Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran:
Pendidikan anak usia dini pada dasarnya merupakan tanggung jawab
orang tua. Hanya saja karena keterbatasan kemampuan orang tua, maka
perlu adanya bantuan dari orang yang mampu dan mau membantu orang
tua dalam pendidikan anak-anaknya. Pendidikan Luqman terhadap anaknya,
sebagaimana terdapat dalam Q.S. Luqman ayat 12-19, mencerminkan
pendidikan yang harus dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya, yang
mencakup antara lain: (1) pembinaan jiwa orang tua (ayat 12); (2)
pembinaan iman dan tauhid (ayat 13-16); (3) pembinaan akhlak (ayat 14,
15, 18 dan 19); (4) pembinaan ibadah (ayat 17); dan (5) pembinaan
kepribadian dan sosial anak (ayat 16-17). Di dalam Q.S An-Nahl ayat 78 juga
dinyatakan bahwa setiap anak yang baru lahir telah membawa/memiliki
potensi-potensi yang harus dikembangkan secara optimal sebagai
manifestasi dari rasa bersyukur kepada Allah SWT.
Anak Usia Dini, termasuk anak RA/BA/TA, memiliki karakteristik
perkembangan fisik dan psikologis yang khas, sehingga orang tua kadangkadang belum tahu akan hal tersebut, atau tahu tetapi kurang memiliki
kesempatan yang sepenuhnya untuk mendidik dan membimbing anaknya,
sehingga mereka menyerahkan anaknya ke RA/BA/TA.
Masa usia dini merupakan usia emas pertumbuhan dan perkembangan
(golden age) sebab perkembangan berbagai aspek psiko-fisik yang terjadi
pada masa ini akan menjadi peletak dasar sangat fundamental. Artinya,
perkembangan aspek psiko-fisik pada masa usia dini akan menjadi dasar
peletak bagi perkembangan selanjutnya. Pada masa ini perkembangan
jaringan otak anak mengalami peningkatan yang sangat pesat, oleh sebab
itu pendidikan anak usia dini merupakan dasar bagi perkembangan masa
berikutnya, serta merupakan tahap pembinaan awal menuju terbinanya
kualitas sumber daya manusia Indonesia yang memiliki daya saing tinggi di
era gobal ini.
Proses perkembangan otak manusia sepanjang rentang kehidupan
yaitu usia 0-4 tahun perkembangan otak anak mencapai 50%. Usia 5-8 tahun
proses perkembangan otak manusia mencapai 80%. Usia 8-12 tahun proses
perkembangan otak manusia mencapai 90%. Usia 12-18 tahun proses
perkembangan otak manusia mencapai 100%. Berdasarkan fakta tersebut
maka perkembangan jaringan otak manusia sekitar 80% terjadi pada masa
usia dini, sehingga diperlukan layanan pendidikan yang sesuai agar mereka
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, atau dilakukan upaya
pendidikan yang meliputi program stimulasi, bimbingan, pengasuhan dan
kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan berbagai potensi yang
dimiliki anak yang diimplementasikan melalui pengembangan kurikulum.
Di sisi lain, pendidikan anak usia dini memandang anak sebagai
individu yang utuh sehingga membutuhkan pelayanan menyeluruh yang
meliputi berbagai aspek perkembangan fisik dan psikis. Secara kodrati

bahwa anak sejak lahir memiliki lebih dari satu bakat, tetapi bakat tersebut
bersifat potensial. Untuk itu, anak perlu diberikan pendidikan yang sesuai
dengan perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan anak akan
tercapai secara optimal, apabila diciptakan situasi dan kondisi yang kondusif
sesuai dengan kebutuhan anak yang berbeda satu dengan lainnya, sehingga
layanan pendidikan yang diberikan harus memperhatikan keberagaman
budaya, agama, kondisi alam dan pola kehidupan sehari-hari anak. Selain itu,
sangat perlu diperhatikan kodrat anak sebagai mahluk individu, sosial, susila
dan religius. Oleh karena itu pengembangan anak usia dini berorientasi pada
pendekatan berpusat pada anak (student centered).
Pendidikan di RA/BA/TA bertujuan untuk mengembangkan sikap,
pengetahuan, keterampilan, daya cipta dan hati nurani anak didik dalam
merespon dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya berdasarkan ajaran
dan nilai-nilai Islam. Untuk itu pelayanan pendidikan di RA/BA/TA harus
sesuai dengan karaktristik dan tahapan perkembangan anak pra-sekolah
dengan berlandaskan ajaran dan nilai-nilai Islam.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Kurikulum merupakan alat untuk membantu dan memberikan
acuan bagi pendidik dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini karena kurikulum
secara umum didefinisikan sebagai rencana yang dikembangkan untuk
memperlancar proses pembelajaran. Kurikulum RA/BA/TA mengacu pada
ajaran dan nilai-nilai Islam serta filosofi pendidikan anak sebagai landasan
berpikir dalam penetapan tujuan, pemilihan materi untuk anak, program dan
suasana belajar di dalam dan di luar kelas, strategi pembelajaran,
pengelolaan kelas, media, sarana prasarana, evaluasi dan assesmen serta
kerjasama antara para guru, orang tua dan masyarakat sekitar sekolah.
Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman
multipotensi, minat, multi kecerdasan (kecerdasan majemuk), emosional,
spiritual, dan kinestetik atau fisik-motorik anak didik secara optimal sesuai
dengan keunikan dan tahap perkembangan setiap anak. Pengembangan
kurikulum merupakan salah satu bagian penting dalam proses pendidikan.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan yaitu untuk mewujudkan Tujuan pendidikan nasional.
Sejalan dengan Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 14 bahwa
pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut. Berdasarkan undang-undang tersebut, maka
pendidikan anak usia dini merupakan masa penting, karena awal kehidupan
anak merupakan masa yang paling tepat dalam memberikan dorongan atau
upaya pengembangan agar anak dapat berkembang secara optimal. Apa
yang dialami anak pada masa awal pertumbuhan dan perkembangannya
akan berdampak pada kehidupannya di masa yang akan datang. Oleh karena

itu pada masa-masa usia dini perlu dilakukan upaya pendidikan yang
meliputi upaya stimulasi, bimbingan, pengasuhan, pendampingan, dan
pemberian kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan berbagai potensi
yang dilakukan anak melalui pengembangan kurikulum.
Kurikulum RA/BA/TA ini merupakan penjabaran dari idealisme, cita-cita,
tuntutan stakeholders, atau kebutuhan-kebutuhan tertentu. Melalui
kurikulum ini akan diketahui arah pendidikan, alternatif pendidikan, fungsi
pendidikan serta hasil pendidikan yang hendak dicapai oleh RA/BA/TA.
Kurikulum ini harus dijadikan pedoman bagi pengelola dan guru RA/BA/TA
untuk selanjutnya disempurnakan secara terus-menerus melalui tahapan
pengkajian, sosialisasi, advokasi, perintisan oleh tim pengembang kurikulum
yang terdiri dari unsur kepala RA/BA/TA, guru/praktisi, komite RA/BA/TA,
penyelenggara pendidikan, Mapenda Departemen Agama Kota/Kabupaten
dan nara sumber. Dengan demikian, kurikulum ini mampu menyesuaikan diri
dengan perkembangan ipteks dan budaya, serta perubahan yang terjadi
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia
dengan tanpa melepaskan diri dari ajaran dan nilai-nilai Islam.
B. Landasan Pendidikan RA/BA/TA
1. Landasan Religius:
a. Pendidikan Luqman terhadap anaknya, sebagaimana terdapat dalam
Q.S. Luqman ayat 12-19, yang meliputi antara lain: (1) pembinaan jiwa
orang tua (ayat 12); (2) pembinaan iman dan tauhid (ayat 13-16); (3)
pembinaan akhlak (ayat 14, 15, 18 dan 19); (4) pembinaan ibadah (ayat
17); dan (5) pembinaan kepribadian dan sosial anak (ayat 16-17).
b. Firman Allah dalam Q.S An-Nahl: 78: Dan Allah mengeluarkan kamu dari
perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia
memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur.
c. Firman Allah dalam Q.S. al-Furqan: 74: Orang-orang yang menyatakan:
Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan-pasangan dan
anak-anak keturunan kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah
kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa. Menurut ayat ini bahwa
untuk menyiapkan anak-anak yang qurrota ayun (menyenangkan hati)
diperlukan azwaj (pasangan-pasangan atau komponen-komponen
pendidikan) yang kompak dan harmonis.
d. Pernyataan Shahabat Ali Karrmallahu Wajhah bahwa: Didiklah anakanakmu, karena mereka diciptakan untuk zamannya bukan untuk
zamanmu sekarang.
2. Landasan Filosofis
a. Berdasarkan landasan filosofis, secara ontologis anak sebagai mahluk
individu yang memiliki aspek biologis, psikologis, sosiologis dan
antropologis. Dengan demikian pembelajaran di RA/BA/TA menggunakan
konsep belajar sambil bermain ( learning by playing), belajar dengan
berbuat (learning by doing) , belajar melalui stimulasi ( learning by
stimulating).

b. Isi kurikulum disusun dan dikembangkan untuk seluruh potensi anak


yang berhubungan dengan spiritual, moral, nilai-nilai agama, sosialemosional, kognitif, bahasa, estetika, fisik-motorik, seni, keindahan dan
keselarasan yang mengarah pada kebahagiaan dalam kehidupan anak
sesuai dengan akar budaya setempat.
3. Landasan Yuridis:
a. UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak:
1) Pasal 4 berbunyi: Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat
dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.
2) Pasal 8 berbunyi: Setiap anak berhak memperoleh pelayanan
kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental,
spiritual, dan sosial.
3) Pasal 9 menyatakan bahwa: Setiap anak berhak memperoleh
pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya
dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.
b. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:
1) Pasal 1 ayat 14 menjelaskan bahwa pendidikan anak usia dini adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
2) Pasal 28 ayat 1 berisi pendidikan anak usia dini diselenggarakan
sebelum jenjang pendidikan dasar.
3) Pasal 28 ayat 2 menguraikan bahwa pendidikan anak usia dini dapat
diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan atau
informal.
4) Pasal 28 ayat 3 yaitu pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan
formal berbentuk Taman Kanak-kanak, Raudhatul Athfal (RA), atau
bentuk lain yang sederajat.
5) Pasal 28 ayat 4 yaitu pendidikan anak usia dini pada jalur nonformal
berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau
bentuk lain yang sederajat.
6) Pasal 28 ayat 5 menjelaskan bahwa pendidikan anak usia pada jalur
pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan
yang diselenggarakan oleh lingkungan.
C. Visi, Misi, dan Tujuan RA/BA/TA
1. Visi RA Al-Amin
Terwujudnya generasi Islam yang taqwa, cerdas, serta bersikap
mandiri.
Indikator Visi
1. Mampu membedakan baik dan buruk dalam kegiatan sehari-hari.
2. Mampu berkomunikasi dengan bahasa santun.

3. Mampu berbahasa Inggris secara sederhana.


4. Memiliki rasa percaya diri.
5. Kreatif dalam pembelajaran.
2. Misi RA/BA/TA
Bertolak dari visi dan indikator-indikatornya tersebut di atas, maka
rumusan misi-nya adalah:
1. Membiasakan anak membaca Al-Quran.
2. Menyelenggarakan kegiatan manasik haji
3. Menyediakan guru yang memiliki keterampilan.
D. Tujuan RA/BA/TA
Tujuan RA/BA/TA terdiri atas:
1.
Tujuan Umum RA/BA/TA
Tujuan Umum dirumuskan dengan mengacu kepada tujuan umum
pendidikan RA/BA/TA, yaitu:
a.
Membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, inovatif, mandiri,
percaya diri dan menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.
b.
Mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual,
emosional, dan sosial peserta didik pada masa emas pertumbuhannya
dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan.
c.
Membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik
psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial
emosional, kognitif, bahasa, fisik-motorik, kemandirian, dan seni untuk
siap memasuki pendidikan dasar.
2.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dirumuskan sesuai dengan tujuan RA/BA/TA itu sendiri
a. Tahap I (tahun 2010-2012) RA Al-Amin berusaha untuk mencapai
tujuan:
1) Meningkatnya prestasi siswa bidang kreatifitas
2) Meningkatnya jumlah lulusan yang diterima di MI/SD favorit.
3) Terlaksananya workshop, pelatihan dan pendampingan guru
dalam rangka meningkatnya profesionalisme guru dan karyawan
4) Terwujudnya sarana bermain yang memadai
5) Meningkatnya jumlah siswa pada tahun ajaran baru

Anda mungkin juga menyukai