Anda di halaman 1dari 12

A.

KOROSI INTERGRANULAR
1. Pengertian Umum
Korosi Intergranular kadang-kadang juga disebut "intercrystalline
korosi" atau "korosi interdendritik". Dengan adanya tegangan tarik, retak
dapat terjadi sepanjang batas butir dan jenis korosi ini sering disebut
"intergranular retak korosi tegangan (IGSCC)" atau hanya "intergranular
stress corrosion cracking".
Mekanisme intergranular corrosion : jenis serangan ini diawali dari
beda potensial dalam komposisi, seperti sampel inti coring biasa ditemui
dalam paduan casting. Pengendapan pada batas butir, terutama kromium
karbida dalam baja tahan karat, merupakan mekanisme yang diakui dan
diterima dalam korosi intergranular.
Korosi

intergranular

terjadi

pada

daerah

tertentu

dengan

penyebab grain boundary. Hal ini disebabkan oleh adanya kekosongan


unsur/elemen pada kristal ataupun impurities dari proses casting. Korosi ini
terjadi pada casting and welding.

Gambar Korosi Intergranular pada Pipa


2. Pengendalian
Cara pengendalian korosi batas butir adalah:
a) Turunkan kadar karbon dibawah 0,03%.
b) Tambahkan paduan yang dapat mengikat karbon.
c) Pendinginan cepat dari temperatur tinggi.
d) Pelarutan karbida melalui pemanasan.
e) Hindari pengelasan.

B. KOROSI EROSI
1. Pengertian Umum
Korosi erosi merupakan kerusakan pada permukaan logam yang
disebabkan aliran fluida yang sangat cepat, merusak permukaan metal dan
lapisan film pelindung. Korosi dapat pula terjadi pada permukaan yang
bergerak cepat sementara fluida disekitarnya mengandung partikel-partikel
padat. Korosi erosi terbentuk ketika logam terserang akibat gerak relative
antara elektroit dan permukaan logam. Korosi ini terutama di akibatkan oleh
efek-efek mekanik seperti pengausan, abrasi dan gesekan. Logam-logam
lunak sangat mudah terkena korosi jenis ini, misalnya, tembaga, kuningan,
aluminium murni dan timbal. Pada stainless steel, paduan nikel dan titanium
biasanya lebih tahan akan korosi, karena mereka ulet dan tahan lama pasif
film.
Jenis korosi ini yang perlu diperhatikan keretakan korosi erosi (stress
corrosion cracking) dan penggetasan zat air. Dalam hal ini perusakan karena
erosi dan korosi saling mendukung. Logam yang telah kena erosi akibat
terjadi keausan dan menimbulkan bagian-bagian yang tajam dan kasar.
Bagian-bagian inilah yang mudah terkena korosi dan bila ada gesekan akan
menimbulkan abrasi lebih barat lagi.
Pada dasarnya korosi erosi dapat dibedakan menjadi tiga jenis yakni:
a. Kondisi aliran laminar
b. Kondisi aliran turbulensi
c. Kondisi peronggaan
Aliran laminer adalah aliran ideal dan disukai dalam aliran pipa.
Aliran turbulen merupakan aliran bergolak/berputar, hal ini biasanya terjadi
pada blower. Aliran turbulen adalah aliran yang tidak disukai pada pipa,
karena dapat menyebebkan korosi erosi yang sangat cepat pada pipa.
Secara umum korosi erosi dipengaruhi oleh:
a. Sifat Logam Paduan Ketahanan
Kerentanan terhadap korosi erosi lebih tergantung lunak pada
bahan logam. Dimana setiap bahan mempunyai ketahanan yang berbeda

akan abrasi. Jadi secara tidak langsung akan mempengaruhi ketahanan


korosi erosi. Untuk itu kekerasan bahan sangat mempengaruhi ketahanan
akan korosi erosi.
b. Alam dan Sifat Film Pelindung
Keras padat, kepatuhan, film terus dan mudah untuk pasivasi-ulang
memberikan perlindungan yang lebih baik. Baja Stainless lebih pasif dan
tahan terhadap korosi, akibatnya bahan ini rentan terhadap erosikorosi. Bahan ini tidak menunjukkan penurunan berat badan dan benarbenar pasif dalam kondisi stagnan, tetapi serangan yang cepat dari material
oleh-ferrous sulfat bubur asam sulfat terjadi di kecepatan tinggi.
c. Galvanic Efek
Efek galvanik mungkin tidak ada, bahkan kondisi statis. Namun hal
ini dapat terjadi ketika gerakan hadir.
d. Suhu/Temperatur
Pada lingkungan berait (aqueous), temperatur mempengaruhi laju
korosi, temperatur permukaan, hear flux, dan konsentrasi permukaan yang
terkaitdan gradien trasnfer kimia. pada kebanyakan reaksi kimia,
peningkatan temperatur diikuti dengan peningkatan laju korosi. Aturan
kasar (rule of thumb) menyatakan laju reaksi korosi meningkat dua kali
lipat pada tiap kenaikan temperatur 10o. Jadi dapat disimpulkan bahwa
peningkatan suhu akan menyebabkan serangan meningkat (korosi) pada
suatu bahan (logam dan non logam).
e. pH
Tergantung pada sifat dan komposisi produk korosi padat terbentuk
pada permukaan logam, pH larutan bervariasi-korosi laju erosi. Laju
korosi akan meningkat seiring menurunnya pH. Situasi ini terutama ketika
pH lingkungan menurun menjadi di bawah 7. Pasivitas dari beberapa
paduan tergantung dari pH. Pada daerah yang lokal, korosi akan meningkat
dengan pecahnya dan tergerusnya lapisan pasif sehingga menyenyebabkan
korosi erosi.

f. Kecepatan
Kecepatan lingkungan memainkan peran penting dalam erosi
korosi. Ini efek penggunaan mekanis pada nilai tertinggi dan terutama
ketika solusi berisi padat dalam suspensi. Ini sering mempengaruhi
mekanisme reaksi korosi. Meningkatkan kecepatan umumnya hasil dalam
serangan meningkat, terutama jika tingkat aliran aliran besar yang terlibat.
Efek ini mungkin tidak ada, namun hal ini bida terjadi bahkan meningkat
perlahan sampai kecepatan kritis tercapai, dan kemudian dapat
meningkatkan serangan dengan kecepatan tinggi.
2. Contoh Korosi Erosi
a. Korosi Erosi pada Pipa Besi
Ini merupakan jenis korosi yang kerusakannya karena aliran fluida
(kerusakan karena mekanis) dan reaksi electromechemical. Erosi juga
didefinisikan sebagai degradasi yang dipercepat karena adanya aliran
fluida. Groves, gullies, sudut tajam, permukaan gelombang adalah karakter
kerusakan dari erosi korosi. Kerusakan berupa peronggaan juga sering
dijumpai pada bagian dalam pipa dimana zat cair seolah-olah diam,
vibrasi-vibrasi pada dinding pipa yang dihasilkan oleh mesin pompa yang
menimbulkan obilasi tekanan transversal pada lapisan zat cair dindingdindingnya. Perubahan tekanan ini menimbulkan serangan peronggaan dan
sumuran.

Gambar Korosi Erosi pada Pipa Besi


b. Korosi Erosi pada Busi
Karat yang terjadi pada busi ini disebabkan oleh suhu yang tinggi
dalam ruang pembakaran. Busi yang telah kena erosi akibat terjadi
keausan dan menimbulkan bagian bagian yang tajam dan kasar. Bagian

bagian inilah yang mudah terkena korosi dan bila ada gesekan akan
menimbulkan abrasi lebih barat lagi.

Gambar Korosi Erosi pada Busi


c. Korosi Erosi pada Kran Mesin Cuci
Korosi yang terjadi pada kran pembuangan mesin cuci ini
disebabkan karena adanya laju aliran fluida dengan disertai pola aliran
turbulen sehingga terjadi gesekan yang mengakibatkan sebagian material
pada permukaan rusak, maka sedikit demi sedikit kran akan terkorosi

Gambar Korosi Erosi Pada Kran Mesin Cuci


3. Pengendalian
a. Desain atau pemilihan material.
b. Redesain peralatan untuk mengurangi kecepatan permukaan dan turbulensi
dari aliran proses menimpa. Perancangan, penambahan diameter pipa
membantu dari segi mekanika dalam hal pengurangan kecepatan dan
membuat agar aliran yang terjadi adalah aliran laminar yaitu aliran fluida
tanpa turbulensi (pusaran air)

Gambar Perancangan Diameter Pipa

c. Mengganti materian dengan bahan yang lebih tahan korosi. Material


dengan ketahanan korosi yang baik, misalnya stailess steel. Stainless Steel
adalah istilah generik untuk keluarga paduan baja tahan korosi yang
mengandung kromium 10,5% atau lebih.
d. Mengurangi pH larutan, yaitu dengan penyesuaian pH, kandungan oksigen
terlarut menghilangkan, dan penurunan suhu.
e. Penambahan inhibitor atau passivator.
Perubahan pada lingkungan, deareation dan penambahan inhibitor,
inhibitor kimia adalah suatu zat kimia yang dapat menghambat atau
memperlambat suatu reaksi kimia.
Secara khusus, inhibitor korosi merupakan suatu zat kimia yang
bila ditambahkan kedalam suatu lingkungan tertentu, dapat menurunkan
laju penyerangan lingkungan itu terhadap suatu logam.
Pada prakteknya, jumlah yang di tambahkan adalah sedikit, baik
secara kontinu maupun periodik menurut suatu selang waktu tertentu.
Adapun mekanisme kerjanya dapat dibedakan sebagai berikut :
1) Inhibitor teradsorpsi pada permukaan logam, dan membentuk suatu
lapisan tipis dengan ketebalan beberapa molekul inhibitor. Lapisan ini
tidak dapat dilihat oleh mata biasa, namun dapat menghambat
penyerangan lingkungan terhadap logamnya.
2) Melalui pengaruh lingkungan (misal pH) menyebabkan inhibitor dapat
mengendap dan selanjutnya teradsopsi pada permukaan logam serta
melidunginya terhadap korosi. Endapan yang terjadi cukup banyak,
sehingga lapisan yang terjadi dapat teramati oleh mata.
3) Inhibitor lebih dulu mengkorosi logamnya, dan menghasilkan suatu
zat kimia yang kemudian melalui peristiwa adsorpsi dari produk
korosi tersebut membentuk suatu lapisan pasif pada permukaan
logam.

Inhibitor menghilangkan kontituen yang agresif dari

lingkungannya.
f. Menggunakan ketebalan bagian yang lebih besar atau penggantian bagianbagian yang mudah rentan

g. Coatings Protection
Coating (Pelapisan), dimana prosedur pengaplikasiannya adalah
1) Pembersihan permukaan pipa
2) Primming, lapisan primer betul-betul kering
3) Coating

dengan

bahan

yang

tepat,

mengikuti

Rekomendasi

manufacturer
h. Perlindungan katodik
i. Kurangi flow rate dan turbulen,
j. Hindari perubahan arah secara tiba - tiba, perkuat lapisan

osi

Gambar Korosi Erosi


C. KOROSI SERANGAN SELEKTIF
1. Pengertian Umum
Korosi Selektif adalah suatu bentuk korosi yang terjadi karena
pelarutan komponen tertentu dari paduan logam (alloynya). Pelarutan ini
terjadi pada salah satu unsur pemadu atau komponen dari paduan logam yang
lebih aktif yang menyebabkan sebagian besar dari pemadu tersebut hilang
dari paduannya. Material yang tertinggal telah kehilangan sebagian besar
kekuatan fisiknya (karena berpori-pori). Selektif leaching nama lain dari
Korosi Selektif- bisa terjadi dari sepasang panduan logam satu fasa dan juga
dua fasa. Dalam paduan dua fasa, fasa yang kurang mulia akan meluruh
terlebih dahulu.
Bentuk korosi ini juga disebut pemisahan atau dealloying. Pemadu
yang biasaanya terlarut dari paduan logamnya adalah seng (Zn) , alumunium
(Al) , kobalt (Co) , nikel (Ni) , dan crom (Cr). Beberapa contoh korosi

selektif dari paduan logam dengan logam

Cu dapat dilihat pada table

dibawah ini :
Bentuk Korosi Selektif

Paduan

Logam Yang Terlarut

Dezincfikasi

Cu Zn

Zn

Dealuminasi

Cu Al

Al

Demanganisasi

Cu Mn

Mn

Denikelisasi

Cu Ni

Ni

Desilikonisasi

Cu Si

Si

Decuprifikasi

Cu - Ag

Cu

Tembaga secara khusus jika dikombiasikan dengan unsur-unsur ini.


Membentuk suatu bagian dari paduan logam yang sensitif terhadap
leaching. Bentuk korosi ini biasanya dinamai sesuai dengan elementelement yang meluruh, seperti ditulis pada tabel diatas. Pada paduan logam
tembaga-perak fenomena dealloying yang terjadi adalah peluruhan selektif
tembaga yang disebut decuprifikasi. Pada paduan logam perak-emas,
peluruhan selektif terjadi pada perak, meninggalkan emas.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa korosi selektif akibat dari efek
galfanik antara unsur-unsur berlainan yang membentuk paduan (Walaupun
faktor-faktor lain seperti kandungan udara dan temperatur yang berbeda
juga sangat penting).Dimana terlihat dari contoh logam paduan yang
memiliki Esel lebih rendah akan mengalami korosi karena berperan sebagai
anoda dan yang lebih murni sebagai katoda.
2. Mekanisme Umum
Pada dasarnya logam yang lebih mulia bertindak sebagai katoda dan
paduan logam sebagai anoda. Tetapi tidak hanya itu, sebenarnya kedua logam
larut (misal Tembaga-seng), baik seng dan tembaga kedua-duanya larut,
tetapi diikuti oleh pengendapan kembali tembaga. Atau logam yang paduan
yang lebih aktif akan terlarut. Kita dapat memperkirakan logam mana yang
akan terlarut berdasarkan E sel (logam mana yang lebih mulia akan menjadi
katodik dan lawannya anodik akan mengalami korosi).

3. Contoh Bentuk Korosi Selektif


Dezincfikasi merupakan bentuk korosi selektif yang menyerang
paduan logam yang terdiri Cu dan Zn (kuningan). Dezincfikasi terutama
terjadi pada kuningan dengan kadar seng diatas 15 20 % , pada lingkungan
air yang mengandung ion Cl- seperti air payau & air laut dan air yang
mengandung O2. Sedangkan untuk kuningan dengan kadar seng kurang dari 5
%

biasaanya tahan terhadap korosi ini. Produk dari proses dezincfikasi

menghasilkan kuningan yang berlubang , rapuh , memiliki kekuatan mekanis


yang rendah dan warna kuningan berubah dari kuning ke merah.
Tipe atau bentuk serangan pada proses desincfikasi dibagi menjadi 2
bagian :
a. Tipe setempat (plug)
Tipe korosi ini menyerang secara lokal sampai ke dalam kuningan
membentuk lubang. Korosi tersebut terjadi pada kuningan yang
mempunyai kadar seng rendah, kondisi lingkungan basa, netral atau sedikit
asam. Air dapat merambas melalui lubang ini. Lubang ini bisa muncul jika
diberi perlakuan mekaniks seperti ditekuk.

Gambar Korosi Setempat


b. Tipe lapisan (merata)
Tipe korosi

ini menyerang secara merata pada permukaan

kuningan dan melarutkan seng pada seluruh permukaan kuningan dengan


laju yang hampir sama. Korosi tersebut terjadi pada kuningan dengan
kadar seng tinggi dan kondisi lingkungan yang asam.

Gambar Korosi Merata


Reaksi yang terjadi :
Di katoda :
Cu2+ + 2e- Cu
O2 + H2O + 2e- 2 OH-

Terdapat oksigen terlarut (dalam air)

Di anoda :
Cu Cu2+ + 2eZn Zn2+ + 2eAtau Air yang mengandung Cl-, Ada 2 kemungkinan yang terjadi :
a. Unsur paduan yang yang lebih aktif (seng) terlarutkan secara selektif
meninggalkan struktur tembaga yang berpori dan lemah.
b. Seng dan tembaga larut, diikuti pengendapan kembali tembaga.
Reaksi :
Di anoda
Zn Zn2+ + 2eCu +2Cl - CuCl2- + 2eDi katoda
CuCl2- Cu2+ + 2 Cl - + e
Cu Cu2+ + 2e
4. Pengendalian
Proses dezincification dapat dikurangi dengan meminimalkan
keganasan lingkungan (mis. oksigen) atau dengan katodic protection, namun
dalam banyak hal, metode ini sangat tidak ekonomis. Namun jika dengan

komposisi ekonomis. Namun jika dengan komposisi yang baik akan dapat
mencegah krorsi jenis ini. Misal: Brass dengan kadar Zn 15%. Hal lain yang
bisa dilakukan adalah penambahan 1% tin pada 70 30 brass, atau dengan
penambahan arsenic, antimony atau phosphorus sebagai inhibitor. Sebagai
contoh pada logam arsenic admirality (70 % Cu, 29% Zn, 1% Sn dan 0.04 %
As). Graphitic Corrosion Graphitic corrosion adalah kerusakan gray cast iron
di mana unsur metalik habis atau diubah ke produk korosi meninggalkan
grafit. Disebut juga sebagai grafitisasi. Dalam beberapa lingkungan (terutama
pada lingkungan tanah yang berair, yang mempengaruhi pipa dalam tanah) Fe
terlepas perlahan dan graphitic muncul hingg mengakibatkan material dapat
dipotong dengan pisau.
a. Mengurangi keagresifan lingkungan misalnya dengan mengurangi
kandungan oksigen terlarut (deaerasi).
b. Menggunakan paduan yang lebih tahan misalnya kuingan merah (15%
Zn).
c. Penambahan 1 % Sn pada Brass 70-30.
d. Penambahan inhibitor.
e. Proteksi katodik.
D. KOROSI RETAK TEGANG
1. Pengertian Umum
Korosi retak tegangan (SCC) adalah proses retak yang memerlukan
aksi secara bersamaan dari bahan perusak (karat) dan berkelanjutan dengan
tegangan tarik. Ini tidak termasuk pengurangan bagian yang terkorosi akibat
gagal oleh patahan cepat. Hal ini juga termasuk intercrystalline atau
transkristalin korosi, yang dapat menghancurkan paduan tanpa tegangan yang
diberkan atau tegangan sisa. Retak korosi tegangan dapat terjadi dalam
kombinasi dengan penggetasan hidrogen.
Mekanisme SCC : terjadi akibat adanya hubungan dari 3 faktor
komponen, yaitu (1) Bahan rentan terhadap korosi, (2) adanya larutan
elektrolit (lingkungan) dan (3) adanya tegangan. Sebagai contoh, tembaga dan

paduan rentan terhadap senyawa amonia, baja ringan rentan terhadap larutan
alkali dan baja tahan karat rentan terhadap klorida

Gambar Korosi Retak Tegang pada Sebuah Logam


2. Pengendalian
Cara pengendalian korosi tegangan adalah:
a) Turunkan besarnya tegangan
b) Turunkan tegangan sisa termal
c) Kurangi beban luar atau perbesar area potongan
d) Penggunaan inhibitor.
E. KOROSI PERAPUHAN HIDROGEN
Hydrogen attack mengakibatkan logam menjadi rapuh akibat penetrasi
hidrogen ke kedalaman logam. Peristiwa perapuhan ini biasa disebut dengan
Hydrogen Embrittlement. Logam juga bisa retak oleh invasi hidrogen.
Belum diketahui bagaimana hidrogen bisa merusak logam secara
kimiawi ataupun secara elektrokimia, tetapi efek pengrusakannya terhadap logam
sebagai bahan konstruksi sudah jelas. Boleh jadi hidrogen hanya mendifusio
secara fisika saja ke dalam logam akibat kecilnya ukuran atom hidrogen.

Gambar Perapuhan Hidrogen

Anda mungkin juga menyukai