EVOLUSI GENOM
oleh:
Husamah
Purnamasari Widyastuti
Maulidin Alwi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak hal yang masih dapat dipertanyakan atau dipersoalkan
sehubungan dengan teori evolusi biologis, antara lain bagaimana terjadinya
mahluk hidup dari benda mati, bagaimana mungkin proses evolusi itu dapat
berlangsung dari mahluk hidup berderajat rendah menjadi mahluk hidup lain yang
berderajat tinggi, bagaimana asal-usul manusia atau hal-hal lain yang sangat
sederhana misal proses evolusi yang bagaimana yang memungkinkan terjadinya
susunan kimiawi yang disebut klorofil atau hemoglobin. Evolusi merupakan kata
yang umum dipakai orang untuk menunjuk adanya perubahan, perkembangan atau
pertumbuhan secara berangsur-angsur.
Perubahan tersebut dapat terjadi karena pengaruh alam atau rekayasa
manusia. Teori evolusi sesungguhnya adalah sebuah hipotesis tentang asal-usul
mahluk hidup. Fakta bahwa banyak jenis mahluk hidup yang ada disaat sekarang
tidak dijumpai pada kehidupan di masa jutaan bahkan milyaran tahun yang lalu
(Widodo,2002) Organisme hidup yang ada di dunia ini sangat beragam, memiliki
system organisasi yang sangat komplek sehingga cenderung tidak mudah untuk
dianalisis, dan didiskusikan kecuali dengan cara deskriptif. Atas dasar inilah maka
dalam mempelajari system kehidupan ada kecenderungan orang membuat model
atau penyederhanaan (reduksi) kompleksitas obyek kajian. Tujuannya adalah agar
sistem organisasi kehidupan dapat lebih mudah diamati, dianalisis dan
didiskusikan untuk mengembangkan konsep-konsep baru. Melalui cara ini
berkembanglah bidang-bidang ilmu seperti Biologi sel, biokimia dan Biologi
Molekuler (termasuk di dalamnya genetika molekuler).
Dengan demikian teori evolusi pun tidak lepas dari sasaran kajian-kajian
bidang ilmu tersebut karena evolusi menyangkut konsep asal-usul kehidupan.
Biologi molekuler adalah bidang ilmu yang berkembang dari genetika molekuler
yang diperluas. Bahasan Biologi molekuler meliputi semua aspek proses hidup,
tidak saja hanya menyangkut sifat-sifat yang diturunkan melalui gen, melainkan
juga ekspresi dan pelaksanaan program-program kehidupan dalam proses
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah definisi dari evolusi genom?
2. Bagaimanakah penjelasan adanya variasi ukuran genom di antara
organisme?
3. Bagaimanakah penjelasan terkait dengan adanya peristiwa evolusi pada
kode genetik?
BAB II
PEMBAHASAN
organisme mengontrol laju, waktu, dan pola perubahan spasies bentuk organisme
ketika ia mengalami perubahan bentuk dari zigot hingga menjadi dewasa. Sebagai
contoh, pertumbuhan alometrik (Bahasa Yunani, iillos, yang lain, dan metrin,
ukuran), yaitu suatu perbedaan dalam laju penumbuhan relatif berbagai bagian
tubuh, membantu membentuk suatu organisme, Bagaimana pertumbuhan
alometrik mengubah perbandingan tubuh manusia selama perkembangan.
Mengubah sedikit saja laju pertumbuhan relarif ini sudah cukup untuk mengubah
bentuknya secara signifikan saat dewasa. Sebagai contoh, pola alometrik yang
berbeda turut mempengaruhi perbedaan yang mencolok antara bentuk tengkorak
manusia dan simpanse. Alometri merupakan salah satu mekanisme dari sedikit
perubahan pada perkembangan yang akan memberikan pengaruh yang sangat
besar pada masa dewasa. Selain mempengaruhi laju pertumbuhan, perubahan
genetik dapat juga mengubah pengaturan waktu peristiwa perkembangan itu
sendiri urutan bagian tubuh yang berheda multi dan berhenti berkembang.
Pada
beberapa
spesies,
perubahan
dalam
waktu
perkembangan
letak sepasang sayap dan sepasang kaki yang akan berkembang pada burung, dan
bagaimana bagian-bagian bunga tumbuhan diatur.
Pada banyak kasus, mutasi yang diinduksi secara eksperimental pada gen
homeotik menciptakan perubahan drastis dalam bauplan. Perubahan yang sama
dalam gen yang mengatur peristiwa perkembangan mungkin telah memainkan
peranan penting dalam sejarah evolusi. Sebagai contoh, sekkar 520 juta tahun
silam, duplikasi sekelompok gen homeotik yang disebut dengan kompleks Hox
mungkin telah menjadi peristiwa awal dalam asal mula vertebrata (hewan
bertulang belakang) dan invertebrata. Vertebrata memiliki banyak kumpulan
(cluster) gen homeotik ini, sementara sebagian besar invertebrata tampaknya
hanya memiliki satu kumpulan tunggal gen Hox.
Dalam penciptaan pemunculan struktur baru akibat evolusi, perubahan
dalam dinamika perkembangan, baik temporal (heterokroni) maupun spasial
(homeosis), sudah tidak diragukan lagi memainkan peranan penring dalam
makroevolusi. Suatu upaya pemberian yang bersemangat akan mernberikan
harapan kepada kita untuk menggali lebih banyak informasi mengenai kaitan dan
hubungan antara mutasi dalam gen yang mengatur perkembangan dan sejarah
evolusi. Nenek moyang vertebrata hipotesis (invertebrata) yang memiliki satu
kumpulan (cluster) Hox tunggal. Vertebrata awal hipotesis Duplikasi Hox untuk
pertama kalinya (sekitar 520 juta tahun silam) dengan dua kumpulan Hox
Duplikasi Hox untuk kedua kalinya (sekitar 425 juta tahun silam) Vertebrata
(berahang) dengan empat kumputan Hox. Sebagian besar invertebrata memiliki
sekumpulan (cluster) tunggal gen-gen homeotik (kompleks Hox), yang
ditunjukkan di sini sebagai kotak-kotak berwarna pada kromosom. Gen Hox akan
mengarahkan perkembangan bagian-bagian tubuh utama. Para peneliti menduga
bahwa suatu mutasi (duplikasi) pada kompleks Hox tunggal tersebut terjadi
sekitar 520 juta tahun silam dan kemungkinan telah menyediakan bahan genetik
yang berkaitan dengan asal mula vertebrata pertama.
Pada vertebrata awal, duplikat kumpulan gen itu kemungkinan mengambil
peran yang benar-benar baru, seperti mengarahkan perkembangan tulang
belakang, yang merupakan ciri khas vertebrata. Duplikasi kompleks Hox yang
kedua kalinya, yang menghasilkan empat kumpulan yang ditemukan pada
Base Pairs
0,98 x 109
1,62 x 10-3
1
Untuk
eubakteria
mempunyai
sekuens
yang
lengkap,
ini
ukuran
genombakteridapat
sepenuhnyadijelaskan
olehjumlahgen.Korelasi yang sama nampak pada Archaea, tetapi saat ini data
sangat terbatas untuk menggambarkan kesimpulan pastinya.
Gambar 2.1. Hubungan antara jumlah gen dan ukuran genom pada sekuen lengkap
spesies eubakteria dengan 12 genom sirkuler dan satu genom linier.
Genom bakteri dibagi menjadi 3 fraksi yaitu (1) DNA kromosomal, (2)
DNA yang berasal dari plasmid, dan (3) transposableelements. Fraksi
kromosomal mengandung gen pengkode protein yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan fungsi metabolisme (90-95%), pengaturan jarak dan jenis sinyal
(~5%), gen spesifik RNA (~1%), dan jumlah dari sekuen berulang, umumnya
pada urutan panjang beberapa pasang basa. Beberapa bakteri mungkin membawa
plasmid sebagai elemen genetik ekstrakromosomal. Pada beberapa contoh, gen
diturunkan dari plasmid yang ditemukan menyatu pada koromosom bakteri.
Transposable elements umunya merupakan komponen dari genom bakteri.
Sebagai contoh, wild strain dari Eschericia coli mengandung 1-10 kopi pada
paling sedikit dari 6 tipe yang berbeda dari sekuen insersi (penyisipan). Fraksi
nongenik dari genom (mencakup sekuen insersi, termasuk plasmid dan
bekteriofag yang diturunkan dari gen) nampak pada satu urutan yang ukurannya
lebih kecil dari fraksi kromosom. Yang lebih menarik, pada semua spesies bakteri
yang memiliki sekuen genom yang lengkap, kami juga menemukan petunjuk
untuk gen fungsional yang ditemukan melalui transfer gen horisontal. Pada
banyak kasus, transfer gen horisontal telah disimpulkan melalui daerah unik
kandungan GC dan pemanfaatan kodon.
Distribusi dari ukuran genom pada bakteri adalah diskontinu, menunjukkan
ujung mayor dengan nilai berkisar antara 0,8 x 10 6, 1,6 x 106, dan 4,0 x 106 bp,
dan beberapa ujung minor pada 7,2 x 106 dan 8,0 x 106 bp. Distribusi ini
membawa Roley dan koleganya untuk mengusulkan bahwa genom yang besar
seperti pada E. coli dapat berkembang dari genom kecil melalui siklus yang
berurutan pada duplikasi genom. Meskipun begitu, ukuran genom sudah
terakumulasi. Ujung pada distribusi ini cenderung menghilang. Namun,
karenalebih banyak data padaukurangenom yang diakumulasi, puncak dalam
distribusicenderungmenghilangsebagaikesenjangan
dalamdistribusi,dalam
10
3. Genom Minimal
Pencarian genom dari wujud replikasi autonom terkecil telah dimulai pada
akhir 1950an oleh Morowitz dan rekannya. Dimulai dengan mempelajari
Mollicutes, yang mana merupakan organisme seluler dengan genom terkecil dan
jumlah gen terkecil di alam. Tidak ada bukti, bagaimanapun juga bahwa468gen
pengkode proteindalam M.genitaliumbenar-benar mewakilikebutuhanminimal
untukmempertahankanhidup.Ada
kemungkinan
bahwaderajat
duapendekatan
untukmenyimpulkansetgenminimal
untukkehidupanselular.
a. Pendekatan Analitis
Perkiraan
awalkomplemengenminimaldilakukandengan
mengidentifikasihimpunan
untuksekelompokorganisme.
semuagenortologyang
Salah
satu
umum
contohnya,
mengenai
perbandingan,
dapat
disimpulkan
perkiraan
gen
minimalialah239gen.
Gambar 2.2 Diagram venn ortolog yang umum untuk gen pengkode proteinantara
tigaspesiesbakteri.M.genitaliumdan
H.influenzaememiliki240kesamaan
orthologs,M.genitaliumdan E.coli memiliki257,dan H.influenzaedan E.
colimemiliki1,128. Terdapat 239orthologsyang umum untukketigaspesies.
Dalam penambahan pada gen pengkode protein, pada beberapa gen vital
harus disertakan perangkat minimal. Gen ini tidak dapat diidentifikasi pada tahap
pertama analisis karena adanya fenomena pemindahan gen nonorthologous,
yang salah satu bentuk konvergen fungsionalnya terbawa ketika digunakan dalam
protein yang tidak mempunyai hubungan untuk menunjukkan beberapa fungsi
11
yang vital (Gambar 2.3). Sebagai contoh, fungsi dari enzim glikolitik pada mutasi
phosphoglycerate yang dilakukan pada bakteri yang berbeda pada dua jenis
protein yang tidak mempunyai hubungan satu sama lain. Salah satunya dikode
oleh gen gpm dan itu merupakan 2,3-biphosphoglycerate-dependent, dan yang
lain dikode oleh yibO dan itu merupakan 2,3-biphosphoglycerate-independent.
Pada M. genitalium fungsi mutasi phosphoglycerate ditunjukkan oleh produk gen
yibO, sedangkan dalam H. influenzae fungsi yang sama ditunjukkan oleh protein
yang dikode gen gpm. Karena dua mutasi phosphoglycerate yang tidak
berhubungan ini terletak pada sekuennya sendiri, perpotongan dua perangkat
proteom tidak mengandung keduanya, meskipun begitu fungsi katalitiknya itu
kemungkinan diperlukan untuk hidup. Kira-kira dua dosin gen diketahui
dilibatkan dalam pemindahan gen nonorthologous, dan itu ditambahkan untuk
awal perangkat minimal.
Akhirnya, gen yang muncul khusus pada bakteri parasit atau gen yang
menunjukkan fungsi redundan telah dipindah, yang menunjukkan bahwa gen
minimal pada bakteri itu adalah 256 gen.
Dari pendekatan ini, perangkat gen minimal yang telah ditemukan
mencakup: (1) sebuah sistem yang hampir sempurna dari translasi; (2) mesin
replikasi DNA yang hampir lengkap; (3) sebuah perangkat dasar dari gen untuk
rekombinasi dan perbaikan DNA; (4) sebuah perangkat transkripsi yang terdiri
12
dari empat unit RNA polimerase; (5) seperangkat besar protein penjaga; (6)
sedikit gen pengkode protein yang terlibat dalam metabolisme anaerob; (7)
beberapa gen yang mengkode enzim untuk lemak dan biosintesis kofaktor; (8)
beberapa protein transport pada transmembaran; dan (9) seperangkat dari 18
protein yang tidak diketahui fungsinya. Yang perlu diperhatikan pada perangkat
minimal ini tidak mengandung mesin esensial untuk biosintesis asam amino dan
nukleotida, yang sebelumnya dipercaya harus sudah didapatkan dari lingkungan
dalam bentuk siap pakai.
b. Pendekatan Eksperimental
Sebuah pendekatan eksperimental untuk masalah genom dengan 79 lokus
pengkode protein terpilih secara acak pada bakteri gram positif Bacillus subtilis
yang keluar melalui mutagenesis (Gambar 2.4). Mutasi yang hanya pada 6 dari
semua lokus membuat B. subtilis tidak mampu tumbuh dan membentuk koloni,
selama mutan istirahat 73 lokus mempertahankan kemampuannya untuk
membelah. Hanya tiga dari enam lokus keluar mengkode protein yang telah
diidentifikasi secara jelas fungsinya. Ini adalah dnaA dan dnaB, yang terlibat
dalam inisiasi pada replikasi DNA, dan rpoD, yang merupakan bagian hasil dari
sintesis RNA.
13
data
yang
tidak
4. Miniaturisasi Genom
Beberapa kesimpulan umum telah dicapai pada pokok bahasan evolusi
morfologi. Pada perbandingannya, salah satu aturan terkecil yang jelas dapat
disimpulkan mencakup pengaruh dari tidak digunakannya tingkatan molekuler:
reduksi drastis pada ukuran genom (miniaturisasi genom) selalu diasosiasikan
dengan kehilangan fungsi. Khususnya, bentuk hidup parasit atau endosimbiotik
yang ditemukan mempengaruhi ukuran genom secara mendalam dan jika kita
melihat sebelumnya, genom bakteri terkecil yang dimiliki oleh parasit
endoseluler.
Miniaturisasi genom mungkin terjadi melalui dua proses: transfer gen atau
gen yang hilang. Penjelasan berikutnya terkait dengan reduksi ukuran genom yang
dikarenakan endosimbiosis dan parasit secara terpisah.
a. Reduksi Ukuran Genom yang Mengiringi Endosimbiosis
Miniaturisasi menyeluruh pada genom mengikuti kejadian endosimbiosis
yang memunculkan peristiwa pada mitokondria dan kloroplas. Beberapa organela
kemungkinan redundan dan hilang tanpa adanya penggantian melalui delesi;
lainnya ditransfer secara massal menuju genom inti. Sebagai contoh, inti genom
yeast mengandung sekitar 300 gen pengkode protein yang fungsinya secara
khusus pada mitokondria. Genom mitokondria ini, hanya mengandung 8 gen
pengkode protein. Kiranya, beberapa gen inti yang menghasilkan fungsi dalam
14
mitokondria dahulu merupakan bagian genom mitokondria, yang saat ini kapasitas
kodenya sangat terbatas. Meskipun genom mitokondria dengan kapasitas kode
terbesar, pada flagela heterotrop Reclimonas americana, hanya mengandung 62
gen pengkode protein, jauh lebih kecil dari jumlah gen yang dibutuhkan untuk
kehidupan.
Selain mitokondria dan kloroplas, banyak organela eukariotik lain yang
diturunkan melalui endosimbiosis di antara organisme independen. Margulis, dkk
(1979) mengusulkan bahwa flagel, silia, dan organel yang lain dari sel motil
diturunkan dari spirochetes yang lalu diasosiakan bersimbiosis dengan nenek
moyang eukariot. Jikausulan tersebutternyatabenar, makaorganeliniharustelah
mengalamiminiaturisasi genom maksimalyaitu, mereka telah kehilanganseluruh
genommereka.
Contoh menarik reduksi genom yang mengikuti endosimbiosis mencakup
Chlorarachniophyta, sekelompok amoeba berflagel yang memperoleh kapasitas
fotosintesis dengan menelan dan mempertahankan flagel alga hijau (kelas
Ulvophyceae).
Alga
endosimbian
mempertahankan
kloroplas,
nukleus,
nukleomorph
antaragenyang
merupakan
berdekatanlebih65bp,
lainnyaditranskripsi,
dan
gen
ruangrata-rata
tumpang
tindihdan
gentersebut
15
(~70.000 bp) yang mengandung hanya 42 gen. Dapat dipahami, semua gen untuk
fotosintesis dan klororespirasi tidak tersedia. Belum jelas, mengapa semua
kloroplas yang dikode gen RNA polimerase, gen pengkode protein ribosom dan
banyak gen sepesifik tRNA yang akan hilang.
Sebelumnya, parasit seluler dari Mycoplasma genitalium diiringi dengan
miniaturisasi genome akibat kehilangan gen. Namun, harga genomik dalamarah
yang
berlawananyang
harus
dibayaruntuk
mempertahankanparasitisme:
terutama
genus
karenagenomintieukariotikberasal
gandasementaraprokariotasekiranyahanya
Calothrix.
dari
memiliki
Namun,
replikasi
satu,
eukariota
dapatmengalami replikasi DNA dalam jumlah yang lebih besar dari DNAtiap
satuan waktudaripadaprokariota.
Variasi nilai C dalam eukariot jauh lebih besar daripada bakteri, dari 8,8 x
106 bp sampai 6,9 x 1011 bp, kira-kira 80.000 kali lipat (Tabel 2.3). Protista
uniseluler, terutama amoeba sarcodine menunjukkan variasi nilai C yang terbesar
melebihi kisaran 20.000 kali lipat. Dalam perbandingannya, rentangan dari nilai C
pada seluruh kingdom animalia, dari porifera sampai manusia, kira-kira hanya
3.000 kali lipat. Tiga kelas amniota (mamalia, burung, dan reptilia) tidak termasuk
diantara eukariot dalam variasi ukuran genom mereka yang kecil (hanya sampai
empat kali lipat). Untuk kelas yang lain, dari data nilai C yang ada, menunjukkan
variasi minimal 100 kali lipat.
16
Ratio
(Highest/Lowest)
77,955
8,553
21,383
367
72
694
19,433
24
167
2,837
1
2
31
6
13
32
75
6
9
4
11
409
91
4
1
4
1
1
4
6,140
375
3,133
17
2,500
eukariotiktampaknyatidak
17
definisitidak
kompleksitasorganismik.Karena
itu
ada
tidak
perbedaandalam
dapat
diasumsikan
harusnya
dijelaskan
mengapatampaknyabegitu
banyak
adanya
penentuan
sekuen
genomyang
sepenuhnya,
18
19
lipat variasi dalam DNA inti. Jumlah gen berkorelasi positif dengan kompleksitas
sedangkan ukuran genom tidak. Kompleksitas adalah variabel yang sulit
didefinisikan, variasi khusus pada rantai molekul mRNA menjelaskan tentang
nilai C paradox. Sementara perbedaan kecil pada daerah pengkode dan nonpengkode diantara organisne yang berbeda, tidak ada hubungannya dengan
panjang gen dan ukuran genom. Contohnya mRNA hanya sedikit lebih panjang
pada organisme multiseluler daripada protista (1.400-2.200 bp dibanding 1.2001.500 bp). Meskipun demikian organisme dengan genom yang lebih besar tidak
selalu menghasilkan protein yang lebih besar. Perbedaan pada ukuran gen
(panjang intron dan daerah non-kode lainnya) tidak dapat menunjukkan jumlah
variasi pada ukuran genom. Gen hewan 3-7 kali lebih panjang dibandingkan
panjang rata-rata gen protista dan gen dari vertebrata 2-4 kali lebih besar daripada
semua invertebrata, tidak ada hubungan antara ukuran genome dan rata-rata
panjang gen.
Mengenai jenis lain dari DNA genik, berkorelasi positif antara duplikat dari
beberapa RNA-gen spesifik dan ukuran genom. Korelasi tersebut tampak pada
ukuran genom dan jumlah copian dari gen yang tidak diterjemahkan yang terlibat
dalam replikasi kromosom segregasi, dan rekombinasi selama miosis dan mitosis.
Meskipun demikian gen hanya menyusun fraksi dari genom, misalnya variasi
pada jumlah RNA-gen spesifik dan gen yang tidak diterjemahkan tidak dapat
menjelaskan adanya variasi pada ukuran genom.
Cara lain untuk membandingkan jumlah gen antara dua genom adalah
membandingkan polysomal polyadenilated RNA complexity. Panjang total dari
berbagai molekul mRNA dihasilkan oleh suatu jaringan khusus. Perbandingan ini
juga menunjukkan tidak adanya korelasi antara jumlah gen dan ukuran genome.
Contohnya polysomal RNA complexity pada hati ayam adalah 2 x 10 nukleotida,
sedangkan polysomal RNA complexity pada hati tikus adalah setengah dari
jumlah pada hati ayam, walaupun pada kenyataannya ukuran genom pada tikus
lebih dari dua kali ukuran genom ayam.
Ringkasnya,fraksiDNAnongenicsebagai
pelakutunggal
untuknilai
20
upayauntuk
besarDNAnongenicdalam
denganproses
genomeukariota,
yang
menjelaskankeberadaansejumlah
pertama
kita
harus
berurusan
dapatmembawapeningkatanukurangenom.Kita
manaurutan
tertentudilipatgandakandenganmenghasilkanDNA berulang.
a. Poliploidi
Sejak genom eukariot bertambah besar secara signifikan daripada semua
bakteri, evolusi eukariot dari prokariot sebagai nenek moyangnya telah
menyebabkan pertambahan ukuran genom. Adabeberapamekanisme molekulerdi
mana dapat menyebabkan peningkatan ukurangenom. Salah satunya adalah
mekanisme polyploidisasi, penambahan satu set kromosom atau lebih. Satu
organisme yang memiliki sel mengandung 4 copian dari autosom lain dinamakan
tetraploid, satu dengan enam copian dinamakan hexaploid dan seterusnya. Gamet
dari organisme polyploid tidak haploid, dan gamet dengan jumlah autosom ganjil,
misalnya tanaman pisang triploid (Musa acuminata) tidak dapat mengalami
meiosis dan reproduksi seksual.
Ada dua tipe utama dari polyploidy: allopolyploidy keadaan yang muncul
dari turunan kromosom tertentu dan autopolyploidy pembelahan berkali-kali dari
serangkaian kromosom dasar. Allopolyploidy umumnya terdapat pada tanaman.
Contohnya gandum (Triticum aestivum) adalah sebuah allohexaploid yang terdiri
dari tiga set kromosom yang berasal dari tiga macam spesies diploid (Aegilops).
Pada bagian ini kita dapat menemukan adanya autotetraploidy (tetraploid
sederhana), juga disebut dengan duplikasi genom atau genom ganda.
Penggandaan genom terjadi sebagai akibat dari kurangnya pemisahan kromosom
betina selama replikasi DNA.
Tetraploid adalah mutasi yang sering terjadi di alam. Sebenarnya tetraploid
somatik dijumpai hampir pada seluruh organisme, meliputi protista, alga,
21
pada
beberapa
kasus
kejadian
tertraploidisasi
mungkin
22
diamati pada echinodermata, serangga, dan fungi, dan jumlahnya lebih kecil
daripada dalam amfibi dan ikan bertulang. Penggandaan genom tampak menjadi
mekanisme utama dari evolusi dalam ukuran genom pada eukariot. Lingkaran lain
dari penggandaan genom akan melibatkan sebagian kecil DNA yang hilang,
seperti jumlah DNA setelah lingkaran lain ditambahkan oleh faktor ringan yang
lebih kecil dari dua.
Genom mamalia kira-kira 1.000 kali lebih besar daripada genom bakteri dan
diasumsikan bahwa genom duplikat jarang terlibat dalam perbesaran genom, kita
dapat menyimpulkan bahwa kira-kira hanya sepuluh lingkaran genom duplikat
yang diperlukan untuk memperbesar genom dari ukuran bakteri primordial.
Duplikat genom terjadi rata-rata sekali setiap 300-350 juta tahun. DNA
menyebabkan pertambahan dalam kelangsungan model oleh penambahan
potongan kecil dari DNA, dapat diartikan dari transposisi atau pindah silang,
kemudian genom berkembang dari ukuran bakteri ke ukuran mamalia seharusnya
mendekati 6-7 nukleotida per tahun. Meskipun genom ganda dan penambahan
nukleotida bukan proses yang saling menguntungkan.
23
dari enzim yang dihasilkan oleh lokus triplet, duplet, dan tunggal pada gandum
masing-masing 57%, 25%, dan 18%.
Poliploidi merupakan suatu faktor penting dalam spesiasi. Khususnya
reproduksi seksual autotetraploid diisolasi secara otomatis dari progeni diploid
karena mereka menghasilkan gamet diploid, dan akan membentuk kombinasi
dengan gamet haploid dari diploid, mereka akan menjadi progeni triploid.
Organisme dengan jumlah autosom ganjil tidak dapat bereproduksi secara seksual,
jadi poliploidi menggambarkan mekanisme isolasi reproduksi.
b. Polisomi
Aneuploidi menunjukkan pada kondisi yang mana jumlah kromosom dalam
sel tidak terintegrasi dari tipe susunan haploid pada spesies. (Euploidymengacu
pada
sejumlahkromosom
yangmerupakan
jumlahkromosomhaploid).Karena
kelipatanyang
berhubungandengan
tepat
dari
mekanismeyang
cerevisiaetelah
lamadicurigai
Secara
sistematikhasil
24
Gambar 2.6 Lokasi dari 54 daerah duplikasi yang tidak tumpang tindih (kotak yang solid)
dalam genome yeast. Terdapat dua salinan pada tiap daerah duplikasi yang
memberikan jumlah yang sama dibawah kotak (jumlah yang ditunjukkan
dalam urutan kejadian kromosomal). Jumlah gen homolog dalam tiap
daerah duplikasi ditunjukkan pada kotak diatasnya. Jumlah kromosom
diberikan dalam angka romawi.
25
dengan penataan ulang genom dan hilangnya banyak gen duplikasi redundan.
Terdapat dua alasan yang mendukung model yang terakhir. Pertama, 50 di daerah
yang diduplikasi dipertahankan dengan orientasi sama dengan mengarah ke
sentromer. Yang kedua, berdasarkan pada distribusi Poisson, 54 daerah duplikasi
independen yang diharapkan menghasilkan sekitar 7 daerah triplikasi, tetapi tidak
ada yang diamati.
Wolfe dan Shields (1997) mengajukan teori bahwa S. Cerevisiae pada masa
lalu sebagai individu tetraploid, dibentuk dari fusi 2 nenek moyang genom khamir
diploid, terjadi kira-kira 100 juta tahun yang lalu pada 4 nenek moyang spesies
Saccharomyces setelah penyimpangan dari S. kluyveri. Spesies baru kemudian
menjadi cryptotetraploid dan kira-kira 92% dari duplikasi sekuen gen yang hilang
atau delesi. Terdapat 70-100 gangguan yang dipetakan (misalnya translokasi
secara regional) diperlukan untuk menjelaskan duplikasi kromosom yang terjadi
saat ini (Gambar 2.7)
Gambar 2.7 Skenario skematis dari jumlah gen dan evolusi urutan gen dalam
penduplikasian genom seperti halnya pada yeast. Genom skematik
ditunjukkan dengan dua kromosom (satu kotak) dan 26 gen (A sampai Z).
26
Huruf besar dan huruf kecil digunakan untuk membedakan diantara dua
rangkaian asli dari kromosom. Pada tahap terakhir, pengaruh dari kejadian
rekombinasi dalam jangka waktu dua gen paralog yang ditunjukkan.
Kejadian ini menghasilkan dua gen hibrid yang baru dan urutan gen yang
baru.
diketahuibahwavertebratamemilikigenlebih
besar
mengungkapkan
invertebratabiasanyaberhubungan
kromosom
yang
hingga
berbeda.
bahwagen
tunggal
empatgendengan
vertebratapada
Apalagi,tampaknya
bahwaurutandari
olehdua
putarantetraploidization,
quadruplicationgenom.
dengan
sehingga
terbentuk
demikian,vertebratamungkin
sebenarnyacryptooctoploids.
dilakukan
untukmemecahkanparadoksnilaiC,
danberikut
akan
Menuruthipotesis
ini,
seluruhnyafungsional.akibatnya,
kelebihan
jika
terjadi
DNAhanyasemu
delesi
pada
danDNAitu
DNA
akan
27
proses evolusi dan tidak mempengaruhi kemampuan organisme, tetapi ini akan
diteruskan dari generasi ke generasi yang tak terbatas.
28
digenom
dansecara
seleksiintragenomikkarena
aktifdipertahankanoleh
tingginya
dalam
tingkat
fraksinongenik(Orgel
dan
Crick1980;DoolittledanSapienza1980).DNASelfishmemiliki
duasifat
yang
inang,
atau
yang
sebenarnyajustru
merugikan.Mekanismeutama
untukmemperkuatDNAselfishadalahtransposisiduplikasi,dan
yang
paling
danDNA
sampahadalah
bahwasebelumnyamampumelakukanamplifikasisendiri,sedangkan
yang
kesetimbangansemu,
dimana
proses
seleksiDNAselfishterlalu
eliminasioleh
lambatuntuk
mengimbangilajuakumulasi.DNAselfishmemilikikecenderungan meningkatdalam
genom.Namun,
tidakdapat
meningkat
tanpa
batas
waktu,
karena
bahwaDNAbertindak
sebagai
"nukleoskeleton"
yang
29
mempertahankanvolumeintipada
volumesitoplasma.Karena
besar,pilihanuntuk
ukuranproporsionaldengan
selyang
lebih
volumesel
besarmembutuhkanintiyang
tertentusecara
lebih
sekunderakan
semua
telahdikaitkan
hipotesisnukleotipik
denganfraksinongenik,
memiliki
satukesamaan:mereka
sedikit
sekali
indikasi
bukti
tentang
menjelaskan
hipotesis
seleksionis.Bahkan,
bahwasebagian
sekarangdianggapDNAnongenikmemangtidak
besarapa
yang
memilikiinformasigenetik,
mereplikasisejumlah
mungkin
mempertahankansejumlah
telahditemukan
besarDNAnongenikyang
ada
beberapa
besarDNAnongenik.
besaruntukmutagendarigenom
kelemahandalam
Pertama,genom
menunjukkansensitivitas
yang
yangkecil
danAthanasiou1975).Kedua,mempertahankandan
besarDNAnongenikmungkinmempersulit
tidak
yangbesar
lebih
(Heddle
mereplikasisejumlah
atau
membebaniorganisme
diterimabahwa
DNAnongenikhanyadapat
dikumpulkansampai
kebutuhanuntukorganismebereplikasimenjadisignifikan.
Sangat sulituntuk membedakan antarahipotesisseleksionis intragenomik dan
hipotesisnetralisdalam tingkatankonseptual,apalagiuntuk menguji berdasarkan
data yang empirik.DNAselfishmungkin memangmenjadi kontributor utamadari
DNAnongenik,
meskipun
menghasilkanDNAtersebut.
ada
mekanismepenting
Namun,juga
benar
lainnyauntuk
bahwasebagian
30
ini
mengalami
kondisi
degenerasielementransposabel-dimana
membedakanantaraeksperimenDNA
sampahdanpenjelasannucleoskeletalmemang
cukupsulit,PageldanJohnstone(1992)mengusulkan
duaekspektasiyang
berasal
tingkatperkembanganakan
Sebaliknya,perkiraanhipotesisnucleoskeletaladalah
diperkirakan.
untukkorelasi
positifantara
secara
cepattumbuhbiasanya
perlahan,sedangkanorganismeyang
memilikisellebih
menuruthipotesisDNAskeletalkorelasinegatif
lebih
kecil.Jadi,
antaratingkatperkembangan
danukuran
genomterjadi
kemudian,
sebagai
akibat
24spesiessalamander.
Ukurangenominti
ditemukanberkorelasinegatifdengan
tingkatperkembangan,bahkansetelah
penghapusan
efekvolumeinti
diketahuisaat
Gordon1995;Jockusch1997).Tidak
yangmemecahkanparadoksnilai
C.
Semua
ini(Martindan
ada
penjelasantunggal
mekanismedi
atas,
danbanyak
31
tidak
adanyaperbedaannukleotipik.Yang
kemungkinanmekanistik:
baik
sampah,
perbedaandalam
atau
ada
ada
tersisa
perbedaandalam
hanyalah
dua
tingkatakumulasiDNA
tingkatorganisme
berbedayang
menghilangkanDNA sampah.
Untukwaktu
yang
cukup
lamatelah
genomspesiesDrosophilamengandungpseudogenyang
diketahuibahwa
sangat
sedikit
(Vanin
bahwakematianHelenaretroposonsakibat
padatingkatyang
luar
biasatinggi
pengahapusan
daerah
DNAyangtidak
mengikutitingkat
Asumsimereka
terbatas
adalah
bahwatingginya
padaelemenHelenasendiri,
tetapibahwa
etal.1998).Perbedaanini
tetapi
dikaitkan
jika
faktor
bahkan
inidiperhitungkan,genomD.virilismasih
dariDmelanogaster.
dapat
Dalamperbandingannya
sekitar36%lebih
besar
115intronlengkapdikumpulkan
D.melanogaster(masing-masing
394dan
283;
32
dengandua
fiturutama:pengulangansekuen,dan
kompartementalisasimenjadi
fragmenyang
berbedaditandai
dengankomposisinukleotida spesifik.
DNA berulangterdiri darisekuen nukleotidadari berbagai panjangdan
komposisiyang
terjadibeberapa
kalidalam
genom,
baik
bersama-
tunggalatau
DNA
unik.
Proporsigenomdiambil
olehsekuens
Pada
menutupnyasampai
mamalia,
hingga
90%
pada
60%
dari
DNAadalahberulang.Pada tumbuhan, proporsinya bisa melebihi80%,dan nilainilaiyang jauh lebih tinggijuga telahterdaftar (Flavell 1986).
Studiklasikkinetika
reaksireasosiasiDNA
denganBrittendanKohne(1968)menunjukkan
bahwagenomeukariotatingkat
dan
membentukjepit
setelahDNAterdenaturasiyang
FraksiDNAfoldbackbiasanya
terdiri
dariurutanpalindromikyang
rambutberuntai
kemudian
dapat
strukturgandasegera
diizinkan
sangatkecil,meskipun
untukrenaturasi.
di
33
darisatusalinansekuen,dankarena
sifatpewarnaandalam
lebih
dua
definisikomponengenom,
DNAyangreannealsebesar
untukmembagiurutan
inike
terdapatsekuens
nilaiC0tmenengah.Iniadalah
dalam
DNAyang
kebiasaan
sangatrepetitif
danDNA
yang
bahkanjutaankali.Dalampersiapankaryological,
diulangribuan
fraksi sangat
berulangtampak
ratusankali.
Terdapat
suaturangkaiandari
34
beberapaspesies,lokasi
pengulangan
sekuen
DNAdapat
3,6x
106kali.Anehnya,
35%
genomdari
kode
sekuen
sebuahkomposisinukleotidayang
berulang
seragamyang
memiliki
menunjukkan
bahwa,
pada
satu
atau
lebihpitatebalyangjelas
dibedakan
dariapusanyang
antenarius,sampai
mencapai
73%
pada
patogen
trypanasomal
dariDNAsatelit5-30%.
Jumlah
DNAsatelitpada
tanamandapat
berulang
tersusunsecara
mencapai40%dari genomtotal.
Dalam
beberapa
tandemditemukanpada
spesies,
urutan
semuakromosom,sementara
lokasikromosomtertentu.Sebagai
contoh,
darigenomDrosophilanasutoidesterdiri
besarterlokalisasi
padasalah
satu
dari
dari
yang
lainnyadibatasipada
lebihdari
60%
DNAsatelit,
dansebagian
empatautosom
dankromosom
35
1985).Tidak
semualokasi
pengulangan
DNA
terdiri
daripengulanganpendek.Misalnya,pauspembunuh,Orcinusorca,mengandung
sekitarsetengah juta kopidari sekuenpanjang 1.579bp, terhitung sekitar 15%
darigenom(Widegren etal.1985).
Gambar
2.9
sebagian
berulang
individu.Akibatnya,
tidakmenurunkanataumeningkatkanketahanan
evolusi
sekuenstersebuttidak
dipengaruhi
olehseleksi
tingkatpergantianlokasi
sekuen
berulang
susunanbaru
dapatterus
menerusdiciptakan
olehprosesduplikasi
DNA(Walsh1987).
Usulanbahwa pengulangan sekuensecara tandempada DNA sampahpada
dasarnyamenunjukkan
bahwakehadiran
tidak
mereka
adanyaefekfenotipik.
atau
tidakdalam
Selain
itu,diasumsikan
jumlahyang
bervariasitidak
36
campuranyang
terdiri
darilalatdengan
lalatdengan
700kopian
memilikikeberadaanlebih
tinggi
darilalat
lain
di
manasekuenberulang
kamitidak
secara
mengetahui
tandemditunjukkan
untukmempengaruhiketahanan.
b. Penyebaran Sekuen Berulang
Kelas keduadari pengulangan DNAterdiri dariurutanyangtersebar di
seluruhgenom.Salinandari
penyebaran
sekuen
berulang
ditemukan
sekuen
berupatandem
sederhanasesuai
unityang
berulang,jumlah
dengan
ukurandari
yang
tiap
dariminisatellitestersebar.
Telah
diperkirakanbahwa
mikrosatelit
manusia
terdiri
daripengulangandinukleotidaCA.Terdapatsekitar 50.000salinanmikrosatelitdalam
genom manusiayaitu, satu susunansetiap 30Kb(Hudson et al1992.).
Tabel 2.5 Klasifikasi Pengulangan Sekuen
37
dimediasifosil
transposabel.Kelimpahan
dandistribusirelatif
Gambar 2.10 Kelimpahan relatif dan distribusi genom manusia melalui kelas
pengulangan yang berseling pada daerah dengan kandungan
GC.Distribusi hampir komplementer dengan pengulangan dari Alu dan
LINE1.
38
Genommanusia
mengandungdua
families,
LINE1(LI)
dan
15%
darigenom.FamilyLItelah
mamaliasebelumterjadinya
aktif
dalamgenom
perbedaanantaramarsupialdanplacentals.Asal
dari
dari
semua
urutanLItersebut
dipotongdi
ujung5dantidakditranskripsiatauretrotransposed. TingkatperbedaanurutanLIantara
spesiesjauh
lebih
besar
daripadaderajatperbedaanantarasalinanLIyang
yang
menunjukkan
mampumelakukan
replikasi
bahwa
transposisi.
elemen-elementidak
Kemudian
berbentuk
bahwapenyebaranelemenL1dalam
genomtergantung
padasejumlah
kecilelemensumber.Akibatnya,elemen
L1dalam
manusiajuga
diturunkanfamilyAlu,
dengan
mengandungdua
sekitar
familiesSINE,7SLyang
1.100.000salinanatau
10%
danretrotransposon(~5%dari
genome),
sisa-sisa
39
organismeyangsecara
menunjukkannilaiCyang
sangat
perbandinganantaraspesies
sama.Perbedaandalam
morfologisdananatomismirip
berbeda.Ini
yang
lebihjelas
termasuk
ukurangenomdapat
daripadadalam
dalamgenus
dijelaskanoleh
yang
perbedaandalam
satu
sepenuhnyadijelaskan
lainnilaiC-nya,
perbedaan
olehpengulangan
genom,seringpuladengan
tandemsederhana.Selain
sama
perbedaan
itu,
setiap
dapat
fraksinongenicdari
dalamjumlahpengulangan
kali
taksonditemukandi
50%
mamaliaeutherianlainnya.Perbedaan
olehkurangnyamikrosatelit
AT
cukup.Demikian
kurangnya
juga,
danGC,
ukuran
tersebutdisebabkan
yang
pada
variasiukuran
mamalia
laintersedia
genomrelatif
pada
40
sekarang.
AmplifikasiDNAmengacu
meningkatkanjumlah
pada
setiapmekanismeyang
salinangenatau
sekuenDNA
yang
terjadidalam
menyebabkanpeningkatan
secara
sekuenDNA.Dalam
ini
hal
kehidupansuatu
tiba-tiba
dibedakan
organismedan
dalamjumlah
menjadi
salinandari
amplifikasi,
yang
melalui
pelipatgandaan
luarkromosom.Amplifikasihorisontalmengacu
sekuen
tertentudi
padaprosespenciptaanbeberapa
yangkemudian
unitextrachromosomaltambahanyang
dapat
menghasilkanbanyak
mengandungpengulangantandemdari
41
Gambar 2.11. Model Rolling Circle dari Amplifikasi Gen pada Oosit Amphibi. rRNA
kromosomal disusun dalam susunan tandem yang berisi bagian
transkripsi (hitam) dan daerah nontranskripsi (putih). Amplifikasi
melibatkan pembentukan salinan ekstrakromosom sirkuler yang berisi
jumlah variabel pengulangan, yang kemudian diamplifikasi melalui
beberapa putaran dari replikasi rolling circle. Keperiodikan akan berubah
mengikuti amplifikasi rolling circle.
42
yang lebar. Ini bisa terjadi jika gen pemeriksa berada dekat dengan batas antara
dua isokor, sehingga kerusakan acak menghasilkan fragmen pembawa gen dengan
komposisi berbeda.
Korelasi positif antara level GC pada gen, ekson dan intron dan level GC
pada daerah DNA yang besar dimana mereka menempel. Berlawanan dengan
klaster dan globin pada manusia berisi GC rendah. dan gen globin seperti
mengandung GC rendah dan menempel pada daerah yang miskin GC. Sedangkan
dan gen globin seperti , pada sisi yang lain merupakan dearah kaya GC dan
menempel pada daerah tersebut. Konten GC yangberada pada derah pengkode
memelihara lebih tinggi daripada yang berada di daerah sisi (gb. 8.32). level GC
pada posisi kodon ketiga lebih merata daripada yang berada pada daerah intron,
yang berbelok lebih tinggi daripada yang berada di daerah sisi ujung 5 dan 3.
43
44
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Evolusi genom adalah kajian evolusi pada tingkat genom yang mengarah pada
petunjuk adanya evolusi pada organisme.
2. Variasi ukuran genom di antara organisme sangat bervariasi. Variasi ini dapat
dilihat dari nilai C yang menentukan ukuran genom tiap-tiap organisme.
3. Peristiwa evolusi pada kode genetik dapat diketahui dengan melihat distribusi
gen dan elemen genetik lainnya diantara isokor. Hampir 30% semua gen
manusia merupakan komponen berat (H3) yg hanya mewakili 3-5% genom.
Sangat jarang gen panjang pada isokor yang kaya GC. Asal dari isokor yang
kaya GC masih sebagai misteri atau kontroversi. Cenderung merupakan
segmen DNA panjang (300Kb atau lebih) salah satu dari GC yang kaya /GC
miskin, tidak ditempatkan pada variasi GC, seperti yang diperiksa diantara
daerah variasi gen.
B. SARAN
Pembahasan terkait dengan korelasi negatif antara ukuran genom dengan
tingkat perkembangan perlu dikembangkan lagi untuk menemukan kontribusi
relatif pada tiap-tiap organisme. Hal ini dilakukan mengingat mekanisme yang
mempengaruhi ukuran genom tersebut dapat bekerja secara mandiri atau
bakkan secara simultan.
45
DAFTAR PUSTAKA
Pembagian
46