Anda di halaman 1dari 30

TUGAS MAKALAH KEWARGANEGARAAN

WAWASAN NUSANTARA

DISUSUN OLEH :
Agnestya Pangemanan
Aldiansyah
Andi Alamzah
Ayu Redita Yusuf
Bayu Sodiq
Christina Yunus
Dina Tria Rindana
Eva Andriani
Renyta Fransisca
Sri Mulianti
Viviona

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2014

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG.......
BAB II
RUMUSAN MASALAH
BAB III
ISI :
A. WAWASAN NASIONAL .
B. TEORI KEKUASAAN SEBAGAI LAHIRNYA WAWASAN
NASIONAL SUATU BANGSA ...
C. PENGERTIAN WAWASAN NUSANTARA .
D. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAWASAN
NUSANTARA ..
E. UNSUR-UNSUR DASAR WAWASAN NUSANTARA ..
F. HAKIKAT WAWASAN NUSANTARA
G. ARAH PANDANG WAWASAN NUSANTARA............
H. KEDUDUKAN, FUNGSI DAN TUJUAN WAWASAN
NUSANTARA ..
I. IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA....
J. SOSIALISASI/PEMASYARAKATAN WAWASAN
NUSANTARA.
K. TANTANGAN DARI IMPLEMENTASI WAWASAN
NUSANTARA .
BAB IV
PENUTUP .
KESIMPULAN ..
SARAN ..

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia di dunia mempunyai kedudukan sebagai hamba Tuhan
Yang Maha Esa dan sebagai wakil Tuhan (Khalifatullah) di bumi yang
menerima amanat-Nya untuk mengelola kekayaan alam. Adapun sebagai
wakil Tuhan di bumi, manusia dalam hidupnya berkewajiban memelihara dan
memanfaatkan segenap karunia kekayaan alam dengan sebaik-baiknya untuk
kebutuhan hidupnya. Manusia dalam menjalankan tugas dan kegiatan
hidupnya bergerak dalam dua bidang yaitu universal filosofis dan sosial
politis. Bidang universal filosofis bersifat transeden dan idealistik misalnya
dalam bentuk aspirasi bangsa, pedoman hidup dan pandangan hidup
bangsa.Aspirasi bangsa ini menjadi dasar wawasan nasional bangsa Indonesia
dalam kaitannya dengan wilayah Nusantara.
Sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang berbhineka, negara
Indonesia memiliki unsur-unsur kekuatan sekaligus kelemahan. Kekuatannya
terletak pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya akan sumber
daya alam (SDA). Sementara kelemahannya terletak pada wujud kepulauan
dan keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa,
satu negara dan satu tanah air.
Dalam kehidupannya, bangsa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh
interaksidan

interelasi

dengan

lingkungan

sekitarnya

(regional

atau

internasional). Dalam hal ini bangsa Indonesia memerlukan prinsip-prinsip


dasar sebagai pedoman agar tidak terombang-ambing dalam memperjuangkan
kepentingan nasional untuk mencapai cita-cita serta tujuan nasionalnya.Salah
satu pedoman bangsa Indonesia wawasan nasional yang berpijak pada wujud
wilayah nusantara sehingga disebut wawasan nusantara. Karena hanya
dengan upanya inilah bangsa dan negara Indonesia tetap eksis dan dapat
melanjutkan perjuangan menuju mayarakat yang adil, makmur dan sentosa.

BAB II
RUMUSAN MASALAH

A. Rumusan Masalah
Di dalam makalah yang berjudul Wawasan Nusantara mempunyai
beberapa rumusan masalah antara lain :
a. Pengertian dari wawasan nusantara.
b. Hakikat dari wawasan nusantara.
c. Unsur-unsur dari wawasan nusantara.
d. Latar belakang filosofis dari wawasan nusantara.
e. Kedudukan, fungsi dan tujuan wawasan nusantara.
f. Faktor-faktor yang mempengaruhi wawasan nusantara.
g. Arah pandang wawasan nusantara.
h. Implementasi serta tantangan yang dihadapi dari wawasan nusantara.

B. Tujuan
Makalah wawasan nusantara ini mempunyai beberapa tujuan yaitu:
a. Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah
Kewarganegaraan.
b. Untuk mengetahui unsur-unsur dari wawasan nusantara.
c. Untuk mengetahui latar belakang filosofis dari wawasan nusantara.
d. Untuk mengetahui hakekat/makna dari wawasan nusantara.

BAB III
ISI
A. Wawasan Nasional
Sebelum membahas Wawasan Nusantara, kita sebaiknya terlebih dahulu
mengerti dan memahami wawasan nasional suatu secara universal.Suatu
bangsa meyakini bahwa kebenaran yang hakiki atau kebenaran yang mutlak
adalah kebenaran yang datang dari Tuhan, pencipta alam semesta. Manusia
memiliki kelebihan dari makhluk yang lain melalui akal pikiran dan budi
nuraninya. Namun, kemampuannya dalam menggunakan akal pikiran dan budi
nurani tersebut terbatas, sehingga manusia yang satu dan yang lain tidak
memiliki tingkat kemampuan yang sama. Dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, keanekaragaman tersebut memerlukan perekat agar bangsa yang
bersangkutan dapat bersatu memelihara keutuhan negaranya.
Suatu

bangsa

yang

telah

bernegara,

dalam

menyelenggarakan

kehidupannya tidak terlepas dari pengaruh lingkungannya.Pengaruh itu timbul


dari hubungan timbal balik antara filosofi bangsa, ideologi, aspirasi serta citacita dan kondisi sosial masyarakat, budaya, tradisi, keadaan alam, wilayah
serta pengalaman sejarahnya.
Pemerintah dan rakyat memerlukan suatu konsepsi berupa wawasan
nasional untuk menyelenggarakan kehidupannya.Wawasan ini dimaksudkan
untuk menjamin kelangsungan hidup, keutuhan wilayah serta jati diri bangsa.
Kata wawasan itu sendiri berasal dari wawas (bahasa Jawa) yang artinya
melihat atu memandang. Dengan penambahan akhiran an kata ini secara
harfiah memiliki arti yaitu cara meliha atau cara tinjau atau cara pandang.
Kehidupan

suatu

bangsa

dan

negara

senantiasa

dipengaruhi

oleh

perkembangan lingkungan strategis. Karena itu, wawasan itu harus mampu


memberi inspirasi pada suatu bangsa dalam menghadapi berbagai hambatan
dan tantangan yang ditimbulkan oleh lingkungan strategis dan dalam mengejar
kejayaannya.

Dalam mewujudkan aspirasi dan perjuangan, satu bangsa perlu


memperhatikan tiga faktor utama:
1. Bumi atau ruang dimana bangsa itu hidup
2. Jiwa, tekad, dan semangat manusia atau rakyatnya
3. Lingkungan sekitarnya
Dengan demikian, wawasan nasional adalah cara pandang suatu bangsa
yang telah bernegara tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang
serba terhubung (melalui interaksi dan interelasi) dan dalam pembangunannya
di lingkungan nasional (termasuk lokal dan propinsional), regional, serta
global.
B. Teori Kekuasaan Sebagai Lahirnya Wawasan Nasional Suatu Bangsa
Wawasan nasional suatu bangsa dibentuk dan dijiwai oleh paham
kekuasaan dan geopolitik yang dianutnya.Beberapa teori paham kekuasaan
dan teori geopolitik.Perumusan wawasan nasional lahir berdasarkan
pertimbangan dan pemikiran mengenai sejauh mana konsep operasionalnya
dapat diwujudkan dan dipertanggungjawabkan.
Teori-teori yang dapat mendukung rumusan tersebut antara lain:
1. Paham Machiavelli (Abad XVII)
Dalam bukunya tentang politik yang diterjemahkan kedalam bahasa
dengan judul The Prince, Machiavelli memberikan pesan tentang cara
membentuk kekuatan politik yang besar agar sebuah negara dapat berdiri
dengan kokoh. Didalamnya terkandung beberapa postulat dan cara
pandang tentang bagaimana memelihara kekuasaan politik. Menurut
Machiavelli, sebuah negara akan bertahan apabila menerapkan dalil-dalil
berikut:

pertama,

segala

cara

dihalalkan

dalam

merebut

dan

mempertahankan kekuasaan; kedua, untuk menjaga kekuasaan rezim,


politik adu domba (divide et impera) adalah sah; dan ketiga, dalam dunia
politik (yang disamakan dengan kehidupan binatang buas), yang kuat pasti
dapat bertahan dan menang. Semasa Machiavelli hidup, buku The Prince

dilarang beredar oleh Sri Paus karena dianggap amoral.Tetapi setelah


Machiavelli meninggal, buku tersebut menjadi sangat dan banyak
dipelajari oleh orang-orang serta dijadikan pedoman oleh banyak kalangan
politisi dan para kalangan elite politik.
2. Paham Kaisar Napoleon Bonaparte (abad XVIII)
Kaisar Napoleon merupakan tokoh revolusioner di bidang cara
pandang, selain penganut baik dari Machiavelli. Napoleon berpendapat
bahwa perang di masa depan akan merupakan perang total yang
mengerahkan segala upaya dan kekuatan nasional. Kekuatan ini juga perlu
didukung oleh kondisi sosial budaya berupa ilmu pengetahuan teknologi
demi terbentuknya kekuatan hankam untuk menduduki dan menjajah
negara-negara disekitar Prancis. Ketiga postulat Machiavelli telah
diimplementasikan dengan sempurna oleh Napoleon, namun menjadi
bumerang bagi dirinya sendiri sehingg akhir kariernya dibuang ke Pulau
Elba.
3. Paham Jendral Clausewitz (XVIII)
Pada era Napoleon, Jenderal Clausewitz sempat terusir oleh tentara
Napoleon dari negaranya sampai ke Rusia. Clausewitz akhirnya bergabung
dan menjadi penasihat militer Staf Umum Tentara Kekaisaran Rusia.
Sebagaimana kita ketahui, invasi tentara Napoleon pada akhirnya terhenti
di Moskow dan diusir kembali ke Perancis. Clausewitz, setelah Rusia
bebas kembali, di angkat menjadi kepala staf komando Rusia. Di sana dia
menulis sebuah buku mengenai perang berjudul Vom Kriege (Tentara
Perang). Menurut Clausewitz, perang adalah kelanjutan politik dengan
cara lain. Baginya, peperangan adalah sah-sah saja untuk mencapai tujuan
nasional suatu bangsa.Pemikiran inilah yang membenarkan Rusia
berekspansi sehingga menimbulkan perang dunia I dengan kekalahan di
pihak Rusia atau Kekaisaran Jerman.
4. Paham Feuerbach dan Hegel
Paham materialisme Feuerbach dan teori sintesis Hegel menimbulkan
dua aliran besar Barat yang berkembang didunia, yaitu kapitalisme di satu

pihak dan komunisme di pihak yang lain. Pada abad XVII paham
perdagangan bebas yang merupakan nenek moyang liberalisme sedang
marak.Saat itu orang-orang berpendapat bahwa ukuran keberhasilan
ekonomi suatu negara adalah seberapa besar surplus ekonominya, terutama
diukur dengan emas. Paham ini memicu nafsu kolonialisme negara Eropa
Barat dalam mencari emas ke tempat yang lain. Inilah yang memotivasi
Columbus untuk mencari daerah baru, kemudian Magellan, dan lainlainnya. Paham ini juga yang mendorong Belanda untuk melakukan
perdagangan (VOC) dan pada akhirnya menjajah Nusantara selama 3,5
abad.
5. Paham Lenin (XIX)
Lenin telah memodifikasi paham Clausewitz. Menurutnya, perang
adalah kelanjutan politik dengan cara kekerasan. Bagi Leninisme atay
komunisme, perang atau pertumpahan darah atau revolusi di seluruh dunia
adalah sah dalam kerangka mengkomuniskan seluruh bangsa di dunia.
Karena itu, selama perang dingin, baik Uni Soviet maupun RRC
berlomba-lomba

untuk

mengekspor

paham

komunis

ke

seluruh

dunia.G.30.S/PKI adalah salah satu komoditi ekspor RRC pada tahun


1965. Sejarah selanjutnya menunjukkan bahwa paham komunisme
ternyata berakhir secara tragis seperti runtuhnya Uni Soviet.
6. Paham Lucian W.Pye dan Sidney
Dalam buku Political Culture and Political Development (Princeton
University Press, 1972), mereka mengatakan : The political culture of
society consist of the system of empirical believe expressive symbol and
values which devidens the situation in political action can take place, it
provides the subjective orientation to politics. The political culture of
society is highly significant aspec of the political system. Para ahli
tersebut menjelaskan adanya unsur-unsur sebyektivitas dan psikologis
dalam tatanan dinamika kehidupan politik suatu bangsa, kemantapan suatu
sistem politik dapat dicapai apabila sistem tersebut berakar pada
kebudayaan politik bangsa yang bersangkutan.

C. Pengertian Wawasan Nusantara


Setiap bangsa mempunyai wawasan nasional (national outlook) yang
merupakan visi bangsa yang bersangkutan meneju ke masa depan. Adapun
wawasan nasional bangsa Indonesia di kenal dengan Wawasan Nusantara.
Istilah wawasan nusantara terdiri dari dua buah kata yakni wawasan dan
nusantara. Wawasan berasal dari kata wawas yang berarti pandangan,
tinjauan atau penglihatan inderawi.Akar kata ini membentuk kata mawas
yang berarti memandang, meninjau atau melihat. Sehingga wawasan dapat
berarti cara pandang, cara meninjau, atau cara melihat. Sedangkan Nusantara
berasal dari kata nusa yang berarti pulau pulau, dan antara yang berarti
diapit di antara dua hal (dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia serta
dua samudera yakni samudera Pasifik dan samudera Hindia). Berdasarkan
teori-teori tentang wawasan, latar belakang falsafah pancasila, latar belakang
pemikiran aspek kewilayahan, aspek sosial budaya, dan aspek kesejarahan,
terbetuklah satu wawasan nasional indonesia yang disebut wawasan nusantara
dengan rumusan pengertian yang sampai ini berkembang sebagai berikut :
1. Pengertian

wawasan

nusantara

berdasarkan

ketetapan

majelis

permusyawarahan rakyat tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN adalah


merupakan wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila dan
berdasarkan UUD 1945 adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai
tujuan nasional.
2. Pengertian wawasan nusantara menurut prof. Dr. Wan usman (Ketua
Program S-2 PKN UI), wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa
indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan
dengan

semua

aspek

kehidupan

yang

beragam.

Hal

tersebut

disampaikannya saat lokakarya wawsan nusantara dan ketahanan nasional


di Lemhanas pada Januari 2000.Ia juga menjelaskan bahwa wawasan
nusantara merupakan geopolitik indonesia.

3. Pengertian wawasan nusantara, menurut kelompok kerja wawasan


nusantara, yang diusulkan menjadi ketetapan majelis permusyawaratan
rakyat dan dibuat di Lemhanas tahun 1999 adalah cara pandang dan sikap
bangsa indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang berseragam dan
bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa
serta kesatuan wilayah dalam menyelengarakan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa tentang
diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa
itu sesuai dengan posisi dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai
tujuan atau cita cita nasionalnya. Sedangkan arti dari wawasan nusantara
adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah
nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan atau citacita nasionalnya. Dengan demikian wawasan nusantara berperan untuk
membimbing bangsa Indonesia dalam penyelengaraan kehidupannya serta
sebagai rambu rambu dalam perjuanagan mengisi kemerdekaan. Wawasan
nusantara sebagai cara pandang juga mengajarkan bagaimana pentingnya
membina persatuan dan kesatuan dalam segenap aspek kehidupan bangsa dan
negara dalam mencapai tujuan dan cita-citanya.

D. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi wawasan nusantara diantaranya:
1. Wilayah (geografi)
a. Asas Kepulauan (archipelagic principle)
Kata archipelago dan archipelagic berasal dari kata Italia yakni
archipelagos. Akar katanya adalah archi yang berarti terpenting,
terutama dan pelagos berarti laut atau wilayah lautan. Jadi archipelago
adalah lautan terpenting.

Istilah archipelago antara lain terdapat dalam naskah resmi perjanjian


antara Republik Venezza dengan Michael Palaleogus (1268) yang
menyebutkan arc(h) Pelego yang maksudnya adalah Aigaius Pelagos
atau laut Aigia yang dianggap sebagai laut terpenting oleh negara
negara yang bersangkutan kemudian pengertian ini berkembang tidak
hanya laut Aigia tetapi juga termasuk pulaupulau di dalamnya.
Lahirnya asas archipelago mengandung pengertian bahwa pulaupulau
tersebut selalu dalam kesatuan utuh, sementara tempat unsur perairan
atau lautan antara pulaupulau berfungsi sebagai unsur penghubung dan
bukan sebagai unsur pemisah.
b. Kepulauan Indonesia
Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda dinamakan
Nederandsch Oost Indishe Archipelago.Itulah wilayah jajahan Belanda
yang kemudian menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai sebutan untuk kepulauan ini sudah banyak nama yang dipakai
yaitu Hindia Timur, Insulinde oleh Multatuli, Nusantara,
Indonesia,

Hindia

Belanda

(Nederlandsch-indie)

pada

masa

penjajahan Belanda. Bangsa Indonesia sangat mencintai nama


Indonesia walaupun bukan dari bahasanya sendiri tetapi ciptaan orang
barat. Nama Indonesia mengandung arti yang tepat, yaitu kepulauan
India.Dalam bahasa Yunani, Indo berarti India dan nesos berarti
pulau.
Sebutan Indonesia merupakan ciptaan ilmuwan J.R Logan dalam
Journal of The Indian Archipelago And East Asia (1850). Sir W.E.
Maxwell (seorang ahli hukum) juga memakainya dalam kegemarannya
mempelajari rumpun melayu. Kata Indoneis semakin terkenal berkat
peran Adolf Bastian, seorang etnolog yang menegaskan arti kepulauan
ini dalam bukunya Indonesien Order Die Inseln Des Malaysichen
Archipels (1884 - 1889). Setelah cukup lam istilah itu hanya dipakai
sebagai nama keilmuan, maka pada awal abad ke-20 perkumpulan

mahasiswa

Indonesia

di

Belanda

menyebut

dirinya

sebagai

Perhimpunan Indonesia.
Berikutnya pada peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28-10-1928 kata
Indonesia di pakai sebagai sebutan bagi bangsa, tanah air dan
bahasa.Kemudian dipertegas lagi pada proklamasi kemerdekaan RI
pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia menjadi nam resmi negara
dan bangsa Indonesia sampai sekarang.
c. Konsep tentang Wilayah Lautan
Dalam perkembangan hukum laut internasional dikenal beberapa
konsep mengenai kepemilikan dan penggunaan wilayah laut sebagai
berikut :
1) Res Nullius menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya.
2) Res Cimmunis menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat
dunia karena tidak dapat dimiliki oleh masing masing negara.
3) Mare Liberum menyatakan bahwa wilayah laut adalah bebas untuk
semua bangsa.
4) Mare Clausum (The Right and Dominion of The Sea) menyatakan
bahwa hanya laut sepanjang pantai saja yang dapat dimiliki oleh
suatu negara sejauh yang dapat dikuasai dari darat (kira-kira sejauh
3 mil).
5) Archipelagic State Principles (asas negara kepulauan) menjadi dasar
dalam konvensi PBB tentang hukum laut.
Saat ini konvensi PBB tentang hukum laut (United Nation
Convention on the Law of the Sea - UNCLOS) mengakui adanya
keinginan untuk membentuk tertib hukum dan samudera yang dapat
mempermudah komunikasi internasional, mendayagunakan sumber
kekayaan alam secara adil dan efisien, konservasi dan pengkajian
sumber kekayaan hayatinya, serta perlindungan dan pelestarian
lingkungan laut.

Sesuai dengan hukum laut internasional, secara garis besar Bangsa


Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki Laut Teritorial, Perairan
Pedalaman, Zone Ekonomi Ekskusif dan Landasan Kontinen.
Negara Kepulauan adalah negara yang seluruhnya terdiri dari satu
atau lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau pulau yang lain.
Kepulauan adalah suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau, perairan
diantaranya.
Laut Teritorial adalah satu wilayah laut yang lebarnya tidak
melebihi 12 mil laut diukur dari garis pangkal, sedangkan garis pangkal
adalah garis air surut terendah sepanjang pantai.
Perairan Pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan atau
sebelah dalam dari garis pangkal.
Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE), dimana tidak boleh melebihi 200
mil laut dari garis pagkal. Di dalam ZEE, negara yang bersangkutan
memiliki hak kedaulatan untuk keperluan eksplorasi, ekploitasi,
konservasi dan pengelolan sumber kekayaan alami hayati dari perairan.
Landasan Kontinen suatu negara berpantai meliputi dasar laut dan tanah
dibawahnya yang terletak di luar laut teritorialnya sepanjang merupakan
kelanjutan alamiah wilayah daratannya.. Jaraknya 200 mil dari garis
pangkal tau dapat lebih dari itu dengan tidak melebihi 350 mil, tidak
boleh melebihi 100 mil dari garis batas kedalaman dasar laut sedalam
2500 m.
d. Karakteristik Wilayah Nusantara
Nusantara berarti Kepulauan Indonesia yang terletak di antara benua
Asia dan benua Australia dan diantara samudra Pasifik dan samudra
Indonesia, yang terdiri dari 17.508 pulau besar maupun kecil.
Kepulauan Indonesia terletak pada batas astronomi sbb:
Utara : 608 LU
Selatan : 1115 LS
Barat : 9445 BT
Timur : 14105 BT

Jarak utara-selatan sekitar 1.888 Kemerdekaan, sedangkan jarak barattimur sekitar 5.110 Kemerdekaan.Luas wilayah Indonesia seluruhnya
adalah 5.193.250 km, yang terdiri dari daratan seluas 2.027.087 km
dan perairan seluas 3.166.163 km.
2. Geopolitik dan Geostrategi
a. Geopolitik
Geografi mempelajari fenomena geografi dari aspek politik, sedangkan
geopolitik mempelajari fenomena politik dari aspek geografi.
Geopolitik memaparkan dasar pertimbangan dalam menentukan
alternatif kebijakan nasional untuk mewujudkan tujuan tertentu.Prinsipprinsip dalam geopolitik menjadi perkembangan suatu wawasan
nusantara.
Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang didasarkan pada
nilai-nilai Ketuhanan dan Kemanusiaan yang luhur dengan jelas dan
tegas tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945. Bangsa Indonesia
adalah bangsa yang cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan.Bangsa
Indonesia menolak segala bentuk penjajahan, karena penjajahan tidak
sesuai denga peri kemanusiaan dan peri keadilan. Bangsa yang
berfalsafah dan berideologi Pancasila menganut faham perang dan
damai : Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta
kemerdekaan.

Wawasan

nasional

bangsa

Indonesia

tidak

mengembangkan ajaran mengenai kekuasaan dan adu domba, karena


hal

tersebut

ekspansionisme.

mengandung
Ajaran

benih-benih

wawasan

nasional

persengketaan
bangsa

dan

Indonesia

menyatakan bahwa : Ideologi digunakan sebagai landasan idiil dalam


menentukan politik nasional, dihadapkan pada kondisi dan konstelasi
geografis Indonesia dengan segala aspek kehidupan nasionalnya.
Tujuannya adalah agar bangsa Indonesia dapat menjamin kepentingan
bangsa dan negaranya ditengah-tengah perkembangan dunia.
Dalam hubungan internasional, bangsa Indonesia berpijak pada
paham kebangsaan (nasionalisme) yang membentuk suatu wawasan

kebangsaan dengan menolak pandangan chauvisme.Bangsa Indonesia


selalu terbuka untuk menjalin kerjasama antar bangsa yang saling
menolong dan saling menguntungkan.Semua ini dalam rangka ikut
mewujudkan perdamaian dan ketertiban dunia yang abadi.
Dalam menentukan, membina, dan mengembangkan wawasan
nasionalnya, bangsa Indonesia menggali dan mengembangkan dari
kondisi nyata yang terdapat di lingkungan Indonesia sendiri. Wawasan
nasional Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman kekuasaan
bangsa indonesia yang berlandaskan falsafah Pancasila dan pandangan
geopolitik Indonesia yang berlandaskan pemikiran kewilayahan dan
kehidupan bangsa Indonesia. Karena itu, pembahasan latar belakang
filosofis sebagai pemikiran pembinaan dan pengembangan wawasan
nasional Indonesia ditinjau dari :
1)

Latar Belakang Pemikiran beradasarkan Falsafah Pancasila

2)

Latar belakang pemikiran aspek kewilayahn Nusantara

3)

Latar belakang pemikiran aspek Sosial Budaya bangsa Indonesia

4)

Latar belakang aspek Kesejarahan bangsa Indonesia

b. Geostrategi
Geostrategi adalah politik dalam pelaksanaan, yaitu upaya bagaimana
mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan sesuai dengan keinginan
keinginan politik. Sebagai contoh pertimbangan geostrategis untuk
negara dan bangsa Indonesia adalah kenyataan posisi silang Indonesia
dari berbagai aspek, disamping aspek aspek geografi juga dari aspek
demografi, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan Hankam.
Posisi silang Indonesia tersebut dapat di rinci sebagai berikut :
1) Geografi : wilayah Indonesia terletak di antara dua benua, Asia dan
Australia; serta si antara samudra Pasifik dan samudra Hindia.
2) Demografi : penduduk Indonesia terletak di antara penduduk jarang
di selatan (Australia) dan penduduk padat di utara (RRC dan Jepang)

3) Ideologi : ideologi Indonesia (Pancasila) terletak di antara


liberalisme di selatan (Australia dan Selandia Baru) dan komunisme
di utara (RRC, Vietnam dan Korea Utara).
4) Politik : Demokrasi Pancasila terletak di antara demokrasi liberal di
selatan dan demokrasi rakyat ( diktatur proletar) di utara.
5) Ekonomi : Ekonomi Indonesia terletak di antara ekonomi Kapitalis
dan selatan Sosialis di utara.
6) Sosial : Masyarakat Indonesia terletak di antara masyarakat
individualisme di selatan dan masyarakat sosialisme di utara.
7) Budaya : Budaya Indonesia terletak di antara budaya Barat di selatan
dan budaya Timur di utara.
8) Hankam : Geopolitik dan geostrategis Hankam (Pertahanan dan
Keamanan) Indonesia terletak diantara wawasan kekuatan maritim di
selatan dan wawasan kekuatan kontinental di utara.
Dengan demikian geostrategis adalah perumusan strategi nasional
dengan memperhitungkan kondisi dan konstelasi geografi sebagai faktor
utama.
3. Perkembangan Wilayah Indonesia dan Dasar Hukumnnya
a. Sejak 17-8-1945 sampai dengan 13-12-1957
Pada masa tersebut wilayah Negara Republik Indonesia bertumpu pada
wilayah daratan pulau-pulau yang saling terpisah oleh perairan atau
selat di antara pulau-pulau itu.Wilayah laut teritorial masih sangat
sedikit karena untuk setiap pulau hanya ditambah perairan sejauh 3 mil
disekelilingnya.
b. Dari Deklarasi Juanda ( 13-12-1957) sampai dengan 17-2-1969
Pada tanggal 13 Desember 1957 dikeluarkan Deklarasi Juanda dengan
tujuan sebagai berikut:
1) Perwujudan bentuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang utuh dan bulat.
2) Penentuan batas-batas wilayah Negara Indonesia disesuaikan
dengan asas Negara kepulauan (archipelagic state principles).

3) Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin


keselamatan dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Deklarasi Juanda kemudian dikukuhkan dengan Undang-Undang
No. 4/Prp/1960 tanggal 18 Februari 1960.tentang Perairan Indonesia.
Sejak itu terjadi perubahan bentuk sejauh 12 mil dari titik-titik pulau
terluar yang saling berhubungan.
c. Dari 17-2-1969 (Deklarasi Landas kontinen) Sampai Sekarang
Deklarasi tentang landas kontinen Negara RI merupakan konsep
politik yang berdasarkan wilayah.Disamping di pandang pula sebagai
upaya untuk mewujudkan pasal 33 ayat 3 UUD 1945.
Asas-asas pokok yang termuat di dalam Deklarasi tentang landas
kontinen sebagai berikut:
1) Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landas kontinen
Indonesia adalah milik eksklusif Negara Republik Indonesia.
2) Pemerintah Indonesia bersedia menyelenggarakan soal garis batas
landasan

kontinen

dengan

negara-negara

tetangga

melalui

perundingan.
3) Jika tidak ada garis batas, maka landas kontinen adalah suatu garis
yang di tarik di tengah-tengah antara pulau terluar Indonesia
dengan wilayah terluar negara tetangga.
4) Klaim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan
diatas landasan kontinen Indonesia maupun udara diatasnya.
Asas-asas pokok tersebut dituangkan dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1973 tentang Landasan Kontinen Indonesia.Di samping
itu UU No. 1/1973 juga memberi dasar bagi pengaturan eksplorasi
serta penyelidikan ilmiah atas kekayaan alam di landas kontinen dan
masalah-masalah yang ditimbulkan.
d. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Pengumuman Pemerintah tentang Zona Ekonomi Eksklusif terjadi
pada 21 Maret 1980.Batas ZEE adalah selebar 200 mil yang dihitung

dari garis dasar laut wilayah Indonesia. Alasan-alasan yang mendorong


sebagai berikut:
1) Persediaan ikan yang semakin terbatas.
2) Kebutuhan untuk pembangunan nasional Indonesia
3) ZEE mempunyai kekuatan hukum internasional.

E. UNSUR-UNSUR DASAR WAWASAN NUSANTARA


1. Wadah
a. Wujud Wilayah
Batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan yang
di dalamnya terdapat gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan
oleh perairan.Oleh karena itu Nusantara dibatasi oleh lautan dan
daratan serta dihubungkan oleh perairan didalamnya.
Setelah bernegara dalam negara kesatuan Republik Indonesia,
bangsa indonesia memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan
wadah berbagi kegiatn kenegaraan dalam wujud suprastruktur politik.
Sementara itu, wadah dalam kehidupan bermasyarakat adalah lembaga
dalam wujud infrastruktur politik.
Letak geografis negara berada di posisi dunia antara dua samudra,
yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, dan antara dua benua,
yaitu banua Asia dan benua Australia. Perwujudan wilayah Nusantara
ini menyatu dalam kesatuan poliyik, ekonomi, sosial-budaya, dan
pertahanan keamanan.
b. Tata Inti Organisasi
Bagi Indonesia, tata inti organisasi negara didasarkan pada UUD
1945 yang menyangkut bentuk dan kedaulatan negara kekuasaaan
pemerintah, sistem pemerintahan, dan sistem perwakilan.Negara
Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.Kedaulatan
di tangan rakyat yang dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Sistem pemerintahan, menganut sistem presidensial.Presiden


memegang kekuasaan bersadarkan UUD 1945. Indonesia adalah
Negara hukum (Rechtsstaat) bukan Negara kekuasaan (Machtsstaat).
c. Tata Kelengkapan Organisasi
Wujud tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politik dan
kesadaran bernegara yang harus dimiliki oleh seluruh rakyat yang
mencakup partai politik, golongan dan organisasi masyarakat,
kalangan pers seluruh aparatur negara.Yang dapat diwujudkan
demokrasi yang secara konstitusional berdasarkan UUD 1945 dan
secara ideal berdasarkan dasar filsafat pancasila.
2. Isi Wawasan Nusantara
Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita
serta tujuan nasional yang terdapat pada pembukaan UUD 1945.Untuk
mencapai aspirasi yang berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan
tujuan nasional seperti tersebut di atas, bangsa Indonesia harus mampu
menciptakan persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan dalam kehidupan
nasional. Isi menyangkut dua hal yang essensial, yaitu:
a. Realisasi

aspirasi

bangsa

sebagai

kesepakatan

bersama

serta

pencapaian cita-cita dan tujuan nasional.


b. Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi semua aspek
kehidupan nasional.
Isi wawasan nusantara tercemin dalam perspektif kehidupan manusia
Indonesia meliputi :
a. Cita-cita bangsa Indonesia tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945
yang menyebutkan :
1) Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.
2) Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yang bebas.
3) Pemerintahan Negara Indonesia melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,

dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan


kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
b. Asas keterpaduan semua aspek kehidupan nasional berciri manunggal,
utuh menyeluruh meliputi :
1) Satu kesatuan wilayah nusantara yang mencakup daratan perairan
dan dirgantara secara terpadu.
2) Satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dan politik
pelaksanaannya serta satu ideologi dan identitas nasional.
3) Satu kesatuan sosial-budaya, dalam arti

satu perwujudan

masyarakat Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika, satu


tertib sosial dan satu tertib hukum.
4) Satu kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha
bersama dan asas kekeluargaan dalam satu sistem ekonomi
kerakyatan.
5) Satu kesatuan pertahanan dan keamanan dalam satu system
terpadu, yaitu sistem pertahanan keamanan rakyat semesta
(Sishankamrata).
6) Satu

kesatuan

kebijakan

nasional

dalam

arti

pemerataan

pembangunan dan hasil-hasilnya yang mencakup aspek kehidupan


nasional.
c. Tata Laku Wawasan Nusantara Mencakup Dua Segi, Batiniah dan
Lahiriah
Tata laku merupakan dasar interaksi antara wadah dengan isi, yang
terdiri dari tata laku tata laku batiniah dan lahiriah. Tata laku batiniah
mencerminkan jiwa, semangat, dan mentalitas yang baik dari bangsa
indonesia, sedang tata laku lahiriah tercermin dalam tindakan ,
perbuatan, dan perilaku dari bangsa idonesia. Tata laku lahiriah
merupakan kekuatan yang utuh, dalam arti kemanunggalan.Meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian.
Kedua hal tersebut akan mencerminkan identitas jati diri atau
kepribadian

bangsa

indonesia

berdasarkan

kekeluargaan

dan

kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan cinta kepada bangga dan
tanah air sehingga menimbulkan nasionalisme yang tinggi dalm segala
aspek kehidupan nasional.

F. HAKIKAT WAWASAN NUSANTARA


Hakikat wawasan nusantara adalah keutuhan nusantara, dalam pengertian
cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara demi
kepentingan nasional. Hal tersebut berarti bahwa setiap warga bangsa dan
aparatur negar harus berpikir, bersikap, dan bertindak secara utuh menyeluruh
demi kepentingan bangsa dan negara indonesia. Demikian juga produk yang
dihasilkan oleh lembaga negara harus dalam lingkup dan demi kepentingan
bangsa dan negara Indonesia, tanpa menghilangkan kepentingan lainnya,
seperti kepentingan daerah, golongan dan orang per orang.

G. ARAH PANDANG WAWASAN NUSANTARA


1. Arah Pandang Ke Dalam
Arah pandang ke dalam bertujuan menjamin perwujudan persatuan
kesatuan segenap aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah maupun
sosial. Arah pandang ke dalam mengandung arti bahwa bangasa indonesia
harus peka dan berusaha untuk mencegah dan mengatasi sedini mungkin
faktor-faktor

penyebab

timbulnya

disintegrasi

bangsa

dan

harus

mengupayakan tetap terbina dan terpeliharanya persatua dan kesatuan


dalam kebhinekaan.
2. Arah Pandang Ke Luar
Arah pandang ke luar ditujukan demi terjaminnya kepentingan
nasional dalam duna serba berubah maupun kehidupan dalam negeri serta
dalam melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial, serta kerja sama dan sikap saling
menghormati. Arah pandang ke luar mengandung arti bahwa kehidupan
internasionalnya,

bangsa

Idonesia

harus

berusaha

mengamankan

kepentingan nasionalnya dalam semua aspek kehidupan demi tercapainya


tujuan nasional sesuai tertera pada Pembukaan UUD1945.

H. KEDUDUKAN, FUNGSI DAN TUJUAN WAWASAN NUSANTARA.


1. Kedudukan
a. Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia
merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat agar
tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam upaya mencapai
serta mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.
b. Wawasan nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat dari
stratifikasinya sebagai berikut:
1) Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan dasar negara
berkedudukan sebagai landasan idiil.
2) Undang-undang dasar 1945 sebagai landasan konstitusi negara,
berkedudukan sebagai landasan konstitusional.
3) Wawasan nusantara sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai
landasan visional.
4) Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional atau sebagai
kebijaksanaan

nasional,

berkedudukan

sebagai

landasan

operasional.
2. Fungsi
Wawsan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan,
serta rambu-rambu dalam menentukan segala jenis kebijaksanaan,
keputusan, tindakan dan perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat
pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Tujuan
Wawasan nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi
di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mementingkan
kepentingan nasional dari pada kepentingan individu, kelompok,

golongan, suku bangsa, atau daerah. Hal tersebut bukan berarti


menghilangkan

kepentingan-kepentingan

individu,

kelompok,

suku

bangsa,atau daerah.

I. IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA


Implementasi atau penerapan wawasan nusantara harus tercermin pada
pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yangsenantiasa mendahulukan
kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi atau kelompok.
Dengan kata lain, wawasan nusantara menjadi pola yang mendasari cara
berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka menghadapi berbagai masalah
menyangkut kehidupan bermayarakat, berbangsa dan bernegara. Implementasi
wawasan nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan
wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh sebagai berikut :
1. Wawasan Nusantara sebagai Pancaran Falsafah Pancasila
Falsafah Pancasila diyakini sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
yang sesuai dengan aspirasinya. Keyakinan ini dibuktikan dalam sejarah
perjuangan bangsa Indonesia sejak awal proses pembentukan Negara
Kesatuan Republik Indonesia sampai sekarang.
Dengan demikian wawasan nusantara menjadi pedoman bagi upaya
mewujudkan kesatuan aspek kehidupan nasional untuk menjamin
kesatuan, persatuan dan keutuhan bangsa, serta upaya untuk mewujudkan
ketertiban dan perdamaian dunia.
2. Wawasan Nusantara dalam Pembangunan Nasional
a. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik
Bangsa Indonesia bersama bangsa-bangsa lain ikut menciptakan
ketertiban dunia dan perdamaian abadi melalui politik luar negeri yang
bebas aktif. Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan politik
akan menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan
dinamis. Hal tersebut tampak dalam wujud pemerintahan yang kuat

aspiratif dan terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan


rakyat.
b. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi akan
menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan
dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan
merata.

Di

samping

itu,

implementasi

wawasan

nusantara

mencerminkan tanggung jawab pengelolaa sumber daya alam yang


memperhatikan kebutuhan masyarakat antar daerah secara timbal balik
serta kelestarian sumber daya alam itu sendiri.
1) Kekayaan di wilayah nusantara, baik potensial maupun efektif,
adalah modal dan milik bersama bangsa untuk memenuhi
kebutuhan di seluruh wilayah Indonesia secara merata.
2) Tingkat perkembangan ekonomi harus seimbang dan serasi di
seluruh daerah tanpa mengabaikan ciri khas yang memiliki daerah
masing-masing.
3) Kehidupan

perekonomian

di

seluruh

wilayah

nusantara

diselenggarakan sebagai usaha bersama dengan asas kekeluargaan


dalam

sistem

ekonomi

kerakyatan

untuk

sebesar-besar

kemakmuran rakyat.
c. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial
Budaya
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan
menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui segala bentuk
perbedaan sebagai kenyataan hidup sekaligus karunia Tuhan.
Implementasi ini juga akan menciptakan kehidupan masyarakat dan
bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membedakan suku, asal usul
daerah, agama, atau kepercayaan,serta golongan berdasarkan status
sosialnya. Budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu kesatuan
dengan corak ragam budaya yang menggambarkan kekayaan budaya
bangsa.Budaya Indonesia tidak menolak nilai-nilai budaya asing

asalkan tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa sendiri dan


hasilnya dapat dinikmati.
d. Perwujudan Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Pertahanan
dan keamanan
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan pertahanan dan
keamanan akan menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa,
yang lebih lanjut akan membentuk sikap bela negara pada tiap warga
negara Indonesia. Kesadaran dan sikap cinta tanah air dan bangsa serta
bela negara ini menjadi modal utama yang akan mengerakkan
partisipasi setiap warga negara indonesia dalam menghadapi setiap
bentuk ancaman antara lain :
1) Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada
hakikatnya adalah ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
2) Tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama
untuk ikut serta dalam pertahanan dan keamanan Negara dalam
rangka pembelaan negara dan bangsa.
3. Penerapan Wawasan Nusantara
a. Salah satu manfaat paling nyata dari penerapan wawasan nusantara.
Khususnya di bidang wilayah.Adalah diterimanya konsepsi nusantara
di forum internasional.Sehingga terjaminlah integritas wilayah
territorial Indonesia.Laut nusantara yang semula dianggap laut bebas
menjadi bagian integral dari wilayah Indonesia.
b. Pertambahan

luas

wilayah

sebagai

ruang

lingkup

tersebut

menghasilkan sumber daya alam yang mencakup besar untuk


kesejahteraan bangsa Indonesia.
c. Pertambahan luas wilayah tersebut dapat diterima oleh dunia
internasional terutama negara tetangga yang dinyatakan dengan
persetujuan yang dicapai.
d. Penerapan wawasan nusantara dalam pembangunan negara di berbagai
bidang tampak pada berbagai proyek pembangunan sarana dan
prasarana ekonomi, komunikasi dan transportasi.

e. Penerapan di bidang sosial dan budaya terlihat pada kebijakan untuk


menjadikan bangsa Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika tetap merasa
sebangsa, setanah air, senasib sepenanggungan dengan asas pancasila.
f. Penerapan wawasan nusantara di bidang pertahanan keamanan terlihat
pada kesiapsiagaan dan kewaspadaan seluruh rakyat melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta untuk menghadapi berbagai
ancaman bangsa dan Negara.
4. Hubungan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
Dalam penyelenggaraan kehidupan nasional agar tetap mengarah pada
pencapaian tujuan nasional diperlukan suatu landasan dan pedoman yang
kokoh berupa konsepsi wawsan nasional untuk mewujudkan aspirasi
bangsa serta kepentingan dan tujuan nasional.
Wawasan nasional bangsa Indonesia adalah wawasan nusantara yang
merupakan pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan
nasional. sedangkan ketahanan nasional merupakan kondisi yang harus
diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan
dengan sukses. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa wawasan nusantara
dan ketahanan nasional merupakan dua konsepsi dasar yang saling
mendukung sebagai pedoman bagi penyelenggaraan kehidupan berbangsa
dan bernegara agar tetap jaya dan berkembang seterusnya.

J. SOSIALISASI/PEMASYARAKATAN WAWASAN NUSANTARA


Untuk mempercepat tercapainya tujuan wawasan Nusantara, disamping
implementasi seperti yang telah disebutkan diatas, perlu juga dilakukan
pemasyarakatan materi Wawasan Nusantara kepada seluruh masyarakat
Indonesia. Pemasyarakatan Wawasan Nusantara tersebut dapat dilakukan
dengan cara berikut :
1. Menurut sifat/ atau cara penyampaian, yang dapat dilaksanakan sebagai
berikut :
a. Langsung yang terdiri dari ceramah, diskusi, dialog, tatap muka

b. Tidak langsung, yang terdiri dari media elektronik dan media cetak
2. Menurut metode penyampaian yang berupa :
a. Keteladanan
Melalui metode penularan keteladanan dalam sikap perilaku kehidupan
sehari-hari kepada lingkungannya serutama dengan memberikan
contoh-contoh berpikir, bersikapdan bertindak mementingkan bangsa
dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan sehingga timbul
semangat kebangsaan yang selalu cinta tanah air.
b. Edukasi
Yakni melalui metode pendekatan formal dan informal. Pendidikan
dormal ini dimulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan
tinggi, pendidikan karier di semua strata dan bidang profesi, penataran,
kursus dan sebagainya. Sedangkan pendidikan non-formal dapat
dilaksanakan di lingkungan keluarga, pemukiman, pekerjaan, dan
organisasi kemasyarakatan.
c. Komunikasi
Tujuan yang ingin dicapai dari sosialisasi wawasan nusantara melalui
metode komunikasi adalah tercapainya hubungan komunikatif secara
baik yang akan mampu menciptakn iklim saling menghargai,
menghormati, mawas diri, dan tenggang rasa sehingga terciptanya
kesatuan bahasa dan tujuan tentang wawasan nusantara.
d. Integrasi
Tujuan yang ingin dicapai dari pemasyarakatan/sosialisasi wawasan
nusantara melalui metode ini adalah terjalinnya pemahaman tentang
wawasan nusantara akan membatasi sumber konflik di dalam tubuh
bangsa Indonesia baik pada saat ini maupun di masa mendatang dan
akan memantapkan kesadaran untuk mengutamakan kepentingan
nasional dan cita-cita tujuan nasional.
Dalam melaksanakan pemasyarakatan, lingkup materi wawasan
nusantara yang disampaikan hendaknya disesuaikan dengan tingkat, jenis,

serta lingkungan pendidikan agar materi yang disampaikan tersebut dapat


mengerti dan dipahami.

K. TANTANGAN DARI IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA.


Dewasa ini kita menyaksikan bahwa kehidupan individu dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sedang mengalami perubahan. Dan
kita juga menyadari bahwa faktor utama yang mendorong terjadinya proses
perubahan tersebut adalah nilai-nilai kehidupan baru yang di bawa oleh negara
maju dengan kekuatan penetrasi globalnya. Apabila kita menengok sejarah
kehidupan manusia dan alam semesta, perubahan dalam kehidupan itu adalah
suatu hal yang wajar, alamiah.
Dalam dunia ini, yang abadi dan kekal itu adalah perubahan. Berkaitan
dengan wawasan nusantara yang syarat dengan nilai-nilai budaya bangsa
Indonesia dan di bentuk dalam proses panjang sejarah perjuangan bangsa,
apakah wawasan bangsa Indonesia tentang persatuan dan kesatuan itu akan
terhanyut tanpa bekas atau akan tetap kokoh dan mampu bertahan dalam
terpaan nilai global yang menantang Wawasan Persatuan bangsa. Tantangan
itu antara lain adalah pemberdayaan rakyat yang optimal, dunia yang tanpa
batas, era baru kapitalisme, dan kesadaran warga negara.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Wilayah Indonesia yang sebagian besar adalah wilayah perairan
mempunyai banyak celah kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh negara
lain yang pada akhirnya dapat meruntuhkan bahkan dapat menyebabkan
disintegrasi bangsa Indonesia. Indonesia yang memiliki kurang lebih 13.670
pulau memerlukan pengawasan yang cukup ketat.Dimana pengawasan
tersebut tidak hanya dilakukan oleh pihak TNI/Polri saja tetapi semua lapisan
masyarakat Indonesia. Bila hanya mengandalkan TNI/Polri saja yang
persenjataannya kurang lengkap mungkin bangsa Indonesia sudah tercabik
cabik oleh bangsa lain. Dengan adannya wawasan nusantara kita dapat
mempererat rasa persatuan di antara penduduk Indonesia yang saling
berbhineka tunggal ika.
Wawasan nasional bangsa Indonesia adalah wawasan nusantara yang
merupakan pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan
nasional. sedangkan ketahanan nasional merupakan kondisi yang harus
diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan
dengan sukses. Oleh karena itu diperlukan suatu konsepsi ketahanan nasional
yang sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia.
B. Saran
Dengan adanya wawasan nusantara, kita harus dapat memiliki sikap dan
perilaku yang sesuai kejuangan, cinta tanah air serta rela berkorban bagi nusa
dan bangsa.Dalam kaitannya dengan pemuda penerus bangsa hendaknya
ditanamkan sikap wawasan nusantara sejak dini sehingga kecintaan mereka
terhadap bangsa dan negara lebih meyakini dan lebih dalam. Untuk itulah
perlu kiranya pendidikan yang membahas/mempelajari tentang wawasan
nusantara dimasukan ke dalam suiatu kurikulum yang sekarang diterapkan
dalam dunia pendidikan di Indonesia (misalnya : pelajaran Kewarganegaraan,
Pancasila, PPKn dan lain - lain).

Untuk masyarakat Indonsia (baik bagi si pembuat makalah, pembaca


makalah serta yang lain) agar dapat menjaga makna dan hakikat dari wawasan
nusantara yang tercermin dari perilaku perilaku sehari hari misalnya ikut
menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai