Anda di halaman 1dari 14

Pendidikan Islam di Republik Islam Iran

Rasidin
Fakultas Tarbiyah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Abstrak:
Pasca-Revolusi 1979, Iran mendeklarasikan diri sebagai negara
republik Islam. Jauh sebelumnya, Iran menjadi pewaris tradisi
filsafat Islam. Iran juga merupakan pusat Syiah, sebuah kelompok
yang mendaku mendasarkan pada tradisi ahlul bayt. Tak pelak
Iran menjadi pusat peradaban Islam yang penting. Berbagai
kiprah negara ini dalam berislam, banyak dijadikan referensi bagi
umat Islam di belahan dunia lain. Dalam artikel ini, didiskusikan
bagaimana Iran mengelola pendidikan Islam. Selain memaparkan
banyak hal tentang pendidikan, seperti sistem pendidikan,
perjenjangan pendidikan, dan pembiayaan pendidikan, di akhir
penulis membandingkan antara pendidikan Islam di negara Teluk
tersebut dengan pendidikan Islam di Indonesia.
Kata Kunci: Pendidikan Islam, Iran, Revolusi 1979.

A. Pendahuluan
Iran adalah sebuah negara yang mempunyai sejarah yang cukup
panjang dan mempunyai peradababan tinggi sehingga selalu
memainkan peranan penting dari waktu ke waktu. Dahulu Iran lebih
dikenal dengan sebutan Persia, yaitu suatu nama yang pernah dipakai
oleh nenek moyang bangsa Iran untuk dataran tinggi Iran yang
mereka kuasai tahun 1700 SM.
Media Akademika, Vol. 26, No. 2, April 2011

264 RASIDIN

Dalam perkembangan sejarah Islam, bangsa Iran mempunyai


peranan dan andil yang besar, baik dari sisi penyebaran Islam dan
perluasan wilayah ke belahan timur, maupun dari sisi pembangunan
budaya dan peradaban Islam.
Penyebaran dan perluasan wilayah Islam ke wilayah timur tidak
dapat dilepaskan dari peranan bangsa Iran yang memang merupakan
bangsa yang besar saat itu. Hal ini dapat dilihat dari masuknya Islam
ke Uni Soviet (sekarang telah terpecah menjadi beberapa negara),
India, Afganistan, Cina, bahkan ke Asia Tenggara (termasuk
Indonesia). Semua ini disebabkan antara lain letak wilayah Iran yang
berada di pintu gerbang ke belahan timur.
Dari sisi kebudayaan dan peradaban, peranan bangsa Iran sangat
besar. Iran telah mengenal peradaban jauh sebelum bangsa Arab
mengenalnya. Kemudian secara tepat Iran mampu beradaptasi
dengan ajaran Islam yang membuka jalan bagi pemeluk-pemeluknya
untuk menciptakan suatu peradaban yang tinggi. Ketika berkuasa,
Abbasiyah memberikan kesempatan kepada cendekiawan Persia
untuk terlibat dalam elite politik Abbasiyah, dan mereka dengan cepat
mewarnainya. Hampir setiap disiplin ilmu yang berkembang saat itu
dikuasai oleh sebagain besar orang-orang Persia dan posisinya sangat
menentukan, demikian pula dalam bidang pemerintahan.1
Dewasa ini, setelah revolusi yang dipimpin oleh Ayatullah
Khomaini pada 11 Pebruari 1979, yang tidak hanya terbatas dalam
aspek pemerintahan tetapi juga dalam bidang pendidikan, bangsa
Iran telah memeroleh banyak kemajuan dalam berbagai bidang,
terutama bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Isu senjata nuklir yang dikembangkan masyarakat dunia
terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa terhadap Republik Islam
Iran, terlepas dari benar atau tidak, adalah bukti kemajuan yang
dicapai oleh bangsa Iran dalam pengusaan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dicapai melalui pendidikan.
Sangat perlu rasanya untuk mengkaji pengalaman yang dicapai
oleh bangsa Iran terutama dalam bidang pendidikan. Secara umum
tulisan ini akan dibagi menjadi beberapa bagian. Setelah
Media Akademika, Vol. 26, No. 2, April 2011

PENDIDIKAN ISLAN DI REPUBLIK ISLAM IRAN 265

pendahuluan, akan dibahas sekilas tentang Republik Islam Iran.


Setelah itu tentang sistem pendidikan di Iran. Dibahas pula
pendidikan Islam di sana. Di akhir, sistem pendidikan di Iran akan
diperbandingkan dengan pendidikan di Indonesia.

B. Sekilas tentang Republik Islam Iran


Iran (atau Persia) adalah sebuah negara Timur Tengah yang terletak
di Asia Barat Daya. Meskipun di dalam negeri, negara ini telah dikenal
sebagai Iran sejak zaman kuno, hingga 1935 Iran masih dipanggil
Persia di dunia Barat. Pada 1959, Muhammad Reza Pahlavi
mengumumkan bahwa kedua istilah tersebut boleh digunakan. Nama
Iran adalah sebuah kognat perkataan Arya yang berarti Tanah
Bangsa Arya.
Iran berbatasan dengan Azerbaijan (500 km) dan Armenia (35
km) di barat laut dan Laut Kaspia di utara, Tukministan (1000 km)
di timur laut, Pakistan (909 km) dan Afganistan (936 km) di timur,
Turki (500 km) dan Irak (1.458 km) di barat, dan perairan Teluk
Persia dan Teluk Oman di selatan.
Pada 1979, sebuah Revolusi Iran yang dipimpin Ayatollah
Khomaini berhasil mendirikan sebuah republik Islam teokratis,
sehingga nama lengkap Iran saat ini adalah Republik Islam Iran
(jumhur islam rn).
Iran adalah salah satu di antara anggota pendiri Perserikatan
Bangsa-bangsa (PBB), Organisasi Konferensi Islam (OKI), dan
Gerakan Non-Blok. Sistem politik di Iran berasaskan konstitusi yang
dinamakan Qanun-e Asasi (Undang-undang Dasar). Terdapat
berbagai lembaga penting di Iran di antaranya pemimpin agung.
Pemimpin Agung Iran bertanggung jawab terhadap kebijakankebijakan umum Republik Islam Iran. Ia juga merupakan ketua
pasukan bersenjata dan badan intelijen Iran dan mempunyai kuasa
mutlak untuk menyatakan perang. Ketua kehakiman, stasiun radio
dan rangkaian televisi, ketua polisi dan tentara dan enam dari 12
anggota Majelis Wali Iran juga dilantik oleh pemimpin agung. Majelis
Media Akademika, Vol. 26, No. 2, April 2011

266 RASIDIN

ahli bertanggung jawab memilih dan juga memecat pemimpin agung


atas justifikasi kelayakan dan popularitas individu itu. Majelis ini juga
bertanggung jawab memantau tugas pemimpin agung.
Orang kedua terpenting dalam Republik Islam Iran adalah
presiden. Setiap presiden dipilih melalui pemilihan umum dan akan
memerintah Iran selama empat tahun. Setiap calon presiden mesti
mendapat persetujuan dari Majelis Wali Iran sebelum pemilu
dilaksanakan agar mereka serasi dengan gagasan negara Islam.
Tanggung jawab presiden adalah memastikan konstitusi negara
diikuti dan juga mempraktikkan kekuasaan eksekutif. Tetapi presiden
tidak berkuasa atas perkara-perkara yang di bawah kekuasaan
pemimpin agung.
Presiden melantik dan mengepalai Kabinet Iran serta berkuasa
membuat keputusan mengenai administrasi negara. Terdapat
delapan wakil presiden dan 21 menteri yang ikut serta membantu
presiden dalam administrasi, dan mereka semua mesti mendapat
persetujuan badan perundangan. Tidak seperti negara-negara lain,
cabang eksekutif tidak memiliki kekuasaan dalam pasukan bersenjata,
tetapi presiden Iran berkuasa melantik menteri pertahanan dan
intelijen serta harus mendapat persetujuan pemimpin agung dan
badan perundangan.
Lembaga lain, sebagaimana telah disinggung, adalah Majelis
Wali Iran, yang mempunyai 12 ahli undang-undang, dan enam dari
mereka dilantik oleh pemimpin agung. Ketua kehakiman akan
mencadangkan enam aanggota selebihnya dan mereka akan dilantik
secara resmi oleh parlemen Iran atau Majles. Majelis ini akan
menafsirkan konstitusi dan mempunyai hak veto untuk keputusan
dan keanggotaan parlemen Iran. Jika terdapat undang-undang yang
tidak sesuai dengan hokum syariah, maka akan dirujuk kembali oleh
parlemen.
Ada juga yang disebut Majelis Kebijaksanaan, yang berkuasa
menyelesaikan konflik antara parlemen dan Majelis Wali Iran. Badan
ini juga turut menjadi penasihat pemimpin agung.
Parlemen Iran disebut Majles-e Shura-ye Eslami (Majelis
Media Akademika, Vol. 26, No. 2, April 2011

PENDIDIKAN ISLAN DI REPUBLIK ISLAM IRAN 267

Perundingan Islam). Parlemen mempunyai 290 anggota yang dilantik


dan akan bertugas selama empat tahun. Semua calon anggota
parlemen dan ahli undang-undang dari parlemen haruslah mendapat
persetujuan Majelis Wali.
Selanjutnya ketua kehakiman yang memegang urusan yudikatif
dilantik pemimpin agung. Demikian pula Mahkamah Agung dan juga
ketua kejaksaan. Terdapat beberapa jenis mahkamah di Iran,
termasuk mahkamah umum yang bertanggung jawab atas kasuskasus umum dan kejahatan. Terdapat juga Mahkamah Revolusi yang
mengadili beberapa kasus tertentu, termasuk isu mengenai
keselamatan negara.
Lembaga lain adalah Majelis Ahli yang bermusyawarah selama
seminggu setiap tahun, yang mempunyai 86 anggota yang ahli dalam
ilmu-ilmu agama. Mereka dipilih secara umum dan akan bertugas
selama delapan tahun. Majelis ini akan menentukan kelayakan caloncalon presiden dan anggota parlemen. Majelis ini juga akan memilih
untuk jabatan pemimpin agung dan juga berkuasa untuk
memecatnya.
Di tingkat daerah, ada yang dinamakan majelis kota setempat,
yang dipilih secara umum untuk bertugas selama empat tahun di
semua kota dan desa. Kekuasaan majelis ini luas, dari melantik
pimpinan kota hingga menjaga kepercayaan rakyat.
Iran adalah sebuah negara yang terdiri atas berbagai suku dan
agama. Etnik mayoritas ialah etnik Persia (51% dari rakyatnya,) dan
70% rakyatnya adalah bangsa Iran, keturunan Arya. Kebanyakan
penduduk Iran bertutur dalam bahasa yang tergolong dalam keluarga
bahasa Iran, termasuk bahasa Persia. Kumpulan minoritas Iran ialah
Azeri (24%), Gilaka dan Mazandari (8%), Kurdi (7%), Arab (3%),
Baluchi (2%), Lur (2%), Turkmen (2%), dan juga suku-suku lain (1%).
Penutur ibu bahasa Iran diperkirakan sebanyak 40 juta.
Penduduk Iran pada 2006 ialah 70 juta. Sebanyak dua pertiga
jumlah penduduknya di bawah umur 30 tahun dan persentase
penduduk yang melek huruf 86%. Tingkat pertambahan
penduduknya semenjak setengah abad yang lalu tinggi dan
Media Akademika, Vol. 26, No. 2, April 2011

268 RASIDIN

diperkirakan akan menurun di masa depan.


Kebanyakan penduduk Iran adalah muslim, di mana 90% Syiah
dan 8% Sunni. Sebanyak 2% lagi adalah penganut agama Bahai,
Mandea, Hindu, Zoroastrianisme, Yahudi dan Kristen.
Zoroastrianisme, Yahudi, dan Kristen diakui oleh pemerintah Iran
dan turut mempunyai perwakilan di parlemen, sementara agama
Bahai tidak diakui.

C. Sistem Pendidikan di Iran


Tujuan Pendidikan
Pada 1957, Kementerian Pendidikan Republik Islam Iran
mengumumkan bahwa tujuan pendidikan sebagai berikut:
1. Pengembangan pisik
2. Pengembangan sosial.
3. Pengembangan intelektual.
4. Pengembangan moral.
5. Pengembangan estetika.
Setelah Revolusi Islam Iran pada 1979, sistem pendidikan Iran
mengalami perubahan yang sangat mendasar dan semua upaya
pendidikan harus disesuaikan dengan prinsip-prinsip Islam. Prioritas
harus diletakkan pada terjaminnya usaha membesarkan anak-anak
dan generasi muda sehingga menjadi muslim yang konsekuen dan
punya komitmen yang tinggi terhadap agama Islam. Upaya
pendidikan diarahkan pada penggunaan Alquran, tradisi Islam, dan
konstitusi republik Islam Iran sebagai dasar dalam merumuskan
tujuan dan sasaran pendidikan.
Tujuan dan sasaran pendidikan dirumuskan dari berbagai
sumber, termasuk konstitusi dan laporan Dewan Tertinggi perubahan
dasar pendidikan yang ditunjuk oleh Dewan tertinggi Revolusi
Kebudayaan Iran. Sumber-sumber ini menggariskan bahwa
pembangunan nasional adalah sasaran utama pendidikan.
Pendidikan harus dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas,
mewujudkan integrasi sosial, moral, dan spiritual dengan penekanan
Media Akademika, Vol. 26, No. 2, April 2011

PENDIDIKAN ISLAN DI REPUBLIK ISLAM IRAN 269

utama untuk memperkuat dan mendorong keimanan terhadap Islam.


Pendidikan juga harus menekankan pentingnya peningkatan kualitas
tenaga kerja dalam semua jenis dan level perekonomian, dan dengan
demikian, pendidikan harus dipandang sebagai investasi untuk masa
depan.
Masalah utama yang selama ini dan sampai sekarang dihadapi
pendidikan Iran adalah bagaimana merekonsiliasikan antara nilainilai tradisional dan pengembangan masyarakat berdasarkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Setelah revolusi 1979, Republik Islam
Iran menitikberatkan perhatian pada pendidikan moral individu dan
masyarakat. Pengembangan bagi sekolah-sekolah harus didasarkan
pada prinsip-prinsip ajaran Islam. Dengan tekanan utama pada
dorongan dan penguatan keimanan. Yang tidak kalah penting adalah
bagaimana penghubungkan pendidikan dengan pekerjaan. Para
generasi muda perlu dibekali dengan teknik berdasarkan ilmu
pengetahuan ilmiah serta ketrampilan kerja agar mereka sadar akan
perlunya produksi industri dan pertanian.2
Struktur dan Jenjang Pendidikan
Berbeda dengan sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini,
pendidikan di Iran masih bersifat sentralistik terdiri dari pendidikan
dasar dan menengah serta pendidikan tinggi. Pendidikan dasar dan
menengah di bawah naungan Departemen Pendidikan (ministry of
education), sedangkan pendidikan tinggi di bawah naungandan
pengawasan Departemen Ilmu dan Teknologi.
Jenjang pendidikan di Iran dimulai dari taman kanak-kanak
untuk anak yang berkisar umur 5-6 tahun, lama pendidikan satu
tahun, di mana tahap ini bersifat opsional (tidak diwajibkan).
Pendidikan prasekolah pada umumnya diselenggarakan oleh
lembaga-lembaga swasta. Tujuan umum pendidikan awal ini adalah
untuk mempersiapkan anak-anak memasuki pendidikan formal.
Kegiatan pada pendidikan prasekolah ini antara lain permainan
bersama, membaca cerita, bernyanyi, permainan aktivitas, dan

Media Akademika, Vol. 26, No. 2, April 2011

270 RASIDIN

pekerjaan tangan yang perlengkapannya sangat sederhana seperti


kertas, papan tulis kertas, dan pena.
Pendidikan dasar (Dabestan) untuk anak berumur antara 6
tahun sampai dengan 11 tahun, jangka waktu pendidikan lima tahun,
wajib diikuti oleh semua warga Negara. Pendidikan menengah/siklus
orientasi (Rahnamayi) untuk anak berkisar antara umur 11 tahun
sampai dengan 14 tahun. Lama belajar 3 tahun, wajib diikuti oleh
setiap warga Negara.
Untuk tingkat SMA (Dabirestan), lama belajar 3 tahun, tidak
diwajibkan bagi setiap warga negara. Pada tingkat ini telah mengarah
kepada keretampilan/teknis dimana antara teori dan praktik untuk
setiap program diseimbangkan. Untuk teori terdiri atas matematika,
fisika, ilmu-ilmu ekspremental, sastra, dan humaniora.
Sebelum masuk melanjutkan ke perguruan tinggi atau
universitas, setiap siswa diharuskan mengikuti persiapan masuk ke
perguruan tinggi (Konkoor) selama satu tahun. Setelah lulus
persiapan masuk perguruan tinggi, mahasiswa dapat melanjutkan ke
program perguruan tinggi dengan tahapan sebagai berikut:
1. Teknik/vocational school (Fogh-e-Diplom atau Kardani) lama
pendidikan dua tahun.
2. Univesitas/bachelor degree (Karsenase atau licence) lama
pendidikan empat tahun.
3. Master degree (karsenase-ye Arsyad atau Fogh Lisence) lama
pendidikan dua tahun.
4. Prokram doktor/PhD (Karsenasi-Arshad-napayvasteh atau
Doktora) lama pendidikan tiga tahun.
Kalender pendidikan di Republik Islam Iran berlangsung selama
10 bulan dari bulan septembar sampai dengan bulan Juni. Hari belajar
sabtu sampai dengan kamis.
Biaya Pendidikan
Pendidikan di Iran didanai oleh pemerintah. Walaupun terdapat
sekolah-sekolah swasta, pemerintah tetap memberikan subsidi atau

Media Akademika, Vol. 26, No. 2, April 2011

PENDIDIKAN ISLAN DI REPUBLIK ISLAM IRAN 271

subsidi guru dan staf, walaupun sumbangan dari orangtua siswa juga
ada untuk keperluan pemeliharaan sekolah (maintenance). Biaya
untuk uang sekolah pada sekolah swasta tidak terlalu tinggi.3
Konsititusi Republik Islam Iran menggariskan kerangka dasar
pengembangan pendidikan. Pasal 3 menyatakan bahwa pemerintah
bertanggung jawab menyediakan pendidikan yang gratis sampai
pendidikan tingkat menengah bagi semua penduduk Iran. Hal yang
sama ditegaskan lagi pada Pasal 30, yakni pemerintah Iran
berkewajiban memberikan pendidikan yang gratis dan selanjutnya
mempasilitasi akses ke pendidikan tinggi.

D. Pendidikan Islam di Iran


Dalam perkembangan sejarah Islam, bangsa Iran mempunyai
peranan dan andil yang sangat besar baik dari sisi penyebaran agama
Islam, perluasan wilayah, peradaban Islam, dan pendidikan. Dari
daerah ini muncul tokoh-tokoh atau pakar dari berbagai macam
keahlian, di antaranya al-Biruni, Muhammad Musa al-Khawarizmi,
Umar Khayam, dan lain-lain.4
Di zaman modern sekarang, Republik Islam Iran menjadi
perhatian dunia dengan program nuklirnya yang dianggap
kontroversial. Terlepas dari itu semua, kemampuan yang dimiliki Iran
pada hakikatnya adalah buah dari hasil kemajuan pendidikan yang
diperoleh bangsa Iran pascarevolusi 1979.
Revolusi yang terjadi pada 1979 tidak hanya dalam aspek
pemerintahan, tetapi juga dalam bidang pendidikan, yaitu islamisasi
ilmu pengetahuan. Setelah revolusi, sekolah-sekolah swasta
dinasionalisasi, semua siswa dipisahkan menurut jenis kelamin, buku
pelajaran yang mencerminkan ajaran Islam dicetak. Banyak
perguruan tinggi yang ditutup dan dibuka kembali secara berangsurangsur mulai 1982-1983 dengan menggunakan kurikulum yang Islami
(Islamisasi ilmu pengetahuan).5
Pada 1980 dibentuk suatu komite revolusi kebudayaan yang
bertugas mengawasi nilai-nilai Islam dalam pendidikan. Lembaga
Media Akademika, Vol. 26, No. 2, April 2011

272 RASIDIN

penyedia buku teks pelajaran yang anggotanya terdiri atas mayoritas


ulama berhasil menghasilkan 3000 koleksi buku pelajaran baru yang
mencerminkan pandangan Islam. Proses pembelajaran dengan
paradigma islamisasi ilmu pengetahuan telah diperkenalkan ke dalam
kelas utama enam bulan setelah revolusi di Republik Islam Iran.
Pendidikan Islam di Iran terintegrasi dalam semua mata
pelajaran yang diberikan kepada peserta didik melalui nilai-nilai
keislaman dalam semua materi pelajaran. Dalam praktiknya di
lapangan, pelaksanaannya diawasi oleh Komite Revolusi Kebudayaan
yang didirikan pada 1980. Materi pelajaran agama (religious
education) diberikan selama dua jam setiap minggu ditambah materi
pelajaran tentang Alquran.
Bagi mereka yang berkeinginan mempelajari secara mendalam
tentang ilmu keislaman, dapat menjutkan ke tingkat perguruan tinggi
pada Fakultas Teologi atau di universitas swasta setelah mereka lulus
ujian masuk perguruan tinggi. Terdapat universitas Islam swasta
terbesar di Iran, yaitu Islamic Azad University, di mana cabangnya
tersebar di semua provinsi di Iran, dengan jumlah mahasiswa
mencapai 1,5 juta mahasiswa.
Di samping sistem pendidikan Islam formal, pendidikan Islam
nonformal juga diberikan di masjid atau maktab. Materi
pembelajarannya adalah Alquran, logika, bahasa Arab, dan gramatika
(nahwu).
Berbeda dengan Indonesia yang mayoritas penduduk muslim
menganut mazhab Safii dalam dalam bidang fiqih, Sunni dalam
bidang tauhid, mayoritas penduduk Republik Islam Iran menganut
mazhab Syiah dan hanya 8% Sunni.
Pada hakikatnya, perbedaan prinsipial antara Syiah dan Ahlu
Sunnah terletak pada persoalan tokoh pengganti Nabi Muhammad
sebagai pemimpin umat sepeninggal beliau, baik di bidang
pemerintahan maupun dalam hal-hal spiritual keagamaan. Kaum
Syiah berpendapat, pemegang jabatan itu telah ditetapkan dan
diwariskan oleh Nabi. Dalam hal ini yang ditunjuk ialah Ali bin Abi
Thalib. Sedangkan Ahlu Sunnah berpendapat bahwa Nabi ketika wafat
Media Akademika, Vol. 26, No. 2, April 2011

PENDIDIKAN ISLAN DI REPUBLIK ISLAM IRAN 273

tidak mewasiatkan jabatan tersebut kepada siapa pun.


Akibatnya, kaum Syiah, tidak seperti kaum muslimin lainnya,
hanya mau berpegang pada apa yang mereka terima dari ahl al-bayt
atau keluarga dan keturunan Nabi dalam segala hal yang berkenaan
dengan pemahaman-pemahaman keagamaan. Mereka selalu
berpegang teguh dengan pendirian bahwa Ali dan keturunannya dari
istrinya, Fatimah putri Nabi, adalah satu-satunya kelompok yang
berhak menduduki jabatan khalifah dan kepemimpinan tertinggi
umat.
Dalam bidang furu, yaitu hukum-hukum yang biasanya dibahas
dalam kitab fikih, perbedaan antara mazhab Syiah dan Sunni boleh
dibilang sedikit sekali; tidak lebih dari perbedaan-perbedaan yang
ada antara mazhab Sunni yang satu dan yang lain, seperti mazhab
Safii dan Hanafi, Maliki, serta yang lain.

E. Perbandingan Sistem Pendidikan Islam


di Republik Islam Iran dan Indonesia
Bila kita analis uraian-uraian terdahulu tentang sistem pendidikan
Islam di Republik Islam Iran dengan mempertimbangkan berbagai
aspek, sebagaimana uraian di atas, terlihat beberapa berbedaan antara
sistem pendidikan Islam di Republik Islam Iran dan pendidikan Islam
di Indonesia.
Dari aspek kelembagaan, pendidikan Islam di Indonesia
dinaungi oleh Kementerian Agama RI, di mana pendidikan Islam
telah dimasukkan dalam kurikulum pendidikan nasional mulai dari
tingkat dasar sampai dengan perguruan tingggi. Sedangkan di
Republik Islam Iran pendikan Islam berada langsung di bawah
Kementerian Pendidikan Nasional Iran.
Di sisi lain, jumlah penduduk Iran 90% menganut paham Syiah,
sehinggga pendidikan Islam di Republik Islam Iran mengarah kepada
Islam Syiah. Sedangkan di Indonesia, sebagian besar berpaham
Sunni. Faham Syiah berteologikan Muktazilah (Qadariyah) sehingga
mereka mempunyai visi yang revolusioner dengan menempatkan
Media Akademika, Vol. 26, No. 2, April 2011

274 RASIDIN

imam mereka sebagai pemimpin yang masm (terjaga dari kesalahan


atau dosa).
Pemimpin yang masm berpola hidup sederhana, jauh dari
korupsi, serta menjadi panutan rakyat, sehingga dana yang mereka
miliki dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan rakyat,
termasuk bidang pendidikan.
Dari pola pendidikan Islam yang dilaksanakan, sejak revolusi
Iran 1979, pendidikan Islam di Republik Islam terintegrasi dalam
semua mata pelajaran. Mata pelajaran agama tetap diberikan untuk
memperdalam pengetahuan peserta didik tentang ilmu keagamaan.
Untuk mengawasi dan memastikan bahwa lembaga pendidikan tetap
memberikan materi pelajaran sesuai dengan ajaran Islam, lembaga
pendidikan diawasi oleh lembaga revolusi kebudayaan. Sedangkan
di Indonsia pendidikan Islam hanya sebatas mata pelajaran agama
Islam dan masih ditemukan pertentangan teori antara satu mata
pelajaran dengan pelajaran agama Islam, misalnya tentang teori
tentang evolusi Darwin.

F. Penutup
Pendidikan Islam di Republik Islam Iran pascarevolusi Februari 1979
terintegrasi dalam dalam semua mata pelajaran di bawah pengawasan
Komite Revolusi Kebudayaan. Pendidikan di Iran masih bersifat
sentralistik, terdiri atas pendidikan dasar dan menengah serta
pendidikan tinggi. Pendidikan dasar dan menengah di bawah
naungan Kementerian Pendidikan (ministry of education),
sedangkan pendidikan tinggi di bawah naungan dan pengawasan
Departemen Sains dan Teknologi Iran serta sekolah medis diawasi
Departemen Kesehatan, Pengobatan, dan Pendidikan Medis.
Jenjang pendidikan di Iran dimulai dari taman kanak-kanak,
pendidikan dasar (Dabestan), pendidikan menengah/siklus orientasi
(Rahnamayi), dan SMA (Dabirestan). Sebelum melanjutkan ke
pergutuan tinggi atau universitas, setiap siswa diharuskan mengikuti
persiapan masuk ke perguruan tinggi (Konkoor). Setelah lulus
Media Akademika, Vol. 26, No. 2, April 2011

PENDIDIKAN ISLAN DI REPUBLIK ISLAM IRAN 275

persiapan masuk perguruan tinggi, mahasiswa dapat melanjutkan ke


program perguruan tinggi.
Pendidikan di Republik Islam Iran didanai oleh pemerintah
(gratis), walaupun sekolah swasta boleh memungut biaya pendidikan
sendiri yang terjangkau oleh masyarakat.
Catatan:
1. Anonim, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT Iktiar Baru Van Hoeve, 1994),
hlm. 243.
2. Joseph S. Szyliowics, Pendidikan dan Modernisasi di Dunia Islam,
(Surabaya: al-Ikhlas, 2001).
3. Agustiar Syah Nuur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara,
(Bandung: Lubuk Agung, 2002), hlm. 133.
4. Anonim, Ensiklopedi Islam, hlm. 241.
5. Nuur, Perbandingan Sistem, hlm. 136.

Media Akademika, Vol. 26, No. 2, April 2011

276 RASIDIN

DAFTAR KEPUSTAKAAN
al-Musawi, Syarafudin, Dialog Sunnah-Syiah, (Jakarta: Mizan,
2008).
Anonim, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT Iktiar Baru Van Hoeve,
1994).
Anonim, Ensiklopedi Oxford Dunia Muslim Modern, (Bandung:
Mizan, 2001).
el-Gogary, Ade, Ahmadinejad: The Nuclear Savior of Tehren, (Kairo:
Dar al-Kitab al-Arabi, 2006).
Nuur, Agustiar Syah, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara,
(Bandung: Lubuk Agung, 2002).
Szyliowics, Joseph S., Pendidikan dan Modernisasi di Dunia Islam,
(Surabaya: al-Ikhlas, 2001).

Media Akademika, Vol. 26, No. 2, April 2011

Anda mungkin juga menyukai