ILUSTRASI KASUS
1. IDENTITAS
Nama
: Ny. S
Umur
: 48 tahun
Status
: Menikah
Pekerjaan
Nomor CM
: 23.82.52
2. ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 7 April 2014
Keluhan Utama : Nyeri punggung bawah memberat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
3. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis
TB
: 145
Berat Badan
: 40 kg
Tanda vital
: Tekanan darah
: 140/90 mmHg
Nadi
: 88 x / menit
Pernapasan
: 20 x/ menit
Suhu
: 36,7 C
Kepala
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
KGB
Thoraks
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Batas atas
Batas kiri
Batas kanan
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Ektremitas
Atas
:
:
Bawah :
4. STATUS NEUROLOGIS
Kesadaran : GCS E4V5M6 = 15 (Compos Mentis)
Rangsang Meningeal : Kaku kuduk (-/-), Brudzinsky (-/-), Kernig (-/+), Laseque (-/+)
Pemeriksaan Nn. Cranialis
- N I (N. Olfactorius) : Fungsi Menghidu baik
- N II (N. Opticus)
Lapang pandang penglihatan normal kanan dan kiri, RCL (+/+), RCTL (+/+)
- N III, IV, VI (N. Oculomotorius, N. Trochlearis, N. Abdusen)
Kelopak mata: ptosis (-/-), endolftalmus (-/-), eksolftalmus (-/-)
Pupil: bulat, isokor, tepat berada ditengah
Gerakan bola mata tidak ada hambatan ke segala arah
- N. V (N. Trigeminus)
Sensorik
Motorik
Pemeriksaan Motorik
Kekuatan otot: 5555/5555
5555/4444
Gerak
: superior B/B
inferior B/B
Tonus
: superior N/N
inferior N/N
Pemeriksaan Sensorik
Raba
: superior (+/+)
inferior (+/+)
Nyeri
: superior (+/+)
inferior (+/+)
10
Skor VAS : 5
5
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
06/04/2014
Nilai Rujukan
ELEKTROLIT
Natrium
131*
135-148 mmol/L
Kalium
5.0*
3.5-4.5 mmol/L
Klorida
97*
98-107 mmol/L
HEMATOLOGI
WBC
15.2*
4.8-10.8 10^3/uL
Eosinofil
0.09
0.00-0.70 10^3/uL
Eos%
0.6
0.0-3.0 %
Basofil
0.05
0.00-0.10 10^3/uL
Bas%
0.3
0.0-3.0 %
Monosit
0.80*
Mono%
5.3
Neutrofil
13.20*
1.40-6.50 10^3/uL
Neut%
87.0*
42.0-75.2 %
Limfosit
1.03*
1.20-3.40 10^3/uL
Limp%
6.8*
20.0-51.1 %
RBC
4.1*
4.2-5.4 10^6/uL
HGB
11.4*
12.0-16.0 g/dl
Hct%
35*
37-47 %
MCV
85.9
80.0-93.0 fl
MCH
27.7
27.0-31.0 p/g
MCHC
32.3
32.0-36.0 g/dl
RDW%
13.6
11.5-14.5 %
RDW-SD
42.0
35.0-47.0 fL
PLT
419
142-424 %
PDW
8.3*
9.0-13.0 %
MPV
7.8
7.2-11.1 fL
P-LCR
10.3*
15.0-25.0 %
0.10-0.60 10^3/uL
1.7-9.3 %
PCT%
0.330
0.150-0.400 %
KIMIA KLINIK
SGOT
95
SGPT
11.0
Kolesterol Total
133
HDL
30*
45-65 mg/dL
LDL
92
Trigliserid
154
Ureum
32
< 50 mg/dL
Kreatinin
0.95*
0.51-0.95 mg/dL
Asam urat
5.0
2.4-5.7 mg/dL
GDS
162*
70-105 mg/dL
7. DIAGNOSIS KERJA
a. Neurologik
i.
Diagnosis klinis
ii.
Diagnosis topis
: Vertebra Lumbal3-4
iii.
iv.
Diagnosis patologis
: Kompresi, Inflamasi
8. PEMERIKSAAN ANJURAN
a. MRI Lumbosakral tanpa kontras
9. PENATALAKSANAAN
a. Medikamentosa
i. IVFD NaCl 0,9% / 12 jam
ii. Inj. Dexketoprofen Trometamol 3x25mg amp IV
iii. Inj. Mecobalamin 3x500g
iv. Tizanidine HCL 3x500mg p.o.
v. Gabapentin 3x300mg p.o.
b. Non Medikamentosa
i. Fisioterapi TENS/MWD
ii. Tidur alas keras dan rata
iii. Korset LSO (Lumbo Sacral Orthose)
iv. Pelatihan cara duduk, aktivitas
10.
PROGNOSIS
Neurologis
- Ad Vitam
: ad Bonam
11.
FOLLOW UP
Tanggal 6/4/2014
S
: lemas, pinggang sakit, sulit berdiri, mual (-), muntah (-), BAB-BAK normal, VAS 9
9
Tx
:
-
Tanggal 7/4/2014
S
: lemas, nyeri pinggang berkurang, mual (-), muntah (-), BAB-BAK normal, VAS 4-5
Tx
:
-
Tanggal 8/4/14
S
: lemas, nyeri pinggang berkurang, mual (-), muntah (-), BAB-BAK normal, VAS 4-5
Tx
:
-
BAB II
PEMBAHASAN
Pendahuluan
Nyeri punggung bawah(NPB)/ Low Back Pain(LBP) adalah gejala yang paling sering
timbul di masyarakat kita. Sekitar 60-80% dari seluruh penduduk dunia pernah mengalami
paling tidak satu episode nyeri pungung bawah selama hidupnya (lifetime prevalence)
tanpa mengenal perbedaan umur dan jenis kelamin. Nyeri dapat bervariasi dari berat dan
berlangsung lama sampai sedang dan sebentar. Ini akan membaik dalam beberapa minggu
bagi kebanyakan orang.
Kelompok Studi Nyeri (Pokdi Nyeri) PERDOSSI (Persatuan Dokter Spesialis Saraf
Indonesia) melakukan penelitian pada bulan Mei 2002 di 14 rumah sakit pendidikan, dengan
hasil menunjukkan bahwa kejadian NPB meliput 18,37% dari seluruh kasus nyeri yang
ditangani.
Penelitian mengemukakan bahwa LBP adalah konsekuensi logis dari perkembangan
manusia dari kuadripedal menjadi bidpedal sehingga walaupun etiologi LBP dapat bervariasi
dari yang paling ringan misalnya kelemahan otot sampai yang paling berat misalnya tumor
ganas tetapi sebagian besar LBP dalam masyarakat adalah akibat adanya faktor mekanik yang
tidak menguntungkan tulang punggung bagian bawah dalam fungsinya untuk menjaga posisi
tegak tubuh maupun selama pergerakan tubuh.
Anamnesa dan pemeriksaan fisik memegang peranan penting untuk bisa mengetahui
penyebab dari terjadinya nyeri punggung bawah ini seperti, riwayat trauma, demam, riwayat
kanker, penggunaan steroid yang lama, dan lain-lain. Banyak klasifikasi LBP yang dapat
ditemukan dalam literatur namun tidak ada yang benar-benar memuaskan. Sangat
11
beragamnya klasifikasi ini menunjukkan betapa banyaknya penyakit atau kelainan yang dapat
menyebabkan LBP.(1)
Definisi
Sakit pinggang atau biasa dikenal dengan sebutan low back pain (LBP) merupakan
suatu keadaan yang ditandai dengan gejala utama berupa rasa nyeri atau perasaan lain yang
tidak enak yang terjadi di daerah punggung bagian bawah dan dapat menjalar ke kaki
terutama bagian belakang dan samping luar, umumnya merupakan masalah yang terjadi
karena gangguan pada otot bagian belakang.
Keluhan ini dapat demikian hebatnya sehingga seringkali pasien mengalami kesulitan
dalam setiap pergerakan dan pasien harus beristirahat. LBP termasuk salah satu gangguan
muskuloskeletal, gangguan psikologis dan akibat dari mobilisasi yang salah. LBP
menyebabkan timbulnya rasa pegal, linu, ngilu, atau tidak enak pada daerah lumboskaral dan
sakroiliaka yang dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab, kadang-kadang disertai dengan
penjalaran nyeri kearah tungkai dan kaki. Nyeri punggung bawah lebih sering terjadi pada
pekerja yang sehari-harinya melakukan kegiatan mengangkat, memindahkan, mendorong
atau menarik benda berat.(1)
Etiologi
Etiologi low back pain (LBP) dapat dihubungkan dengan hal-hal sebagai berikut :
1. Proses Degeneratif
Proses degeneratif, meliputi: spondilosis, spondilolistesis, HNP, stenosis spinalis,
osteoartritis. Perubahan degeneratif pada vertebrate lumbosakralis dapat terjadi pada
korpusvertebrae berikut arkus dan prosessus artikularis serta ligamenta yang menghubungkan
bagian-bagian ruas tulang belakang satu dengan yang lain. Dulu proses ini dikenal sebagai
osteoartrosis deforman, tapi kini dinamakan spondilosis. Perubahan degeneratif ini juga dapat
menyerang annulus fibrosis diskus intervertebralis yang bila tersobek dapat disusul dengan
protusio diskus intervertebralis yang akhirnya menimbulkan hernia nukleus pulposus (HNP).
Unsur tulang belakang lain yang sering dilanda proses degeneratif ini adalah kartilago
artikularis yang dikenal sebagai osteoartritis.
2. Penyakit Inflamasi
LBP akibat inflamasi terbagi 2 yaitu arthritis rematoid yang sering timbul sebagai penyakit
akut dengan ciri persendian keempat anggota gerak terkena secara serentak atau selisih
beberapa hari/minggu, dan yang kedua adalah pada spondilitis angkilopoetika, dengan
keluhan sakit punggung dan sakit pinggang yang sifatnya pegal-kaku dan pada waktu dingin
dan sembab linu dan ngilu dirasakan.
12
3. Osteoporotik
Sakit pinggang pada orang tua dan jompo,terutama kaum wanita, seringkali disebabkan oleh
osteoporosis. Sakit bersifat pegal, tajam atau radikular.
4. Kelainan Kongenital
Anomali kongenital yang diperlihatkan oleh foto rontgen polos dari vertebrae
lumbosakralissering dianggap sebagai penyebab LBP meskipun tidak selamanya
benar.Contohnya adalah lumbalisasi atau adanya 6 bukan 5korpus vertebrae lumbalis
merupakan variasi anatomik yang tidak mengandung artipatologik. Demikian pula pada
sakralisasi, yaitu adanya 4 bukan 5 korpus vertebrae lumbalis.
5. Gangguan Sirkulatorik
Aneurisma aorta abdominalis dapat membangkitkan LBP yang hebat dan dapat menyerupai
sprung back atau HNP. Gangguan sirkulatorik yang lain adalah trombosis aorta terminalis
yang perlu mendapat perhatian karena mudah didiagnosa sebagai HNP. Gejalanya disebut
sindrom Lerichie. Nyeri dapat menjalar sampai bokong,belakang paha dan tungkai kedua sisi.
6. Tumor
Dapat disebabkan oleh tumor jinak seperti osteoma, penyakit Paget, osteoblastoma,
hemangioma, neurinoma, meningioma. Atau tumor ganas yang primer seperti myeloma
multipel maupun sekunder seperti macam-macam metastasis.
7. Toksik
Keracunan logam berat, misalnya radium.
8. Infeksi
Akut disebabkan oleh kuman piogenik (stafilokokus, streptokokus) dan kronik contohnya
pada spondilitis tuberculosis (penyakit Pott), jamur, osteomielitis kronik.
9. Problem Psikoneurotik
Histeria atau depresi, malingering, LBP kompensatorik. LBP yang tidak mempunyai dasar
organik dan tidak sesuai dengan kerusakan jaringan atau batas-batas anatomis.
Faktoresiko :
1. Faktor Resiko yang tidak dapat dirubah yakni umur, jenis kelamin, dan riwayat trauma
sebelumnya
2. Faktor resiko yang dapat diubah diantaranya pekerjaan dan aktivitas, olah raga tidak
teratur, latihan berat dalam jangka waktu yang lama, merokok, berat badan berlebih, batuk
lama dan berulang.(2)
13
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis LBP berbeda-beda sesuai dengan etiologinya masing-masing seperti
beberapa contoh dibawah ini :
1. LBP akibat sikap yang salah
Sering dikeluhkan sebagai rasa pegal yang panas pada pinggang, kaku dan tidak enak
namun lokasi tidak jelas. Pemeriksaan fisik menunjukkan otot-otot paraspinal agak spastik di
daerah lumbal, namun motalitas tulang belakang bagian lumbal masih sempurna, walaupun
hiperfleksi dan hiperekstensi dapat menimbulkan perasaan tidak enak. Lordosis yang
menonjol. Tidak ditemukan gangguan sensibilitas, motorik, dan refleks pada tendon. Foto
rontgen lumbosakral tidak memperlihatkan kelainan yang relevan.
2. Pada Herniasi Diskus Lumbal
Nyeri punggung yang onsetnya perlahan-lahan, bersifat tumpul atau terasa tidak enak,
sering intermiten, walau kadang onsetnya mendadak dan berat. Diperhebat oleh aktivitas atau
pengerakan tenaga serta mengedan, batuk atau bersin. Menghilang bila berbaring pada sisi
yang tidak terkena dengan tungkai yang sakit difleksikan. Sering terdapat spasme refleks
otot-otot paravertebrata yang menyebabkan nyeri sehingga membuat pasien tidak dapat
berdiri tegak secara penuh. Setelah periode tertentu timbul skiatika atau iskialgia.
3. LBP pada Spondilosis
Kompresi radiks sulit dibedakan dengan yang disebabkan oleh protrusi diskus,
walaupun nyeri biasanya kurang menonjol pada spondilisis. Dapat muncul distesia tanpa
nyeri pada daerah distribusi radiks yang terkena. Dapat disertai kelumpuhan otot dan
gangguan reflex. Terjadi pembentukan osteofit pada bagian sentral dari korpus vertebra yang
menekan medula spinalis. Kauda ekuina dapat terkena kompresi pada daerah lumbal bila
terdapat stenosis kanal lumbal.
4. LBP pada Spondilitis Tuberkulosis
Terdapat gejala klasik tuberkulosis seperti penurunan berat badan, keringat
malam,demam subfebris, kakeksia. Gejala ini seringtidak menonjol. Pada lokasi infeksi
sering ditemukan nyeri vertebra/lokal dan menghilang bila istirahat. Gejala dan tanda
kompresi radiks atau medulla spinalis terjadi pada 20% kasus (akibat absesdingin)Onset
penyakit dapat gradual atau mendadak (akibat kolaps vertebra dan kifosis). Diawali nyeri
radikular yang mengelilingi dadaatau perut, diikuti paraparesis yang lambat launmakin
memberat, spastisitas, klonus,hiperrefleksia dan refleks Babinsky bilateral. Dapat ditemukan
deformitas dan nyeri ketok tulang vertebra. Penekanan mulai dari bagian anterior
sehinggagejala klinis yang muncul terutama gangguan motorik.
5. LBP pada Spondilitis Ankilopoetika
Biasanya dirasakan pada usia 20 tahun. Tidak hilang dengan istirahat dan tidak
diperberat oleh gerakan. Pemeriksaan fisik menunjukkan pembatasangerakan di sendi
14
sakrolumbal dan seluruhtulang belakang lumbal. Laju endap darah meninggi.Terjadi osifikasi
ligamenta interspinosa.(3)
Diagnosis
a. Anamnesis
Dalam menegakkan diagnosa perlu diperhatikan halhal seperti derajat nyeri, stadium
penyakit, lokasi nyeri dan faktor mekanik, derajat disfungsi, faktor resiko dan pekerjaan, ada
tidaknya trauma dan hasil pemeriksaan penunjang.
Kapan mulai sakit, sebelumnya pernah tidak? Apakah nyeri diawali oleh suatu kegiatan fisik
tertentu? Apa pekerjaan sehari-hari? Adakah suatu trauma? Dimana letak nyeri? (sebaiknya
penderita sendiri yang disuruh menunjukkan dimana letak nyerinya). Ada tidak penjalaran?
Bagaimana sifat nyeri? Apakah nyeri bertambah pada sikap tubuh tertentu? Apakah
bertambah pada kegiatan tertentu? Apakah nyeri berkurang pada waktu istirahat? Adakah
keluarga dengan riwayat penyakit serupa? Ada tidak perubahan siklus haid, atau perdarahan
pervaginam? Ada tidak gangguan miksi dan defekasi atau penurunan libido?
Gambaran klinis
Nyeri punggung (back pain) pada regio yang terkena merupakan gejala khas. Umumnya nyeri
yang timbul berhubungan dengan aktivitas. Aktivitas membuat nyeri makin bertambah buruk
dan istirahat akan dapat menguranginya. Spasme otot dan kekakuan dalam pergerakan tulang
belakang merupakan ciri spesifik. Gejala neurologis seperti nyeri pada bokong dan otot
hamstring tidak sering terjadi kecuali jika terdapatnya bukti adanya subluksasi vertebra.
Keadaan umum pasien biasanya baik dan masalah tulang belakang umumnya tidak
berhubungan dengan penyakit atau kondisi lainnya.
b. Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
Pada penderita dengan low back pain biasanya ditemukan antalgic gait (cara berjalan
seperti orang yang kesakitan), berdiri tidak tegak, tidak bisa duduk lama. Inspeksi daerah
punggung. Perhatikan jika ada lurus tidaknya, lordosis, ada tidak jalur spasme otot para
vertebral, deformitas, kifosis, gibus.
2. Palpasi
Palpasi sepanjang kolumna vertebralis (ada tidaknya nyeri tekan pada salah satu
procesus spinosus, atau gibus/deformitas kecil dapat teraba pada palpasi atau adanya spasme
otot para vertebra).
Pemeriksaan Neurologik
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan apakah kasus nyeri pinggang bawah adalah
benar karena adanya gangguan saraf atau karena sebab yang lain.
15
a. Pemeriksaan sensorik
Bila nyeri pinggang bawah disebabkan oleh gangguan pada salah satu saraf tertentu maka
biasanya dapat ditentukan adanya gangguan sensorik dengan menentukan batas-batasnya,
dengan demikian segmen yang terganggu dapat diketahui.
b. Pemeriksaan motorik
Dengan mengetahui segmen otot mana yang lemah maka segmen mana yang terganggu akan
diketahui, misalnya lesi yang mengenai segmen L4 maka musculus tibialis anterior akan
menurun kekuatannya.
c. Pemeriksaan refleks
Refleks tendon akan menurun pada atau menghilang pada lesi motor neuron bawah dan
meningkat pada lesi motor atas. Pada nyeri punggung bawah yang disebabkan oleh HNP
maka reflex tendon dari segmen yang terkena akan menurun atau menghilang.
Test-test
i. Tes lasegue (straight leg raising). Tungkai difleksikan pada sendi coxae sedangkan
sendi lutut tetap lurus. Saraf ischiadicus akan tertarik. Bila nyeri pinggang dikarenakan
iritasi pasa saraf ini maka nyeri akan dirasakan pada sepanjang perjalanan saraf ini,
mulai dari pantat sampai ujung kaki.
ii. Crossed lasegue. Bila tes lasegue pada tungkai yang tidak sakit menyebabkan rasa nyeri
pada tungkai yang sakit maka dikatakan crossed lasegue positif.
iii. Tes kernig. Sama dengan lasegue hanya dilakukan dengan lutut fleksi, setelah sendi
coxae 90o dicoba untuk meluruskan sendi lutut.
iv. Patrick sign (FABERE sign). FABERE merupakan singkatan dari fleksi, abduksi,
external, rotasi, extensi. Pada tes ini penderita berbaring, tumit dari kaki yang satu
diletakkan pada sendi lutut pada tungkai yang lain. Setelah ini dilakukan penekanan
pada sendi lutut hingga terjadi rotasi keluar. Bila timbul rasa nyeri maka hal ini berarti
ada suatu sebab yang non neurologik misalnya coxitis.
v. Kontra Patrick sign. Cara melakukan tes ini yaitu tungkai dalam posisi fleksi sendi lutut
dan sendi panggul, kemudian lutut didorong ke medial, bila di sendi sakroiliaka ada
kelainan, maka di situ akan terasa nyeri.
vi. Bragards sign. Bragards sign merupakan tes lanjutan dari tes Lasegue (LSR). Jika
LSR positif (nyeri), turunkan kaki sedikit di bawah titik ketika LSR + (nyeri) dan
secara cepat dorsofleksikan pada pergelangan kaki. Jika nyeri (+) atau bertambah maka
Bragards sign (+).
vii. Sicards sign. Sicards sign merupakan tes lanjutan dari tes Lasegue (LSR). Jika LSR
positif (nyeri), turunkan kaki sedikit di bawah titik ketika LSR + (nyeri) dan secara
cepat dorsofleksikan ibu jari kaki tersebut. Jika nyeri (+) atau bertambah maka sicards
sign (+).
16
viii. Tes Naffziger. Dengan menekan kedua vena jugularis, maka tekanan LCS akan
meningkat, hal ini menyebabkan tekanan pada radiks bertambah, sehingga timbul nyeri
radikuler.
ix. Tes Valsava. Penderita disuruh menutup mulut dan hidung kemudian meniup
sekuatnya.
Dengan melakukan tes-tes ini, maka kita dapat menyingkirkan diagnosis banding yang
lain.(1,4,5)
Postur pasien biasanya normal, bilamana subluksasio yang terjadi bersifat ringan.
Dengan subluksasi berat, terdapat gangguan bentuk postur. Pergerakan tulang belakang
berkurang karena nyeri dan terdapatnya spasme otot. Penyangga badan kadang-kadang
memberikan rasa nyeri pada pasien, dan nyeri umumnya terletak pada bagian dimana
terdapatnya pergeseran/keretakan, kadang nyeri tampak pada beberapa segmen distal dari
level/tingkat dimana lesi mulai timbul.(1,2)
Ketika pasien diletakkan pada posisi telungkup (prone) di atas meja pemeriksaan,
perasaan tidak nyaman atau nyeri dapat diidentifikasi ketika palpasi dilakukan secara
langsung diatas defek pada tulang belakang. Nyeri dan kekakuan otot adalah hal yang sering
dijumpai. Pada banyak pasien, lokalisasi nyeri disekitar defek dapat sangat mudah diketahui
bila pasien diletakkan pada posisi lateral dan meletakkan kaki mereka keatas seperti posisi
fetus (fetal position). Defek dapat diketahui pada posisi tersebut. Fleksi tulang belakang
seperti itu membuat massa otot paraspinal lebih tipis pada posisi tersebut. Pada beberapa
pasien, palpasi pada defek tersebut kadang-kadang sulit atau tidak mungkin dilakukan.
Pemeriksaan neurologis terhadap pasien dengan spondilolistesis biasanya negatif. Fungsi
berkemih dan defekasi biasanya normal, terkecuali pada pasien dengan sindrom cauda equina
yang berhubungan dengan lesi derajat tinggi.(1,2)
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin : tidak spesifik
Urine rutin : tidak spesifik
Liquor cerebrospinalis : biasanya normal. Jika terjadi blok akan didapatkan peningkatan
kadar protein ringan dengan adanya penyakit diskus. Kecil manfaatnya untuk diagnosis.
Myelogram mungkin disarankan untuk menjelaskan ukuran dan lokasi dari hernia. Bila
operasi dipertimbangkan maka myelogram dilakukan untuk menentukan tingkat
protrusi diskus.
MRI tulang belakang: bermanfaat untuk diagnosis kompresi medula spinalisatau kauda
ekuina. Alat ini sedikit kurang teliti daripada CT scan dalam hal mengevaluasi
gangguan radiks saraf.
Foto : foto rontgen tulang belakang. Pada penyakit diskus, foto ini normal atau
memperlihatkan perubahan degeneratif dengan penyempitan sela invertebra dan
pembentukan osteofit.
17
Penatalaksanaan
Langkah pertama adalah pemberian obat-obatan untuk mengurangi nyeri tanpa
menghiraukan penyebab dasar LBP. Sering dokter menggunakan satu pengobatan atau
kombinasi beberapa jenis pengobatan dalam rencana terapi pada pasien, dengan pemberian
analgetik untuk mengontrol nyeri. Hal tersebut bervariasi dari pemberian ibuprofen hingga
acetaminofen, akan tetapi pada beberapa kasus berat, NSAIDs digunakan untuk mengurangi
pembengkakan dan inflamasi yang dapat terjadi.
Penanganan HNP dapat dilakukan dalam beberapa langkah penatalaksanaan diantaranya
adalah:
1. Perawatan non-farmakologis.
Bed Rest mutlak di tempat tidur yang padat dengan posisi yang relaks, lutut agak
ditekuk dan di bawah pinggang untuk HNP lumbalis selama 2-3 minggu tergantung
keparahannya.
2. Perawatan farmakologi
Pemberian obat analgesik
Obat-obatan NSAID
Obat-obatan pelemas otot (muscle relaxant)
Penenang minor atau major bila diperlukan
3. Pembedahan
Discectomy : Membuang sebagian ataupun keseluruhan intervertebral dics.
Laminotomy : Beberapa bagian lamina dibuang untuk mengurangi tekanan pada
saraf.
Laminectomy: Membuang keseluruhan lamina.
4. Perubahan gaya hidup
Melakukan pekerjaan sehari-hari secara ergonomic.
Menurunkan berat badan
- Transquilizer
- Neuroroborantia
b. Program Rehabilitasi Medik
Fisioterapi
- Terapi panas seperti : Infra red/hot packs
- Diatermi : MWD, SWD, USD
- Terapi listrik : TENS
- Traksi
Okupasi Terapi
- Latihan AKS
- Proper Body Mechanism
- Latihan dengan aktivitas
Ostetis Prostetis
- Pemakaian korset LSO (Lumbal Sacral Orthose). Fungsinya untuk mengontrol
postur spinal, mengurangi nyeri, mencegah cedera lebih lanjut, menghindarkan
gerakan yang berbahaya bagi spinal.
Psikolog
Mengadakan evaluasi dan mengobati gangguan mental akibat penyakit, untuk
meningkatkan motivasi serta berusaha mengatasi penyakitnya.
Evaluasi : - Gaya hidup penderita sebelum sakit
- Respons penderita terhadap stress sehari-hari
- Respons penderita terhadap penyakit
Petugas Sosial Medik
Petugas yang memberikan bantuan kepada penderita demi menghadapi masalah sosial
yang mempengaruhi penderita dalam hubungan dengan penyakit dan
penyembuhan.(2,3,6)
Prognosis
Kebanyakan pasien penderita HNP 80-90% akan membaik keadaannya kepada
aktivitas normal tanpa terapi yang agresif, dan dapat sembuh sempurna dalam hitungan kirakira 1-2 bulan. Tetapi sebagian kecil akan berlanjut menjadi kronik nyeri punggung bawah
walaupun telah menjalani terapi. Dan bila berlanjut dengan adanya keluhan pada kontrol
bowel dan bladder maka perlu dipikirkan kembali untuk dilakukan tindakan bedah.
Pencegahan
19
Bekerja atau melakukan aktifitas dengan aman, menggunakan teknik yang aman.
Mengontrol berat badan bisa mencegah trauma punggung atau pinggang pada beberapa
orang.(1,2)
Pedoman Penatalaksanaan Nyeri Pinggang Bawah
Guideline Development Group (GDG) tidak menemukan pengarahan yang khusus
untuk penanganan nyeri punggung bawah pada 12 minggu pertama episode nyeri
dikarenakan banyaknya penelitian pada nyeri punggung bawah dengan durasi yang lebih
lama. GDG merasa bahwa pengarahan American College of Physicians/ American Pain
Society (ACP/APS) diperuntukan pada nyeri punggung bawah juga bisa untuk penanganan
pada pasien yang mengalami kekambuhan ataupun tidak ada perbaikan. Maka dengan alasan
ini GDG mengubah fokus penanganan dan evaluasi nyeri pinggang bawah dibandingkan
berdasarkan waktunya. Gambar 1 dan 2 merupakan algoritma penanganan nyeri punggung
bawah secara medikamentosan dan non medikamentosa.(7)
Pembaruan
Pedoman ACP/APS dikeluarkan tahun 2007. Penulisnya dihubungi saat maret 2011
dan diberitahukan bahwa saat itu belum ada bukti yang dikeluarkan yang bisa mengganti
pedoman dan rekomendasi tersebut. GDG merekomendasikan ACP/APS melakukan evaluasi
ulang tentang pedoman terbaru sehingga setidaknya ada pembaruan dalam 2 tahun
berikutnya.(7)
Rekomendasi
Berikut adalah rekomendasi pedoman klinis dari ACP/APS. GDG menyetujui
rekomendasi berikut yang sudah terhubung dalam algoritmanya (Gambar 1 dan Gambar 2).
Rekomendasi berikutnya dilanjutkan pada tahun 2009 dan 2011.(7)
20
21
22
23
24
25
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Angliadi LS, Sengkey L., Mogi TI., Gessal J. Low Back Pain. Dalam : Bahan Kuliah
Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
FK UNSRAT. Manado. 2006. Hal: 79-90.
Nuatha A.A. Bgs. Ngr. Beberapa Segi Klinik Dalam Penatalaksanaan Nyeri Pinggang
Bawah. Downloaded from: http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/54_10_beberapa_segi
klinikdanpenatalaksanaannya. pdf.html. Mei 2014
Adelia, Rizma., 2007. Nyeri Pinggang/Low Back Pain.
Downloaded from : http://www.fkunsri.wordpress.com /2007/09/01/nyeri- pingganglow-back-pain/ Mei 2014.
Mansjoer, Arif, Et All. Ilmu Penyakit Saraf. Dalam: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi
III. Jakarta. Media Aesculapius. 2007. Hal: 5-59.
Mahar Marjono. Iskialgia Dalam: Neurologi Klinik Dasar. PT.Dian Rakyat. Jakarta
2004;94-1001
Roger Chou, MD, and Laurie Hoyt Huffman, MS. (2007) Medications for Acute and
Chronic Low Back Pain: A Review of the Evidence for an American Pain
Society/American College of Physicians Clinical Practice Guideline. Annals of Internal
Medicine 147, 507-510
Guideline on the Evaluation and Management of Low Back Pain. Downloaded from:
http://www.oregon.gov/oha/herc/EvidenceBasedGuidline/Guideline_on_the_Evaluation_
and_Management_of_Low_Back_Pain.pdf Mei 2014.
26