Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN OBSERVASI DI BALAI

PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN


BANGKA BELITUNG

Oleh:
Bunga Intan Delima
Febri Yazi
Irena Paramita Dewi
Meri Syafitri
Saripa Haryani Lubis

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2014

I.

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Tanaman tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan
mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau
jamur). Hewan dapat disebut hama karena mereka mengganggu tanaman dengan
memakannya. Belalang, kumbang, ulat, wereng, tikus, walang sangit merupakan
beberapa contoh binatang yang sering menjadi hama tanaman.Menurut Nas
(1978) bahwa serangga dikatakan hama apabila serangga tersebut mengurangi
kualitas dan kuantitas bahan makanan, pakan ternak, tanaman serat, hasil
pertanian atau panen, pengolahan dan dalam penggunaannya serta dapat bertindak
sebagai vektor penyakit pada tanaman, binatang dan manusia, dapat merusak
tanaman hias , bunga serta merusak bahan bangunan dan milik pribadi lainnya.
Hampir seluruh atau sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah
pertanian atau biasa disebut sebagai daerah agraris, dan hampir sebagian besar
penduduk di Indonesia berprofesi sebagai petani, akan tetapi sebagian besar dari
petani tidak mengerti dan mengetahui secara menyeluruh tentang ilmu pertanian,
mereka hanya mengetahui ilmu yang mereka dapat dari nenek moyang mereka,
masalah yang paling sering ditemui oleh para petani adalah masalah organisme
pengganggu tanaman terutama hama dari jenis serangga, hama dari jenis serangga
ini menyerang tanaman dengan cara yang berbeda, gejala yang ditimbulkanpun
berbeda. Cara dan gejala serangan yang ditimbulkan hama tergantung dari
ordonya meskipun sama-sama dari kelompok hama tapi gejala yang di timbulkan
berbeda, masalnya hama pemakan jika gejala gigitannya halus maka hama yang
menyerang adalah hama dari ordo coleopteran, tapi jika gejala gigitannya
bergerigi maka yang menyerang adalah hama dari ordo ortoptera.
Hama dari jenis serangga memiliki enam ordo yang membedakannya satu
dengan yang lain, ordo-ordo tersebut adalah :
a. Lepidoptera
b. Ortoptera
c. Dipter
d. Coleopteran

e. Hemiptera
f. Homoptera.
Gangguan terhadap tanaman yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan
jamur disebut penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tumbuhan,
tetapi mereka merusak tumbuhan dengan mengganggu proses proses dalam
tubuh tanaman sehingga mematikan tumbuhan. Oleh karena itu, tanaman yang
terserang penyakit, umumnya, bagian tubuhnya utuh. Akan tetapi, aktivitas
hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan kematian.
Jenis jenis penyakit yang menyerang tumbuhan sangat banyak
jumlahnya. Penyakit yang menyerang tumbuhan banyak disebabkan oleh
mikroorganisme, misalnya jamur, bakteri, dan alga. Penyakit tumbuhan juga dapat
disebabkan oleh virus. Patogen atau penyebab penyakit dapat berupa organisme,
yang tergolong dalam dunia tumbuhan, dan bukan organisme yang biasa disebut
fisiophat. Sedangkan organisme dapat dibedakan menjadi : parasit dan saprofit.
Penyakit tumbuhan dapat ditinjau dari dua sudut yaitu sudut biologi dan
sudut ekonomi, demikian juga penyakit tanamannya. Dari sudut ekonomi yang
berarti organisme yang melakukan kegiatan fisiologis seperti tumbuh, berpihak
dan lain-lain. Dari sudut ekonomi yang berarti penghasil bahan yang berguna bagi
manusia seperti buah, biji, bunga, daun, batang dan lain-lain.
Di samping itu untuk mempelajari Ilmu Penyakit Tumbuhan perlu
diketahui beberapa istilah dan definisi yang penting.Kerusakan yang ditimbulkan
oleh penyakit tumbuhan dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar terhadap
masyarakat. Kerusakan ini selain disebabkan oleh karena hilangnya hasil ternyata
juga dapat melalui cara lain yaitu menimbulkan gangguan terhadap konsumen
dengan adanya racun yang dihasilkan oleh jamur dalam hasil pertanian tersebut.
1.2

Tujuan
1. Mengetahui jenis-jenis hama dan penyakit pada tanaman
2. Mengetahui varietas tanaman yang berada di BPTP

II.

PEMBAHASAN

1. LADA
Lada (Piper nigrum L.) merupakan tanaman rempah yang menjadi
komoditas ekspor penting di Indonesia. Propinsi Kepulauan Bangka Belitung
menjadi salah satu sentra produksi utama lada di Indonesia dan dikenal di pasar
internasional melalui produk lada putih dengan sebutan Muntok White Pepper.
Masalahnya, produksi lada putih terus menurun dalam kurun waktu sepuluh tahun
terakhir. Tahun 2002 produksi lada putih Bangka mencapai angka 32.611,94 ton
sedangkan pada tahun 2011 hanya mencapai 28 241,51 ton (BPS Babel, 2012).
Serangan hama dan penyakit menjadi salah satu faktor penyebab
terjadinya penurunan produksi lada. Hama utama yang menyerang tanaman lada
adalah penggerek batang, pengisap bunga, dan pengisap buah. Sedangkan
penyakit utama lada adalah penyakit kuning, busuk pangkal batang (BPB), dan
penyakit keriting/kerdil. Strategi pengendalian hama dan penyakit utama lada
dapat

dilakukan

dengan

menerapkan

teknik

budidaya

sesuai

anjuran,

menanam Arachis pintoi sebagai tanaman penutup tanah, dan pengendalian secara
hayati yang dipadu dengan kimiawi.
Gejala Serangan dan Kerusakan yang Ditimbulkan
1. Penggerek Batang Lada (Lophobaris piperis)
Penggerek batang lada (Lophobaris piperis) merupakan hama yang paling
merugikan. Larvanya menggerek batang dan cabang. Gejala awal berupa layu dan
daun menguning kemudian bagian yang digerek mengering dan mudah patah.
Serangan berat dapat menyebabkan tanaman mati. Stadia dewasa menyerang
pucuk, bunga, dan buah sehingga produksi dan kualitas buah menurun.

Keterangan:
a. Larva yang telah menyerang batang lada
b. Larva penggerek batang lada
2. Hama pengisap bunga (Diconocoris hewetti)
Hama pengisap bunga (Diconocoris hewetti) merusak bunga dan tandan
bunga baik pada stadia nimfa maupun dewasanya. Gejala serangan ringan berupa
kerusakan tandan, salah bentuk, dan buah menjadi sedikit. Bila serangan berat
menyebabkan bunga rusak, tangkai hitam, dan bunga gugur.

3. Hama pengisap buah (Dasynus piperis)


Hama pengisap buah (Dasynus piperis) aktif pada waktu pagi dan sore
hari, sedangkan siang bersembunyi pada bagian dalam tajuk tanaman. D.
piperis menyerang hamper di seluruh sentra lada di Indonesia dan menyebabkan
kerusakan buah 14,72-36%. Hama ini merusak pada semua stadia pertumbuhan
dengan cara mengisap cairan dari bunga, buah, pucuk muda, dan tangkai daun.
Gejala kerusakan berupa bercak kehitaman pada buah, buah menjadi hampa. Dan
buah muda berguguran sehingga tandan buah menjadi kosong.

Keterangan :
a. Imago penghisap buah
b. Buah lada yang telah rusak
4. Penyakit Kuning
Penyakit kuning disebabkan oleh keadaan yang kompleks berupa serangan
nematoda (Radopholus

similis dan Meloidogyne incognita), jamur parasit

(Fusarium oxysporum), tingkat kesuburan tanah yang rendah, serta kelembaban


atau kadar air tanah rendah. Penyakit ini banyak dijumpai di wilayah Bangka dan
Kalimantan dan menyebabkan kehilangan hasil sebesar 80%. Penyakit kuning
diawali serangan nematoda R.similis dan M.incognita, luka akibat serangan
nematoda memudahkan F.oxysporum menginfeksi tanaman. Adanya serangan
nematoda dan jamur juga menyebabkan tanaman peka terhadap kekeringan dan
kekurangan unsur hara.
Gejala penyakit kuning terlihat di bagian tajuk dan akar permukaan tanah.
Pertumbuhan tanaman yang terserang akan terhambat, daun kuning kaku, dan akar
rusak. Pada stadium penyakit semakin tinggi daun akan mengarah ke batang,
rapuh sehingga mudah gugur dan akhirnya tanaman gundul. Gejala serangan
berupa kerusakan akar akibat serangan R.similis dan terdapat bintil-bintil akar
(puru) akibat serangan M.incognita.

5. Penyakit Busuk Pangkal Batang


Penyakit busuk pangkal batang disebabkan oleh patogen Phytophthora
capsici, penyakit ini dapat menyebabkan kematian tanaman dalam waktu singkat.
Gejala khas dari penyakit ini berupa warna biru-kehitaman pada pangkal batang
yang kadang disertai dengan terbentuknya lendir. Gejala pada daun berupa bercak
hitam bergerigi seperti renda pada bagian tengah atau tepi daun. Gejala ini tampak
jelas pada daun segar dan sulit diamati pada daun yang telah mongering atau pada
gejala lanjut. Patogen ini juga menyerang buah-buah yang berada dekat dengan
permukaan tanah sehingga buah menjadi berwarna hitam dan busuk.

6. Penyakit Keriting/Kerdil

Penyakit keriting/kerdil disebabkan oleh virus seperti pepper yellow mottle


virus (PYMV) dan cucumber mosaic virus (CMV). Penyakit ini tidak bersifat
mematikan namun dapat menghambat pertumbuhan dan menyebabkan penurunan
produksi. Penyakit kerdil ditandai dengan gejala daun muda berukuran kecil
sampai keriting berwarna kuning pucat dan belang-belang. Ukuran buah lebih
kecil dari buah normal dan serangan berat menyebabkan tanaman tidak
berproduksi. Penyebaran penyakit dibantu oleh serangga vektor (Aphis sp.,
Planococcus sp., dan Ferissia virgata), alat-alat pertanian yang dipakai pada
tanaman sakit, serta bibit dari tanaman induk yang terserang.

7. Molusca, ulat, dan telur yang kami temukan di ladang

Strategi Pengendalian
Mengingat lada merupakan komoditas ekspor yang penting serta memiliki
nilai ekonomi yang tinggi, pengendalian hama dan penyakitnya harus diperhatikan
untuk mencegah terjadinya kehilangan hasil sehingga merugikan petani. Namun
demikian, pengendalian yang diterapkan harus tetap bersifat ramah lingkungan

dan berkelanjutan. Pengendalian kimiawi hanya dilakukan jika populasi hama


tinggi atau intensitas serangan tinggi melebihi ambang ekonomi.
Teknik budidaya Sesuai Anjuran
Pertanaman lada yang sehat diawali dengan penggunaan bahan tanaman
yang sehat. Bibit lada yang sakit akan menjadi sumber inokulum di daerah yang
baru. Sampai saat ini, belum ditemukan varietas lada yang tahan dengan semua
jenis hama dan penyakit. Penggunaan varietas yang toleran hama dan penyakit
diharapkan mampu menekan kerugian akibat serangan hama dan penyakit. Bibit
yang ditemui gejala kerdil tidak boleh ditanam dan harus dimusnahkan.
Tanaman lada tidak membutuhkan pencahayaan matahari penuh dan hanya
membutuhkan 50-75% pencahayaan, sehingga tajar yang digunakan sebaiknya
adalah tajar hidup. Kelebihan tajar hidup antara lain mudah didapat, mudah
dipelihara, dan harga yang tidak terlalu tinggi. Beberapa tanaman yang dapat
dijadikan tajar hidup lada antara lain dadap, kapok, glirisida, kalum-pang,
angsana, dan kedondong pagar.
Pemangkasan

sulur

cacing

dan

sulur

gantung

dapat

menekan

infeksi P.capsici dan penggunaan A.pintoi sebagai tanaman penutup tanah yang
disiang terbatas (bebokor) diketahui dapat meningkatkan populasi musuh alami
penggerek batang lada. Pembuatan parit dan saluran drainase di sekeliling kebun
dapat mencegah penyebaran patogen dari lahan terinfeksi dan mencegah air yang
menggenang di dalam kebun. Tanaman yang terserang virus kerdil harus
dimusnahkan dengan cara dibakar sedangkan tanaman yang terserang BPB selain
dimusnahkan dengan cara dibakar, dan lubang bekas tanam yang terserang juga
dibakar dan disiram dengan bubur bordo.
Pengendian Hayati dan Kimiawi
Beberapa agens hayati diketahui dapat mengendalikan penyakit BPB dan
penyakit kuning. Trichoderma harzianum dapat mengendalikan serangan BPB,
sebaiknya diberikan pada awal tanam yang ditambahkan bahan organik atau
potongan alang-alang secara berkala. Di sekitar tanaman yang menunjukkan

gejala BPB diberi fungsida sistemik atau disiram bubur bordo, selanjutnya
dilakukan aplikasi T.harzianum 2-4 minggu kemudian.
Pengendalian hama penggerek batang dan penyakit kuning dapat dilakukan
dengan memberikan pestisida berbahan aktif karbofuran 30-50 g/tanaman yang
dikombinasikan dengan bahan organik. Pengendalian penyakit kuning juga dapat
dilakukan dengan aplikasi kombinasi bahan organik dengan bakteri Pasteria
penetrans. Menurut Wiratno et al (2011) minyak serai dapat menyebabkan
mortalitas D.hewetti sebesar 47% pada konsentrasi 2,5% dan gabungan minyak
serai wangi dan lengkuas (1:1) konsentrasi 2,5% menyebabkan mortalitas sampai
82%.
2. Hama Penting Tanaman Holtikultura
Seperti yang kita ketahui, ada begitu banyak jenis hama yang biasa
menyerang tanaman budidaya, khususnya pada sayuran, palawija dan perkebunan.
Beberapa dari jenis hama tersebut sangat merugikan, artinya dampak yang
ditimbulkan tidak main-main, bisa sangat besar bila tidak dilakukan
penanggulangan segera.
Dalam pertanian, hama tidak lain organisme pengganggu tanaman yang
bisa menimbulkan kerusakan secara fisik, sehingga menimbulkan kerugian bagi
petani. Pada penjabaran kali ini, kita akan mengupas sejenak beberapa hama
umum yang lazim menyerang tanaman budidaya hortikultura.
1. Serangan Lalat Buah
Lalat buah sering menghapus impian petani untuk memetik panen.
Kerugian yang ditimbulkannya sangat luar biasa, buah-buah yang seharusnya bisa
dipanen menjadi rontok berguguran dan busuk dalam jumlah besar. Sesuai
namanya, lalat kuning kecil ini spesialis penyerang tanaman-tanaman yang sedang
berbuah. Hampir semua jenis tanaman yang berbuah tak luput dari serangannya,
seperti jambu, mangga, jeruk, nangka, dll. Begitu pun pada tanaman sayuran
berbuah, sepeti cabe, tomat, paprika, dll. Lalat menyerang dengan cara menusuk
buah untuk meletakkan telurnya..

2. Serangan Penggorok Daun


. Daun tanaman digorok kulit permukaannya sehingga menghasilkan alur
atau motif belang-belang tak beraturan. Hama penggorok mencuri nutrisi yang ada
di dalam daun. Sudah jelas efeknya tanaman menjadi kurang produktif dan
pertumbuhannya terhambat. Jika Anda menemukan si tukang batik ini pada
tanaman Anda, lakukanlah penanganan.
3. Serangan Kutu Putih & Kutu Kebul
Mahluk-mahluk kecil berwarna putih menyelimuti tanaman, baik pada
daun, batang atau buah, maka itulah si kutu putih dan si kutu kebul. Kehadirannya
membuat tanaman sangat terganggu, karena selain nutrisi tanaman dicuri, kedua
hama ini juga mengganggu fotosintesis tanaman. Mereka juga seringkali menjadi
vektor/penular sejumlah virus yang mematikan tanaman. Kutu putih dan kutu
kebul sulit diberantas. Sekali menempel, mereka akan berkembang biak dengan
cepat dan menutupi tanaman.
4. Serangan Ulat
Ulat, bukan hanya mahluk yang bikin merinding, namun juga hama yang
sangat merugikan petani. Ada banyak jenis ulat, mulai dari spesialis pemakan
buah sampai pemakan daun. Sekali bertelur, jumlahnya bisa ratusan. Maka tak
heran jika populasi mereka bisa berkembang cepat. Para petani sayuran (seperti
cabe, tomat, kubis, brungkol, brokoli, sawi, selada, dll), sering menjadi korban
keganasan hama ini.
5. Serangan Kutu / Aphid / Thrips
Jika Anda mendapati tanaman daunnya keriput, keriting atau menggulung,
hama inilah biang keroknya. Ya, kutu-kutuan termasuk kutu daun, thrips,
aphid, tungau merupakan hama yang banyak ditemui pada tanaman, mulai dari
sayuran (terutama cabe), sampai tanaman hias/bunga (seperti pada ros). Hama ini
mencuri nutrisi tanaman dengan cara menghisapnya, oleh karena itu daun tanaman
menjadi keriput dan melengkung. Daun akan menguning, bercak-bercak coklat
atau keperakan, dan akhirnya gugur. Bagian yang sering menjadi sasaran adalah
daun muda dan pucuk. Kutu biasanya ditemukan bergerombol dan sembunyi
dibalik daun (sisi bawah). Karena kutu menghasilkan cairan/sekresi berbau manis,
kehadirannya seringkali mengundang semut-semut datang. Ini bisa memperparah

kondisi tanaman. Efek dari serangan kutu menyebabkan pertumbuhan tanaman


menjadi kerdil, cabang dan pucuk tidak berkembang, bunga dan bakal buah pada
rontok.

Serangan Hama dan Penyakit tanaman yang ada di kebun BPTP

III.

SIMPULAN

Dari hasil observasi kami dapat mengetahui apa saja hama dan penyakit
tanaman yang ada pada tanaman lada dan holtikultura, gejala serangan dan
kerusakan yang ditimbulkan. Selain itu kita juga mengetahui bagaimana strategi
pengendalian hayati dan kimiawi serta bagaimana teknik budidaya sesuai anjuran
agar mencegah berkembangnya hama dan penyakit pada tanaman tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Yolanda, Kiki. 2013. Hama dan Penyakit Tanaman Lada Beserta Strategi
Pengendaliannya.http://babel.litbang.pertanian.go.id/ .[25November 2014]
http://www.taniorganik.com/hama-hama-umum-tanaman-budidaya-hortikulturasayuran-dan-palawija/ [25 November 2014]

Anda mungkin juga menyukai