Anda di halaman 1dari 24

Linear Programming, Metode Transportation, dan Metode Assignment

Disusun untuk Melengkapi Tugas Individu Mata Kuliah Metode Kuantitatif

Disusun oleh:
Fika Andita Riani115040100111186

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
MALANG
2014
I.

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Pabrik adalah suatu bangunan industri besar di mana para pekerja mengolah benda
atau mengawasi pemrosesan mesin dari satu produk menjadi produk lain, sehingga
mendapatkan nilai tambah. Kebanyakan pabrik modern memiliki gudang atau fasilitas
serupa yang besar yang berisi peralatan berat yang digunakan untuk lini perakitan. Pabrik
mengumpulkan dan mengkonsentrasikan sumber daya: pekerja, kapital, dan mesin industri.
Jika kita bicara mengenai pabrik sepatu sudah barang tentu out put yang dihasilkan
adalah sepatu. Maka dari itu, semua pembahasan akan terkait segala sesuatu tentang proses
1

pembuatan sepatu. Mulai dari persiapan, baik itu penyediaan bahan/material sebagai bahan
baku, proses produksi sampai dengan finishing barang jadi yaitu berupa sepatu.
Ada banyak jenis sepatu yang diproduksi di dunia ini yang dibuat berdasarkan
kebutuhan konsumen. Dalam hal ini yang akan kita bahas adalah jenis sepatu olahraga, lebih
spesifiknya model running shoes (sepatu untuk lari/jogging). Sudah banyak perusahaanperusahaan di dunia yang memproduksi jenis sepatu ini dengan brand masing-masing yang
cukup terkenal, seperti nike, adidas, reebok dan sebagainya. Fungsi dan kegunaannya pun
tidak terbatas hanya untuk kebutuhan olahraga saja tapi juga bisa dipakai untuk sehari-hari
baik untuk sekolah atau kegiatan-kegiatan yang lain sesuai dengan kebutuhan
Dalam rangka kegiatan memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke
konsumen, maka salah satu faktor penting yang tidak boleh diabaikan adalah memilih secara
tepat saluran distribusi (channel of distrubution) yang akan digunakan dalam rangka usaha
penyaluran barang-barang atau jasa-jasa dari produsen ke konsumen yang disebut dengan
saluran distribusi adalah lembaga-lembaga distributor atau lembaga-lembaga penyalur yang
mempunyai kegiatan untuk menyalurkan barang-barang atau jasa-jasa dari produsen ke
konsumen. Distributor ini bekerja secara aktif untuk mengusahakan perpindahan bukan
hanya secara fisik tetapi dalam arti barang-barang tersebut dapat dibeli oleh konsumen. Jadi
di sini yang disebut distributor/penyalur misalnya adalah agen, grosir, retailer, dan
sebagainya. Tapi tidak termasuk di sini perusahaan transpor yang secara fisik ikut
menyalurkan barang atau jasa dari produsen ke konsumen, sebab perusahaan transpor seperti
ini tidak mempunyai kewajiban moril untuk ikut mengusahakan agar barang atau jasa
tersebut dapat diterima atau dibeli oleh konsumen. Oleh karena pengaruhnya sangat besar
terhadap kelancaran penjualan maka masalah saluran distribusi ini harus betul-betul
dipertimbangkan dan sama sekali tidak boleh diabaikan.
Strategi distribusi untuk produk baru harus dan wajib hukumnya dibedakan dengan
strategi distribusi produk mapan atau produk yang sudah lama dikenal konsumen. Para
marketing director atau marketing manager jarang meluangkan waktu dan pemikiran yang
cukup guna merancang dan merumuskan strategi distribusi produk baru. Di lain pihak,
distributor juga nyaris tidak pernah merancang apalagi menyusun strategi distribusi produk
baru. Alasannya, hal itu sudah seyogianya dilakukan oleh prinsipal/produsen.
Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik
yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya,
2

sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya.


Andrew E. Sikula (1981) mengemukakan bahwa: Perencanaan sumber daya manusia atau
perencanaan tenaga kerja didefinisikan sebagai proses menentukan kebutuhan tenaga kerja
dan berarti mempertemukan kebutuhan tersebut agar pelaksanaannya berinteraksi dengan
rencana organisasi. Garry Dessler (1997) mendefinisikan bahwa: Perencanaan tenaga
kerja adalah proses peramalan, pengembangan, pengimplementasian dan pengontrolan yang
menjamin perusahaan mempunyai kesesuaian jumlah pegawai, penempatan pegawai secara
benar, waktu yang tepat, yang secara otomatis lebih bermanfaat.
Perencanaan SDM merupakan proses analisis dan identifikasi tersedianya
kebutuhan akan sumber daya manusia sehingga organisasi tersebut dapat mencapai
tujuannya. Perencanaan SDM harus mempunyai tujuan yang berdasarkan kepentingan
individu, organisasi dan kepentingan nasional. Tujuan perencanaan SDM adalah
menghubungkan SDM yang ada untuk kebutuhan perusahaan pada masa yang akan datang
untuk menghindari mismanajemen dan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.
Perencanaan Organisasi merupakan aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk mengadakan
perubahan yang positif bagi perkembangan organisasi. Peramalan SDM dipengaruhi secara
drastis oleh tingkat produksi. Tingkat produksi dari perusahaan penyedia (suplier) maupun
pesaing dapat juga berpengaruh. Meramalkan SDM, perlu memperhitungkan perubahan
teknologi, kondisi permintaan dan penawaran, dan perencanaan karir.
Syarat-syarat perencanaan SDM harus mengetahui secara jelas masalah yang akan
direncanakannya. Harus mampu mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang SDM.
Harus mempunyai pengalaman luas tentang job analysis, organisasi dan situasi persediaan
SDM. Harus mampu membaca situasi SDM masa kini dan masa mendatang. Mampu
memperkirakan peningkatan SDM dan teknologi masa depan. Mengetahui secara luas
peraturan dan kebijaksanaan perburuhan pemerintah.
Strategi SDM adalah alat yang digunakan untuk membantu organisasi untuk
mengantisipasi dan mengatur penawaran dan permintaan SDM. Strategi SDM ini
memberikan arah secara keseluruhan mengenai bagaimana kegiatan SDM akan
dikembangkan dan dikelola.

Pengembangan rencana SDM merupakan rencana jangka

panjang. Contohnya, dalam perencanaan SDM suatu organisasi harus mempertimbangkan


alokasi orang-orang pada tugasnya untuk jangka panjang tidak hanya enam bulan kedepan
atau hanya untuk tahun kedepan. Alokasi ini membutuhkan pengetahuan untuk dapat
3

meramal kemungkinan apa yang akan terjadi kelak seperti perluasan, pengurangan
pengoperasian, dan perubahan teknologi yang dapat mempengaruhi organisasi tersebut.
Jika perencanaan SDM dilakukan dengan baik, akan diperoleh keuntungankeuntungan sebagai berikut: Manajemen puncak memiliki pandangan yang lebih baik
terhadap dimensi SDM atau terhadap keputusan-keputusan bisnisnya. Biaya SDM menjadi
lebih kecil karena manajemen dapat mengantisipasi ketidakseimbangan sebelum terjadi halhal yang dibayangkan sebelumnya yang lebih besar biayanya. Tersedianya lebih banyak
waktu untuk menempatkan yang berbakat karena kebutuhan dapat diantisipasi dan diketahui
sebelum jumlah tenaga kerja yang sebenarnya dibutuhkan. Adanya kesempatan yang lebih
baik untuk melibatkan wanita dan golongan minoritas didalam rencana masa yang akan
datang. Pengembangan para manajer dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Oleh karena itu,
pada laporan metode kuantitatif ini akan membahas tentang linear programming, metode
transportasi, dan metode penugasan untuk mendapatkan hasil yang optimal untuk
memaksimumkan keuntungan dan meminimalkan biaya.
I.2. Tujuan
a. Untuk mengetahui kapasitas suatu perusahaan dalam memproduksi barang atau jasa
b.

untuk memaksimalkan keuntungan


Untuk mengetahui pengalokasian sumber daya manusia yang efektif dan efisien dengan

c.

biaya yang seminimal mungkin.


Untuk mengetahui pemilihan tenpat pemasaran yang paling tepat dengan biaya
seminimal mungkin.

II.
II.1.

METODE

Metode Linear Programming


Menurut Siringoringo (2005), linear programming merupakan metode matematik

dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti
memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan biaya. Linear programming banyak
diterapkan dalam masalah ekonomi, industri, militer, sosial dan lain-lain. Linear
programming berkaitan dengan penjelasan suatu kasus dalam dunia nyata sebagai suatu
model matematik yang terdiri dari sebuah fungsi tujuan linier dengan beberapa kendala
linier.
Langkah pertama dalam model linear programming adalah formulasi masalah, yang
meliputi proses pengidentifikasi dan penentuan batasan serta fungsi tujuan. Langkah kedua
adalah memecahkan masalah yang dialami. Jika terdapat hanya dua variabel keputusan,
maka masalah tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan metode grafik. Semua
permasalahan linear programming juga dapat dipecahkan dengan metode simpleks apabila
terdapat tiga variabel keputusan atau lebih. Metode tersebut menghasilkan informasi yang
berharga seperti harga bayangan atau harga berganda dan menyediakan analisis sensitivitas
lengkap pada input lain dari permasalahan yang dipakai (Heizer, 2005).
Karakteristik yang biasa digunakan dalam persoalan linear programming adalah
sebagai berikut (Siringoringo, 2005):
1. Sifat linearitas suatu kasus dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa cara. Secara
statistik, kita dapat memeriksa kelinearan menggunakan grafik (diagram pencar) ataupun
menggunakan uji hipotesa. Secara teknis, linearitas ditunjukkan oleh adanya sifat
proporsionalitas, additivitas, divisibilitas dan kepastian fungsi tujuan dan pembatas.
2. Sifat proporsional dipenuhi jika kontribusi setiap variabel pada fungsi tujuan atau
penggunaan sumber daya yang membatasi proporsional terhadap level nilai variabel. Jika
harga per unit produk misalnya adalah sama berapapun jumlah yang dibeli, maka sifat
proporsional dipenuhi. Atau dengan kata lain, jika pembelian dalam jumlah besar
mendapatkan diskon, maka sifat proporsional tidak dipenuhi. Jika penggunaan sumber
5

daya per unitnya tergantung dari jumlah yang diproduksi, maka sifat proporsionalitas
tidak dipenuhi.
3. Sifat additivitas mengasumsikan bahwa tidak ada bentuk perkalian silang diantara
berbagai aktivitas, sehingga tidak akan ditemukan bentuk perkalian silang pada model.
Sifat additivitas berlaku baik bagi fungsi tujuan maupun pembatas (kendala). Sifat
additivitas dipenuhi jika fungsi tujuan merupakan penambahan langsung kontribusi
masing-masing variabel keputusan. Untuk fungsi kendala, sifat additivitas dipenuhi jika
nilai kanan merupakan total penggunaaan masing-masing variabel keputusan. Jika dua
variabel keputusan misalnya merepresentasikan dua produk substitusi, dimana
peningkatan volume penjualan salah satu produk akan mengurangi volume penjualan
produk lainnya dalam pasar yang sama, maka sifat additivitas tidak terpenuhi.
4. Sifat divisibilitas berarti unit aktivitas dapat dibagi ke dalam sembarang level fraksional,
sehingga nilai variabel keputusan non integer dimungkinkan.
5. Sifat kepastian menunjukkan bahwa semua parameter model berupa konstanta. Artinya
koefisien fungsi tujuan maupun fungsi pembatas merupakan suatu nilai pasti, bukan
merupakan nilai dengan peluang tertentu.
Bentuk umum pemrograman linier adalah sebagai berikut :
a.

Fungsi Tujuan :
Maksimumkan atau minimumkan

b. Fungsi Batasan :

Simbol x1, x2, ..., xn (xi) menunjukkan variabel keputusan. Jumlah variabel
keputusan (xi) oleh karenanya tergantung dari jumlah kegiatan atau aktivitas yang
dilakukan untuk mencapai tujuan. Simbol c1, c2,..., cn merupakan kontribusi masingmasing variabel keputusan terhadap tujuan, disebut juga koefisien fungsi tujuan pada
model matematiknya. Simbol a11, ..., a1n, ..., amn merupakan penggunaan per unit variabel
keputusan akan sumber daya yang membatasi, atau disebut juga sebagai koefisien fungsi
kendala pada model matematiknya. Simbol b1,b2,...,bm menunjukkan jumlah masingmasing sumber daya yang ada. Jumlah fungsi kendala akan tergantung dari banyaknya
sumber daya yang terbatas.
6

II.2.

Metode Transportasi
Metode transportasi digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah dunia usaha

bisnis, seperti masalah-masalah yang meliputi pengiklanan pembelanjaan modal, dan


alalokasi dana untuk investasi, analisis lokasi, keseimbangan lini perakitan dan perncanaan
serta scheduling produksi. Metode transportasi merupakan suatu metode yang digunakan
untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama,
ketempat-tempat yang membutuhkan secara optimal. Alokasi produk ini harus diatur
sedemikian rupa, karena terdapat perbedaan biaya-biaya alokasi dari satu sumber ketempattempat tujuan yang berbeda, dan dari beberapa sumber ke suatu tempat tujuan yang juga
berbeda-beda.
Menurut Suyadi (2001), dalam metode transportasi terdapat beberapa cara untuk
memecahkan permasalahn yang timbul. Metode tersebut antara lain:
a. Metode Northwest Corner
Metode ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan transportasi dengan
cara pengalokasian yang dimulai dari kotak paling kiri atas yaitu pengalokasian sebanyak
mungkin selama tidak melanggar batasan yang ada, yaitu sejumlah supply dan
demandnya. Pengalokasian dilakukan menurun kebawah setelah itu ke kolom berikutnya
sampai terpenuhi seluruh supply dan demandnya.
b. Metode Least Cost
Metode ini adalah metode yang pengalokasiannya dimulai pada kotak dengan
biaya terendah dan dilanjutkan dengan kotak biaya terendah selanjutnya yang belum
terpenuhi nilai demand dan supplynya.
c. Metode Aproximasi Vogel (VAM)
Vogel Approximation Method (VAM) yang dikembangkan oleh Vogel pada
prinsipnya mencari opportunity cost (biaya peluang). Metode ini adalah metode yang
pengalokasiannya dimulai dengan menentukan nilai selisih antara kotak dengan biaya
terendah dan kotak dengan biaaya terendah berikutnya untuk setiap baris dan kolom
(selajutnya kita sebut nilai selisih atau nilai penalty). Selajutnya dipilih baris atau kolom
dengan nilai selisih terbesar, dan dilakukan pengalokasian pada kotak dengan biaya
terendah pada baris/ kolom yang terpilih.
d. Metode Aproksimasi Russel
Metode ini adalah suatu metode yang pengalokasiannya dimulai dengan
menetukan nilai u1 untuk setiap baris yang masih mungkin dilakukan pengalokasian dan
7

nilai V1 untuk setiap kolom yang masing mungkin dilakukan pengalokasian. Nilai u1
yang biaya terbesar pada suatau baris dari kotak-kotak yang masih dilakukan
pengalokasian, nilai V1 adalah biaya terbesar pada suatu kolom dari kotak-kotak yang
masih dilakukan pengalokasian. Kemudian dilakukan perhitungan nilai untuk setiap
kotak yang masih mungkin dilakukan pengalokasian. Selanjutnya dipilih kotak dengan
nilai negatif terbesar dan dilakukan pengalokasian terhadap kotak tersebut.
Model transportasi digunakan bila perusahaan yang mempunyai beberapa pabrik dan
beberapa gudang bermaksud menambah kapasitas satu pabriknya atau realokasi pelayanan
dari setiap pabrik serta penambahan pabrik atau gudang baru. Untuk menentukan lokasi
pabrik dimana harus dipilih beberapa lokasi dari beberapa alternatif lokasi yang ada. Data
yang diperlukan dalam penggunaan model transportasi yaitu:
a. Tiap-tiap sumber beserta kapasitas atau penawaran per periode
b. Tiap-tiap tujuan beserta permintaan per periode
c. Biaya pengiriman per unit dari masing-masing sumber ke masing-masing tujuan
II.3.

Metode Penugasan
Penugasan merupakan kasus khusus dari masalah linier programming. Dalam dunia

usaha manajemen sering menghadapi masalah yang berhubungan dengan penugasan optimal
dari bermacam-macam sumber yang produktif atau personalia yang mempunyai tingkat
efisiensi yang berbeda-beda untuk tugas yang berbeda-beda pula. Tehnik pemecahan yang
tersedia untuk masalah penugasan yaitu metode Hungarian. Untuk metode Hungarian
jumlah sumber yang ditugaskan harus sama persis dengan jumlah tugas yang akan
diselesaikan Metode Hungarian dibagi 2 : (1) menugaskan untuk mencari penghematan
biaya (minimisasi), (2) menugaskan untuk mencari keuntungan maksimal (maksimisasi).
Menurut Heri Sismoro (2011), masalah penugasan berkaitan dengan keinginan
perusahaan dalam mendapatkan pembagian atau alokasi tugas (penugasan) yang optimal,
dalam arti apabila penugasan tersebut berkaitan dengan keuntungan maka bagaimana alokasi
tugas atau penugasan tersebut dapat memberikan keuntungan yang lebih besar (maksimal),
begitu pula sebaliknya bila menyangkut biaya, dan bahkan bisakah seorang karyawan
mengerjakan tugas yang lain. Dalam masalah penugasan akan didelegasikan sejumlah tugas
(assignment) kepada sejumlah penerima tugas (Assignee) dalam basis satu-satu. Jadi
masalah penugasan ini diasumsikan bahwa jumlah assignment sama dengan jumlah
assignee.
8

Penyelesaian masalah penugasan biasanya dilakukan dengan menggunakan metode


Hungarian yang pada tahun 1916 dikembangkan oleh seorang ahli matematika
berkebangsaan Hungaria yang bernama D Knig. Secara umum lagkah-langkah
penyelesaian masalah penugasan yang normal adalah :
1. Identifikasi dan penyederhanaan masalah dalam bentuk tabel penugasan
2. Untuk kasus minimalisasi, mencari biaya terkecil untuk setiap baris, dan kemudian
menggunakan biaya terkecil tersebut untuk mengurangi semua biaya yang ada pada baris
yang sama. Sedangkan untuk kasus maksimalisasi, mencari nilai tertinggi untuk setiap
baris yang kemudian nilai tertinggi tersebut dikurangi dengan semua nilai yang ada dalam
baris tersebut.
3. Memastikan semua baris dan kolom sudah memiliki nilai nol. Apabila masih ada kolom
yang belum memiliki nilai nol, maka dicari nilai terkecil pada kolom tersebut untuk
selanjutnya digunakan untuk mengunrangi semua nilai yang ada pada kolom tersebut
4. Setelah semua baris dan kolom memiliki nilai nol, maka langkah selanjutnya adalah
memastikan atau mengecek apakah dalam tabel penugasan tersebut, telah berhasil
ditemukan nilai nol, sebanyak sumber daya (bisa karyawan, mesin, alat transportasi, atau
sumber daya lainnya) yang juga tercermin dengan jumlah barisnya. Misalnya bila yang
akan ditugaskan adalah 4 karyawan, maka harus ditemukan nilai nol sebanyak 4 buah
yang terletak di baris dan kolom yang berbeda. Sebaiknya dimulai dari baris yang hanya
memiliki 1 nilai nol. Langkah ini menganduk arti bahwa setiap karyawan hanya dapan
ditugaskan pada satu pekerjaan saja.
5. Apabila belum, maka langkah selanjutnya adalah menarik garis yang menghubungkan
minimal dua buah nilai nol dalam tabel penugasan tersebut.
6. Selanjutnya, perhatikan nilai-nilai yang belum terkena garis. Pilih nilai yang paling kecil,
kemudian pergunakan untuk mengurangi nilai-nilai lain yang belum terkena garis, dan
gunakan untuk menambah nilai-nilai yang terkena garis dua kali.
7. Dari hasil lagkah ke-6 tersebut, apakah sekarang telah berhasil ditemukan nilai nol
sejumlah atau sebanyak sumber daya (bisa karyawan, mesin, alat transportasi, atau
sumber daya lainnya) yang juga tercermin dengan jumlah barisnya.
8. Jika sudah, maka masalah penugasan telah optimal, dan apabila belum maka perlu
diulangi langkah penyelesaian ke-5 di atas.

II.4.

Diagram Alir Kerja


Buka aplikasi QM
Windows
Module
Linier Programing

Transportation

Assignment

New
Number of constrain : 3

Number of constrain : 4

Number of constrain : 4

Number of variabel : 2

Number of variabel : 4

Maximize

Number of variabel : 4
Minimize

OK

OK

OK

Isi tabel sesuai data


Solve
Interpretasikan hasil
Gambar 1. Diagram Alir Kerja

10

Minimize

III.

HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1. Metode Linear Programming


Sebuah Perusahaan sepatu Merk Trendy membuat 2 macam sepatu. Sepatu
pertama merek Trendy-Queen, dengan sol karet, dan merek Trendy-Princes dengan sol kulit.
Dalam pembuatan sepatu tersebut diperlukan 3 macam mesin. Mesin 1 digunakan membuat
sol karet, mesin 2 untuk membuat sol kulit, dan mesin 3 membuat bagian atas sepatu dan
melakukan assembling bagian atas dengan sol. Setiap lusin sepatu merk Trendy-Queen
mula-mula dikerjakan di mesin 1 selama 2 jam, kemudian tanpa melalui mesin 2 terus
dikerjakan di mesin 3 selama 6 jam. Sedang untuk sepatu merek Trendy- Princes tidak
diproses di mesin 1, tetapi pertama kali dikerjakan di mesin 2 selama 3 jam kemudian di
mesin 3 selama 5 jam. Jam kerja maksimum setiap hari mesin 1 adalah 8 jam, mesin 2
adalah 15 jam, dan mesin 3 adalah 30 jam. Sumbangan terhadap laba setiap lusin sepatu
merek Trendy-Queen = Rp 30.000,00 sedang merek Trendy-Princes = Rp 50.000,00.
Masalahnya adalah menentukan berapa lusin sebaiknya sepatu merek Trendy-Queen dan
merek Trendy-Princes yang dibuat agar bisa memaksimumkan laba.
Berdasarkan permasalahan diatas dapat disusun persamaan ke dalam bentuk matematis
sebagai berikut:
Fungsi tujuan : Z = 3X1 + 5X2 (memaksimumkan laba atau profit)
Fungsi kendala :
1) 2X1 8 (mesin 1)
2) 3X2 15 (mesin 2)
3) 6X1 + 5X2 30 (mesin 3)
Keterangan :
X1 = sepatu Trendy Queen
X2 = sepatu Trendy Princess
Tabel 1. Linear Programming

III.1.1.

Linear Programming Result


Tabel 2. Linier Programming Result

11

Berdasarkan hasi dari tabel linear programming result maka perusahaan sepatu
akan memperoleh keuntungan maksimum saat perusahaan mampu memproduksi
sepatu Trendy Queen sebanyak 0,8333 lusin dan sepatu Trendy Princess sebanyak 5
lusin. Dengan kombinasi produksi tersebut maka akan memberikan keuntungan
sebesar Rp 275.000 yang diperoleh dari sepatu Trendy Queen sebesar Rp 25.000
(0,8333 x Rp 30.000) dan dari sepatu Trendy Princess sebesar Rp 250.000 (5 x Rp
50.000).
III.1.2. Ranging
Tabel 3. Ranging

Berdasarkan hasil dari tabel ranging diatas pada kolom value


menunjukkan bahwa produksi sepatu Trendy Queen sebesar 0,8333 dan sepatu Trendy
Princess sebesar 5 dengan hasil produksi pada nilai reduce cost sebesar 0, hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan kombinasi produksi kedua sepatu antara Trendy
Princess dan Trendy Queen sudah optimal karena tidak terdapat biaya yang
dikurangkan.
Pada kolom lower bound dan upper bound berfungsi untuk melakukan analisis
sensitivitas. Lower bound merupakan batas bawah dan upper bound merupakan batas
atas dalam pengalokasian jumlah produksi. Jika melihat variabel X1 (sepatu Trendy
Queen) maka diketahui bahwa batas bawahnya adalah 0 dan batas atasnya 60000
menunjukkan bahwa produksi minimal sepatu Trendy Queen sebanyak 0 unit dan
produksi maksimalnya 60000 unit.

Untuk variabel X2 (sepatu Trendy Princess)

diketahui bahwa batas bawahnya adalah 25000 dan batas atasnya tak terhingga
12

(infinity) menunjukkan bahwa produksi minimal sepatu Trendy Princess sebanyak


25000 unit dan produksi maksimalnya tak terhingga.
Pada kolom dual value didapatkan hasil bahwa mesin yang optimal adalah
mesin 2 dan mesin 3 karena memiliki nilai slack sebesar 0. Pada mesin 1 dikatakan
belum optimal karena pada mesin 1 hanya menggunakan 1,67 jam pengoperasian
mesin dari total keseluruhan jam pengoperasian sebesar 8 jam. Penambahan satu unit
input pada mesin 2 tiap satu jamnya akan meningkatkan keuntungan perusahaan
sepatu sebesar 8.333. Setiap penambahan 1 unit input pada mesin 3 tiap satu jamnya
akan mampu meningkatkan keuntungan perusahaan sebesar 5.000. Batas atas dan
batas bawah koefisien fungsi tujuan untuk batasan mesin 1 adalah 1,67 sampai tak
terhingga, untuk batasan mesin 2 adalah 3,6 sampai 18, dan untuk batasan mesin 3
adalah 25 sampai 49.
III.1.3. Solution List
Tabel 4. Solution List

Tabel solution list adalah solusi yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil
dan keuntungan yang maksimal. Berdasarkan tabel solusi diatas maka dapat diketahui
bahwa solusi perusahaan sepatu untuk memperoleh keuntungan maksimal maka
perusahaan harus memproduksi sepatu Trendy Queen sebanyak 0,8333 dan sepatu
Trendy Princess sebanyak 5. Penggunaan mesin 1 tidak optimal karena terdapat slack
sebesar 6,333 dan penggunaan mesin 2 dan mesin 3 sudah optimal dengan nilai
optimal atau keuntungan maksimal yang akan diperoleh perusahaan sebesar Rp
275.000.
III.1.4. Iterations Linear Programming
Tabel 5. Iterations Linear Programming

13

Iterasi merupakan tahapan perhitungan seperti perhitungan manual yang dilalui


hingga diperoleh solusi optimal dan menunjukkan langkah-langkah dalam metode
Simplex, untuk menyelesaikan persoalan Linear Programming. Berdasarkan tabel
iterations diatas dapat diketahui bahwa untuk mendapatkan tujuan yang dikehendaki
diperlukan 3 tahapan perhitungan untuk maksimalisasi tujuan. Hal tersebut dapat
dilihat pada iterations 1, iterations 2, dan iterations 3.
III.1.5. Grafik
Gambar 2. Grafik

Grafik tersebut menjelaskan tentang daerah keuntungan yang dapat diterima


perusahaan dengan memanfaatkan kemampuan mesin secara optimal dalam
memproduksi suatu barang. Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa nilai
laba/keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan adalah sebesar garis isoprofit line,
garis ini menunjukkan kombinasi produksi yang optimal untuk sepatu Trendy Queen
sebesar 0,8333 dan Trendy Princess sebesar 5 dan nilai laba optimal yang diperoleh
perusahaan sepatu sebesar Rp 275.000.
14

III.2. Metode Transportasi


Suatu perusahaan tekstil yang mempunyai 3 buah pabrik di 1, 2, 3. Perusahaan
menghadapi masalah alokasi hasil produksinya dari pabrik-pabrik tersebut ke lokasi
penjualan di lokasi 1, lokasi 2, lokasi 3 . Kapasitas pabrik 1, 2 dan 3 berturut turut adalah
60, 80 dan 70 ton. Kebutuhan lokasi 1, 2 dan 3, berturut-turut adalah 50, 100 dan 60 ton.
Tabel 6. Transportation

Metode transportasi ini digunakan untuk melihat efisiensi dalam menyalurkan


produk dari satu atau lebih perusahaan ke 3 atau lebih lokasi penjualan. Dengan
menggunakan metode transportasi ini kita dapat meminimalkan biaya pemasaran suatu
perusahaan. Hal ini dapat dilihat pada table dibawah ini :
III.2.1. Transportation Shipments
Tabel 7. Transportation Shipments

Berdasarkan tabel transportation shipments diatas dapat diketahui bahwa


pengalokasian biaya yang dikeluarkan untuk transportasi untuk meminimalisasi biaya
pengangkutan adalah sebesar $2.350 dengan total jumlah barang yang dikirim adalah
sebagai berikut :
a. Pabrik 1 harus mengirim ke lokasi 1 sebanyak 50 ton dan ke lokasi 2 sebanyak 10
ton.
b. Pabrik 2 harus mengirim ke lokasi 2 sebanyak 20 ton dan ke lokasi 3 sebanyak 60
ton.
c. Pabrik 3 harus mengirim hanya ke lokasi 2 sebanyak 70 ton.
III.2.2. Marginal Costs Transportation
Tabel 8. Marginal Cost Transportation

15

Marginal cost transportation merupakan besarnya biaya tambahan yang terjadi


apabila pabrik tidak mengalokasikan sesuai dengan tabel transportation yang telah
disarankan. Pada tabel diatas menunjukkan bahwa jika pabrik 1 ingin mengirim ke
lokasi 3 maka akan dikenakan biaya tambahan sebesar $5 dan jika pabrik 2 ingin
mengirim ke lokasi 1 maka akan dikenakan biaya tambahan sebesar $0. Sedangkan
jika pabrik 3 ingin mengirim ke lokasi 1 maka akan dikenakan biaya tambahan sebesar
$0 dan ke lokasi 3 maka akan dikenakan biaya tambahan sebesar $15.
III.2.3. Final Solution
Tabel 9. Final Solution

Final solution merupakan solusi permasalahan dari alokasi hasil produksi dari
pabrik 1,2, dan 3 ke lokasi penjualan 1,2, dan 3 dengan mempertimbangkan
pengalokasian dana/biaya. Tabel final solution diatas merupakan gabungan dari tabel
transportation shipments dan tabel marginal cost. Berdasarkan tabel diatas didapatkan
hasil sebagai berikut:
a. Pabrik 1 harus mengirim ke lokasi 1 sebanyak 50 ton dan ke lokasi 2 sebanyak 10
ton. Namun, jika pabrik 1 ingin mengirim ke lokasi 3 maka akan dikenakan biaya
tambahan sebesar $5.
b. Pabrik 2 harus mengirim ke lokasi 2 sebanyak 20 ton dan ke lokasi 3 sebanyak 60
ton. Namun, jika pabrik 2 ingin mengirim ke lokasi 1 maka akan dikenakan biaya
tambahan sebesar $0.
c. Pabrik 3 harus mengirim hanya ke lokasi 2 sebanyak 70 ton. Namun, jika pabrik 3
ingin mengirim ke lokasi 1 maka akan dikenakan biaya tambahan sebesar $0 dan
jika pabrik 3 ingin mengirim ke lokasi 3 maka akan dikenakan biaya tambahan
III.2.4.

sebesar $15.
Iterations Transportation
Tabel 10. Iterations Transportation

16

Iterations menunjukkan langkan-langkah perhitungan yang dilakukan oleh


program QS for Windows bahwa untuk memecahkan masalah transportasi maka
membutuhkan satu tahapan penyelesaian untuk mendapatkan solusi yang optimal.
Iterations merupakan tahapan perhitungan untuk hitungan manual, dimana dari analisis
transportasi perhitungan manual yang digunakan 1 iteration untuk pabrik 1, 2, dan 3
untuk mendapatkan minimalisasi biaya pengangkutan
III.2.5. Shipments with Costs
Tabel 11. Shipments With Costs

Shipments with costs merupakan jumlah muatan dan jumlah biaya angkut dari
masing-masing pabrik ke tiap-tiap lokasi penjualan. Berdasarkan tabel diatas
didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Pabrik 1 akan mengeluarkan biaya sebesar $250 untuk pengiriman ke lokasi 1
dengan berat produk sebesar 50 ton dan juga akan mengeluarkan biaya sebesar
$100 untuk pengiriman ke lokasi 2 dengan berat produk sebesar 10 ton.
b. Pabrik 2 akan mengeluarkan biaya sebesar $400 untuk pengiriman ke lokasi 2
dengan berat produk sebesar 20 ton dan juga akan mengeluarkan biaya sebesar
$900 untuk pengiriman ke lokasi 3 dengan berat produk sebesar 60 ton.
c. Pabrik 3 akan mengeluarkan biaya sebesar $700 untuk pengiriman ke lokasi 2
III.2.6.

dengan berat produk sebesar 70 ton.


Shipping List
Tabel 12. Shipping List

Shipping list menunjukkan daftar jumlah muatan, biaya per unit dan biaya total
dari masing-masing pabrik ke tiap-tiap lokasi penjualan. Berdasarkan tabel diatas
didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Ketika pabrik 1 mengalokasikan produksinya ke lokasi 1 dengan berat produk 50
ton maka dibutuhkan biaya per unit sebesar $5 sehingga biaya total yang harus
dikeluarkan sebesar $250. Sedangkan, ketika pabrik 1 mengalokasikan produksinya
17

ke lokasi 2 dengan berat produk 10 ton maka dibutuhkan biaya per unit sebesar $10
sehingga biaya total yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sebesar $100.
b. Ketika pabrik 2 mengalokasikan produksinya ke lokasi 2 dengan berat produk 20
ton maka dibutuhkan biaya per unit sebesar $20 sehingga biaya total yang harus
dikeluarkan sebesar $400. Sedangkan, ketika pabrik 2 mengalokasikan produksinya
ke lokasi 3 dengan berat produk 60 ton maka dibutuhkan biaya per unit sebesar $15
sehingga biaya total yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sebesar $900.
c. Ketika pabrik 3 mengalokasikan produksinya ke lokasi 2 dengan berat produk 70
ton maka dibutuhkan biaya per unit sebesar $10 sehingga biaya total yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan sebesar $700.
III.3. Assigment
Suatu perusahaan mempunyai 4 pekerjaan yang berbeda yaitu A, B, C dan D untuk
diselesaikan oleh 4 karyawan, yaitu karyawan Ari, Adi, Kaka dan Kiki. Biaya yang harus
dikeluarkan perusahaan untuk masingmasing karyawan sesuai dengan jenis pekerjaan
adalah sesuai dengan tabel matrik biaya. Permasalahannya adalah bagaimana menempatkan
karyawan tersebut untuk masing masing pekerjaan agar dihasilkan biaya yang minimal.
Tabel 13. Assignment

III.3.1.

Assignment Solution
Tabel 14. Assignment Solution

Assignment menunjukkan solusi dari soal bagaimana penempatan penugasan


yang optimal sehingga didapatkan biaya yang seminimal mungkin. Berdasarkan tabel
diatas didapatkan solusi bahwa pekerjaan A dikerjakan oleh Kaka dengan biaya
sebesar $18, pekerjaan B dikerjakan oleh Ari dengan biaya sebesar $14, pekerjaan C
dikerjakan oleh Adi dengan biaya sebesar $20, dan pekerjaan D dikerjakan oleh Kiki

18

dengan biaya sebesar $16. Pembagian pekerjaan tersebut adalah kombinasi yang
menghasilkan biaya optimal sebesar $ 68.
III.3.2. Assignment List
Tabel 15. Assigment List

Assignment list yang menunjukkan penempatan tiap-tiap orang pada


penugasan tertentu serta biayanya. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa
jumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyelesaikan pekerjaan
A, B, C, D adalah sebesar 68 dolar dengan rincian sebagai berikut:
a. Pekerjaan A dikerjakan oleh Kaka dengan biaya sebesar $18
b. Pekerjaan B dikerjakan oleh Ari dengan biaya sebesar $14
c. Pekerjaan C dikerjakan oleh Adi dengan biaya sebesar $20
d. Pekerjaan D dikerjakan oleh Kiki dengan biaya sebesar $16
3.3.3. Marginal Costs Assignment
Tabel 16. Marginal Cost Assignment

Marginal Costs Assignment menunjukkan tambahan biaya seandainya


karyawan ditempatkan pada pekerjaan tertentu. Berdasarkan tabel diatas dapat
diketahui bahwa
e. Apabila pekerjaan A dikerjakan oleh Adi maka akan dikenakan biaya tambahan
sebesar $4 dan apabila pekerjaan A dikerjakan oleh Kiki maka akan dikenakan
biaya tambahan sebesar $6.
f. Apabila pekerjaan B dikerjakan oleh Adi maka akan dikenakan biaya tambahan
sebesar $1, apabila pekerjaan B dikerjakan oleh Kaka maka akan dikenakan biaya
tambahan sebesar $4, dan apabila pekerjaan B dikerjakan oleh Kiki maka akan
dikenakan biaya tambahan sebesar $2.
g. Apabila pekerjaan C dikerjakan oleh Ari maka akan dikenakan biaya tambahan
sebesar $6 dan apabila pekerjaan C dikerjakan oleh Kaka maka akan dikenakan
biaya tambahan sebesar $1.
19

h. Apabila pekerjaan D dikerjakan oleh Ari maka akan dikenakan biaya tambahan
sebesar $2 dan apabila pekerjaan D dikerjakan oleh Adi maka akan dikenakan biaya
tambahan sebesar $2.
IV.

KESIMPULAN

Dalam mengalokasikan input, lokasi penjualan untuk distribusi produk dan sumber daya
manusia untuk membagi penugasan diperlukan metode yang benar-benar tepat untuk
meminimalkan biaya dan memaksimalkan laba yang akan diperoleh perusahaan, dalam
mengalokasikan beberapa hal tersebut kita dapat menggunakan metode Linear Programming.
Sementara itu, untuk mengalokasikan lokasi penjualan yang paling efektif dari perusahanperusahaan yang memproduksi barang yang sama, kita dapat menggunakan metode linear
programming dengan metode transportasi, karena dengan metode ini kita dapat mengetahui biaya
minimal yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan daerah pemasaran yang strategis.
Kemudian untuk menentukan jenis-jenis pekerjaan yang sesuai dengan bidang yang dimiliki oleh
seorang karyawan perusahaan, maka kita dapat menggunakan linear programming metode
penugasan, dengan metode ini kita dapat mengetahui pekerjaan yang sesuai untuk karyawankaryawan dengan berbagai perbedaan karakter.
Dalam Linier Programing produksi sepatu Trendy Queen sebesar 0,83 lusin dan sepatu
Trendy Princess sebesar 5 lusin, dengan optimalisasi pada mesin 2 dan mesin 3 yang mampu
menghasilkan keuntungan maksimal sebesar Rp275.000. Produksi minimal sepatu Trendy Queen
sebanyak 0 unit dan produksi maksimalnya 60000 unit. Produksi minimal sepatu Trendy Princess
sebanyak 25000 unit dan produksi maksimalnya tak terhingga.
Dalam metode transportasi biaya paling minimal yang dikeluarkan bisa dicapai dengan
pendistribusian Pabrik 1 ke lokasi 1 sebanyak 50 ton dan ke lokasi 2 sebanyak 10 ton. Pabrik 2
ke lokasi 2 sebanyak 20 ton dan ke lokasi 3 sebanyak 60 ton. Pabrik 3 hanya ke lokasi 2
sebanyak 70 ton. Biaya yang paling minimal yang harus dikeluarkan pabrik untuk
mengalokasikan produk ke tiap-tiap lokasi sebesar $2.350.
Dalam metode penugasan untuk mendapatkan biaya yang seminimal mungkin maka
solusi yang paling tepat adalah pekerjaan A dikerjakan oleh Kaka dengan biaya $18. Pekerjaan B
dikerjakan oleh Ari dengan biaya $14. Pekerjaan C dikerjakan oleh Adi dengan biaya $20.
Pekerjaan D dikerjakan oleh Kiki dengan biaya $16. Hal tersebut menunjukkan kombinasi yang
menghasilkan biaya paling sedikit dengan jumlah total biaya $ 69.
DAFTAR PUSTAKA
20

Dessler, Gary. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Pt. Prenhallindo: Jakarta.
Gujarati, Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar. Erlangga: Jakarta
Heizer, Jay, Barry Render. 2006. Manajemen Operasi Edisi Ketujuh Jilid 1. Jakarta: Salemba
Empat.
Prawirosentono, Suyadi. 2001. Manajemen Operasi Analisis dan Studi Kasus. Jakarta : Bumi
Aksara.
Sikula, E. Andrew. 1981. Personnel Administration and Human Resources Management. John
Wiley and Sons, Inc.
Siringoringo, Hotniar. 2005. Seri

Teknik

Riset

Operasional

Pemrograman

Yogyakarta;Graha Ilmu
Sismoro, Heri. 2011. Masalah Penugasan. Yogyakarta: STMIK AMIKOM Yogyakarta
Sudjana. 1996, Metoda Statistika, Taksito; Bandung
Suparmoko, M. (1990), Pengantar Ekonomi Makro, BPFE: Jakarta

21

Linear.

LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : Linear Programming

22

LAMPIRAN 2 : Metode Transportasi

23

LAMPIRAN 3 : ASSIGMENT

24

Anda mungkin juga menyukai