Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN EMFISEMA
Identitas Klien
Nama : Tuan A
TTL : 17/11/1970
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 40 tahun, 5 hari
Pekerjaan : Buruh bangunan
Nama Ayah/ Ibu : Tn. M (Alm) / Ny.M
Pekerjaan Istri : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Kedinding 78, Surabaya
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pendidikan terakhir : SD
Pendidikan terakhir Istri : SD
Diagnosa : Emfisema
Tuan A tinggal bersama istri dan dua anaknya. Tuan A mengeluh sesak napas, batuk, dan
nyeri di daerah dada sebelah kanan pada saat bernafas. Banyak sekret keluar ketika batuk,
berwarna kuning kental. Tuan A tampak kebiruan pada daerah bibir dan dasar kuku. Tuan A
merasakan sedikit nyeri pada dada. Tuan A cepat merasa lelah saat melakukan aktivitas.
3. Riwayat Penyakit dahulu :
Tuan A selama 3 tahun terakhir mengalami batuk produktif dan pernah menderita pneumonia
4. Riwayat Keluarga :
Tidak Ada
2.
Tanda-Tanda Vital :
S
: 37,40C
:102 x/mnt
TD
:130/80 mmHg
RR
: 30 x/mnt
Mulut : bersih
Mukosa : lembab
6. Muskuloskeletal/integument B6 (bone)
Turgor kulit : Berkeringat
Massa otot : menurun
pO2 : 75 mmHg ()
c)
pCO2 : 50 mmHg ()
d)
SO3 : 100%
Analisa Data
No
1.
Data
DS:
Etiologi
Infeksi / pneumonia
Polusi
DO:
Usia
a) pO2 : 75 mmHg ()
Ekonomi rendah
b) pCO2 : 50 mmHg ()
Merokok
c)
SO3 : 100%
Inflamasi
Masalah
Gangguan
pertukaran gas
Pelebaran ruang
udara di dalam paru (bronkus
terminal menggembung)
CO2 meningkat
/ udara terperangkap dalam
paru
Sesak
RR > 20 x/menit
CO2 hiperkapnia
O2
hipoksia
Pola napas
tidak efektif
Destruktif kapiler paru
2.
DS :
Klien mengeluh berat saat
bernapas
Penurunan perfusi O2
-Sianosis
DO :
Retraksi otot bantu
napas
-
Penurunan
perfusi jaringan perifer
RR : 30 x/menit
Penurunan ventilasi
4.
DS :
Klien mengeluh adanya rasa
penuh di tenggorokan
Sesak (dyspnea)
DO :
Nyeri dyspnea
Produksi sekret
meningkat karena klien tidak
bisa batuk efektif.
Reflek batuk
Ditemukan suara napas menurun
ronchi
Sekret tertahan
DS :
Klien selalu mengeluh
kelelahan dan lemas
Intoleransi
aktivitas
Ronchi
DO ;
RR meningkat setelah
melakukan aktivitas
Cepat lelah saat
beraktivitas
Ventilasi menurun
Upaya menangkap O2
meningkat
RR meningkat
Kelelahan
Intoleransi aktivitas
suplai
3.7 INTERVENSI
No. Diagnosa
Tujuan
Kriteria Hasil
1. Gangguan pertukaran
1. Pertukaran gas pasien
gas berhubungan
kembali normal
dengan kerusakan
2. Tidak terjadi perubahan
alveoli yang reversible
fungsi pernapasan.
3. Pasien bisa bernapas
normal tanpa
menggunakan otot
tambahan pernapasan.
4. Pasien tidak mengatakan
nyeri saat bernapas.
5. PCO2 , PO2, dan SO2
normal
6. Lakukan latihan
pernapasan dalam dan
tahan sebentar untuk
membiarkan diafragma
mengembangkan secara
optimal.
7. Posisikan pasien dengan
posisi semi fowler agar
pasien bisa melakukan
respirasi dengan
sempurna.
8. Kaji adanya nyeri dan
tanda vital berhubungan
dengan latihan yang
diberikan.
Intervensi
1. Kolaborasi :
Berikan oksigen sesuai
indikasi
Berikan penekan SSP
(anti ansietas sedatif
atau narkotik) dengan
hati-hati sesuai indikasi
Rasional
1. Pa
de
1. Me
pa
1. Ev
ke
me
da
kri
2. Me
ke
na
3. Me
de
ma
da
tug
4. Me
pe
sam
do
2.
1. Ve
no
1.
1. Tid
pe
pe
1. Un
ke
Se
un
efe
2. Ma
an
me
hip
1. Us
me
pa
3.
Mengatasi masalah
ketidakefektifan jalan napas
nafasnya
5. Air hangat dapat
mengencerkan sekret
6. Batuk efektif akan
membantu
mengeluarkan sekret.
7. Jalan nafas bersih.
4.
Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
ketidakseimbangan
antara kebutuhan dan
suplai oksigen.
3.8 Implementasi
Lakukan tindakan sesuai dengan intervensi yang akan diberikan.
3.9 Evaluasi
1. Diagnosa 1 : a. Pasien bisa bernapas normal tanpa menggunakan otot tambahan pernapasan
b. Pasien tidak mengatakan nyeri saat bernapas.
2. Diagnosa 2: a. Pasien memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif dan mengalami
perbaikan pertukaran gas pada paru.
1. Un
ke
mu
ag
2. Pe
se
me
me
ke
kli
3. Me
kli
ser
me
ya
me
pe
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari penjelasan isi makalah diatas adalah sebagai
berikut :
1. Emphysema (emfisema) adalah penyakit paru kronis yang dicirikan oleh kerusakan pada
jaringan paru, sehingga paru kehilangan keelastisannya. Gejala utamanya adalah
penyempitan (obstruksi) saluran napas, karena kantung udara di paru menggelembung
secara berlebihan dan mengalami kerusakan yang luas.
2. Terdapat 3 (tiga) jenis emfisema utama, yang diklasifikasikan berdasarkan perubahan
yang terjadi dalam paru-paru : PLE (Panlobular Emphysema/panacinar), CLE
(Sentrilobular Emphysema/sentroacinar), Emfisema Paraseptal.
3. Asuhan keperawatan pada penderita emfisema secara garis besar adalah membantu
menjaga keseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen klien.
3.2 Saran
Sebagai perawat diharapkan mampu untuk melakukan asuhan keperawatan terhadap penderita
emfisema. Perawat juga harus mampu berperan sebagai pendidik. Dalam hal ini melakukan
penyuluhan mengenai pentingnya hal-hal yang dapat memperberat penyakit, hal-hal yang harus
dihindarkan dan bagaimana cara pengobatan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA