BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang sangat penting dan
sangat berperan dalam perkembangan dunia. Untuk mengetahui matematika
lebih jauh, kita harus mengetahui pengertian matematika itu sendiri. Berikut
pengertian matematika menurut ahli: 1) Pengertian Matematika menurut
Kurikulum 2004. Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki
objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu
kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran
sebelumnya sudah diterima sehingga keterkaitan antara konsep dalam
matematika bersifat sangat kuat dan jelas. 2) Pengertian Matematika menurut
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kurikulum 2006). Matematika
merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern,
mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir
manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi
dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan,
aljabar, analisis, teori peluang, dan diskrit. Untuk mengusai dan menciptakan
teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak
dini. 3) Pengertian Matematika menurut James dan James (1976). Dalam
kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang
logika mengenai bentuk, susunan besaran, dan konsep-konsep yang
berhubungan satu dengan yang lainnya dengan dengan jumlah yang banyak
yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri.1
Maka dari beberapa pernyataan di atas dapat kita simpulkan bahwa
pengertian matematika yaitu bahasa simbol yang terdefinisikan secara
sistematik, antara satu konsep dengan konsep yang lain saling berkaitan dan
pembuktian
penalaran
deduktif.
ilmu
setiap pokok persoalan yang telah diuraikan oleh guru. Dengan begitu kita
bisa menggiatkan daya berfikir siswa.4
B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana langkah-langkah menaksir akar kuadrat dari bilangan yang
bukan akar kuadrat?
2. Bagaimana rumus yang efektif untuk menaksir akar kuadrat dari bilangan
yang bukan akar kuadrat?
3. Berapa selisih antara penghitungan akar kuadrat yang menggunakan
kalkulator dengan menggunakan rumus?
C. Tujuan Penelitian
Tujuannya untuk meningkatkan kecerdasan dan pemahaman matematika
siswa di sekolah dasar (SD), menengah pertama (SMP) dan lanjutan atas
(SMA) khususnya dalam menghitung nilai akar kuadrat dari suatu bilangan.
Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk memberikan rangsangan kepada
para pendidik bahwa belajar matematika itu tidaklah sulit. Di samping itu,
malakah ini bertujuan menemukan solusi tepat guna dalam menentukan nilai
akar suatu kuadrat dengan memberikan rumus yang sederhana dan mudah
diingat oleh banyak siswa dengan selisih yang kecil.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi guru guru bidang studi matematika yaitu melatih guru agar kreatif
dalam menjelaskan akar kuadrat suatu bilangan tanpa menggunakan
kalkulator sehingga pembelajaran bisa lebih menantang dan mengasah
otak.
2. Bagi guru yaitu meningkatkan pemahamannya tentang konsep matematika,
utamanya dalam menentukan nilai atau hasil dari akar kuadrat suatu
bilangan. Selain itu, dengan penelitian ini diharapkan siswa bisa terlatih
berfikir dalam memecahkan akar suatu bilangan tanpa haru mengandalkan
kalkulator dalam menghitungnya.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakikat Matematika
Banyak orang yang mempertukarkan antara matematika dengan
aritmatika atau berhitung. Padahal matematika memiliki cakupan yang lebih
luas daripada aritmatika. Aritmatika hanya merupakan bagian dari
matematika. Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah,
matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para
siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar atau lebih-lebih bagi yang
berkesulitan belajar.
Berikut ini beberapa definisi matematika :
1. Menurut Johnson dan Myklebust, matematika adalah bahasa simbol yang
fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif
dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan
berfikir.
2. Lerner mengemukakan matematika di samping sebagai bahasa simbol
juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia
memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen
dan kuantitas.
3. Kline mengemukakan bahwa matematika merupakan bahasa simbolis dan
ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak
melupakan cara bernalar induktif.5
Dari berbagai pendapat tentang hakikat matematika yang telah
dikemukakan dapat disimpulkan bahwa matematika sebagai ilmu tentang
kuantitas telah ditinggalkan dan lebih ditekankan pada metodenya daripada
persoalan matematika itu sendiri.
B. Hakikat Pembelajaran
Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan
tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material meliputi buku-buku,
papan tulis, kapur, fotografi, silde, film, audio dan video tape. Fasilitas dan
perlengkapan terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, komputer.
mudah diselesaikan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran.
C. Teori-teori Pembelajaran
Istilah mengajar dan belajar adalah dua peristiwa yang berbeda, tetapi
terdapat hubungan yang erat, bahkan terjadi kaitan dan interaksi saling
pengaruh mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain. Banyak ahli
yang telah merumuskan pengertian mengajar berdasarkan pandangannya
masing-masing. Perumusan dan tinjauan itu masing-masing memiliki
kebaikan dan kelemahan. Berbagai rumusan yang ada pada dasarnya
berlandaskan pada teori tertentu.
Mengajar adalah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta
didik atau siswa di sekolah. Rumusan ini sesuai dengan pendapat dalam teori
pendidikan yang mementingkan mata ajaran yang harus dipelajari oleh
peserta didik. Dalam rumusan tersebut terkandung konsep-konsep, sebagai
berikut:
1. Pembelajaran merupakan persiapan di masa depan
Masa depan kehidupan anak ditentukan oleh orang tua. Mereka yang
dianggap paling mengetahui apa dan bagaimana kehidupan itu. Itu
sebabnya, orang tua berkewajiban menentukan akan dijadikan apa peserta
didik. Sekolah berfungsi mempersiapkan mereka agar mampu hidup dalam
masyarakat yang akan datang.
2. Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan.
Penyampaian pengetahuan dilaksanakan dengan menggunakan metode
imposisi, dengan cara menuangkan pengetahuan kepada siswa. Umumnya
guru menggunakan metode formal step dari J.Herbart berdasarkan asas
asosiasi dan reproduksi ata tanggapan atau kesan. Cara penyampaian
pengetahuan tersebut berdasarkan ajaran dalam psikologi asosiasi.
3. Tinjauan utama pembelajaran ialah penguasaan pengetahuan
Pengetahuan sangat penting bagi manusia. Barang siapa menguasai
pengetahuan, maka dia dapat berkuasa : knowledge is power.
10
11
yang
berkenaan
dengan
psikomotorik yaitu
yang
11
mengetahui
hasil
belajar
mengetahui
sejauh
mana
evaluasi
guna
12
13
Ibid.,128-129
14 Azhar Arsyad.,Media Pembelajaran (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hal.3
14
f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim dan
lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai,
gambar dan lain-lain,
3. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi
dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan
berguna untuk :
a. Menimbulkan kegairahan belajar.
b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik
c.
15
Ceramah tidak dapat dikatakan baik atau buruk, ceramah harus dinilai
menurut tujuan penggunaannya.
Walaupun ada kelemahan-kelemahannya yang menyolok misalnya,
tidak dapat memberi siswa kesempatan untuk mempraktekkan perilaku yang
relevan (selain mencatat) ceramah masih dapat bermanfaat bagi siswa,
berapapun usianya. Tujuan utama suatu ceramah ialah menyajikan ide. Untuk
menjadi penceramah yang baik diperlukan latihan dan umpan balik. Dengan
latihan seorang penceramah tidak lagi sombong. Ia akan menyampaikan
ceramahnya secara sederhana tetapi efektif.
Dalam metode ceramah tentunya terdapat :
1.
Perencanaan ceramah
Apakah yang seharusnya Anda lakukan jika ceramah ternyata
merupakan cara yang paling efisien untuk menyajikan bahan yang
relevan dengan tujuan instruksional tertentu? Pertama-tama Anda harus
membatasi waktu ceramah sesuai dengan usia siswa. Di dalam situasi
yang paling ideal sekalipun, ceramah selama setengah jam sudah terlalu
lama bagi siswa berapapun usianya.
Dalam
merencanakan
ceramah,
jangan
lupa
menyususn
Penyampaian Ceramah
Memberikan suatu ceramah seharusnya merupakan peristiwa biasa,
bukan peristiwa yang mencemaskan, baik bagi guru maupun siswa. Gaya
yang oratoris dan bombastis akan memalukan para pendengarnya, dan
biasanya tidak begitu efektif. Penceramah yang baik akan berusaha
menggunakan
gaya
percakapan
yang
antusiastik
(jika
ia
16
3.
kesimpulannya.
6. Evaluasi interaksi untuk memperoleh balikan.17
Pengelolaan kelas
Dalam berceramah, tentunya harus ada pengelolaan kelas. Dalam
mengelola kelas, terdapat beberapa trik diantaranya :
a. Mendekati
Bila seorang siswa mulai bertingkah, satu teknik yang biasanya
efektif yaitu teknik mendekatinya. Kehadiran guru dapat membuatnya
takut, dank arena itu dapat menghentikannya dari perbuatan yang
destruktif, tanpa perlu menegur. Andaikata siswa mulai menampakkan
kecenderungan berbuat nakal, memindahkan tempat duduknya ke
dekat meja guru dapat berefek preventif. (Tetapi, jika si siswa justru
menyukai guru itu, penggunaan teknik reinforcement ini tidak tepat).
b. Tidak mengacuhkan
16
Popham James, dkk., Teknik Mengajar Secara Sistematis (Jakarta: Rineka Cipta, 2008),
hal. 79-83
17
Abdul Aziz Wahab.,Metode dan Model-Model Mengajar (Bandung: Alfabeta,2009),
hal.91
17
itu
minta
diperhatikan,
lalu
bertingkah
agar
guru
d.
Tindakan
yang
efektif
kiranya
dengan
BAB III
18 James Popham,dkk.,Teknik Mengajar Secara Sistematis (Jakarta: PT.Rineka
Cipta,2008),hal.106-107
18
PEMBAHASAN
Pengenalan matematika merupakan bahasa yang melambangkan makna
dari pernyataan yang ingin disampaikan. Dalam karya tulis ini penulis akan
mengulas tentang materi akar pangkat dua atau akar kuadrat. Akar kuadrat
adalah operasi non biner (hanya melibatkan satu bilangan) yang menanyakan
Bilangan
berapakah
yang
dikalikan
dengan
bilangan
itu
sendiri
15
Garis bilangan
0
0
1
1
2
4
3
9
3,5
15
16
25
a. Taksiran pertama :
Garis bilangan yaitu 3,5
Perhitungan tanpa garis bilangan
15 terletak antara 9 dan 16
9 = 3 dan 16 = 4
Bilangan yang terletak diantara 3 dan 4 adalah
Garis kuadrat
19
3+ 4
= 3,5
2
Taksiran pertama belum memenuhi karena 3,5 x 3,5 = 12,25
b. Taksiran kedua :
Taksiran menurut garis bilangan adalah 3,5 maka
15
3,5
150
35
Menaksir akar kuadrat dari bilangan yang bukan akar kuadrat dengan
menggunakan rumus yang efektif.
Misal kita akan mencari
12 = ..
12 terletak diantara
12 3 7
3,4
3,4
Kita misalkan akar kuadrat sebelum akar yang dicari yaitu angka 9 dengan
12 huruf n, dan angka setelah
16
huruf a, akar 9yang dicari yaitu 12 dengan
akar
kuadrat yang dicari yaitu 16 dengan huruf b. Sedangkan hasil dari akar 9 kita
misalkan x. Dari sini dapat kita ambil kesimpulan bahwa rumus taksiran
yaitu :
19
60
20
20
3.
8
27
52
112
217
2,82
5,19
7,21
10,58
14,73
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengerjaan soal akar kuadrat adalah suatu cara untuk mencari atau
menemukan bilangan asal kuadrat dari bilangan akar tersebut. Dalam
makalah ini, penulis menemukan cara mencari akar kuadrat yang hasil
selisihnya tidak jauh dengan hasil sebenarnya dari hasil kalkulator. Dalam
menentukan nilai akar kuadrat, tentu ada hal hal penting yang perlu kita
ingat dan kita pahami jika menentukan akar kuadrat dengan rumus taksiran.
Hal yang terpenting adalah kita harus tahu dimana menempatkan nilai dan
untuk mendapatkan nilai dari. Rumus taksiran bisa dijadikan sebagai bahan
acuan pembelajaran dan sebagai rumus pegangan bagi pelajar baik itu di
tingkat dasar, menengah pertama bahkan sekolah menengah atas, mengingat
masih banyak yang tidak mengerti bagaimana mencari nilai akar suatu
21
15
Garis bilangan
3,5
16
25
15
a. Taksiran pertama :
Garis bilangan yaitu 3,5
Perhitungan tanpa garis bilangan
15 terletak antara 9 dan
9 = 3 dan 16 = 4
Garis kuadrat
16
15
3,5
150
35
maka
n x +
22
Akar
8
27
52
112
217
2,82
5,19
7,21
10,58
14,73
23
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman Mulyono. 2003, Pendidikan Bagi AnakBerkesulitanBelajar,Jakarta:
Asdi Mahasatya
Arsyad Azhar.2008,Media Pembelajaran,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Hamalik Oemar. 2011, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara
Popham James, dkk., Teknik Mengajar Secara Sistematis.(Jakarta:Rineka Cipta,
2008)
Rosalia.http://rosaliamath09.blogspot.com/2012/12/pembelajaran-materipenentuan-akar.html diakses tgl 23.09.2014
Rostiyah NK. 2008, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta
Sadiman Arief S, dkk.1990,Media Pendidikan,Jakarta: CV.Rajawali
Sagala Syaiful. 2009,Konsep dan Makna Pembelajaran,Bandung: Alfabeta
Sudarsono. 1993, Metode mengajar matematika (Jilid II),Jakarta: PT Rineka
Cipta
Sugijono Cholik Adinawan. 2004, Matematika untuk SMP Kelas VIII Semester
1,Jakarta: Erlangga
Sukardi. 2011, Metodologi Penelitian Pendidikan,Jakarta: PT. Bumi Aksara
Uno Hamzah B. 2011, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM ,Jakarta: Sinar
Grafika Offset
Wahab Abdul Aziz. 2009, Metode dan Model-Model Mengajar,Bandung: Alfabeta
Yesinta.http://tematikitumudah.wordpress.com/2013/11/22/pengertianmatematika-menurut-para-ahli/ diakses tgl 22.10.2014
24