Anda di halaman 1dari 7

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan bagian dari kerangka teori yang akan diteliti,
untuk mendeskripsikan secara jelas antara variabel dependen dengan variabel
independennya (Kemenkes RI, 2013). Berdasarkan kerangka teori yang telah
dikemukakan sebelumnya, terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan
kejadian gizi kurang. Dari semua faktor pada kerangka teori, tidak semua diambil
sebagai variabel penelitian karena sangat bergantung pada ketersediaan data
Riskesdas 2013 .
faktor yang akan diteliti dalam penelitian ini terdiri dari faktor

sosio

(terdiri dari variabel: pekerjaan orang tua, tingkat pendidikan, tempat


Faktor demografi
Sosio Demograf
Pekerjaan
orang
tua, anggota keluarga ), faktor penyakit infeksi (terdiri dari variabel :
tinggal,
jumlah
Tingkat pendidikan ibu
Tempat tinggal
penyakit diare), faktor kondisi kesehatan lingkungan (terdiri dari variabel : saluran
jumlah anggota keluarga
pembuangan limbah, ketersediaan jamban dan sumber air bersih), faktor pola asuh
ibu (terdiri dari variabel : pemantauan berat badan balita, pemberian imunisasi dasar,
Faktor Penyakit Infeksi
pemberian
penyakit
diare ASI dan kapsul vitamin A). Beberapa variabel tersebut digambarkan
dalam kerangka konsep berikut ini.

Kejadian Gizi Kurang


Faktor Kondisi Kesehatan Lingkungan
saluran pembuangan limbah
ketersediaan jamban
sumber air bersih
Gambar Kerangka Konsep

Faktor Pola Asuh Ibu


pemantauan berat badan balita,
pemberian imunisasi dasar
pemberian ASI dan kapsul vitamin A

B. Definisi Operasional
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini menyesuaikan
dengan definisi operasional yang digunakan oleh Riskesdas 2013, yang menjadi
perbedaan terletak pada hasil ukur, dimana pengkategorian hasil ukur dalam

penelitian ini disesuaikan dengan keperluan penelitian. Variabel yang akan diteliti
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Variabel Dependen
a. Kejadian Gizi Kurang
Gizi kurang pada balita didefinisikan sebagai berat badan yang kurang
menurut umur. Untuk mengukur status gizi kurang pada balita dengan
menggunakan standar antropometri yaitu apabila balita memiliki berat badan
menurut umur kurang dari -2 standar deviasi (<-2,0 SD). Kejadian gizi kurang
pada balita dalam kuesioner Riskesdas 2013 dianalisis kembali berdasarakan
kuesioner pengukuran dan pemeriksaan (K01 dan K02) untuk mendapatkan
status gizi balita. hasil ukur yang digunakan adalah 0 apabila gizi kurang dan
1 apabila normal atau gizi lebih.
2. Variabel Independen
a. Faktor Sosio Demografi
1) Pekerjaan orang tua
Status pekerjaan didefinisikan sebagai status pekerjaan ayah, yang
dilakukan ayah baik dirumah maupun diluar rumah dan memperoleh
penghasilan/imbalan. Hasil ukur yang digunakan adalah 0 apabila ayah
bekerja tidak tetap (nelayan, petani, buruh dan

tidak bekerja) dan 1

apabila bekerja tetap (PNS, Pegawai swasta, wiraswata).


2) Tingkat pendidikan ibu
Pendidikan didefinisikan sebagai jenjang pendidikan tertinggi yang
pernah/sedang dijalani Ibu, yang terdiri dari tidak pernah bersekolah,
tidak tamat SD/MI, tamat SD/MI, tamat SLTP/MTS, tamat SLTA/MA,
tamat D1/D2/D3, tamat PT (perguruan tinggi). Dalam penelitian ini,
pengkategorian pendidikan mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 47 Tahun 2008 mengenai Wajib Belajar. Pendidikan
rendah jika tamat < SMA dan pendidikan tinggi jika tamat = SMA
(Kemendiknas, 2008). Hasil ukur yang digunakan adalah 0 apabila ibu
tidak pernah bersekolah, tidak tamat SD/MI, tamat SD/MI, tamat

SLTP/MTS dan 1 apabila ibu telah menamatkan pendidikan pada jenjang


SMA, Diploma atau Perguruan Tinggi.
3) Tempat tinggal
Tempat tinggal didefinisikan sebagai daerah tempat tinggal responden
yang dibagi menjadi 2 kategori, yaitu perdesaan dan perkotaan.

Hasil

ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0 apabila ibu bertempat
tinggal di rural dan 1 apabila ibu bertempat tinggal di urban.
4) Jumlah anggota keluarga
Jumlah anggota keluarga didefinisikan sebagai jumlah yang ada dalam
satu rumah tangga, yang terdiri dari anak dan orang tua, tetap tidak anak
yang sudah menikah. Sesuai dengan kebijakan BKKBN yaitu 2 anak
cukup, sehingga jumlah anggota keluarga tersebut terdiri dari 4 orang.
Hasil ukur yang digunakan adalah 0 apabila mempunyai jumlah anggota
keluarga lebih dari 4 orang dan 1 apabila jumlah anggota keluarga kurang
atau sama dengan 4 ( 4).
b. Faktor penyakit infeksi
1) Penyakit Diare
Penyakit diare didefinisikan apabila balita pernah menderita buang air
besar lebih dari 3 kali dalam sehari dengan kotoran/tinja lembek atau cair.
Hasil ukur yang digunakan adalah 0 apabila balita pernah menderita diare
(dalam 2 minggu terakhir atau > 2 minggu 1 bulan) dan 1 apabila
balita tidak pernah menderita diare (dan ibu tidak tahu balitanya pernah
menderita diare atau tidak).
c. Faktor kondisi lingkungan
1) Saluran pembuangan limbah
Saluran pembungan limbah didefinisikan sebagai

dimana sarana

pembuangan air limbah dari kamar mandi/tempat cuci/dapur. Hasil ukur


yang digunakan adalah 0 apabila pembuangan air limbah

di

penampungan terbuka di pekarangan atau tanpa penampungan (di tanah)

atau penampung diluar pekarangan) dan 1 apbila dibuang ke


penampungan tertutup pekarangan atau langsung dibuang ke got).
2) Ketersediaan jamban
Ketersediaan jamban didefinisikan sebagai ketersediaan penggunaan
fasilitas tempat buang air besar sebagian besar anggota rumah tangga.
hasil ukur yang digunakan adalah 0 apabila tidak tersedia/tidak memiliki
jamban (milik bersama atau umum atau tidak ada) dan 1 apabila tersedia
(milik sendiri).
3) Sumber air bersih
Sumber air bersih didefinisikan sebagai jenis sumber air utama untuk
seluruh keperluan rumah tangga. hasil ukur yang digunaakan adala 0
apabila sumber air dari sumur gali tak terlindung atau dari mata air tak
terlindung

atau

dari

penampungan

air

hujan

atau

dari

air

sungan/irigasi/kali/danau dan 1 apabila sumber air dari air ledeng PDAM,


atau dari air ledeng eceran atau membeli atau dari sumur bor/pompa atau
dari sumur gali terlindungi atau dari mata air terlindungi).
d. Faktor pola asuh ibu
1) Pemantauan Berat Badan Balita
Pemantaun berat badan balita didefinisikan sebagai ibu menimbang
balitanya ke pelayanan kesehatan dalam 6 bulan terakhir. Hasil ukur yang
digunakan 0 apabila balita tidak ditimbang dalam 6 bulan terakhir dan 1
apbila balita ditimbang dalam 6 bulan terakhir.
2) Pemberian Imunisasi Dasar
Pemberian imunisasi dasar pada balita didefinisikan adanya catatan
pemberian imunisasi pada balita yang tercatat dalam KMS/Buku
KIA/Buku Catatan Anak sebagai bukti balita telah diimunisasi. Hasil ukur
yang digunakan adalah 0 apabila tidak ada catatan imunisai dan 1 apabila
ada catatan imunisasi,
3) Pemberian Asi
Pemberian ASI pada balita didefinisikan, apakah balita pernah disusui atau
diberi ASI oleh ibu kandungnya. Hasil ukur yang digunakan adalah 0

apabila tidak diberikan ASI dan 1 apabila pernah diberi ASI pleh ibu
kandungnya.
4) Kapsul Vitamin A
Pemberian kapsul vitamin A didefinisikan sebagai

pemberian kapsul

vitamin A kepada balita dalam 6 bulan terakhir. Hasil ukur yang digunakan
adalah 0 apabila balita tidak pernah diberikan kapsul vitamin A atau ibu
tidak tahu apakah anaknya pernah dibeikan kapsul vitamin A atau tidak
dan 1 apabila balita pernah mendapatkan kapsul vitamin A atau belum
waktunya (umur 6 bulan).

C. Hipotesis
1. Apakah ada hubungan antara faktor sosio demografi (pekerjaan orang tua, tingkat
pendidikan, tempat tinggal, jumlah anggota keluarga ) dengan kejadian gizi
kurang pada balita usia 12-24 bulan di peovinsi NTT
2. Apakah ada hubungan antara faktor penyakit infeksi (penyakit diare) dengan
kejadian gizi kurang pada balita usia 12-24 bulan di peovinsi NTT

3. Apakah ada hubungan antara faktor

kondisi kesehatan lingkungan (saluran

pembuangan limbah, ketersediaan jamban dan sumber air bersih) dengan kejadian
gizi kurang pada balita usia 12-24 bulan di peovinsi NTT
4. Apakah ada hubungan antara faktor pola asuh ibu (pemantauan berat badan
balita, pemberian imunisasi dasar, pemberian ASI dan kapsul vitamin A) dengan
kejadian gizi kurang pada balita usia 12-24 bulan di peovinsi

Anda mungkin juga menyukai