A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan bagian dari kerangka teori yang akan diteliti,
untuk mendeskripsikan secara jelas antara variabel dependen dengan variabel
independennya (Kemenkes RI, 2013). Berdasarkan kerangka teori yang telah
dikemukakan sebelumnya, terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan
kejadian gizi kurang. Dari semua faktor pada kerangka teori, tidak semua diambil
sebagai variabel penelitian karena sangat bergantung pada ketersediaan data
Riskesdas 2013 .
faktor yang akan diteliti dalam penelitian ini terdiri dari faktor
sosio
B. Definisi Operasional
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini menyesuaikan
dengan definisi operasional yang digunakan oleh Riskesdas 2013, yang menjadi
perbedaan terletak pada hasil ukur, dimana pengkategorian hasil ukur dalam
penelitian ini disesuaikan dengan keperluan penelitian. Variabel yang akan diteliti
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Variabel Dependen
a. Kejadian Gizi Kurang
Gizi kurang pada balita didefinisikan sebagai berat badan yang kurang
menurut umur. Untuk mengukur status gizi kurang pada balita dengan
menggunakan standar antropometri yaitu apabila balita memiliki berat badan
menurut umur kurang dari -2 standar deviasi (<-2,0 SD). Kejadian gizi kurang
pada balita dalam kuesioner Riskesdas 2013 dianalisis kembali berdasarakan
kuesioner pengukuran dan pemeriksaan (K01 dan K02) untuk mendapatkan
status gizi balita. hasil ukur yang digunakan adalah 0 apabila gizi kurang dan
1 apabila normal atau gizi lebih.
2. Variabel Independen
a. Faktor Sosio Demografi
1) Pekerjaan orang tua
Status pekerjaan didefinisikan sebagai status pekerjaan ayah, yang
dilakukan ayah baik dirumah maupun diluar rumah dan memperoleh
penghasilan/imbalan. Hasil ukur yang digunakan adalah 0 apabila ayah
bekerja tidak tetap (nelayan, petani, buruh dan
Hasil
ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0 apabila ibu bertempat
tinggal di rural dan 1 apabila ibu bertempat tinggal di urban.
4) Jumlah anggota keluarga
Jumlah anggota keluarga didefinisikan sebagai jumlah yang ada dalam
satu rumah tangga, yang terdiri dari anak dan orang tua, tetap tidak anak
yang sudah menikah. Sesuai dengan kebijakan BKKBN yaitu 2 anak
cukup, sehingga jumlah anggota keluarga tersebut terdiri dari 4 orang.
Hasil ukur yang digunakan adalah 0 apabila mempunyai jumlah anggota
keluarga lebih dari 4 orang dan 1 apabila jumlah anggota keluarga kurang
atau sama dengan 4 ( 4).
b. Faktor penyakit infeksi
1) Penyakit Diare
Penyakit diare didefinisikan apabila balita pernah menderita buang air
besar lebih dari 3 kali dalam sehari dengan kotoran/tinja lembek atau cair.
Hasil ukur yang digunakan adalah 0 apabila balita pernah menderita diare
(dalam 2 minggu terakhir atau > 2 minggu 1 bulan) dan 1 apabila
balita tidak pernah menderita diare (dan ibu tidak tahu balitanya pernah
menderita diare atau tidak).
c. Faktor kondisi lingkungan
1) Saluran pembuangan limbah
Saluran pembungan limbah didefinisikan sebagai
dimana sarana
di
atau
dari
penampungan
air
hujan
atau
dari
air
apabila tidak diberikan ASI dan 1 apabila pernah diberi ASI pleh ibu
kandungnya.
4) Kapsul Vitamin A
Pemberian kapsul vitamin A didefinisikan sebagai
pemberian kapsul
vitamin A kepada balita dalam 6 bulan terakhir. Hasil ukur yang digunakan
adalah 0 apabila balita tidak pernah diberikan kapsul vitamin A atau ibu
tidak tahu apakah anaknya pernah dibeikan kapsul vitamin A atau tidak
dan 1 apabila balita pernah mendapatkan kapsul vitamin A atau belum
waktunya (umur 6 bulan).
C. Hipotesis
1. Apakah ada hubungan antara faktor sosio demografi (pekerjaan orang tua, tingkat
pendidikan, tempat tinggal, jumlah anggota keluarga ) dengan kejadian gizi
kurang pada balita usia 12-24 bulan di peovinsi NTT
2. Apakah ada hubungan antara faktor penyakit infeksi (penyakit diare) dengan
kejadian gizi kurang pada balita usia 12-24 bulan di peovinsi NTT
pembuangan limbah, ketersediaan jamban dan sumber air bersih) dengan kejadian
gizi kurang pada balita usia 12-24 bulan di peovinsi NTT
4. Apakah ada hubungan antara faktor pola asuh ibu (pemantauan berat badan
balita, pemberian imunisasi dasar, pemberian ASI dan kapsul vitamin A) dengan
kejadian gizi kurang pada balita usia 12-24 bulan di peovinsi