Anda di halaman 1dari 2

SOSIOLOGI

BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL


KASUS:
Suatu hari seorang anak di Suku Badui bernama Hamza berumur 13 tahun sedang bermain di dekat
pohon yang konon dikatakan sebagai pohon keramat di daerah tersebut. Beberapa hari kemudian pada
saat Hamza sedang beraktifitas di rumahnya, tiba-tiba orang tua Hamza mendapati anaknya sudah
tergeletak dan suhu badannya tinggi. Orang tua Hamza kemudian membawa Hamza ke Dukun yang
dipercaya oleh seluruh masyarakat badui dapat menyembuhkan segala macam penyakit. Pada saat
mereka datang ke Dukun tersebut, Dukun itu mengatakan bahwa Hamza dirasuki oleh makhluk halus
penghuni pohon keramat tersebut. Namun upaya yang di lakukan dukun tersebut tidak berhasil. Setelah
diobati oleh dukun tersebut Hamza diijinkan untuk pulang. Dua hari setelah itu tiba-tiba Hamza kejang.
Bersamaan dengan kejadian itu, ada seorang dokter yang sedang melakukan PTT di kecamatan Lebak.
Berhubung Hamza tak kunjung sembuh, akhirnya orang tua Hamza memutuskan berkonsultasi dengan
Puun (sebutan untuk kepala suku Badui) mengenai apa yang harus dilakukan. Puun mengatakan Tidak
ada salahnya untuk berkonsultasi dengan dokter Ado (dokter yang sedang PTT di daerah tersebut).
Orang tua Hamza datang dengan membawa Hamza yang kejang. Pada saat dokter tersebut menangani
Hamza, ia melihat adanya luka tusuk pada kaki Hamza dan luka tersebut sudah memburuk. Dokter
menanyakan apa yang dilakukan Hamza akhir-akhir ini, dan dokter menduga bahwa Hamza tertusuk
benda yang ada di sekitar pohon tersebut. Dokter lalu menyuntikkannya dengan ATS (Anti Tetanus
Serum) untuk menghentikan kejang dan dugaan dokter tersebut benar. Kejang pada Hamza reda dan
keadaannya membaik dan dokter menemukan paku pada kaki kanan Hamza. Dokter lalu membalut dan
membersihkan luka Hamza tersebut. Orang tua Hamza mulai percaya dengan dokter tersebut dan
mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Hamza. Dokter mengatakan bahwa Hamza mengalami
penyakit yang disebut tetanus akibat tusukan dari paku yang berada di sekitar pohon keramat itu.
Hamza dan orangtuanya pulang dengan rasa puas dan menyebarkan berita tersebut kepada orang-orang
Badui lainnya akan kesaktian dari Dokter tersebut.
Seiring berjalannya waktu, orang-orang Badui mulai berpindah hati kepada Dokter itu daripada harus
pergi ke dukun. Dokter Ado menangani pasiennya dengan kebersihan yang tinggi. Ia membawa
peralatan kebersihan seperti sabun, shampo, pasta gigi, sikat gigi, dan alat makan untuk keperluannya.
Penduduk disana memperhatikan keseharian dari Dokter Ado dan ingin mengikuti apa yang Dokter Ado
lakukan. Puun mulai merasa khawatir akan hilangnya kepercayaan dan kebudayaan dari sang leluhur. Ia
menyelidiki sebenarnya apa yang dilakukan Dokter Ado sehingga mengikat hati para penduduk suku
Badui. Puun melihat alat-alat kebersihan yang ada, ia akhirnya memanggil dokter Ado dan melarang
pemakaian alat-alat kebersihan tersebut karena itu bertentangan dengan kebudayaan yang ada di suku
Badui. Dokter Ado mengkhawatirkan akan kesehatan masyarakat Badui. Akhirnya ia memutuskan untuk
secara perlahan memberitahukan bahwa pentingnya menjaga kesehatan dimulai dengan kebersihan diri
sendiri.

Bagaimana respon dari masyarakat terhadap tindakan dokter Ado? Dan interaksi apa yang terjadi pada
kasus ini?
Respon masyarakat terhadap tindakan dokter Ado pertama-tama dapat kita sebut secara proses
asosiatif secara spontan, terlihat dalam penerimaan mereka atas tindakan-tindakan yang dilakukan
dokter Ado dalam menolong Hamza. Mereka juga menerima diagnosis dokter Ado dan menyingkirkan
pikiran utama mereka serta menerima obat yang diberikan oleh dokter.
Setelah proses penyembuhan Hamza, respon masyarakat terhadap tindakan dokter Ado pun
semakin terbuka lebar. Proses asosiatif pun terjadi kepada dokter Ado dari semua masyarakat Badui
setelah melihat kesembuhan Hamza. Setelah proses asosiatif terjadi, proses-proses selanjutnya pun
terjadi. Masyarakat mulai melihat keseharian dokter Ado yang menggunakan sabun,shampoo,serta odol
yang dilarang menurut tradisi Badui. Setelah melihat hal-hal yang tidak pernah mereka lakukan,
dilakukan oleh dokter Ado, mereka mulai mencoba untuk melakukannya. Peniruan kebiasaan ini
dikarenakan mereka telah melihat jasa dokter Ado dalam menyembuhkan Hamza, sehingga mereka
penasaran, apa yang telah ia lakukan hingga dapat menyembuhkan Hamza yang tidak dapat
disembuhkan oleh dukun yang biasanya mereka percayai. Proses asosiatif ini dapat disebut sebagai
directed asosiatif, karena terjadi secara langsung tanpa memerlukan penyuluhan atau semacamnya.

Anda mungkin juga menyukai