Malformasi
Deformasi
Disrupsi
Diplasia
3. Cerebral palsy
4. Club foot
5. Dislokasi panggul bawaan
6.Hipotiroidisme kongenital
7.Defek saluran pencernaan, diantaranya adalah:
- Atresia esofagus (kerongkongan tidak terbentuk sempurna)
- Hernia diafragmatika
- Stenosis pilorus
- Penyakit Hirschsprung
- Gastroskisis dan omfalokel
- Atresia anus
- Atresia bilier
8.Sindroma Down
9.Fenilketonuria
10.Sindroma X yang rapuh
11.Distrofi otot
12.Penyakit Tay-Sachs
13.Sindroma alkohol pada janin
Diagnosis
Dalam menegakkan diagnosis postnatal kita perlu beberapa pendekatan,antara lain:
Saat prenatal
Riwayat ibu: usia kehamilan, penyakit ibu seperti epilepsi, diabetes melitus, varisela,
kontak dengan obat-obatan tertentu seperti alkohol, obat anti- epilepsi, kokain,
dietilstilbisterol, obat antikoagulan warfarin, serta radiasi.
Riwayat Persalinan
Posisi anak dalam rahim, cara lahir, lahir mati, abortus, status kesehatan neonatus.
Riwayat Keluarga
Adanya kelainan kongenital yang sama, kelainan kongenital yang lainnya, kematian bayi
yang tidak bisa diterangkan penyebabnya, serta retardasi mental.
Pemeriksaan Fisik
Mulai dari pengukuran sampai mencari anomali baik defek mayor maupun minor.
Biasanya bila ditemukan dua kelainan minor, sepuluh persen diserai kelainan mayor.
Sedangkan bila ditemukan tiga kelainan minor, delapan puluh lima persen disertai
dengan kelainan mayor.
Pemeriksaan Penunjang
Sitogenetik (kelainan kromosom), analisis DNA, ultrasonografi, organ dalam,
ekokardiografi, radiografi, serta serologi TORCH. Pemeriksaan yang teliti terhadap
pemeriksaan fisis dan riwayat ibu serta keluarga kemudian ditunjang dengan melakukan
pemotretan terhadap bayi dengan kelainan kongenital adalah merupakan hal yang
sangat penting dibanding dengan pemeriksaan penunjang laboratorium.
Pengobatan
Pada umumnya penanganan kelainan kongenital pada
suatu organ umumnya memerlukan tindakan bedah.
Beberapa contoh kelainan kongenital yang
memerlukan tindakan bedah adalah hernia, celah bibir
dan langit-langit, atresia ani, spina bifida, hidrosefalus,
dan lainnya.
Pada kasus hidrosefalus, tindakan non bedah
yang dilakukan adalah dengan pemberian obat-obatan
yang dapat mengurangi produksi cairan serebrospinal.
Penanganan PJB dapat dilakukan dengan tindakan
bedah atau obat-obatan, bergantung pada jenis, berat,
dan derajat kelainan.