam sesuai pula dengan teori
perilaku bahwa pengetahuan berhubungan dengan perilaku seseorang, pada kelompok
senam yang memiliki pengetahuan gizi dan pengetahuan tentang penyakit jantung baik
ternyata juga memiliki perilaku (tindakan) untuk hidup sehat yang juga baik.

24

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
1.

Pengetahuan gizi antara kelompok senam dan bukan senam memiliki selisih 0,6,
jumlah sampel berpengetahuan gizi baik pada kelompok senam 29 orang dan pada
kelompok bukan senam 27 orang, dengan rata-rata nilai kelompok senam 14,97
dan kelompok bukan senam 14,37, yang berarti sebagian besar sampel penelitian
telah memiliki pengetahuan gizi baik.

2.

Pengetahuan tentang penyakit jantung antara kelompok senam dan bukan senam
memiliki selisih 0,27, semua sampel penelitian baik kelompok senam maupun
kelompok bukan senam telah memiliki pengetahuan penyakit jantung baik dengan
rata-rata nilai kelompok senam 13,75 dan kelompok bukan senam 13,1.

3.

Semua sampel penelitian baik kelompok senam maupun kelompok bukan senam
telah menerapkan 13 pesan dasar PUGS dengan baik dalam kehidupan sehari-hari,
hal ini bagi kelompok senam telah sesuai dengan teori perilaku bahwa pengetahuan
yang baik merupakan dasar untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku.

B. Saran
1.

Pengetahuan gizi yang telah berada pada kategori baik perlu dipertahankan dan
perlu diberikan penyuluhan secara rutin agar ibu-ibu benar-benar mengetahui dan
memahami tentan gizi.

2.

Pengetahuan tentang penyakit jantung dan pencegahannya yang telah berada


pada tingkat baik dapat dipertahankan dan diikuti oleh aktifitas fisik sebagai bentuk
pencegahan penyakit jantung.

3.

Penerapan 13 pesan dasar perlu terus disosialisasikan lebih luas kepada kaum ibu
sebagai penentu menu dan pengatur makan keluarga untuk mendukung
tercapainya perbaikan kesehatan masyarakat.

25

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Pedulikan Kesehatan Wanita. http://indonesian.cri.cn/l/2008/06/03.


Dede Kusmana. 2002. Olahraga Bagi Kesehatan Jantung. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.
Nurkukuh. 2002. Model KIE Pencegahan Dini Penyakit Jantung Koroner di
Masyarakat. Warta Litbang Kesehatan. Vol. 6(2) 2002, FK UNDIP.
Ranch Market. 2006. Hidup Sehat, Gizi Seimbang Dalam Siklus Kehidupan Manusia.
Jakarta : PT Primamedia Pustaka.
Sadosa Sumosardjono. 2008. Aktif Bergerak Kurangi Resiko Penyakit Jantung Koroner.
www.depkes.go.id/2008/04/27.
Santosa Karo-Karo. 2004. Penatalaksanaan Awal Jantung Berdasarkan Paradigma
Sehat. www.idi.or.id/2008/01/14.
Soekirman, dkk. 2000. Pedoman Umum Gizi Seimbang. www.promosikesehatan.com/
2006/02/06.
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Tabrani RAB. 1995. Penyakit Jantung Koroner. Jakarta : Arcan.
Yuyun Yueniwati dan Anita Rahmawati. 2002. Hubungan Karakteristik Sosial Ibu
Dengan
Pengetahuan
Tentang
Obesitas
Pada
Anak.
www.tempo.co.id/medika/arsip/112002/art-2.htm/2008/05/15.
Yayasan
Jantung
Indonesia.
2005.
www.id.inaheart.or.id/2008/05/18.

Kardiovaskuler

Dapat

Dihindari.

26

Anda mungkin juga menyukai