Berdasarkan mekanismenya, diare dibedakan menjadi dua, yaitu diare akibat gangguan absorbsi dan
diare akibat gangguan sekresi. Menurut lamanya, diare dibedakan menjadi diare akut yang
berlangsung kurang dari 14 hari, diare persisten yang berlangsung lebih dari 14 hari, dan diare kronik
berlangsung lebih dari 14 hari dan berlangsung intermitten
Diare akut disebabkan 90% oleh infeksi bakteri dan parasit sedangkan yang lain dapat disebabkan
oleh obat-obatan dan bahan-bahan toksik. Diare ditularkan fekal oral. Faktor penentu terjadinya diare
akut sangat dipengaruhi oleh faktor pejamu (host), yaitu faktor yang berkaitan dengan kemampuan
pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme dan faktor penyebab (agent), yang berkaitan dengan
kemampuan mikroorganisme dalam menyerang sistem pertahanan tubuh host.
Patogenesis diare yang disebabkan oleh bakteri adalah :
Bakteri masuk melalui makanan atau minuman ke lambung sebagian ada yang mati karena asam
lambung dan sebagian lolos bakteri yang lolos masuk ke duodenum bakteri berkembang biak (di
duodenum) memproduksi enzim mucinase sehingga berhasil mencairkan lapisan lendir dengan
menutupi permukaan sel epitel usus bakteri masuk ke dalam membrane bakteri mengeluarkan
toksin mengeluarkan CAMP (meningkatkannya), yang berfungsi untuk merangsang sekresi cairan
usus dibagian kripta villi & menghambat cairan usus dibagian apikal villi terjadi rangsangan cairan
yang berlebihan, volume cairan didalam lumen usus meningkat dinding usus berkontraksi terjadi
hiperperistaltik cairan keluar (diare).
Untuk diare akut, patogenesis diare yang disebabkan oleh bakteri dibedakan menjadi dua: bakteri non
invasif, yaitu bakteri yang memproduksi toksin yang nantinya toksin tersebut hanya melekat pada
mukosa usus halus & tidak merusak mukosa. Bakteri non invasif, memberikan keluhan diare seperti
air cucian beras dan disebabkan oleh bakteri enteroinvasif, yaitu diare yang menyebabkan kerusakan
dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi, secara klinis berupa diare bercampur lendir dan darah.
Patogenesis diare yang disebabkan oleh virus adalah :
Virus masuk melalui makanan & minuman ke tubuh masuk ke sel epitel usus halus terjadi infeksi
sel-sel epitel yang rusak digantikan oleh enterosit (tapi belum matang sehingga belum dapat
menjalankan fungsinya dengan baik) villi mengalami atrofi & tidak dapat mengabsorbsi cairan &
makanan dengan baik meningkatkan tekanan koloid osmotik usus hiperperistaltik usus cairan&
makanan yang tidak terserap terdorong keluar. Manifestasi klinis diare yang disebabkan oleh virus
diantaranya adalah : diare akut, demam, nyeri perut, dehidrasi
Pembagian diare akut berdasarkan proses patofisiologi enteric infection, yaitu membagi diare akut
atas mekanisme inflamatory, non inflammatory, dan penetrating.
Inflamatory
diarrhea
Non
inflamatory
diarrhea
lokasi pada bagian distal usus halus. Penyakit ini disebut juga Enteric
fever, Chronic Septicemia, dengan gejala klinis demam disertai diare.
Pada pemeriksaan tinja secara rutin didapati leukosit mononuclear.
Mikroorganisme penyebab biasanya S. thypi, S. parathypi A, B, S.
enteritidis, S. cholerasuis, Y. enterocolitidea, dan C. fetus.
(Zein, 2004).
B. Diagnosis Banding
Diare akut akibat infeksi dapat ditegakkan diagnosis etiologi bila anamnesis, manifetasi klinis, dan
pemeriksaan penunjang menyokongnya. Beberapa petunjuk anamnesis yang mungkin dapat
membantu diagnosis: 1) bentuk feses; 2) makanan dan minuman 6-24 jam terakhir yang dikonsumsi
penderita; 3) adakah orang disekitarnya yang menderita hal serupa; 4) dimana tempat tinggal
penderita; serta 5) siapa penderita tersebut
Beberapa agen infeksi yang dapat menyebabkan diare inflamasi antara lain dari golongan protozoa
adalah Entamoeba hystolitica dan dari golongan cacing adalah cacing cambuk.
Entamoeba hystolitica
Infeksi terjadi karena tertelannya kista dalam makanan dan minuman yang terkontaminasi tinja. Kista
yang tertelan mengeluarkan trofozoit dalam usus besar dan memasuki submukosa
Patogenesis dan patologi. Masa inkubasi dapat terjadi dalam beberapa hari hingga beberapa bulan.
Amebiasis dapat berlangsung tanpa gejala (asimptomatik). Gejala bervariasi, mulai rasa tidak enak di
perut hingga diare. Gejala yang khas adalah sindroma disentri, yakni kumpulan gejala gangguan
pencernaan yang meliputi diare berlendir dan berdarah disertai tenesmus.
Diagnosis. Selain menilai gejala dan tanda, diagnosis amebiasis yang akurat membutuhkan
pemeriksaan tinja untuk mengidentifikasi bentuk trofozoit dan kista. Metode yang paling disukai
adalah teknik konsentrasi dan pembuatan sediaan permanen dengan trichom stain.
Untuk screening cukup menggunakan sediaan basah dengan bahan saline dan diwarnai lugol agar
terlihat lebih jelas. Selain tinja, spesimen yang dapt diperiksa berasal dari enema, aspirat, dan biopsi
Penatalaksanaan. Sering digunakan kombinasi obat untuk meningkatkan hasil pengobatan.
Walaupun tanpa keluhan dan gejala klinis, sebaiknya diobati, karena amoeba yang hidup sebagai
komensal di dalam lumen usus besar, sewaktu-waktu dapat menjadi patogen.
Trichuris trichiura
Disebut juga cacing cambuk dan menimbulkan penyakit trikuriasis. Patogenesis dan
patologi.terutama hidup di sekum. Pada infeksi berat, terutama pada anak, cacing ini tersebar di
seluruh kolon dan rektum, kadang terlihat di mukosa rektum yang mengalami prolapsus akibat
mengejannya penderita pada saat defekasi. Cacing ini memasukkan kepalanya ke dalam mukosa
usus, hingga terjadi trauma yang menimbulkan iritasi dan peradangan mukosa usus. Pada tempat
perlekatannya dapat terjadi perdarahan. Di samping itu, ternyata cacing ini menghisap darah,
sehingga menyebabkan anemia.
Diagnosis. Dibuat dengan menemukan telur di dalam tinja.