Oleh :
Hairunnisa
Dwi Agustina
Siti Nur Komariah
Fesi Mastriyona
Bayu Tri Atmaji
B1J011107
B1J011171
B1J012128
B1J012179
B1J012197
Kelompok 10
Rombongan I
Asisten : Devina Andayani
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI MANGROVE
Oleh:
Kelompok 10
Rombongan I
Hairunnisa
Dwi Agustina
Siti Nur Komariah
Fesi Mastriyona
Bayu Tri Atmaji
B1J011107
B1J011171
B1J012128
B1J012179
B1J012197
Asisten
Devina Andayani
B1J011112
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... v
I. Pendahuluan .................................................................................................. 1
A. Deskripsi Lokasi ....................................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan Praktikum ................................................................. 2
II. Materi dan Metode Praktikum .................................................................... 4
III. Hasil dan Pembahasan ................................................................................ 8
DAFTAR REFERENSI .....................................................................................19
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Gastropoda yang ditemukan pada stasiun pertama .......................... 13
Tabel 2. Gastropoda yang ditemukan pada stasiun kedua ............................. 13
Tabel 3. Spesies mangrove yang ditemukan kelompok 10 di Segara
Anakan ............................................................................................ 17
Tabel 4. Data kerapatan dan frekuensi di stasiun 1 ....................................... 18
Tabel 5. Data kerapatan dan frekuensi di stasiun 2 ....................................... 18
Tabel 6. Data Dominansi dan Nilai Penting ................................................. 19
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Peta Stasiun Praktikum Ekologi Mangrove di Segara Anakan,
Cilacap .......................................................................................... 7
Gambar 2. Daun dan propagul Bruguiera gymnorrhiza ................................. 8
Gambar 3. Daun dan Propagul Ceriops decandra .......................................... 9
Gambar 4. Daun dan Propagul Ceriops tagal ................................................. 10
Gambar 5. Daun, bunga, dan propagul Rhizophora apiculata ........................ 11
Gambar 6. Daun, bunga, propagul Aegiceras corniculatum ............................ 12
Gambar 7. Telescopium telescopium ............................................................. 14
Gambar 8. Ceritidae alata ............................................................................... 14
Gambar 9. Nerita lineate ................................................................................. 15
Gambar 10. Casidulla nucleus ........................................................................ 15
Gambar 11. Chicoreus capicinus .................................................................... 16
Gambar 12. Nerita planospira ........................................................................ 16
Gambar 13. Littorina scabra ........................................................................... 16
Gambar 14. Littoraria luteola ......................................................................... 17
Gambar 15. Dendogram INP 1 X 1 ................................................................. 20
Gambar 16. Dendogram INP 5 X 5 ................................................................. 20
Gambar 17. Dendogram INP 10 X 10 ............................................................. 21
I.
PENDAHULUAN
memiliki luasan 6.450 ha. Setiap tahunnya rata-rata laguna mengalami penyusutan
seluas 30 ha. Jika tidak ada upaya yang serius, maka 20 tahun mendatang laguna
Segara Anakan diperkirakan tidak bersisa lagi. Segara Anakan dan hutan
mangrove merupakan ekosistem unik dan merupakan tempat berkembangnya
biota laut. Bahkan, kawasan itu sebagai tempat pemijahan biota laut (Greeners,
2012).
Dari tahun ke tahun, areal mangrove yang masih dalam kondisi baik terus
menyusut. Habitat mangrove semakin terdesak bahkan banyak yang kondisinya
rusak. Salah satu indikator kerusakannya adalah ketika di areal mangrove tersebut
sudah banyak pohon nipah. Dominasi pohon nipah sudah tampak sejak beberapa
kilometer dari Dermaga Sleko, pelabuhan rakyat di Cilacap untuk menyeberang
ke Kecamatan Kampung Laut, yang merupakan perkampungan terdekat dari
Segara Anakan. Kerusakan hutan mangrove dipicu perubahan lingkungan dari
payau menjadi daratan. Selain penebangan liar mangrove, hal ini juga tak terlepas
dari sedimentasi lumpur yang terus terjadi di laguna. Hancurnya hutan mangrove
di sekitar laguna telah memperparah degradasi lingkungan. Selain menyebabkan
resapan air berkurang, berbagai biota laut juga tidak bisa berkembang karena
kehilangan habitatnya (Kompas Cilacap, 2013).
II.
A. Materi
Bahan-bahan yang digunakan yaitu makrobenthos dan tumbuhan mangrove
di segara anakan, alkohol 70%, dan buku identifikasI.
Alat-alat yang digunakan yaitu plastik spesimen, botol spesimen, golok,
meteran baju, tali rafia, kertas kalkir, kamera, alat tulis dan papan ujian, serat
kertas dan plastik hebarium.
A. Metode
1.
2.
dengan
alcohol
70%. Hasil
koleksi
3.
Frekuensi
Frekuensi Relatif
Dominansi
Dominansi Relatif
4.
Bagian tumbuhan secara lengkap, yaitu akar, batang, daun, dan bunga
dikumpulkan. Tumbuhan yang berukuran kecil dapat diambil
seluruhnya secara lengkap. Tumbuhan beukuran besar cukup diambil
sebagian saja, terutama ranting, daun, dan jika ada buah dan bunganya.
4.8
4.9
III.
Segara anakan merupakan salah satu kawasan hutan mangrove yang paling
luas di Pulau Jawa. Menurut Departemen Pekerjaaan Umum Dirjen Pengairan
(1996) pada tahun 1930 luas kawasan hutan mangrove Segara Anakan adalah
35.000 Ha dengan kondisi yang sangat baik tetapi saat ini hanya 12.000 Ha dan
sekitar 5.600 Ha dalam kondisi terganggu. Penurunan luas kawasan ini akibat
beralih fungsi lahan menjadi tambak dan lahan pertanian sehingga mengubah
struktur populasi maupun pola penyebaran mangrove. Kondisi tersebut masih
diperparah dengan tingginya tingkat sedimentasi dan invasi berbagai spesies dari
berbagai lokasi, dengan tingkat adaptasi yang berbeda-beda. Hal tersebut
menyebabkan perubahan habitat mangrove, sehingga komposisi dan struktur
vegetasi hutan ini dapat berubah-ubah (Suryono, 2006).
Menurut Kartijono (2004) dalam penelitiannya, struktur dan komposisi
vegetasi didasarkan pada stratifikasi vertikal dari strata herba, semak dan pohon.
Di Segara anakan struktur dan komposisi vegetasinya berupa Avicennia alba
(pohon), Acanthus illicifolius (semak), serta Paspalum sp., Fimbristylis
alboviridis, dan Bulbostylis puberula (herba). Sedangkan menurut Suryono (2006)
struktur populasi mangrove terdiri dari atas: Avecinnia marina, Avicennia alba,
Sonneratia caseolaris, Sonneratia alba, Rhizophora apiculata, Rhizophora
mucronata, Bruguiera cylindrica, Bruguiera gymnorhiza, Aegiceras corniculatum
dan Nypa fruticans. Mangrove tersebut terdistribusi (tersebar) mulau dari daerah
yang tidak tergenang saat pasang hingga ke daerah yang tergenang saat pasang.
Pengamatan vegetasi mangrove di stasiun A5 dan B5 didapatkan hasil
antara lain adalah sebagai berikut:
Bruguiera gymnorrhiza
: Plantae
Class
: Magnoliopsida
Order
: Malpighiales
Family
: Rhizophoraceae
Genus
: Bruguiera
Species
: Bruguiera gymnorrhiza
: Plantae
Phylum
: Tracheophyta
Class
: Magnoliopsida
Order
: Malpighiales
Family
: Rhizophoraceae
Genus
: Ceriops
Spesies
: Ceriops decandra
bulat memanjang, ukuran panjang 4-6 cm, lebar 2-3 cm. Karangan bunga
bergerombol, berjumlah 5-10 bunga, dengan tangkai bunga pendek, terletak di
ketiak daun, kelopak 5, warna hijau , daun mahkota 5, warna putih kecoklatan.
Buah bulat, warna merah kecoklatan, hipokotil mirip pensil, panjang 9-15 cm,
halus, beralur, dan sedikit berbintil pada bagian ujungnya. Akar sedikit tampak
adanya akar papa dan biasanya hidup pada tanah agak kering dan sedikit berpasir
(Tomlinson, 1986).
Ceriops tagal
: Plantae
Phylum
: Tracheophyta
Class
: Magnoliopsida
Order
: Malpighiales
Family
: Rhizophoraceae
Genus
: Ceriops
Spesies
: Ceriops tagal
10
Tumbuhan ini hidup pada tanah liat yang agak kering dan sedikit berpasir.
Biasanya berdampingan dengan Ceriops decandra (Backer, 1963).
Rhizophora apiculata
: Plantae
Class
: Magnoliopsida
Order
: Malpighiales
Family
: Rhizophoraceae
Genus
: Rhizophora
Species
: Rhizophora apiculata
: Plantae
11
Phylum
: Tracheophyta
Class
: Magnoliopsida
Order
: Primulales
Family
: Myrsinaceae
Genus
: Aegiceras
Spesies
: Aegiceras corniculatum
Semak atau pohon kecil yang selalu hijau dan tumbuh lurus dengan
ketinggian pohon mencapai 6 m. Akar menjalar di permukaan tanah. Kulit kayu
bagian luar abu-abu hingga coklat kemerahan, bercelah, serta memiliki sejumlah
lentisel. Daun berkulit, terang, berwarna hijau mengkilat pada bagian atas dan
hijau pucat di bagian bawah, seringkali bercampur warna agak kemerahan.
Kelenjar pembuangan garam terletak pada permukaan daun dan gagangnya.
Gagang memiliki tata letak sederhana dan bersilang. Daunnya berbentuk bulat
telur maupun elips dengan ujung membundar dengan ukuran 11 x 7,5 cm. Dalam
satu tandan terdapat banyak bunga yang bergantungan seperti lampion, dengan
masing-masing tangkai/gagang bunga panjangnya 8-12 mm. Letak di ujung
tandan/tangkai bunga dan memiliki 5 daun mahkota berwarna putih - hijau,
ditutupi rambut pendek halus; 5-6 mm. Buah berwarna hijau hingga merah jambu
(jika sudah matang), permukaan halus, membengkok seperti sabit. Dalam buah
terdapat satu biji yang membesar dan cepat rontok. Ukuran panjang 5-7,5 cm dan
diameter 0,7 cm (Ashton, 1988).
Selain vegetasi mangrove, pada ekosistem mangrove juga ditemukan biota
asosiasi, salah satunya Moluska dari kelas Gastropoda. Gastropoda merupakan
kelompok hewan yang dominan dalam ekosistem hutan mangrove. Ada sekitar
50.000 jenis/spesies Gastropoda yang masih hidup dan 15.000 jenis yang telah
menjadi fosil. Sebagian besar Gastropoda mempunyai cangkok (rumah) dan
12
Family
Jumlah
Telescopium telescopium
Potamididae
Cerithidea alata
Potamididae
Nerita lineate
Neritidae
Cassidula nucieus
Ellobiidae
Chicoreus capicinus
Muricidae
Nerita planospira
Neritidae
Littorina conica
Littorinidae
Littoraria luteola
Littorinidae
Family
Jumlah
Nerita lineate
Neritidae
Chicoreus capicinus
Muricidae
Nerita planospira
Neritidae
Littoraria liteula
Littorinidae
Littorina conica
Littorinidae
berjumlah 2 spesies yaitu Nerita lineata dan Nerita planospira, dari suku
Ellobiidae ditemukan satu spesies yaitu Cassidula nucieus. Kemudian dari suku
Muricidae ditemukan satu spesies Gastropoda yaitu Chicoreus capicinus, dan
ditemukan 2 spesies Gastropoda dari suku Littorinidae yaitu Littorina conica dan
Littoraria luteola. Selain itu pada stasiun kedua ditemukan 2 spesies dari suku
neritidae yaitu Nerita lineata dan Nerita planospira.
Littorinidae didapat 2 spesies yaitu Littoraria liteula dan Littorina conica dan
suku muricidae didapat satu jenis Chicoreus capicinus.
Telescopium telescopium
Telecopium telescopium termasuk salah satu Gastropoda yang paling umum
ditemukan di atas substrat atau di antara serasah daun mangrove. Mudah dikenali
karena bentuknya yang khas seperti kerucut. Cangkang hewan ini berbentuk
kerucut, panjang, ramping dan agak mendatar pada bagian dasarnya. Warna
cangkang coklat keruh, coklat keunguan dan coklat kehitaman, lapisan luar
cangkang dilengkapi dengan garis-garis spiral yang sangat rapat dan mempunyai
jalur-jalur yang melengkung ke dalam. Panjang cangkang berkisar antara 7.5-11
cm (Dharma, 1992). Klasifikasi Burungo (Telescopium telescopium) menurut
Linnaeus (1758) dalah sebagai berikut:
Phylum
: Mollusca
Class
: Gastropoda
Order
: Mesogastropoda
Family
: Potamididae
Genus
: Telescopium
Species
: Telescopium telescopium
Gambar 7. Telescopium
telescopium
Ceritidae alata
Ceritidae alata dalah spesies siput laut , moluska gastropoda laut di keluarga
Potamididae. Klasifikasi Marine snails (Ceritidae alata) menurut Philippi (1849)
adalah sebagai berikut:
Phylum
: Mollusca
Class
: Gastropoda
Order
: Sorbeoconcha
Family
: Potamididae
Gambar 8. Ceritidae alata
14
Genus
: Cerithidea
Species
: Ceritidae alata
Nerita lineata
Familia neritidae dikenali melalui bentuk cangkang dengan body whorl yang
sangat besar, unit whorl yang menggulung dan pendek. Salah satu jenis
Gastropoda yang masuk dalam familia Neritidae adalah Nerita lineata. Jenis ini
mempunyai spire berjumlah banyak, membentuk garis berwarna coklat tua (linea
= garis), dengan inner lip pada sisi aperture berwarna kuning. Nerita lineata agak
jarang dijumpai, biasanya jenis ini hanya menempel pada akar atau batang
mangrove. Klasifikasi Nerita lineata adalah sebagai berikut:
Phylum
: Mollusca
Class
: Gastropoda
Order
: Cycloneritimorpha
Family
: Neritidae
Genus
: Nerita
Species
: Nerita lineata
Casidulla nucleus
Casidulla nucleus masuk ke dalam famili dari Ellobiidae. Panjang cangkang
berkisar antara 2-3cm, memiliki tempurung yang tebal dan oval, dengan warna
coklat gelap terang dan merah muda ungu spiral pita pada permukaan tempurung.
Klasifikasi Casidulla nucleus menurut Gmelin (1791) adalah sebagai berikut:
Phylum
: Mollusca
Class
: Gastropoda
Order
: Panpulmonata
Family
: Ellobiidae
Genus
: Cassidula
Species
: Casidulla nucleus
Chicoreus capicinus
Chicoreus capucinus masuk dalam familia muricidae dan sangat dikenal
dengan bentuk cangkangnya. Jenis ini memiliki saluran siphon relatif pendek,
spina pendek dalam beberapa barisan, membentuk aksis ke arah apex. Warna
15
: Mollusca
Class
: Gastropoda
Order
: Neogastropoda
Family
: Muricidae
Genus
: Chicoreus
Species
: Chicoreus capicinus
Nerita planospira
Nerita merupakan siput dengan bentuk primitive. Secara morfologi
gastropoda terdiri dari cangkang yang berbentuk asimetri. Klasifikasi Marine
Snails (Nerita planospira) menurut Anton (1839) adalah sebagai berikut:
Phylum
: Mollusca
Class
: Gastropoda
Order
: Cycloneritimorpha
Family
: Neritidae
Genus
: Nerita
Species
: Nerita planospira
Littorina conic
Panjang cangkang 3 cm, dengan ukuran sedang. Bentuk cangkang gulungan
benang. Warna cangkang putih kuning sampai coklat. Mulut cangkang berbentuk
lonjong sempit denga posterior kanal. Jumlah suture tiga. Garis aksial halus dari
puncak ke bawah. Tidak terdapat duri. Permukaan cangkang halus. Puncak
cangkang lancip. Klasifikasi Littorina conic menurut Pechenik (2000) adalah
sebagai berikut:
Phylum
: Mollusca
Class
: Gastropoda
Order
: Mesogastropoda
Family
: Littorinaceae
Genus
: Littorina
Species
: Littorina conic
Littoraria luteola
Gambar
21.
Littorina
21.
Littorina
scabra
16
Gambar
scabra
: Mollusca
Class
: Gastropoda
Order
: Mesogastropoda
Family
: Littorinidae
Genus
: Littoraria
Species
: Littoraria luteola
Gambar
22.
luteola
Analisis vegetasi merupakan cara Littoraria
mempelajari
susunan dan bentuk
(struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Analisis vegetasi biasanya
menggunakan metode kuadrat yaitu memanfaatkan pengukuran jarak antar
individu tumbuhan atau jarak dari pohon yang dipilih secara acak terhadap
individu-individu tumbuhan yang terdekat dengan asumsi individu tumbuhan
menyebar secara acak (Soerianegara, 1972 dalam Martono 2012).
Hasil yang diperoleh pada kelompok 10 dalam analisis vegetasi mangrove
di Segara Anakan yaitu didapat 5 jenis mangrove pada stasiun 1 dan stasiun 2
dengan masing-masing 3 plot. Stasiun 1 didapat Aegiceras corniculatum,
Bruguiera gymnorrhiza, Ceriops tagal, Rhizophora apiculata, dan Nypa fruticans
sedangkan stasiun 2 didapat 3 spesies mangrove yaitu Ceriops tagal, Rhizophora
apiculata, dan Bruguiera gymnorrhiza. hal tersebut membuktikan bahwa
mangrove dibagi menjadi 4 zona berdasarkan tipe vegetasi mangrove yaitu zona
mangrove terbuka, tengah, payau, dan mangrove daratan (Rusila et al., 1999),
pada stasiun 2 termasuk zona mangrove tengah karena terdapat spesies Ceriops
tagal, Rhizophora apiculata, dan Bruguiera gymnorrhiza
stasiun 1 terdapat
spesies tersebut tetapi adanya Nypa fruticans stasiun ini cenderung menuju zona
payau.
Table 3. spesies mangrove yang ditemukan kelompok 10 di Segara Anakan
Stasiun
Family
spesies
17
Rhizophoraceae
Ceriops tagal
Rhizophoraceae
Rhizophora apiculata
Rhizophoraceae
Bruguiera gymnorrhiza
Aegiceras corniculatum
Nypa fruticans
Rhizophoraceae
Ceriops tagal
Rhizophoraceae
Rhizophora apiculata
Rhizophoraceae
Bruguiera gymnorrhiza
Jumlah
KR (%)
FR (%)
Bruguiera gymnorrhiza
0,12
33,33
33,33
Ceriops tagal
0,0267
7,40
0,67
22,22
Aegiceras corniculatum
15
0,2
55,55
33,33
Rhizophora apiculata
0,0133
3,70
0,33
11,11
Jumlah
27
0,36
Spesies
Jumlah
KR (%)
FR (%)
Aegiceras corniculatum
11
3,67
73.33
0,33
33,33
Ceriops tagal
1,33
26,67
0,67
66,67
Jumlah
15
Plot 1m x 1 m
2,667
Jumlah
KR (%)
FR (%)
Rhizophora apiculata
0,067
31,25
0,33
33,33
Ceriops tagal
0,067
31,25
0,33
33,33
Bruguiera gymnorrhiza
0,08
37,5
0,33
33,33
Jumlah
16
2,21
Plot 1m x 1m
18
Spesies
Jumlah
KR (%)
FR (%)
Ceriops tagal
24
72,72
50
Rhizophora apiculata
2,33
21,21
0,67
33,33
Bruguiera gymnorrhiza
0,67
6,06
0,33
16,67
Jumlah
33
11
2.
Spesies
DR (%)
NP (%)
(5x5) m2
(1x1)
Bruguiera gymnorrhiza
0,01137
29,71
96,379
Ceriops tagal
0,00167
4,35
33,981
93,33
Aegiceras corniculatum
0,02218
57,92
146,814
106,67
Rhizophora apiculata
0,00306
8,01
22,825
Rhizophora apiculata
0,00701
34,44
99,028
54,545
Ceriops tagal
0,00377
18,55
83,134
122,727
Bruguiera gymnorrhiza
0,00957
47,003
117,837
22,727
Keterangan:
F
: Frekuensi
: Dominansi
FR : Frekuensi Relati
DR : Dominansi Relatif
NP : Nilai Penting
: Kerapatan
KR : Kerapatan Relatif
19
plot 1x1 m adalah Aegiceras corniculatum 106,67%. Stasiun 2 nilai penting pada
plot 5x5 m adalah Bruguiera gymnorrhiza sebesar 117,837% dan plot 1x1 m
adalah Ceriops tagal sebesar 122,727%. Berdasarkan data tersebut nilai penting
terbesar adalah Aegiceras corniculatum sebesar 146,814 %. Menurut Rusila et al.
(1999) Aegiceras corniculatum merupakan tumbuhan yang umum ditemukan dan
seringkali tumbuh dalam kelompok besar. Tumbuhan ini memiliki toleransi yang
tinggi terhadap salinitas, tanah dan cahaya yang beragam. Mereka umum tumbuh
di tepi daratan daerah mangrove yang tergenang oleh pasang naik yang normal,
serta di bagian tepi dari jalur air yang bersifat payau secara musiman.
IV.
KESIMPULAN
2.
3.
DAFTAR REFERENSI