Anda di halaman 1dari 16

[tutu

p]

Budaya Indonesia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Berbagai aspek kebudayaan Indonesia: Bendera Merah Putih, Wayang Kulit, Garuda Pancasila, Keris,
Nusantara, Candi Borobudur, tarian Papua, Masjid Raya Baiturrahman, Rumah Gadang Minangkabau,
ukiran kayu khas Toraja, Sate, Angklung, tari Pendet dari Bali, Tumpeng, Gamelan, serta Batik dan
Songket.
Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal
asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945.

Daftar isi

1 Kebudayaan nasional
2 Wujud kebudayaan daerah di Indonesia
o 2.1 Rumah adat

2.2 Upacara Adat


2.2.1 Sumatera
2.2.2 Jawa
2.2.3 Kalimantan
2.2.4 Sulawesi
2.2.5 Nusa Tenggara
2.2.6 Maluku
2.2.7 Papua
o 2.3 Tarian
o 2.4 Lagu
o 2.5 Musik
o 2.6 Seni Gambar
o 2.7 Seni Patung
o 2.8 Pakaian Adat
o 2.9 Seni Suara
o 2.10 Seni Sastra
o 2.11 Makanan
o 2.12 Film
3 Referensi
4 Pranala luar
o

Kebudayaan nasional
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan
nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:

Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan
karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia
untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk
memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang
kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan
yang berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan PuncakPuncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukungnya, Semarang: P&K,
199

Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah puncak-puncak dari kebudayaan
daerah. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga
ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan,
ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan oleh
Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun
asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional.
Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang
bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas
bersama. Nunus Supriadi, Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional
Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran dari UUD 1945 Pasal 32. Dewasa
ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang mempersoalkan eksistensi kebudayaan daerah dan
kebudayaan nasional terkait dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan munculnya ayat
yang baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh kebudayaan daerah jika
batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara gamblang.
Sebelum di amandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk mengidentifikasi kebudayaan
daerah dan kebudayaan nasional. Kebudayaan bangsa, ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli
yang terdapat sebagi puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan
nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan bangsa yang sudah berada pada posisi yang memiliki
makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari
Banga Indonesia yang sudah sadar dan mengalami persebaran secara nasional. Di dalamnya terdapat

unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi
nasional.[1]

Wujud kebudayaan daerah di Indonesia


Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di
Indonesia. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda. Berikut ini beberapa kebudayaan
Indonesia berdasarkan jenisnya:

Rumah adat

Rumah gadang, rumah adat sumatera barat


Berikut adalah daftar rumah adat di Indonesia[2]:

Aceh:
o Rumoh Aceh
o Rumah Krong Bade
Sumatera Utara:
o Rumah Balai Batak Toba
o Rumah Bolon
o Omo Sebua (Nias)
Sumatera Barat:
o Rumah Gadang
o Uma (Mentawai)
Riau:
o Selaso Jatuh Kembar
o Lontiok
Kepulauan Riau: Rumah Belah Bubung
Jambi:
o Rumah Panggung
o Rumah Betiang
Bangka Belitung: Rumah Rakit
Bengkulu: Rumah Bubungan Lima
Sumatera Selatan:
o Rumah Limas
o Rumah Ulu
Lampung: Nuwo Sesat
Jakarta: Rumah Kebaya (Rumah Bapang) dan Rumah Gudang
Jawa Barat dan Banten: Rumah Kesepuhan
Yogyakarta: Bangsal Kencono
Jawa:
o Joglo (Jawa Tengah dan Jawa Timur)
o Tanean Lanjhang (Madura)

Bali: Gapura Candi Bentar


Nusa Tenggara Barat: Rumah Dalam Loka Samawa (Lombok)
Nusa Tenggara Timur:
o Lopo
o Sao Ata Mosa Lakitana
o Rumah Musalaki
Kalimantan Barat: Rumah Panjang
Kalimantan Selatan : Rumah Banjar
Kalimantan Tengah: Rumah Betang
Kalimantan Timur: Rumah Lamin
Kalimantan Utara: Rumah Baloy
Sulawesi Selatan:
o Bola Soba (Bugis Bone)
o Balla Lompoa (Makassar Gowa)
Sulawesi Barat: Tongkonan (Tana Toraja)
Sulawesi Tenggara:
o Istana Buton
o Laikas
Sulawesi Utara: Rumah Bolaang Mongondow
Sulawesi Tengah: Souraja
Gorontalo:
o Bandayo Po Boide
o Dulohupa
Maluku: Balieu (dari bahasa Portugis)
Maluku Utara: Sasadu
Papua: Honai
Papua Barat:
o Kambik (suku Moi)
o Rumsram (Biak)
o Jew (Asmat)
o Harit (Maybrat-Teminabuan)
o Kun (suku-suku sekitar DAS Mamberamo-Sarmi)

Upacara Adat
Upacara adat merupakan suatu bentuk tradisi yang bersifat turun-temurun yang dilaksanakan secara
teratur dan tertib menurut adat kebiasaan masyarakat dalam bentuk suatu rangkaian aktivitas
permohonan sebagai ungkapan rasa terima kasih. Selain itu, upacara adat merupakan perwujudan dari
sistem kepercayaan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai universal, bernilai sakral, suci, relijius,
dilakukan secara turun-temurun serta menjadi kekayaan kebudayaan nasional.
Unsur-unsur dalam upacara adat meliputi: tempat upacara, waktu pelaksanaan, benda-benda/peralatan
dan pelaku upacara yang meliputi pemimpin dan peserta upacara.
Jenis-jenis upacara adat di Indonesia antara lain: Upacara kelahiran, perkawinan, kematian,
penguburan, pemujaan, pengukuhan kepala suku dan sebagainya.
Beberapa upacara adat tradisional yang dilaksanakan masyarakat antara lain:

Sumatera

Peucicap di Aceh
Peusijuek dapu di Aceh
Peutron Aneuk di Aceh
Tabuik di Sumatera Barat
Balimau di Sumatera Barat
Makan bajamba di Sumatera Barat

Basuh lantai di Kepulauan Riau


Mandi safar Melayu di Kepulauan Riau
Ratif saman di Kepulauan Riau
Tepuk tepung tawar di Kepulauan Riau

Jawa

Seren taun di Jawa Barat


Mitoni, tedak siti, ruwatan, kenduri, grebegan di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur
Dugderan oleh masyarakat Semarang
Kasodo oleh masyarakat Tengger

Kalimantan

Ritual tiwah masyarakat Dayak Kalimantan Tengah


Aruh baharin di Kalimantan Selatan

Sulawesi

Mapasilaga tedong suku Toraja


Rambu solo suku Toraja

Nusa Tenggara

Ngaben di Bali
Nelu bulanin di Bali
Pasola sumba di Pulau Sumba

Maluku

Kololi kie di Maluku Utara


Pukul sapu di Maluku
Abdau di Maluku
Buka sasi lompa di Maluku

Papua

Barapen atau Bakar batu di Papua


Sanepen di Biak

Tarian

Tari tradisional, bagian dari budaya daerah yang menyusun kebudayaan nasional Indonesia
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Tarian Indonesia
Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia.
Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia
dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat
yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya
sendiri; Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama
dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi
seni yang dijalankan pemerintah.
Untuk keperluan penggolongan, seni tari di Indonesia dapat digolongkan ke dalam berbagai kategori.
Dalam kategori sejarah, seni tari Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga era: era kesukuan prasejarah, era
Hindu-Buddha, dan era Islam. Berdasarkan pelindung dan pendukungnya, dapat terbagi dalam dua
kelompok, tari keraton (tari istana) yang didukung kaum bangsawan, dan tari rakyat yang tumbuh dari
rakyat kebanyakan. Berdasarkan tradisinya, tarian Indonesia dibagi dalam dua kelompok; tari
tradisional dan tari kontemporer.

Lagu
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar lagu daerah Indonesia
Lagu daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan, adalah lagu atau musik yang berasal dari suatu
daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat
lainnya. Pada umumnya pencipta lagu daerah ini tidak diketahui lagi alias noname.
Lagu kedaerahan mirip dengan lagu kebangsaan, namun statusnya hanya bersifat kedaerahan saja.
Lagu kedaerahan biasanya memiliki lirik sesuai dengan bahasa daerahnya masing-masing seperti
Manuk Dadali dari Jawa Barat dan Rasa Sayange dari Maluku.

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar lagu nasional Indonesia
Selain lagu daerah, Indonesia juga memiliki beberapa lagu nasional atau lagu patriotik yang dijadikan
sebagai lagu penyemangat bagi para pejuang pada masa perang kemerdekaan.
Perbedaan antara lagu kebangsaan dengan lagu patriotik adalah bahwa lagu kebangsaan ditetapkan
secara resmi menjadi simbol suatu bangsa. Selain itu, lagu kebangsaan biasanya merupakan satusatunya lagu resmi suatu negara atau daerah yang menjadi ciri khasnya. Lagu Kebangsaan Indonesia
adalah Indonesia Raya yang diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman.

Musik

Gamelan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Musik di Indonesia
Identitas musik Indonesia mulai terbentuk ketika budaya Zaman Perunggu bermigrasi ke Nusantara
pada abad ketiga dan kedua Sebelum Masehi. Musik-musik suku tradisional Indonesia umumnya
menggunakan instrumen perkusi, terutama gendang dan gong. Beberapa berkembang menjadi musik
yang rumit dan berbeda-beda, seperti alat musik petik sasando dari Pulau Rote, angklung dari Jawa
Barat, dan musik orkestra gamelan yang kompleks dari Jawa dan Bali
Musik di Indonesia sangat beragam dikarenakan oleh suku-suku di Indonesia yang bermacam-macam,
sehingga boleh dikatakan seluruh 17.508 pulaunya memiliki budaya dan seninya sendiri. [3] Indonesia
memiliki ribuan jenis musik, kadang-kadang diikuti dengan tarian dan pentas. Musik tradisional yang
paling banyak digemari adalah gamelan, angklung dan keroncong, sementara musik modern adalah pop
dan dangdut.

Seni Gambar

Jawa: Wayang
Sumatera Utara: Tortor

Seni Patung

Jawa: Patung Buto


Bali: Garuda Wisnu Kencana
Papua: Asmat

Pakaian Adat

Ulos yang dipakai penari Sigale gale.


Berikut adalah daftar pakaian adat di Indonesia:

Aceh
o Ulee Balang
Sumatera Utara:
o Ulos
o Suri-suri
o Gotong
o Gara Gara/Beka buluh
o Baru Oholu dan rba Sili (Nias)
Sumatera Barat (Minang):
o Anak Daro
o Marapule
o Minang Roki
o Pakaian Penghulu
o Pakaian Bundo Kanduang
Riau/Jambi (Melayu):
o Baju Kurung, Sarung dan Songkok
o Kebaya Laboh
o Cekak Musang
o Teluk Belanga
Kepulauan Riau (Melayu)
o Baju kurung keke
o Cekak musang
o Baju gunting Cina
o Kain cual Anambas
o Kebaya labuh
o Sunting Melayu
o Tanjak
o Teluk belanga
o Tudung manto
Bangka Belitung
o Kain Cual, Paksian dan Sungkon
Sumatera Selatan:
o Songket
o Aesan Gede
Lampung:
o Tapis

o Kikat dan Ketupung


Jakarta
o Baju Koko dan Caping
o Kebaya Encim/Hwa Kun dan Kembang Goyang
Jawa:
o Batik
o Beskap dan Blangkon
o Kebaya
o Dodotan
o Baju Pesa'an (Madura)
o Kebaya Rancongan (Madura)
Bali:
o Kemben
o Kancrik
o Kain gringsing
Nusa Tenggara Timur:
o Tenun Ikat
o Pakaian Tais
o Beti / Taimuti
Kalimantan Barat
o King Baba
o King Bibinge
o Burai King Burai
Kalimantan Timur
o Sarung Samarinda
Sulawesi Utara (Minahasa)
o Wuyang
o Pasalongan Rinegetan
o Baju Kurai
o Baju Banjang
o Baju Ikan Duyung
o Tonaas Wangko/Walian Wangko
Sulawesi Tengah (Toraja)
o Kondi Limanan
o Kalando Limanan
Sulawesi Selatan (Bugis/Makassar):
o Baju Bodo
o Jas Tutup
o Baju La'bu
Maluku
o Baju Cele
Papua:
o Manawou
o Koteka/Holim, Yokal dan Sali (suku Dani)
o Pummi dan Tok (suku Asmat)
Papua Barat:
o Ewer

Seni Suara

Jawa: Sinden
Sumatera Utara: Talibun
Gorontalo: Dikili
Kepulauan Riau: Ghazal, Kompang

Seni Sastra

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sastra Indonesia


Sastra Indonesia adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya sastra di Asia Tenggara.
Istilah "Indonesia" sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi terutama dalam cakupan geografi
dan sejarah poltik di wilayah tersebut.
Sastra Indonesia sendiri dapat merujuk pada sastra yang dibuat di wilayah Kepulauan Indonesia. Sering
juga secara luas dirujuk kepada sastra yang bahasa akarnya berdasarkan Bahasa Melayu (dimana
bahasa Indonesia adalah satu turunannya). Dengan pengertian kedua maka sastra ini dapat juga
diartikan sebagai sastra yang dibuat di wilayah Melayu (selain Indonesia, terdapat juga beberapa
negara berbahasa Melayu seperti Malaysia dan Brunei), demikian pula bangsa Melayu yang tinggal di
Singapura.

Makanan

Contoh hidangan Indonesia khas Sunda; ikan bakar, nasi timbel (nasi dibungkus daun pisang), ayam
goreng, sambal, tempe dan tahu goreng, dan sayur asem; semangkuk air dengan jeruk nipis adalah
kobokan.
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Makanan Indonesia
Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi berasal dari kepulauan
Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang tempat penting dalam budaya nasional
Indonesia secara umum dan hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan bumbu berasal dari
rempah-rempah seperti kemiri, cabai, temu kunci, lengkuas, jahe, kencur, kunyit, kelapa dan gula aren
dengan diikuti penggunaan teknik-teknik memasak menurut bahan dan tradisi-adat yang terdapat pula
pengaruh melalui perdagangan yang berasal seperti dari India, Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa.
Pada dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal "masakan Indonesia", tetapi lebih kepada,
keanekaragaman masakan regional yang dipengaruhi secara lokal oleh Kebudayaan Indonesia serta
pengaruh asing. Sebagai contoh, beras yang diolah menjadi nasi putih, ketupat atau lontong (beras yang
dikukus) sebagai makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia namum untuk bagian timur lebih
umum dipergunakan juga jagung, sagu, singkong, dan ubi jalar. Bentuk lanskap penyajiannya
umumnya disajikan di sebagian besar makanan Indonesia berupa makanan pokok dengan lauk-pauk
berupa daging, ikan atau sayur disisi piring.

Film

Poster film Loetoeng Kasaroeng tahun 1926.


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perfilman Indonesia
Era awal perfilman Indonesia ini diawali dengan berdirinya bioskop pertama di Indonesia pada 5
Desember 1900 di daerah Tanah Abang, Batavia dengan nama Gambar Idoep yang menayangkan
berbagai film bisu.
Film pertama yang dibuat pertama kalinya di Indonesia adalah film bisu tahun 1926 yang berjudul
Loetoeng Kasaroeng dan dibuat oleh sutradara Belanda G. Kruger dan L. Heuveldorp. Saat film ini
dibuat dan dirilis, negara Indonesia belum ada dan masih merupakan Hindia Belanda, wilayah jajahan
Kerajaan Belanda. Film ini dibuat dengan didukung oleh aktor lokal oleh Perusahaan Film Jawa NV di
Bandung dan muncul pertama kalinya pada tanggal 31 Desember, 1926 di teater Elite and Majestic,
Bandung.
Perfilman Indonesia sendiri memiliki sejarah yang panjang dan sempat menjadi raja di negara sendiri
pada tahun 1980-an, ketika film Indonesia merajai bioskop-bioskop lokal. Film-film yang terkenal pada
saat itu antara lain, Catatan si Boy, Blok M dan masih banyak film lain. Bintang-bintang muda yang
terkenal pada saat itu antara lain Onky Alexander, Meriam Bellina, Lydia Kandou, Nike Ardilla,
Paramitha Rusady, Desy Ratnasari.
Selain film-film komersil, juga ada banyak film film nonkomersil yang berhasil memenangkan
penghargaan di mana-mana yang berjudul Pasir Berbisik yang menampilkan Dian Sastrowardoyo
dengan Christine Hakim dan Didi Petet. Selain dari itu ada juga film yang dimainkan oleh Christine
Hakim seperti Daun di Atas Bantal yang menceritakan tentang kehidupan anak jalanan. Tersebut juga
film-film Garin Nugroho yang lainnya, seperti Aku Ingin Menciummu Sekali Saja, juga ada film
Marsinah yang penuh kontroversi karena diangkat dari kisah nyata. Selain itu juga ada film film seperti
Beth, Novel tanpa huruf R, Kwaliteit 2 yang turut serta meramaikan kembali kebangkitan film
Indonesia. Festival Film Indonesia juga kembali diadakan pada tahun 2004 setelah vakum selama 12
tahun.

Referensi
1.
2.
3.

^ Direktorat Sejarah dan Nilai Tradsional, Kongres Kebudayaan 1991: Kebudayaan Nasional
Kini dan di Masa Depan
^ "Indonesia Traditional Building / Indonesia Traditional House"
^ Indonesian Geography http://countrystudies.us/indonesia/28.htm

Pranala luar

Ragam Budaya Indonesia


Pakaian Adat Indonesia
Tarian Tradisional Indonesia
Rumah Adat Indonesia
Alat Musik Tradisional Indonesia
[sembunyikan]

v
t
e

Topik Indonesia

Sejarah
Nusantara

Sejarah
Indonesia

Geografi

Politik dan
pemerintahan

Prasejarah
Kerajaan Hindu-Buddha
Kerajaan Islam
Era Portugis
Era VOC
Era Belanda
Era Jepang
Era Kemerdekaan

Sejarah nama Indonesia


Proklamasi
Masa transisi
Era Orde Lama (Dekrit Presiden
Demokrasi Terpimpin
Gerakan 30 September)
Era Orde Baru (Supersemar
Integrasi Timor Timur
Gerakan 1998)
Era reformasi

Air terjun
Bendungan & Waduk
Danau
Gunung & pegunungan
Gunung berapi
Laut
Pulau & kepulauan
Selat
Sungai
Tanjung & ujung
Teluk
Titik-titik garis pangkal

Pemerintah
Presiden
Kementerian
MPR

Ekonomi

Demografi

Budaya

DPR
DPD
MA
MK
KY
BPK
Perwakilan di luar negeri
Kepolisian
Militer
Lembaga pemerintahan
Administratif (Provinsi
Kabupaten/kota
Kecamatan dan kelurahan/desa)
Hubungan luar negeri
Hukum
Undang-Undang
Pemilu
Partai politik
Kewarganegaraan Indonesia

APBN
APBD
Bank
Pasar modal
o Bursa Efek Indonesia
o Bursa Berjangka Jakarta
Pariwisata
Perusahaan
o BUMN
Sains dan Teknologi
Transportasi

Suku
Bahasa
Agama
Nama Indonesia
Tokoh

Seni

o Film
o Tari
o Sastra
o Musik
o Lagu
Masakan
Mitologi
Pendidikan
Olahraga
Busana daerah
Arsitektur (Bandar udara
Pelabuhan
Stasiun kereta api
Terminal
Pembangkit listrik)
Warisan budaya (Wayang

Simbol

Flora fauna

Lainnya

Batik
Keris
Angklung
Tari Saman
Noken)

Sang Saka Merah Putih


Garuda Pancasila
Ibu Pertiwi
Nusantara

Fauna
Flora
Bunga
Binatang
Burung
Ikan
Tumbuhan
Cagar alam
Suaka margasatwa
Taman nasional
Terumbu karang

Media
Telekomunikasi
o Internet
o Televisi nasional
o Televisi lokal
Tanda kehormatan
Kode telepon
Kode kendaraan
Kodepos
Hari penting

Portal Indonesia
Kategori:

Budaya Indonesia

Menu navigasi

Buat akun baru


Masuk log

Halaman
Pembicaraan

Baca
Perubahan tertunda
Sunting
Sunting sumber
Versi terdahulu

Halaman Utama
Perubahan terbaru
Peristiwa terkini
Halaman baru
Halaman sembarang

Komunitas

Warung Kopi
Portal komunitas
Bantuan

Wikipedia

Tentang Wikipedia
Pancapilar
Kebijakan
Menyumbang
Hubungi kami
Bak pasir

Bagikan

Facebook
Google+
Twitter

Cetak/ekspor

Buat buku
Unduh versi PDF
Versi cetak

Peralatan

Pranala balik
Perubahan terkait
Halaman istimewa
Pranala permanen
Informasi halaman
Item di Wikidata
Kutip halaman ini

Bahasa lain

English
Espaol
Franais

Basa Jawa
Lietuvi
Bahasa Melayu
Portugus
Romn

Sunting interwiki

Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan


tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

Kebijakan privasi
Tentang Wikipedia
Penyangkalan
Developers
Tampilan seluler

Anda mungkin juga menyukai