Landasan Teori
2.1
Sistem Control
Definisi sistem adalah susunan, himpunan, komponen komponen fisik atau
kumpulan benda benda yang dihubungkan atau berhungan sedemikian rupa sehingga
membentuk suatu kesatuan atau keseluruhan. Kata Control itu sendiri adalah mengatur,
mengarah atau mengendalikan. Jadi sistem control adalah hubungan timbal balik
komponen-komponen fisik yang membentuk suatu konfigurasi sistem sehingga
memberikan hasil yang diharapkan. Untuk hubungan antara input dan output pada sistem
menunjukan adanya hubungan sebab akibat dari sebuah proses, yang berawal dari sinyal
input sampai menghasilkan sinyal output. Maksud dari sistem control adalah menetapkan
atau mendefinisikan output dan input. Jika input dan output telah ditentukan, maka
memungkinkan untuk menetapkan atau mendefinisikan sifat dari komponen komponen
sistem tersebut (SK202-Teori Sistem,Bina Nusantara,2001).
2.1.1 Jenis-Jenis Sistem Control
Jenis-jenis sistem control terdiri dari 2 macam sistem kontrol yaitu sistem untaian
terbuka (open loop) dan sistem untaian tertutup (closed loop). (SK202-Teori Sistem,Bina
Nusantara,2001).
2.2
Model Controller
Controller digunakan sebagai salah satu komponen pada suatu sistem untuk
mendapatkan sinyal keluaran plant sesuai dengan sinyal setting sehingga sistem itu
stabil dan memiliki kehandalan tinggi. Beberapa yang sering digunakan kontroller
Proporsional, kontroller Integral, kontroller derivative (diferensial), kontroller
Proporsional ditambah Integral, kontroler Proporsional ditambah Derivative, dan
kontroller PID (Proportional-Integral-Diferensial) merupakan kombinasi kontroler
proporsional, Integral, dan diferensial(derivative). Dalam metode kontrol PID, sinyal
control
dihasilkan
dengan
cara
memperkuat
sinyal
error
(proportional),
2.2.1
semakin menjadi kecil pada sebuah sistem .Output propotional adalah perkalian antara
konstanta proposional dengan nilai errornya. Perubahan yang terjadi pada sinyal input
akan menyebabkan sistem secara langsung mengubah outputnya sebesar konstanta
pengalinya.
Feedba
Jika nilai Kp besar, respon sistem menunjukkan semakin cepat mencapai keadaan
yang stabil tetapi uga memungkikan motor beputar di atas set point.
Pengaruh komponen proporsional terhadap kecepatan motor dijelaskan sebagai
berikut. Error positif, yang dihasilkan ketika kecepatan motor kurang dari set
point, diperkuat oleh kontroler dengan nilai penguatan tertentu (umumnya
dinotasikan Kp) untuk menghasilkan sinyal kontrol yang lebih besar, sehingga
kecepatan motor bertambah. Ketika kecepatan motor bertambah maka sinyal error
akan bertambah kecil yang berarti sinyal kontrol juga bertambah kecil. Jika
penguatan kontroler sangat tinggi maka kemungkinan terjadi osilasi yang
mengakibatkan motor berputar di atas set point, yang artinya dihasilkan sinyal
error negatif.. Komponen proporsional memiliki kegunaan terbatas sebab tidak
dapat membuat motor untuk berputar tepat (mendekati) set point, namun mampu
menghasilkan respon yang cepat terhadap sinyal error.
10
11
t
pada diagram blok kontroler integral menunjukkan hubungan antara nilai error dengan
output, kontroler integral membantu menaikkan respon sehingga menghasilkan output
yang diinginkan
Feedba
12
Efek kontroler integral pada suatu system adalah karena output kontroler membutuhkan
selang waktu tertentu, sehingga kontroler integral cenderung memperlambat respon. Jika
nilai Ki besar akan mempercepat hilangnya offset. Tetapi semakin besar nilai konstanta
Ki akan mengakibatkan peningkatan osilasi dari sinyal keluaran kontroller
de(t)
u(t) = Kd.
.. persamaan (2.3)
dt
Feedba
13
tetapi secara perlahan (fungsi ramp), output justru merupakan fungsi step yang besar
magnitudenya sangat dipengaruhi oleh kecepatan naik dari fungsi ramp .
Kontroller ini tidak dapat menghasilkan output bila tidak ada perubahan pada
masukannya (berupa sinyal error).
14
Kerja Differensial Controller hanyalah efektif pada lingkup yang sempit, yaitu
pada periode peralihan. Oleh sebab itu Differensial Controller tidak pernah digunakan
tanpa ada controler lain dalam sistem.
2.2.4
( PID )
Penggabungan dari Kontroler Proportional (P) dengan Kontroler Integral (I) dan
Kontroller Diferensial (D) maka akan menjadi kontroller PID . Setiap kekurangan dan
kelebihan dari masing-masing kontroller P, I, dan D dapat saling menutupi dengan
menggabungkan ketiganya secara pararel. Elemen-elemen kontroller P, I, dan D masingmasing secara keseluruhan bertujuan untuk mempercepat reaksi sebuah sistem,
menghilangkan offset dan menghasilkan perubahan awal yang besar
15
mengontrol sifat plant. Yang dikontrol oleh sistem PID adalah output sistem. Agar
diperoleh output yang sesuai maka sistem PID akan memanipulasi nilai input. Nilai yang
dimanipulasi merupakan hasil komputasi dari nilai input, feedback dan sinyal error.
Sinyal error ini dihasilkan oleh output yang dibawa dalam komponen feedback untuk
dikirim ke kontroler PID sehingga dapat dijadikan pengukuran error output. Dari nilai
manipulasi inilah, diperoleh output yang sesuai dengan error yang minimum.
Persamaan output dari kontroler PID adalah
t
de(t )
dt .......................Persamaan (2.4)
Dengan:
16
Steady state error adalah perbedaan antara input dan output dari sistem dalam
limit waktu menuju tak hingga. Nilai steady state error yang baik harus
mendekati 0.
Rise time adalah waktu yang dibutuhkan bagi sistem untuk memulai responnya.
Settling time adalah waktu yang dibutuhkan sistem untuk mulai mencapai
kestabilannya.
Overshoot adalah puncak maksimum respon sistem, diukur dari respon sistem
yang diinginkan
17
2.3
Motor DC
Motor DC adalah salah satu penggerak utama yang sering digunakan dalam
dunia industri. Motor DC lebih sering digunakan oleh manusia dibandingkan dengan
motor AC karena karakteristik dari motor AC adalah non liner karena ada phase pada
motor AC sehingga lebih sulit dalam hal analisis (Kuo, Benjamin C. 1995, ppl-124).
Motor DC dengan model-model lama tidaklah memungkinkan untuk digunakan
dalam perangkat elektronik, karena model-model pada jaman dahulu masih
menggunakan sikat dan komutator, karena pada saat tersebut belum ada motor DC yang
menggunakan teknologi magnet permanen, sehingga bentuk fisik dari motor DC itu
sendiri menjadi lebih besar dan membutuhkan ruang yang sangat besar, tetapi dengan
menggunakan teknologi magnet permanen permasalahan tersebut dapat teratasi dengan
baik. Dan seiring berjalannya waktu, teknologi motor DC pun menjadi semakin baik
dengan tidak menggunakan sikat dalam motor DC sehingga tidak perlu perawatan
18
khusus terhadap motor DC, dan juga teknik manufaktur yang baik telah menghasilkan
sebuah motor DC yang memiliki rotor yang tidak lagi terbuat dari besi, sehingga
perputaran yang didapatkan menjadi semakin baik beserta momen inersianya yang
menjadi lebih kecil sehingga dapat membuat rasio torsi inersia yang tinggi dengan
konstanta waktu yang kecil. Dari seluruh perkembangan yang ada, pada saat ini
sangatlah memungkinkan untuk menggunakan motor DC kedalam perangkat elektronik
yang kecil dan perangkat digital lainnya, bahkan saat ini mampu digunakan dalam
membuat robot-robot industri.
2.3.1
driver
motor
DC
disebut
dengan
half-bridge
dikarenakan
19
A=B='0'
Karena input A dan B mempunyai logika yg sama '0' (0V), maka kedua transistor
Q1 dan Q2 tidak akan mendapat picuan pada basisnya sehingga transistor bersifat cut-off
atau transistor bersifat seperti saklar yg terbuka. Dari rangkaian diatas terlihat pula
bahwa kedua transistor Q3 dan Q4 bergantung pada Q1 dan Q2, dimana basis kedua Q3
dan Q4 terhubung pada kolektor Q1 dan Q2,. Jadi, apabila tidak ada arus yg mengalir
pada kolektor Q1 dan Q2 maka basis Q3 dan Q4 jg tidak akan terpicu akibatnya motor
tidak akan berputar
A='0'; B='1'
Saat input A diberi logika '0' (0V) dan input B diberi logika '1' (5V) maka Q2
akan seperti saklar tertutup sedangkan Q1 tetap cut-off. Karena Q2 seperti saklar yang
tertutup maka basis Q3 akan mendapat picuan sehingga Q3 juga seperti saklar yang
tertutup Akibatnya arus akan mengalir dgn urutan seperti berikut : Vs - Q3 - motor - Q1
- ground, sehingga motor akan berputar searah jarum jam.
20
A=1; B=0
Saat input A diberi logika '1' (5V) dan input B diberi logika '0' (0V) maka Q1
akan seperti saklar yang tertutup sedangkan Q2 cut-off. Akibatnya Q4 juga akan menjadi
seperti saklar yang tertutup karena basis Q4 mendapat picuan dari Q1. Sehingga arus
akan mengalir dengan urutan seperti berikut : Vs - Q4 - motor - Q2 - ground dan motor
akan berputar berlawanan arah jarum jam.
21
A=B='1'
Jika kedua input diberi logika '1' secara bersamaan maka akan mengakibatkan
semua transistor dalam kondisi seperti saklar yang tertutup. Secara logika motor tidak
akan berputar karena tidak ada beda potensial pada ujung2 konektornya. Namun hal ini
akan menyebabkan timbulnya panas yang berlebihan pada semua transistor sehingga
dapat menyebabkan kerusakan. Oleh karena itu hal ini harus dihindari.
.
2.4
digunakan motor DC. Dengan memberi pulsa-pulsa untuk waktu on dan off atau sebuah
cara pengalihan daya dengan menggunakan sistem lebar pulsa untuk mengemudikan
kecepatan putaran motor DC. Jadi sebenarnya yang diatur adalah ratio waktu pemberian
22
tegangan kepada motor DC. PWM dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
hardware dan software. Perbandingan panjang waktu on daripada waktu off akan
membuat motor DC berputar lebih cepat.
Dengan menggunakan metode PID, hasil dari perhitungan dari PID harus
dikonversikan ke PWM. Sinyal kontrol dikalibrasikan ke sebuah nilai variabel yang
mempunyai rentang
misalnya 0-255.
dilakukan perhitungan dengan rumus PID, lalu hasil dari perhitungan tersebut yang
merupakan sinyal kontrol dimasukkan ke dalam rumus untuk mencari nilai
PWM
sebagai berikut :
PWM = nilai maksimum sinyal kontrol
Jadi ketika nilai kontrol yang didapat sama dengan nilai maksimum (255), maka PWM
bernilai 0, yang berarti perputaran motor DC dalam kecepatan penuh. Jadi untuk nilai
PWM tergantung dari hasil sinyal kontrol yang dihasilkan. Nilai maksimum dapat
diubah sesuai dengan keinginan. Sinyal kontrol itu sendiri adalah keluaran dari rumus
PID, nilai yang mengontrol PWM.
2.5
Mikrokontroller AVR
Mikrokontroller merupakan salah satu bagian dasar dari suatu sistem konputer.
Sebuah mikrokontroler dibangun dari elemen-elemen dasar yang sama dengan sebuah
PC namun mikrokontroler memiliki bentuk yang jauh lebih kecil. AVR adalah keluarga
mikrokontroller tipe RISC diproduksi Atmel yang dikembangkan oleh dua orang
mahasiswa bernama Alf-Egil Bogen dan Vegard Wollan di Norwegian Institute of
Technology yang kemudian diteruskan oleh Atmel Norwegia.
23
2.5.1
AVR
Data dan program pada AVR disimpan secara terpisah. AVR merupakan mesin
TinyAVR
1. Mempunyai program memori sebesar 1-8 kB
2. Dikemas dalam bentuk package 820 pin
3. Mempunyai fungsi fungsi terbatas
MegaAVR
1. Mempunyai program memori sebesar 4-256 kB
2. Dikemas dalam bentuk package 28-100 pin
3. Mempunyai instruction set yang lebih variatif
4. Mempunyai fungsi fungsi yang lebih banyak.
24
2.5.2
Fitur
Fitur fitur utama dari berbagai tipe mikrokontroller AVR antara lain adalah:
Prosesor utama bertipe RISC, mampu melakukan 16 MIPS (juta instruksi per detik)
dengan kristal 16 MHz.
Port I/O dua arah multifungsi yang mempunya pull up internal yang dapat
dikonfigurasi secara tersendiri.
PWM output
Input capture
Memiliki hingga 16 channel ADC 10 bit yang dapat dikontrol secara multiplex
UART/USART
Brownout Detection
25
Program Memory
AVR memiliki sejumlah memori flash untuk menyimpan program dengan besar
1-128 KB. Memori program tersebut menyimpan alamat alamat interrupt, operation
code dan static data tabel.
2.5.4
Data Memory
Semua mikrokontroler AVR memiliki sejumlah RAM, dari 32 byte hingga
beberapa KB. RAM ini digunakan untuk data dan terpisah dari memori program.
Memori ini merupakan pengalamatan menurut byte atau byte addressable. File register
dipetakan ke dalam range alamat awal dan begitu pula penggunaannya dalam RAM.
Beberapa dari mikrokontroler AVR yang lebih kecil hanya memiliki file register sebagai
RAM. Beberapa dari mikrokontroler AVR yang lebih besar memungkinkan perubahan
dari luar mengenai tempat data, pengalamatan hingga 64KB.
Tempat alamat data terdiri dari file register, register I/O dan SRAM. Register
utama ditempatkan pada 32 tempat memory pertama (000016-00FF16) diikuti dengan
26
tempat yang telah dipesan untuk register I/O hingga 64 (002016-005F16). Pemakaian
SRAM sebenarnya dapat dimulai setelah kedua bagian diatas (alamat 006016). Walaupun
ketiga bagian diatas terpisah pola pengalamatannya dan optimized opcodes untuk file
register dan register I/O, semuanya tetap dapat dialamati dan diubah seperti berada di
dalam satu bagian SRAM.
2.5.5
EEPROM Storage
Beberapa
mikrokontroller
AVR
memiliki
memori
EEPROM
untuk
penyimpanan. Memori ini tidak dipetakan kedalam memori utama dan diakses sebagai
bagian tambahan, menggunakan register register tertentu dan instruksi-instruksi
khusus. Seperti memori Flash, EEPROM dapat menyimpan isinya walaupun tanpa listrik
dan hanya dapat ditulis 100.000 kali. Tidak seperti Flash, EEPROM dapat ditulis
nilainya saat program mikrokontroller sedang berjalan, membuatnya sangat cocok untuk
menyimpan data dalam jangka waktu yang sangat panjang.