Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Abses paru merupakan akibat dari infeksi parenkim
paru, dapat akut atau kronis.
Penyebab tersering : bakteri anaerob mulut dan
komplikasi pneumoni aspirasi.
David Smith ( 1920 ): aspirasi bakteri mulut infeksi .
Chidi & Mandelson ( 1974 ) : 4 - 5,5 / 10.000 pasien
yg dirawat di rumah sakit mempunyai abses paru /th.
Estera (1980) : 11 kasus pertahun.
Hagan & Hardy ( 1983 ) : rata-rata 8 kasus /th dalam
22 Th
DEFINISI
Lama gejala :
Akut : < 1 bulan
Kronis : > 1 bulan
Etiologi :
Primer infeksi di paru o.k aspirasi atau
pneumonia pada individu normal
Sekunder infeksi yang sudah menyebar
kondisi yang ada sebelumnya ( obstruksi,
penyebaran extrapulmoner, bronkiektasis dan
immunocompromised )
Penyebab
:
bakteri
piogenik,
mikobakterium,
jamur,
parasit
dan
komplikasi penyakit paru lain seperti
keganasan.
Abses paru anaerob : aspirasi pada
ginggivitis & oral higine buruk.
Bakteri anaerob 89% , 1/2 murni
anaerob dan 1/2 campuran dg bakteri
aerob.
Gram negatip
Staphylococus aureus
Haemophylus influenza
Streptococcus pyogenes
Pseudomonas aeroginosa
Streptococcus pneumoniae
Klebsiella pneumonia
Nocardia spp
Proteus mirabilis
Actnomyces spp
Pastuerella multocida
Burkholderia cepacia
Burkholderia pseudomallei
FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor predisposi :
1. Penyakit
pada rongga mulut ( penyakit
periodontal, ginggivitis )
2. Penurunan kesadaran ( alkoholisme, koma,
drug abuse(NARKOBA), anasthesia, kejang )
3. Penyakit esophageal ( akalasia, reflux disease,
depresi refleks batuk & muntah, obstruksi
esophageal )
4. Immunocompromised
( steroid, kemoterapi,
malnutrisi, trauma multipel )
5. Obstruksi bronkial ( tumor, benda asing )
PATOGENESIS
Mekanisme infeksi piogenik tersering aspirasi
bahan-bahan orofaring.
24 - 48 jam
Aspirasi
karena
gagalnya
mekanisme
bersihan
4 7 hari
Pneumoni aspirasi
Produk Inflamasi
- Eksudat
- Darah
- Jaringan nekrotik
Nekrosis
Abses paru
lobus
bawah
jumlah
DIAGNOSIS
Gejala klinis
30%-44%
17%-37%
6%-64%
Malaise
Clubbing fingers
22%
4%-12%
Pemeriksaan fisik
Laboratorium
Netrofil lekositosis
Peningkatan laju endap darah
Pergeseran hitung jenis kekiri ( tidak selalu )
Anemia normokrom normositik kronis
Leukopeni DISEBABKAN methicillin resistant
Staphylococcus aureus ( MRSA ).
Mikrobiologi
Diagnosis
kuman penyebab dengan
pemeriksaan mikrobiologi /Dengan ciri
khas dahak.
Curiga kuman anaerob : dahak purulen,
berbau busuk, banyak bakteri gram (+) &
(-).(biasanya kontaminasi flora normal
Pemeriksaan : pewarnaan gram dan kultur
bakteri gram ( + ), gram ( - ) serta
pewarnaan bakteri tahan asam (BTA)
dan jamur.
Pemeriksaan Radiologi
Foto toraks diagnosis terbanyak .
Gambaran foto toraks : kavitas dengan
dinding utuh yang mengelilingi daerah
lusen dan air fluid level dalam suatu
daerah pneumonia seperti terlihat pada
gambar ( 2 ).
Gambaran air-fluid level pada posisi tegak
atau lateral dekubitus.
Gambar 2. Foto toraks PA dan lateral multipel abses dengan air-fluid level.
Bronkoskopi
Jika diduga sumbatan bronkus ( mis. Karsinoma
bronkogenik ).
Pengambilan spesimen.
Berbahaya jika diameter > 4 cm.
Syarat bronkoskopi pada kavitas paru :
- Demam yang rendah ( < 100 F/ 37,78C ).
- Leukosit < 11.000 mm3.
- Keluhan sistemik minimal.
- Tidak ada faktor predisposisi terjadi aspirasi.
DIAGNOSIS BANDING
PENATALAKSANAAN
Pemberian antibiotik
Antibiotik terapi utama, angka kesembuhan
90%-95%.
Penelitian terapi lebih efektif bila saat awal
pemilihan antibiotik empirik bakteri anaerob (
penyebab terbesar ).
Penisilin akan terjadi peningkatan resistensi
Streptococcus pneumonia , fusobacterium dan
Provetela melaninogenica dipertimbangkan
terapi empirik.
Fisioterapi
Fisioterapi dada:
- Latihan pernapasan
- Latihan batuk
- Perkusi dada
- Drainage postural klo susah dilakukan pake
Nasotracheal suctioning
Drainage postural harus disertai antibiotik &
posisi yg tepat untuk mencegah penyebaran
infeksi.
Batuk (-) atau sukar Nasotracheal suctioning
Tidak bole dilakukan pada Hemoptisis
Drainase
Efek samping :
Drainase
bronkoskopi
menyebabkan
pelepasan sejumlah besar materi purulen
ke bagian paru lain shg terjadigagal napas
akut dan acute respiratory distress
syndrome (ARDS).
Pembedahan
KOMPLIKASI
Komplikasi abses paru:
Perdarahan masif ( paling signifikan )
syok hipovolemik & anoksia intervensi
bedah.
Pengikisan
vena-vena pulmonalis
penyebaran infeksi ( metastasis menjadi
abses sereberal, menyebar ke paru
kontralateral & rongga pleura).
Empiema & fistula bronkopleura ( jarang ).
PROGNOSIS
Bergantung:
penyakit
dasar,
faktor
predisposisi & kecepatan pemberian terapi
yang tepat.
Antibiotik prognosis abses paru bakteri
baik.
Prognosis relatif buruk pada kavitas besar
( > 6 cm ), bakteri aerob, abses multipel,
obstruksi bronkial, pasien usia lanjut &
immunocompromised.