SKENARIO
Seorang wanita umur 53 tahun, datang di poliklinik dengan keluhan nyeri
pada jari-jari tangan, yaitu MCP II, III, IV, V kiri, DIP I, II, III, IV dan V
kiri dan kanan., keluhan ini dialami penderita sejak 3 minggu terakhir.
Penderita juga tidak dapat duduk jongkok oleh karena bengkak pada lutut
kanan sejak 3 hari terakhir. Keluhan nyeri hebat ini pertama kali dialami,
namun keluhan nyeri lutut sudah lama dialami. Tidak ada riwayat dalam
keluarga penyakit seperti ini. TB 163 cm, BB 73 kg, TD 135/85 mmHg.
Pemeriksaan laboraturium yang diperlihatkan; HB 12,3gr% Leukosit
12.000, GDS 325 mg%.
B. KLARIFIKASI KATA SULIT
a. MCP: Metacarpal Phalangeal
b. DIP: Distal Interphalangeal
C. KATA KUNCI
1. Wanita umur 53 tahun
2. Keluhan nyeri pada jari-jari tangan (MCP II, III, IV, V kiri, DIP I, II,
III, IV dan V kiri dan kanan) sejak 3 minggu terakhir.
3. Tidak dapat duduk jongkok karena bengkak pada lutut kanan sejak 3
hari terakhir.
4. Keluhan nyeri hebat ini pertama kali dialami, namun keluhan nyeri
lutut sudah lama dialami.
5. Tidak ada riwayat dalam keluarga penyakit seperti ini
6. TB 163 cm, BB 73 kg, TD 135/85 mmHg
7. Pemeriksaan laboraturium yang diperlihatkan; HB 12,3gr% Leukosit
12.000, GDS 325 mg%.
D. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Bagaimana antomi yang berkaitan dengan skenario?
2. Jealskan mekanisme nyeri pada skenario!
3. Apakah yang menyebabkan nyeri pada jari tangan dan bengkak pada
lutut?
4. Faktor apa yang mempengaruhi keluhan yang di derita oleh wanita
tersebut?
5. Apakah ada hubungan antara nyeri pada jari tangan dan pada lutut?
minus),
Os
capitulum
dan
os
hamatum.
Os scaphoideum membentuk tuberculum
ossis scaphoidei. Os trapezium membentuk tuberculum ossis trapezii.
Os hamatum membentuk hamalus ossis hamati. Tonjolan-tonjolan ini
bersama-sama dengan os pisiforme membentuk eminentiae carpi yang
membatasi sulcus carpi. Sulcus carpi ditutupi oleh ligamentum carpi
transcersum dan membentuk canalis carpi.
OSSA METACARPI (METACARPALIA)
Terdiri dari 5 buah os longum. Setiap os metacarpale mempunyai basis
metacarpalis, corpus metacarpalis dan caput metacarpalis.
OSSA DIGITORUM (PHALANGES)
Setiap jari mempunyai 3 ruas, kecuali ibu jari yang mempunyai 2 ruas,
yaitu phalanx proximalis, phalanx media dan phalanx distalis. Setiap
phalanx mempunyai basis phalangis, corpus phalangis dan caput
phalangis.
ARTHROLOGI2
1. ARTICULATIO RADIOCARPALIS (= WRIST JOINT)
Articulus ini bertipe Ellipsoidea, dibentuk oleh os naviculare
manus, os lunatum dan os triquetrum yang membentuk permukaan
konveks dan di pihak lain adalah ujung distal radius bersama-sama
dengan discus articularis yang membentuk permukaan konkaf.
Capsula articularis melekat pada ujung distal radius dan ulna, dan
di pihak lain melekat pada permukaan anterior dan posterior ossa
carpalia deretan proximal. Ligamentum collaterale carpi ulnare
meluas dari ujung processus styloideus ulnae sampai pada os
pisiforme dam os triquetrum. Ligamentum collaterale carpi radiale
melekat pada processus styloideus radii dan pada os naviculare
manus.
PERGERAKAN
Gerakan Flexi dan Extensi terjadi pada transversalis.
Gerakan Abduksi (=deviasi radialis) dan Adduksi (=deviasi ulnaris)
terjadi terhadap axis antero-posterior. Abduksi ulnaris lebih luas
daripada Abduksi radialis oleh karena processus styloideus radii
lebih jauh menjulang ke distal daripada processus styloideus ulnae.
Gerakan Extensi pada wrist joint biasanya kurang luas
daripada gerakan Flexi (extensi sebesar 60 derajat dan flexi sebesar
80 derajat) dan disertai dengan gerakan ke ventral dari os
scaphoideum, os trapezium dan os trapezoideum sehingga
tuberculum ossis navicularis lebih mudah dapat dipalpasi.
Otot-otot yang berperan pada Extensi adalah m.extensor carpi
radialis longus, m.extensor carpi radialis brevis dan m.extensor
carvi ulnaris.
Gerakan Abduksi lebih terbatas daripada gerakan Adduksi,
oleh karena processus styloideus radii terletak lebih ke arah distal
daripada processus styloideus ulnae, sehingga celah yang berada di
deretan
distalis
membentuk
ARTICULATIO
trapezoideum.
PERGERAKAN
Gerakan
pada
articulatio
intercarpalis
selalu
deretan
proximalis,
yang
terjadi pada
articulatio
mediocarpalis.
Pada posisi flexi jari-jari, maka kemungkinan flexi pada
wrist joint menjadi terbatas, yang disebabkan oleh insufficiensi
pasif dari otot-otot extensor dari jari-jari.
3. ARTICULATIO CARPOMETACARPALIS
Ada lima buah articulatio carpometacarpalis. Yang pertama
dibentuk oleh basis ossis metacarpalis dengan os multangulum
majus. Basis metacarpalis II membentuk persendian dengan os
multangulum majus, os multangulum minus dan os capitatum.
4
benda-benda
dalam
genggaman
dengan
sempurna.
4. ARTICULATIO METACARPOPHALANGEALIS
Dibentuk oleh basis phalanx I (proximalis) yang mempunyai
permukaan konkaf dengan capitulum metacarpalis yang berbentuk
bola.
5. ARTICULATIO INTERPHALANGEALIS
Dibentuk antara caput phalangis pada satu phalanx (proximalis)
dengan basis phalangis dari phalanx berikutnya (distalis).
Pergerakan pada articulatio metacarpophalangealis dan articulatio
interphalangealis pada keempat jari yang mesial adalah gerakan
flexi dan extensi.
Gerakan Flexi jari-jari yang dilakukan secara lambat dan tidak
begitu kuat adalah hasil dari kontraksi m.flexor digitorum
profundus pada kedua persendian tersebut tadi. Dan apabila
gerakan Flexi dilakukan secara cepat dan kuat maka m.flexor
digitorum superficialis turut ambil bagian. Pada kontraksi yang
kuat m.lumbricalis turut berperan.
Gerakan Extensi jari-jari yang dilakukan dari posisi fleksi
dikerjakan oleh m.extensor digitorum communis, m.extensor
indicis
proprius,
m.extensor
digiti
quinti
minimi
dan
mm.lumbricales.
ANATOMI DAN FISIOLOGI EXTREMITAS INFERIOR3
OSTEOLOGI
FEMUR
(OS
FEMORIS)
Merupakan
tulang
yang
paling panjang
dan paling berat
dalam
tubuh
manusia.
Panjangnya
kira-kira 1/4 sampai 1/3 dari panjang tubuh. Pada posisi berdiri,
femur meneruskan gaya berat badan dan pelvis menuju ke os tibia.
Terdiri dari corpus, ujung proximal dan ujung distal. Pada
ujung proximal terdapat caput ossis femoris, collum ossis femoris,
trochanter major dan trochanter minor. Pada ujung distal terdapat
oleh
fossa
intercondyloidea
anterior,
eminentia
fossa
intercondyloidea
posterior.
Tepi
eminentia
distal
tibia
membentuk
malleolus
medialis.
10
ARTHROLOGI4
1. ARTICULATIO GENUS
Dibentuk oleh ujung distal condylus femoris dengan ujung proximal
condylus tibiae dan dengan facies dorsalis patella. Tipe : Condiloidea.
Permukaan persendian dari condylus femoris yang berhadapan dengan
tibia berbentuk konveks; bentuk facies articulus pada ujung condylus
tibiae datar dan dilengkapi dengan suatu fibrocartilago, yang
dinamakan meniscus, yaitu meniscus lateralis dan meniscus medialis.
Stabilitas articulus ini tergantung pada ligamentum yang terdapat di
situ.
Capsula articularis kuat di bagian dorsal. Di bagian anterior
dibentuk oleh tendo m.quadriceps femoris, yang melekat pada tepi
cranial patella dan ligamentum patellae yang melekat pada tepi caudal
patella dan pada tubberositas tibiae. Pada setiap sisi patella capsula
12
anterior
dan
ligamentum
patellae
menjadi
tegang.
yang
dinamakan
ligamentum
popliteum
arcuatum,
13
14
stimulus
noxius
pada
jaringan
yang
kemudian
akan
reseptor.
Selanjutnya
potensial
aksi
tersebut
akan
15
kolagen
dan
proteoglikan
adalah
kelompok
enzim
16
OA
yang
disebabkan
oleh penyakit
metabolic
berkaitan
dengan
penyakit
jantung
koroner, diabetes mellitus, dan hipertensi.6
Gangguan
muskuloskeletal
Osteoarthritis
dipandang
sebagai
17
terganggu
(trombosis).
Trombosis
ini
menyebabkan
18
yang
terjadi
selama
gerakan
sendi
normal
dan
19
20
Aktivitas-aktivitas
terterntu
dapat
menjadi
prediposisi
OA
dan
dapat
berkaitan
dengan
21
kondisi
pasien
bedasarkan
hasil
pemeriksaan
laboratorium
Hasil Pemeriksaan laboratorium pasien10
HB : 12,3 gr% (Normal)
Normal Laki-laki: 13-18 gr%
Perempuan: 12-16 gr %
Leukosit :12.000 (Leukositosis)
Normal: 3.200-10.000
GDS : 325 mg% (Hiperglikemia)
Normal: < 200 mg %
Tekanan darah: 135/95 mmHg (pre-hipertensi)
Normal
: < 120/80
Pre-Hipertensi
: 120-139/80-89
Hipertensi 1
: 140-159/90-99
Hipertensi 2
: >160/100
22
Perempuan
53 tahun
OA
Gout
RA
> 18 tahun
Bengkak
Hiperglikemi
IMT beresiko
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Lokalisasi OA pada sendi:
23
Lokasi pada persendian jari atau pergelangan tangan yang berpotensi terkena
penyakit atau gangguan persendian.16
8. Jenis jenis pemeriksaan apa saja yang dapat dilakukan!
Pemeriksaan yang dapat dilakukan:16
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisis
Hambatan gerak
Perubahan ini seringkali sudah ada meskipun pada OA yang
masih dini (secara radiologis). Biasanya bertambah berat dengan
semakin
beratnya
penyakit,
samapi
sendi
hanya
bias
24
atau
hemokromatosis
(terutama
pemeriksaan
disertai
peradangan,
mungkin
didapatkan
penurunan
26
terutama
dalam
hal
mengurangi
atau
rawan
sendi
pada
pasien
OA.
Sebagian
kerja
enzim
MMP
dengan
cara
salah
satu manfaat
dapat
sel-sel inflamasi.
Glikosaminoglikan, dapat menghambat sejumlah enzim
yang berperan dalam proses degradasi tulang rawan, antara
lain: hilauronidase, protease, elastase dan cathepsin B1 In
28
tangga.
Kondroitin sulfat, merupakan komponen penting pada
jaringan kelompok vertebrata, dan terutama terdapat pada
matrix ekstraseluler sekeliling sel. Salah satu jaringan yang
mengandung kondroitin sulfat adalah tulang rawan sendi
enzim
lisosim.
Pada
pengamatan
ternyata
1992).
Superoxide Dismutase,
mamalia
dan
mempunyai
kemampuan
untuk
Hal ini merupakan faktor yang penting agar bobot tubuh yang
ditanggung oleh sendi menjadi ringan. Menurut penelitian
medis,
mempunyai
berat
badan
berlebih
mempunyai
Berolahraga rigan
Hendaknya melakukan jenis olahraga yang tidak banyak
menggunakan persendian atau yang menyebabkan terjadinya
perlukaan sendi (radang sendi). Contohnya berenang dan
olahraga yang bisa dilakukan dalam posisi duduk dan tiduran.
Mengonsumsi suplemen
Mengonsumsi suplemen khusus untuk kesehatan persendian.
Namun hal ini sebaiknya dilakukan atas anjuran dari dokter.
Sangat
disarankan
jika
ingin
mengonsumsi
suplemen,
30
F. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Untuk mengetahui antomi yang berkaitan dengan skenario.
2. Untuk mengetahui mekanisme nyeri dan yang menyebabkan nyeri
3.
4.
5.
6.
pada skenario.
Untuk mengetahui factor-faktor yang menyebabkan nyeri tersebut.
Untuk mengetahui pencegahan dan pengobatannya.
Untuk mengetahui pemeriksaan yang dapat dilakukan.
Untuk mengetahui penyakit apa saja yang berkaitan dengan skenario.
G. KESIMPULAN
Dari skenario di atas dapat disimpulkan bahwa wanita ini diduga
mengalami Osteoarthritis yang menyebabkan nyeri pada sendi lutut dan
sendi bagian distal tangannya akibat dari efusi kondrosit kedalam cavum
synovial. Hal ini dapat dilihat dari etiologi,gejala klinis yang timbul,serta
waktu dan lokasi timbulnya gejala
31
DAFTAR PUSTAKA
(1) Razak Datu, Abdul. Diktat Anatomi. Bagian Anatomi Universitas
Hasanuddin ,Makassar. Osteologi ossa carpalia. 2005. hlm 7.
(2) Razak Datu, Abdul. Diktat Anatomi. Bagian Anatomi Universitas
Hasanuddin ,Makassar. Articulatio ossa carpalia. 2005. hlm 12-14.
(3) Razak Datu, Abdul. Diktat Anatomi. Bagian Anatomi Universitas
Hasanuddin ,Makassar. Osteologi extremitas bawah. 2005. hlm 10-12.
(4) Razak Datu, Abdul. Diktat Anatomi. Bagian Anatomi Universitas
Hasanuddin, Makassar. Articulatio genu. 2005. hlm 16-17.
(5) Setiyohadi, Bambang, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi
III. Jakarta Pusat : Interna Publishing. 2010. hlm 2484.
(6) Djagat Purnomo, Heri. Gangguan Muskuloskeletal Pada Pasien Diabetes
Melitus. Pengaruh endokrin dan metabolic. 2002. hlm 5.
(7) Soeroso, Joewono, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi III.
Jakarta Pusat: Interna Publishing. Pengaruh jejas makro mikro. 2010. hlm
2539-2541.
(8) Soeroso, Joewono, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III Edisi V.
Jakarta Pusat : Interna Publishing. Faktor penyebab Osteoartritis. 2010.
hlm 1197.
(9) Soeroso, Joewono, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III Edisi V.
Jakarta Pusat : Interna Publishing. Sendi yang terkena. 2010. hlm 2542.
(10) Kementrian Kesehatan. Pedoman Interpretasi Data Klinik Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Kadar Hemoglobin, Leukosit,
Glukosa. 2011. hlm 10-33.
32
(11) Daud, Rizasyah, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III Edisi V.
Jakarta Pusat: Interna Publishing. Artritis Rheumatoid. 2010. hlm 24952510.
(12) Soeroso, Joewono, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III Edisi V.
Jakarta Pusat: Interna Publishing. Osteo Artritis. 2010. hlm 2538-2548.
(13) Stefanus Tehupeiory, Edward. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III
Edisi V. Jakarta Pusat: Interna Publishing. Artritis Gout. 2010. hlm 25562560.
(14) Parveen Kumar dan Michael Clark. Clinical medicine Edisi VII. Jenisjenis lokasi persendian yang terkena osteoarthritis. 2009. hlm 519.
(15) Dennis L. Kasper, dkk. Harrison's Principle of Internal Medicine Edisi
XIV. 2005. hlm 2035.
(16) Soeroso, Joewono, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III Edisi V.
Internal Jakarta Pusat : Interna Publishing. Pemeriksaan Osteoartritis.
2010. hlm 198.
(17) Soeroso, Joewono, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III Edisi V.
Jakarta Pusat: Interna Publishing. Penatalaksanaan Osteoartritis. 2010. hlm
1200-1201.
(18) ilmukesehatan.com. Cara untuk mencegah Osteoartrisis. 2012. Available from
URL:http://www.ilmukesehatan.com/462/cara-untuk-mencegah
osteoarthritis.html. Accessed September 14, 2013.
33